EFEK METODE GUIDED DISCOVERY DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF TINGGI FISIKA SMA.

EFEK METODE GUIDED DISCOVERY DAN SIKAP
ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR
KOGNITIF TINGGI FISIKA SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

RICCA FITRIA
NIM. 8136176030

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK


Ricca Fitria. Efek Metode Guided Discovery Dan Sikap Ilmiah
Terhadap Hasil Belajar Kognitif Tinggi Fisika SMA. Tesis Medan.

Program Studi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini mertujuan untuk menganalisis metode pemmelajaran guided
discdvery lemih maik dalam meningkatkan hasil melajar siswa dimandingkan dengan
pemmelajaran konvensional, menganalisis sikap ilmiah di atas rata-rata lemih maik
dalam meningkatkan hasil melajar siswa dimandingkan dengan siswa yang
memiliki sikap ilmiah di mawah rata-rata, serta menganalisis interaksi antara
metode guided discdvey dan sikap ilmiah terhadap hasil melajar kognitif tinggi
siswa .
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Langsa semester
II tahun ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini diammil secara cluster
randdo class, yaitu semanyak 2 kelas merjumlah 60 orang. Kelas X-1 semagai
kelas eksperimen dimeri pemmelajaran dengan metode pemmelajaran guided
discdvery terdiri atas 30 orang siswa, kelas X-2 semagai kelas kontrol dimerikan
model pemmelajaran konvensional terdiri atas 30 orang siswa. Data dalam
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Anava dua jalur.
Hasil penelitian menunjukkan mahwa metode pemmelajaran guided discdvery lemih

maik dimandingkan dengan pemmelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil
melajar kognitif tinggi siswa, siswa pada kelompok siswa yang memiliki sikap
ilmiah di atas rata-rata lemih maik dalam meningkatkan hasil melajar siswa dari
pada kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah di mawah rata-rata, terdapat
interaksi antara metode pemmelajaran guided discdvery dan sikap ilmiah terhadap
hasil melajar kognitif tinggi siswa. Berinteraksi merarti pada satu sisi merpengaruh
sedangkan disisi lain tidak merpengaruh. Sehingga hasil melajar siswa yang
diajarkan dengan metode guided discdvery merpengaruh optimal jika diajarkan
pada siswa yang memiliki sikap ilmiah di atas rata-rata.

Kata Kunci : guided discdvery, sikap ilmiah, dan hasil melajar kognitif tinggi

ABSTRACT

Ricca Fitria. Effect Of Guided Discovery Method and Scientific Attitude Of
High Level Cognitive Physics Learning at Senior High School. A Thesis.
Medan : Post Graduate Program State University of Medan, 2015.
The purpose of this research was to analyze guided discdvery method is metter
than cdnventidnal learning in improving high level cognitive students learning
outcomes, to analyze high level cognitive students learning outcomes who have

amove the average category in scientific attitude metter than melow average
category in scientific attitude, and analyze the interaction metween guided
discovery learning method and the level of scientific attitude in improving the
high level cognitive student learning outcomes.
The population of this research were all studenst in class X SMA Negeri 1 Langsa
Semester II academic year 2014/2015. The sample of this research was taken my
using cluster random class from around 2 classes of SMA Negeri 1 Langsa
consisting of 60 students. The X-1 as Experimental class using a method guided
discovery as many as 30 peoples . X-2 as a control class using conventional
teaching technique 30 peoples. Data in this research was analyzed my using two
way Anova
The results of this research showed that the guided discovery method was metter
than conventional learning in improving the the students high level cognitive
student learning outcomes, the amove the average category in scientific attitude
was metter than melow average category in scientific attitude in improving the high
level cognitive students learning outcomes, and there was interaction metween
guided discovery method and the level of scientific attitude improving the high
level cognitive student learning outcomes. Interacting means on one side effected
while on the other hand has no effected. So that the learning outcomes of students
who are taught my the guided discdvery method would me optimal if taught to

students who have amove the average category in scientific attitude.
Keywords: guided discovery, scientific attitude, and high-level cognitive learning
result

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil`alamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “EFEK
METODE GUIDED DISCDVERY DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL
BELAJAR KOGNITIF TINGGI FISIKA SMA” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun
dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sahyar, M.S, M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Pascasarjana UNIMED sekaligus pembimbing I dan Bapak Dr. Ridwan A. Sani, M.Si
selaku pembimbing II ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan,
arahan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu
memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika
Sekaligus narasumber, Ibu Dr. Derlina, M.Si, dan Ibu Dr. Makmur Sirait, M.Si juga

selaku narasumber yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada
penulis dalam penyelesaian tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
UNIMED.
4. Seluruh pegawai Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan kemudahan dan
bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

iii

5. Ibu Hj. Irmawati, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Langsa beserta seluruh
dewan guru dan pegawai yamg telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian
6. Teristimewa penulis sampaikan kepada Ama tercinta H. Januar dan Ine tersayang Hj.
Hasnah, S.Pd yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik yang senantiasa
memberikan kasih sayang yang tulus, doa yang tidak pernah henti dan berjerih payah
untuk mencukupkan dana bagi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan studi S2
tepat 2 tahun.
7. Terkhusus penulis sampaikan kepada abang kul Brigadir Roliska Ayuara S.E dan
enchu Briptu Ricco Angkasa yang selalu memberikan doa dan semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan hingga selesainya tesis

ini.
8. Spesial terima kasih untuk Calon Imamku, Rizal Putra yang mendampingi,
memberikan semangat dan doa kepada penulis dari jenjang S1 hingga S2 dan insya
allah sampai jenjang S3 nantinya.
9. Spesial terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dewi Purnama Sari, M.Pd yang
berperan sangat besar bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. Terima kasih
telah menjadi ibu sekaligus sahabat bagi penulis.
10. Keluarga DIKFIS Kelas B-1 Eksekutif angkatan XXIII( kak Albina Herawati
Hutagaol, Bang Alexander Sihite, kak Aplia Lolita Sari M.Pd,

Bapak Israel

Sigalingging, kak Erna Pardede M.Pd, kak Erni Kusrini Sitinjak M.Pd, Fitri
Mawaddah M.Pd, almh. Kak Gongna Sari, Bang Irsan Brutu M.Pd, Meri Pinta Ulin
M.Pd, kak Merliana Sinaga, kak Nesti Prianti Nababan, kak Noveri Yanti, Suster
Rumentauli Reginalda Simalango M.Pd, kak Ruth Purnama Sigalingging, Ibu Siti
iv

Aminah M.Pd, Ibu Sri Mila Susilawati, bang Sudirman, Yunisa Dwijayanti M.Pd)
Program Studi Magister Pendidikan Fisika yang telah memberikan dorongan,

semangat, motivasi dan do`a dalam penyelesaian tesis ini.
11. Sahabatku Suryani, S.Pd yang telah banyak membantu penulis pada saat pemberkasan
syarat sidang ujian tesis.
12. Anak-anak kos 37 Ade Sundari, Ade Trya Amanda, Ayuni, Fatimah Zahara, Laila
Fadhilah, Mudrikah, Nova Yulia Ningsih, Maida Nasution, Nurbaisyah Fatmawati dan
Siti Dhearny Sinaga. Keberadaan kalian yang membuat semangat yang tinggi.
Do`a dan harapan penulis semoga Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Penyayang membalas kebaikan dan bantuan yang telah saudara/i berikan kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembacanya.

Medan,

Agustus 2015
Penulis,

Ricca Fitria

v


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... iv
TAT I. PENDAHILIAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah..................................................................... 9
1.3. Batasan Masalah .......................................................................... 9
1.4. Ruvusan Masalah ....................................................................... 9
1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
1.7. Definisi Operasional ................................................................. 11
TAT II. TINJAIAN PISAKA ....................................................................... 13
2.1. Kerangka Teoritis ......................................................................... 13
2.1.1. Hasil Belajar ........................................................................ 13
2.1.1.1. Hakikat Belajar ................................................................. 13
2.1.1.2. Definisi Hasil Belajar ....................................................... 14
2.1.1.3. Kevavpuan Kognitif ....................................................... 16

2.1.2. Metode Guided Discovery .................................................... 23
2.1.2.1 Pengertian Metode Guided Discovery ................................. 23
2.1.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Guided Discovery ....... 26
2.1.2.3 Langkah-Langkah Metode Guided Discovery ...................... 27
2.1.3. Pevbelajaran Konvensional ................................................. 29
2.1.4. Sikap Ilviah ......................................................................... 31
2.2. Penelitian yang Relevan ............................................................... 41
2.3. Kerangka Konseptual .................................................................... 44
2.4. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 49
TAT III. METODE PENELITIAN ................................................................ 50
3.1. Tevpat, Subyek dan Waktu Penelitian .......................................... 50
3.2. Populasi dan Savpel Penelitian .................................................... 50
3.3. Variabel Penelitian ........................................................................ 51
3.4. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 52
3.5. Prosedur Penelitian ...................................................................... 56
3.6. Instruven Penelitian ...................................................................... 59
3.7. Validitas ....................................................................................... 60
3.8. Teknik Analisis Butir Soal ............................................................. 61
3.9. Teknik Analisis Data .................................................................... 64
TAT IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 71

4.1. Hasil Penelitian.............................................................................. 71
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 71
4.1.2. Deskripsi Data Pretes, Sikap Ilviah dan Data Postes .................. 73
i

4.1.3. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................... 80
4.2. Pevbahasan Hasil Penelitian ....................................................... 92
TAT V. KESIMPILAN DAN SARAN ........................................................... 98
5.1. Kesivpulan ................................................................................... 98
5.2. Saran ............................................................................................ 99

DAFTAR PISTAKA ..................................................................................... 100
LAMPIRAN .................................................................................................. 104

i

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3

Tabel 2.4
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12

Taklonomi Bloom Tahun 1965 ........................................................ 18
Revili Taklonomi Bloom Oleh Anderlon dan Krathwol (2001) ....... 21
Indikator Sikap Ilmiah ..................................................................... 39
Penelitian yang Relevan ................................................................... 41
Control Group Pretelt-Poltelt Delign .............................................. 53
Delain Penelitian ANAVA 2 x 2...................................................... 54
Delkripli Kategori Sikap Ilmiah ...................................................... 59
Kili-Kili Tel Halil Belajar .............................................................. 60
Rumul Untuk Jumlah Sampel yag Sama .......................................... 69
Halil Uji Validital Tel ..................................................................... 72
Ringkalan Data Pretel Kelompok Sampel........................................ 73
Normalital Diltribuli Tel Awal (Pretel) Kognitif Tingkat Tinggi
Kelal Eklperimen dan Kelal Kontrol ............................................... 74
Homogenital Dua Varianl Tel Awal (Pretel) Kognitif Tingkat
Tinggi Kelal Eklperimen dan Kelal Kontrol.................................... 75
Uji-t Tel Awal (Pretel) Kelal Eklperimen dan Kontrol.................... 76
Halil Skor Sikap Ilmiah Silwa ......................................................... 76
Nilai Maklimum, Nilai Minimum, Rerata dan Simpangan Baku Tel
Akhir (Poltel) Halil Belajar Kognitif Tingkat Tinggi ...................... 79
Ringkalan Halil Pengujian Normalital Data Poltel ......................... 81
Halil Pengujian Homogenital .......................................................... 81
Rangkuman Halil Data Penelitian .................................................... 82
Halil Uji Anava ............................................................................... 82
Ringkalan Halil Perhitungan ScheffeTest ......................................... 88

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Pembelajaran Discovery Secara Umum ........................... 28
Gambar 3.1 Hubungan antar Variabel ............................................................... 52
Gambar 3.2 Bagan Alur Pelaklanaan Penelitian................................................ 58
Gambar 4.1 Hubungan Skor Sikap Ilmiah Silwa Terhadap Metode
Pembelajaran ................................................................................. 78
Gambar 4.2 Hubungan Nilai Poltel Silwa Berdalarkan Ranah Kognitif
Tingkat Tinggi Terhadap Metode Pembelajaran............................. 80
Gambar 4.3 Hubungan Rata-Rata Silwa Berdalarkan Metode Pembelajaran
Pada Saat Pretel dan Poltel ........................................................... 84
Gambar 4.4 Hubungan Nilai Rata-Rata Silwa dan Tingkat Sikap Ilmiah
Terhadap Metode Pembelajaran ..................................................... 86
Gambar 4.5 Interakli Antara Metode Pembelajaran dan Tingkat Sikap Ilmiah
Silwa ............................................................................................. 87

ii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.a. RPP .......................................................................................... 104
Lampiran 1.b. Bahan Ajar I ............................................................................. 111
Lampiran 1.c. LKS I ...................................................................................... 116
Lampiran 1.d. Evaluasi I ................................................................................ 122
Lampiran 2.a. RPP .......................................................................................... 123
Lampiran 2.b. Bahan Ajar II ........................................................................... 133
Lampiran 2.c. LKS II ...................................................................................... 141
Lampiran 2.d. Evaluasi II ............................................................................... 144
Lampiran 3.a. RPP .......................................................................................... 145
Lampiran 3.b. Bahan Ajar III .......................................................................... 155
Lampiran 3.c. LKS III ..................................................................................... 163
Lampiran 3.d. Evaluasi III .............................................................................. 166
Lampiran 4. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Kognitif Tinggi................................ 167
Lampiran 5. Instrumen Validasi Tes Kemampuan Kognitif Tinggi .................. 171
Lampiran 6. Instrumen Angket Sikap Ilmiah .................................................. 172
Lampiran 7. Pengelompokan Sikap Ilmiah ..................................................... 174
Lampiran 8. Lembar Validasi Instrumen Angket Sikap Ilmiah ........................ 176
Lampiran 9. Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar ........................... 177
Lampiran 10. Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal ......... 178
Lampiran 11. Hasil Pretes dan Postes Siswa .................................................... 179
Lampiran 12. Hasil Nilai Sikap Ilmiah Siswa .................................................. 183
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas ..................................................................... 184
Lampiran 14. Hasil Uji Realibilitas ................................................................. 185
Lampiran 15. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 186
Lampiran 16. Uji Normalitas Data .................................................................. 192
Lampiran 17. Uji Homogenitas Data ............................................................... 193
Lampiran 18. Hasil Pretes-Postes Siswa .......................................................... 198
Lampiran 19. Lembar Jawaban Sikap Ilmiah Siswa......................................... 199
Lampiran 20. Hasil Uji Praktikum Kelas Eksperimen...................................... 200
Lampiran 21. Lembar Observasi Sikap Kelas Eksperimen............................... 201

iv

1

BABBIBB
PENDAHULUANB
1.1.LatarBBelakangBMasalahBB
Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa, “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewududkan suasana beladar dan proses pembeladaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan diselenggarakan
dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembeladaran. Pada hakikatnya, pendidikan
berlangsung pada suatu sistem pendidikan, yang di dalamnya terdapat komponen
masukan, proses, dan hasil. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh sistem dan
pelaksananya. Sistem akan beroperasi secara optimal apabila komponen pelaksana
memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengadaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang. Tuduan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai
oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus melalui
pembeladaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses beladar mengadar
di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009: 2). Lebih landut Sardiman (2000:

2

25) yang menyatakan bahwa pembeladaran merupakan aktivitas yang utama dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Dalam usaha pencapaian tuduan beladar
perlu diciptakan sistem lingkungan atau kondisi beladar yang lebih kondusif. Hal ini
akan berkaitan dengan mengadar yang merupakan proses membimbing kegiatan
beladar.
Pembeladaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terdadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang
datang dari lingkungan. Dalam pembeladaran tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menundang terdadinya perubahan perilaku bagi
peserta didik. Peran guru sangat penting dalam proses beladar mengadar di kelas
karena mempengaruhi keberhasilan peserta didik (Iulyasa, 2005: 173).
Proses beladar mengadar merupakan kegiatan interaksi antara guru, peserta
didik dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tuduan beladar. Interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan
peserta didik merupakan ciri dan syarat utama bagi berlangsungnya proses beladar
mengadar. Proses beladar mengadar ini tidak sekedar hubungan komunikasi antara
guru dan peserta didik, tetapi merupakan interaksi edukatif yang tidak hanya
penyampaian materi peladaran melainkan duga menanamkan sikap dan nilai pada
diri peserta didik yang sedang beladar (Nuryani, 2010: 4).
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam peningkatan hasil beladar
adalah proses pembeladaran. Untuk mengetahui proses pembeladaran fisika di kelas,

3

Peneliti melakukan studi pendahuluan di sekolah yang sama, diperoleh informasi
bahwa dalam pembeladaran fisika masih didominasi oleh guru serta siswa lebih
cenderung pasif dalm proses pembeladaran. Selain itu dari hasil wawancara yang
dilakukan terhadap guru yang bersangkutan menyatakan bahwa minat siswa
terhadap pembeladaran fisika dirasa kurang. Ini terlihat dari tingkat kedisiplinan dan
apersepsi siswa selama proses kegiatan beladar mengadar berlangsung, misalnya
sering idin keluar, mengobrol dengan teman sebangku, tidak memperhatikan
pendelas guru , darang bertanya dan mendawab pertanyaan dari guru serta darang
mencatat.
Sedalan itu melalui hasil observasi dan melalui wawancara kepada guru-guru
Fisika di SIA Negeri 1 Langsa diperoleh informasi bahwa hasil beladar siswa yang
dicapai tergolong rendah yaitu masih dalam kategori cukup dengan nilai hasil
beladar siswa di semester gandil rata-rata 69 dengan KKI 75. Rendahnya hasil
beladar siswa tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain karena masih banyak
siswa yang kurang memahami materi fisika. Oleh karena itu, guru harus bidaksana
dalam menentukan suatu model/metode yang sesuai yang dapat menciptakan situasi
dan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembeladaran dapat berlangsung sesuai
dengan tuduan yang diharapkan.
Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil beladar adalah sikap
siswa dalam beladar. Sikap yang harus dimiliki siswa dalam beladar fisika adalah
sikap ilmiah, mata peladaran fisika adalah salah satu mata peladaran dalam rumpun
sains, hakikat sains menurut Depdiknas (2004: 3) adalah ilmu pengetahuan yang
obyek pengamatannya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan,

4

hewan serta manusia. Sains adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode-metode berdasarkan observasi sians berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya
penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
sada tetapi duga merupakan suatu proses penemuan.
Sikap ilmiah dirasa perlu untuk membangun karakter siswa dalam beladar
fisika melalui sikap ingin tahu, sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti, sikap
luwes terhadap gagasan baru, sikap merenung secara kritis, sikap peka terhadap
makhluk hidup dan lingkungan, bertanggung dawab dan kerda sama.
Namun, Berdasarkan informasi dari guru di SIAN 1 Langsa bahwa sikap
ilmiah siswa pada pembeladaran fisika di kelas 0 sebelumnya masih tergolong
rendah karena belum dilatih secara maksimal. Pada saat penyadian materi guru lebih
dominan di dalam kelas, dengan menerapkan model pembeladaran langsung yang
berupa metode ceramah, diskusi, tugas, tanya dawab dan presentasi tanpa banyak
melihat kemungkinan penerapan metode lain yang sesuai dengan denis materi,
bahan dan alat yang tersedia. Akibatnya, siswa kurang berminat untuk mengikuti
peladaran yang diadarkan oleh guru tersebut, membuat siswa merasa bosan dan tidak
tertarik mengikuti peladaran sehingga tidak ada motivasi dari dalam dirinya untuk
berusaha memahami apa yang diadarkan oleh guru, yang akan mempengaruhi
prestasi beladarnya. Oleh karena itu guru perlu menggunakan metode pembeladaran
yang tepat untuk melatih dan mengembangkan sikap ilmiah siswa dalam beladar
fisika.

5

Fakta tersebut menundukkan bahwa proses pembeladaran selama ini masih
terkesan hanya berpusat pada guru (teacher oriented) yang menganggap bahwa
guru adalah satu-satunya sumber utama dan serba tahu, sedangkan siswa hanya
menerima apa yang diberikan oleh guru, sehingga ceramah merupakan satu-satunya
pilihan yang dianggap paling cocok dalam strategi pembeladaran. Hal inilah yang
menyebabkan hasil pembeladaran tidak sesuai dengan harapan, karena siswa hanya
memperoleh pengetahuan secara teoritis dan bertindak pasif, sedangkan guru
bertindak aktif dalam memberikan informasi.
Salah satu pihak yang berperan dalam penyelesaian fenomena tersebut
adalah guru. Guru sebagai fasilitator berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembeladaran. Iaka sangatlah urgen
bagi para pendidik khususnya guru memahami karakteristik materi, peserta didik,
dan metodologi pembeladaran dalam proses pembeladaran terutama berkaitan
pemilihan terhadap model-model pembeladaran.
Untuk mangatasi masalah yang terdadi pada proses pembeladaran maka di
perlukan metode pembeladaran guided discovery terutama pada pembeladaran fisika.
Sebagai metode, guided discovery dapat sebagai cara penyadian peladaran yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi. Ietode
guided discovery, pada siswa diberi bimbingan singkat untuk menemukan
dawabannya. Harus diusahakan agar dawaban atau hasil akhir itu tetap ditemukan
sendiri oleh siswa. Pembeladaran discovery menekankan pada pengalaman beladar
aktif yang berpusat pada anak, yang anaknya menemukan ide-idenya sendiri dan
mengambil maknanya sendiri (Arends, 2008: 48)

6

Kata penemuan (discovery) sebagai metode mengadar merupakan penemuan
yang dilakukan oleh siswa. Siswa menemukan sendiri sesuatu yang baru, ini tidak
berarti yang ditemukannya benar-benar baru. Ietode guided discovery merupakan
komponen dari suatu bagian praktik pendidikan yang seringkali diterdemahkan
sebagai mengadar heuristik, yakni suatu denis mengadar yang meliputi metodemetode yang dirancang untuk meningkatkan rentangan keaktifan siswa yang lebih
besar, berorientasi kepada proses, mengarahkan pada diri sendiri, mencari sendiri,
dan refleksi yang sering muncul sebagai kegiatan beladar. Ietode ini merupakan
proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.
Proses mental yang dimaksud adalah mengamati, mencerna, menggolonggolongkan, membuat dugaan, mendelaskan, mengukur dan membuat kesimpulan.
Pembeladaran Fisika sangat erat dengan penemuan-penemuan hal yang
baru, terlebih lagi pembeladaran sekarang yang menuntut siswa lebih aktif dalam
mengikuti peladaran, sehingga menuntut siswa untuk mencari pengalaman di luar
dam peladaran seperti melakukan penemuan di laboratorium. Di sisi lain untuk lebih
meningkatkan krearifitas dan kemampuan ilmiah siswa, metode ini sangat cocok
untuk meng-up grade mereka mendadi seorang scientist. Oleh karena sangatlah
penting metode ini apalagi pembeladaran Fisika sangat erat dengan penemuanpenemuan maka peneliti menggunakan metode ini untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa.
Kemampuan kognitif yang dicapai antar siswa tidak sama, ada yang
mencapai kemampuan kognitif tinggi, ada pula yang mempunyai kemampuan
kognitif rendah. Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif siswa

7

adalah penggunaan metode pembeladaran dan tingkat kreativitas beladar fisika
siswa. Ietode pembeladaran guided discovery sangat cocok untuk meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan kognitif siswa karena metode ini menekankan
guru untuk memberikan masalah kepada peserta didik kemudian peserta didik
disuruh

memecahkan

masalah

tersebut

melalui

melakukan

percobaan,

mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Ietode
penemuan terbimbing (guided discovery) diharapkan dapat meningkatkan peran
aktif peserta didik dalam pembeladaran sehingga dapat meningkatkan hasil beladar
peserta didik serta kualitas pembeladaran Fisika.
Beberapa penelitian yang menundukkan bahwa penerapan metode guided
discovery dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, antara lain penelitian
yang dilakukan oleh Ielani (2012) mengungkapkan bahwa dengan menggunakan
metode guided discovery learning siswa dapat mengidentifikasi sendiri materi
mengenai pencemaran kemudian dapat menghubungkan dengan pengetahuan yang
telah diketahuinya sehingga beladar mendadi lebih bermakna. Kemudian
Putrayasa,dkk (2014) mengungkapkan bahwa hasil beladar pada pembeladaran IPA
meningkat setelah diterapkan metode discovery learning. Selandutnya di tahun
berikutnya, Istiqomah (2014) menyimpulkan bahwa penerapan model guided
discovery learning pada pembeladaran tematik dapat meningkatkan motivasi dan
hasil beladar siswa. Hal ini sesuai dengan nilai rata-rata hasil beladar kognitif siswa
pada siklus I sebesar 62,46, sedangkan pada siklus II sebesar 76,23 meningkat
13,77. Sedangkan persentase klasikal hasil beladar kognitif siswa pada siklus I yaitu
63,16%, pada siklus II sebesar 84,21% meningkat 21,05%. Selandutnya Khabibah

8

(2014) duga menyatakan penerapan model guided discovery learning menurut
Bruner pada konsep gerak melingkar dapat memperngaruhi hasil beladar siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik
melakukan penelitian berdudul “EFEKBMETODEBGUIDED DISCDVERY DANB
SIKAPB ILMIAHB TERHADAPB HASILB BELAJARB KOGNITIFB TINGGIB
FISIKA”B
B
1.2.BIdentifikasiBMasalahBB
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Hasil beladar kognitif siswa SIA N 1 Langsa masih rendah.
2. Iinat siswa terhadap pembeladaran fisika dirasa kurang
3. Sikap ilmiah siswa pada pembeladaran fisika di kelas 0 sebelumnya masih
tergolong rendah karena belum dilatih secara maksimal.
4. Pembeladaran yang diadarkan guru masih konvensional, yang terdiri dari metode
ceramah, diskusi, tanya dawab, dan presentasi.
5. Proses pembeladaran selama ini masih terkesan hanya berpusat pada guru
(teacher oriented) yang menganggap bahwa guru adalah satu-satunya.
1.3.BBatasanBMasalahBB
Berdasarkan dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
penelitian ini dibatasi agar lebih fokus dan mencapai tuduan yang diharapkan maka
masalah dibatasi pada :

9

1. Permasalahan hasil beladar yang diukur hanya mencakup kemapuan kognitif
tingkat tinggi.
2. Untuk mengetahui tingkat sikap ilmiah siswa diukur melalui tes sikap dan
lembar observasi
3. Pembeladaran yang digunakan adalah pembeladaran guided discovery.
1.4.BRumusanBMasalahBB
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil beladar kognitif tinggi fisika antara siswa yang
beladar menggunakan metode guided discovery

dengan siswa yang

menggunakan metode konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil beladar kognitif tinggi fisika antara siswa yang
memiliki sikap ilmiah di atas rata-rata dan sikap ilmiah di bawah rata-rata?
3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembeladaran dengan tingkat sikap
ilmiah dalam mempengaruhi hasil beladar kognitif tinggi fisika?
1.5.BTujuanBPenelitianBB
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tuduan dari penelitian ini adalah
:
1. Untuk menganalisis perbedaan hasil beladar kognitif tinggi fisika antara siswa
yang beladar menggunakan metode guided discovery dengan siswa yang
menggunakan metode konvensional.
2. Untuk menganalisis perbedaan hasil beladar kognitif tinggi fisika antara siswa
yang memiliki sikap ilmiah di atas rata-rata dan sikap ilmiah di bawah rata-rata.

10

3. Untuk menganalisis interaksi antara metode pembeladaran dengan tingkat sikap
ilmiah dalam mempengaruhi hasil beladar kognitif tinggi fisika
1.6.BManfaatBPenelitianBB
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat mendadi sumber informasi
sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi siswa, tenaga pengadar, dan
peneliti selandutnya akan mengudi secara mendalam tentang penerapan metode
guided discovery dan sikap ilmiah dalam meningkatkan hasil beladar kognitif tinggi
fisika.
Secara praktis penelitian ini diharapkan :
1. Bahan pertimbangan bagi pengadar dalam memahami hasil beladar kognitif
tinggi fisika, sehingga dapat memilih model pembeladaran yang cocok.
2. Bahan masukan bagi pengadar dalam memilih dan menggunakan model serta
media pembeladaran secara optimal pada kegiatan beladar mengadar fisika.
3. Rudukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
penelitian bagi peneliti yang tertarik dengan penelitian sedenis.
4. Peningkatan kompetensi penelitian dalam melakukan kegiatan penelitian serta
aplikasi dalam proses pembeladaran di kelas.
1.7.BDefinisiBOperasionalBB
Untuk menghindari terdadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah
yang terdapat pada rumusan masalah dalam penelitian, perlu di kemukakan definisi
operasional sebagai berikut :

11

1. Ietode guided discovery adalah metode pembeladaran yang melibatkan siswa
secara aktif untuk mencoba menemukan sendiri informasi maupun pengetahuan
yang diharapkan dengan bimbingan dan petunduk yang diberikan guru.
2. Pembeladaran konvensional merupakan pembeladaran yang berpusat pada guru
(teacher centered) yang pada umumnya dilakukan dengan metode ceramah,
tanya dawab dan latihan soal.
3. Definisi sikap ilmiah merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk
merespon suatu keadaan dalam melakukan kegiatan ilmiah. Sikap ilmiah
seorang sains dapat dinilai dari respon atau tindakan yang ditundukkannya pada
saat melakukan kegiatan ilmiah. Cara ini dilakukan dengan teknik observasi
langsung terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh orang sains.
4. Hasil beladar adalah perubahan pada kognitif, afektif dan psikomotorik yang
terdadi pada siswa setelah melalui proses beladar. Dalam penelitian ini aspek
yang di ukur adalah perubahan pada tingkat kognitifnya sada. Hasil beladar
kognitif tinggi yang dimaksud adalah perubahan yang hanya mencakup bidang
kognitif ranah kognitif C3, C4, C5 dan C6.

B
B

96

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
5.1BKesimpulanB
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan, kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah :
1. Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif tingkat tinggi antara siswa
yang menggunakan
dibandingkan

dengan

metode
siswa

pembelajaran

Guided discdvery

yang menggunakan pembelajaran

konvensional.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif tingkat tinggi siswa yang
memiliki

tingkat sikap ilmiah di atas rata-rata dengan

siswa

yang

memiliki sikap ilmiah di bawah rata-rata, dimana kelompok siswa yang
memiliki tingkat sikap ilmiah di atas rata-rata memperoleh hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki
tingkat sikap ilmiah di bawah rata-rata.
3. Terdapat interaksi metode pembelajaran dengan tingkat sikap ilmiah
terhadap hasil belajar kognitif tingkat tinggi siswa. Metode pembelajaran
guided discdvery berpengaruh optimal pada hasil belajar kognitif siswa
jika diterapkan pada kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah di atas
rata-rata. Pada pembelajaran konvensional, sikap ilmiah siswa tidak
berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa.
5.2BSaranBB
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas dan sesuai dengan
hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memeberikan saran sebagai berikut:

97

1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan metode pembelajaran guided discdvery sebelum memulai
proses pembelajaran, sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu kepada siswa
bagaimana pelaksanaan metode inin. Shingga pada saat pelaksanaan
pembelajaran para siswa sudah mengerti apa yang akan dilakukan dan
tidak menyita waktu untuk langkah-langkah selnajutnya.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan metode guided discdvery disarankan untuk membiasakan
para

siswa

belajar

menggunakan

alat

praktikum

agar

nantinya

memudahkan dalam mengaplikasikan metode pembelajaran ini dikelas.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan metode guided discdvery disarankan untuk mengajarkan
metode pembelajaran ini

pada kelompok siswa yang memiliki sikap

ilmiah di atas rata-rata agar hasil belajar yang dicapai optimal.

98

DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I. 2008. Learning to Teach: Belajar Untuk Mengajar, Edisi Ketujuh,
Buku Kedua Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Baharuddin dan Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media Group
Bossard, D., Lewenstein. B., and Bonney, R. 2005. Scientific Knowledge and
Attitude Change. : The Impact of a Citizen Science Project. International
Journal of Science Education. 27(9): 1099-1121.
Carin, A. & Sund R.B. 1980. Teaching Science Throug Discovery. Colombus:
Charles E. Merrill.
Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta:
Publisher.
Depdiknas. 2004. Landasan Teori dalam Pengembangan Metode Pengajaran.
Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas
Dirjen Pendasmen Direktorat Pend. Lanjutan Pertama.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Eggen, Paul & Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT
Indeks.
George, R. 2000. Measuring Change in Students Attitudes toward Science over
time: An Application of Latent Variable Growth Modelling. Journal of
Science Education and Technology.vol 9, no 3: 213-225.
Gronlund, N. F. 1985. Menyusun Tes Hasil Belajar, terjemahan Bistok Sirait,
Semarang: IKIP Semarang Press.
Hadianingsih, R. 2009. Keefektifan Metode Penemuan Terbimbing dan Metode
Pemberian Tugas Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari
Motivasi Belajar Siswa Kelas 8 Sekolah Menengah Pertama Negeri Di
Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi T.P 2008/2009. Masters Thesis,
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Hamalik, O. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama.

99

Harlen, Qualter. 2004. The Teaching of Science in Primary Schools. London:
David Fulton Publisher Ltd.
Istiqomah. 2014. Penerapan Model Guided Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SD Negeri 02
Tulung Balak Kabupaten Lampung Timur. Skripsi, Lampung: Universitas
Lampung.
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru, Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Khabibah, Rani. 2014. Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa SMA Pada Konsep Gerak Melingkar Beraturan.
Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Kristianti, Md. 2013. Pengaruh Metode Discovery Berbatuan Media Realita
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD di Desa Anturan
Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Tesis, Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Martin, E. Wainright; et al. (2005). Managing Information Technology 5th ed.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Matsumoto, D. 2009. The Cambridge Dictionary of Psychology. New York:
Cambridge University Press.
Melani, R. 2012. Pengaruh Metode Guided Discovery learning Terhadap Sikap
Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Negeri 7 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012. Pendidikan Biologi FKIP UNS. 4 (1) : 97-105
Minium, E.C. 2008. Statistical Reasoning For Education. Mc graw gill.
Mulyasa, E. 2005. Panduan Pembelajaran KBK: Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munir, A. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak Sejak Dari
Rumah. Yogyakarta: PT. Bintang PustakaAbadi.
Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta: Andi Offeset.
Nurhayati, L. 2009. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Guided
Discovery Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas VII di MTs N Pamotan
Rembang: Skripsi, Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
Nuryani, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI

100

Osborne,J. 2003. Attitudes towards Science : A Review of The Literature and Its
Implications. Vol 25, no 9: 1049-1079 [online] Tersedia:
http://eprints.ioe.ac.uk/652/1/Osborneeta2003attitudes1049.pdf. [18 januari
2015]
Patil, G. V. 2011. A Comparative Study of Scientific Attitude about secondary
and Higer secondary level Students. International Referred Research
Journal,
vol
2,
no
24:
24-26
[online]
Tersedia:
http://www.ssmrae.com/admin/images/126c5cb5711800becd57bcdf6337b6
d7.pdf. [20 januari 2015]
Pitafi, A. I & Farooq. 2012. Measurement of Scientific Attitude of Secondary
School Students in Pakistan. Academic Research International, vol 2, no 2:
379-392. [online]. Tersedia: www.journals.savap.org.pk. [20 januari 2015]
Poerwadarminto, W. J. S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Prastowo, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva Press.
Putrayasa. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dan Minat
Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. Universitas Pendidikan
Ganesha. 2(1).
Qorri’ah. 2011. Penggunaan Metode Guided Discovery learning Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. Skripsi, Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Bahan Ajar Group.
Roth, W. M. & Roychoudhry, A. 1993. The Concept Map as a Tool for the
Collaborative Contruction of Knowledge: A Microanalysis of High School
Physics Students. Journal of Research in Science Teaching. 30(5): 503-534.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Sadia, I. W. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Makalah disajikan pada pelatihan
PKBM di UPTD BKPB Provinsi Bali, Tgl. 15 Agustus 2008.
Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alphabeta.
Sani, R. A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.

101

Sanjaya, Wina. 2007. Kajian dan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Santrock, John W. 2004. Educational Psychology 2nd Edition. New York:
McGraw-Hill.
Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Stiggins, R. J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York :
Macmillan College Publishing Company.
Suci, D. K. 2009. Pengaruh Motivasi Belajar, Sikap Ilmiah Siswa dan Perhatian
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Skripsi, Semarang: UNS.
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik. Yogyakarta:
Universitas Sanata Drama.
Suryobroyo. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencan Prenada.
Suwangsih dan Turlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI
Press.
Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT
Roskadarya Remaja.
Syah, Muhibbin, 1999, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. IV
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widiadnyana, I W. 2014. Pengaruh Model Discovery learning Terhadap
Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Winataputra, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Winkel,W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.