6
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Secara lengkap alat dan teknik pengumpulan data selama proses penelitian adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam
pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas Mulyasa, 2009:69. 2.
Metode Wawancara Wawancara merupakan bentuk komunikasi antara peneliti dengan
kolaborator tentang dialog awal yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana akar permasalahan pada saat pembelajaran berlangsung Syaodih,
2010:216. 3.
Metode Demonstrasi
Dokumentasi adalah instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan Mulyasa,
2009:69. Metode dokumentasi dalam penelitian ini untuk mendapatkan data seperti daftar peserta didik, daftar guru, hasil pembelajaran, gambar selama
proses pembelajaran pada kelompok B, serta data-data lain yang berhubungan dengan TK Dawungan I Masaran Sragen
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Pada
penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis data deskriptif kualitatif yaitu lebih mendeskripsikan data, fakta dan keadaan berdasarkan hasil observasi
kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus.
7
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Berdasarkan data dari hasil pengamatan pada hari Senin tanggal 10 Desember 2012 diperoleh hasil sebagai berikut. Skor yang paling rendah 9
dengan prosentase 28,12 sejumlah 1 anak, skor 10 31,25 sejumlah 5 anak, skor 11 34,37 sejumlah 11 anak, skor 12 37,5 sejumlah 5 anak,
dan skor 13 40,46 sejumlah 4 anak. Dengan demikian keterampilan motorik halus anak sebelum dilakukan tindakan sebesar 35,09.
2. Siklus I
Berdasarkan data dari hasil pengamatan yang dilakukan Pertemuan pertama pada hari Jum’at tanggal 4 Januari 2013, pertemuan kedua pada
hari Senin tanggal 7 Januari 2013, dan pertemuan ketiga pada hari Selasa tanggal 8 Januari 201 diperoleh hasil sebagai berikut. Skor yang paling
rendah 17 dengan prosentase 53,12 sebanyak 1 anak, skor 18 56,25 sejumlah 2 anak, skor 19 59,37 sejumlah 7 anak, skor 20 62,5
sebanyak 3 anak, skor 21 65,62 sebanyak 9 anak, dan skor 22 68,75 sebanyak 4 anak. Dengan demikian hasil keterampilan motorik halus anak
sebelum dilakukan tindakan sebesar 35,09 setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 62,85.
3. Siklus II
Berdasarkan data dari hasil pengamatan pertama pada hari Senin tanggal 14 Januari 2013, pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 15
Januari 2013, dan pertemuan ketiga pada hari Kamis 17 Januari 2013 diperoleh hasil sebagai berikut. Skor yang paling rendah 26 dengan
prosentase 81,25 sebanyak 4, skor 27 84,37 sebanyak 6 anak, skor 28 87,5 sebanyak 5 anak, skor 29 90,62 sebanyak 5 anak, skor 30
93,755 sebanyak 2 anak, dan skor 31 96,875 sebanyak 4 anak. Dengan
8
demikian hasil keterampilan motorik halus anak dari siklus I sebesar 62,85 setelah dilakukan tindakan pada siklus II mencapai 88,34.
B. Pembahasan