Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

berkorelasi negatif dengan usia harapan hidup masyarakat, ini memberi isyarat bahwa usia potensial untuk menghasilkan barang dan jasa secara makro akan hilang sebagai konsekwensi berkurangnya input kesehatan dan gizi pada masa pra sekolah Elfindri, 2001 :138. Pemberlakuan Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Daerah KabupatenKota, serta makin berkurangnya peranan pemerintah pusat dalam penentuan kebijakan di masing-masing daerah. Beragamnya sumber daya alam yang ada pada masing-masing daerah mengakibatkan terjadinya keragaman dalam jumlah dan sumber pembiayaan yang tersedia pada Pemerintah KabupatenKota. Ini memberi implikasi terjadinya makin beragamnya kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah KabupatenKota dalam menata daerahnya masing-masing termasuk disini menentukan sektor-sektor yang menjadi perhatian Pemerintah KabupatenKota. Termasuk dalam hal ini adalah perhatian terhadap sektor kesehatan, yang tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan keuangan daerah tetapi juga dipengaruhi oleh arah kebijakan masing-masing pemerintah Kabupaten Kota .

1.2. Perumusan Masalah

Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-perdesaan masih cukup tinggi. Angka kematian bayi dan angka 3 kematian ibu melahirkan lebih tinggi di daerah perdesaan, di kawasan timur Indonesia, serta pada penduduk dengan tingkat pendidikan rendah. Persentase anak balita yang berstatus gizi kurang dan buruk di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan dan kurang memuaskannya kinerja pembangunan kesehatan. Anggaran untuk pembangunan kesehatan di Indonesia masih sangat kecil, yaitu hanya sekitar dua persen dari anggaran tahunan pembangunan nasional. Akibatnya banyak program pembangunan kesehatan yang penting untuk diselenggarakan terpaksa ditunda atau dilaksanakan secara kurang memadai. Mengingat pentingnya fungsi kesehatan dalam pembangunan ekonomi, kiranya perlu dilakukan suatu tinjauan kembali terhadap alokasi sumberdaya keuangan, baik yang berasal dari pemerintah maupun yang berasal dari masyarakat termasuk swasta. Untuk itu penanganan masalah kesehatan harus ditangani bersama- sama oleh pemerintah dengan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat sehingga kendala pembiayaan yang saat ini ini merupakan kendala yang cukup serius akan dapat diatasi dengan lebih tepat. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi dengan derajat kesehatan masyarakat pada pada masing-masing daerah kabupatenkota. Secara lebih spesifik permasalahan yang akan diteliti dalam studi ini adalah sebagai berikut : 4 1. Faktor sosial ekonomi apa sajakah yang mempengaruhi angka kematian bayi dan angka harapan hidup?. 2. Apakah faktor sosial ekonomi tersebut mempunyai pengaruh yang sama antara daerah Kabupaten dan daerah Kota?

1.3. Tujuan Penelitian