melanggar hukum
pidana KBBI, 1992:526.
Dengan adanya
berita kriminal tersebut masyarakat
menjadi tertarik
untuk membacanya.
Dapat diakui
bahwa berita kriminal itu lebih menarik dan menjadi pusat
perhatian oleh pembaca bila dibandingkan
dengan berita
lain. Bisa dikatakan seperti itu karena bahasa yang digunakan
dalam rubrik kriminal lebih terbuka dan cenderung kasar.
Selain itu, penggunaan gaya bahasa sering dipakai.
Gaya bahasa
sarkasme merupakan suatu acuan yang
lebih kasar mengandung olok- olok atau sindiran pedas dan
menyakiti
hati Keraf,
2004:143. Dalam
rubrik kriminal
tepatnya pada surat kabar harian meteor bahasa yang digunakan
sebagian besar mengandung olok-olok dan ejekan. Bahasa
ejekan tersebut biasanya dapat terlihat jelas pada bagian judul.
Judul ini saya pilih karena rubrik kriminal itu menarik
untuk dibahas.
Masyarakat lebih tertarik untuk membaca
rubrik kriminal karena selain membuat
penasaran, berita
kriminal dalam surat kabar juga selalu hangat up to date.
Dapat diakui bahwa berita kriminal itu lebih menarik dan
menjadi pusat perhatian oleh pembaca
bila dibandingkan
dengan berita
lain. Bisa
dikatakan seperti itu karena bahasa yang digunakan dalam
rubrik kriminal lebih terbuka dan cenderung kasar. Selain itu,
penggunaan gaya bahasa sering dipakai.
2. Landasan Teori
2.1 Wacana
2.1.1 Pengertian
Wacana
Samsuri dalam
Sumarlam, 2008:8
mengatakan bahwa
wacana adalah rekaman kebahasaan
yang utuh tentang
peristiwa komunikasi, komunikasi
itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat
pula
memakai bahasa
tulisan.
2.2 Gaya Bahasa
2.2.1 Pengertian
Gaya Bahasa
Gaya bahasa dibatasi sebagai
cara mengungkapkan
pikiran melalui
bahasa secara
khas yang memperhatikan jiwa
dan kepribadian
penulis atau pemakaian bahasa
Keraf, 2004:
113. Jiwa
kepribadian yang dimaksud adalah
bagaimana seseorang
penulis menggambarkan seseorang tokoh dengan
bahasa yang khas dan gaya penulisnya. Gaya
bahasa merupakan kata, dapat yang berupa kalimat
yang digunakan untuk mengekspresikan
ide, gagasan seseorang dari
berbagai profesinya
termasuk didalamnya
adalah pengarang.
2.3 Sarkasme
2.3.1 Pengertian
Sarkasme
Pengertian sarkasme berasal
dari bahasa
Yunani sarkasme yang diturunkan dari kata kerja
sarkasein yang
berarti merobek-robek
daging seperti anjing, “menggigit
bibir karena merah”, atau bicara dengan kepahitan
Keraf dalam Tarigan, 1985 : 92.
Purwadarminta dalam Tarigan, 1986: 92
menjelaskan bahwa
sarkasme adalah
jenis gaya
bahasa yang
mengandung ejekan,
olok-olok dan sindiran pedas
yang menyakiti
hati. Bila dibandingkan dengan ironi dan sinisme,
maka sarkasme ini lebih kasar.
Herma J. Waluyo dalam
Susilo Adi
S 2010
berpendapat bahwa sarkasme adalah
penggunaan kata-kata
yang keras dan kasar untuk
menyindir atau
mengkritik. Jadi
yang dimaksud
dengan sarkasme
adalah gaya
bahasa penyindiran
dengan menggunakan
kata-kata kasar dan keras. Dari
beberapa pengertian
diatas diketahui bahwa sarkasme
adalah gaya bahasa yang menjadi bahasanya kasar
dan keras mengandung unsur ejekan, olok-olok.
Sindiran dan celaan getir yang menyakiti hati.
2.3.2 Ciri – ciri
Sarkasme
Ciri-ciri gaya bahasa sarkasme
diantaranya adalah sebagai berikut:
1 Maknanya
mengandung olok-olok, ejekan, sindiran
2 Gaya bahasa
yang mengatakan makna yang bertentangan
3 Gaya bahasa
sarkasme mengandung kepahitan dan celaan
yang getir
4 Bahasanya
selalu mengandung
kepahitan dan kurang enak didengar
5 Gaya bahasa
sarkasme lebih kasar bila
dibandingkan dengan
gaya bahasa
ironi dan sinisme.
2.3.3 Maksud
Gaya Bahasa Sarkasme
Maksud dari gaya bahasa sarkasme adalah
sebagai berikut: 1
Maksud umpatan.
Celaan, candaan perkataan kasar
yang timbul
karena luapan
amarah dari
seseorang 2
Maksud ajakan. Mengajak dan
mempengaruhi pembaca atau
pendengar agar
berbuat serta mengikuti perkataan
yang diucapkan.
3 Maksud
pemberitahuan bahasa