PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA INOVATIF PADA POKOK BAHASAN SENYAWA KARBON UNTUK KELAS XII SMA/MA.

(1)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM INOVATIF PADA POKOK BAHASAN SENYAWA KARBON

UNTUK KELAS XII SMA/MA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

RAJA HAFSYA YULIA NIM: 8146141017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Raja Hafsya Yulia: Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Inovatif Pada Pokok Bahasan Senyawa Karbon Untuk Kelas XII SMA/MA. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016

Penelitian ini bertujuan: 1) Memperoleh penuntun praktikum kimia inovatif yang terintegrasi model Problem Based Learning (PBL) pada pokok bahasan senyawa karbon, 2) Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum yang dikembangkan dengan penuntun praktikum yang dipakai sekolah. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and development) yang dimodifikasi dari model pengembangan Borg & Gall. Sampel dalam penelitian ini adalah tiga penuntun praktikum kimia SMA/MA kelas XII dari penerbit swasta, 20 guru kimia SMA/MA dan 2 dosen program pascasarjana program studi pendidikan kimia Universitas Negeri Medan sebagai validator ahli, dan 50 siswa kelas XII IPA. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dari angket kelayakan berdasarkan BSNP yang telah dimodifikasi dengan skala 5 dan tes hasil belajar siswa yang akan dianalisis menggunakan uji Independent Sample T-test pada program SPSS 21 for windows dengan taraf signifikan 0,05. Hasil analisis berdasarkan BSNP adalah standar kelayakan isi diperoleh rata-rata sebesar 4,42 (sangat layak); standar kelayakan bahasa diperoleh rata-rata sebesar 4,12 (layak); standar kelayakan penyajian diperoleh rata-rata sebesar 4,40 (sangat layak); standar kelayakan kegrafikaan diperoleh rata-rata sebesar 4,18 (layak). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil analisis didapatkan bahwa penuntun praktikum yang dikembangkan layak dipergunakan dalam pembelajaran kimia dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Kata kunci: Penuntun Praktikum Kimia, Problem Based Learning (PBL) Penelitian dan Pengembangan (R&D).


(6)

ii ABSTRACT

Raja Hafsya Yulia: The Development Of Innovative Guide Practicum Chemical On Carbon Compounds To Class XII SMA/MA. Thesis: Chemistry Education Studies Program, Postgraduate School of University of Medan, 2016

This study aims: 1) Develop innovative guide practicum chemical with problem based learning on carbon compounds, 2) knowing differences in improving student learning outcomes that learned to use guide practicum chemical developed with guide practicum chemical used school. This study is including research and development that is modified from Borg & Gall model. The samples in this study are three high school guide practicum chemical for SMA/MA third class from private publishers, 20 chemistry teachers in SMA/MA and 2 lecturers in chemical education graduate program, State University of Medan and 50 students of class XII IPA. Selection of the sample using simple purposive sampling technique. The data collecting using a questionnaire based BSNP (National Education Standards Agency) that has been modified assessment with 5 scale and test student learning outcome will be analyzed using the Independent Sample T-test in SPSS 21 for windows with significance level of 0,05. The results of analysis based on BSNP is obtained eligibility standards average is 4.42( very decent); eligibility standards acquired language average is 4.12(decent); eligibility standards of the presentation average is 4.40 (very decent); graph eligibility standards average is 4.18 (decent). the results showed a difference in improving student learning outcomes. From the analysis found that the guide practicum chemical developed is very feasible used in teaching chemistry and can improve students learning outcomes.

Keywords: Guide Practicum Chemical, Problem Based Learning (PBL), Research and Development (R&D).


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan tesis yang berjudul: “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Inovatif Pada Pokok Bahasan Senyawa Karbon Untuk Kelas XII SMA/MA”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam yakni Rasulullah Muhammad SAW, semoga mendapat syafaat dari beliau di Yaumil Masyar kelak, Amin.

Penyelesaian tesis ini merupakan salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan. Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan Bapak Dr. Wesly Hutabarat, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II. Terimakasih telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam memberikan bimbingan, saran, nasihat, motivasi dan arahan kepada penulis. Kepada Ayahanda Nabhan dan Ibunda Yasmiwati terima kasih atas kasih sayang yang engkau berikan, dukungan, serta pengorbanan baik moril maupun materil yang tak terhitung nilainya dan tak dapat dibalas dengan apapun juga.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Unimed 2. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Kimia.

3. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Kimia, sekaligus selaku dosen narasumber dan notulen

4. Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si selaku Dosen Narasumber

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed yang telah mengajar dan mendidik penulis

6. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si dan bapak Dr. Iis Siti Jahro, M.Si selaku validator ahli


(8)

iv

7. Ibu Desi Yulian, S.Pd yang telah memberikan informasi dan membantu administrasi kepada penulis

8. Bapak/Ibu guru SMA Swasta Mulia, SMA Negeri 15 Medan, SMA Gajah Mada, dan SMA An-Nizzam, serta Bapak/Ibu guru kimia dari sokalah lain yang telah membantu.

9. Adik-adikku tersayang Raja Nurul Huda, Raja Fitri Anisa, Raja Ikhasan Arif dan Raja Khairani serta keluarga besar yang telah memberikan semangat terima kasih untuk dukungan, semangat dan doanya agar penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik dan cepat.

10. Teman-teman seperjuangan pendidikan kimia pascasarjana Unimed angkatan XXV, Ardiansyah, Adventinis, Dedel, Ester, Fathma, Fitri, Heppy, Hendra, Jumi, Kartini, Lisa, Mulyawati, Putri, Risa, Riska, Ria, dan Silvia

11. Sahabat terdekat penulis dan saudara seperantauan Ardiansyah, Hendra, Dedel, Kak Ria, Fathma, Kartini, Heppy dan Jumi

12. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa disebut satu persatu, terima kasih semuanya.

Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal atas bantuan dan dukungan yang diberikan. Harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2016


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Penelitian Pengembangan (Research and Development) 9

2.1.2 Karakteristik Mata Pelajaran Kimia 14

2.1.3 Pembelajaran Inovatif 19

2.1.4 Praktikum dalam Pembelajaran Kimia 21

2.1.5 Penuntun Praktikum 24

2.1.6 Pengembangan Penuntun Praktikum Inovatif 26

2.1.7 Problem Based Learning (PBL) 29

2.1.8 Penilaian Pisikomotorik 34

2.2 Kerangka Konseptual 36

2.3 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Peneitian 38

3.2 Populasi dan Sampel 38

3.3 Jenis Penelitian 39

3.4 Prosedur Penelitian 39

3.5 Teknik Pengumpulan Data 42


(10)

vi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Penuntun Praktikum Pokok Bahasan Senyawa Karbon Pada Penerbit A, B, dan C

46

4.1.1 Kelayakan Isi 47

4.1.2 Kelayakan Bahasa 52

4.1.3 Kelayakan penyajian 54

4.1.4 Kelayakan kegrafikaan 57

4.2 Pengembangan Penuntun Praktikum Pada Pokok Bahasan Senyawa Karbon

59 4.3 Standarisasi Penuntun Praktikum Yang Dikembangkan 61

4.3.1 Kelayakan Isi 63

4.3.2 Kelayakan Bahasa 64

4.3.3 Kelayakan penyajian 65

4.3.4 Kelayakan kegrafikaan 67

4.4 Hasil Uji Coba Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun Praktikum Yang Dikembangkan

69

4.4.1 Uji Normalitas 70

4.4.2 Uji Homogenitas 70

4.4.3 Uji Hipotesis 71

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 77

5.1 Saran 78

DAFTAR PUSTAKA 79


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kompetensi Materi Senyawa Karbon 18

Tabel 2.2 Contoh instrumen penilaian pisikomotor menggunakan skala penilaian (Rating Scale)

34 Tabel 3.1 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata 44 Tabel 4.1 Hasil Analisis Penuntun Praktikum A, B, dan C 47 Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Kelayakan Isi Penuntun A, B,

dan C

48

Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Kelayakan Bahasa Penuntun A, B, dan C

53

Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Kelayakan Penyajian Penuntun A, B, dan C

55

Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Kelayakan kegrafikaan Penuntun A, B, dan C

57

Tabel 4.6 Hasil Analisis Komponen-Komponen Penuntun Praktikum

68

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen dan kelas kontrol

70

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen dan Kontrol


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Model pengembangan oleh Dick dan Carey 10 Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Penuntun Praktikum

Inovatif

40 Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Tahap Uji Coba Terbatas 41 Gambar 4.1 Grafik Hasil Analisis Kelayakan Penuntun

Praktikum Terintegrasi PBL

62 Gambar 4.2 Grafik Hasil Analisis Kelayakan Isi Penuntun

Praktikum Terintegrasi PBL

63 Gambar 4.3 Grafik Hasil Analisis Kelayakan bahasa

Penuntun Praktikum Terintegrasi PBL

65 Gambar 4.4 Grafik Hasil Analisis Kelayakan Penyajian

Penuntun Praktikum Terintegrasi PBL

66 Gambar 4.5 Grafik Hasil Analisis Kelayakan Penyajian

Penuntun Praktikum Terintegrasi PBL

67


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 82

Lampiran 2 Instrumen Validasi Penuntun Praktikum Kimia 89 Lampiran 3 Instrumen Tes : Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest 95 Lampiran 4 Hasil Uji Kelayakan Penuntun Praktikum

Penerbit A

106 Lampiran 5 Hasil Uji Kelayakan Penuntun Praktikum

Penerbit B

108 Lampiran 6 Hasil Uji Kelayakan Penuntun Praktikum

Penerbit C

110 Lampiran 7 Hasil Uji Kelayakan Penuntun Praktikum

yang telah dikembangkan (validator Dosen)

112 Lampiran 8 Hasil Uji Kelayakan Penuntun Praktikum

yang telah dikembangkan (validator Guru)

113 Lampiran 9 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 115 Lampiran 10 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 116

Lampiran 11 Data Uji Normalitas 117

Lampiran 12 Data Uji Homogenitas 118


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengembangan penuntun praktikum kimia yang inovatif perlu mendapat perhatian, karena penyediaan penuntun praktikum yang berkualitas baik sesuai kurikulum Nasional dapat membantu proses pembelajaran kimia berjalan lebih efektif. Penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi.

Praktikum sangat penting dalam pembelajaran kimia karena Ilmu kimia merupakan experimental science yang tidak dapat dipelajari hanya melalui membaca, menulis, atau mendengarkan saja. pada dasarnya Kimia merupakan pelajaran yang mengombinasikan antara pengetahuan konsep dan juga pengetahuan empiris. Secara garis besar kimia mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan kimia sebagai produk. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta–fakta, Konsep–konsep, dan prinsip–prinsip ilmu kimia. Sedangkan kimia sebagai proses meliputi keterampilan–keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk kimia. Hal tersebut berarti dalam pembelajaran kimia tidak cukup hanya meliputi aspek kognitifnya saja, tetapi aspek afektif (sikap ilmiah) dan sapek psikomotorik (unjuk kerja) (Zakiah, 2015). Ketika peserta didik mempelajari kimia, mereka dituntut untuk tidak hanya memahami secara teoritis, namun juga secara empiris melalui prosedur praktikum yang nyata sehingga kemampuan kognitif peserta didik juga didukung dengan kemampuan psikomotorik dan afektif yang baik.


(15)

2

Penelitian Phelps dan Lee (2003) yang dilakukan dari tahun 1990-2000 terhadap guru-guru baru yang mengajar kimia menunjukkan bahwa semua guru tersebut setuju bahwa mengajar kimia tidak dapat dilakukan tanpa praktikum. Lebih lanjut dikatakan bahwa praktikum adalah esensial untuk mengajar sains, termasuk kimia. Metode praktikum dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari secara nyata, maka peserta didik tidak hanya belajar konsep secara verbal, tetapi juga keterampilan-keterampilan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik lebih memahami proses-proses yang terjadi, dan memandang ilmu kimia itu sebagai sesuatu yang realistis dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Banyak peneliti di bidang pendidikan sains mengakui bahwa studi laboratorium meningkatkan minat dan kemampuan siswa untuk mata pelajaran sains serta dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik dalam mencapai tujuan praktikum (Bryant dan Edmunt, 1987; Bagci dan Simsek, 1999; Mamlok dan Barnea, 2012; Situmorang dan Situmorang, 2013).

Penggunaan metode praktikum akan efektif jika didukung oleh ketersediaan alat dan bahan kimia di laboratorium serta keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum. Namun pada kenyataannya pembelajaran praktikum disekolah-sekolah banyak memiliki kendala-kendala dalam pelaksanaannya, Tuysuz (2010) berpendapat bahwa terdapat kendala dalam pelaksanaan praktikum disekolah, diantaranya belum tersedianya penuntun praktikum kimia yang dapat mengarahkan siswa ketika praktikum, guru juga belum memiliki panduan dalam


(16)

3

menilai keterampilan proses dan sikaf ilmiah, bahan dan alat praktikum kimia yang mahal juga menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum kimia disekolah. Sependapat dengan Tuysuz, Darsana (2014) mengemukakan beberapa permasalahan yang menyebabkan sulitnya siswa memperoleh hasil belajar yang baik pada mata pelajaran kimia antara lain karena kurangnya pelaksanaan praktikum kimia khususnya di SMA, ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadaan laboratorium sekolah, keberadaan alat dan bahan praktikum di laboratorium sekolah, kurangnya keterampilan guru dalam mengatasi keterbatasan alat dan bahan, tidak tersedianya petugas laboratorium yang memiliki kualifikasi pendidikan laboran.

Berdasarkan hasil wawancara dan survei awal dengan beberapa guru kimia yang mengajar di SMA/MA yang ada dikota Medan, diperoleh fakta bahwa dalam proses pembelajaran kimia di sekolah jarang melakukan praktikum, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti :1) Keterbatasan waktu, khususnya waktu belajar dikelas; 2) Terbatasnya alat dan bahan untuk melakukan praktikum dilaboratorium; 3) Kurangnya ketersediaan penuntun praktikum kimia yang sesuai dengan yang dibutuhkan siswa dan keberadaan laboratorium sekolah.

Salah satu masalah yang dihadapai adalah kurangnya ketersediaan penuntun praktikum kimia yang sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hasil analisis awal penuntun praktikum yang telah ada khususnya pada pokok bahasan senyawa karbon belum memenuhi kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa, dan belum menyajikan komponen-komponen penunjang penuntun praktikum seperti tata tertib di laboratorium, keselamatan kerja, Material Safety Data Sheet


(17)

4

(MSDS),dll. Oleh karena itu peneliti mengembangkan penuntun praktikum pada pokok bahasan senyawa karbon yang diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pada pengembangan penuntun praktikum ini peneliti menawarkan suatu inovasi berupa pengembangan penuntun praktikum yang diintegrasikan dengan model Problem Based Learning (PBL) Model PBL dipilih karena PBL adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar bagi siswa untuk belajar, dimana siswa dapat menerapkan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam situasi dunia nyata siswa (Levin, 2011); Prinsip dasar pembelajaran PBL yaitu belajar yang diprakarsai dengan adanya masalah, pertanyaan, atau teka-teki yang membuat siswa ingin memecahkannya (Duch et al. 2000); Tosun dan Taşkesenligil (2011) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa PBL memiliki dampak positif pada orientasi target, nilai dan kemanjuran diri yang merupakan sub-dimensi dari motivasi siswa terhadap kimia. Graaff dan Kolmos (2003) menyatakan bahwa pembelajaran PBL dapat meningkatkan konsep dasar, dugaan, dan minat siswa; Etherington (2011) menambahkan bahwa dalam pembelajaran PBL dapat mendefinisikan, menyusun, dan mengenali sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa yang berinkuiri terbuka. Beberapa peneliti dibidang pendidikan sain mengakui bahwa Model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa (Pratiwi, 2014; Wasonowati, 2014).

Pengintegrasian penuntun praktikum dengan suatu model pembelajaran dapat meningkatkan efektifitas pelaksanaan praktikum. Banyak penelitian yang telah melakukan pengembangkan penuntun praktikum yang terintegrasi model


(18)

5

pembelajaran seperti Emiliya (2015) melakukan inovasi berupa pengembangan penuntun praktikum yang diintegrasikan dengan model discovery Learning dan project based learning pada materi asam basa, hal ini juga dilakukan oleh Purba (2015) yang mengembangkan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI pada materi laju reaksi sesuai dengan model penemuan dan berbasis proyek. Tresnawati (2013) melakukan pengembangan prosedur praktikum kimia SMA pada topik larutan elektrolit dan non elektrolit, Sedangkan Rosmalinda (2013) melakukan pengembangan penuntun praktikum dengan mengintegrasikan model PBL.

Dengan pengembangan penuntun praktikum yang inovatif ini diharapkan proses pembelajaran kimia berjalan dengan optimal sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum kimia yang inovatif pada pokok bahasan senyawa karbon di kelas XII SMA/MA”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa masalah yang diidentifikasi dalam penelitian yaitu:

1. Bagaimana kondisi laboratorium SMA di kota Medan?

2. Apakah pemanfaatan laboratorium memiliki pengaruh positif dalam

pembelajaran kimia?

3. Apakah ketersedian penuntun praktikum kimia sudah sesuai dengan yang dibutuhkan sekolah


(19)

6

4. Apakah penggunaan penuntun praktikum kimia sudah maksimal digunakan

di sekolah?

5. Apakah penuntun praktikum kimia yang sudah diterapkan di SMA sudah sesuai dengan metode pendekatan ilmiah?

6. Bagaimana komposisi penuntun praktikum kimia SMA yang sesuai dengan

pendekatan ilmiah?

7. Metode pendekatan ilmiah manakah yang sesuai untuk diterapkan dalam pelaksanaan praktikum disekolah?

8. Apakah penggunaan penuntun praktikum kimia efektif dalam proses pembelajaran di SMA?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, beberapa hal dalam masalah-masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:

1. Melakukan observasi laboratorium sekolah .

2. Menyusun dan mengembangkan penuntun praktikum kimia materi senyawa karbon

3. Metode pendekatan ilmiah yang diintegrasikan kedalam penuntun praktikum

adalah metode Problem Based Learning (PBL)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


(20)

7

1. Bagaimana tingkat kelayakan penuntun praktikum kimia pada pokok bahasan senyawa karbon dari penerbit swasta?

2. Bagaimana komponen penuntun praktikum kimia inovatif pokok bahasan

senyawa karbon yang dikembangkan?

3. Bagaimana tingkat kelayakan penuntun praktikum kimia inovatif yang telah dikembangkan?

4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum kimia terintegrasi Problem Based Learning (PBL) dengan penuntun praktikum yang dipakai sekolah?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan penuntun praktikum kimia inovatif pada pokok bahasan senyawa karbon, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk:

1. Mengetahui tingkat kelayakan penuntun praktikum kimia pokok bahasan senyawa karbon yang telah beredar dipasaran

2. Memperoleh penuntun praktikum kimia pokok bahasan senyawa karbon terintegrasi model Problem Based Learning (PBL)

3. Mengetahui tingkat kelayakan penuntun praktikum kimia inovatif yang telah dikembangkan

4. Mengetahui Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum kimia terintegrasi Problem Based Learning (PBL) dengan penuntun praktikum yang dipakai sekolah


(21)

8

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Menghasilkan suatu perangkat pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penunjang pembelajaran kimia di SMA/MA

2. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran senyawa karbon

3. Membuka wawasan berpikir guru dalam mengajar sehingga dapat

meninggalkan cara pembelajaran yang kurang menarik dan monoton dengan mengembangkan penuntun praktikum yang inovatif dan interaktif.


(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat kelayakan penuntun praktikum penerbit A, B, dan C pada pokok bahasan senyawa karbon memiliki kategori cukup layak, namun ada beberapa komponen-komponen dari penuntun praktikum yang perlu dilakukan pengembangan.

2. Penuntun praktikum terintegrasi model Problem Based Learning (PBL) yang telah dikembangkan memiliki komponen-komponen berikut: 1) Kata Pengantar; 2) Daftar Isi; 3) Tata tertib; 4) Keselamatan kerja; 5) Prosedur penanganan limbah; 6) Lambang bahaya bahan kimia; 7) kompetensi senyawa karbon; 8) Tahap-tahap model Problem Based Learning (PBL); 9) Percobaan yang terdiri dari 6 judul percobaan yang memiliki beberapa komponen, yaitu: judul percobaan, permasalahan, tujuan percobaan; dasar teori, alat dan bahan, keselamatan kerja, prosedur kerja, hasil pengamatan, pertanyaan, kesimpulan; 10) daftar pustaka; dan 11) glosarium.

3. Penuntun praktikum yang telah dikembangkan secara inovatif dan terintegrasi model Problem Based Learning (PBL) memiliki kategori sangat layak, sehingga layak dipergunakan dalam pembelajaran kimia

4. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunkan penuntun praktikum terintegrasi model Problem Based Learning (PBL) dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum yang dipakai sekolah.


(23)

78

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disarankan bahwa :

1. Kepada pengguna penuntun praktikum

a. Sebaiknya pengguna penuntun praktikum lebih memperhatikan kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikaan sehingga tidak ada lagi yang tidak memenuhi standar kelaykan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)

b. Sebelum menggunakan penuntun praktikum hendaknya menelaah terlebih dahulu. Apabila ditemukan kekurangan atau kesalahan hendaknya diperbaiki terlebih dahulu sebelum disampaikan saat pembelajaran

2. Kepada peneliti lain

Diharapkan agar peneliti lain bisa melakukan penelitian pengembangan penuntun praktikum kimia pada pokok bahasan lainnya mengingat penelitian ini hanya berfokus pada satu pokok bahasan saja


(24)

79

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I., (2008), Learning to Teach Edisi ke Tujuh, Terjemahan Helly Prajitno danSri Mulyantini, PustakaPelajar, Yogyakarta.

Arifin, (2000), Strategi Belajar Mengajar, Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI, Bandung.

Bagci, N., Simsek, S., (1999), The influence of different teaching methods in teaching physics subjects on student’s success, The Journal of Gazi Education Faculty, 19(3), 79-88

Bryant, R. J., Edmunt, A. M., (1987), They like lab-centered science, The Science Teacher Journal,54(8), 42-45.

Campbell, T. Dan Bohn, C., (2008), Science Laboratory Experiences og High School Students Acroos One State in the U.S, Descriptive Research from the Classroom, Science Educator, 17(1): 36-44.

Darsana, I., W., Sadia, I., W., Tika, I., N., (2014), Analisis Standar Kebutuhan Laboratorium Kimia dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada SMA

Negeri di Kabupaten Bangli, e-journal Program Pascasarjana Universitas

Ganesha Program Studi IPA, (4).

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas, (2008), Teknik Penyusunan Modul, Direktorat Jendral Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Emiliya, R., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Model Discovery dan

Project Based Learning pada Pembelajaran Asam dan Basa di SMA Kelas XI, Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ethrington, M., B., (2011), Investigative Primary Science: A Problem-based Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education, 36 (9):36-57.

Graaff, E., and Kolmos, A., (2003), Characteristics of Problem-Based Learning, Int. J. Engng Ed, 19(15): 547-662

Hanum, A,Y., (2014), Pengembangan Penunutun Praktikum Kimia Inovatif Untuk

SMA/MA Kelas XII Sesuai Kurikulum 2013, Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan.

Hasibuan, M. P., (2014), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI

Semester I Berdasarkan Kurikulum 2013 dalm Menumbuh Kembangkan Karakter Siswa, Medan: Tesis Universitas Negeri Medan.

Heinick, R, (1989), Intructional Media and The New Technologies of Intructio (Second Edition), Macmillan Publishing Company, New York.

Jahro, I., S., (2009), Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran

Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia,


(25)

80 Khumairah, F., Suhery, T., dan Hadeli., (2014), Pengembangan Modul Kimia Dasar Materi Termokimia Berbasis Keterampilan Berfikir Kritis Untuk

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia

1(2): 116-117.

Levin, B.B., (2011), Energizing Teacher Education and Professional

Development with Problem Based Learning, Virginia.

Mamlok, R., and Barnea, N., (2012), Laboratory Activities In Israel, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education,8 (1) : 49-75 Mulyono, (2005), Pengembangan Dan Implementasi Model Praktikum Kimia

Berbasis Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Pada SMU Di Bandung, Jurnal

Pengajaran MIPA, 6(1):77-78, ISSN 1412-0917.

Mustaji, (2005), Pembelajaran berbasis Kontruktivistik, Unesa University Press, Surabaya.

Padmo, D., (2004), Teknologi Pembelajaran: Peningkatan Kualitas Belajar

Melalui Teknologi Pembelajaran, Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Ciputat.

Phelps, A., J., Lee, C., (2003). The power of practice : What students learn from how to teach. Journal of chemical education,80(7), 829-832.

Pratiwi, Y., Redjeki, T., Dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X

Sma Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia3(3): 40-48, ISSN 2337-9995

Purba, F., J., Muchtar, Z., Dan Silaban, R., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Sesuai Model Pembelajaran Penemuan Berbasis Proyek, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan21(1): 21-28, ISSN 0852-0151.

Ridwan, (2003), Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta,

Bandung.

Rosmalinda, D., Rusdi, M., dan Hariyadi, B., (2013), Pengembangan Modul

Praktikum Kimia SMA Berbasis PBL (Problem Based Learning), Jurnal

Edu Sains, 2(3): 55-77.

Rusman, (2008), manajemen kurikulum, Teras, Yogyakarta.

Sani, R.A., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sarwiko, D., (2012), Pngembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia

Interaktif Menggunakan Macromedia Director Mx, Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem Informasi, Perguruan Tinggi Gunadarma, Depok.


(26)

81

Setyosari, P., (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,

Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Situmorang, H., Dan Situmorang, M., (2013), Efektifitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan

19(1): 28-36, ISSN 0852-0151.

Situmorang, M., Sitorus, M., Situmorang, Z., (2015), Pengembangan Bahan Ajar

Kimia SMA/MA Inovatif dan Interaktif Berbasis Multimedia, Prosiding

Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjung Pura Pontianak: 1-9

Skuomios, M., & Passalis, N., (2010), Chemistry laboratory Activities: The Link Between Practice and Theory, The International Journal of Learning 17(6): 101-114

Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung.

Tosun, C., and Taşkesenligil, Y., (2011), The Effect of Problem Based Learning on Student Motivation Towards Chemistry Classes and on Learning Strategies, Journal of Turkish Science Education,. 9(1).

Trianto, (2007), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.

Tresnawati, R., Dan Dwiyanti, G., (2013), Pengembangan Prosedur Praktikum

Kimia SMA Pada Topik Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, Jurnal Riset

Dan Praktik Pendidikan Kimia1(1): 37-43, ISSN 2301-721X.

Tuysuz, C., (2010), The Effect of the virtual laboratory on students’ achievement and attitude in chemistry, IOJES2(1): 37-53

Wasonowati, R., R., T., Redjeki, T., Dan Ariani, S., R., D., (2014) Penerapan

Model Problem Based Learning (Pbl) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum

Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Ipa Sma Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia3(3): 66-75, ISSN 2337-9995.

Zakiah, (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Tipe Discovery dan Project Based Learning pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit di SMA, Jurnal Pendidikan Kimia, 7(11): 70-79.


(1)

8

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Menghasilkan suatu perangkat pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penunjang pembelajaran kimia di SMA/MA

2. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran senyawa karbon

3. Membuka wawasan berpikir guru dalam mengajar sehingga dapat meninggalkan cara pembelajaran yang kurang menarik dan monoton dengan mengembangkan penuntun praktikum yang inovatif dan interaktif.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat kelayakan penuntun praktikum penerbit A, B, dan C pada pokok bahasan senyawa karbon memiliki kategori cukup layak, namun ada beberapa komponen-komponen dari penuntun praktikum yang perlu dilakukan pengembangan.

2. Penuntun praktikum terintegrasi model Problem Based Learning (PBL) yang telah dikembangkan memiliki komponen-komponen berikut: 1) Kata Pengantar; 2) Daftar Isi; 3) Tata tertib; 4) Keselamatan kerja; 5) Prosedur penanganan limbah; 6) Lambang bahaya bahan kimia; 7) kompetensi senyawa karbon; 8) Tahap-tahap model Problem Based Learning (PBL); 9) Percobaan yang terdiri dari 6 judul percobaan yang memiliki beberapa komponen, yaitu: judul percobaan, permasalahan, tujuan percobaan; dasar teori, alat dan bahan, keselamatan kerja, prosedur kerja, hasil pengamatan, pertanyaan, kesimpulan; 10) daftar pustaka; dan 11) glosarium.

3. Penuntun praktikum yang telah dikembangkan secara inovatif dan terintegrasi model Problem Based Learning (PBL) memiliki kategori sangat layak, sehingga layak dipergunakan dalam pembelajaran kimia

4. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunkan penuntun praktikum terintegrasi model Problem Based Learning (PBL) dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum yang dipakai sekolah.


(3)

78

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disarankan bahwa :

1. Kepada pengguna penuntun praktikum

a. Sebaiknya pengguna penuntun praktikum lebih memperhatikan

kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikaan sehingga tidak ada lagi yang tidak memenuhi standar kelaykan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)

b. Sebelum menggunakan penuntun praktikum hendaknya menelaah

terlebih dahulu. Apabila ditemukan kekurangan atau kesalahan hendaknya diperbaiki terlebih dahulu sebelum disampaikan saat pembelajaran

2. Kepada peneliti lain

Diharapkan agar peneliti lain bisa melakukan penelitian pengembangan penuntun praktikum kimia pada pokok bahasan lainnya mengingat penelitian ini hanya berfokus pada satu pokok bahasan saja


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I., (2008), Learning to Teach Edisi ke Tujuh, Terjemahan Helly Prajitno danSri Mulyantini, PustakaPelajar, Yogyakarta.

Arifin, (2000), Strategi Belajar Mengajar, Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI, Bandung.

Bagci, N., Simsek, S., (1999), The influence of different teaching methods in teaching physics subjects on student’s success, The Journal of Gazi Education Faculty, 19(3), 79-88

Bryant, R. J., Edmunt, A. M., (1987), They like lab-centered science, The Science Teacher Journal,54(8), 42-45.

Campbell, T. Dan Bohn, C., (2008), Science Laboratory Experiences og High School Students Acroos One State in the U.S, Descriptive Research from the Classroom, Science Educator, 17(1): 36-44.

Darsana, I., W., Sadia, I., W., Tika, I., N., (2014), Analisis Standar Kebutuhan Laboratorium Kimia dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada SMA Negeri di Kabupaten Bangli, e-journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha Program Studi IPA, (4).

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas, (2008), Teknik Penyusunan Modul, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Emiliya, R., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Model Discovery dan Project Based Learning pada Pembelajaran Asam dan Basa di SMA Kelas XI, Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ethrington, M., B., (2011), Investigative Primary Science: A Problem-based Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education, 36 (9):36-57.

Graaff, E., and Kolmos, A., (2003), Characteristics of Problem-Based Learning, Int. J. Engng Ed, 19(15): 547-662

Hanum, A,Y., (2014), Pengembangan Penunutun Praktikum Kimia Inovatif Untuk

SMA/MA Kelas XII Sesuai Kurikulum 2013, Tesis, Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, Medan.

Hasibuan, M. P., (2014), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI Semester I Berdasarkan Kurikulum 2013 dalm Menumbuh Kembangkan Karakter Siswa, Medan: Tesis Universitas Negeri Medan.

Heinick, R, (1989), Intructional Media and The New Technologies of Intructio

(Second Edition), Macmillan Publishing Company, New York.

Jahro, I., S., (2009), Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia, 1(4):20-26.


(5)

80 Khumairah, F., Suhery, T., dan Hadeli., (2014), Pengembangan Modul Kimia Dasar Materi Termokimia Berbasis Keterampilan Berfikir Kritis Untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia 1(2): 116-117.

Levin, B.B., (2011), Energizing Teacher Education and Professional

Development with Problem Based Learning, Virginia.

Mamlok, R., and Barnea, N., (2012), Laboratory Activities In Israel, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education,8 (1) : 49-75 Mulyono, (2005), Pengembangan Dan Implementasi Model Praktikum Kimia

Berbasis Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Pada SMU Di Bandung, Jurnal

Pengajaran MIPA, 6(1):77-78, ISSN 1412-0917.

Mustaji, (2005), Pembelajaran berbasis Kontruktivistik, Unesa University Press, Surabaya.

Padmo, D., (2004), Teknologi Pembelajaran: Peningkatan Kualitas Belajar

Melalui Teknologi Pembelajaran, Pusat Teknologi Komunikasi dan

Informasi Pendidikan, Ciputat.

Phelps, A., J., Lee, C., (2003). The power of practice : What students learn from how to teach. Journal of chemical education,80(7), 829-832.

Pratiwi, Y., Redjeki, T., Dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X

Sma Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia3(3): 40-48, ISSN 2337-9995

Purba, F., J., Muchtar, Z., Dan Silaban, R., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Sesuai Model Pembelajaran Penemuan Berbasis Proyek, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan21(1): 21-28, ISSN 0852-0151. Ridwan, (2003), Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta,

Bandung.

Rosmalinda, D., Rusdi, M., dan Hariyadi, B., (2013), Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA Berbasis PBL (Problem Based Learning), Jurnal Edu Sains, 2(3): 55-77.

Rusman, (2008), manajemen kurikulum, Teras, Yogyakarta. Sani, R.A., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sarwiko, D., (2012), Pngembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia

Interaktif Menggunakan Macromedia Director Mx, Studi Kasus Mata

Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem Informasi, Perguruan Tinggi Gunadarma, Depok.


(6)

Setyosari, P., (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Situmorang, H., Dan Situmorang, M., (2013), Efektifitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 19(1): 28-36, ISSN 0852-0151.

Situmorang, M., Sitorus, M., Situmorang, Z., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Kimia SMA/MA Inovatif dan Interaktif Berbasis Multimedia, Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjung Pura Pontianak: 1-9

Skuomios, M., & Passalis, N., (2010), Chemistry laboratory Activities: The Link Between Practice and Theory, The International Journal of Learning 17(6): 101-114

Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung.

Tosun, C., and Taşkesenligil, Y., (2011), The Effect of Problem Based Learning on Student Motivation Towards Chemistry Classes and on Learning Strategies, Journal of Turkish Science Education,. 9(1).

Trianto, (2007), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.

Tresnawati, R., Dan Dwiyanti, G., (2013), Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia SMA Pada Topik Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, Jurnal Riset Dan Praktik Pendidikan Kimia1(1): 37-43, ISSN 2301-721X.

Tuysuz, C., (2010), The Effect of the virtual laboratory on students’ achievement and attitude in chemistry, IOJES2(1): 37-53

Wasonowati, R., R., T., Redjeki, T., Dan Ariani, S., R., D., (2014) Penerapan

Model Problem Based Learning (Pbl) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum

Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Ipa Sma Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia3(3): 66-75, ISSN 2337-9995.

Zakiah, (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Tipe Discovery dan Project Based Learning pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit di SMA, Jurnal Pendidikan Kimia, 7(11): 70-79.