Fungsi Kepala Sekolah FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS GURU (STUDI EMPIRIK SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN Fungsi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Guru (Studi Empirik Sma Al-Islam 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013)

untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif. e. Kepala Sekolah sebagai Leader Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi Mulyasa, 2009: 98- 121. Menurut Wahjosumidjo dalam Mulyasa, 2003: 115, kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Pembahasan tentang pemimpin atau leader telah dijelaskan dalam Q.S As-Sajdah ayat: 24             Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. f. Kepala Sekolah sebagai Inovator Sebagai seorang inovator, kepala sekolah harus mampu mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah. Kepala Sekolah harus konstruktif, kreatif, delegatif, integrative, rasional dan obyektif, adaptif dan fleksibel. Dengan demikian kepala sekolah harus mampu menemukan gagasan baru misalnya moving class ataupun pembelajaran terpadu dan sebagainya. g. Kepala Sekolah sebagai Motivator Kepala Sekolah harus mampu memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar PSB.                 Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik .

4. Kompetensi Kepala Sekolah

Kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan disyaratkan menguasai ketrampilan dan kompetensi tertentu yang dapat mendukung pelaksanaan tugasnya. Kompetensi kepala sekolah adalah pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten yang memungkinkannya menjadi kompeten atau berkemampuan dalam mengambil keputusan tentang penyediaan, pemanfaatan dan peningkatan potensi sumber daya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Kompetensi kepala sekolah menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah adalah: a. Kompetensi kepribadian, meliputi: akhlak mulia, menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah, mengembangkan tradisi akhlak mulia, memiliki integritas keprinadian sebagai pemimpin, bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas dan mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan. b. Kompetensi manajerial, meliputi: menyusun perencanaan sekolah, mengembangkan organisasi sekolah, mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, mengelola sarana prasana, mengelola peserta didik, mengelola kurikulum, mengelola keuangan sekolah, mengelola ketatausahaan dan memanfaatkan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran. c. Kompetensi kewirausahaan, meliputi: menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala dan bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah. d. Kompetensi supervisi, meliputi: merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalitas guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan teknik supervisi yang tepat dan menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. e. Kompetensi sosial, meliputi: bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang lain Wahyudi, 2012: 28-32.

B. Kualitas Guru

1. Pengertian Guru Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah Kunandar, 2010: 54. 2. Syarat-syarat Kualitas Guru Dalam perspektif agama Islam, syarat menjadi guru yang berkualitas sebagaimana disampaikan oleh Munir Mursi dalam Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam Ahmad Tafsir, 1994:81 adalah sebagai berikut: a. Umur, harus sudah dewasa. Dibuktikan dengan memperlihatkan akte kelahiran. b. Kesehatan, harus sehatjasmani dan rohani. c. Keahlian, harus menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu mendidik. d. Harus berkepribadian Muslim. Guru yang berkualitas memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Unsur penting dalam sebuah profesi adalah penguasaan sejumlah kemampuan sebagai keterampilan atau keahlian khusus, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Guru yang kompeten adalah: 1 memiliki kualifikasi akademik D-IVS1, 2 memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian, 3 memiliki sertifikat pendidik sesuai bidangnya, 4 sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional Hikmat, 2009: 287.

3. Tugas-tugas Guru

Guru mempunyai beberapa tugas diantaranya yaitu: a. Educator Tugas utama dan pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang educator ilmu adalah syarat utama. b. Leader Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu ia harus menguasai, mengendalikan dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin guru harus terbuka, demokratis dan menghindari cara-cara kekerasan. c. Fasilitator Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Guru membutuhkan latihan terus- menerus dan evaluasi rutin untuk mengetahui bakat anak didik. d. Motivator Sebagai motivator seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya dan bagaimanapun berat tantangannya Jamal Ma’mur Asmani, 2009: 39-45.

4. Kinerja Guru

Kinerja dalam bahasa Inggris disebut performance atau prestasi kerja. Sedangkan menurut Prawirosentono, kinerja adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika Usman Husaini, 2009: 487-488. Islam sudah mengajarkan kepada umatnya bahwa kinerja harus dinilai. Ayat yang harus menjadi rujukan penilaian kinerja itu adalah surat at-Taubah ayat 105. Sebagai berikut:                   Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

5. Kompetensi-kompetensi Guru

Menurut Kunandar 2010: 51 Guru profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Adapun kompetensi guru yang harus dimiliki adalah: a. Kompetensi pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi: pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi kepribadian Kompetensi kepribadian mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. c. Kompetensi profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan. d. Kompetensi sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik dan masyarakat sekitar PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

C. Peningkatan Kualitas Guru

Kepala sekolah sebagai manajer sekolah mempunyai tugas dalam memberdayakan guru agar benar-benar berkualitas. Upaya peningkatan kualitas guru harus dipersiapkan sejak menyusun perencanaan, pengorganisasian, pengarahan sampai pengendalian, sehingga seluruh aktivitas akan bermanfaat bagi warga sekolah Samino, 2010: 166. Mulyasa, 2007: 141 mengemukakan bahwa ada beberapa upaya yang dapat meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, antara lain melalui: 1. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan, terutama disiplin diri self-dicipline. Karena disiplin dianggap penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, upaya untuk menanamkan kerjasama dan rasa hormat terhadap orang lain. 2. Pemberian motivasi Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik yang berbeda atara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus dari pemimpinnya, agar dapat memanfaatkan waktu untuk