Berikut ini akan dibahas satu persatu variabel bebas yang dibicarakan dalam penelitian ini, mulai dari yang memberikan hasil tidak signifikan terhadap model
sampai kepada variabel bebas yang memperlihatkan signifikansi terhadap model.
3.3.1. Akses Penduduk Terhadap Pelayanan Kesehatan
Untuk kedua variabel terikat ini angka kematian bayi dan angka harapan hidup dari lima variabel sosial ekonomi yang dimasukkan dalam model regresi,
hanya variabel persentase penduduk yang dapat akses pelayanan kesehatan X
5
yang memberikan hasil yang tidak signifikan , sehingga harus dikeluarkan dari model.
Tidak signifikannya variabel X
5
ini bukan berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak diperlukan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan penduduk, tetapi ini dapat
terjadi karena karena ada indikasi terjadinya masalah multikolinearitas dalam model regresi, yang disebabkan oleh kuatnya korelasi antara variabel ini dengan variabel
bebas lainnya, korelasi ini bahkan lebih kuat daripada hubungannya dengan variabel terikat.
Walaupun secara statistik variabel persentase penduduk yang punya akses layanan kesehatan memiliki koefisen regresi yang tidak signifikan, tetapi dari uji
korelasi pearson terlihat bahwa variabel ini mempunyai korelasi yang signifikan pada tingkat kepercayaan 1 persen α = 1, dimana koefisien korelasinya dengan variabel
angka kematian bayi adalah negatif, sedangkan untuk variabel angka harapan hidup bernilai positif. Dengan ini dapat diartikan bahwa kenaikan persentase penduduk
yang dapat akses pelayanan kesehatan akan menurunkan angka kematian bayi dan memperpanjang angka harapan hidup. Seberapa besar penurunan angka kematian
18
bayi dan seberapa banyak peningkatan usia harapan hidup tidak dapat diestimasi, karena variabel ini tidak dapat dimasukkan dalam model regresi.
3.3.2. APBD Untuk Sektor Kesehatan
Walaupun sebagian besar APBD untuk sektor kesehatan pada umumnya digunakan untuk pembayaran gaji pegawai kesehatan di daerah tenaga medis atau
non medis, variabel ini memberikan hasil yang signifikan terhadap derajat kesehatan penduduk. Ini tercermin dari koefisien regresi yang dihasilkannya, dimana setiap
kenaikan APBD kesehatankapita sebesar Rp.1.000 diperkirakan dapat mengurangi angka kematian bayi sebesar.0,088 perseribu kelahiran dan menaikkan angka
harapan hidup sebesar 0.022 tahun. Semakin besarnya nilai APBD sektor kesehatan perkapita pada suatu daerah
dapat dihubungkan dengan relatif lebih banyaknya tenaga kesehatan yang ada pada daerah tersebut. Jumlah tenaga kesehatan yang memadai pada suatu daerah akan
memberikan kontribusi yang positif terhadap derajat kesehatan penduduk. Anggaran pemerintah daerah untuk sektor kesehatan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan di kota, hal ini diduga terjadi karena di kota kondisi perekonomian masyarakat sudah relatif lebih baik, begitu juga dengan sarana
kesehatan dan sarana air bersih, sehingga peranan pembiayaan pemerintah tidak banyak pengaruhnya terhadap derajat kesehatan. Keadaan ini berbeda untuk
kabupaten, dimana kabupaten lebih banyak bercirikan perdesaan dengan sarana kesehatan dan air bersih yang masih terbatas. Untuk daerah kabupaten
19
ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan milik pemerintah masih cukup tinggi, karena tingkat perekonomian masyarakat yang masih rendah dan juga karena sarana
kesehatan milik swasta masih sangat terbatas.
3.3.3. Pengeluaran Rumah Tangga Perkapita