Peranan ketenangan jiwa bagi keberhasilan proses pendidikan remaja

/9?-6

PERANAN KETENANGAN JIWA BAGI KEBERHASILAN
PROSES PENDIDIKAN REMAJA

Oleh:

SARBINI
NIM: 9911000144

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1425 HI 2004 M

PfJ-t

-t

PERANAN KETENANGAN JIWA BAGI l(EBERHASILAN

PROSES PENDIDIKAN REMAJA.

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana S-I
Fakultas Tarbiyah UIN SyarifHidayatullah Jakarta

Oleh:

SARBINI

NIM: 9911000144
Di bawah Bimbingan :

r---_,,/
Drs.

. Alisuf Sabri

NIP. 150 034 454


JURUSAN PENDIDIK.AN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
.JAKARTA
1425 H / 2004 M

A

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi dengan judul "PERANANAN KETENANGAN JIWA BAGI

KEBERHASILAN PROSES PENDIDIKAN REMAJA"

telah diujikan dalam

Sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Hari Rabu tanggal, 08 September 2004. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program

strata 1 (S 1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 11 September 2004
Sidang Munaqasah
Dekan I

Pudek I I Sekretaris
Merangkap Anggota,

etua Merangkap Anggota

Prof. Dr. H. Salman H un
NIP.150 062 568

Anggota
Penguji I,

Drs. H. Mu'arifSam, MPd
NIP. 150 268 585

Penguji II,


Drs. H. M. Alisuf Sabri
NIP. 150 034 454

KATAPENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala karunia
yang diberikan kepada penulis sehingga dapat merampungkan skripsi ini sebagai
syarat untuk mengikuti munaqasah dan wisuda sarjana. Shalawat dan salam penulis
haturkan kepada Nabi SAW.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai
tanpa adanya bimbingan dan dukungan yang penuh ketulusan baik secara moral
maupun material dari semua pihak oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
I. Bapak Prof. DR. H. Salman Hamn, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Drs. A. F. Wibisono, M. Ag, ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
3. Bapak Drs. M. Alisuf Sabri, pembimbing yang telah banyak memberikan peluang
waktunya dan dengan amat sabar membimbing serta mengarahkan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. H. Moh. Matsna HS, MA, ketua pelaksana program ekstensi

5. Ayahanda Ganyo dan lbunda Saifah tercinta, adik-adikku tersayang serta seluruh
saudara-saudara keluarga besar orang tua penulis yang ikut terlibat langsung baik
moril maupun material ikut mendukung dari awal sampai akhir keberhasilan
penyelesaian pendidikan tinggi.
6. Kakak Drs. Reza Ronaldo. M. M. sekuarga yang penulis anggap sebagai kakak
kandung penulis sendiri, yang ikut terlibat memberikan dukungan bimbingan baik
moril maupun material langsung maupun tidak langsung dari awal sampai akhir
keberhasilan pendidikan tinggi
7. Teman-teman dan sahabat yang baik, teman seperJuangan dalam pendidikan
maupun teman seperjuangan dalam lingkungan dunia kerja diantaranya Herliana,
Saidati, Anwar Sirait, Sanusi, Khairudin, Yusroni, Kazwaini, Sugino, Rudito,
Sugiono dan lainnya.
Akhirnya penulis berdoa semoga Allah SWT membalas jasa dan amal baik
mereka. Harapan penulis sehingga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Amin.
Jakarta, 11 September 2004
Penulis


Sarbini

11

DAFTARISI

KA TAPENGANTAR ................................................................................................ .
DAFT AR ISi ...............................................................................................................
BAB!

BAB II

111

PENDAHULUAN ................................................................................ .

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................

2


B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................

6

C. Metode Pembahasan .......................................................................

7

D. Sistematika Penulisan ......................................................................

7

KETENANGAN JIWA .......................................................................

9

A. Pengertian Ketenangan Jiwa ...........................................................

9


B. Faktor yang Mempengaruhi Ketenangan Jiwa ............................... 11
C. Adanya Kegoncangan dan Gangguan Jiwa .................................... 13
BABIII

PENDIDIKAN BAGI REMAJA .......................................................

18

A. Pengertian Pendidikan dan Remaja ................................................

18

I. Pengertian Pendidikan ..............................................................

18

2. Pengertian Remaja .................................................................... 20
B. Pendidikan Bagi Remaja ................................................................. 22
I. Pcmbinaan Lingkungan Keluarga ............................................ 23
2. Pcmbinaan Lingkungan Sekolah .............................................. 24

3. Pcmbinaan Lingkungan Masyarakat ........................................ 26
C. Ciri-ciri Perkembangan Jiwa Remaja..............................................

27

I. Ciri-ciri Umum Masa Remaja .................................................. 27
2. Ciri-ciri Perkembangan Masa Remaja ..................................... 29
D. Perkembangan Seksual .................................................................... 33
E. Perkembangan Keagamaan ............................................................. 34

F. Perkembangan Tahap Akhir Remaja .............................................. 35
G. Pendidikan yang Diperlukan Remaja ............................................. 39

BAB IV

IMP LI KASI KETENANGAN JIWA BAGI KEBERHASILAN
PENDIDIKAN REMAJA ...................................................................

42


A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan
Remaja ..........................................................................................
B. Pengaruh

BAB V

Ketenangan

Jiwa

Bagi

Keberhasilan

42

Proses

Pcndidikan Remaja .......................................................................


45

C. Upaya Mendapatkan Ketenangan Jiwa Bagi Remaja .................

50

KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................

52

A. Kcsimpulan ...................................................................................

52

B. Saran-saran ....................................................................................

52

'

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abad 21 ini adalab abad kemajuan. Jarak yang dulu sukar ditempub, kini
dalam beberapa menit saja dapat dicapai, sehingga tidak ada alasan untuk mengelub
dan menderita. Namun kesenangan dan fasilitas hidup yang cukup itu tidak mampu
mendatangkan kebabagian. Babkan yang tampak mewarnai zaman modern ini adalab
kecemasan, kegelisaban dan kehilangan ketenteraman bathin yang menimbulkan
berbagai problema dan kontradiksi-kontradiksi, di antaranya terjadi kemerosotan
moral, kenakalan anak dan remaja, kehilangan semangat kerja, kemunduran berpikir
dan konsentrasi ( terutama dalam ha! belajar ), serta timbulnya berbagai penyakit
yang belum dapat disembuhkan dengan obat-obatan. Tidak jarang pula terjadi konflik
perselisihan dan pertentangan yang tidak beralasan antara sesama manusia, yang
terlihat sekarang ini adalab perkelahian antar sekolab.
Remaja adalab tabap umur yang datang setelab masa kanak-kanak berakhir,
yang ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuban tersebut membawa
sikap, perilaku dan kepribadian remaja, dan dalam sikap, perilaku, kesehatan serta
kepribadian remaja. Hal inilab yang membawa para pakar pendidikan dan psikologi
cendrung kepada meletakan dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja, yang
mcrupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki tahap
dcwasa.Pertumbuhan yang cepat terjadi pada remaja seringkali menimbulkan

2

tanggapan yang berbeda-beda tentang mereka. Ada yang berpendapat sahwa masa
remaja adalah masa yang penuh dengan persoalan dan kesukaran, dilain pihak ada
yang memandang umur remaja adalah masa yang paling indah, menyenangkan dan
penuh dengan kebahagian. Memang sulit untuk ditentukan secara pasti dengan ukuran
tertentu. Hal itu kama berat ringannya masalah dan kesulitan yang dihadapi remaja
banyak bergantung kepada tingkat sosial, ekonomi, budaya, dan latar belakang
keluarga.
Di antara konfik atau pertentangan yang terjadi pada diri remaja adalah perasan
(emosi)-nya terhadap agama. Sesungguhnya pengaruh perasan terhadap agama jauh
lebih besar dari pada rasio (logika). Beberapa banyak orang yang mengerti agama, dan
agama itu dapat diterima oleh pikirannya, tetapi dalam pelaksanaannya, ia sangat
lemah, kadang-kadang tidak sanggup mengendalikan diri sesuai dengan pengertiannya
itu.
Usia 13,0 atau 14,0 adalah masa tidak stabilnya emosi dimana perasaan sering
tidak tenteram, keyakinannyapun akan terlihat mundur maju (ambivalence) serta
pandangannya terhadap sifat-sifat Tuhan akan berubah-ubah sesuai dengan kondisi
emosinya pada waktu tertentu. Kadang-kadang terasa sekali olehnya keyakinan kepada
Tuhan hingga terasa dekat dan seolah-olah ia berdialog langsung dengan-Nya, kadangkadang ia merasa jauh dengan Tuhan tidak dapat memusatkan pikiran waktu berdoa
atau sholat. Kondisi keimanan yang maju mundur itu adalah satu ciri khas remaja yang
sedang mengalami kegoncangan emosi.

3

Kepercayaan kepada Allah pada priode pertama dari masa remaja, bukanlah
keyakinan pikiran akan tetapi adalah kebutuhan jiwa. Disinilah letak perbedaan pokok
antara doa anak-anak dan doa remaja. Yang pertama memohon kepada Allah agar
terlepas dari azab neraka, karna ia takut akan hukuman luar yang dapat dirasa, ia tidak
dapat membayangkan adanya hukuman bathin ( rasa dosa ). Sedangkan pada remaja,
doanya adalah untuk memohon bantuan Allah supaya ia terlepas dari gejolak jiwanya
sendiri dan tertolong dalam menghadapi dorongan- dorongan nalurinya, karna ia takut
akan hukuman bathin yang abstrak itu. 1
Problema yang trjadi pada remaja, sebenarnya bersangkut paut dengan
pengaruh lingkungan di mana remaja itu hidup. Maka dalam ha! ini suatu paktor yang
sangat penting untuk bagi remaja adalah agama. Agama memeng berperanan yang
sangat menentukan bagi kehidupan remaja terutama dalam mengatasi berbagai
persoalan hidup yang dialami, sudah terbukti bahwa agama mempunyai peranan
penting dalam perawatanjiwa. 2
Jika berbicara tentang kehidupan di sekolah, maka adapula situasi disana yang
menyebabkan tidak enalmya remaja seperti pmikiran remaja tentang hari depannya
bayangan kesulitan mendapatkan peke1jaan setelah selesai sekolahnya. Kebimbangan
beragama yang biasa melanda remaja di masa ini, juga dapat menambah cemasnya

1

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional., (Jakarta: Pedoman
llmu Jaya), Cet. le-1. j. 25
2
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja,
(Jakarta: Kalam Ulia, 1999), Cet. ke-1, h. 101

4

mereka. 3 Dalam Al-Quran banyak terdapat ayat berkenaan dengan ketenangan J!Wa
salah satunya adalah surah al- Baqarah ayat 155 yang berbunyi :

Artinya: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". ( Q.S. AlBaqarah: 155)
Berbicara tentang gangguan dan penyakit jiwa (neiose dan psychose ), kitapun
akan menemnkan berbilang ayat tentang kecemasan (anciety), penyimpangan kelakuan
(behavior disorders). 4
Jika ahli jiwa secara umum berkesimpulan bahwa di antara penyebab gangguan
dan penyakit jiwa adalah kehilangan ketenangan bathin, maka Al-Quran menyuruh
orang menenteramkan bathinnya dengan mengingat Allah. 5

Artinya:

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram". ( Q.S. Arra'd :28)

Ayat Al-Quran yang mengandung daya terapi yang potensial itu menunjukkan
bahwa ketenangan hati (thuma'ninah dan sakinah al-qalb) akan diperoleh sebagai
ganjaran apabila melakukan suatu ibadah mengingat Allah atau dzikrnllah.

3

Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), Cet. ke-3, h. 102
4
Zakiah Darajat, op. cit., h. 34
5
Ibid., h. I 03

5

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa bila kita ingin mendapatkan rasa
tenang dan tenteram, maka dekatilah Dia yang Maha Tenang dan Maha tenteram, agar
mengimbas sifat-sifat itu kepada kita" 6• Ayat di atas juga menunjukkan bahwa agama
itu sendiri berisikan aspek terapi bagi jiwa dan akan sangat membantu dalam
mengantarkan remaja ke gerbang keberhasilan pendidikan dalam upaya yang
bersamaan menghilangkan keresahan-keresahan dan ketidaktenangan gangguan yang
ditimbulkan oleh kondisi jiwa remaja itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengkaji lebih jauh permasalahan
ketenangan jiwa dan hubungannya dengan keberhasilan pendidikan yang di tunjukkan
dalam bentuk skripsi dengan judul "PERANAN KETENANGAN JIW A BAGI
KEBERHASILAN PROSES PENDIDIKAN REMAJA".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

I. Pembatasan Masalah
Memperhatikan permasalahan di atas, maka untuk lebih mudahnya, penulis
membatasinya sebagai berikut :
a. Aspek ketenangan jiwa pada remaja.
b. Masa remaja yang penulis maksudkan yaitu dari usia 13 atau 14 sampai
21, yang dikenal dengan istilah remaja awal dan taliap remaja.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana kondisi kejiwaan pada masa remaja.
b. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan remaja.
6

Hana Djumhana Bustaman, Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995). Cet. ke-1,. h. 158

6

c. Apa peran ketenangan jiwa bagi keberhasilan pendidikan remaja.

C. Mctode Pcmbabasan

Metode penelitian dilakukan dengan :
1. Sumber Bahan
Yang meajadi sumber bahan penulisan skripsi ini adalah buku-huku
yang berkenaan dengan masalah gangguan jiwa yang dialami oleh para remaja
dan faktor-faktor keberhasilan pendidikan remaja
2. Telmik Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data yang kemudian diseleksi dan
disesuaikan dengan verifikasi Ialu diklasifikasi dan kemudian dilakukan
pengujian ulang terhadap data-data yang ada apabila ada data-data yang
bertentangan. Sumber bahan dalam penelitian library research adalah sumber
buku

D. Sistcmatika Pcnulisan

Penulis membagi skripsi ini menjadi Iima bab dan setiap bab dibagi menjadi
sub-sub sebagai penjabarannya. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB 1

Pendahuluan yang berisi secara global mengenai pembahasan pada tiap-tiap
bab. Bab ini meliputi Iatar belakang masalah, alasan pemilihan judul,
pernbatasan

dan

perumusan

sistematika penulisan.

masalah,

metode

pembahasan

serta

7

BAB II Menjelaskan seputar ketenangan jiwa yang meliputi: pengertian ketenangan

jiwa, dan faktor yang mempengaruhi ketenangan jiwa, adanya goncangan
dan gangguan jiwa.
BAB III Menjelaskan tentang pendidikan bagi remaja meliputi: pengertian remaja,

pendidikan bagi remaja: di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat,
ciri-ciri khusus perkembangan jiwa remaja: ciri-ciri umum masa remaja,
perkembangan jiwa remaja dan tugas perkembangan remaja, pendidikan
yang diperlukan remaja.
BAB IV lmplikasi ketenangan jiwa bagi keberhasilan pendidikan remaja meliputi:

foktor-foktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan pada remaJa,
peranan ketenangan jiwa bagi keberhasilan proses pendidikan remaja,
upaya mendapatkan ketenangan bagi remaja
BABY

Penutup: kesimpulan dan saran-saran.

BABII
KETENANGAN JIWA

A. Pengertian Ketenangan Jiwa

Ketenangan berasal dari kata "tenang" yang kemudian diberi imbuhan ke-an.
Ketenangan secara etimologi berarti mantap, tidak gusar, yaitu: suasana jiwa yang
berada dalam keseimhangan sehingga menyebabkan seseorang tidak terburu-buru
atau gelisah. 1 Dalam bahasa Arab, kata tenang ditunjukkan dengan kata athThuma'ninah yang artinya ketentraman hati kepada sesuatu dan tidak tergoncang atau
resah.2
Sedangkan jiwa adalah roh manusia yang ada di dalam tubuh dan
menyebabkan hidup atau seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari
perasaan, pikiran, angan, dan lain sebagainya). 3
Jiwa dalam agama adalah sebagian dari kerohanian manusia, yaitu:
kesanggupan merasakan sesuatu. Suatu makhluk baru dikatakan berjiwa jika sanggup
mengalami, merasakan, berkemauan dan lain sebagainya. 4

1

Jalaludin dan Ali Ahmad Zen, Kamus Jiwa dan Pendidikan, (Surabaya: Putra Al-Ma'arif,

1995)
2

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, Ta/sir Jbnu Qoyyim; Ta/sir ayat-ayat pilihan. diterjemahkan
oleh: Kathur Suhardi, (Jjakarta: Darul Falah, 2000), eel. Ke-I, h. 377-3778
3

DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, I 996), Edisi ke-2,
cet. Ke-7, h. 416
4

Ensiklopedi Indonesia, (Jjakarta: lkhtiat Baru, I 990), Jilid 111, h. 1597

9

Dalam filsafat, pengertian jiwa diklasifikasikan dengan berbagai macam teori,
antara lain:
I. Teori yang memandang bahwa jiwa itu merupakan sesuatu jenis kemampuan,

yakni semacam pelaku atau pengaruh dalam kegiatan-kegiatan.
2. Teori yang menyamakan pengertianjiwa dengan tingkah laku.

5

Dalam psikologi, jiwa lebih dihubungkan dengan tingkah laku sehingga yang
diselidiki oleh para psikolog adalah perbuatan-perbuatan yang dipandang sebagai
gejala-gejala dalam jiwa. Teori-teori psikologi baik psikoanalisa, behaviorisme
maupun lmmanisme memandang jiwa sebagai sesuatu yang berada di belakang
tingkah laku. 6
Jiwa menurut Fazlur Rahman dalam bukunya "Major Themes of Al-Quran"
adalah sesuatu substansi yang terpisah dari jasmani. Jiwa yang dikatakan juga sebagai
"diri" atau ''bathin manusia" memang dinyatakan oleh Al-Quran sebagai realitas pada
manusia tetapi ini tidal< dapat terpisah secara eksklusif dari raga. 7
Dalam al-Quran katajiwa pada dasarnya ditunjukkan dengan kata Nafs bukan
dengan kata qalb. Tetapi baik kata jiwa atau hati keduanya menunjuk pada konsep
tentang sesuatu yang terdapat dalam diri seseorang. 0 Ieh karena itu penulis
menekankan pengertian dari kata qalb dalam pembahasan skripsi ini dengan jiwa
5

Louis 0. Kattsoff, Elements of Philosophy, alih bahasa Soeyono Suemargono dengan judul
Ppengantar Filsafat, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986), cet. Ke-I, h. 30 I
6

Hasan Langgulung, Teori-teori Kkesehatan Mmenta/, Perbandingan Psikologi Modern dan
Pendekatam Pakar pakar Ppendidikan Islam, (Kuala Lumpur: Pustaka Huda, 1983), cet. Ke-I, h. 9
7
Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Quran; Tafsir Sosial berdasarkan Konsep-konsep Kunci,
(Jakarta: PT. Temprint, 1996), eel. Ke-I, h. 260

10

)

sebagaimana kata nafs yang juga bisa berarti hati seperti pada ayat (
yang dalam terjemahannya bis a berarti "apa yang dibisikkan o !eh hatinya"

8

Dari pengertian dua suku kata di atas, penulis menyimpulkan bahwa
ketenangan jiwa adalah suasana kehidupan batin manusia atau diri manusia yang
terdiri dari perasaan, pikiran, angan dan lain sebagainya yang berada dalam
keseimbangan hingga menyebabkan manusia itu tidak terburu-buru atau gelisah.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketenangan Jiwa
Pada dasarnya kegoncangan jiwa yang terjadi pada diri remaja bukanlah suatu
keadaan yang muncul dengan sendirinya, namun ada dua faktor yang menjadi
penyebab yaitu: faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern yang menyebabkan timbulnya goncangan jiwa remaja berkaitan
dengan proses pertumbuhan fisik yang sedang berlangsung. Salah satu di antara tugas
perkembangan remaja untuk menjadi dewasa adalah menerima keadaan tubuh yang
baru berkembang dan menyadari bahwa kodrat alam memberikan ciri-ciri fisik
tertentu di dalam dirinya yang bila dirasakannya sangat kurang dan tidak sesuai
dengan proporsinya, mereka cenderung membesar-besarkan masalah itu.
Adapun faktor ekstern yang menyebabkan terjadinya goncangan jiwa remaja
adalah ketidakmampuan remaja dalam memenuhi beberapa aspek yang menjadi
kebutuhannya, adanya tuntunan orang tua dan masyarakat terhadap remaja, tantangan
masa depan, terlebih lagi masalah penyesuaian diri yang harus siap menghadapi
8

Dawam Raharjo, Op. Cit., h. 260

11

kegagalan atau menghadapi kesuksesan dalam menghadapi suasana dan situasi yang
baru. Hal ini menimbulkan ketakutan dan kccemasan remaja yang menyebabkan
kegoncangan pada diri remaja.
Para ahli psikologi berbeda pendapat tentang sebab-sebab terjadinya
gangguan jiwa. Menurut pendapat Abraham H. Maslow bahwa:
Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, malca ia akan mengalami
gangguan jiwa. Ada 5 jenis kebutuhan yang bertingkat-tingkat menurut hirarki
tertentu yang dikemukakan oleh Maslow, yaitu:
I. Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi

2.

3.
4.
5.

oleh setiap manusia untuk hidup, seperti: makan, minum dan istirahat.
Kebutuhan akan rasa kasih sayang. Perasaan memiliki dan dimiliki oleh orang
lain atau kelompok masyarakat adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap
manusia.
Kebutuhan akan rasa aman (safety). Orang ingin bebas dari rasa takut dan
kecemasan, terlebih pada diri remaja.
Kebutuhan akan harga diri. Bila kebutuhan di tingkat ketiga tclah terpenuhi, malca
akan muncul kebutuhan akan harga diri.
Kebutuhan akan aktualisasi diri. Pada tingkatan ini manusia ingin berbuat sesuatu
yang merupakan keinginan dari dalam dirinya. Dia tidak lagi menuntut
penghargaan atas orang lain atas apa yang diperbuatnya. 9

Selain pendapat yang dikemukakan di atas, ada pendapat lain yang
dikemukakan oleh Afred Adler yaitu: "terjadinya gangguan jiwa disebabkan oleh
tekanan dari perasaan rendah diri (inferiority complex) yang berlebih-lebihan. Sebabsebab timbulnya rasa rendah diri adalah kegagalan di dalam rnencapai superioritas di

9

Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, l'sikologi /sfomi; Solusi Islam alas l'roblemproblem l'siko!ogi, (Yogyakarta: Pustaka Ppelajar, 1995), cet. Ke-I, h. 92

12

clalam hiclup. Kegagalan-kegagalan yang terns menerus ini akan menyebabkan
kecemasan clan ketegangan emosi. 10
Dari penclapat-penclapat di atas clapat disimpulkan bahwa gangguan jiwa
disebabkan oleh karena ketidakmampuan manusia untulc mengatasi konflik clalam
diri, tidak terpenuhinya kebutulmn hidup, perasaan kurang cliperhatikan clan perasaan
rendah diri.

C. Adanya Kegoncangan dan Gangguan Jiwa

Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kcgoncanganjiwa, masa berada
dalam peralihan atau di atas jembatan goyang yang menghubungkan masa kanakkanak yang penuh dengan ketergantungan dengan masa dewasa yang matang clan
berdi:ri sendiri. 11 Beliau menambahkan pada literatnr lain bahwa para renmja sering
kali terlihat terombang-ambing dalam gejolak emosi yang tidak terkuasai itu, yang
kadang-kadang membawa pengaruh terhadap kesehatan jasmaninya. 12
Grenville Stenley Hall mengistilahkan kegoncangan jiwa yang te1jadi pada
masa remaja dengan istilah: "Masa ini merupakan masa peralihan peka, remaja
mengalami badai topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya, keadaan ini
diistilahkan dengan stroom and strees"

40-41

IO

Ibid, h. 93

11

Zakiah Darajat, I/mu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bin tang, 1996), cet. Ke-2, h. 40-41

12

Zakiah Darajat, Remaja; Harapan dan Tantangan, (Jakarta: Ruhama, 1995), cet. Ke-2, h.

13

Di antara sebab atau sumber kegoncangan emosi pada masa remaja adalah
konflik atau pertentangan yang terjadi dalam kehidupan, baik yang terjadi pada
dirinya sendiri, maupun yang terjadi dalam masyarakat umum atau di sekolah.
Di antara konflik yang membingungkan dan menggelisahkan remaja menurut
para ahli jiwa adalah:
I. Jika mereka merasa atau mengetahui adanya pertentangan antara ajaran agama
dan ihnu pengetahuan. Mungkin saja ilmu pengetahuan itu tidak bertentangan
clengan agama, tetapi karena pengertian agama itu clisampaikan atau diterangkan
kepada remaja sejak kecilnya dengan cara yang menyebabkan terasa olehnya
adanya pertentangan, maka remaja akan gelisah, mungkin akan menggoncangkan
keyakinan yang telah tertanam itu.
2. Adanya perbedaan antara nilai-nilai moral dengan kelakuan orang-orang dalam
kenyataan hidup clan sikap serta tinclakan orang-orang yang dihormatinya seperti
orang tua, guru, pemimpin, penganjur agama clan lainnya. Misalnya ia mendapat
didikan bahwa berdusta itu tidak baik, tapi ia melihat banyak orang yang berdusta
dalam pergaulan hidup ini.
3. Masalah clorongan seks. Mereka ingin bergaul erat clcngan jenis lain, atau akan
berbuat semaunya, akan tetapi ha! itu bertentangan dengan larangan-larangan
agama clan nilai sosial. 13
Apabila kita tahu bahwa masa remaja adalah masa ticlak stabilnya emosi di
mana perasaan sering tidak tenteram, maka keyakinannya pun akan terlihat mundur
13

Ibid

14

(ambivalence), dan pandangannya terhadap sifat-sifat Tuhan akan berubah-ubah
sesuai dengan kondisi emosinya pada waktu tertentu.
Dapat dikatakan bahwa prilaku remaja tidak stabil, keadaan emosmya
goncang, mudah condong kepada ekstrem, bersemangat, peka, mudah tersinggung,
pemikirannya dan

perhatiannya pada dirinya.

Perhatian kepada diri

dan

penampilannya sangat berlebihan, ia berusaha rnenarik perhatian orang lain, seperti
berpakaian menco lok, seksi dan lain-lain. Kadang-kadang remaja berkelakuan yang
menimbulkan tertawaan orang lain atau ha! hebat lainnya yang membuat kagum dan
perhatian orang kepadanya, bila sebagian dari keinginannya tak terpenuhi akan
mendatangkan gangguan jiwa.
Dengan kata lain bahwa karena masa remaja ini adalah masa transisi dari
kanak-kanak menuju dewasa, dan masa yang penuh dengan kegoncangan jiwa dan
kondisi lainnya yang rentan dengan hal-hal yang negatif seperti yang dikemukakan
oleh Elizabeth. B. Hurlock a