Ratifikasi Statuta Roma Sekarang
17
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Mahkamah Pidana Internasional Dengan meratiikasi Mahkamah Pidana Internasional, Indonesia sebagai negara demokrasi
terbesar ketiga di dunia yang juga salah satu negara terpenting di kawasan Asia Tenggara dapat menjadi contoh yang baik dalam upaya perlindungan HAM khusunya bagi negara-negara
tetangganya, maupun negara-negara besar lainnya di dunia. Secara politis, Ratiikasi ini penting bagi pergaulan internasional karena akan menunjukan komitmen Indonesia yang tinggi dalam
pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia khususnya dalam penegakan hukum pidana internasional dan yang terpenting adalah ikut serta bersama masyarakat internasional dalam
menghapuskan praktik impunitas.
IV. Kerugian Tidak Meratiikasi Statuta Roma Pada 2008
a. Komitmen terhadap Perlindungan HAM
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa dengan meratiikasi Statuta Roma yang berisi aturan mengenai bentuk-bentuk kejahatan luar biasa extraordinary crimes yang bersifat
dinamis tetapi tidak diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP dapat memotivasi negara untuk memperbaiki sistem peradilannya, termasuk dalam hal hukum
acaranya. Mengingat bahwa setelah meratiikasi Statuta, negara pihak harus mempunyai aturan pelaksanaan yang berjalan sesuai isi Statuta Roma. Belajar dari pengalaman penegakkan hukum
di Indonesia, masih banyak terjadi praktek impunitas.
Para penguasa atau para komandanatasan masih bisa berlindung dari jeratan hukum karena alasan tugas negara atau karena ketidakmemadaian instrumen hukum Indonesia yang
memberikan celah untuk membebaskan mereka. Jika tidak segera meratiikasi Statuta Roma sebagai upaya untuk memutus rantai impunitas tersebut, maka komitmen Indonesia terhadap
perlindungan HAM dapat dianggap hanya sebagai retorika politis karena dalam prakteknya Indonesia tidak mendukung upaya-upaya yang mengarah pada kemajuan perlindungan HAM.
Dalam konteks ini, perlu dibangun pemahaman bersama bahwa kepentingan nasional national interest Indonesia bukan hanya menjaga kedaulatan negara sovereignty of the state, tapi bahwa
menghormati HAM juga bagian dari kepentingan nasional karena diakui dalam konstitusi.
b. Komitmen Indonesia untuk Memutus Rantai Impunitas
Bila Indonesia menunda untuk meratiikasi Statuta Roma pada 2008 maka dapat dikatakan bahwa Pemerintah Indonesia melanggar komitmen kepada rakyat Indonesia serta masyarakat
internasional sebagai upayanya untuk turut serta memutus rantai impunitas. Komitmen pemerintah tersebut telah ditegaskan dalam Keputusan Presiden No. 40 Tahun 2004 tentang
Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia AN HAM 2004-2009. Pemerintah selalu menggunakannya dalam berbagai kesempatan baik ditingkat nasional dan internasional sebagai
upaya untuk memperoleh kepercayaan rakyat, masyarakat internasional serta perbaikan citra sebagai bangsa yang menjunjung tinggi HAM.
Ratifikasi Statuta Roma Sekarang
18
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Mahkamah Pidana Internasional Sudah seharusnya pemerintah secepatnya merealisasikan ratiikasi Statuta Roma sebagaimana
telah direncanakan dalam AN HAM 2004-2009. Sekedar untuk mengingatkan komitmen dan dukungan Pemerintah Indonesia untuk memutus rantai impunitas yang terlihat dari pernyataan
Duta Besar Marty Natalegawa, Wakil Tetap Indonesia untuk PBB sebagai salah satu anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dalam menanggapi laporan Jaksa Mahkamah Pidana
Internasional soal Darfur kepada Dewan Keamanan PBB pada Desember 2007:
“My delegation condemns the continued gross violations of human rights and international humanitarian law in Darfur.
hese crimes are egregious afronts to the norms, rules and collective conscience of the international community. he perpetrators of those acts must be brought to justice…
Finally, we wish to underline the independence of the Court on the conduct of its work . We believe that once case has been referred to the Court, including by the Council, there should
be no interference in the legal process. At the same time, we recognize and underline the responsibility of the Security Council to ensure that Government of Sudan complies fully with the provisions
of Security Council resolution 1593 2005. here cannot be any impunity.”
Sepantasnya pernyataan ini akan lebih bermakna apabila pemerintah secepatnya meratiikasi Statuta Roma pada 2008. Dengan demikian Pemerintah Indonesia dapat membuktikan
komitmennya dan merealisasikan kata-kata dengan tindakan nyata.
V. Indonesia Siap Meratiikasi Statuta Roma Tahun 2008