Pembangunan Sistem Rantai Pasok Produk Haspel Di CV Wijaya Karya Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

(1)

(2)

(3)

(4)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Wildan Munfarid Nama Panggilan : Wildan

Tempat Lahir : Tangerang Tanggal Lahir : 17 Februari 1993 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status : Mahasiswa

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Rotan 1 No.20 RT. 002 RW. 017 Kel. Bencongan Kec. Kelapa Dua Kota. Tangerang 15811

Telepon : 085770710306

Email : wmunfarid@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

- SDN Karawaci Baru 3 Kota Tangerang (2005) - SMP Islamic Centre Kota Tangerang (2008) - SMKN 3 Kota Tangerang (2011)


(5)

PEMBANGUNAN SISTEM RANTAI PASOK PRODUK

HASPEL DI CV. WIJAYA KARYA MENGGUNAKAN

PENDEKATAN

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

WILDAN MUNFARID

10111707

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2016


(6)

iii

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat dan hidayahNya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW serta doa restu dari kedua orang tua, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini dengan judul “Pembangunan Sistem Rantai Pasok Produk Haspel di CV. Wijaya Karya Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management”. Tugas akhir ini disusun sebagai syarat memperoleh Gelar Serjana Komputer di Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa begitu banyak peran serta dari pihak lain untuk proses penyelesaian Tugas Akhir ini, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan. Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.

2. Ayahanda Ismunandar dan Ibunda Siti Alifah yang selalu memberikan doa yang tidak pernah putus, dukungan yang tidak pernah berhenti baik secara moril dan materil, serta sebagai alasan bagi penulis untuk tetap berjuang menyelesaikan pendidikan ini.

3. Sufaatin, S.T., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun Tugas Akhir.

4. Irawan Afrianto, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung.

5. Angga Setiyadi, S.Kom., M.Kom. Selaku Dosen Wali yang telah mengarahkan saya selama mengikuti akademik di kampus ini.


(7)

iv

6. Seluruh staf pengajar/dosen di lingkungan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan pengajaran dan didikan sepanjang proses perkuliahan.

7. Segenap staf di CV. Wijaya Karya yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

8. Teman-teman Program Studi Teknik Informatika (IF-16/2011).

Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dengan segala kekurangan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Agustus 2016


(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xvii

A. Data Flow Diagram (DFD) ... xvii

B. Flowmap ... xviii

C. Entity Relationship Diagram (ERD)... xix

D. Flowchart ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 5

1.5.1 Merumuskan Masalah ... 7

1.5.2 Merumuskan Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 7

1.5.3 Melakukan Pengumpulan Data ... 7

1.5.4 Mengumpulkan Dan Mengkaji Sumber-Sumber Yang Berhubungan Dengan Masalah Yang Akan Diteliti ... 8


(9)

vi

1.5.5 Melakukan Analisis Terhadap Sistem Informasi Yang Akan Dibangun 8

1.5.6 Melakukan Perancangan Sistem Informasi Yang Akan Dibangun ... 11

1.5.7 Pembangunan Sistem Rantai Pasok ... 12

1.5.8 Melakukan Pengujian Sistem Terhadap Sistem Yang Telah Dibangun 13 1.5.9 Melakukan Penarikan Kesimpulan Terhadap Sistem Yang Dibangun Berdasarkan Tujuan Awal Penelitian ... 13

1.6 Sistematika Penulisan ... 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 15

2.1 Tinjauan Perusahaan ... 15

2.1.1 Profil CV. Wijaya Karya ... 15

2.1.2 Visi dan Misi ... 15

2.1.3 Logo CV. Wijaya Karya ... 16

2.1.4 Struktur Organisasi ... 16

2.1.5 Deskripsi Tugas ... 18

2.2 Landasan Teori ... 19

2.2.1 Sistem ... 19

2.2.2 Supply Chain Management ... 21

2.2.3 Teori Peramalan (forecasting) ... 25

2.2.4 Monitoring ... 37

2.2.5 Teknik Minimum Stock ... 37

2.2.6 Website ... 38

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 41

3.1 Analisis Sistem ... 41

3.1.1 Analisis Masalah ... 41


(10)

vii

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 52

3.1.4 Analisis Aturan Bisnis Yang Diusulkan ... 54

3.1.5 Analisis Supply Chain Management (SCM) ... 55

3.1.6 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 74

3.1.7 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 81

3.2 Perancangan Sistem ... 132

3.2.1 Tabel Relasi ... 133

3.2.2 Struktur Tabel ... 134

3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 140

3.2.4 Perancangan Antarmuka ... 148

3.2.5 Perancangan Pesan ... 214

3.2.6 Perancangan Jaringan Simantik ... 215

3.2.7 Perancangan Prosedural ... 223

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 227

4.1 Implementasi Sistem ... 227

4.1.1 Implementasi Perangkat Lunak ... 227

4.1.2 Implementasi Perangkat Keras ... 227

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 228

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 235

4.2 Pengujian Sistem ... 241

4.2.1 Rencana Pengujian Black Box ... 242

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian Black Box ... 246

4.2.3 Kesimpulan Pengujian Blackbox ... 257

4.2.4 Pengujian Beta ... 257


(11)

viii

4.2.6 Kesimpulan Pengujian Beta ... 260

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 261

5.1 Kesimpulan ... 261

5.2 Saran ... 261


(12)

263

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

[2] Yakub. (2012). Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. [3] Pujawan, I Nyoman, 2010, Supply Chain Management Edisi Kedua

Surabaya: Guna Widya.

[4] Simchi-levi, D., Kaminsky, P., Simchi-levi, E., & Bishop, W. (2003). Designing and Managing the Supply Chain. Boston: McGraw-Hill.

[5] Sommerville, I, 2011, Software Engineering (9th Edition), USA: Pearson Education.

[6] Terry, G. R. (2006). Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. [7] Rusyani, T. (1997). Manajemen Pendidikan. Bandung: Media Pustaka. [8] Ardhana, Y. K. (2012). Dengan PHP: Membuat Website 30 Juta Rupiah.

Jakarta: Jasakom.

[9] Chopra, S., & Meindel, P. (2007). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operation. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

[10] Lukiastuti, F., & Prasetya, H. (2009). Manajemen Operasi Edisi Pertama. Yogyakarta: MedPress (Anggota IKAPI).

[11] Makridakis, S., Wheelwright, S. C., & McGee, V. E. (1999). Metode dan Aplikasi Peramalan Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.


(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

CV Wijaya Karya adalah perusahan manufaktur yang memproduksi palet gulungan kabel yang biasa disebut juga dengan haspel. CV. Wijaya Karya adalah salah satu perusahaan yang mendapat mandat dari pemerintah Indonesia sebagai perusahaan yang memproduksi produk haspel dan memasok produk haspel yang ada di dalam negri. CV. Wijaya Karya menggunakan strategi make-to-stok yakni adanya proses sebelum adanya pemesanan. Produksi secara besar (Mass product) dilakukan pihak CV. Wijaya Karya untuk membuat stok yang cukup guna mengantisipasi pemesanan pembelian produk haspel oleh pelanggan. CV. Wijaya Karya memiliki enam kategori supplier antara lain, supplier bahan baku kayu, supplier bahan baku papan, supplier bahan baku besi, supplier bahan baku cat, supplier bahan baku perlengkapan mesin dan supplier bahan baku baut. Bahan baku kayu menjadi bahan bahan baku utama dalam proses produksi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hendra selaku kepala bagian gudang. Perencanaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh bagian gudang saat ini dilakukan secara berkala. Hal ini menjadi masalah seperti halnya pada bulan Oktober 2015 ketika itu permintaan terhadap produk tinggi mencapai 280 produk haspel dan terjadi kekurangan stok produk haspel yang hanya terdapat 220 produk haspel, yang mengakibatkan proses produksi tidak berjalan sehingga ketika ada permintaan produk haspel pemesanan tidak dapat dilakukan. Begitu juga sebaliknya ketika permintaan turun seperti pada bulan Juni 2015 permintaan terhadap produk hanya mencapai angka 160 produk yang mengakibatkan penumpukan dan juga kelebihan produk.

Pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh bagian gudang saat ini dilakukan setelah menentukan perencanaan kegiatan produksi bulan selanjutnya untuk menetukan berapa banyak bahan baku yang digunakan dalam keguatan produksi. Bagian gudang sering sekali salah dalam menentukan jumlah pengadaan bahan


(14)

baku. Sehingga proses produksi tidak berjalan dengan baik dan juga dapat menimbulkan penumpukan dan kekurangan bahan baku ada gudang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Purnomo selaku bagian kepala produksi. Masalah yang ditemukan dalam proses produksi adalah kurangnya koordinasi antar sektor produksi. Sektor produksi yang terlibat antara lain bagian pembakaran dan bagian pengolahan. Apabila salah satu sektor belum selesai melakukan tugasnya akan terjadi penundaan terhadp sektor produksi yang lain. Hal ini mengakibatkan proses produksi tidak berjalan dengan baik, seperti penumpukan produk setengah jadi dan berpengaruh terhadap penggunaan bahan baku yang tidak digunakan secara efisien.

Sebelum melakukan proses produksi, bagian gudang terlebih dahulu membuat rencana kegiatan produksi untuk menentukan jumlah produk yang akan di produksi. Salah satu cara untuk memudahkan dalam pembuatan suatu perencaaan adalah dengan teknik peramalan (forecasting). Peramalan adalah prediksi, proyeksi atau estimasi tingkat kejadian yang tidak pasti dimasa yang akan datang dan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan, dengan meramalkan tingkat rencana produksi pada periode yang akan datang dengan memperhatikan kondisi masa lalu, maka hasil peramal diharapkan dapat menentukan perencanaan yang tepat dalam menentukan rencana kegiatan produksi.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada pada saat ini di CV. Wijaya Karya, maka dibutuhkannya suatu pembangunan sistem rantai pasok yang dapat mengatur manajemen perencanaan produksi dan persediaan, manajemen pengadaan bahan baku dan koordinasi antara sektor produksi menggunakan pendekatan metode Supply Chain Management.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang terjadi di CV. Wijaya Karya adalah bagaimana membangun sistem rantai pasok produk haspel di CV. Wijaya Karya menggunakan pendekatan Supply Chain Management.


(15)

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk membangun sistem rantai pasok produk haspel di CV. Wijaya Karya menggunakan pendekatan Supply Chain Management.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Memudahkan bagian gudang dalam menentukan perencanaan kegiatan produksi untuk menghindari terjadinya kekurangan dan kelebihan persediaan produk sehingga ketika terjadi peningkatan permintaan, kekurangan produk tidak terjadi. Begitu juga sebaliknya ketika permintaaan menurun tidak terjadinya penumpukan dan juga kelebihan produk.

b. Membantu bagian gudang dalam menentukan jumlah pengadaan bahan baku produksi sehingga tidak menimbulkan penumpukan dan kekurangan bahan baku pada gudang dan proses produksi dapat bejalan dengan baik.

c. Memudahkan koordinasi antar sektor produksi berkaitan dengan hubungan internal supply Chain yang ada pada sistem. Sehingga proses produksi berjalan dengan baik agar tidak terjadi penundaan tugas terhadap sektor produksi yang lain dan penumpukan bahan setengah jadi.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam pembangunan sistem rantai pasok ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi supply Chain yang digunakan adalah push supply Chain, karena didasarkan pada kesesuaian dari rantai pasok yang terjadi di perusahaan saat ini yaitu menggunakan strategi make-to-stock yakni adanya proses produksi sebelum adanya pemesanan. Strategi push supply digunakan karena proses produksi secara besar (Mass product) yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Strategi Push supply chain digunakan dengan tujuan


(16)

bagaimana persediaan dapat memenuhi pemesanan produk haspel oleh pelanggan.

2. Pembangunan sistem rantai pasok ini dibangun dari bagian hulu (upstream) sampai bagian hilir (downstream) yaitu dari supplier bahan baku hingga pengiriman produk-produk pada pelanggan.

3. Data masukkan yang akan diolah antara lain, data pemesanan produk, data persediaan bahan baku, data produk jadi, data supplier.

4. Data produk yang dikelola adalah data produk haspel, palet dan peti kayu. Hal ini dikarenakan produk ini adalah produk yang digunakan dalam penentuan kebutuhan bahan baku.

5. Proses pembelian bahan baku pada supplier menggunakan sistem mitra kerja tetap untuk menjadi supplier bahan baku yang dilakukan setiap bulannya.

6. CV. Wijaya Karya juga sudah mempunyai pelanggan tetap dalam proses pemesanan produk yang dilakukan setiap bulannya.

7. Berdasarkan hasil analisis dari data permintaan produk haspel pada tahun 2015, dapat disimpulkan metode peramalan yang digunakan adalah Single Exponential Smoothing (SES) dengan nilai alpha 0,9 karena berdasarkan pola data yang ditemukan yaitu pola data Horizontal atau Stationer yang menunjukkan adanya fluktuatif secara beraturan dengan nilai rata-rata yang tidak berubah sepanjang waktu.

8. Perhitungan prediksi ketersedian bahan baku dan produk di gudang menggunakan metode pengamanan persediaan (Minimum Stok) yang sudah ditentukan oleh pihak CV. Wijaya Karya.

9. Model analisis yang digunakan dalam pembangunan sistem ini adalah analisis terstruktur yang meliputi ERD (Entity Relationship Diagram) dan DFD (Data Flow Diagram).


(17)

5

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dimana memerlukan data-data untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dimana tujuan dari metode deskriptif ini untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1.


(18)

Merumuskan masalah

Merumuskan maksud dan tujuan penelitian

Melak ukan pengumpulan data

Melak ukan analisa terhadap sistem info rmasi y ang akan di bangun

Mengumpulkan dan mengk aji sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti

Melak ukan perancangan sistem informasi yang akan di bangun

Perancangan Tabel Relasi Perancangan si stem rantai p asok

Perancangan Struktur Tabel

Perancangan Struktur Menu

Melak ukan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun

Melak ukan penarikan kesimpilan terhadap sistem yang dibangun berdasarkan tujuan awal penelitian

Perancangan Antar Muka

Perancangan pesan

Jaringan Simantik

Perancangan prosedural

Gambar 1.1 Langkah – Langkah Penelitian

Keterangan langkah-langkah penelitian yang terdapat pada gambar 1.1. adalah sebagai berikut:


(19)

7

1.5.1 Merumuskan Masalah

Tahapan pertama dalam penelitian adalah merumuskan masalah. Peneliti merumuskan masalah yang berkaitan dengan sistem rantai pasok yang akan dibangun. Peneliti merumuskan masalah berdasarkan bagian-bagian yang ada pada perusahaan. Permasalahan yang di dapatkan antara lain pada bagian produksi dan bagian gudang.

1.5.2 Merumuskan Maksud Dan Tujuan Penelitian

Tahapan kedua adalah merumuskan maksud dan tujuan penelitian berdasarkan hasil rumusan masalah. Sehingga tujuan ini menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian ini.

1.5.3 Melakukan Pengumpulan Data

Tahapan ketiga adalah melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Peneliti melakukan wawancara pada beberapa bagian yang ada pada perusahaan. Wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk mendapatkan beberapa informasi mengenai prosedur apa saja yang berjalan pada perusahaan. Serta pengumpulan dokumen manual yang berkaitan dengan bagian tempat wawancara berlangsung. Peneliti melakukan wawancara pada bagian produksi, bagian gudang dan juga kepada pihak pelanggan.


(20)

b. Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Peneliti disini melakukan observasi pada setiap bagian-bagian yang ada pada perusahaan. Observasi yang dilakukan antara lain pada bagian produksi, bagian gudang, dan juga kepada pihak pelanggan CV. Wijaya Karya.

1.5.4 Mengumpulkan Dan Mengkaji Sumber-Sumber Yang Berhubungan Dengan Masalah Yang Akan Diteliti

Tahap selanjutnya adalah melakukan peninjauan terhadap data-data penelitian yang telah dikumpulkan. Melakukan studi literatur untuk mendukung data penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sumber-sumber yang digunakan untuk bahan studi literatur antara lain:

a. Jurnal Ilmiah b. Buku teks

c. Koran dan majalah

1.5.5 Melakukan Analisis Terhadap Sistem Informasi Yang Akan Dibangun

Tahapan selanjutnya adalah tahapan pembangunan sistem informasi. Pada tahapan ini dilakukan analisis sistem informasi yang akan dibangun. Sistem yang akan dibangun adalah sistem rantai pasok. Adapun tahapan pada analisis sistem antara lain:

a. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Pada Tempat Penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan pada perusahaan yang akan dikaitkan dengan kesesuaian dalam pembangunan sistem. Analisis sistem yang sedang berjalan adalah penggambaran prosedur-prosedur apa saja yang ada pada perusahaan saat ini. Pemodelan yang digunakan peneliti untuk menggambarkan prosedur-prosedur yang berjalan menggunakan Flowmap.


(21)

9

b. Analisis Aturan Bisnis Yang Ada Pada Tempat Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menganalisis aturan bisnis yang ada pada perusahaan tempat penelitian. Analisis aturan bisnis merupakan suatu identifikasi dan pencatatan terhadap aturan-aturan baik tertulis atau lisan yang berlaku di lingkungan sistem dan memberikan pengaruh terhadap pembangunan sistem.

c. Analisis Supply Chain Management

Pada tahapan ini peneliti menganalisis hal apa saja yang dapat diterapkan pada sistem rantai pasok dengan menerapkan metode supply chain management. Analisis yang dilakukan antara lain:

1. Analisis Model Supply Chain Management

Pada tahapan ini peneliti menganalisis model supply chain seperti apa yang terbentuk di tempat penelitian.

2. Analisis Tahapan-Tahapan Supply Chain Management

Pada tahapan ini peneliti menganalisis tahapan-tahapan apa saja yang akan di usulkan dalam pembangunan sistem. Analisis tahapan Supply Chain Management meliputi:

i. Analisis Peramalan

Pada tahapan ini peneliti menganalisis metode peramalan apa yang cocok berdasarkan data yang telah terkumpul sebelumnya untuk diterapkan pada sistem yang akan dibangun.

ii. Analisis Bahan Baku

Pada tahapan ini peneliti menganalisis kisaran bahan baku yang digunakan untuk produksi produk haspel.

iii. Analisis Pemantauan

Pada tahapan ini peneliti menganalisis hal-hal apa saja yang bisa dilakukan proses monitoring yang akan di terapkan pada sistem yang akan dibangun. iv. Analisis Pengiriman

Pada tahapan ini peneliti menganalisis bagaimana cara pengiriman produk kepada pembeli.


(22)

d. Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Pada tahapan ini peneliti menganalisis kebutuhan non fungsional yang dibutuhkan untuk pembangunan sistem rantai pasok. Analisis kebutuhan non fungsional meliputi:

1. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Tahapan ini peneliti akan menganalisis kebutuhan perangkat keras yang ada di CV. Wijaya Karya serta kebutuhan perangkat keras yang di usulkan untuk

memenuhi spesifikasi kebutuhan minimal dalam penerapan sistem rantai pasok yang akan dibangun.

2. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Tahapan ini peneliti akan menganalisis kebutuhan perangkat lunak yang ada di CV. Wijaya Karya serta kebutuhan perangkat lunak yang di usulkan untuk dapat menunjang berjalannya sistem rantai pasok yang akan dibangun.

3. Analisis Pengguna/ User

Tahapan ini peneliti menganalisis pengguna/ user yang akan menggunakan sistem rantai pasok yang akan dibangun.

4. Analisis Pengkodean

Tahapan ini peneliti menganalisis pengkodean yang digunakan oleh perusahaan saat ini. Analisis pengkodean ini dimaksudkan untuk mendukung pengkodean sistem rantai pasok yang akan dibangun.

e. Analisis kebutuhan fungsional

Pada tahapan ini peneliti menganalisis kebutuhan fungsional yang dibutuhkan untuk pembangunan sistem rantai pasok. Analisis kebutuhan fungsional meliputi: 1. Analisis Basis Data

Pada tahapan ini peneliti menganalisis kebutuhan basis data dari sistem rantai pasok yang akan dibangun. Tool yang akan digunakan yaitu Entity Relationship Diagram (ERD).


(23)

11

2. Diagram Konteks

Pada tahapan ini peneliti menganalisis proses yang terjadi secara umum berupa aliran informasi dari pengguna ke dalam sistem rantai pasok yang akan dibangun.

3. Data Flow Diagram (DFD)

Pada tahapan ini peneliti menganalisis proses yang terjadi secara khusus berupa aliran informasi dari pengguna ke dalam sistem rantai pasok dan basis data yang akan dibangun.

4. Spesifikasi Proses

Pada tahapan ini peneliti menganalisis spesifikasi setiap proses yang ada pada DFD dalam bentuk tabel.

5. Kamus Data

Pada tahapan ini peneliti menganalisis deskripsi dari data yang mengalir pada DFD dalam bentuk tabel.

1.5.6 Melakukan Perancangan Sistem Informasi Yang Akan Dibangun Tahapan sistem informasi selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem informasi yang akan dibangun. Perancangan sistem yang dilakukan antara lain: a. Perancangan Tabel Relasi

Pada tahapan ini peneliti merancang basis data dimana setiap tabel yang ada pada basis data di relasikan.

b. Perancangan Struktur Tabel

Pada tahapan ini membuat penjelasan struktur tabel basis data yang akan dibangun.

c. Perancangan Struktur Menu

Pada tahapan ini peneliti membuat rancangan struktur menu yang ada pada sistem rantai pasok yang akan dibangun.


(24)

d. Perancangan Antarmuka

Pada tahapan ini peneliti membuat tampilan antarmuka sistem beserta keterangan dan instruksi yang ada pada tampilan antarmuka.

e. Perancangan Pesan

Pada tahapan ini peneliti membuat pesan apa saja yang akan muncul pada sistem

f. Perancangan Jaringan Semantik

Pada tahapan ini peneliti membuat jaringan semantik dimana merupakan proses hubungan antarmuka yang telah dirancang sebelumnya.

g. Perancangan Prosedural

Pada tahapan ini peneliti membuat perancangan prosedural mengenai prosedur yang ada pada sistem rantai pasok yang akan dibangun. Tool yang digunakan adalah Flowchart.

1.5.7 Pembangunan Sistem Rantai Pasok

Pada tahapan ini peneliti menerjemahkan hasil analisis dan perancangan ke dalam bahasa pemrograman PHP dan MySQL.

Pembangunan sistem rantai pasok dimulai dari membangun sistem rantai pasok berbasiskan web, selanjutnya peneliti membuat database yang dibutuhkan dalam sistem rantai pasok.

Setelah melakukan pembuatan sistem rantai pasok dan database sistem rantai pasok langkah selanjutnya adalah melakukan penerapan hasil perancangan sistem rantai pasok. Penerapan hasil perancangan yang dilakukan antara lain, pembuatan tabel yang berelasi pada basis data, penerapan hasil perancangan struktur menu, perancangan antarmuka ke dalam sistem yang akan dibangun.


(25)

13

1.5.8 Melakukan Pengujian Sistem Terhadap Sistem Yang Telah Dibangun

Pada tahapan ini peneliti melakukan pengujian sistem rantai pasok yang telah dibangun sebelumnya. Pengujian sistem yang dilakukan yaitu pengujian alpha dan pengujian betha. Berikut adalah penjelasan dari setiap pengujian yang dilakukan:

a. Pengujian Alpha

Peneliti dalam melakukan pengujian alpha dilakuakn dengan menggunakan metode pengujian black box. Pangujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak yang akan disajikan pada tabel

b. Pengujian Betha

Peneliti dalam melakukan pengujian betha, melakukan pengujian langsung di tempat penelitian dengan menggunakan teknik wawancara. Pengujian ini dilakukan di CV. Wijaya Karya agar dapat mengetahui sejauh mana sistem yang dibangun dapat menjadi solusi dan penyelesaian permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.

1.5.9 Melakukan Penarikan Kesimpulan Terhadap Sistem Yang Dibangun Berdasarkan Tujuan Awal Penelitian

Tahapan terakhir penelitian yang dilakukan adalah melakukan penarikan kesimpulan terhadap sistem yang telah di bangun berdasarkan tujuan awal penelitian. Penelitian di anggap berhasil apabila kesimpulan yang dirumuskan sesuai dan memenuhi tujuan awal penelitian.


(26)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penulisan tugas akhir yang akan dilakukan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 menjelaskan tentang latar belakang masalah yang diambil, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 menjelaskan tentang tinjauan umum tempat penelitian dan pembahasan berbagai konsep dasar mengenai sistem informasi, supply chain management, peramalan, konsep pengelolaan data, dan teori-teori pendukung lainnya yang berkaitan dengan topik pembangunan perangkat lunak.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab 3 menjelaskan tentang analisis kebutuhan dalam membangun aplikasi ini, analisis sistem yang sedang berjalan pada aplikasi ini sesuai dengan metode pembangunan perangkat lunak yang digunakan, selain itu juga terdapat perancangan antarmuka untuk aplikasi yang dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab 4 menjelaskan tentang implementasi dalam bahasa pemrograman yaitu implementasi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak, implementasi basis data, implementasi antarmuka dan tahap-tahap dalam melakukan pengujian perangkat lunak.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 menjelaskan tentang kesimpulan yang sudah diperoleh dari hasil penulisan tugas akhir dan saran mengenai pengembangan aplikasi untuk masa yang akan datang.


(27)

15

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Perusahaan

Tahap tinjauan perusahaan ini merupakan peninjauan terhadap tempat penelitian studi kasus yang dilakukan di CV. Wijaya Karya yang beralamat di Kp. Cukanggalih Rt. 13/03 Desa Ciakar Kec. Panongan Kab. Tangerang.

2.1.1 Profil CV. Wijaya Karya

CV. Wijaya Karya didirikan pada tahun 1990. Pada awalnya pendiriannya, CV. Wijaya Karya Mengkonsentrasikan diri pada proyek penjulan kayu yang didapat dari hasil hutan-hutan yang berada di Indonesia seiring dengan perjalanan waktu, kepercayaan masyarakat pada CV. Wijaya Karya semakin meningkat, dan pendiri CV. Wijaya Karya pun berinisiatif untuk menambahkan produk yang akan di poduksi oleh CV. Wijaya Karya seperti memperoduksi, palet, peti dan juga alat gulungan kabel yang disebut haspel.

CV. Wijaya Karya terus memacu diri mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi demi tercapainya kepuasan pelanggan dan peningkatan produksi, seperti

yang tercermin dalam ungkapan “tidak akan ada yang berubah kecuali perubahan

itu sendiri.”

2.1.2 Visi dan Misi

CV. Wijaya Karya juga memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: a. Visi

1. Menjadi Perusahaan terkemuka dan terpercaya dalam industri kayu bermutu tinggi.

2. Mengembangkan bisnis industri kayu di pasar Internasional dengan perluasan pasar dan peningkatan daya saing melalui inovasi, peningkatan efisiensi serta menghasilkan produk yang memuaskan pelanggan.


(28)

b. Misi

Meningkatkan kualitas dan keterampilan sumber daya manusia kami dengan dukungan teknologi andal untuk menciptakan tim kerja dengan motivasi dan prestasi kerja optimal yang berkesinambungan.

2.1.3 Logo CV. Wijaya Karya

CV. Wijaya Karya memiliki sebuah logo. Logo merupakan simbol, tanda gambar, merek dagang (trademark) yang berfungsi sebagai lambang identitas diri dari suatu badan usaha dan tanda pengenal yang merupakan ciri khas perusahaan. Gambar 2.1 merupakan logo dari CV. Wijaya Karya.

Gambar 2.1 Logo CV. Wijaya Karya 2.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menata setiap aktivitas perusahaan dan mewujudkan tujuan perusahaan. Struktur Organisasi yang terdapat pada CV. Wijaya Karya dapat dilihat pada Gambar 2.2


(29)

17

Pimpinan

Bagian Keuangan

Bagian Pemasaran

Bagian Produksi

Bagian Gudang

Bagian Keuangan

Bagian Pembakaran Kayu

Bagian Pengolahan


(30)

Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 2.2. dapat dijelaskan deskripsi jabatan sebagai berikut:

2.1.5 Deskripsi Tugas

Berikut ini masing-masing dari deskripsi tugas yang ada pada struktur organisasi diatas adalah:

1. Pimpinan

Bertugas untuk mengawasi kegiatan perusahaan sehingga dapat berjalan dengan baik. Serta memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan strategis perusahaan.

2. Bagian Keuangan

Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan, menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan, menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan), menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan) menyusun dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan perusahaan.

3. Bagian Pemasaran

Menjalankan Strategi Pemasaran Produk, merumuskan dan menjalankan sasaran konsumen agar proses pemesanan dapat berjalan secara efektif dan efisien, dan menyusun dan membuat rencana kerja bagian pemasaran. 4. Bagian Produksi

mengatur dan mengkoordinir kegiatan produksi, melakukan pengawasan terhadap hasil produksi, dan bagian produksi mempunyai bawahan langsung, yaitu bagian pembakaran kayu dan bagian pengolahan.

5. Bagian Pembakaran Kayu

Melaksanakan proses kegiatan produksi sesuai dengan jadwal kegiatan produksi yang telah dibuat oleh bagian gudang, melakukan pembakaran kayu yang nantinya hasil pembakaran akan diolah oleh bagian pengolahan,


(31)

19

melakukan pengawasan proses pembakaran kayu, dan melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah bagian produksi.

6. Bagian Pengolahan

Melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal kegiatan rencana produksi yang telah dibuat oleh bagian gudang, melakukan pengolahan kayu menjadi produk jadi setelah melalui tahap pembakaran terlebih dahulu, melakukan pengawasan proses pengolahan kayu, dan melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah bagian produksi.

7. Bagian Gudang

Menyusun dan membuat rencana kegiatan produksi, memeriksa semua jenis produk/bahan baik penerimaan/pengeluaran, membuat rencana jadwal pengiriman dan penerimaan produk/bahan, menandatangani laporan mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan, mengatur dan mengkoordinasikan barang-barang keperluan perusahaan, dan bertanggung jawab atas persediaan barang dan perlengkapan perusahaan.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori pada penulisan skripsi ini akan menerangkan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan aplikasi Sistem Rantai Pasok Produk Haspel di CV. Wijaya Karya.

2.2.1 Sistem

Menurut Jogiyanto pada tahun 2005 “Sistem adalah kumpulan dari

elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” [1]

Sedangkan menurut Yakub pada tahun 2012 “Sistem adalah suatu jaringan

kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.” [2]

Berdasarkan dua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen atau pun jaringan kerja dari


(32)

prosedur-prosedur yang saling berinteraksi dan berhubungan untuk mencapai suatu kegiatan atau tujuan tertentu.

2.2.1.1 Rantai Pasok (Supply Chain)

Menurut I Nyoman Pujawan “Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan

menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.” [3]

Sedangkan menurut Menurut Simchi-Levi et. al “Supply Chain (SC) adalah suatu jaringan dari organisasi-organisasi independen dan saling terhubung yang bekerja sama secara kooperatif dan saling menguntungkan dalam mengontrol, mengatur dan memperbaiki aliran material dan informasi dari supplier sampai pemakai. [4]

Berdasarkan dua pendapat di atas penulis menyimpulkan rantai pasok adalah suatu jaringan yang dapat berupa jaringan perusahaan-perusahaan maupun jaringan organisasi-organisasi independen yang saling bekerja sama dan saling terhubung untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dalam mengontrol, mengatur dan memperbaiki aliran material dan informasi suatu produk dari supplier sampai pemakai akhir.

2.2.1.2 Sistem Rantai Pasok

Berdasarkan pendapat para ahli tentang sistem dan rantai pasok penulis menyimpulkan sistem rantai pasok adalah suatu sistem dalam rantai pasok yang memiliki tujuan untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dalam mengontrol, mengatur dan memperbaiki aliran material dan informasi suatu produk dari supplier sampai pemakai akhir. Pembangunan sistem rantai pasok di CV. Wijaya Karya penulis dalam pembangunan menggunakan pendekatan supply chain management.


(33)

21

2.2.2 Supply Chain Management

Supply Chain Management adalah metode atau pendekatan integratif untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir. Prinsip penting dalam SCM adalah transparansi informasi dan kolaborasi antara fungsi internal perusahaan maupun dengan pihak-pihak diperusahaan disepanjang supply chain. Supply Chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, ritel serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.

Istilah Supply Chain Management pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun 1982. Jadi SCM tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan ekternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, mereka harus bekerja sama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya tepat waktu, dan dengan kualitas yang bagus. Idelnya, hubungan antar pihak pada suatu supply chain berlangsung jangka panjang. Hubungan jangka panjang memungkinkan semua pihak untuk menciptakan kepercayaan yang lebih baik serta menciptakan efisiensi. Efisiensi bisa tercipta karena hubungan jangka panjang berarti mengurangi ongkos-ongkos untuk mendapatkan perusahaan partner baru. [3].

2.2.2.1 Komponen Supply Chain Management

Supply Chain Management memiliki 3 komponen utama yang mendukung berjalannya suatu proses bisnis sebagai berikut:


(34)

1. Upstream Supply Chain

Keseluruhan kegiatan perusahaan manufaktur dengan pendistribusiannya atau hubungan distributor dapat diperluas menjadi kepada beberapa tingkatan. Kegiatan utama dalam Upstream Supply Chain ini adalah pengadaan barang. 2. Internal Supply Chain

Internal Supply Chain ini merupakan proses pengiriman barang ke gudang. Kegiatan utama dalam Internal Supply Chain adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

3. Downstream Supply Chain

Kegiatan didalam Downstream Supply Chain ini melibatkan proses pengiriman kepada konsumen akhir. Kegiatan utama dalam Downstream Supply Chain ini adalah distribusi barang, gudang, transportasi. [3]

2.2.2.2 Jenis-jenis Supply Chain

Berikut ini adalah jenis-jenis supply chain yang umum: a. Integrated Make-to-stock

Supply chain model ini menelusuri permintaan pelanggan yang mungkin untuk suatu waktu, sehingga proses produksi dapat melakukan pengadaan barang persediaan secara efisien. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan Sistem informasi yang terintegrasi. Dengan menggunakan sistem informasi yang terintegrasi tersebut, perusahaan dapat mengetahui informasi tentang permintaan pelanggan pada waktu yang tepat, sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan dan memodifikasi perencanaan dan jadwal produksi. b. Continuous Replesnishment

Pada supply chain model ini, dilakukan pengadaan barang persediaan secara berkesinambungan. Jenis ini sangat sesuai untuk lingkungan perusahaan yang pola permintaan pelanggannya stabil.


(35)

23

c. Build-to-order

Pada supply chain model ini, perakitan terhadap barang jadi dilakukan ketika pelanggan telah melakukan permintaan atau pesanan terhadap barang tersebut. d. Channel Assembly

Channel assembly merupakan modifikasi dari model build-to-order. Supply chain model ini, proses perakitan barang terjadi di saat perpindahan barang tersebut pada jalur distribusi.

2.2.2.3 Push dan Pull Supply Chain

Menurut Chopra dan Meindel “Proses pull berdasarkan oleh pesanan pelanggan, sedangkan Proses push diawali dan dilakukan dengan cara

mengantisipasi pesanan pelanggan.” [9]

Pull supply chain adalah strategi produksi “make-to-order” yang manfaat utamanya adalah menghindari waste inventori atau merupakan strategi perusahaan terutama perusahaan manufaktur di mana produksi baru dilakukan selalu setelah adanya permintaan pasar dan benar-benar dilakukan atas pemintaan pelanggan.

Push Supply Chain adalah strategi produksi Make-to-Stock. Strategi ini kebalikan dari Pull strategi di mana di banding pull, push strategi lebih populer karena sistem produksinya berbasis kepada forecasting dan menghasilkan output dalam jumlah besar yang nantinya akan masuk ke dalam inventori sebelum disalurkan kepada pelanggan.

Strategi ini memiliki fokus pada efisiensi aktivitas dan standarisasi. Push strategy bisa dikonotasikan dengan lean supply. Semakin perusahaan memiliki sedikit variasi produk maka strategi ini yang pas. Namun, untuk produk dengan situasi pasar yang berubah-ubah, penggunaan push system akan mendatangkan beberapa kerugian, seperti:

1. Ketidak mampuan untuk memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah. 2. Penumpukan inventori yang akan mendatangkan banyak waste dan


(36)

3. Batch produksi besar.

4. Resiko obsolete product besar.

2.2.2.4 Area Cakupan Supply Chain Management

Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah:

1. Kegiatan merancang produk baru (product development)

2. Kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement, purchasing atau control) 3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning & control) 4. Kegiatan melakukan produksi (production)

5. Kegiatan melakukan pengiriman / distribusi (distribution) 6. Kegiatan pengelolaan pengembalian produk/barang (return)

Keenam klasifikasi tersebut biasanya tercermin dalam bentuk pembagian department atau divisi pada perusahaan manufaktur. [3].

Tabel 2.1 Kegiatan – Kegiatan Utama Yang Masuk Dalam Supply Chain

Bagian Cakupan Kegiatan

Pengembangan Produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam percancangan produk baru.

Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier.

Perencanaan& Pengendalian Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan. Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian


(37)

25

Pengiriman / Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan, memonitor service level ditiap pusat distribusi.

2.2.3 Teori Peramalan (forecasting)

Menurut Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti “Peramalan merupakan suatu

usaha untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang melalui pengujian keadaan di masa lalu.” [10].

Sedangkan menurut Spyros Makridakis “Peramalan (forecasting) merupakan prediksi nilai-nilai sebuah variabel berdasarkan kepada nilai yang diketahui dari variabel tersebut atau variabel yang berhubungan. Meramal juga dapat didasarkan pada keahlian penilaian, yang ada pada gilirannya didasarkan pada data historis dan

pengalaman.” [11].

2.2.3.1 Tujuan Peramalan

Jika dilihat dari segi waktu, tujuan dari peramalan bisa dilihat sebagai berikut: 1. Jangka Pendek (Short Term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian atau mingguan dan ditentukan oleh Low Management.

2. Jangka Menengah (Small Term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management.

3. Jangka Pendek (Long Term)

Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top Management.


(38)

2.2.3.2 Macam-Macam Peramalan

Ada beberapa macam tipe peramalan yang digunakan. Tipe peramalan yang digunakan antara lain sebagai berikut [11].

1. Times Series Model

Metode time series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan menggunakan waktu sebagai dasar peramalan.

2. Casual Model

Metode peramalan yang menggunakan hubungan sebab-akibat sebagai asumsi, yaitu bahwa apa yang terjadi di masa lalu akan terulang pada saat ini. 3. Judgemental Model

Bila time series dan causal model bertumpu pada kuantitatif, pada judgemental mencakup untuk memasukkan faktor-faktor kuantitatif subjektif ke dalam metode peramalan. Secara khusus berguna bilamana faktor-faktor subjektif yang diharapkan menjadi sangat penting bilamana data kuantitatif yang akurat sudah diperoleh.

2.2.3.3 Klasifikasi Peramalan

Klasifikasi peramalan merupakan identitas dari peramalan itu sendiri. Peramalan memiliki dua klasifikasi peramalan di antaranya sebagai berikut [11]: 1. Peramalan berdasarkan teknik penyelesaiannya antara lain:

a. Teknik Peramalan Secara Kualitatif

Peramalan yang melibatkan pendapat pribadi, pendapat ahli, metode Delphi penelitian pasar dan lain-lain. Bertujuan untuk menggabungkan seluruh informasi yang diperoleh secara logika, unbased & sistematis yang dihubungkan dengan faktor interest pengambil keputusan.

Beberapa teknik kualitatif yang sering dipergunakan di antaranya: 1. Delphi Method

2. Market Research 3. Panel Consensus 4. Visionary Forecast


(39)

27

5. Historical Analogue 6. Management Estimate 7. Structured Group Methods b. Peramalan Secara Kuantitatif

Peramalan kuantitatif digunakan pada saat data masa lalu cukup tersedia. Beberapa teknik kuantitatif yang sering dipergunakan:

1. Time Series Model 2. Causal Model

Peramalan berdasarkan pengelompokan horizon waktu

a. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang jangka waktu peramalan lebih dari 24 bulan, misalnya peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan anggaran produksi.

b. Peramalan jangka menengah, yaitu peramalan yang jangka waktu peramalan antara 3-24 bulan, misalnya peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi.

c. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang jangka waktu peramalan kurang dari 3 bulan, misalnya peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja dan penugasan.

Komponen utama yang mempengaruhi penjualan masa lampau: a. Kecenderungan/ Trend (T)

b. Siklus/ Cycle (C) c. Musim/ Season (S)

d. Kejadian Luar Biasa/ Erratic Events (E)

2.2.3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Teknik Peramalan Peramalan sebenarnya upaya untuk memperkecil resiko yang timbul akibat pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan produksi. Semakin besar upaya yang dikeluarkan tentu resiko yang dapat dihindari semakin besar pula. Namun


(40)

upaya memperkecil resiko tersebut dibatasi oleh biaya yang dikeluarkan akibat mengupayakan hal tersebut.

Faktor-Faktor yang harus dipertimbangkan: 1. Horizon Peramalan

Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode peramalan yaitu:

a. Cakupan waktu di masa yang akan datang

Untuk mana perbedaan dari metode peramalan yang digunakan sebaiknya disesuaikan .

b. Jumlah periode untuk mana ramalan diinginkan

Beberapa teknik dan metode hanya dapat disuaikan untuk peramalan satu atau dua periode di muka, sedangkan teknik dan metode lain dapat dipergunakan untuk peramalan beberapa periode di masa mendatang.

2. Tingkat Ketelitian

Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. Untuk beberapa pengambilan keputusan mengharapkan variasi atau penyimpangan atas ramalan yang dilakukan antara 10% sampai dengan 15%, sedangkan untuk hal atau kasus lain mungkin menganggap bahwa adanya variasi atau penyimpangan atas ramalan sebesar 5% sudah cukup berbahaya.

3. Ketersediaan Data

Metode yang dipergunakan sangat besar manfaatnya, apabila dikaitkan dengan keadaan atau informasi yang ada atau data yang dipunyai. Apabila dari data yang lalu diketahui adanya pola musiman, maka untuk peramalan satu tahun ke depan sebaiknya digunakan metode variasi musim. Sedangkan apabila dari data yang lalu diketahui adanya pola hubungan antara variable – variable yang saling mempengaruhi, maka sebaiknya dipergunakan metode Sebab Akibat (causal) atau korelasi (correlation).


(41)

29

4. Bentuk Pola Data

Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan. Menurut Makridakis, Wheelwright dan McGee pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis siklus dan trend, yaitu [11]:

a. Pola Horizontal (H) terjadi bilamana nilai data berfluktuasi disekitar niai rata- rata yang konstan. Deret seperti ini adalah stationer terhadap nilai rata- ratanya, pola data dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Pola horizontal

b. Pola Musiman (S) terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman, misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari hari pada minggu tertentu. Pola data dapat dilihat pada Gambar 2.4.


(42)

Gambar 2.4 Pola musiman

c. Pola siklus (C) terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti berhubungan dengan siklus bisnis. Pola data dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Pola Siklus

d. Pola Trend (T) terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Pola data dapat dilihat Gambar 2.6.


(43)

31

Gambar 2.6 Pola trend 5. Biaya

Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu prosedur ramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan (storage) data, operasi pelaksanaan dan kesempatan penggunaan teknik-teknik dan metode lainnya. Adanya perbedaan yang nyata dalam jumlah biaya, mempunyai pengaruh atas dapat menarik tidaknya penggunaan metode tertentu untuk suatu keadaan yang dihadapi.

6. Jenis dari Modal

Sebagai tambahan perlu diperhatikan anggapan beberapa pola dasar yang penting dalam data. Banyak metode peramalan telah menganggap adanya beberapa model dari keadaan yang diramalkan. Model-model ini merupakan suatu deret dimana waktu digambarkan sebagai unsur penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola, yang mungkin secara sistematik dapat dijelaskan dengan analisis regresi atau korelasi


(44)

7. Mudah Tidaknya Penggunaan Dan Aplikasinya

Satu prinsip umum dalam penggunaan metode ilmiah dari peramalan untuk Management dan analisis adalah metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan yang akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan analisa. Prinsip ini didasarkan pada alasan bahwa, bila seorang manajer atau analisis bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya atau hasil analisa yang dilakukan, maka ia sudah tentu tidak menggunakan dasar yang tidak diketahuinya atau tidak diyakininya. Jadi, sebagai ciri tambahan dari teknik dan metode peramalan adalah bahwa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari keadaan ialah teknik dan metode peramalan yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dari manajer atau analisis yang akan menggunakan metode ramalan tersebut.

2.2.3.5 Pemilihan Metode Peralaman

Pemilihan metode peramalan yang akan dipilih penulis dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah menggunakan teknik peramalan secara kuantitatif. Sedangkan model peramalan yang akan digunakan adalah Time Series Model. 2.2.5.6 Time Series Model

Time series model didasarkan pada serangkaian data-data berurutan yang berjarak sama (misalnya: mingguan, bulanan, tahunan). Serangkaian data ini yang merupakan serangkaian observasi berbagai variabel menurut waktu, biasanya ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik yang menunjukan perilaku subyek. Time series sangat tepat dipakai untuk meramalkan permintaan yang berpola permintaan di masa lalunya cukup konsisten dalam periode waktu yang lama, sehingga pola tersebut masih akan tetap berlanjut. Berikut adalah metode peramalan Time series model:

2.2.3.6 Metode Peramalan Single Exponensial Smoothing

Metode Single Exponential Smoothing dipakai pada kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda dengan data pada periode sebelumnya dan membentuk fungsi Exponential. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpangan data karena tidak perlu lagi menyimpan data historis. Pengaruh


(45)

33

besar kecilnya α berlawanan arah dengan pengaruh memasukan jumlah pengamatan. Metode ini selalu mengikuti setiap trend dalam data sebenarnya karena yang dapat dilakukannya tidak lebih dari mengatur ramalan mendatang dengan suatu persentase dari kesalahan terakhir. Menentukan α mendekati optimal memerlukan beberapa kali percobaan.

Jika suatu deret data historis XT untuk T = 1,2,3….N, maka data ramalan

eksponensial untuk data waktu T adalah FT. Metode exponential smoothing yang sederhana dikembangkan dari metode rata-rata bergerak. Jika terdapat data dari T pengamatan makan nilai ramalan pada waktu T + 1 dapat dihitung dengan persamaan 2.3 dan 2.4 sementara untuk perhitungan exponential untuk N dapat dilihat di persamaan 2.5.

+ = � +� +⋯+��= ∑�= � (2.3)

+ = + + = � − − � (2.4)

Metode Exponential untuk N pengamatan adalah sebagai berikut:

+ = + ��−��− (2.5)

Misalkan observasi yang lama � tidak tersedia sehingga harus digantikan dengan suatu nilai pendekatan (aproksimasi). Salah satu pengganti yang mungkin adalah nilai ramalan periode sebelumnya sehingga dapat dihitung dengan persamaan 2.6 dan 2.7.

+ = + ��− � (2.6)


(46)

Jadi nilai ramalan pada waktu t – 1 tergantung pada pembobotan nilai observasi saat t, yaitu dan pada pembobotan nilai ramalan yaitu 1 − bernilai antara 0 dan 1. Bila = �, maka dapat dihitung dengan persamaan 2.8.

+ = �� + 1 − � (2.8)

Keterangan:

+ = Hasil forecast untuk periode t-1

� = Konstanta pemulusan

� = Data demand aktual untuk periode t = Forecast pada periode t

Dalam metode exponential smoothing nilai � bisa ditentukan secara bebas, artinya tidak ada suatu cara yang pasti untuk mendapatkan nilai � yang optimal.

Maka pemilihan nilai α dilakukan dengan cara trial dan error. Besarnya � terletak antara 0 dan 1

2.2.3.7 Metode Peramalan Single Moving Average

Metode rata-rata bergerak tunggal menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan dimasa yang akan datang. Metode ini akan efektif diterapkan apabila kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produk akan tetap stabil sepanjang waktu. Metode ini mempunyai dua sifat khusus yaitu untuk membuat forecast memerlukan data.

Historis dalam jangka waktu tertentu, semakin panjang moving averages akan menghasilkan moving averages yang semakin halus, secara sistematis moving averages dapat dihitung dengan persamaan 2.9.


(47)

35

Keterangan:

St+1= Forecast untuk periode ke t+1. Xt= Data pada periode t.

n= Jangka waktu Moving Averages

2.2.5.7 Pengukuran Kesalahan Peramalan

Pengukuran kesalahan peramalan dapat menggunakan Mean Absolute Error, Mean Square Error, Mean Absolute Precentage Error

1. Mean Absolute Error (MAE)

Mean Absolute Error (MAE) yaitu rata-rata nilai absolute error dari kesalahan meramal (nilai positif dan negatif tidak dilihat) dapat dilihat pada persamaan 2.10.

�� = ∑ |��− �| (2.10)

2. Mean Absolute Deviation (MAD)

Mean Absolute Deviation (MAD) mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan). MAD berguna ketika mengukur kesalahan ramalan dalam unit yang sama sebagai deret asli. Nilai MAD dapat dilihat pada persamaan 2.11.

�� = ∑ � � � (2.11)

3. Mean Squares Error (MSE)

Mean Squared Error (MSE) yaitu rata-rata dari kesalahan forecasting dikuadratkan dan dapat dilihat pada persamaan 2.12.


(48)

� = ∑ ��− � (2.12)

Keterangan:

� = Data aktual pada periode t

= Data ramalan dari model yang digunakan pada periode t

� = Banyak data hasil ramalan

4. Mean Absolute Precentage Error

MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara matematis, MAPE dapat dilihat pada persamaan 2.13.

��� = ∑ |� �

�| (2.13)

5. Tracking Signal

Tracking Signal adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu peramalan memperkirakan nilai-nilai aktual. Secara matematis nilai Tracking Signal dapat dilihat pada persamaan 2.14.

�� ��� ���� = (2.14)

Keterangan:

RSFE= Kumulatif Error


(49)

37

2.2.4 Monitoring

Menurut George R. Terry “Pengawasan adalah mendeterminasi apa yang

telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.” [6]

Sedangkan menurut Tabrani Rusyani “Pengawasan adalah pengendalian yang

dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan, penilaian kemampuan, meningkatkan dan menyempurnakan, baik manajemen maupun bidang

operasionalnya.”[7]

Berdasarkan pendapat dua pendapat di atas penulis menyimpulkan pengawasan (Monitoring) adalah proses pengamatan, pemeriksaan, pengendalian dan pengorksian dari hasil evaluasi kerja sehingga sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya secara terus menerus dan teratur. Monitoring membantu mengingatkan ketika terjadi sesuatu yang salah dan membantu agar pekerjaan tetap pada jalurnya.

2.2.5 Teknik Minimum Stock

Pemesanan suatu barang sampai barang tersebut itu datang diperlukan jangka waktu yang bervariasi dari beberapa jam sampai bulan. Perbedaan waktu antara saat memesan sampai barang tersebut datang dikenal dengan istilah waktu tenggang (Lead Time). Waktu tenggang dipengaruhi oleh ketersediaan barang yang dipesan dan jarak lokasi antara pemesan dan penyedia barang. Waktu tenggang yang tidak menentu mengakibatkan terjadinya kekurangan barang misalnya disebabkan penggunaan barang yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya, maka dari itu dibutuhkan suatu persediaaan pengaman (Minimum Stock). Apabila Minimum Stock yang sudah ditetapkan terlalu rendah, persediaan akan habis sebelum persediaan pengganti diterima sehingga produksi dapat terganggu atau permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi. Perencanaan persediaan bahan baku yang telah diperhitungkan namun sering persediaan bahan baku tersebut tidak mencukupi karena sering meloncatnya persediaan hasil produksi perusahaan atau barang


(50)

persediaan tersebut mengalami kerusakan dan tidak memenuhi standar untuk memenuhi permintaan konsumen.

2.2.6 Website

Menurut YM Kusuma Ardhana “Website adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau berkas lainnya [8].

Penemu situs web adalah Sir Timothy Kohn Berners-Lee, sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan pertama kali muncul pada tahun 1991.

Website mempunyai fungsi yang bermacam-macam, tergantung dari tujuan dan jenis website yang dibangun, tetapi secara garis besar fungsi website menurut YM Kusuma Ardhana adalah sebagai berikut [8]

a. Media Promosi b. Media Pemasaran c. Media Informasi d. Media Pendidikan 2.2.6.1 Perkembangan Web

Perkembangan web berdasarkan teknologi dan cara penggunaannya menurut pada praktisi informatika adalah sebagai berikut:

a. Web 1.0

Web 1.0 merupakan teknologi awal dari sebuah website, teknologi ini masih statis dimana antara pembuat website dan penikmat website hanya tejadi komunikasi 1 arah dimana pembuat sebagai pemberi informasi dan penikmat hanya sebagai pembaca. Web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Secara garis besar, sifat Web 1.0 adalah Read-Only dan bahasa yang digunakan pada Web 1.0 menggunakan bahasa HTML.


(51)

39

b. Web 2.0

Sifat Web 2.0 adalah Read-Write. Web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Di era Web 2.0 sekarang, web digunakan untuk berbagi, pertemanan, kolaborasi menjadi sesuatu yang penting. Web 2.0 memungkinkan pengguna untuk melakukan lebih dari sekedar mengambil informasi. Mereka dapat membangun pada fasilitas interaktif.

Kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan. Kemampuan web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop.

c. Web 3.0

Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web. Web 3.0 merupakan pengembangan dari website di mana konten web tidak hanya dalam format bahasa manusia yang umum, tetapi juga dalam format yang dapat dibaca oleh bahasa mesin. Web ini masih dalam tahap pengembangan. Akan tetapi, banyak yang memperkirakan web ini akan berkembang pesat pada tahun 2010-2020.

Konsep Web 3.0 itu sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, menulis sebuah artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman Web. Fungsi web menjadi wadah untuk pertukaran data, informasi, dan pengetahuan yang dapat menghasilkan kecerdasan buatan yang dapat mengerti keinginan penggunanya, dengan menggunakan web 3.0 kita juga diberikan keleluasaan untuk dapat melakukan modifikasi pada website itu sendiri.


(52)

2.2.6.2 Web Server

Web server adalah suatu server yang memberikan layanan kepada konsumen yang meminta informasi yang berkaitan dengan web. Fungsi utama dari web server adalah untuk mentransfer data dan seluruh berkasnya dalam sebuah web termasuk di dalamnya teks, gambar, video dan lainnya atas permintaan klien melalui protokol komunikasi yang telah ditentukan.

2.2.6.3 Web Based Application

Web based application adalah suatu aplikasi yang dapat berjalan dengan menggunakan basis teknologi web atau browser. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan program server-side.

Server-side adalah script yang diolah di server. Script adalah program yang ditulis dalam bahasa pemrograman khusus dan biasanya terdiri dari serangkaian perintah. Script biasanya bekerja bila suatu program aplikasi dijalankan.

Contoh-contoh server-side: ASP, JSP, PHP, dan bahasa lainnya.

a. ASP (Active Server Side) merupakan turunan dari MS Visual Basic yang dibuat oleh Microsoft.

b. JSP (Java Server Page) merupakan bahasa berbasis Java yang dikembangkan oleh Sun Microsistem

c. PHP (PHP Hypertext PreProsessor atau PHP Hypertext Preprocessing) merupakan bahasa pemrograman yang paling banyak komunitasnya saat ini dan dikembangkan secara open source.


(53)

261

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penulisan tugas akhir ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem informasi yang dibangun ini dapat memudahkan Bagian Gudang di CV. Wijaya Karya dalam menentukan jumlah perencanaan kegiatan produksi sehingga ketika terjadi peningkatan permintaan tidak terjadi kekurangan produk. Begitu juga sebaliknya ketika permintaan menurun tidak terjadinya penumpukan dan juga kelebihan produk.

2. Sistem informasi yang dibangun ini dapat memudahkan Bagian Gudang dalam menentukan jumlah pengadaan bahan baku yang akan dipasok, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan penumpukan dan kekurangan bahan baku di gudang.

3. Sistem informasi yang dibangun ini dapat memudahkan Bagian Produksi di CV. Wijaya Karya dalam koordinasi antar sektor produksi, sehingga tidak sering terjadinya penundaan tugas terhadap sektor produksi yang lainnya. Yang mengakibatkan keterlambatan proses produksi dan mengakibatkan penumpukan bahan setengah jadi.

5.2 Saran

Saran untuk pengembangan sistem informasi ini ada beberapa saran yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Membuat tampilan / interface yang lebih menarik lagi seperti pemilihan teks dan warna yang mudah untuk dibaca oleh penggunanya karena masih ada beberapa pemilihan teks yang sulit untuk dibaca.


(54)

2. Penelitian selanjutnya diharapkan sistem yang dibangun dapat melakukan pengelolaan dan perincian dalam memperhitungkan biaya untuk pembelian bahan baku ke Supplier.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan juga untuk membuat pengolahan dan perincian dalam memperhitungkan total biaya pemesanan produk dari pelanggan.


(1)

2.2.4 Monitoring

Menurut George R. Terry “Pengawasan adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.” [6]

Sedangkan menurut Tabrani Rusyani “Pengawasan adalah pengendalian yang dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan, penilaian kemampuan, meningkatkan dan menyempurnakan, baik manajemen maupun bidang operasionalnya.”[7]

Berdasarkan pendapat dua pendapat di atas penulis menyimpulkan pengawasan (Monitoring) adalah proses pengamatan, pemeriksaan, pengendalian dan pengorksian dari hasil evaluasi kerja sehingga sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya secara terus menerus dan teratur. Monitoring membantu mengingatkan ketika terjadi sesuatu yang salah dan membantu agar pekerjaan tetap pada jalurnya.

2.2.5 Teknik Minimum Stock

Pemesanan suatu barang sampai barang tersebut itu datang diperlukan jangka waktu yang bervariasi dari beberapa jam sampai bulan. Perbedaan waktu antara saat memesan sampai barang tersebut datang dikenal dengan istilah waktu tenggang (Lead Time). Waktu tenggang dipengaruhi oleh ketersediaan barang yang dipesan dan jarak lokasi antara pemesan dan penyedia barang. Waktu tenggang yang tidak menentu mengakibatkan terjadinya kekurangan barang misalnya disebabkan penggunaan barang yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya, maka dari itu dibutuhkan suatu persediaaan pengaman (Minimum Stock). Apabila Minimum Stock yang sudah ditetapkan terlalu rendah, persediaan akan habis sebelum persediaan pengganti diterima sehingga produksi dapat terganggu atau permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi. Perencanaan persediaan bahan baku yang telah diperhitungkan namun sering persediaan bahan baku tersebut tidak mencukupi karena sering meloncatnya persediaan hasil produksi perusahaan atau barang


(2)

38

persediaan tersebut mengalami kerusakan dan tidak memenuhi standar untuk memenuhi permintaan konsumen.

2.2.6 Website

Menurut YM Kusuma Ardhana “Website adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau berkas lainnya [8].

Penemu situs web adalah Sir Timothy Kohn Berners-Lee, sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan pertama kali muncul pada tahun 1991.

Website mempunyai fungsi yang bermacam-macam, tergantung dari tujuan dan jenis website yang dibangun, tetapi secara garis besar fungsi website menurut YM Kusuma Ardhana adalah sebagai berikut [8]

a. Media Promosi b. Media Pemasaran c. Media Informasi d. Media Pendidikan 2.2.6.1 Perkembangan Web

Perkembangan web berdasarkan teknologi dan cara penggunaannya menurut pada praktisi informatika adalah sebagai berikut:

a. Web 1.0

Web 1.0 merupakan teknologi awal dari sebuah website, teknologi ini masih statis dimana antara pembuat website dan penikmat website hanya tejadi komunikasi 1 arah dimana pembuat sebagai pemberi informasi dan penikmat hanya sebagai pembaca. Web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Secara garis besar, sifat Web 1.0 adalah Read-Only dan bahasa yang digunakan pada Web 1.0 menggunakan bahasa HTML.


(3)

b. Web 2.0

Sifat Web 2.0 adalah Read-Write. Web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Di era Web 2.0 sekarang, web digunakan untuk berbagi, pertemanan, kolaborasi menjadi sesuatu yang penting. Web 2.0 memungkinkan pengguna untuk melakukan lebih dari sekedar mengambil informasi. Mereka dapat membangun pada fasilitas interaktif.

Kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan. Kemampuan web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop.

c. Web 3.0

Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web. Web 3.0 merupakan pengembangan dari website di mana konten web tidak hanya dalam format bahasa manusia yang umum, tetapi juga dalam format yang dapat dibaca oleh bahasa mesin. Web ini masih dalam tahap pengembangan. Akan tetapi, banyak yang memperkirakan web ini akan berkembang pesat pada tahun 2010-2020.

Konsep Web 3.0 itu sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, menulis sebuah artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman Web. Fungsi web menjadi wadah untuk pertukaran data, informasi, dan pengetahuan yang dapat menghasilkan kecerdasan buatan yang dapat mengerti keinginan penggunanya, dengan menggunakan web 3.0 kita juga diberikan keleluasaan untuk dapat melakukan modifikasi pada website itu sendiri.


(4)

40

2.2.6.2 Web Server

Web server adalah suatu server yang memberikan layanan kepada konsumen yang meminta informasi yang berkaitan dengan web. Fungsi utama dari web server adalah untuk mentransfer data dan seluruh berkasnya dalam sebuah web termasuk di dalamnya teks, gambar, video dan lainnya atas permintaan klien melalui protokol komunikasi yang telah ditentukan.

2.2.6.3 Web Based Application

Web based application adalah suatu aplikasi yang dapat berjalan dengan menggunakan basis teknologi web atau browser. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan program server-side.

Server-side adalah script yang diolah di server. Script adalah program yang ditulis dalam bahasa pemrograman khusus dan biasanya terdiri dari serangkaian perintah. Script biasanya bekerja bila suatu program aplikasi dijalankan. Contoh-contoh server-side: ASP, JSP, PHP, dan bahasa lainnya.

a. ASP (Active Server Side) merupakan turunan dari MS Visual Basic yang dibuat oleh Microsoft.

b. JSP (Java Server Page) merupakan bahasa berbasis Java yang dikembangkan oleh Sun Microsistem

c. PHP (PHP Hypertext PreProsessor atau PHP Hypertext Preprocessing) merupakan bahasa pemrograman yang paling banyak komunitasnya saat ini dan dikembangkan secara open source.


(5)

261 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penulisan tugas akhir ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem informasi yang dibangun ini dapat memudahkan Bagian Gudang di CV. Wijaya Karya dalam menentukan jumlah perencanaan kegiatan produksi sehingga ketika terjadi peningkatan permintaan tidak terjadi kekurangan produk. Begitu juga sebaliknya ketika permintaan menurun tidak terjadinya penumpukan dan juga kelebihan produk.

2. Sistem informasi yang dibangun ini dapat memudahkan Bagian Gudang dalam menentukan jumlah pengadaan bahan baku yang akan dipasok, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan penumpukan dan kekurangan bahan baku di gudang.

3. Sistem informasi yang dibangun ini dapat memudahkan Bagian Produksi di CV. Wijaya Karya dalam koordinasi antar sektor produksi, sehingga tidak sering terjadinya penundaan tugas terhadap sektor produksi yang lainnya. Yang mengakibatkan keterlambatan proses produksi dan mengakibatkan penumpukan bahan setengah jadi.

5.2 Saran

Saran untuk pengembangan sistem informasi ini ada beberapa saran yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Membuat tampilan / interface yang lebih menarik lagi seperti pemilihan teks dan warna yang mudah untuk dibaca oleh penggunanya karena masih ada beberapa pemilihan teks yang sulit untuk dibaca.


(6)

262

2. Penelitian selanjutnya diharapkan sistem yang dibangun dapat melakukan pengelolaan dan perincian dalam memperhitungkan biaya untuk pembelian bahan baku ke Supplier.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan juga untuk membuat pengolahan dan perincian dalam memperhitungkan total biaya pemesanan produk dari pelanggan.