Program Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku
32 Gambar 1. Program Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku
Hasil perhitungan biaya persediaan bahan baku dengan biaya pemesanan standar Rp 12.250 pesanan dan jumlah permintaan bahan baku standarnya 4.200 tontahun diperoleh
Optimum Order Size Q sebesar 1,32 tonpesanan, biaya persediaan pada saat Q sebesar Rp 77.706.072 tahun, dan pemesanan bahan baku kembali sebesar 11,6 tonhari.
Hasil simulasi program perhitungan biaya bahan baku dengan beberapa skenario jumlah permintaan per tahun tontahun dan biaya pemesanan tiap kali pesan Rppesanan dapat dilihat
pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Simulasi Biaya Pemesanan Tiap Kali Pesan Rppesanan dan Jumlah Permintaan
per Tahun tontahun
Skenario JP tontahun
s Rppesanan Q tonpesanan
BP Rptahun 50 dari JP dan s standar
2.100 6.125
0,66 38.853.036,30
75 dari JP dan s standar 3.150
9.187,50 0,99
58.279.554,5 100 standar JP dan s
pabrik 4.200
12.250 1,32
77.706.072 125 dari JP dan s standar
5.250 15.312,50
1,65 97.132.590,9
150 dari JP dan s standar 6.300
18.375 1,98
116.559.109
Ket : JP = jumlah permintaan tontahun s = biaya pemesanan Rppemesanan
h = biaya penyimpanan Rptontahun Rp 58.680.000tontahun
33 Dari hasil perhitungan simulasi dengan beberapa skenario biaya pemesanan tiap kali
pesan Rppesanan dapat dilihat bahwa dengan biaya pemesanan 50 dari biaya pemesanan standar dan 50 dari jumlah permintaan standar yakni berturut-turut Rp 6.125 pesanan dan
2.100 tontahun, akan diperoleh biaya persediaan pada saat Q sebesar Rp 38.853.036,3 tahun dan Q sebesar 0,66 tonpesanan. Apabila biaya pemesanan 75 dari biaya pemesanan standar
dan 75 dari jumlah permintaan standar yakni berturut-turut Rp 9.187,5 pesanan dan 3.150 tontahun, akan diperoleh biaya persediaan yang lebih besar yakni sebesar Rp 58.279.554,5
tahun dan Q sebesar 0,99 tonpesanan. Lain halnya lagi dengan biaya pemesanan 125 dari biaya pemesanan standar yakni Rp 15.312,5pesanan dengan jumlah permintaan 125 dari
standar yakni 5.250 tontahun, akan diperoleh biaya pemesanan sebesar Rp 97.132.590,9 tahun dan Q sebesar 1.65 tonpesanan. Apabila dengan biaya pemesanan 150 dari biaya pemesanan
standar dan jumlah permintaan 150 dari jumlah permintaan standar yakni berturut-turut Rp 18.375pesanan dan 6.300 tontahun, diperoleh biaya persediaan dan Q yang lebih besar yakni
sebesar Rp 116.559.109,1tahun dan 1,98 tonpesanan. Dari hasil beberapa skenario jumlah permintaan dan biaya pemesanan diatas, bahwa
apabila semakin dikurangi jumlah permintaan 50 dari standar pabrik dan biaya pemesanan 50 dari standar pabrik maka diperoleh biaya pemesanan yang semakin kecil sebesar Rp
38.853.036 tahun dengan Q sebesar 0,66 tonpesanan. Dan apabila diperbesar jumlah permintaan dan biaya pemesanan dari standar maka diperoleh biaya pemesanan yang semakin
besar pula sebesar Rp 116.559.109 tahun dengan Q sebesar 1,98 tonpesanan. Data grafik dan grafik hubungan antara biaya persediaan dengan beberapa skenario biaya pemesanan dapat
dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
34 Gambar 2. Data Grafik Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Biaya
Pemesanan dengan Biaya Persediaan
Gambar 3. Grafik Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Biaya Pemesanan dengan Biaya Persediaan
Dari grafik di atas terlihat hubungan antara biaya persediaan Rptahun dengan biaya pemesanan yang berbanding lurus. Apabila semakin tinggi biaya pemesanan yakni pada scenario
150 dari standar pabrik dengan biaya pemesanan Rp18.375pesanan, maka semakin tinggi pula biaya persediaan Rp 166.559.109,1tahun yang timbul pada suatu pabrik dan diperoleh
persamaan regresi linear y = 6343 x - 0,18 dengan sumbu x adalah biaya pemesanan dan sumbu y adalah biaya persediaan dan koefisien determinasinya R
2
= 1. Nilai koefisien determinasinya
35 1 artinya persamaan matematis ini menggambarkan kondisi yang senyatanya, sedangkan grafik
hubungan biaya pemesanan dengan Q dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 4. Data Grafik Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Biaya Pemesanan dengan Q
Gambar 5. Grafik Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Biaya Pemesanan dengan Q
Berdasarkan grafik hubungan biaya pemesanan dengan Q di atas dapat dilihat bahwa biaya pemesanan tertinggi didapat pada scenario 150 dari standar data pabrik antara biaya
pemesanan dengan Q berbanding lurus dan diperoleh persamaan eksponensial y = 0,416.e
0,000009x
, dengan sumbu x adalah biaya pemesanan dan sumbu y adalah optimum order size Q dan koefisien determinasinya R
2
= 0,974. Nilai koefisien determinasinya yang mendekati 1 artinya persamaan matematis ini menggambarkan kondisi yang senyatanya. Apabila
36 semakin kecil biaya pemesanannya maka nilai Q yang didapat juga semakin kecil. Grafik
hubungan jumlah permintaan dengan Q dapat di lihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.
Gambar 6. Data Grafik Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Jumlah Permintaan dengan Q
Gambar 7. Grafik Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Jumlah Permintaan dengan Q
Berdasarkan grafik hubungan jumlah permintaan dengan Q di atas dapat dilihat bahwa Q tertinggi didapat pada scenario 150 dari standar data pabrik 6.300 tontahun dengan Q
sebesar 1,98 tonpesanan dan diperoleh persamaan eksponensial y = 0,416.e
0,000009x
, dengan sumbu x adalah jumlah permintaan dan sumbu y adalah optimum order size Q dan
koefisien determinasinya R
2
= 0,974. Nilai koefisien determinasinya yang mendekati 1 artinya persamaan matematis ini menggambarkan kondisi yang senyatanya. Hubungan jumlah
permintaan dengan Q berbanding lurus. Apabila semakin kecil jumlah permintaan bahan baku
37 maka nilai Q yang didapat juga semakin kecil, dan sebaliknya. Sedangkan grafik hubungan
jumlah permintaan dengan biaya persediaan dapat di lihat pada Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 8. Data Grafik Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Jumlah Permintaan dengan Biaya Persediaan
Gambar 9. Grafik Perhitungan Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Jumlah Permintaan dengan Biaya Persediaan
Berdasarkan grafik hubungan jumlah permintaan dengan biaya persediaan di atas dapat dilihat bahwa biaya persediaan tertinggi didapat pada skenario jumlah permintaan 150 dari
standar data pabrik 6.300 tontahun dengan biaya persediaan sebesar Rp 116.559.109,1tahun dan biaya persediaan terendah terdapat pada skenario dengan jumlah permintaan 50 2.100
tontahun dari standar pabrik sebesar Rp 38.853.036,3tahun dan diperoleh persamaan regresi linearr y = 18501 x
– 0,18, dengan sumbu x adalah jumlah permintaan dan sumbu y adalah biaya persediaan dan koefisien determinasinya R
2
= 1.
38