PENGEMBANGAN LKS IPA UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

(1)

DEVELOPMENT OF STUDENT’S WORKSHEET OF SCIENCE OF NINTH CLASS OF JUNIOR HIGH SCHOOL

ON THE DISCUSSION REPRODUCTIVE SISTEM IN HUMANS by

SUBUR SETIYO WIDODO

The purpose of this research are to: 1) develop instructional media of science Assisted Student’s Worksheet with audio-visual media for the student’s of ninth class of Junior High School, 2) analyze the characteristics development product, 3) analyze the effectiveness of the learning process by using this media, and 4) analyze the attractiveness of the media that is developed.

Development research was conducted by development step of ASSURE The study population was all students in junior classes IX public and private schools in the district that there Sukoharjo which consists of 4 schools . Samples were taken one class at each school that represent karakterisrtik of population The data were conducted by angket and writing test, were analyzed use proporsional test statistic non parametric.

The conclusion of this research is : 1) the development of instructional media of science of Student’s Worksheet for students of ninth class of Junior High School was validated by master media. 2) the characteristics of the media that was developed is a CD of interactive learning, audio features and video animation, 3) Student’s Worksheet in audio-visual media improve the student’s achievement the average score for post test is higher then the average score for pre test, that is equal to 1.67 % , and 4) Student’s Worksheet that has developed have attractive unsure with good criterion.


(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS IPA

UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

Oleh

SUBUR SETIYO WIDODO

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengembangkan media pembelajaran LKS IPA Berbantuan audio visual untuk siswa kelas IX SMP, 2) menganalisis karakteristik produk pengembangan, 3) menganalisis efektivitas proses pembelajaran dengan menggunakan media tersebut, dan 4) menganalisis kemenarikan media yang dikembangkan.

Penelitian pengembangan ini dilakukan berdasarkan langkah pengembangan ASSURE. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas IX sekolah negeri dan swasta yang ada di kecamatan Sukoharjo yang berjumlah 4 sekolah. Sampel penelitian diambil satu kelas pada setiap sekolah yang mewakili karakterisrtik dari populasi Data diperoleh melalui angket dan tes tertulis, data dianalisis dengan menggunakan uji proporsi statistik non parametrik.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) pengembangan media pembelajaran LKS IPA untuk siswa kelas IX SMP divalidasi oleh ahli media 2) karakteristik media yang dikembangkan adalah CD pembelajaran interaktif, dilengkapi audio, dan video/animasi, 3) LKS berbantuan audio visual efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata post test lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pre test, yaitu sebesar 1,67% dan 4) LKS yang dikembangkan memiliki unsur kemenarikan dengan kriteria baik.


(3)

UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

OLEH

SUBUR SETIYO WIDODO

(TESIS)

Sebagai sarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Pendidikan

Pada

Program Studi Magister Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2014


(4)

PENGEMBANGAN LKS IPA

UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

(TESIS)

OLEH

SUBUR SETIYO WIDODO

PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2014


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

Moto

Orang Pesimis melihat kesempatan sebagai suatu bencana, tetapi


(10)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan teruntuk:

Isteriku tercinta Nurhayati, dan anak-anakku tersayang (Anissa, Rahma dan Rora), yang dengan penuh kesabaran telah memberikan support dalam

menyelesaikan tesis ini.

Ibu dan Bapaku tercinta, orang terkasih serta seluruh saudaraku yang juga memberi motivasi.


(11)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian pengembangan ini dengan baik. Tesis ini berjudul “PENGEMBANGAN LKS IPA UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA” , dibuat untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, tesis ini tidak dapat diselesaikan. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. selalu Ketua Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan, Pem,bahas II dan Konsultan serta evaluator ahli Media,

2. Dr. Herpratiwi, M.Pd selaku Sekretaris Program Pasca Sarjana dan pembimbing II.

3. Dr. Budi Kustoro, M.Pd. Selaku Pembahas I 3. Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku pembimbing I

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku konsultan dan evaluator ahli materi Biologi. 5. Kepala SMPN 1 Sukoharjo, SMPN 2 Sukoharjo, SMP PGRI 2 Sukoharjo, dan

SMP Al Munir Sukoharjo, rekan sejawat dan seluruh jajaran Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pringsewu yang telah meberikan dukungan.


(12)

9. Rekan-rekan dan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis telah berusaha menyusun tesis ini dengan sebaik mungkin, namun jika terdapat kesalahan ataupun kekurangan, penulis memohon maaf dan bersedia menerima kritik/saran yang konstruktif untuk bahan perbaikan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap kiranya tesis ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Bandar Lampung , 23 Juli 2014 Penyusun,

SUBUR SETIYO WIDODO NPM 0923011063


(13)

Halaman

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 6

1.3.Perumusan Masalah ... 6

1.4.Tujuan Penelitian ... 7

1.5.Manfaat Penelitian ... 7

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Tujuan Pembelajaran sains ……….……… 10

2.2. Teori Belajar dan Pembelajaran ... 11

2.3. Teori Desain Pembelajaran ... 16

2.4. Media Pembelajaran... 24

2.5. Bahan Ajar ... 27

2.6. Lembar Kerja Siswa ... 28

2.7. LKS berbantuan media Audio Visual ... 33

2.8. Karakteristik LKS Yang berbantuan media Audi Video ... 34

2.9. Desain Pengembangan LKS Yang berbantuan media Audi Video ... 35

2.10. Konsep LKS IPA Berbantuan Media Video Pembelajaran …………. 36

2.11. Penelitian Sejenis yang Relevan ... 37

2.12. Kerangka Berfikir ... 38

2.13. Hipotesis Penelitian ... 40

2.14. Produk Yang Dihasilkan ... 40

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Pengembangan ... 41

3.2. Tempat dan Waktu Uji Coba Produk Pengembangan ... 48

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 48

3.4. Langkah Pengembangan LKS IPA ... 49

3.5. Metode Penelitian Tahap I ... 52


(14)

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ... 62

4.2. Karakteristik LKS IPA berbantuan audio visual ... 74

4.3. Pembahasan Produk Pengembangan ………... 75

4.4. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ………... ... 77

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1Simpulan ... 79

5.2Implikasi ... 80

5.3Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA


(15)

1.1 Prestasi Belajar siswa Kelas IX Sekecamatan Sukloharjo Semester Ganjil Tahun Pembelajaran 2010/2011... 4 2.2 Kekurangan dan Kelebihan sarana pembelajaran berbantuan audio

visual ………... 29

4.1 Hasil Validasi Desain Produk Pengembangan oleh ahli media

pembelajaran ... 52 4.2 Hasil Validasi Desain Produk Pengembangan oleh ahli materi


(16)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar Bagan Desain Pengembangan LKS Berbantuan audio visual... 38 3.2 Gambar Model Rancangan Eksperimen ……... 43


(17)

Lampiran A.1 Studi Dokumentasi skor Hasil Ulangan Harian Semester Ganjil

Tahun Pembelajaran 2009-2010 ... 86

Lampiran A.2 Analisis Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Belajar Yang Ada ………... 93

Lampiran A.3 Analisis Kebutuhan LKS Pengembangan Berbantuan Audio Visual Kelas IX SMP... 103

Lampiran A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 119

Lampiran A.5 Pengembangan LKS Berbantuan Audio Visual ………... 125

Lampiran A.6 Analisis Hasil Pretest Kelompok Kecil... 135

Lampiran A.7 Analisis Hasil Pretest Kelompok Terbatas... 139

Lampiran A.8 Analisis Hasil Pretest Masing-masing Sekolah... 144

Lampiran A.9 Analisis Hasil Post test Kelompok Kecil ... 159

Lampiran A.10 Analisis Hasil Post test Kelompok Terbatas ... 164

Lampiran A.11 Analisis Hasil Post Test Masing-masing Sekolah ... 169

Lampiran A.12 Analisis Uji Normalitas Sampel Penelitian... 187

Lampiran A.13 Analisis Uji Homogenitas Sampel Penelitian... 189

Lampiran A.14 Analisis Uji Proporsi Sampel Penelitian... 191

Lampiran A.15 Hasil Analisis Angket Uji Kelompok Kecil... 193

Lampiran A.16 Hasil Analisis Angket Uji Kelompok Terbatas... 195

Lampiran A.17 Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa Uji Lapangan Terbatas………... 197


(18)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa salah satu alat ukurnya adalah kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu, peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pendidikan adalah dengan adanya sarana penunjang pembelajaran yang memadai. Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Biologi memiliki karakteristik khusus, yang berbeda dengan ilmu lainnya dalam hal objek, persoalan, dan metodenya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Biologi diharapkan dapat didukung dengan kegiatan ilmiah yang disebut metode ilmiah Depdiknas dalam (Yuningsih, 2003 : 1).

Hal penting yang harus disadari ketika seorang guru mengembangkan pembelajaran Biologi adalah bahwa biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta ataupun konsep, karena dalam biologi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata Saptono dalam (Yuningsih, 2006 : 2).

Banyak siswa yang tidak dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsep-konsep biologi tertentu, karena antara perolehan pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dengan baik dan tidak memungkinkan siswa untuk


(19)

menangkap makna secara fleksibel. Sebagai contoh, siswa dapat menghafalkan berbagai konsep dan fakta, namun tidak mampu menggunakannya untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang berhubungan dengan konsep dan fakta yang sudah dihafal tersebut.

Sebagai konsekuensinya, pembelajaran biologi di sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada siswa, sehingga memungkinkan siswa melakukan penyelidikan tentang fenomena biologi (Saptono dalam Yuningsih, 2006 : 2).

Jika biologi hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa yang mungkin memiliki pengetahuan awal tentang berbagai fenomena, tidak menggunakan pengetahuan mereka selama proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Belajar biologi seharusnya dapat mengakomodir kepuasan intelektual bagi siswa dalam usahanya membongkar dan memperbaiki berbagai konsep yang mungkin keliru. Pembelajaran biologi akan lebih bermakna jika memungkinkan siswa menjalani perubahan konsepsi (Saptono dalam Yuningsih, 2006 : 3).

Salah satu cara yang banyak ditempuh oleh guru-guru untuk membantu siswa dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan LKS (LKS). Hampir setiap guru di berbagai sekolah menggunakan LKS sebagai sarana atau acuan untuk memandu pelaksanaan kegiatan pembelajaran, terutama praktikum. Sehingga LKS yang ada harus memadai, efektif dan efisien sehingga dapat


(20)

3 membantu siswa dalam menemukan konsep pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan, dan kenyataan di lapangan bahwa LKS yang digunakan guru merupakan LKS yang dibuat oleh percetakan dan belum menggambarkan inovasi dari guru-guru tersebut untuk mengembangkan sarana pembelajaran bagi siswa.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa siswa di beberapa SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo, diketahui bahwa hampir semua siswa di kelasnya memiliki LKS, tetapi LKS yang ada belum berbantuan media Audio Visual sebagai sarana membantu siswa dalam memahami konsep dari suatu obyek yang tidak dapat diamati secara langsung atau dipraktekan secara langsung. Hal ini mengakibatkan terjadinya kesulitan siswa dalam memahami suatu konsep yang justru pada akhirnya akan membuat siswa jenuh dalam proses pembelajaran Biologi. Kondisi LKS yang ada belum sesuai dengan yang diinginkan dikarenakan LKS yang ada masih menggunakan gambar-gambar bisa yang memiliki keterbatasan dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep biologi yang rumit.

Berdasarkan pada analisis ulangan semester di beberapa sekolah menengah pertama di kecamatan Sukoharjo, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa pada bidang studi IPA Biologi masih di bawah standar kriteria kelulusan minimal yang telah ditentukan. Yaitu rata-rata ada di bawah KKM yang ditargetkan oleh sekolah, secara jelas dapat dilihat pada tabel di lampiran 2.


(21)

Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu materi IPA Biologi yang selama ini dianggap sulit bagi siswa untuk pokok bahasan Sistem Reproduksi Pada Manusia adalah memahami proses spermatogenesis dan oogenesis serta terjadinya pembuahan pada manusia.

Dari hasil studi awal penelitian diketahui bahwa siswa membutuhkan adanya suatu inovasi LKS untuk membantu pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar mereka serta meningkatkan pemahaman pada materi Sistem Reproduksi pada Manusia, hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis kebutuhan sarana pembelajaran khususnya LKS berbantuan Audio Visual. Sarana pembelajaran yang akan dikembangkan merupakan LKS yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep reproduksi pada manusia. Dalam LKS pengembangan ini peneliti bermaksud merancang LKS yang berbantuan media audio visual berupa animasi maupun video pembelajaran tentang proses spermatogenesis, oogenesis, dan pembuahan atau peristiwa bertemunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina pada manusia yang dalam hal ini sulit untuk diceritakan dan tidak mungkin untuk dipraktekan.

Pengembangan sarana pembelajaran ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dirasa perlu untuk mengembangkan LKS


(22)

5

IPA Biologi yang mampu memfasilitasi belajar siswa secara optimal. Karena disisi lain pada proses pembelajaran di dalam kelas guru cenderung menggunakan media pembelajaran seadanya, dimana sarana pembelajaran IPA Biologi berbantuan media audio visual belum dimiliki setiap sekolah di Kabupaten Pringsewu umumnya dan Kecamatan Sukoharjo pada khususnya, sehingga dikalangan siswa media ini merupakan sesuatu yang baru.

Dari angket analisis kebutuhan siswa yang diberikan kepada beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Sukoharjo dapat diketahui bahwa kebutuhan akan adanya sarana pembelajaran IPA berbantuan media audio visual bagi siswa sangat diperlukan guna menunjang efektivitas pembelajaran IPA Biologi, dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan sarana pembelajaran tersebut penulis mengembangkan LKS IPA Biologi yang berbantuan media audio visual. Pengembangan LKS IPA Biologi berbantuan media audio visual ini akan mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Rencana penelitian ini penulis mengambil judul penelitian adalah “ Pengembangan LKS IPA Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Pada Manusia


(23)

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi, masalah yang timbul adalah :

1. Salah satu kendala yang dihadapi siswa Kelas IX SMP adalah sulitnya memahami materi pembelajaran Sistem Reproduksi pada manusia yang sifatnya abstrak dan proses-proses yang tidak dapat dilihat secara nyata di lingkungan.

2. Guru mengalami kesulitan untuk melakukan proses pembelajaran pada materi Sistem Reproduksi pada manusia yang sifatnya abstrak.

3. Media Pembelajaran LKS Berbantuan Audio Visual belum banyak dikembangkan oleh kalangan guru dalam rangka peningkatan efektifitas dan efesiensi pembelajaran.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mengembangkan LKS IPA Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas IX pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia. 2. Bagaimana karakteristik LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas

IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia.

3. Bagaimana efektifitas LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia.


(24)

7 4. Bagaimana kemenarikan LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas

IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia. 1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui cara mengembangkan bahan pembelajaran LKS IPA yang

berbantuan media audio visual untuk siswa kelas IX SMP.

2. Menganalisis karakteristik LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia. 3. Menganalisis efektifitas LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas

IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia.

4. Menganalisis kemenarikan LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia.

1.5 Manfaatan Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

a. Secara teoritis:

Penelitian ini termasuk dalam kawasan pengembangan terutama pengembangan teknologi media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi Komputer (TIK) yang diharapkan mampu memberikan kemudahan layanan bagi siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.


(25)

Produk pengembangan ini masuk pada kawasan pemanfaatan dan diharapkan siswa dan guru dapat memanfaatkannya secara maksimal. Sehingga bagi sekolah diharapkan LKS Berbantuan audio visual ini dapat mengatasi masalah pembelajaran untuk materi yang bersifat abstrak, dan dapat dijadikan koleksi untuk melengkapi sumber belajar di sekolah.

Bagi guru dan siswa media ini akan memberikan informasi yang nyata tentang proses spermatogenesis, oogenesis, fertlisasi dan perkembangan embrio yang ada di materi sistem reproduksi pada manusia sekaligus meningkatkan kemampuan dalam bidang Teknologi informasi dan Komputer.

b. Secara Praktis

Hasil dari penelitian adalah LKS berbantuan Audio visual ini diharapka dapat bermanfaat bagi:

Bagi sekolah diharapkan menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran IPA disekolah.

Bagi guru diharapkan penggunaan LKS berbantuan audio visual ini menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah dalam melaksanakan pembelajaran IPA khususnya materi sistem reproduksi pada manusia,


(26)

9

sehingga pembelajaran berlangsung lebih efektif dan efisien. Bagi siswa diharapkan akan memberi informasi yang lebih nyata dan rinci serta memudahkan memahami materi sistem reproduksi pada manusia, yang selama ini bersifat abstrak dan sulit dilihat contohnya secara nyata.


(27)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pembelajaran Sains

Kurikulum sains disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan sains secara nasional. Kurikulum sains menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Pemahaman ini bermanfaat bagi siswa agar dapat menanggapi: i) isu lokal, nasional, kawasan, dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan etika: ii) menilai secara kritis perkembangan dalam bidang sains dan teknologi serta dampaknya: iii) memberi sumbangan terhadap kelangsungan perkembangan sains dan teknologi: dan memilih karir yang tepat. Oleh karena itu kurikulum sains lebih menekankan agar siswa menjadi pembelajar sejati, hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran sains untuk SMP/MTs yang tercantum dalam Standar Isi Pembelajaran sains.

Tujuan pembelajaran sains di SMP/ MTS yang ada di dalam Standar Isi secara lengkap adalah sebagai berikut:

a. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya b. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan

konsep sains serta membentuk sikap ilmiah.

c. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

d. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya


(28)

11 Ruang lingkup bahan kajian Sains untuk SMP dan MTS mengutamakan bekerja ilmiah yaitu agar siswa dapat berlatih menguasai proses sains, kerja ilmiah perlu dikenalkan pada siswa. Kerja ilmiah meliputi aspek:

a. penyelidikan/penelitian b. berkomunikasi ilmiah

c. pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah d. sikap dan nilai ilmiah.

Berdasarkan Standar Isi Tujuan pembelajaran Sains tersebut maka sangat perlu adanya sarana pembelajaran salah satunya adalah LKS yang dapat membantu dan mendukung siswa untuk mencapai apa yang diharapkan oleh Standar Isi tersebut. Oleh karena itu peneliti mencoba mengembangkan LKS IPA Biologi yang penggunaannya berbantuan media audio visual berupa animasi dan video pembelajaran.

2.2 Teori Belajar dan Pembelajaran

Hakekat belajar dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa teori yang berhubungan dengan penggunaan media serta hubungannya antara pesertan didik dengan media yang digunakan

Belajar Menurut Skinner

Skinner memandang belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Dengan demikian ini mamaknai belajar sebagai suatu perilaku dan karena belajar responnya menjadi lebih baik. Demikian sebaliknya apabila orang tidak belajar maka responya akan menurun.


(29)

Sehingga dengan belajar terjadi perubahan respon. Skinner memandang anak belajar karena mengejar hadian atau pujian (operant conditioning) atau penguatan (reinforcement) yang dapat berupa nilai yang baik atau hadiah berupa barang atau lainnya.

Dengan demikian dalam belajar dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:

1. kesempatan terjadinya peristiwa yang memungkinkan terjadinya respon belajar

2. Respon orang yang belajar

3. Akibat yang bersifat menggunakan respon tersebut baik berupa hadiah maupun teguran atau hukuman.

Dengan demikan jika digunakan teori Skinner maka pendidik ataupun media yang digunakan harus memperhatikan dua hal penting berikut:

1. Pemilihan stimulus yang diskriminatif 2. Penggunaan penguatan

Langkah-langkah pembelajaran menurut teori conditioning operant Skinner adalah

1. Mempelajari keadaan kelas yang berkaitan dengan perilaku peserta didik 2. Membuat daftar penguat positif

3. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.

4. Membuat program pembelajaran yang berisi urutan tingkah laku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan evaluasi


(30)

13 Teori Behaviorisme

Menurut Behavioristik belajar merupakan perubahan tingkah laku, khususnya kapasitas peserta didik untuk perilaku yang baru sebagai hasil belajar. Selain itu dijelaskan bahwa perubahan tingkah laku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan berbagai pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulan yang dapat mempengaruhi atau merubah kapasitas untuk merespon. Sehingga secara tidak langsung dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku hasil interaksi antara stimulus-respon yaitu proses manusia untuk memberikan respon tertentu berdasarkan stimulus yang datang dari luar.

Proses belajar terdiri dan beberapa unsur yaitu dorongan (drive), stimulus, respon dan penguatan (reir forcement). Unsur dorongan tampak jika seseorang merasakan kebutuhan akan sesuatu dan terdorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selanjutnya dorongan tersebut berinteraksi dengan lingkungan yang dalam lingkungan tersebut terdapat berbagai macam stimulus yang dapat menyebabkan berbagai macam respon dari orang tersebut. Sedangkan unsur penguatan akan memberikan tanda kepada seseorang tentang kualitas respon yang diberikan dan mendorong orang tersebut memberikan respon lagi.

Menurut Hilgrad dan Bower belajar memiliki arti : 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of experience or study. 2) to fix in the mind or memory, memorize. 3) to acquire through experience (Nurwahyuni 2008:13). Belajar dapat diartikan sebagai : 1) Untuk memperoleh penguasaan dan


(31)

pemahaman pengalaman belajar. 2) Untuk memadukan pikiran atau ingatan siswa. 3) Untuk memperoleh pengalaman belajar. Pada dasarnya belajar adalah sebuah proses perubahan akibat dari pengalaman-pengalaman yang diperolehnya.

Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan terjadinya perubahan individu yang meliputi : pemahaman, ingatan, tingkah laku, dan pengolahan emosional diri. Seperti yang diungkapkan (Nurwahyuni, 2008:13) bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu, disini usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunya sebelumnya sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, mengerti, memahami dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan demikian seorang guru mampu menghidupkan interaksi yang aktif dengan peserta didiknya melalui metode dan penggunaan sumber belajar. Sedang menurut


(32)

15 Sanjaya (2006:30) mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip belajar, khususnya prinsip berikut :

Apapun yang dipelajari siswa, maka siswa yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswa yang harus bertindak aktif.

a. Setiap siswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

b. Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila memperoleh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi.

c. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti, dan

d. Seorang siswa akan lebih meningkatkan lagi motivasinya untuk belajar apabila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya. Sumber belajar dapat berupa buku, lingkungan, guru, dan lain sebagainya. Selama ini (Sanjaya 2006:42) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkah laku itu pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan (eksperimental) dan sangat sedikit sekali bergantung pada situasi alami (kenyataan). Oleh karena itu, lingkungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal.


(33)

2.3 Teori Desain Pembelajaran

Reigeluth (1999: 5) mengatakan, “An instructional-design theory is a theory that offers explisit guidance on how to better help people learn and develop”. Sebuah teori desain pembelajaran adalah sebuah teori yang menawarkan tuntunan yang tegas bagaimana membantu orang-orang belajar dan berkembang menjadi lebih baik.

Desain penelitian pengembangan ini menggunakan model ASSURE. ASSURE memberikan kemudahan atau cara untuk membantu guru dalam mempersiapkan pembelajaranya agar menjadi lebih terarah dan menuju pada sasaran yang tepat dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Model ASSURE merupakan suatu rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik (Smaldino, dkk.,2008:87). Pembelajaran dengan menggunakan model ASSURE mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik. Tahapan tersebut menurut Smaldino adalah sebagai berikut:

1. Analyze Learner (Analisis Pembelajar) Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan


(34)

17 pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :

a. General Characteristics (Karakteristik Umum)

Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.

a. Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar).

Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. c. Learning Style (Gaya Belajar

Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: (1) gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca (2) gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika


(35)

pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, (3) gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.

2. State Standards And Objectives (Menentukan Standard Dan Tujuan) Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.

a. Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran

Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini:

1) Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.

2) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa


(36)

19 4) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.

b. Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD

Menurut Smaldino, dkk., setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:

1. A = audience

Pembelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.

2. B = behavior

Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.

3. C = conditions

Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.


(37)

4. D = degree

Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran. 3. Select Strategies, Technology, Media, And Materials (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)

Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.

a. Memilih Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun Attention (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident,desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa. Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan metode yang tepat.


(38)

21 b. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar

Menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai. Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino yaitu:

1) Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi 2) Memilih Materi yang tersedia

3) Melibatkan Spesialis Teknologi/Media

4) Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media 5) Mengubah Materi yang ada


(39)

4. Utilize Technology, Media And Materials (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)

Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:

a. Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak) b. Mempersiapkan bahan

c. Mempersiapkan lingkungan belajar d. Mempersiapkan pembelajar

e. Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar) f. Preview materi, pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens dan memperhatikan tujuannya. g. Siapkan bahan, pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.

h. Siapkan lingkungan, pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.

i. Peserta didik, memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.


(40)

23 j. Memberikan pengalaman belajar, mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.

5. Require Learner Parcipation (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik) Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.

6. Evaluate And Revise (Mengevaluasi dan Merevisi)

Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:

a. Penilaian Hasil Belajar Siswa,

1) Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik, 2) Penilaian Hasil Belajar Portofolio


(41)

4) Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media 5) Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.

Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain:

a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.

b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.

c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.

d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.

e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai

f. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua, guru, pengembang kurikulum, pengambil kebijakan.

Berkaitan dengan hal tersebut penelitian pengembangan LKS ini merupakan kegiatan mengumpulkan informasi, menganalisis data, mengembangkan produk dan melakukan uji coba.

2.4 Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran yang berbantuan media audio visual hampir sama dengan sarana pembelajaran yang lainnya, namun di dalam sarana pembelajaran


(42)

25

ini setidaknya mampu untuk memotivasi belajar siswa dan mampu mengkonstruksi pengetahuan baru melalui indra penglihatan dan pendengaran. Selain hal tersebut beberapa fungsi sarana pembelajaran seperti dikemukakan Levie dan Lenzt dalam Arsyad ( 2002:16) terdapat empat (4) fungsi pembelajaran khususnya media visual yaitu : a) fungsi atensi, b) fungsi afektif, c) fungsi kognitif, d) fungsi kompentasori. Dari keempat fungsi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

Fungsi Atensi

Fungsi atensi merupakan sebuah fungsi inti dimana fungsi ini akan menarik perhatian siswa terhadap materi belajar yang disajikan. Pada umumnya di awal pembelajaran siswa kurang tertarik dengan materi pelajaran hal ini diakibatkan oleh kurangnya perhatian siswa dengan apa yang di sampaikan oleh guru (Arsyad, 2002:17). Melalui fungsi atensi ini siswa diarahkan atau dibimbing untuk memperhatikan penjelasan-penjelasan materi pelajaran yang diproyeksikan melalui LCD proyektor, VCD player atau DVD player. Sehingga akan merangsang keingintahuan siswa tentang materi yang disajikan.

Fungsi Afektif

Fungsi afektif dapat terlihat dari kenikmatan siswa dalam memperhatikan pelajaran melalui video yang disajikan melalui LCD


(43)

proyektor, DVD player. Kenikmatan siswa dalam menonton televisi baik itu film maupun drama komedi lebih dari kenikmatan mereka ketika mereka membaca buku pelajaran, dengan demikian melalui fungsi afektif ini kenikmatan mereka dalam dalam menonton televisi akan sama dengan ketika mereka menonton video pembelajaran yang disajikan sedemikian rupa sehingga memiliki ketertarikan yang sama (Arsyad, 2002:18).

Fungsi Kognitif

Pada umumnya siswa akan lebih lama mengingat apa yang mereka lihat secara langsung dan apa yang mereka dengarkan (Arsyad, 2002:18), fungsi inilah yang berperan di dalam media audio visual pembelajaran, selain mereka melihat mereka juga mendengarkan secara langsung tentang materi yang disajikan, maka dengan sendirinya mereka telah mengkonstrusikan materi pelajaran di dalam pemikiran siswa.

Fungsi Kompensori

Fungsi Kompensori berperan untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat di dalam memahami materi pelajaran yang disajikan secara teks atau bahasa verbal (Arsyad, 2002:19). Dari penjabaran fungsi-fungsi sarana pembelajaran berbantuan media audio visual akan membantu siswa


(44)

27

untuk memudahkan mereka mempelajari materi Sistem Reproduksi pada manusia.

2.5 Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan ketrampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasa tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:

• Pedoman bagi pengajar yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran.

• Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran.

•Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Bahan ajar jenisnya ada bermacam-macam di antaranya adalah :

 Bahan ajar visual, yaitu bahan ajar yang penggunaannya dengan indra penglihatan. Terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model/maket.


(45)

 Bahan ajar audio, yaitu bahan ajar yang penggunaanya menggunakan indra pendengaran, yaitu ditangkap dalam bentuk suara. Contohnya seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio

 Bahan ajar audio visual, yaitu bahan ajar yang dapat ditangkap dengan indra pendengaran dan indra penglihatan. Contohnya seperti video compact disk, film.

 Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia

pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

2.6 Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan salah satu bahan ajar yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok kajian tertentu (Dhari, 2003 : 32). LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar (Darmojo dan Kaligis, 2001 : 26).

Pada LKS telah disusun cara kerja, buku penunjang, waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, bahkan dapat dilengkapi dengan tabel untuk menulis data yang diamati. LKS dapat dipakai untuk mempercepat waktu pembelajaran dan melengkapi materi pelajaran pada buku paket. LKS harus disusun dengan tujuan dan prinsip yang jelas. Adapun tujuannya meliputi: (1) memberikan pengetahuan


(46)

30 dan sikap serta keterampilan yang perlu dimiliki siswa; (2) mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan; (3) mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit dipelajari. Sedangkan prinsipnya menurut Dhari (2003 : 47) meliputi: (1) tidak dinilai sebagai dasar perhitungan raport, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan; (2) mengandung permasalahan; (3) sebagai alat pembelajaran; (4) mengecek tingkat pemahaman, pengembangan dan penerapannya; (5) Semua permasalahan sudah terjawab dengan benar setelah selesai pembelajaran.

LKS terdiri dari beberapa komponen dalam susunan isinya yaitu : (1) ringkasan materi yang merupakan penjabaran dari pokok bahasan, isinya singkat dan padat sehingga materi pada pokok bahasan tersebut dapat tercakup semua; (2) lembar kegiatan siswa yang berisi contoh-contoh soal dan penyelesaiannya, latihan soal, eksperimen/demonstrasi dan soal-soal evaluasi (Yuningsih, 2006 : 6).

LKS merupakan materi ajar yang dikemas sedemikian rupa agar siswa dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri. Karenanya dalam LKS seharusnya memuat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Dalam LKS, siswa pada saat yang sama diberi materi dan tugas yang berkaitan dengan materi tersebut. Selain itu dalam LKS dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.


(47)

Ada beberapa langkah dalam mengembangkan LKS, yaitu:

1. Menganalisis kebutuhan instruksional yang menghasilkan perilaku- perilaku umum yang dibuat dalam bentuk Standar Kompetensi (SK).

2. Menganalisis tujuan instruksional dengan menjabarkan perilaku-perilaku umum dari SK menjadi perilaku-perilaku khusus yang menghasilkan perilaku-perilaku yang diharapkan dimiliki oleh siswa.

3. Menganalisis karakteristik siswa dan lingkungan menghasilkan perilaku- perilaku khusus yang sudah dimiliki oleh siswa.

4. Merumuskan Kompetensi Dasar (KD) yang diperoleh dariperilakuperilaku khusus yang diharapkan dan perilaku-perilaku khusus yang sudah dimiliki siswa. Dalam merumuskan KD harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:

a. Dirumuskan dalam bentuk kalimat yang baik dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)

b. Dalam merumuskan KD harus mencakup format ABCD dan TIK harus ditulis dengan jelas dan detail.

5. Membuat alat evaluasi dengan menggunakan Tes Acua Patokan berupa butir tes, di mana1 KD minimal diuji dengan 1 butir tes.


(48)

32

7. Membuat bahan ajar

a. Pengumpulan materi. Tentukan materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKS dan pastikan pilihan ini sejalan dengan tujuan instruksional. Kumpulkan bahan/materi dan buat rincian tugas yang harus dilaksanakan siswa. Bahan yang akan dimuat dalam LKS dapat dikembangkan sendiri atau memanfaatkan materi yang sudah tersedia (menyusun).

b. Cek dan penyempurnaan. Ada empat variabel yang harus dilihat sebelum LKS dapat dibagikan kepada siswa, yaitu:

1. Kesesuaian desain dengan tujuan instruksional.

2. Kesesuaian materi dengan tujuan instruksional.

3. Kesesuaian elemen dengan tujuan instruksional. Pastikan bahwa tugas dan latihan yang diberikan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.

4. Kejelasan penyampaian, meliputi keterbacaan, keterpahaman dan kecukupan ruang untuk mengejakan tugas.Untuk langkah penyempurnaan, mintalah komentar siswa, kemudian lakukan evaluasi dan perbaikan seperlunya

Jadi pada dasarnya LKS Merupakan sarana pembelajaran penting yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan konsep konsep yang diharapkan. Oleh karena itu idealnya guru harus dapat mengembangkan LKS itu sendiri agar sesuai dengan kebutuhan dan keadaan


(49)

siswa, dengan melihat aturan penulisan atau pembuatan LKS yang selanjutnya diberi inovasi agar lebih menarik dan menambah semangat belajar siswa.

2.7 LKS Berbantuan media Audio Visual

Tujuan dari proses pembelajaran adalah dapat merubah sikap dan perilaku dari seseorang. Untuk mencapai itu maka proses pembelajaran harus diupayakan dengan berbagai metode dan sarana pembelajaran yang mendukung. Pada konteks penelitian ini sarana pembelajaran LKS yang berbantuan media audio visual adalah suatu sarana pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk menambah pengetahuan mereka atau memudahkan mereka dalam memahami konsep-konsep materi pembelajaran yang termuat di dalam bahan tersebut melalui indra penglihatan dan pendengaran. Bentuk dari media pembelajaran sangat bervariatif, mulai dari bentuk modul, audio, audio visual, modul yang dilengkapi audio visual, dan masih banyak bentuk-bentuk lain dari media pembelajaran ini. Pada penelitian ini akan lebih banyak dibahas mengenai penggunaan sarana pembelajaran LKS yang berbantuan media audio visual yaitu berupa animasi dan video pembelajaran.

Sarana pembelajaran yang akan dikembangkan sebagaimana telah di tuangkan pada BAB I adalah sarana pembelajaran yang berbantuan media visual berupa animasi dan video pembelajaran dimana sarana pembelajaran ini mengkolaborasikan gambar bergerak dan suara secara bersamaan pada saat yang bersamaan pula. Sarana pembelajaran ini tentunya akan memerlukan media untuk


(50)

34 dapat digunakan dengan baik. Adapun media yang diperlukan dalam sarana pembelajaran ini dapat berupa “ LKS yang dikolaborasikan dengan kepingan CD (Compact Disc) yang di dalamnya memuat animasi dan video pembelajaran yang ditampilkan melalui laptop dan LCD.

2.8 Karakteristik LKS Yang Berbantuan media Audio Visual

Sebagai sebuah sarana pembelajaran, LKS yang berbantuan media audio visual mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Secara umum media ini mempunyai karakteristik yaitu :

a. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan. b. Mampu menampilkan gambaran benda/obyek yang sangat tidak

mungkin dilihat secara langsung maupun dipraktekan secara langsung karena beberapa alasan.

c. Mampu mempersingkat proses. d. Memungkinkan adanya rekayasa.

Adapun sarana pembelajaran, LKS yang berbantuan media audio visual ini juga dapat mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Dimana kelebihan dan kekurangan yang terdapat di dalam media pembelajaran ini dapat dilihat pada tabel berikut:


(51)

Tabel 1. Kekurangan dan kelebihan sarana pembelajaran berbantuan media audio visual

Sarana pembelajaran LKS IPA Yang Berbantuan media Audio visual

Kelebihan Kekurangan

a. Dapat menstimulir efek gerak. b. Dapat diberi suara maupun warna. c. Tidak memerlukan ruang gelap

dalam penyajiannya.

d. Dapat diputar ulang, diberhenti kan sebentar.

a. Memerlukan peralatan TIK dalam penyajiannya.

b. Memerlukan tenaga listrik.

c. Memerlukan keterampilan khusus dalam penyajiannya.

d. Sulit dibuat interaktif. Sumber: Arsyad (2009: 49)

2.9 Desain Pengembangan LKS IPA dengan Berbantuan media Audio visual.

Pengembangan LKS yang berbantuan media Audio visual digunakan untuk menghasilkan suatu LKS yang inovatif yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa, produk pengembangan LKS yang dihasilkan akan diuji cobakan untuk mengetahui keefektifan dari produk tersebut dalam meningkatkan prestasi

belajar. Pada pengembangan LKS ini, langkahnya mengacu pada teori Gall and Borg , (2003:573) dengan langkah sebagai berikut:

1. Membaca literatur penelitian yang relevan. 2. Merencanakan tujuan

3. Mengembangkan produk awal 4. Uji lapangan produk awal 5. Revisi produk hasil uji lapangan 6. Uji lapangan produk utama


(52)

36 7. Penyempurnaan Produk Utama

Langkah – langkah tersebut merupakan garis besar pengembangan produk, secara rinci langkah pengembangan tersebut akan di jabarkan di BAB III.

2.10 Konsep LKS IPA Yang Berbantuan media Audio Visual untuk pembelajaran

Standar Kompetisi

Pada pengembangan sarana pembelajaran berbantuan media audio visual ini Standar Kompetensi yang akan diambil adalah “Memahami Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia”.

Kompetensi Dasar

Sedangkan Kompetensi Dasar yang diambil adalah “Mendeskripsikan Sistem Reproduksi dan Penyakit yang berhubungan dengan Sistem Reproduksi Pada Manusia”.

Indikator

Indikator yang digunakan mengukur keberhasilan atau ketercapaian suatu proses pembelajaran pada pengembangan sarana pembelajaran LKS yang berbantuan media audio visual ini dirumuskan sebagai berikut :

a. Menyebutkan macam-macam organ penyusun Sistem Reproduksi pada Manusia.


(53)

b. Mendeskripsikan fungsi sistem reproduksi pada manusia.

c. Mendiskripsikan peristiwa pembuahan (fertilisasi) pada manusia. d. Mendeskripsikan pentingnya menjaga kesehatan organ sistem

reproduksi pada manusia. Tujuan Pembelajaran

Dari perumusan kompetensi dasar dan indikator maka tujuan dari pembelajaran ini adalah siswa dapat :

a. Mengidentifikasi organ reproduksi pada manusia.

b. Mendeskripsikan fungsi organ reproduksi pada manusia. c. Menjelaskan tahap-tahap reproduksi pada manusia. d. Menjelaskan proses pembuahan (fertilisasi) pada manusia

e. Mendata kelainan dan penyakit pada organ sistem Reproduksi Manusia.

2.11 Penelitian Sejenis Yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan sarana pembelajaran berbantuan media audio visual yang dilakukan oleh Anna Hasanah (2008:26) dengan judul Pengaruh Penggunaan Animasi Pada Pembelajaran Sistem Saraf Pada Manusia Terhadap Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa SMA. Dari Universitas Sumatera Utara menyimpulkan bahwa hasil belajar dan penguasaan konsep peserta didik memiliki skor jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang proses pembelajarannya tanpa berbantuan media Animasi.


(54)

38

Kemudian penelitian yang di lakukan oleh Tri Wahyu Handoyo (2011 : 107) dengan judul Pengembangan Media Interaktif Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas Kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Menyimpulkan bahwa “ untuk membelajarkan materi tentang sistem pencernaan, sistem ekskresi dan sistem reproduksi pada manusia,dengan menggunakan media interaktif lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dengan rata-rata nilai tes formatif 78,12 dibandingkan dengan menggunakan media lain yang rata-rata nilai tes formatifnya 72,80, juga dibuktikan dengan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak, dimana t hitung =

1,915 > t table = 1,664, dan media interaktif yang dikembangkanjuga memiliki unsur

kemenarikan yang baik.

2.12 Kerangka Pikir

Dari kajian pustaka tersebut peneliti mengasumsikan bahwa proses belajar IPA akan lebih efektif dengan menggunakan sarana pembelajaran LKS yang berbantuan media audio visual sehingga skor hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan sarana pembelajaran LKS yang berbantuan media audio visual akan meningkat dengan mencapai kriteria ketuntasan minimal lebih dari 60% jumlah siswa. Dengan asumsi bahwa semakin sedikit indra yang terlibat dalam proses pembelajaran maka kesan belajar yang diperoleh akan semakin sedikit, sebaliknya semakin banyak indra yang terlibat dalam proses pembelajaran maka kesan belajar yang diperoleh akan semakin banyak dengan demikian proses pembelajaran siswa terhadap bidang studi IPA akan lebih bermakna sehingga


(55)

siswa akan memperoleh lebih banyak pengalaman belajarnya dan akan tersimpan lebih lama dalam ingatan siswa.

Prinsip penyampaian pembelajaran adalah bahwa seorang guru dalam menjalankan tugasnya perlu memiliki pemahaman pengetahuan dan ketrampilan dalam menyajikan materi pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep pembelajaran yang disampaikan. Pemilihan sarana pembelajaran ini berdasarkan pada karakteristik media pembelajaran, yang memiliki beberapa kelebihan antara lain adalah :

a. Mampu menstimulir efek gerak

b. Mampu menampilkan benda nyata dalam bentuk tiga dimensi c. Tidak memerlukan ruang khusus dalam penggunannya d. Dapat diputar ulang atau diberhentikan sejenak

e. Dapat memunculkan suara layaknya guru di dalam ruang kelas.

Media pembelajaran LKS adalah salah satu media yang bisa membantu guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dan untuk lebih memberikan motivasi pada proses pembelajaran dengan siswa maka LKS yang akan digunakan perlu adanya modifikasi dengan cara diramu atau dirancang sesuai dengan kebutuhan materi maupun kebutuhan siswa. Berdasarkan dasar pemikiran tersebut maka selayaknya seorang guru bisa memilih media pembelajaran yang sesuai, salah satunya adalah penggunaan LKS yang sudah dimodifikasi.


(56)

40 Dari kajian pustaka tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa sarana pembelajaran berbantuan media audio visual ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi IPA.

2.13 Hipotesis Penelitian

2.13.1 LKS Berbantuan audio visual yang dikembangkan lebih efektif untuk membelajarkan materi-materi yang sifatnya abstrak dan sulit dicari contoh nyata di sekitar siswa, dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media lain

2.13.2 LKS Berbantuan audio visual yang dikembangkan lebih menarik, dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media lain.

2.14 Produk yang Dihasilkan

Produk akhir yang dihasilkan dari pengembangan LKS ini adalah sarana pembelajaran LKS IPA yang berbantuan media audio visual dan untuk


(57)

METODE PENELITIAN 3.1.Desain Penelitian Pengembangan

Pada penelitian pengembangan media pembelajara LKS IPA ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu produk bahan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dan memvalidasinya. Produk yang dihasilkan berupa LKS pengembangan akan diujicobakan untuk mengetahui keefektifan dari produk tersebut dalam meningkatkan prestasi belajar.

Desain Penelitian pengembangan ini menggunakan Desain Model ASSURE. Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:

- Analyze Learners

– States Objectives

– Select Methods, Media, and Material

– Utilize Media and materials

– Require Learner Participation

– Evaluate and Revise

Adapun langkah-langkah penerapan model ASSURE dalam materi adalah : 1. Analyze Learners (Analisis Pelajar)

Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri belajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun


(58)

42 ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar

Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain

Siswa kelas IX SMP/MTs merupakan tahap operasi formal dengan kisaran usia 14 tahun – dewasa menurut teori Piaget. Karakteristik anak kelas IX SMP/ MTs adalah senang melakukan belajar dengan melakukan sesuatu kegaiatan (learning by doing), senang melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Pada tahap ini siswa mulai berpikir secara abstrak, menalar secara logis, menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia dan dapat menerima pandangan orang lain. Pada tahap ini pula siswa sudah mampu mengasimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya Pada usia ini anak sudah mulai mampu berpikir logis dalam bentuk sederhana, anak sudah menyadari adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dan juga anak sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek kongkret. Dalam hal ini Keterampilan berfikir


(59)

logis dan kritis serta mampu menanggapi permasalahan atau peristiwa yang ada di lingkungan sekitar amat diperlukan dalam pengembangan pembelajaran.

1. States Objectives (Menyatakan Tujuan)

Langkah kedua dari model ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran. Hasil belajar apa yang diharapkan dapat siswa capai? Lebih tepatnya, kemampuan baru apakah yang harus dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Objectives adalah sebuah pernyataan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana untuk mencapai. Pernyataan tujuan harus spesifik. Tujuan pembelajaran hendaknya mengandung unsur ABCD.

Standar Kompetensi : 4. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar : 4.1. Mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia.

A. Tujuan Pembelajaran :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

• Mengidentifikasi dan memahami fungsi bagian-bagian reproduksi pada manusia

• Menjelaskan tahap-tahap reproduksi pada manusia

• Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan pada manusia.

• Mendata kelainan dan penyakit pada organ sistem reproduksi pada manusia. 3. Select Methods, Media, and Materials (Pemilihan Metode, Media dan Bahan Ajar).

Suatu rencana yang sistematik dalam penggunaan media dan teknologi tentu menuntut agar metode, media dan materinya dipilih secara sistematis pula.


(60)

44 Proses pemilihannya melibatkan dua langkah.

a. Memilih Metode

Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada siswa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa.

Metode Tanya jawab dilakukan dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, terutama oleh siswa dari guru, tetapi ada pula dari siswa kepada guru. Hal ini digunakan untuk memberikan pemahaman (kognitif) siswa untuk materi yang membutuhkan pemahaman siswa

Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Tujuan berdiskusi pada pembelajaran ini yaitu mendidik siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah secara bersama-sama sebagai bentuk dari nilai karakter yang ingin diterapkan oleh guru. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas IX yaitu sudah mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain. Metode pemberian tugas merupakan suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya.dalam pembelajaran ini siswa secara berkelompok ditugaskan untuk observasi langsung ke lingkungan masyarakat


(61)

untuk mendapatkan kompetensi yang relevan. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas IX adalah senang melakukan belajar dengan melakukan sesuatu kegaiatan (learning by doing) selai itu guru juga mempunyai tujuan lain selain yaitu penanaman nilai karakter yang harus di miliki oleh siswa.

Metode simulasi dilakukan dalam bentuk peserta didik mensimulasikan ataupun mendemonstrasikan contoh-contoh yang terdapat dalam materi. Metode simulasi ini sangat baik untuk memudahkan para siswa menggunakan memori jangka panjangnya (LTM) dalam memahami suatu konsep ataupun contoh-contoh

kongkret sebuah materi sehingga dari simulasi tersebut para siswa bisa mengambil sebuah kesimpulan dari materi yang ada

b. Memilih Format Media dan bahan ajar

Pada kegiatan pembelajaran menggunakan model ASSURE, media dan bahan ajar yang di guna kan berupa:

LKS pengembangan berbantuan audio visual, yaitu dengan menyusun LKS yang kemudian di padukan dengan video animasi yang disesuaikan dengan kebutuhan materi pembelajaran. Video animasi yang digunakan berupa animasi

gametogenesis yang terdiri dari animasi spertogenesis atau pembentukan sperma, video animasi oogenesis atau pembentukan sel telur/ovum. Video animasi ketiga adalah fertlisasi atau proses perbuahan, sedangkan video yang terakhir adalah video pertumbuhan embrio sampai menjadi janin yang siap lahir menjadi bayi.


(62)

46 LKS yang disusun tersebut kemudian di uji cobakan pada siswa obyek penelitian yaitu kelompok kecil kelompok terbatas. Hasil dari uji ciba tersebut kemudian dilakukan revisi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. 2. Utilize Media and Materials (Penggunaan Media dan bahan)

Langkah berikutnya adalah penggunaan media dan bahan ajar oleh siswa dan guru. Melimpahnya ketersediaan media dan bergesernya filsafat dari belajar yang berpusat pada guru ke siswa meningkatkan kemungkinan siswa akan menggunakan bahan ajar sendiri. Sebelum dimulainya pembelajaran guru mengkondisikan kelas senyaman mungkin sehingga siswa akan merasa nyaman dan aman dalam mengikuti pembelajaran. Langkah kedua yaitu guru mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu pemakaian LKS berbantuan audio visual dengan menggunakan media LCD. LCD proyektor dinyalakan dan layar di tempatkan di depan kelas agar semua siswa bisa melihat dan mengamati dengan jelas. Tahap selanjutnya adalah dengan membagikan printout LKS yang telah disusun sesuai dengan materi pembelajaran yang akan di pelajari. Bahan ajar yang disiapkan sebelumnya antara lain materi pembelajaran, RPP dan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa.

3. Require Learner Participation (Partisipasi Pelajar di dalam kelas)

Partisipasi berisi kegiatan siswa dalam pembelajaran di dalam kelas diawali dengan kesiapan siswa untuk belajar yaitu siswa duduk dengan rapi di bangku masing-masing, memberikan penghormatan dan mengucapkan salam kepada guru. Guru mengkondisikan kelas sampai siswa siap dalam belajar (nyaman).


(63)

Pada kegatan awal guru memberikan salam, motivasi, melakukan apersepsi dengan menanyakan keadaan siswa serta menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Pada kegiatan inti siswa melakukan pengamatan terhadap video-video animasi yang ada di dalam LKS berbantuan audio visual yang dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap afektif dan kognitif siswa. Selanjutnya siswa mengerjakan lembaran tugas kelompok dengan mengidentifikasi dan menentukan objek serta menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran dan akomodasi yaitu proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan dan menentukan objek selain itu guru bertujuan untuk membentuk nilai karakter demokratis, menghargai prestasi dan bersahabat antar siswa. Selanjutnya siswa ditunjuk secara acak untuk mempresentasikan hasil pekerjaan tugas dan siswa yang lain berkewajiban untuk mengomentari dan memberikan tanggapan. Nilai karakter yang ingin dimunculkan pada persentasi tugas yaitu nilai toleransi, komunikatif dan tanggung jawab. Selanjutnya siswa dan guru menyamakan persepsi. Tahap akhir siswa bersama guru melakukan tanya jawab sehubungan dengan kompetensi yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran. Selanjutnya siswa diberikan tugas pengamatan secara kelompok ataupun individu ke lingkungan sekitar sehubungan dengan materi yang telah dipelajari untuk dikumpulkan dan dipersentasikan pada pertemuan selanjutnya. Pada kegiatan pengamatan ini bertujuan agar siswa mampu mengkonstruksi konsep sehingga mampu mengkaitkan dengan kehidupan


(64)

48 nyata selain itu guru memiliki tujuan agar siswa bisa menumbuhkan nilai karakter antara lain jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 4. Evaluate and Revise (Penilaian dan Revisi)

Komponen terakhir model ASSURE untuk pembelajaran yang efektif adalah evaluasi dan revisi. Kegiatan ini berfungsi untuk mengukur prestasi siswa Penilaian terhadap siswa dilakukan oleh guru mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

3.2.Tempat Dan Waktu Uji Coba Produk Awal Pengembangan

Uji coba produk awal pengembangan dilaksanakan pada bulan Februari 2012, di empat Sekolah Menengah Pertama yang menjadi sampel penelitian di Kecamatan Sukoharjo

3.3.Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas IX sekolah negeri dan swasta yang berada di lingkungan Kecamatan Sukoharjo, yang berjumlah 4 Sekolah menengah pertama. Dari masing – masing sekolah tersebut selanjutnya dikelompokan menjadi beberapa kelompok dengan kriteria satu sekolah hanya akan diambil satu kelas yang mewakili karakteristik sekolah tersebut, dan pada setiap kelompok yang dijadikan sampel penelitian hanya terdiri dari empat sekolah. Pengambilan sampel tersebut secara rinci dijelaskan pada sampel uji lapangan terbatas, karena sampel yang digunakan diperoleh dengan teknik yang sama.


(65)

3.4. Langkah Pengembangan LKS

Gambar 1. Bagan desain pengembangan LKS Tahap Pertama : Studi Pendahuluan

Analisis Kebutuhan

Tahap Kedua : Perencanaan

Merumuskan Kompetensi Dasar Merumuskan indikator Pembljrn

Tahap Ketiga : Mengembangkan Produk Awal Menyusun LKS (LKS)

Memilih Audio Video Pembelajaran yang akan digunakan

Memadukan LKS dan Audio-Video Pembelajaran yang telah dpilih

Editing

Finishing

Tahap Ke empat : Validasi Produk Awal

Validasi Ahli Materi Validasi Ahli Media

Tahap Kelima : Ujicoba Produk

Ujicoba Kelompok Kecil Ujicoba Kelompok Terbatas Uji Lapangan Terbatas

Revisi Revisi Revisi

Tahap Ke – enam


(66)

50 Dari bagan tersebut pada tahap pertama pengembang melakukan studi awal penelitian. Studi awal penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan bahan belajar siswa. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti menggunakan studi dokumentasi serta angket kebutuhan bahan belajar siswa. Pada tahap kedua, dari hasil analisis studi dokumentasi hasil ulangan semester genap di kelas IX, peneliti menganalisis kompetansi dasar sampai pada indikator materi pembelajaran yang kurang dikuasai oleh siswa, dari hasil analisis tersebut peneliti merumuskan keberhasilan penelitian.

Setelah tahap pertama hingga tahap kedua diselesaikan selanjutnya adalah tahap ketiga yaitu proses pembuatan produk, di mulai dari menyusun LKS, memilih audio video yang akan dipakai hingga pada finishing produk pengembangan. Setelah bahan belajar LKS IPA berbantuan media audio visual sudah dalam bentuk kepingan disk, produk awal pengembangan sebelum di validasi oleh ahli media pembelajaran, selanjutnya adalah tahap keempat pengembangan yaitu memvalidasi produk kepada orang yang ahli dibidangnya dalam hal ini adalah ahi materi pembelajaran dan ahli media pembelajaran, setelah mendapatkan saran dari para ahli dan produk hasil pengembangan tersebut telah direvisi maka produk tersebut disebut dengan produk awal pengembangan.

Pada tahap kelima, pada tahapan ini produk awal pengembangan di uji cobakan kepada sampel penelitian yang dilakukan dengan tiga tahapan yaitu


(67)

a. Uji Kelompok Kecil

Uji kelompok kecil dilakukan pada beberapa siswa yang sudah ditentukan untuk mengetahui kemenarikan dari desain Media pembelajaran berbantuan audio visual.

b. Uji Kelompok Terbatas

Uji kelompok terbatas dilakukan setelah ada revisi dari uji kelompok kecil sehinngga media pembelajaran yang diujikan adalah hasil revisi dari media pembelajaran sebelumnya.

c. Uji Lapangan Terbatas.

Uji coba lapangan terbatas dilakukan setelah adanya revisi media pembelajaran berbantuan audio visual hasil revisi uji kelompok kecil dan revisi dari uji kelompok terbatas dengan melihat kekurangan dan menambahkan masukan dari berbagai pihak sehingga kemenarikan, motivasi, dan keefektifitas proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran IPA yang berbasis audio visual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa meningkat.


(68)

52 3.5 Metode Penelitian Tahap I

Studi Awal Penelitian

Studi awal penelitian dilakukan dengan melakukan studi dokumentasi dan angket tanggapan siswa terhadap bahan belajar IPA yang sudah ada di sekolah masing - masing.

Sampel Studi Awal Penelitian

Pada studi awal penelitian, sampel yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap bahan belajar yang sudah ada adalah 1) Siswa di kelas IX SMP Negeri 1 Sukoharjo, 2)Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sukoharjo 3)Siswa kelas IX di SMP PGRI Sukoharjo 4)Siswa kelas IX di SMP Islam Al Munir Sukoharjo dari masing – masing sekolah tersebut di ambil sebanyak 10 siswa sebagai responden

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian tahap I ini bertujuan untuk mengetahui jenis bahan belajar yang ada pada setiap sekolah yang menjadi sampel penelitian.

3.5.1 Perencanaan Desain Pengembangan

Perencanaan desain ini diawali dengan menentukan kompetensi dasar, merumuskan indikator keberhasilan dan tujuan belajar. Perencanaan desain media belajar LKS IPA berbantuan media audio visual untuk


(69)

menyesuaikan dengan isi materi yang dimuat, sehingga pembelajaran menggunakan media belajar LKS IPA berbantuan media audio visual akan tepat guna. Sehingga proses pembelajaran dengan sarana belajar LKS IPA berbantuan media audio visual akan lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

3.5.2 Validasi Desain Pengembangan

Validasi desain merupakan proses penilaian terhadap desain pengembangan yang telah dirancang, apakah desain yang telah dirancang tersebut dapat menjawab tujuan pengembangan media pembelajaran LKS IPA berbantuan media audio visual atau sebaliknya.Validasi yang dilakukan oleh ahli masih bersifat rasional dan berdasarkan pengalaman para ahli media dan ahli materi pada pembelajaran IPA untuk siswa kelas IX sekolah menengah pertama. Validasi desain media pembelajaran dilakukan oleh seorang yang telah bergelar master pendidikan pada teknologi pendidikan dan validasi materi pembelajaran dilakukan oleh dosen pembimbing selaku dosen fakultas pendidikan pada jurusan IPA

Proses validasi ini disertai dengan produk awal pengembangan yang telah dibuat, hal ini bertujuan agar penilaian yang diberikan oleh validator desain tidak saja berdasarkan rancangan desainya melainkan melihat dari produk hasil rancangan desain pembelajaran. Produk yang disajikan


(1)

80 Penggunaan media dan bahan ajar LKS berbantuan audio visual hasil pengembangan ini yaitu dengan CD hasil produk, Laptop/komputer dan LCD. e) Require Learner Participation (Partisipasi Pelajar di dalam kelas) Pada proses pengembangan LKS berbantuan audio visual ini siswa berpartisipasi dalam proses perbaikan dan koreksi untuk kesempurnaan bahan ajar agar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Dan pada proses ini antusias siswa sangat tinggi.

f) Evaluate and Revise (Penilaian dan Revisi) : Evalusi dan revisi dilakukan untuk perbaikan dalam menghasilkan produk LKS berbantuan audio visual. 2) Karakteristik produk media pembelajaran LKS berbantuan audio visual ini

terdiri dari LKS yang di lengkapi dengan audio visual berupa video animasi berupa video animasi spermatogenesis, oogenesis, fertilisasi/pembuahan dan perkembangan embrio manusia sampai menjadi bayi siap lahir danm video animasi ini sangat mendukung penguasaan materi pembelajaran pada siswa. 3) LKS berbantuan audio visual ini sangat efektif dalam membantu proses

pembelajaran siswa pada pokok bahasan sistem reproduksi pada manusia hal ini dibuktikan dengan terjadinya kenaikan yang signifikan antara nilai pretest

dan post test dari siswa.

4) LKS berbantuan audio visual ini sangat menarik dalam membantu proses pembelajaran siswa pada pokok bahasan sistem reproduksi pada manusia hal


(2)

81 ini dibuktikan dengan antusiasnya siswa dalam proses pembelajaran sehingga

turut andil dalam menaikan nilai post test dibandingkan nilai pre test.

5.2 Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah pada proses pembelajaran IPA pada pokok bahasan reproduksi pada manusia dapat dilakukan seefektif mungkin sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan reproduksi pada manusia. LKS yang dikembangkan bukan saja bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa akan tetapi LKS dikembangkan juga bertujuan untuk menciptakan suatu proses pembelajaran IPA yang efektif.

Pengembangan LKS berbantuan media audio visual ini tidak hanya dapat digunakan untuk pelajaran IPA, namun dapat digunakan untuk semua bidang studi yang ada pada kurikulum pendidikan nasional yang dapat dikembangkan inovasinya.

5.3 Saran

Dari hasil penelitian pengembangan LKS berbantuan audio Visual ini peneliti merekomendasikan sebagai berikut:

1. LKS Pengembangan ini dapat digunakan guru IPA Sekolah Menengah Pertama Pada materi Sistem Reproduksi dan hubungannya dengan penyakit yang berhubungan dengan Sistem Reproduksi pada Manusia.


(3)

82 Karena LKS ini dapat meningkatkan kemenarikan pada proses. pembelajaran sehingga aktifitas belajar siswa efektif dan hasil belajar dapat lebih meningkat.

2. Dengan kebermanfaatan LKS berbantuan audio visual ini dapat memberi inspirasi dan motifasi pada guru IPA atau mata pelajaran lain agar dapat lebih berinovasi dalam melaksanakan dan menciptakan media pembelajaran yang lain. Agar proses pembelajaran berjalan menyenangkan dan tidak monoton.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2001. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Adnan L, 2009. Penelitian Pengembangan, fakultas Bahasa dan

Sastra,Universitas Negeri Malang

Anna Hasanah, 2008. Pengarug Penggunaan Animasi Pada Pembelajaran Sistem Saraf Pada Manusia Terhadap Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa SMA.Tesis, Universitas Negeri Malang

Arsyad, A, 2009,Media Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Asmani, 2011 Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia Pendidikan, Yogyakarta: DivaPress.

Baran, Bahar. 2010. “Experiences from the Process of Designing Lessons with Interactive Whiteboard: ASSURE as a Road Map”.Contemporary Educational Technology / Vol. 1, No. 4, pp. 367-380.

Darmojo, D. & Kaligis J. RE. 2001. Pendidikan IPA II. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Daryanto. 2010 Media Pembelajaran, Yogyakarta. Gava Media

Depdiknas, 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Sains Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dhari. 2003. Metodologi Pembelajaran. Malang: Depdikbud.

Dick dan Carey . 2005. The Sistematic Design Intructional . Pearson: Boston. Gall, M.D., J.P. Gall and W.R. Borg. 2003. Educational research an Introduction,

Seventh Edition. New York: University of Oregon. Hadi, S. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi.

Handoyo T.W, 2011 “Pengembangan Media Interaktif Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas Kelas XI Ilmu pengetahuan Alam Berbasis Animasi


(5)

Haryoko, S. 2008, Efektifitas pemanfaatan media audio visual sebagai alternative optimalisasi model pembelajaran. Makasar

(http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/viewFile/347/249) (17 maret 2011)

Iriyanto, A. 2007. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Prenanda Media Group.

Rahmawati, Laili. 2006. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Salafiyah Pekalongan Kelas VII Semester II Tahun 2005/2006 dalam Pembelajaran Garis dan Sudut Melalui Implementasi metode Inkuiri dengan Memanfaatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) (Skripsi). Tidakditerbitkan. Reigeluth, M., dan Alison A. Carr-Chellman, 1999. Instructional Design Theories

and Models. Lawrence Erlbaum Associates, Mahwah, New Jersey. London.

Sanjaya W.2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran, Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Saptono. S. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: UNS Offset .

Siberman. 2000, Aktif Learning (diambil dari www. Dickylopulalan.com. 2012/06 jam 09.00.)

Sinaga S. 2009. Efektifitas Belajar Dan Pembelajaran, Ar-Ruzz Media GroupBelajar (http://file.upi.edu/Direktori) (07 Juli 2011)

Smaldino,Heinich, Molenda, Russel .(2008). Instructional Media And Technologies For Learning, (9th edition), New York : Macmillan Publishing Company.

Sudjana. N. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono,2009,Metode Penelitian Pendidikan, Afabeta, Bandung.

Sukardi, 2009,Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya,Bumi Aksara, Jakarta.

Tim Puslitjaknov.2008. Metode Penelitian Pengembangan,Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pendidikan Jakarta. Jakarta


(6)

Usman. M. 2010. Kriteria Pembuatan LKS. Journal Pendidikan No.375 edisi 10 Februari 2010.Kompasiana

Wahyuni, Nur. B., 2008. Teori Belajar Dan Pembelajaran,Ar-Ruzz Media GroupBelajar (http://file.upi.edu/Direktori) (12 Januari 2011)

Yuningsih. A.S, 2006 Analisis LKS SMP Kelas IX Semester 1 Yang Digunakan SMPN Kota Semarang TP 2005/2006.Skripsi UNS