untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta
didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan
sekolah sebagai
masyarakat belajar yang lebih efektif.
e. Kepala Sekolah sebagai Leader
Kepala sekolah sebagai leader harus
mampu memberikan
petunjuk dan
pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga
kependidikan, membuka
komunikasi dua
arah, dan
mendelegasikan tugas.
Kemampuan kepala
sekolah sebagai leader dapat dianalisis
dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan,
visi dan
misi sekolah,
kemampuan mengambil
keputusan, dan
kemampuan berkomunikasi Mulyasa, 2009:
98- 121. Menurut Wahjosumidjo dalam
Mulyasa, 2003: 115, kepala sekolah sebagai leader harus
memiliki karakter khusus yang mencakup
kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan dan
kemampuan berkomunikasi.
Pembahasan tentang pemimpin atau leader telah dijelaskan
dalam Q.S As-Sajdah ayat: 24
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
sabar
dan adalah
mereka meyakini ayat-ayat kami.
f. Kepala Sekolah sebagai Inovator
Sebagai seorang inovator, kepala sekolah harus mampu mencari,
menemukan dan melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah.
Kepala
Sekolah harus
konstruktif, kreatif, delegatif, integrative,
rasional dan
obyektif, adaptif dan fleksibel. Dengan demikian kepala sekolah
harus mampu
menemukan gagasan baru misalnya moving
class ataupun
pembelajaran terpadu dan sebagainya.
g. Kepala
Sekolah sebagai
Motivator Kepala Sekolah harus mampu
memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan
fisik, pengaturan
suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan secara efektif, dan
penyediaan berbagai
sumber belajar melalui pengembangan
Pusat Sumber Belajar PSB.
Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan
yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira
kepada
orang-orang yang
beriman, yang
mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan
mendapat pembalasan yang baik
.
4. Kompetensi Kepala Sekolah
Kepala sekolah
dalam mengelola
satuan pendidikan
disyaratkan menguasai ketrampilan dan kompetensi
tertentu yang
dapat
mendukung pelaksanaan tugasnya.
Kompetensi kepala
sekolah adalah pengetahuan, ketrampilan dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak secara konsisten yang memungkinkannya menjadi kompeten
atau berkemampuan dalam mengambil keputusan
tentang penyediaan,
pemanfaatan dan peningkatan potensi sumber daya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah. Kompetensi
kepala sekolah
menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah adalah:
a. Kompetensi
kepribadian, meliputi: akhlak mulia, menjadi
teladan akhlak
mulia bagi
komunitas di
sekolah, mengembangkan tradisi akhlak
mulia, memiliki
integritas keprinadian sebagai pemimpin,
bersikap terbuka
dalam melaksanakan
tugas dan
mengendalikan diri
dalam menghadapi
masalah dalam
pekerjaan. b.
Kompetensi manajerial,
meliputi: menyusun
perencanaan sekolah,
mengembangkan organisasi
sekolah, mengelola guru dan staf
dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal,
mengelola sarana
prasana, mengelola
peserta didik,
mengelola kurikulum,
mengelola keuangan sekolah, mengelola ketatausahaan dan
memanfaatkan teknologi
informasi bagi
peningkatan pembelajaran.
c. Kompetensi
kewirausahaan, meliputi: menciptakan inovasi
yang berguna
bagi pengembangan
sekolah, memiliki motivasi yang kuat
untuk sukses
dalam melaksanakan tugas, pantang
menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam
menghadapi kendala
dan bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah. d.
Kompetensi supervisi, meliputi: merencanakan
program supervisi
akademik dalam
rangka peningkatan
profesionalitas guru,
melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan menggunakan teknik supervisi
yang tepat dan menindaklanjuti hasil
supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
e. Kompetensi sosial, meliputi:
bekerjasama dengan pihak lain untuk
kepentingan sekolah,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan dan
memiliki kepekaan
sosial terhadap orang lain Wahyudi,
2012: 28-32.
B. Kualitas Guru
1.
Pengertian Guru
Guru adalah
pendidik profesional
dengan tugas
utama mendidik,
mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik
pada pendidikan
anak usia
dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah Kunandar,
2010: 54. 2.
Syarat-syarat Kualitas Guru
Dalam perspektif agama Islam, syarat menjadi guru yang berkualitas
sebagaimana disampaikan oleh Munir Mursi dalam Ilmu Pendidikan dalam
Perspektif Islam
Ahmad Tafsir,
1994:81 adalah sebagai berikut:
a. Umur, harus sudah dewasa.
Dibuktikan dengan
memperlihatkan akte kelahiran. b.
Kesehatan, harus sehatjasmani dan rohani.
c. Keahlian,
harus menguasai
bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu mendidik.
d. Harus berkepribadian Muslim.
Guru yang
berkualitas memiliki
kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
Unsur penting dalam sebuah profesi adalah
penguasaan sejumlah
kemampuan sebagai keterampilan atau keahlian khusus, agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Guru yang
kompeten adalah: 1 memiliki kualifikasi akademik D-IVS1, 2
memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian,
3 memiliki sertifikat pendidik sesuai bidangnya, 4 sehat jasmani
dan
rohani serta
memiliki kemampuan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional Hikmat, 2009: 287.
3. Tugas-tugas Guru
Guru mempunyai beberapa tugas diantaranya yaitu:
a. Educator
Tugas utama dan pertama guru adalah mendidik murid-murid
sesuai dengan
materi pembelajaran yang diberikan
kepadanya. Sebagai seorang educator ilmu adalah syarat
utama.
b. Leader
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu ia harus
menguasai, mengendalikan dan mengarahkan
kelas menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang
berkualitas. Sebagai
seorang pemimpin guru harus terbuka,
demokratis dan
menghindari cara-cara
kekerasan. c.
Fasilitator Sebagai
fasilitator, guru
bertugas memfasilitasi murid untuk
menemukan dan
mengembangkan bakatnya
secara pesat.
Guru membutuhkan
latihan terus-
menerus dan evaluasi rutin untuk mengetahui bakat anak
didik. d.
Motivator Sebagai motivator seorang guru
harus mampu membangkitkan semangat
dan mengubur
kelemahan anak
didik bagaimanapun latar belakang
hidup keluarganya
dan bagaimanapun
berat tantangannya Jamal Ma’mur
Asmani, 2009: 39-45.
4. Kinerja Guru
Kinerja dalam
bahasa Inggris disebut performance atau
prestasi kerja. Sedangkan menurut Prawirosentono,
kinerja adalah
usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam
suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka mencapai
tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika Usman
Husaini, 2009: 487-488.
Islam sudah
mengajarkan kepada umatnya bahwa kinerja harus
dinilai. Ayat yang harus menjadi rujukan penilaian kinerja itu adalah
surat at-Taubah ayat 105. Sebagai berikut:
Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
5. Kompetensi-kompetensi Guru
Menurut Kunandar 2010: 51 Guru profesional pada intinya
adalah guru
yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan
dan pengajaran.
Adapun kompetensi
guru yang
harus dimiliki adalah:
a. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi:
pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil
belajar dan
pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai
potensi yang
dimilikinya. b.
Kompetensi kepribadian Kompetensi
kepribadian mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia. c.
Kompetensi profesional Kompetensi
profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam
yang memungkinkannya
membimbing peserta
didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan.
d. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tuawali peserta didik dan masyarakat
sekitar PP 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional
Pendidikan.
C. Peningkatan Kualitas Guru
Kepala sekolah sebagai manajer sekolah
mempunyai tugas
dalam memberdayakan guru agar benar-benar
berkualitas. Upaya peningkatan kualitas guru
harus dipersiapkan
sejak menyusun
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan sampai
pengendalian, sehingga
seluruh aktivitas akan bermanfaat bagi warga
sekolah Samino, 2010: 166. Mulyasa,
2007: 141
mengemukakan bahwa ada beberapa upaya yang dapat meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan,
antara lain
melalui: 1.
Pembinaan disiplin
tenaga kependidikan
Kepala sekolah
harus mampu
menumbuhkan disiplin
tenaga kependidikan, terutama disiplin diri
self-dicipline. Karena
disiplin dianggap
penting untuk
menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan,
upaya untuk
menanamkan kerjasama dan rasa hormat terhadap orang lain.
2. Pemberian motivasi
Setiap tenaga
kependidikan memiliki karakteristik yang berbeda
atara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut memerlukan perhatian dan
pelayanan khusus
dari pemimpinnya,
agar dapat
memanfaatkan waktu
untuk