STRATEGI PEMASARAN EKOWISATA BAHARI PULA

1

STRATEGI PEMASARAN EKOWISATA BAHARI PULAU HOGA TAMAN
NASIONAL WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Nurhidayati
Program Studi Manajemen STIE Enam Enam Kendari/Email: [email protected],

Abstract. This study aims to examine and analyze the effect of product, price, promotion, place,
people, and physical evidence to the satisfaction of visitors. Issues raised in this research is how to
influence the product, price, promotion, place, people, and physical evidence of an effect on visitor
satisfaction on Hoga Island attractions. In this study using a kind of explanatory research is a study
conducted to explain the causal relationship between the variables and testing hypothesis. In this case
describes the influence of relationship marketing mix which includes product, price, promotion, place,
people and the physical evidence to the satisfaction of the visitor attraction Hoga Island Wakatobi
National Park. The study was conducted by survey method distributing questionnaires to 135 visitor
attractions Hoga Island. Sampling studies using accidental sampling technique that is committed
again person or objecten countered by chance there. The results showed that the product, price,
promotion, place, people and physical evidence significantly influence visitor satisfaction Hoga Island
attractions.


Keywords: MarketingMix Product, Price, Promotion, Place, People, Physical Evidence, and Visitor
Satisfaction

2

1. PENDAHULUAN
Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik
jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan. Wakatobi merupakan
kependekan dari nama empat pulau besar yang ada di kawasan tersebut, yaitu Pulau Wangi-wangi,
Pulau Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau Binongko. Luas masing-masing pulau adalah Pulau Wangiwangi (156,5 km2), Pulau Kaledupa (64,8 km2), Pulau Tomia (52,4 km2), dan Pulau Binongko (98,7
km2). Kekayaan sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya dengan
panorama bawah laut yang menakjubkan menjadikan kepulauan Wakatobi dijuluki surga bawah laut di
antara pusat segitiga karang dunia (The heart of coral triangle centre) yaitu wilayah yang memiliki
keanekaragaman terumbu karang dan keanekaragaman hayati lainnya (termasuk ikan) tertinggi di
dunia, yang meliputi Philipina, Indonesia sampai kepulauan Solomon. Kekayaan keanekaragaman
hayati laut menjadikan Kepulauan Wakatobi ditunjuk sebagai Taman Nasional Laut berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan No 393/Kpts- VI/1996 tanggal 30 Juli 1996 dan ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan No 7651/Kpts/II/2002 tanggal 19 Agustus 2002 dengan luasan
1.390.000 Ha.
Pulau Hoga merupakan salah satu pulau di wilayah Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara

yang disebut juga dengan nama Taman Nasional Kepulauan Wakatobi. Pulau Hoga terletak di timur
Pulau Kaledupa. Secara administratif pulau kaledupa terdiri dari dua kecamatan yaitu kecamatan
kaledupa dan kaledupa selatan. Dibandingkan dengan pulau lain diwakatobi, kepadatan penduduk di
lokasi tersebut adalah yang tertinggi yaitu sebanyak 166 jiwa/km 2. Sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai nelayan dengan produksi penangkapan ikan yang sangat berlebih. Maka
dari itu sebuah lembaga swadaya masyarakat internasional bernama operation wallacea semenjak
2007 telah melakukan riset serta penyuluhan kepada para nelayan untuk tidak melakukan penangkapan
ikan didaerah konservasi laut dengan bersama-sama melakukan penangkapan ikan yang ramah
lingkungan. Dengan diresmikannya pusat penelitian pulau hoga oleh Bupati Wakatobi, Ir. Hugua maka
setiap tahunnya banyak sekali peneliti dari eropa yang datang ke pulau hoga. Pulau Hoga merupakan
salah satu pulau wisata bawah laut terindah di dunia. Pulau ini memiliki 750 spesies koral dari sekitar
850 yang ada di dunia.
Objek wisata Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi sangat mempunyai peluang yang baik
untuk dikembangkan menjadi objek wisata luarbiasa, dimana ditunjang dengan adanya peluang seperti
lokasinya yang sangat strategis dan mudah dijangkau, pasar masih terbuka luas, Berkembangnya
berbagai media cetak dan elektronik yang begitu pesat yang merupakan suatu peluang besar untuk
memasyarakatkan wisata pulau hoga secara lebih luas, serta tingginya potensi dan minat wisatawan
untuk berkunjung. Adapun tingkat kunjungan wisatawan di Taman Nasional Wakatobi baik domestik

3

maupun mancanegara lima tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang begitu pesat, hal ini dapat
dilihat dari data peningkatan jumlah wisatawan berikut ini:
Tabel 1.Jumlah Kunjungan Wisatawan
Jumlah Kunjungan Wisatawan
Tahun
Nusantara
Mancanegara
Jumlah
2008
1532
977
2509
2009
2772
1443
4215
2010
3474
1446
4920

2011
4883
1910
6793
2012
5424
2274
7698
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi, Statistik Perusahaan/
Usaha Jasa Akomodasi, BPS Wakatobi (2012)

Berdasarkan tabel jumlah kunjungan wisatawan tersebut menunjukan bahwa pada tahun 2008
jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara sebanyak 2509 wisatawan. Pada tahun 2009
jumlah wisatawan mengalami peningkatan dengan jumlah 4215 wisatawan. Kemudian pada tahun
2010 terus mengalami peningkatan sebanyak 4920 wisatawan baik yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri. Selanjutnya pada tahun 2011 jumlah wisatawan mengalami peningkatan yang
pesat dimana jumlahnya menunjukan 6793 wisatawan. Dan pada tahun 2012 jumlah kunjungan
wisatawan tetap mengalami peningkatan yang pesat dengan jumlah 7698 wisatawan.
Akan tetapi berdasarkan fenomena yang ada, Perkembangan kegiatan pariwisata di Pulau Hoga
Taman Nasional Wakatobi dihadapkan pada kondisi pariwisata yang kurang berkembang dalam hal

kegiatan pemasarannya. Hal ini dapat dilihat dengan sedikitnya produk-produk pariwisata yang
ditawarkan seperti diving dan snorkling padahal potensi wisata alamnya sangat beragam, sedikitnya
kegiatan promosi untuk memperkenalkan objek wisata, aksesibilitas ke kawasan yang masih rendah,
harga penginapan atau hotel yang kompetitif dan kurangnya sarana-prasarana kegiatan wisata seperti
jaringan listrik, air bersih dan jaringan telekomunikasi di Kawasan Pulau Hoga Taman Nasional
Wakatobi. Berdasarkan permasalahan yang ada, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk
menguji dan menganalisis pengaruh produk terhadap kepuasan pengunjung objek wisata Pulau Hoga
Taman Nasional Wakatobi, Untuk menguji dan menganalisis pengaruh harga terhadap kepuasan
pengunjung objek wisata Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi, Untuk menguji dan manganalisis
pengaruh promosi terhadap kepuasan pengunjung objek wisata Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi,
Untuk menguji dan menganalisis pengaruh tempat terhadap kepuasan pengunjung objek wisata Pulau
Hoga Taman Nasional Wakatobi, Untuk menguji dan menganalisis pengaruh orang (layanan) terhadap
kepuasan pengunjung objek wisata Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi, serta Untuk menguji dan
menganalisis pengaruh bukti fisik terhadap kepuasan pengunjung objek wisata Pulau Hoga Taman
Nasional Wakatobi.
Adapun research gap yang menunjukkan hubungan pengaruh bauran pemasaran terhadap
kepuasan pelanggan dalam penelitian ini adalah Menurut Kotler (2000:355) dengan melakukan bauran
pemasaran yang tetap yaitu meliputi produk, harga, tempat, pelayanan dan promosi akan

4

meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan (Tjiptono,2001) bahwa
pada tingkat harga tertentu, jika manfaat yang dirasakan meningkat, maka nilainya akan meningkat
pula. Apabila nilai yang dirasakan pelanggan semakin tinggi, maka akan menciptakan kepuasan
pelanggan yang maksimal. Hal ini dipertegas dengan hasil dari penelitian yang di lakukan oleh
Wilailuk Sereetrakul (2012) yang menunjukan bahwa harga berpengaruh positif terhadap kepuasan
pelanggan. Akan tetapi bertolak belakang dengan hasil penelitian (Amzad Hossain, Wang
Aimin&Sumayya Begum, 2012), yang menyatakan bahwa bauran harga berpengaruh negatif
signifikan terhadap kepuasan pelanggan, enam dari tujuh elemen bauran pemasaran yang berhubungan
positif dengan kepuasan wisatawan, akan tetapi harga yang dikenakan oleh otoritas tidak memuaskan
bagi pengunjung. Selain itu, beberapa fasilitasdan layanan tidak memenuhi harapan pengunjung.
Disamping itu pula penelitian Ayed Al Muala dan Majed Al Qurneh (2012) yang menemukan bahwa
bauran produk berpengaruh negatif signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini memiliki
persamaan pada pernyataan hasil penelitian Wilailuk Sereetrakul (2012) bahwa bauran produk,
promosi, tempat, orang dan bukti fisik tidak membawa pengaruh yang positif terhadap kepuasan
wisatawan asing, sedangkan bauran harga dan proses mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
kepuasan wisatawan asing.
Bertitik tolak berdasarkan fenomena yang ada pada objek wisata Pulau Hoga dan berdasarkan
research gap yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Strategi
Pemasaran Ekowisata Bahari Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara.


2. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan jenis penelitian explanatory research yaitu
suatu penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel dan pengujian
hipotesis (Singarimbun, 1995). Dalam hal ini menjelaskan hubungan pengaruh strategi bauran
pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi, tempat dan orang/people terhadap kepuasan
pengunjung pada objek wisata Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi. Pada penelitian ini strategi
pemasaran menekankan pada strategi bauran pemasaran yang meliputi elemen produk, harga, promosi,
tempat, orang, dan bukti fisik.
Penelitian ini akan dilakukan pada objek wisata Pulau Hoga wilayah administrasi kelurahan
Ambeua Raya Kecamatan Kaledupa , Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara. Penelitian lapangan
akan dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan selesai, yaitu dengan melakukan
pengambilan data lapangan baik data primer maupun data sekunder.Dikarenakan populasi bersifat
infinit atau tak terhingga, maka dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan terhadap orang atau benda

5
berdasarkan kebetulan ada atau dijumpai, dimana dalam penelitian ini jumlah sampelnya sebanyak
135 orang wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi.
Selain itu jumlah sampel total pada penelitian ini merujuk pula pada sampel minimal dengan
menggunakan alat analisis SEM yaitu 100 - 200 sampel (Hair, Anderson, Tatham dan Black dalam

Ferdinand, 2000, p.48). Menurut Hair, Anderson, Tatham dan Black (Ferdinand, 2000, p.48) pada
suatu penelitian yangmenggunakan teknik analisa SEM, mengharuskan bahwa sampel yang diangga
prepresentatif untuk digunakan dalam penelitian adalah lima (5) sampai dengan sepuluh (10),
dikalikan jumlah parameter yang diestimasikan. Dengan demikian sampel minimal untuk penelitian ini
dengan jumlah parameter yang diestimasikan sebanyak 27 adalah: 5 x 27 = 135 responden. Pada
penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah Sructural Equetion Modelling (SEM) dengan
menggunakan program AMOS versi 22

3. HASIL PENELITIAN

Tabel 2.Pengujian Goodness of Fit Model Overall
Goodness of Fit

Hasil Perhitungan
Hasil
Chi Kuadrat
189,741
Probabilitas
0,48
CMIN/DF

1,193
GFI
0,890
AGFI
0,841
TLI
0,953
CFI
0,964
RMSEA
0,038
Sumber: Data Primer, Diolah Tahun (2014)

Arti
Besar
>0,05
≤2
≤0,90
≤0,90
≥0,95

≥0,95
≤0,08

Syarat Baik

Keterangan

Kecil
>0,05
≤2
≥ 0,90
≥0,90
≥ 0,95
≥0,95
≤0,08

Kurang Baik
Baik
Baik
Marginal

Marginal
Baik
Baik
Baik

Pengujian fit atau tidaknya model tahap akhir seperti yang terlihat pada Tabel 4.17 menghasilkan
keputusan sebagai berikut :
(1). Chi- Square Statistic (X2)
Mengacu pada Tabel 4.18 terlihat pada angka Chi-Square adalah sebesar 189,741 (p= 0,000).
Artinya, model SEM adalah kurangbaik, karena nilai X2-nya relatif besar akan tetapi didukung oleh
pembentuk kriteria model SEM yang lain dengan hasil yang baik.
(2). CMIN/DF
Sama halnya seperti model tahap awal, maka nilai cmin/df

model tahap akhir telah

menunjukkan angka di bawah 2 atau 1,193. Nilai cmin/df adalah sebesar 1,193, Artinya kriteria
cmin/df adalah baik, karena terdapat indikasi bahwa antara model dan data adalah acceptable fit.

6
(3). Goodness of Fit Index (GFI)
Angka GFI, yaitu sama-sama menunjukkan angka mendekati persyaratan model yang baik
(0,90). Hasil perhitungan GFI adalah sebesar 0,890. Artinya model dalam penelitian ini
tergolongcukup baik (marginal) karena nilai GFI- nya mendekati 0,90 atau 0,890.
(4). Adjusted Goodness of Fit Index( AGFI)
Hasil perhitungan AGFI masih sama-sama menunjukkan hasil yang mendekati persyaratan
model yang baik yaitu sebesar 0,841. Jika nilai AGFI adalah 0,841 mendekati 0,90, maka
menunjukkan hasil model yang marginal.
(5). Tucker Lewis Index (TLI)
Hasil pengujian model menunjukkan pada nilai TLI adalah sebesar 0,953 atau telah berada
diatas persyaratan model (0,95). Dengan demikian berdasarkan indikator TLI menunjukkan hasil yang
baik (good).
(6). Comparative Fit Index (CFI)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai CFI adalah sebesar 0,964 atau telah berada diatas
persyaratan model 0,95. Dengan demikian berdasarkan indikator CFI telah menunjukkan hasil yang
baik ( good).
(7). The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA )
Sama halnya dengan perhitungan RMSEA adalah sebesar 0,038 atau telah berada dibawah
persyaratan model ≤0,80. Dengan demikian berdasarkan indikator RMSEA telah menunjukkan hasil
yang baik (good).

Gambar 1.Hasil Pengolahan Full Model

7

Tabel 3.Regression Weight Full Model
Variabel
Estimate
Kepuasan