Uji perbedaan pre test, post test dan follow up kelompok kontrol.
10
menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kemandirian dapat bebas mengemukakan pendapat walaupun orang lain tidak setuju, merasa puas dengan dirinya serta mampu
menghadapi masalah dan gangguan dalam kehidupan dengan tindakannya sendiri. Narapidana yang berada didalam penjara meskipun sangat terbatas dalam gerak dan
aktifitasnya bahkan mengikuti aturan yang ada tidak mengurangi kemampuannya untuk mandiri.
Narapidana berusaha untuk mengatur perilaku dari dalam dirinya guna menyesuikan diri dan menolak tekanan sosial agar dapat bertindak dengan cara tertentu
sesuai dengan keadaan. Parks-Sheiner 2009 mengutarakan bahwa dengan memahami kekuatan yang dimiliki seseorang dapat menghadapi sebuah tantangan dalam hidup dan
tekanan sosial yang ada dengan keterampilan yang dimiliki. Narapidana dituntut untuk dapat berpikir secara positif dan tepat agar dapat bertahan hidup dalam lingkungan penjara
yang penuh tantangan dan tekanan selama menjalani masa hukuman. Pada dimensiaspek penerimaan diri Ryff Singer 2008 mengungkapkan bahwa
penerimaan diri seseorang terlihat apabila seseorang dapat menerima kehidupan masa lalu dengan mengevaluasi pengalaman secara jangka panjang, memiliki sikap positif terhadap
dirinya, melibatkan kesadaran dengan mengakui dan menerima kekurangan serta kelebihan dari dalam dirinya. Narapidana yang menjalani masa hukuman melakukan
adaptasi terhadap dirinya agar dapat menjalani kehidupan di penjara dengan baik dan menerima semua kesalahan yang telah dilakukan secara bertahap. Narapidana yang
mampu menerima kehidupan masa lalu dan saat ini membantu dirinya untuk melangkah lebih maju. Melihat sisi positif dari dirinya dengan menyadari bahwa setiap orang
memiliki kelemahan dan kelebihan sehingga menimbulkan upaya narapidana untuk berusaha menjadi lebih baik dengan mengoptimalkan dirinya.
Dengan melakukan perenungan pada latihan Kelompok Psikoterapi Positif, narapidana dibawa pada situasi dimana menerima peristiwa yang tidak menyenangkan,
menghadirkan figure dan merelakan serta memaafkan, ini dimaksudkan agar narapidana menjadi lebih positif. Hasil penelitian Raudatussalamah Susanti 2014 menemukan
bahwa pemaafan berhubungan sangat signifikan dengan kesejahteraan psikologis pada narapidana. Narapidana yang memiliki perilaku memaafkan tinggi akan memiliki
kesejahteraan psikologis yang tinggi pula. Disamping itu, pada ke 4 dimensiaspek kesejahteraan psikologis tidak mengalami
perubahan yaitu penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan