PERANAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PROSES IS

PERANAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PROSES
ISLAMISASI DI INDONESIA
Oleh : Syahrul Budiman
A. PENDAHULUAN.
Berbicara tentang pendidikan tentu sebaiknya dimulai
dari

membicarakan

apa

sebetulnya

esensi

pendidikan

tersebut. Dipandang dari sudut defenisi pendidikan yang
dikemukakan oleh para pakar pendidikan, dari sekian banyak
itu dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat pendidikan itu
adalah proses pembentukan manusia kearah yang dicitacitakan.


Dengan

pembentukan

demikian

manusia

pendidikan

Islam,

proses

dengan

tuntunan

Islam.


sesuai

Didalam teori pendidikan dikemukakkan paling tidak ada tiga
hal yang ditransferkan dari si pendidik kepada si terdidik,
yaitu transfer ilmu, transfer nilai dan transfer perbuatan
(transfer knowledge, transfer of value, transfer of skill)
didalam

proses

pentransferan

inilah

berlangsungnya

pendidikan.1
Adanya penekanan makna yang berbeda dari masingmasing


Istilah,

menunjukan

bahwa

pendidikan

dalam

perspektif Islam tersebut mengandung makna yang luas dan
mendalam. Begitu dalam dan luasnya makna pendidikan
Islam, maka para tokoh pendidikan Islam memberikan
defenisi

yang

beragam

dalam


memberikan

dan

menggambarkan keluasan makna tersebut.2
B. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM
Hasan Langgulung merumuskan bahwa pendidikan Islam
merupakan proses penyiapan generasi muda untuk mengisi
1.Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan
Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2012)
h.14.
2.Zainuddin dan Mohd.Nasir, Filsafat Pendidikan Islam (Medan:
Perdana Mulya Sarana, 2010), h. 79.

1

peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam
yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal
didunia dan memetik hasilnya diakhirat. 3dari pengertian ini

langgulung memahami bahwa pendidikan Islam merupakan
proses pemindahan nilai-nilai budaya (Tranfer of Culture)
dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Makna disini
tentunya bersumber dari Al quran, Hadis, dan Ijtihad. Nilainilai Islam tersebut ditransfer melalui pendidikan Islam agar
dapat diteruskan dari satu generasi kegenerasi selanjutnya,
sehingga ajaran Islam tersebut dapat diterapkan secara
holistic dan berkesinambungan ditengah-tengah masyarakat.4
Ahmad Marimba, menyebutkan bahwa pendidikan Islam
adalah bimbingan jasmani dan rohani, berdasarkan hukumhukum

agama

Islam

menuju

kepada

terbentuknya


kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. 5 Dari
pengertian

ini,

Marimba

juga

memberikan

penekanan

terhadap ajaran Islam, baik berupa hukum-hukum maupun
aturan yang diatur dalam Islam.
Lebih teknis lagi, menurut Endang Syaifuddin Anshori,
pendidikan

Islam


adalah

proses

bimbingan

(pimpinan,

tuntunan, usulan) oleh subjek didik terhadap perkembangan
jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, dll) dan raga objek
didik dengan bahan-bahan materi tertentu dengan alat
perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu
disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.6
Muhammad Athiyah al-Abrasy sebagaimana

dikutip

Zainuddin dan Mohd. Nasir berpendapat bahwa pendidikan
Islam merupakan upaya mempersiapkan manusia agar hidup
3.Hasan Langgulung, Beberapa Pemikirann tentang Pendidikan Islam

(Bandung: al-Ma’arif, 1980), h. 94.
4.Zainuddin dan Nasir, Filsafat, h. 80.
5.Ahmad D.Marimba, Pengentar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: alMa’arif, 1980), h.23
6.Endang Syaifuddin Anshari, Pokok-pokok Pikiran tentang Islam
(Jakarta: Usaha Interprises, 1976), h. 85.

2

dengan sempurna dan bahagia mencintai tanah air, tegap
jasmaniyah, sempurna akhlaknya, teratur fikirannya, halus
perasaannya,

mahir

dalam

pekerjaannya,

manis


tutur

katanya baik dengan lisan atau tulisan. 7 Sedangkan Zakiah
Daradjat

sebagaimana

yang

dikutip

Zainuddin

dan

Mohd.Nasir, memberikan pengertian pendidikan Islam dalam
pendekatan psikologis secara umum dan ringkas, yaitu
pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim.8
Al-Syaibaniy sebagaimana yang dikutip Ramayulis dan
Samsul Nizar, mengemukakan bahwa pendidikan Islam

adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik
pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.
Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi diantara
sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat. Selanjutnya
Muhammad Fadhil al-Jamaly juga mendefenisikan pendidikan
Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta
mengajak

peserta

didik

hidup

lebih

dinamis

dengan


berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang
mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk
pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan

dengan

perbuatannya.

potensi

Kemudian

akal,

Ahmad

perasaan,
Tafsir

maupun

mendefenisikan

pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai
dengan ajaran Islam.9
Beberapa pengertian

diatas

menunjukkan

bahwa

pendidikan Islam adalah bagian tidak terpisahkan dari ajaran
Islam itu sendiri. Hal-hal yang menjadi ajaran Islam akan
diimplementasikan melalui pendidikan. Misalnya, jika dalam
7.Zainuddin dan Nasir, Filsafat, h. 80.
8.Ibid, h. 80-81.
9.Ramayulis dan Samsul Nizar,Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Radar
Jaya Offset, 2011), h. 88.

3

ajaran

Islam

disebutkan

bahwa

manusia

baik

didunia

maupun diakhirat, maka “pendidikan” berperan sebagai
wadah untuk menginternalisasikan dan mengembangkan
ajaran Islam tersebut dalam kehidupan manusia baik secara
individu maupun kelompok masyarakat yang lebih luas.
Kemudian karena Islam mengkaji dan memandang manusia
secara utuh, maka pendidikan Islam pun berupaya untuk
mengembangkan

potensi

manusia

secara

utuh

(baik

jasmaniyah maupun rohaniyah), sehingga melahirkan muslim
kaffah10, yaitu seorang Muslim yang mengamalkan ajaran
Islam secara utuh sesuai dengan kadar kemampuannya.11
C. SALURAN PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA.
Ada beberapa saluran proses Islamisasi di Indonesia,
yaitu perdagangan, perkawinan, kesenian dan pendidikan, 12
namun pembahasan dalam makalah ini akan dititik beratkan
pada

peranan

pendidikan

dalam

proses

Islamisasi

di

Indonesia, dibawah ini akan diuraikan secara singkat saluran
proses Islamisasi di Indonesia.
a. Jalur/Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran

islamisasi

adalah

perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada
abad ke-7 hingga ke-16 M. membuat pedagang-pedagang
Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam
perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara
dan

Timur

Benua

Asia.

Saluran

Islamisasi

melalui

perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja
dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan,
bahkan

mereka

menjadi

pemilik

kapal

dan

saham.

10.Kaffah artinya : menyeluruh; sempurna; utuh; totalitas;tidak
terpecah-pecah/mengambil yang disukai dan membuang sebagian yang lain
yang tidak disukai. lihat http://odranoer.wordpress.com/2012/02/15/artikaffah/, diakses tanggal 15 September 2013, pukul 14.45 Wib.
11.Ibid
12.Daulay, Sejarah, h. 14
4

Mengutip pendapat Tome Pires berkenaan dengan saluran
Islamisasi melalui perdagangan ini di pesisir Pulau Jawa,
Uka Tjandrasasmita menyebutkan bahwa para pedagang
Muslim banyak yang bermukim di pesisir pulau Jawa yang
penduduknya ketika itu masih kafir. Mereka berhasil
mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan mullahmullah13 dari luar sehingga jumlah mereka menjadi
banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi
orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat, penguasapenguasa Jawa, yang menjabat sebagai bupati-bupati yang
ditempatkan di pesisir utara Jawa banyak yang masuk
Islam, bukan hanya karena faktor politik dalam negeri
yang

sedang

goyah,

tetapi

terutama

karena

faktor

hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang Muslim.14
b. Jalur/Saluran Perkawinan.
Dari sudut ekonomi, para pedagnang Muslim memiliki
status

sosial

yang

lebih

baik

daripada

kebanyakan

pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri
bangsawan,

tertarik

untuk

menjadi

istri

saudagar-

saudagar itu. Sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih
dahulu.

Setelah

lingkungan

mereka

mereka

makin

mempunyai
luas.

keturunan,

Akhirnya,

timbul

kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan
Muslim.

Dalam

perkembangan

berikutnya,

ada

pula

13.Mullah (Bahasa Persia: ‫ ) مل‬adalah salah suatu gelar yang biasa
diberikan kepada seorang ulama agama Islam.Gelar ini berasal dari
kata bahasa Arab mawla atau maula, yang dapat berarti 'pemimpin' maupun
'pelindung'. Di sebagian besar wilayah di Iran, Turki, Asia Tengah dan anak
benua India, adalah hal yang umum untuk memberikan gelar Mullah kepada
pemuka agama atau pengurus mesjid setempat. Dalam pemakaiannya di
media massa, penyebutan gelar ini dapat mencerminkan penghormatan atas
seorang yang terpelajar di bidang agama (pemakaian dalam dunia Islam);
atau cenderung mengesankan sebagai seorang yang fanatik (pemakaian
dalam
sebagian
media
massa
Barat).
Lihat
http://id.wikipedia.org/wiki/Mullah, diakses tanggal 15 September 2013,
pukul 15.15 Wib.
14.Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT.Raja Gravindo
Persada, 2000). h. 201.

5

wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan,
tentu saja setelah yang terakhir ini masuk Islam terlebih
dahulu. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila
terjadi antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan
atau anak raja dan anak adipati, karena raja, adipati atau
bangsawan

itu

kemudian

turut mempercepat proses

Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat
atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung
Jati dengan Nyai Kawunganten, Brawijaya dengan putri
Campa yang menurunkan Raden Patah (raja pertama
Demak) dan lain-lain.15
c. Jalur/Saluran Kesenian dan Budaya.
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal
adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga
adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan
wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan,
tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya
mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita
wayang masih dipetik dari cerita Mahabharata dan
Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan
nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga
dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat 16, babad17
15.http://kunjugi.wordpress.com/2012/07/02/islamisasi-danpertumbuhan
pendidikan-agama-islam-di-masa-awal-oleh-abdul-karim/,
diakses tanggal 15 September 2013, pukul 14.00 Wib.
16.Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama
dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng.
Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang
lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Sebuah
hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan
semangat juang. Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Hikayat, diakses tanggal
15 September 2013, pukul 15.50 Wib.
17.Babad adalah sejenis teks dari Jawa dan Bali yang berhubungan
dengan sejarah. Menurut sejarahwan M. C. Ricklefs, babad Jawa beragam
dari segi ketepatan, namun sejumlah di antaranya dapat dianggap agak tepat
dan sumber sejarah yang berarti. Secara Etimologi Kata babad berasal
dari bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa kata ini artinya ialah "membuka lahan
baru" atau "memotong pohon/hutan". Hubungannya dengan sejarah ialah
bahwa sejarah suatu wilayah biasanya dimulai dengan pembukaan daerah
tersebut. Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Babad, diakses tanggal 15

6

dan

sebagainya),

seni

bangunan

dan

seni

ukir. 18

Penyebaran islam di Indonesia juga melibatkan seni
budaya yang lain, misalnya seni bangunan pada mesjid,
seni pahat, seni musik, tari dan seni sastra. Dalam seni
bangunan masjid, banyak ukir-ukiran masih menunjukkan
motif budaya Hindu Budha. Kita bisa menyaksikan di
Mesjid Agung Kesepuhan Cirebon19, Mesjid Demak, Mesjid
Menara Kudus. Dalam seni budaya kita bisa lihat atau
September 2013, pukul 16.10 Wib.
18.Yatim, Sejarah, h. 203.
19.Masjid Agung Sang Cipta Rasa (dikenal juga sebagai Masjid
Agung
Kasepuhan
atau Masjid
Agung
Cirebon)
adalah
sebuah masjid yang
terletak
di
dalam
kompleks
Keraton
Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Konon, masjid ini adalah masjid
tertua di Cirebon, yaitu dibangun sekitar tahun 1480 M atau semasa dengan
Wali Songo menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama masjid ini
diambil dari kata "sang" yang bermakna keagungan, "cipta" yang berarti
dibangun, dan "rasa" yang berarti digunakan. Menurut tradisi,
pembangunan masjid ini dikabarkan melibatkan sekitar lima ratus orang
yang didatangkan dari Majapahit, Demak, danCirebon sendiri. Dalam
pembangunannya, Sunan Gunung Jati menunjuk Sunan Kalijaga sebagai
arsiteknya. Selain itu, Sunan Gunung Jati juga memboyong Raden Sepat,
arsitek Majapahit yang menjadi tawanan perang Demak-Majapahit, untuk
membantu Sunan Kalijaga merancang bangunan masjid tersebut. Konon,
dahulunya masjid ini memiliki memolo atau kemuncak atap. Namun, saat
azan pitu (tujuh) salat Subuh digelar untuk mengusir Aji Menjangan Wulung,
kubah tersebut pindah ke Masjid Agung Banten yang sampai sekarang masih
memiliki dua kubah. Karena cerita tersebut, sampai sekarang setiap salat
Jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa digelar Azan Pitu. Yakni, azan yang
dilakukan secara bersamaan oleh tujuh orang muazin berseragam serba
putih. Kekhasan masjid ini antara lain terletak pada atapnya yang tidak
memiliki kemuncakk atap sebagaimana yang lazim ditemui pada atap masjidmasjid di Pulau Jawa. Masjid ini terdiri dari dua ruangan, yaitu beranda dan
ruangan utama. Untuk menuju ruangan utama terdapat sembilan pintu.
Jumlah ini melambangkan Wali Songo. Masyarakat Cirebon tempo dulu
terdiri dari berbagai etnik. Hal ini dapat dilihat pada arsitektur Masjid Agung
Sang Cipta Rasa yang memadukan gaya Demak, Majapahit, dan Cirebon.
Pada bagian mihrab masjid, terdapat ukiran berbentuk bunga teratai yang
dibuat oleh Sunan Kalijaga. Selain itu, di bagian mihrab juga terdapat tiga
buah ubin bertanda khusus yang melambangkan tiga ajaran pokok agama,
yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Konon, ubin tersebut dipasang oleh Sunan
Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga pada awal berdirinya masjid.
Di beranda samping kanan (utara) masjid, terdapat sumur zamzam atau Banyu Cis Sang Cipta Rasa yang ramai dikunjungi orang, terutama
pada bulan Ramadhan. Selain diyakini berkhasiat untuk mengobati berbagai
penyakit, sumur yang terdiri dari dua kolam ini juga dapat digunakan untuk
menguji
kejujuran
seseorang.
Lihat
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Sang_Cipta_Rasa, diakses tanggal
15 September 2013, pukul 16.45 Wib.

7

jumpai

dalam

perayaan

Grebek

agung

di

keraton

Surakarta serta Jogjakarta dan cirebon.20
d. Jalur/Saluran Tasawuf.
Para sufi mengajarkan tasawuf yang diramu dengan
ajaran yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Seorang sufi biasa dikenal dengan gaya hidup yang penuh
kesederhanaan. Seorang sufi biasa menghayati kehidupan
masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah
masyarakat. Para sufi terbiasa membantu masyarakat,
diantara mereka ada yang ahli dalam menyembuhkan
penyakit.

Selain

itu

juga

aktif

menyiarkan

dan

mengajarkan ajaran Islam. Diantara para sufi itu yang
melakukan islamisasi dengan pendekatan tasawuf adalah
Hamzah Fansuri21 dari Aceh dan Ki Ageng Pengging 22 di
Jawa.
20.http://id.shvoong.com/exact-sciences/2146216-cara-cara-penyebaranislam/, diakses tanggal 15 September 2013, pukul 17.00 Wib.
21.Hamzah Fansuri Dalam Ensiklopedi umum (1973), disebutkan adalah
seorang penyair dan ahli tasawuf yang berasal dari Barus, Sumatera. Aliran
Hamzah Fansuri dalam ilmu tasawuf sangat terpengaruh hingga ke Tanah
Jawa. Hamzah Fansuri banyak terkesan dengan karya-karya serta ketokohan
Ibnu Arabi, Al-Hallaj, Al-Djunaid dan Jajaludin Ar-Rumi karena nama-nama ini
sering disebut dalam kebanyakkan karya Tasawwufnya. Aliran Hamzah
Fansuri terkenal dengan teori Wahdatul Wujud.. Karangannya yang sangat
terkenal adalah Syair Perahu, Syair Burung Pungai, Syair Dagang dan lainlain.
Lihat
http://atjehlink.com/biografi-hamzah-fansuri-berdasarkanmanuskrip-melayu-lama/, diakses tanggal 15 September 2013, pukul 17.15
Wib.
22.Ki Ageng Pengging Sepuh adalah ayah dari Ki Kebo
Kanigara dan Ki Ageng Pengging alias Kebo Kenanga dan Nyai Ageng
Tingkir, atau dengan kata lain ia adalah kakek dari Mas Karebet yang
berjulukan Jaka
Tingkir,
yang
kemudian
menjadi
raja Sultan
HadiwijayaPajang Nama sebenarnya Ki Ageng Pengging Sepuh ialah Sharif
Muhammad Kebungsuan atau Sayyid Muhammad Kebungsuan putra bungsu
Sayyid Husein Jumadil Kubro hasil perkawinan beliau dengan Putri Jauhar
dari Kerajaan Muar Lama, Malaysia. Sayyid Muhammad Kebungsuan juga
merupakan pendiri Kerajaan Maguindanao di Philippines. Sebelum membuka
dan mendirikan tanah perdikan Pengging, Ki Ageng Pengging Sepuh
bernama Pangeran Handayaningrat. Ia merupakan salah satu putera
menantu Brawijaya V (Brawijaya terakhir), yaitu suami dari Ratu Pembayun
anak sulung Prabu Brawijaya V, yang setelah Majapahit runtuh pergi menyepi
ke Gunung Kidul.
Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Ageng_Pengging_Sepuh, diakses tanggal
16 September 2013, pukul 16.20 Wib.

8

e. Jalur/Saluran Pendidikan.
Jalur pendidikan merupakan media yang efektif dalam
proses Islamisasi di Indonesia. Islamisasi bentuk ini
dilakukan melalui pendidikan pesantren oleh para guru
agama, kiyai dan ulama. Setelah santri selesai belajar,
mereka kembali ke masyarakat untuk ikut membantu
menyebarkan Islam, bahkan banyak diantara para santri
itu kemudian mendirikan dan memiliki pondok pesantren
sendiri. Tujuan pendidikan di pondok pesantren adalah
untuk mempermudah penyebaran dan pemahaman agama
Islam. Beberapa contoh pesantren perintis penyebaran
Islam

seperti

pesantren

yang

didirikan

oleh

Raden

Rakhmat di Ample Denta-Surabaya, Pesantren Sunan Giri
di Giri. Santri yang belajar di pesantren tersebut bukan
hanya berasal dari lingkungan sekitar, akan tetapi banyak
yang datang dari jauh bahkan dari luar pulau jawa semisal
Kalimantan, Maluku, Makasar dan Sumatera.23
D. PERANAN

PENDIDIKAN

ISLAM

ISLAMISASI DI INDONESIA.
Pendidikan Islam di Indonesia
dilaksanakan

secara

informal,

DALAM

PROSES

yang pada mulanya
yang

pelaksanaannya

menitikberatkan kepada terjadinya hubungan dan kontakkontak pribadi antara mubaligh24 dengan masyarakat sekitar;
pada waktu terjadinya hubungan antar “pemberi” dan
23.http://www.atcontent.com/Publication/869777809361999PQ.text/-/Ca
ra-cara-Proses-Penyebaran-Islam-di-Nusantara, diakses tanggal 16
September 2013, pukul. 20.30 wib.
24.Mubaligh berasal dari kata balagho ( ‫ ) بلغ‬menjad isim Fa’il yaitu (‫)مبلغ‬
yang artinya adalah penyampai atau orang yang menyampaikan, berarti
Mubaligh adalah pembawa ilmu yang berkwajiban menyampaikan semua
ilmu yang dimiliki, sebagaimana sabda rasulullah sallallahu alaihi wassalam
dalam alhadist.
‫عنننى يول يوو آيية‬
‫عومررو أ ي ن ين الن نينب ن يى – صلى الله عليه وسلم – يقايل » بيل نغغوا ي‬
‫عبوند الل ن ينه بونن ي‬
‫عون ي‬
‫ي‬
‫رواه البخارى‬
Artinya : Sampaikanlah ilmu dariku walaupun satu ayat.
Lihat http://ldiisurabaya.org/kriteria-mubaligh-ustadz-professional-andreligius/, diakses tanggal 16 September 2013, pukul 21.00 Wib.

9

“penerima” tersebut terjadilah proses pendidikan. Kemudian
setelah masyarakat muslim terbentuk pendidikan Islam
semakin intensif dilaksanakan dimasjid-masjid atau langgar
dalam bentuk pendidikan nonformal. Seterusnya semakin
intensif lagi pelaksanaannya setelah terbentuk lembagalembaga

pendidikan

formal,

seperti

pesantren,

dayah,

maktab dan setelah abad ke-20 muncullah madrasahdan
perguruan

tinggi

Islam.

Keseluruhan

lembaga-lembaga

pendidikan itu memberi sumbangan besar bagi proses
Islamisasi

di

Indonesia.25

Sumbangan

lembaga-lembaga

pendidikan Islam itu bagi proses Islamisasi dapat dilihat dari
produk (output) lembaga-lembaga tersebut menghasilkan
manusia-manusia terdidik menjadi ulama-ulama atau kiai-kiai
muda

yang

dengan

masyarakat
pendidikan

kiprah

melaksanakan
maupun

mereka

Islamisasi,

dakwah

ditengah-tengah
baik

Islamiyah,

lewat

sehingga

jalur
Islam

dengan cepat tersebar diseluruh Nusantara sebagai hasil
dari usaha yang mereka lakukan.26
Peranan Kerajaan Islam juga memiliki peran yang sangat
signifikan bagi proses islamisasi di Indonesia ini dapat dilihat
dari bagaimana perhatian yang cukup tinggi dari Sultan
Agung pada masa pemerintahannya dalam bidang pendidikan
pada

zaman

itu

tingkatan-tingkatan

Pesantren

sebagai

lembaga pendidikan Islam dibagi dengan beberapa tingkatan
: 1). Tingkatan Pengajian Alquran, tingkatan ini terdapat
pada setiap desa, yang diajarkan meliputi huruf hijaiyah,
membaca Alquran, barzanji, rukun Islam, rukun Iman. 2).
Tingkat Pengajian Kitab, para santri yang belajar pada
tingkat ini ialah mereka yang telah khatam Alquran. Tempat
belajar biasanya diserambi masjid dan mereka umumnya
25.Daulay, Sejarah, h. 17
26.Ibid

10

mondok. Guru yang mengajar disini diberi gelar Kiai Anom,
kitab yang mula-mula dipelajari adalah kitab-kitab 6 bis,
yaitu

sebuah

kitab

yang

Bismillahirrahmanirrahim,

berisi

Matan

6

kitab

Taqrib,

dengan

dan

6

Bidayatul

Hidayah karya Imam Ghazali. 3). Tingkat Pesantren Besar,
tingkat ini didirikan didaerah kabupaten sebagai lanjutan
dari pesantren desa. Kitab-kitab yang diajarkan disini adalah
kitab-kitab besar dalam bahasa Arab, lalu diterjemahkan
kedalam bahasa daerah. Cabang-cabang Ilmu yang diajarkan
adalah

fikih,

sebagainya.

tafsir,
4).

hadis,

Pondok

ilmu

kalam,

Pesantren

tasawuf,

tingkat

dan

keahlian

(Takhassus), ilmu yang dipelajari pada tingkat ini adalah satu
cabang ilmu dengan secara mendalam.27
E. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Peranan
Pendidikan Islam dalam Proses Islamisasi di Indonesia sangat
tinggi dan merupakan kunci utama dalam proses islamisasi
yang efektif di Indonesia, sebab aktivitas para pedagang dan
mubaligh saat itu dapat digolongkan sebagai aktivitas
pendidikan, kenapa demikian, pertama jika dilihat dari
proses pemberi dan penerima. Dalam hal ini pedagang dan
atau mubaligh sebagai pemberi, sedangkan masyarakat
penduduk pribumi dijadikan objek sebagai penerima, yang
kedua,

tujuan

mengandung

baik,
unsure

aktivitas
tujuan

pedagang
baik.

atau

Ajaran

mubaligh

Islam

yang

disampaikan jelas mengandung tujuan baik, mencakup tujuan
keilmuan (mencerdaskan), tujuan keimanan (keyakinan),
tujuan pengabdian (ibadah), dan tujuan akhlak (moral).
Dengan

demikian

pendidikan

Islam

telah

peranannya dalam proses Islamisasi di Indonesia.

27.Ibid, h. 19.

11

memainkan

DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Endang Syaifuddin, Pokok-pokok Pikiran tentang Islam.
Jakarta: Usaha Interprises, 1976.
Daulay, Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan
Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:Kencana Prenada
Media Group,2012.
Langgulung, Hasan, Beberapa Pemikirann tentang Pendidikan
Islam. Bandung: al-Ma’arif, 1980.
Marimba,Ahmad D., Pengentar
Bandung: al-Ma’arif, 1980.

Filsafat

Pendidikan

Islam.

Ramayulis, dan Samsul Nizar,Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:
Radar Jaya Offset, 2011.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban
Gravindo Persada, 2000.

Islam.

Jakarta:

PT.Raja

Zainuddin, dan Mohd.Nasir, Filsafat Pendidikan Islam. Medan:
Perdana Mulya Sarana, 2010.
Sumber dari Internet :
http://odranoer.wordpress.com/2012/02/15/arti-kaffah/, diakses
tanggal
15 September 2013, pukul 14.45 Wib.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mullah,
diakses
September 2013, pukul 15.15 Wib.

tanggal

15

http://kunjugi.wordpress.com/2012/07/02/islamisasi-danpertumbuhanpendidikan-agama-islam-di-masa-awal-olehabdul-karim/, diakses tanggal 15 September 2013, pukul
14.00 Wib.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hikayat,
diakses
September 2013, pukul 15.50 Wib.

tanggal

15

http://id.wikipedia.org/wiki/Babad,
diakses
September 2013, pukul 16.10 Wib.
12

tanggal

15

http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Sang_Cipta_Rasa,
diakses tanggal 15 September 2013, pukul 16.45 Wib.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/2146216-cara-carapenyebaran-islam/, diakses tanggal 15 September 2013,
pukul 17.00 Wib.
http://atjehlink.com/biografi-hamzah-fansuri-berdasarkanmanuskrip-melayu-lama/, diakses tanggal 15 September
2013, pukul 17.15 Wib.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Ageng_Pengging_Sepuh,
tanggal 16 September 2013, pukul 16.20 Wib.

diakses

http://www.atcontent.com/Publication/869777809361999PQ.text
/-/Cara-cara-Proses-Penyebaran-Islam-di-Nusantara, diakses
tanggal 16 September 2013, pukul. 20.30 wib.
http://ldiisurabaya.org/kriteria-mubaligh-ustadz-professionaland-religius/, diakses tanggal 16 September 2013, pukul
21.00 Wib.

13