Pengelolaan Ekowisata Mangrove Di Desa Sebong Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau

PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE
DI DESA SEBONG LAGOI BINTAN KEPULAUAN RIAU

WANDA KAUTSAR

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengelolaan Ekowisata
Mangrove di Desa Sebong Lagoi Bintan Kepulauan Riau adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis
ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.


Bogor, Februari 2017

Wanda Kautsar
NRPC252130081

RINGKASAN
WANDA KAUTSAR. Pengelolaan Ekowisata Mangrove di Desa Sebong Lagoi,
Bintan, Kepulauan Riau. Dibimbing oleh ISDRADJAD SETYOBUDIANDI dan
ACHMAD FAHRUDIN.
Letak geografis kawasan Bintan yang strategis berada diantara tiga titik
simpul emas (Indonesia-Malaysia dan Singapura) menyebabkan tingginya angka
kunjungan wisatawan mancanegara di Bintan. Jumlah wisatawan mancanegara
yang berkunjung ke kabupaten Bintan pada oktober 2014 mencapai 25.882 orang,
mengalami kenaikan sebesar 9,39 persen dibanding jumlah wisman pada bulan
sebelumnya yang mencapai sebanyak 23.661 orang. Salah satu destinasi wisata
yang paling banyak dikunjungi adalah kawasan ekowisata mangrove Lagoi,
kawasan ekowisata ini telah dikelola secara mandiri oleh kelompok masyarakat
semenjak Juni 2003 dan pengelolaan ini telah memberikan dampak yang baik
terhadap masyarakat sekitarnya. Akibat pertambahan wisatawan yang berkunjung,

diperlukan suatu perencanaan serta pengelolaan pada ekosistem mangrove,
khususnya yang berada di lokasi yang rentan.
Kurangnya informasi mengenai kondisi biofisik kawasan dan nilai
ekonomi yang dihasilkan oleh suatu kawasan menjadi salah satu tantangan yang
dihadapi oleh para pembuat kebijakan untuk menilai suatu sumberdaya alam
secara komprehensif, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memberikan
informasi tentang kondisi kawasan dan manfaat ekonomi dari kawasan ekowisata
mangrove Lagoi. Penelitian telah dilakukan pada bulan Februari 2015, penelitian
dilakukan selama satu bulan dari Februari sampe Maret 2015 dari delapan stasiun
penelitian. Analisis vegetasi mangrove didapatkan lima jenis mangrove
Xylocarpus granatum (Nyirih merah) dan Rhizopora apicullata (Bakau) paling
banyak ditemui pada tiap stasiun. Analisis kesesuaian didapatkan tiga stasiun
yang sangat sesuai untuk ekowisata ini, dan analisis daya dukung didapatkan nilai
daya dukung fisik 133 perahu per hari, daya dukung sebenarnya 75 perahu per
hari, dan daya dukung yang diperbolehkan 32 perahu per hari. Responden dalam
penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke ekowisata mangrove Lagoi,
Penentuan responden dilakukan dengan metode aksidental sampling. Perhitungan
valuasi ekonomi menggunakan analisis Biaya Perjalanan/ Travel Cost Method
(TCM). Dari hasil analisis TCM, diperoleh nilai ekonomi total kawasan sebesar
Rp. 250,831,029,485 per tahun.

Pihak pengelola masih dapat mengembangkan kawasan melihat jumlah
daya dukung kawasan yang saat ini belum terlewati, kegiatan seperti
meningkatkan promosi kawasan dan menambah wahana atraksi menjadi salah satu
cara untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Namun peningkatan wisatawan tidak
boleh melebihi daya dukung kawasan yang diperbolehkan, hal ini untuk menjaga
agar ekowisata mangrove Lagoi dapat berkelanjutan dan terus memberikan
manfaat bagi mayarakat di sekitarnya.
Kata Kunci: Lagoi, Ekowisata pesisir, Mangrove, Daya Dukung, Berkelanjutan

SUMMARY
WANDA KAUTSAR. Management of Mangrove Ecotourism in the Sebong
Lagoi Village, Bintan, Riau Islands. Supervised by ISDRADJAD
SETYOBUDIANDI dan ACHMAD FAHRUDIN.
Bintan geographically located in golden triangle (Indonesia-Malaysia and
Singapore) which makes it one of the main tourists attraction in the region. The
number of foreign tourists who visit Bintan district in october 2014 reached
25.882 the, an increase of 9.39 percent from the number of foreign tourists a
month ago at some extra 23.661 people. One of the tourist destinations most
visited by tourists is the Lagoi ecotourism mangrove area. Lagoi ecotourism
mangrove area is managed independently by community groups since June 2003

and has give significant good impact for the local communitie. As a result of the
increase of tourists visit increment, there is need a planning and management of
the mangrove ecosystem, particularly those in susceptible locations.
Lack of information on the economic value of the region is one of the
challenges faced by policy makers to assess the natural resources
comprehensively and therefore, this study aims to provide information about the
condition of the region and the economic benefits of Lagoi ecotourism mangrove
area. Research was done for one month starting from February to march 2015 in
eight station. Result on the analysis of mangrove tree species shows that there are
five species of mangrove tree, which include Xylocarpus granatum (Nyirih red)
and Rhizopora apicullata (Bakau) the most common supporters will use. Suitable
analysis shows that there are three station which are very suitable for ecotourism.
Analisis carying capacity shows that the value for physical capacity 133 boat/day
actually capacity 75 boat/day and the support is allowed 32 boat /day.
Respondents involved in this study were the tourists who visited Lagoi mangrove
ecotourism area. The survey was conducted using accidental sampling method.
Calculation on the economic valuation was done using Travel Cost Method
(TCM). The result of analyze found that the Total Economic Value of the area
was Rp. 250,831,029,485 per year.
The manager can still develop the area saw the amount of the carrying

capacity of the region at this time has not been reached, promotional activities
such as improving the area and add rides the attractions to be one way to increase
the number of tourists. But the rating increment should not exceed the allowed
carrying capacity of the area, for the purpose of keeping the mangrove ecotourism
Lagoi sustainable and continuesly to provide benefits to the local community.
Keywords: Lagoi, Coastal Ecotourism, Mangrove, Carrying Capacity, Sustainable

 Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatau masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE
DI DESA SEBONG LAGOI BINTAN KEPULAUAN RIAU


WANDA KAUTSAR

TESIS
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
Pada Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Fredinan Yulianda, MSc

Judul Tesis : Pengelolaan Ekowisata Mangrove di Desa Sebong Lagoi Bintan
Kepulauan Riau
Nama
: Wanda Kautsar

NRP
: C252130081

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Isdradjad Setyobudiandi, MSc
Ketua

Dr Ir Achmad Fahrudin, MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dan Lautan

Dekan Sekolah Pascasarjana


Dr Ir Achmad Fahrudin, MSi

Dr Ir Dahrul Syah, MSc Agr

Tanggal Ujian: 29 Desember 2016

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Pengelolaan Ekowisata Mangrove di Desa Sebong Lagoi, Bintan,
Kepulauan Riau”. Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan tesis ini terutama kepada:
1. Dr Ir Isdradjad Setyobudiandi, MSc selaku pembimbing I dan Dr Ir Achmad
Fahrudin, MSi selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, masukan dan arahannya selama pelaksanaan penelitian dan

penyusunan tesis.
2. Dr Ir Fredinan Yulianda, MSc selaku dosen penguji tamu serta Bapak
Zulhamsyah Imran, SPi, MSi, PhD selaku Sekretaris Program Studi yang
telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan tesisi ini.
3. Kedua orang tua saya Amril dan Farida Emi serta nenek Emma (amak)
tercinta yang telah membesarkan, memberikan semangat dan do’anya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
4. Adik tercinta Muthia Mawarni dan Liza Lazuarmi yang selalu memberikan
semangat dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah.
5. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang telah memberikan Beasiswa
Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri kepada saya.
6. PT Bintan Resort Cakrawala yang telah banyak membantu dalam proses
penelitan saya.
7. COREMAP-CTI atas dukungan penulisan tesis ini.
8. Sahabat seperjuangan dalam penelitian ini (M. Tahmid dan Sigit Winarno)
yang sama-sama mengambil lokasi penelitian di Teluk Bintan Kab. Bintan.
Semua teman-teman SPL IPB 2013 S2 dan S3 yang saling membantu dalam
menyelesaikan tugas ahir ini.
9. Serta pihak lain yang turut membantu dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam

penulisan tesis ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan tulisan ini. Semoga tesis ini juga dapat bermanfaat dalam
mendukung pengambilan kebijakan, khususnya di Kabupaten Bintan dan dapat
memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Bogor, Februari 2017

Wanda Kautsar

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

i

DAFTAR TABEL

ii

DAFTAR GAMBAR


ii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran

1
1
2
3
3
3

2 METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Prosedur Analisis Data
Jenis data
Analisis Vegetasi Mangrove
Prosedur sampling
Analis data
Analisis Kesesuaian
Analisis Daya Dukung Wisata
Penentuan Karakteristik Responden
Analisis Biaya Perjalanan
Strategi Pengelolaan

4
4
4
4
5
5
7
7
8
10
11
11

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Administrasi Provinsi Kepulauan Riau
Administrasi Kabupaten Bintan
Kawasan ekowisata Lagoi
Atraksi sumberdaya wisata
Amenitas
Aksesibilitas
Permintaan terhadap ekowisata
Karakteristik pengunjung
Asal pengunjung
Pola kunjungan
Tingkat kepuasan wisatawan
Data vegetasi mangrove
Kesesuaian ekowisata mangrove Lagoi
Panentuan nilai daya dukung kawasan
Analisis biaya perjalanan
Pembahasan
Pengelolaan Ekowisata Mangrove Lagoi

12
12
12
12
13
14
15
16
17
18
19
19
20
20
23
25
26
27
31

DAFTAR ISI (lanjutan)
6 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

34
34
34

DAFTAR PUSTAKA

35

LAMPIRAN

37

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jenis, bentuk, sumber dan cara pengambilan data
Parameter kesesuaian ekowisata mangrove Lagoi
Atraksi dan daya tarik wisata di ekowisata mangrove Lagoi
Fasilitas sarana dan prasarana ekowisata mangrove Lagoi
Jumlah pengunjung ekowisata mangrove Lagoi
Hasil vegetasi mangrove
Rekap hasil olahan vegetasi mangrove di ekowisata mangrove Lagoi
Hasil olahan kesesuaian kawasan untuk ekowisata mangrove Lagoi
Nilai faktor koreksi untuk ekowisata mangrove Lagoi
Rata-rata biaya perjalanan ekowisata mangrove Lagoi

5
8
15
16
17
21
23
25
25
26

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kerangka pemikiran
Lokasi penelitian
Stasiun penelitian pengamatan ekologi
Desain jalur transek dan petak contoh untuk vegetasi mangrove
Luas wilayah kabupaten Bintan
Pemandangan di ekowisata mangrove Lagoi
Karakteristik responden
Daerah asal wisatawan
Persentase kunjungan
Kepuasan wisatawan
Peta kesesuaian
Grafik jumlah kunjungan dan harga biaya perjalanan
Pengunjung sedang menyusuri sungai

3
4
6
6
13
15
18
19
19
20
24
31
32

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Perhitungan daya dukung kawasan
Kepuasan pengunjung terhadap kecepatan perahu
Perasaaan pengunjung setelah melakukan wisata
Analisis kesesuaian mangrove
Perhitungan analisis biaya perjalanan
Dokumentasi penelitian

37
39
40
41
42
44

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ekosistem unik yang menempati wilayah pesisir merupakan modal untuk
kegiatan wisata, salah satunya adalah ekosistem mangrove, modal tersebut harus
dimanfaatkan secara bijaksana melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang
secara umum bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ekosistem mangrove merupakan salah
satu sumber daya wilayah pesisir dan memiliki potensi untuk dikembangkan
menjadi pariwisata bahari.
Menurut Harahap (2011) tiga indikator utama keberhasilan dalam
pengelolaan mangrove, yaitu faktor manajemen, pengetahuan dan sikap. Salah
satu contoh pengelolaan mangrove di Indonesia adalah ekowisata mangrove Lagoi
yang menjadi bagian dari destinasi wisata di Bintan, Kepulauan Riau. Sebenarnya,
jenis mangrove Lagoi dengan mangrove yang ada di daerah lain hampir sama
namun dikarenakan letak geografis Lagoi yang stratergis berada diantara tiga titik
simpul emas (Indonesia, Malaysia dan Singapura) menyebabkan tingginya angka
kunjungan wisatawan ke kawasan Lagoi.
Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Bintan
pada oktober 2014 mencapai 25.882 orang, mengalami kenaikan sebesar 9,39%
dibanding jumlah wisatawan mancanegara pada bulan sebelumnya yang mencapai
sebanyak 23.661 orang, dibandingkan dengan oktober 2013 kunjungan wisatawan
mancanegara oktober 2014 mengalami kenaikan sebesar 8,54%. Konstribusi
jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bintan terhadap jumlah
seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau
selama oktober 2014 adalah 15,50 %, dimana jumlah wisatawan mancanegara
yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebanyak 166.931 orang
(BPS KEPRI 2014).
Akibat pertambahan wisatawan yang berkunjung ke Lagoi khususnya yang
berwisata di ekowisata mangrove, diperlukan suatu perencanaan dan pengelolaan
pada ekowisata mangrove tersebut, seperti pengelolaan kawasan yang berada di
lokasi yang rentan. Perencanaan objek wisata harus memperhatikan keterbatasanketerbatasan lingkungannya. Lebih lanjut Jurado et al. (2012) mengatakan bahwa
ketika berbicara tentang keberlanjutan ekowisata, batas pertumbuhan dan daya
dukung juga harus dipertimbangkan.
Sementara perkembangan ekowisata yang akan datang tentunya selain
bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara, perlu
juga dicermati agar jangan sampai kecenderungan kembali ke alam justru akan
menimbulkan kerusakan potensi dan daya tarik wisata alam. Pola pengembangan
kawasan ekowisata yang tidak memperhatikan jumlah kunjungan wisatawan
merupakan salah satu penyebab timbulnya dampak negatif yang mengakibatkan
menurunnya daya tarik objek ekowisata, misalnya timbulnya kerusakan
lingkungan dan penurunan minat kunjungan terhadap alam akibat ramainya
pengunjung yang menumpuk di kawasan wisata. Mengingat pentingnya daya
dukung dalam kawasan ekowisata perlu dilakukan kajian mengenai kesesuaian
dan daya dukung kawasan untuk pengelolaan ekowisata secara berkelanjutan.

2

Perumusan Masalah
Kawasan mangrove Lagoi termasuk kawasan ekowisata berdasarkan
Peraturan Daerah no. 2 tahun 2012 tentang rencana tata ruang dan wilayah
Kabupaten Bintan, oleh karena itu kawasan ini mempunyai potensi untuk
dikembangkan menjadi tujuan kunjungan ekowisata. Kawasan ekowisata
mangrove Lagoi telah dikelola oleh kelompok masyarakat dan telah dijalankan
semenjak bulan Juni 2003, pengelolaan ini telah memberikan dampak baik
terhadap masyarakat sekitarnya diantaranya dengan memberikan sumbangan
bulanan terhadap masyarakat desa sekitar baik dalam bentuk materi maupun
pembangunan infrastruktur desa seperti mesjid dan kebersihan desa.
Adapun produk tour andalan dari ekowisata mangrove Lagoi adalah tour
sungai, tour ini mampu menarik wisatawan dari berbagai negara diantaranya
Singapura dan Malaysia. Pengelolaan yang telah ada sekarang belum
mempertimbangkan kesesuaian dan daya dukung kawasan, pengembangan
ekowisata mangrove Lagoi untuk meningkatkan keuntungan ekonomi hendaknya
tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan. Ekowisata mangrove merupakan
bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan berkelanjutan dimana: (1)
pengelolaan diarahkan pada pelestarian sumberdaya; (2) pengelolaan kegiatan
masyarakat diarahkan pada kesejahteraan masyarakat sendiri; (3) kegiatan
konservasi diarahkan pada upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan untuk
waktu kini dan masa mendatang.
Jumlah pengunjung mangrove Lagoi terus meningkat sejalan dengan
pengembangan wisata baik oleh pemerintah daerah Bintan maupun oleh swasta.
Jumlah yang besar dan terus meningkat tersebut menimbulkan gangguan ataupun
kerusakan habitat dan nilai estetika kawasan. Pengembangan ekowisata mangrove
Lagoi diupayakan agar memperhatikan jumlah kunjungan dan terus menggali
potensi apa yang bisa dikembangkan dari alam untuk menunjang kegiatan
ekowisata.
Pencapaian keuntungan ekonomi dari pengembangan ekowisata mangrove
Lagoi harus diupayakan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan, batas sampai
dimana kemampuan suatu lingkungan masih mampu menerima kegiatan tanpa
menyebabkan terjadinya kerusakan permanen pada ekosistem dan habitat disebut
daya dukung lingkungan. Perhitungan daya dukung lingkungan dapat dilihat dari
daya dukung fisik kawasan dan daya dukung ekologis, oleh karena itu perlu
diidentifikasi daya dukung dan bagaimana strategi pengelolaannya. Berdasarkan
uraian diatas penelitian ini merumuskan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi biofisik kawasan mangrove Lagoi yang diasumsikan
menurun?
2. Bagaimana desain ekowisata berdasarkan kesesuaian kawasan?
3. Berapa nilai daya dukung kawasan dan daya dukung ekonomi ekowisata
mangrove Lagoi yang dapat menopang fungsi kawasan sebagai area
ekowisata demi keberlanjutan ekowisata di daerah tersebut?

3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk antara lain:
1. Menganalisis kesesuaian kawasan ekowisata mangrove Lagoi
2. Menghitung dan menganalisis daya dukung kawasan ekowisata mangrove
Lagoi
3. Menganalisis nilai ekonomi kawasan ekowisata mangrove Lagoi.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi pemerintah merupakan masukan untuk landasan pengelolaan dan
pengaturan zona wisata di ekowisata mangrove Lagoi.
2. Bagi industri pariwisata merupakan masukan dan informasi kawasan wisata
dengan objek dan daya tarik wisata yang dapat dikemas sebagai produk
wisata.
4. Bagi masyarakat merupakan wawasan yang baru untuk mengubah paradigma
eksploitasi sumber daya alam menjadi pemanfaatan secara ekonomis tanpa
mengurangi kelestarian lingkungan hidup sebagai objek penarik wisatawan.
Kerangka Alur Pikir Penelitian
Ekosistem Mangrove

Kegiatan Ekowisata

Aspek Ekologi

Aspek Ekonomi

Analisis Kesesuaian

Analisis Ekonomi

Daya Dukung
Kawasan

Nilai Ekonomi
Ekowisata
Pengelolaan Ekowisata
Mangrove

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

4

2 METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di kawasan ekowisata mangrove Lagoi
kecamatan Teluk Sebong Bintan Kepulauan Riau. Lokasi ini berjarak sekitar 50
kilometer dari kota Tanjung Pinang. Penelitian telah dilakukan pada bulan
Februari 2015, penelitian dilakukan selama satu bulan.

Gambar 2 Peta lokasi penelitian
Prosedur Analisis Data
Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi 3
kelompok dengan aspek-aspek yang diteliti antara lain:
1. Data ekologi meliputi vegetasi.
2. Data kondisi fisik lapangan meliputi kondisi umum kawasan, atraksi,
amenitas, dan aksesibilitas
3. Data ekonomi mengenai biaya perjalanan ekowisata mangrove Lagoi.

5

Tabel 1 Jenis, bentuk, sumber dan cara pengambilan data
No
1

Jenis data
Fisik kawasan
Ekologi
mangrove
Kondisi umum
kawasan wisata

Atraksi
Amenitas

Aksesibilitas

2

Ekonomi
Pengunjung

Bentuk data

Sumber data

Jenis dan
kerapatan, jumlah
biota, lebar sungai
Jenis dan jumlah
prasarana serta
kondisi kawasan,
kapasitas staf
Jenis, jumlah
sarana dan kondisi
Jenis, kondisi dan
persepsi
pengunjung
Kondisi, jenis,
serta sarana
penunjang

Survey
dan Primer
pengukuran

Pengelola dan
survey

Primer

Biaya kunjungan,
pendapatan rumah
tangga,
tingkat kepuasan,
motivasi
dan
keinginan

Pengunjung
Pengunjung

Primer
Primer

Pengunjung

Primer

Survey

Pengambilan
data

Primer,
sekunder

Pengelola dan Primer,
survey
sekunder
Pengelola dan Primer,
survey
sekunder

Analisis Vegetasi Mangrove
Prosedur sampling
Pengambilan data vegetasi mangrove dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode kombinasi antara metode garis dan metode petak contoh (Kusmana,2015).
Penentuan stasiun dilakukan secara purposive sampling (secara sengaja) mewakili
kawasan penelitian. Pengamatan mangrove menggunakan jalur transek dari arah
laut ke darat, untuk setiap stasiun hanya diambil satu jalur transek dimana pada
setiap transek terdapat 3 petak contoh.
Penentuan petak contoh menggunakan random sampling (secara acak),
petak contoh yang digunakan berukuran 10 m x 10 m digunakan untuk mengamati
tingkat pohon (diameter diatas 10 cm). Petak contoh berukuran 5 m x 5 m
digunakan untuk mengamati tingkat anakan dengan tinggi diatas 1,5 m dan
diameter kurang dari 10 cm. Petak contoh berukuran 1 m x 1 m digunakan untuk
mengamati tumbuhan tingkat semai dengan tinggi kurang dari 1,5 m. Pengamatan
dilakukan dengan cara mencatat nama-nama jenis yang terdapat pada tiap petak
contoh. Tingkat pohon dicatat jumlah individu setiap jenis, dan diameter batang,
sedangkan untuk anakan dan semai hanya dicatat jumlah individunya saja.

6

Gambar 3 Stasiun penelitan pengamatan ekologi di Ekowisata Mangrove Lagoi,
Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, 2015
Desain transek serta petak contoh dapat dilihat seperti yang terdapat pada
Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4 Desain jalur transek dan petak contoh untuk vegetasi mangrove
Keterangan:

= petak contoh untuk pohon (10 m x 10 m)
= petak contoh untuk anakan (5 m x 5 m)
= petak contoh untuk semai (1 m x 1 m)

7

Analisis data
Perhitungan komposisi jenis dan struktur vegetasi mangrove dilakukan
dengan menganalisis parameter yang mengacu pada Kusmana (2015) yaitu:
a. Kerapatan (K), dihitung dengan rumus:
Luas Keseluruhan Petak Contoh
Jumlah Total Individu
b. Kerapatan Relatif (KR), dihitung dengan rumus:
Kerapatan=

Kerapatan Relatif =

Kerapatan Suatu Jenis
x
Kerapatan Seluruh Jenis

c. Dominansi (D), dihitung dengan rumus:
Dominasi=

%

Luas Bidang Dasar Suatu Jenis
Luas Keseluruhan Petak Contoh

d. Dominansi Relatif (DR), dihitung dengan rumus:
Dominasi Relatif=

Dominasi Suatu Jenis
X 100%
Dominasi Seluruh Jenis

Analisis Kesesuaian Wisata
Pengembangan ekowisata memerlukan kesesuaian sumberdaya dengan
kriteria yang diisyaratkan, kesesuaian ini bertujuan untuk mendapatkan
karakteristik kesesuaian sumberdaya wisata, ini dapat dilihat dari aspek keindahan
alam, keamanan, keunikan sumberdaya/lingkungan, keanekaragaman biota.
Demikian halnya jika kawasan tersebut akan dijadikan sebagai kawasan ekowisata
maka perlu dianalisis dengan menggunakan rumus indeks kesesuaian wisata
bahari yang mengacu pada Yulianda et al. (2010), sebagai berikut:
��� = [





���

]�

%

Keterangan :
IKW : Indeks kesesuaian wisata
Ni
: Nilai parameter ke-i (bobot x skor)
Nmax : Nilai maksimum dari suatu kategori wisata

Kesesuaian sumberdaya pesisir dan lautan ditujukan untuk mendapatkan
kesesuaian karakteristik sumberdaya wisata. Kesesuaian karakteristik sumberdaya
dan lingkungan untuk pengembangan wisata dilihat dari aspek keindahan alam,
keamanan dan keterlindungan kawasan, keanekaragaman biota, keunikan
sumberdaya/lingkungan dan aksesbilitas.
Penentuan kesesuaian kawasan wisata bahari tidak terlepas dari bantuan
matriks kesesuaian yang disusun berdasarkan acuan kriteria kesesuaian setiap
peruntukan, adapun matriks kesesuaian yang digunakan secara lengkap disajikan
pada Tabel 2 sebagai berikut:

8

Tabel 2 Matriks kesesuaian area untuk wisata perahu mangrove Lagoi
No.

Paramater

1

Kerapatan
pohon (100
m2)
Objek
biota

2

3
4

Lebar
sungai
(m)
Jenis
spesies
mangrove

Bobot

Kisaran Kualitas Habitat
Kategori Kategori Kategori
S1
S2
TS
(skor 5)
(skor 3)
(skor 1)
.>15-25
>10-15
3

3-2

1

Yulianda
(2010)

2

45-87

87->130

Obervasi
lapangan

5

3-5

Keterangan :
Nilai Maksimum : 55
Kategori S1 : Sangat sesuai, dengan nilai IKW : 75 – 100%
Kategori S2 : Sesuai, dengan nilai IKW : 50 - 9.500.00014.250.000
>14.250.000

S1
S2

56%

85%

77%

17%

71%

>50 tahun

Gambar 7 Diagram karakteristik responden pengunjung ekowisata mangrove
Lagoi, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, 2015

19

Asal pengunjung
Kondisi aksesibilitas yang mudah dijangkau dan keindahan serta
kenyamanan kawasan dalah beberapa faktor yang menyebabkan tingginya jumlah
wisatawan. Pengunjung kawasan ekowisata mangrove lagoi didominasi
wisatawan mancanegara seperti berasal dari Asia sendiri maupun Eropa. Jika
dilihat secara garis besar pengunjung ekowisata mangrove Lagoi terbanyak adalah
berasal dari China yaitu sebesar 52% dan paling sedikit berasal dari Vietnam, hal
ini dikarenakan selain promosi juga di China sedang banyak hari libur, seperti
imlek atau biasa disebut tahun baru China.
4% 2%
China
Filipina
Inggris/Eropa
Malaysia
Singapura
Taiwan
Vietnam

23%
52%
4%
6%

9%

Gambar 8 Daerah asal wisatawan ekowisata mangrove Lagoi, Kabupaten Bintan,
Kepulauan Riau, 2015
Pola kunjungan
Berdasarkan