Efektivitas Promosi Produk Ayam Suwir “Si Kentung” Melalui Twitter

EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK AYAM SUWIR
“SI KENTUNG” MELALUI TWITTER

IRADHATIE WURINANDA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Efektivitas
Promosi Produk Ayam Suwir “Si Kentung” Melalui Twitter adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi berasal atau dikutip
dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

Iradhatie Wurinanda
NIM I34110142

ABSTRAK
IRADHATIE WURINANDA. Efektivitas Promosi Produk Ayam Suwir “Si
Kentung” Melalui Twitter. Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA
Promosi merupakan cara yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan
produk sehingga dapat memengaruhi terjadinya pembelian. Tujuan penelitian ini
adalah menganalisis aktivitas dan efektivitas promosi produk Ayam Suwir “Si
Kentung” melalui Twitter, dilihat dari perubahan sikap sasaran dengan tahap
perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), dan tindakan
(action). Penelitian menggunakan metode survei dengan didukung oleh data
kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial
Twitter efektif dalam menstimulasi perhatian, meningkatkan pengetahuan
responden akan produk yang dipasarkan, dan mengubah sikap responden dari
tahap ketertarikan (interest) ke tahap keinginan (desire). Selain itu, adanya

hubungan antara aktivitas promosi yang dilakukan melalui Twitter dengan
efektivitas promosi melalui tahapan perhatian (attention), ketertarikan (interest),
keinginan (desire), dan tindakan (action).
Kata kunci: efektivitas, promosi, twitter

ABSTRACT
IRADHATIE WURINANDA.TheEffectiveness of Ayam Suwir “Si Kentung”
Promotion Through Twitter. Supervised by ANNA FATCHIYA
In term of purchasing, promotion is the way on how the companies are able to
share their product. The goal of this project is to analyze the effectiveness of
Ayam Suwir Si Kentung’s promotion by Twitterbased on the target attitude
change with the stage of attention, interest, desire, and action. The researcher
uses the survey method supported byquantitative andqualitative data. The unit
analysis of this project is the product promotion activity in Twitter. The result
shows that twitter is an effective tool to stimulate the costumer, enhances the
costumer’s knowledge about the information of product, and changes the stage of
customer’s attitude from interest stage to desire stage. It is also found the
correlation between product promotion in twitter and its effectiveness through the
stages of attention, interest, desire, and action.
Keywords: effectiveness, promotion, twitter


EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK AYAM SUWIR
“SI KENTUNG” MELALUI TWITTER

IRADHATIE WURINANDA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi
Nama Mahasiswa

NIM

: Efektivitas Promosi Produk Ayam Suwir “Si Kentung”
Melalui Twitter
: Iradhatie Wurinanda
: I34110142

Disetujui oleh

Dr. Ir. Anna Fatchiya, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:__________________

PRAKATA


Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Efektivitas Promosi Produk Ayam Suwir “Si Kentung”
Melalui Twitter.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Anna Fatchiya,
MSi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan
selama proses penelitian, penulisan, hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga
menyampaikan hormat dan terimakasih kepada orang tua tercinta Bapak Drs.
Sahri Sutardi, MSi dan Ibu Arni Wulansari selaku orang tua serta Halfa Fadhila
selaku adik yang selalu mendoakan, mendukung, dan senantiasa melimpahkan
kasih sayangnya kepada penulis. Selain itu juga kepada pihak Ayam Suwir “Si
Kentung”, khususnya kepada pemilik usaha Kakak Toya Laraza yang membantu
penulis dalam pengumpulan data. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih
kepada sahabat-sahabat tersayang: Yunizar Sri Wulandari, Annisa Amalia
Ikhsania, Desi Rosita, dan Gina Sutanti, kemudian teman-teman SKPM 48,
teman-teman akselerasi SKPM 48, serta Divisi Jurnalistik Himasiera 2013/2014
yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama penyelesaian skripsi ini.
Semoga karya ilmiah berupa skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.


Bogor, Februari 2015

Iradhatie Wurinanda

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Promosi
Media Sosial sebagai Media Promosi
Twitter
Efektivitas Twitter sebagai Media Promosi Produk

Perilaku Konsumen
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Definisi Operasional
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu
Teknik Pemilihan Responden dan Informan
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
GAMBARAN UMUM
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Media Promosi Ayam Suwir “Si Kentung”
AKTIVITAS PROMOSI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
Aktivitas Promosi
Frekuensi Pesan
Frekuensi Feedback Pesan
Tingkat Daya Tarik Pesan
Gaya Pesan
Tingkat Keakuratan Pesan

Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Umur
Tingkat Pendidikan
Tingkat Motivasi Menggunakan Twitter

ix
ix
x
1
1
3
3
3
5
5
5
7
11
13

15
17
18
18
21
21
21
22
22
23
25
25
27
31
31
32
34
36
38
39

40
41
42
42
43

EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK AYAM SUWIR “SI KENTUNG”
Efektivitas Promosi Melalui Twitter
Attention
Interest
Desire
Action
HUBUNGAN AKTIVITAS PROMOSI DAN KARAKTERISTIK
RESPONDEN TERHADAP EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK
AYAM SUWIR “SI KENTUNG” MELALUI TWITTER
Hubungan Aktivitas Promosi dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Frekuensi Pesan dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Frekuensi Feedback Pesan dengan Efektivitas
Promosi
Hubungan Tingkat Daya Tarik Pesan dengan Efektivitas

Promosi
Hubungan Gaya Pesan dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Tingkat Keakuratan Pesan dengan Efektivitas
Promosi
Hubungan Karakteristik Responden dengan Efektivitas Promosi
PENUTUP
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

45
45
46
46
47
48

51
51
52
52
53
53
54
54
57
57
57
59
61
82

DAFTAR TABEL

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Karakteristik jenis media sosial dalam promosi produk
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan aktivitas
promosi
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
frekuensi pesan melalui akun Twitter @AymSuwirKentung
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
frekuensifeedback pesan melalui akun Twitter @AymSuwirKentung
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
tingkat daya tarik pesan melalui akun Twitter @AymSuwirKentung
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
gaya pesan melalui akun Twitter @aymsuwirkentung
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator
tingkat keakuratan pesan melalui akun Twitter @AymSuwirKentung
Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik
Jumlah dan persentase responden produk Ayam Suwir “Si Kentung”
dalam mencapai tahap AIDA
Rataan skor penilaian responden terhadap indikator-indikator pada
tahap attention
Rataan skor penilaian responden terhadap indikator-indikator pada
tahap interest
Rataan skor penilaian responden terhadap indikator-indikator pada
tahap desire
Rataan skor penilaian responden terhadap indikator-indikator pada
tahap action
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara aktivitas promosi
dengan efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara karakteristik
responden dengan efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi Chi-Square dan signifikansi antara karakteristik
responden dengan efektivitas promosi (AIDA)

8
31
33
35
36
38
39
41
45
46
47
48
49
51
55
55

DAFTAR GAMBAR

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kerangka analisis
Logo produk Ayam Suwir “Si Kentung”
Tampilan akun twitter @AymSuwirKentung
Contoh tweet promosi @AymSuwirKentung
Tweet sapaan ke followers
@AymSuwirKentung membalas mention
Kemasan dan logo produk Ayam Suwir “Si Kentung”
Tweet yang disertai oleh gambar produk
Tampilan bio pada akun @AymSuwirKentung

17
25
27
28
33
35
37
39
40

DAFTAR LAMPIRAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Denah lokasi Gerai Penjualan produk Ayam Suwir “Si Kentung”
Jadwal kegiatan penelitian
Daftar responden
Kuesioner penelitian
Pedoman wawancara informan
Hasil uji statistik Rank Spearman
Hasil uji statistik Chi-square
Dokumentasi penelitian

62
63
64
67
74
75
79
80

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena mayoritas mata
pencaharian penduduknya adalah melakukan kegiatan bercocok tanam. Pertanian
dalam arti luas tidak hanya bergerak pada kegiatan bercocok tanam saja, tetapi
juga mencakup pertanian tanaman, perkebunan, perikanan, peternakan, dan
kehutanan. Kementerian Pertanian RI membagi pertanian menjadi beberapa sub
sektor, yang meliputi sub sektor tanaman pangan, sub sektor hortikultura, sub
sektor perkebunan, dan sub sektor peternakan. Usaha pada sub sektor peternakan
menjadi salah satu sub sektor yang potensial untuk dikembangkan saat ini.
Tingkat kebutuhan yang tinggi untuk mengonsumsi protein menyebabkan hasil
dari komoditas peternakan dibutuhkan oleh banyak orang. Berdasarkan kondisi
tersebut, muncul berbagai macam bentuk pengolahan pada komoditas peternakan
sehingga menghasilkan produk yang memiliki nilai lebih. Pengolahan produk
berbasis peternakan kemudian menjadi sebuah pengembangan usaha yang bernilai
ekonomis.
Hasil komoditas peternakan yang sebagian besar merupakan bahan baku
pembuatan makanan kemudian dimanfaatkan oleh pelaku usaha di bidang kuliner.
Pelaku usaha di bidang kuliner sebagian besar masih mengelola usaha di sektor
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Usaha yang berorientasi pada
sumber daya lokal tersebut sering mengalami kendala yang berhubungan dengan
keuangan maupun pada pemasaran produk yang diproduksi. Menurut Sunyoto
(2013) kendala-kendala pemasaran yang dialami oleh pelaku usaha selanjutnya
dapat diatasi dengan melakukan suatu strategi pemasaran untuk menarik
konsumen dalam melakukan pembelian produk. Selain itu, kemunculan suatu
inovasi dan kreativitas seorang produsen dalam menciptakan suatu produk yang
baru juga menjadi salah satu faktor yang dapat menarik minat pembelian
konsumen.
Salah satu komoditas peternakan yang mudah dan sering diolah menjadi
makanan adalah ayam. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dirilis oleh
Kementerian Pertanian pada tahun 2013, konsumsi rata-rata per kapita setahun
pada komoditas ayam ras di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar 3,650 kg
per kapita/tahun. Berdasarkan data tersebut, konsumsi daging ayam ras di
Indonesia sejak tahun 2009 hingga 2013 mengalami rata-rata pertumbuhan
sebesar 4,60 persen. Peningkatan konsumsi ayam menyebabkan jumlah peternak
ayam semakin bertambah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS),
jumlah perusahaan ayam pedaging menurut kegiatan utama pada tahun 2012
mencapai 184 perusahaan. Jumlah tersebut mengalami peningkatan karena pada
tahun sebelumnya, yaitu 2011 hanya berjumlah 159 perusahaan. Kondisi
demikian membuat hasil ayam pedaging masih menjadi primadona sebagai
komoditas peternakan unggas yang potensial di pasaran.
Pengolahan ayam saat ini semakin bervariasi sehingga menghasilkan
berbagai macam produk olahan yang menarik. Salah satu pengolahan ayam
tersebut adalah dengan cara disuwir dan dimasak dengan resep rempah pilihan
khas Indonesia. Ayam Suwir “Si Kentung” merupakan salah satu bentuk inovasi

2

olahan ayam yang praktis untuk dikonsumsi sebagai makanan siap saji.
Tersedianya dua varian rasa menjadi ciri khas yang unik dalam menarik
konsumen untuk mengonsumsi olahan ayam tersebut. Inovasi pengolahan ayam
dalam bentuk ayam suwir menjadi salah satu alternatif dan solusi bagi konsumen
yang tidak sempat memasak.
Pemasaran produk Ayam Suwir “Si Kentung” sebagai bentuk usaha kecil
di bidang kuliner memerlukan suatu promosi yang dilakukan melalui kegiatan
komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran dilakukan melalui bauran
pemasaran yang menurut Kotler (2003) terdiri atas product, price, promotion, dan
place atau sering dikenal dengan 4P. Hubungan konsumen dengan upaya
komunikasi terjadi dalam suatu bauran yang digunakan untuk mengkoordinasikan
pesan dan media yang berbeda untuk suatu produk agar konsumen dapat
menerima arus pesan yang konsisten dan rasional pada waktu yang tepat.
Kegiatan promosi sebagai salah satu strategi bertujuan untuk membantu
produsen dalam mengenalkan suatu produk tertentu kepada masyarakat luas.
Namun, unit usaha Ayam Suwir “Si Kentung” yang merupakan usaha kecil
tentunya tidak memiliki banyak biaya untuk keperluan promosi. Biaya promosi
yang mahal dapat menghambat pemasaran suatu produk olahan ayam. Cara-cara
konvensional, seperti promosi melalui banner, leaflet, brosur, dan lain sebagainya
memerlukan biaya percetakan yang relatif besar. Selain itu, cara tersebut kurang
dapat menjangkau khalayak yang luas dan membutuhkan proses yang lama
sehingga kurang efektif.
Penggunaan internet sebagai media hibrida untuk berkomunikasi menjadi
peluang bagi pelaku usaha dengan memanfaatkan media sosial sebagai media
promosi. Adapun menurut Caroline (2013) media sosial yang sering digunakan
sebagai media promosi saat ini adalah Facebook, Twitter, dan Instagram. Saat ini,
Twitter merupakan salah satu media sosial yang banyak digunakan oleh produsen
dalam upaya kegiatan promosi produk. Penggunaan media sosial tersebut
belakangan menjadi banyak diminati oleh masyarakat sebagai sarana untuk
berkomunikasi. Tercatat hingga tahun 2013 pengguna Twitter di Indonesia
berdasarkan data dari PT Bakrie Telecom yang dirilis oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika mencapai 19,5 juta akun. Penggunaan Twitter begitu
populer karena pesan yang digunakan singkat sehingga pengguna dapat langsung
membaca inti pesan yang ingin disampaikan. Selain itu, dengan menggunakan
Twitter pesan menjadi cepat disampaikan dan praktis diakses melalui smartphone
sehingga khalayak luas mudah untuk menggunakannya.
Sejak awal pendiriannya, Ayam Suwir “Si Kentung” menjadikan Twitter
sebagai media promosi utama. Promosi dengan memanfaatkan media sosial
Twitter tersebut telah meningkatkan pemasaran produk Ayam Suwir “Si Kentung”
karena dapat meningkatkan omset penjualan dari pasar yang lebih luas hingga ke
luar kota. Media sosial Twitter digunakan oleh Ayam Suwir “Si Kentung” sebagai
media untuk melakukan aktivitas promosi. Aktivitas promosi yang dilakukan
melalui media sosial Twitter berisi pesan yang terkait dengan informasi-informasi
produk, proses pemesanan produk, lokasi penjualan, contact person, kuis,
informasi diskon, informasi pameran, hingga menampung aspirasi dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pengikut akun (followers) melalui fitur
mention yang disediakan. Aktivitas promosi melalui media sosial merupakan
salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang dapat mengubah sikap konsumen

3

dari mulai mengetahui produk hingga melakukan pembelian. Kemampuan suatu
pesan untuk menciptakan perubahan sikap konsumen tersebut kemudian menjadi
acuan untuk menilai efektivitas promosi produk menggunakan Twitter. Oleh
karena itu, berdasarkan uraian di atas, maka hubungan aktivitas promosi dengan
efektivitas promosi produk Ayam Suwir “Si Kentung” relevan untuk diteliti lebih
lanjut.

Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas promosi dan karakteristik responden pada produk
Ayam Suwir “Si Kentung”?
2. Bagaimana efektivitas promosi produk Ayam Suwir “Si Kentung” melalui
Twitter?
3. Bagaimana hubungan antara aktivitas promosi dan karakteristik responden
dengan efektivitas promosi produk Ayam Suwir “Si Kentung” melalui
Twitter?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Menganalisis aktivitas promosi dan karakteristik responden produk Ayam
Suwir “Si Kentung”.
2. Menganalisis efektivitas promosi produk Ayam Suwir “Si Kentung” yang
dilakukan melalui Twitter.
3. Menganalisis hubungan antara aktivitas promosi dan karakteristik
responden dengan efektivitas promosi produk Ayam Suwir ”Si Kentung”
melalui Twitter.
Kegunaan Penelitian
Secara lebih khusus, penelitian ini memiliki kegunaan bagi beberapa
pihak, yakni:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan komunikasi
bisnis. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperbaiki
kelemahan-kelemahan dari penelitian ini.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan oleh pelaku usaha Ayam Suwir ”Si Kentung” dalam rangka
memperbaiki kinerja promosi, khususnya melalui Twitter.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
masyarakat untuk mengenal produk Ayam Suwir “Si Kentung” sehingga
masyarakat tertarik untuk mencoba dan membeli produk tersebut.

PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Promosi
Kajian pemasaran dikenal dalam istilah bauran pemasaran yang terdiri dari
product, price, promotion, dan place atau sering dikenal dengan 4P. Product
berkaitan dengan customer solution, price berkaitan dengan costumer cost, place
berkaitan
dengan
convenience,
dan
promotionberhubungan
dengan
communication. Penjelasan mengenai 4P kemudian dipaparkan sebagai berikut.
Produk (product) merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh
seorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.
Selanjutnya, harga (price) adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen
untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
belum terputuskan. Ketiga adalah distribusi (place) yang merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan
dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat di
manapun berada. Bauran yang terakhir adalah promosi (promotion), yaitu
kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk
menginformasikan, membujuk, memengaruhi, dan mengingatkan konsumen agar
membeli produk yang dihasilkan.
Pelaku usaha produk olahan pertanian dalam menjalankan bisnis
mempertimbangkan aspek-aspek yang terdapat pada bauran pemasaran. Salah satu
aspek yang menjadi titik fokus pada penelitian-penelitian sebelumnya adalah
promosi (promotion). Menurut Kotler (2003) promosi adalah bagian dari
komunikasi yang terdiri atas pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk
menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan
berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan
terhadap produk atau jasa. Pendapat lain dikemukakan oleh Tjiptono (2001) yang
menyatakan bahwa promosi pada hakekatnya adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran dengan cara menyebar informasi, memengaruhi atau membujuk, dan
mengingatkan pasar sasaran dan produknya agar bersedia menerima, membeli,
dan loyal pada produk yang ditawarkan. Sementara itu, menurut Swastha dan
Irawan seperti dikutip oleh Sunyoto (2013) mendefinisikan promosi sebagai arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Tujuan promosi menurut Alma (2002) adalah memberi informasi, menarik
perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Produk
olahan menjadi salah satu potensi bisnis yang memerlukan promosi penjualan
yang efektif sehingga dapat menarik minat konsumen. Tjiptono (2001)
menyebutkan ada enam tujuan utama promosi sebagai efek dari komunikasi,
yaitu:
1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap kebutuhan
2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman produk kepada konsumen
3. Mendorong pemilihan terhadap produk
4. Membujuk pelanggan untuk membeli produk

6

5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain
6. Menanamkan citra produk dan perusahaan
Kegiatan promosi produk olahan seperti yang diungkapkan sebelumnya
tidak terlepas dari kegiatan atau aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh
produsen hingga sampai kepada konsumen. Proses komunikasi ini termasuk
dalam komunikasi pemasaran. Shimp (2003) menyatakan bahwa komunikasi
pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran
merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti
yang disebarluaskan kepada pelanggan. Sementara itu, konsep yang sering
digunakan untuk menyampaikan pesan dalam komunikasi pemasaran dikenal
dengan bauran promosi (promotional mix).
Bentuk promosi yang sering digunakan adalah promosi penjualan.
Promosi penjualan menurut Kusumastuti (2009) merupakan upaya pemasaran
yang bersifat media dan nonmedia untuk merangsang coba-coba dari konsumen,
meningkatkan permintaan dari konsumen, atau untuk memperbaiki kualitas
produk. Definisi promosi penjualan dilakukan dalam jangka pendek. Hal tersebut
karena jika dilakukan terus-menerus sepanjang tahun akan menimbulkan kerugian
bagi pemasar. Akibat lainnya, yaitu konsumen tidak akan lagi mampu
membedakan periode promosi penjualan sehingga hasilnya juga tidak efektif.
Sebagai salah satu bagian dari bauran promosi, promosi penjualan
seharusnya diintegrasikan ke dalam perencanaan strategi perusahaan bersama
dengan periklanan, penjualan tatap muka, dan hubungan masyarakat. Promosi
penjualan dapat dirancang untuk memperkenalkan produk baru dan juga
dimanfaatkan dalam membangun merek dengan penguatan pesan iklan dan citra
perusahaan. Promosi penjualan juga mampu mendorong konsumen dengan segera
untuk melakukan pembelian. Secara umum Kusumastuti (2009) menyatakan ada
tiga tujuan dari promosi penjualan, yaitu:
1. Merangsang permintaan oleh pengguna industri atau konsumen rumah tangga.
2. Memperbaiki kinerja pemasaran dan penjual kembali.
3. Sebagai suplemen periklanan, penjualan tatap muka, hubungan masyarakat,
dan pemasaran langsung.
Secara spesifik, promosi penjualan memiliki tujuan yang hampir sama
dengan periklanan, yaitu agar konsumen terdorong mencoba penggunaan produk,
mendorong peningkatan pengeluaran sepanjang masa liburan, dan mendorong
konsumen yang sudah ada agar menggunakan produk lebih sering lagi. Promosi
penjualan memiliki keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan alat promosi
lainnya. Salah satu perbedaan promosi penjualan dengan periklanan adalah
promosi penjualan lebih menitikberatkan pada metode untuk menarik dan
menambah nilai produk atau jasa yang dijual. Lebih lanjut Kusumastuti (2009)
menyatakan bahwa promosi penjualan lebih menitikberatkan pada bagaimana
menciptakan tindakan yang segera, terutama bagaimana menghasilkan penjualan
yang tinggi dalam jangka pendek. Selain itu, promosi penjualan lebih banyak
menggunakan daya tarik rasional untuk membangun persepsi mengenai produk
dan jasa yang ditawarkan. Tipe-tipe promosi penjualan diungkapkan oleh
Kusumastuti (2009) meliputi promosi penjualan bagi konsumen akhir, potongan
harga, kupon, lomba dan undian, program berkelanjutan, pemberian premium,
rabat, periklanan khusus, sampel gratis, promosi penjualan bagi penjual kembali,
point of purchase displays, pameran dagang, push money, serta trade deal.

7

Media Sosial sebagai Media Promosi
Media sosial sebagai media promosi produk olahan pertanian yang
digunakan oleh pelaku usaha merupakan suatu bentuk pembaharuan media yang
digunakan di era globalisasi saat ini. Peran media sosial dalam memasarkan
produk mencakup seluruh teknik bauran komunikasi pemasaran yang dapat
diimplementasikan pelaku usaha dalam kegiatan pemasaran. Menurut Richter dan
Koch seperti dikutip oleh Santoso (2012) media sosial diartikan sebagai aplikasi
online, sarana, dan media yang ditujukan untuk memfasilitasi interaksi,
kolaborasi, dan sharing materi. Sementara itu, Santoso (2012) menyatakan bahwa
media sosial merupakan media untuk interaksi sosial dengan menggunakan teknik
penerbitan yang mudah diakses dan terukur. Media sosial menggunakan teknologi
berbasis web untuk mengaktifkan komunikasi ke dialog yang interaktif.
Kotler dan Keller (2009) lebih lanjut menerangkan bahwa media sosial
merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi teks, gambar, audio, dan video
informasi dengan satu sama lain dan dengan perusahaan atau sebaliknya. Media
sosial yang digunakan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya adalah Twitter,
Facebook, Blog, dan Website. Jenis media sosial tersebut dapat memfasilitasi
produsen dan konsumen untuk saling berbagi pesan dalam bentuk tulisan, gambar,
bahkan audio ataupun video dengan komunikasi dua arah. Media sosial menurut
Kotler dan Keller (2009) terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Online Communities and Forums
Online communities and forums dibentuk oleh konsumen dan sekelompok
konsumen tanpa adanya pengaruh iklan dan afiliasi perusahaan atau
mendapatkan dukungan dari perusahaan. Anggota yang tergabung dalam
online communities dapat berkomunikasi dengan perusahaan dan satu anggota
lainnya melalui posting, instant messaging, dan chat discussion tentang minat
khusus yang berhubungan dengan produk dan merek.
2. Blog-gers
Blog merupakan catatan jurnal onlineyang diperbarui secara berkala dan
merupakan saluran yang penting bagi Word of Mouth.
3. Social Networks
Social networks merupakan kekuatan yang penting dalam kegiatan pemasaran
baik bussiness to customer dan bussiness to bussiness. Social networks dapat
berupa situs jejaring sosial, seperti Facebook, MySpace, Linkedln, dan Twitter.
Beragam jenis media sosial yang ada tersebut memunculkan social media
marketing yang merupakan upaya menggunakan media sosial guna membujuk
konsumen suatu perusahaan untuk menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan. Menurut Santoso (2012) social media marketing merupakan
pemasaran yang menggunakan komunitas-komunitas online, jejaring sosial, blog
pemasaran, dan lainnya.
Setiap media sosial memiliki karakteristik tersendiri untuk melakukan
kegiatan promosi produk kepada pelanggan. Berikut Tabel 1 merupakan
perbandingan karakteristik media sosial berdasarkan dari beberapa penelitian
mengenai media sosial yang telah dilakukan sebelumnya dalam pemanfaatan
sebagai media promosi produk.

8

Tabel 1 Karakteristik jenis media sosial dalam promosi produk
No.

Jenis Media
Sosial

Karaktersitik Media Sosial
-

1.

Facebook
-

2.

Twitter

-

3.

Website

-

4.

Instagram

-

Dilengkapi dengan fasilitas berbagi pesan teks, foto, audio,
dan video
Menyediakan wadah untuk berkomunikasi langsung melalui
wall, chat rooms, message dan membentuk group tertentu
dengan member yang diundang ke dalam group
Untuk berkomunikasi secara interaktif antar pengguna harus
saling menerima permintaan friend request terlebih dahulu
Penyebaran informasi cenderung cepat
Terhubung dengan berbagai akun yang terdaftar dalam
Twitter
Dilengkapi dengan fasilitas berbagi foto dan video yang
dapat dilihat oleh khalayak luas
Memiliki jumlah karakter sebanyak 140 untuk setiap tweet
Agar dapat berinteraksi dengan baik sebaiknya salingfollow
satu sama lain
Penyebaran informasi cenderung cepat
Dapat diakses oleh setiap orang
Dilengkapi dengan fasilitas berbagi pesan, foto, audio, dan
video
Memuat informasi secara lengkap dan detail
Memuat iklan-iklan dalam format banner, sponsorship,
pop-up, link, webcasting, dll
Dapat menarik perhatian dengan design web yang menarik
Dimanfaatkan sebagai sarana pemesanan produk
Media sosial dengan fasilitas upload foto dan video
Menguntungkan konsumen karena dapat melihat secara
langsung produk yang ditawarkan
Memuat informasi secara lengkap melalui caption yang
diberikan pelaku usaha
Fasilitas Hashtag (tanda pagar) untuk memudahkan
konsumen mencari tahu produk yang diinginkan

Melalui media sosial yang berbasis internet, kelima teknik bauran promosi
yang mencakup iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling),
promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public
relation and publicity), dan pemasaran langsung (direct selling)dapat
diimplementasikan dalam pemasaran produk olahan.
a. Iklan (advertising)
Melalui media sosial para pelaku usaha produk olahan pertanian dapat
menyebarkan informasi secara rinci mengenai produk yang dipasarkannya.
Pengguna media sosial dapat melihat apa yang ditawarkan suatu perusahaan,
baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri dengan mudah, cepat, dan
murah.
Iklan melalui media sosial telah dilakukan oleh pelaku usaha pada penelitian
sebelumnya, salah satunya adalah pada penelitian Riyantoro dan Harmoni
(2013) yang berjudul Efektivitas Iklan Melalui Jejaring Sosial sebagai Salah
Satu Strategi Pemasaran Kripik Pedas Maicih. Berdasarkan penelitian tersebut,
iklan melalui media internet cukup efektif karena iklan yang ditampilkan

9

memiliki dampak positif yang diterima dengan baik oleh konsumen. Pada
produk olahan pertanian yang memanfaatkan media internet sebagai tempat
untuk melakukan kegiatan advertising, pelaku usaha dapat mengambil manfaat
dengan menggunakan media sosial sebagai media penyebaran informasi,
menciptakan kesadaran terhadap suatu produk, menciptakan persepsi,
percobaan produk, meningkatkan pelayanan, dan meningkatkan distribusi
(Morissan 2010).
b. Penjualan tatap muka (personal selling)
Situs web internet dapat menggantikan posisi tenaga penjual (sales person)
sehingga dapat menghemat anggaran. Metode penjualan secara personal
(personal selling) membutuhkan banyak tenaga manusia sehingga memerlukan
biaya lebih besar, namun sayangnya memiliki jangkauan terbatas dibandingkan
dengan sebuah situs web di internet (Morissan 2010).
Pada hasil penelitian sebelumnya, beberapa pelaku usaha telah memasarkan
produknya melalui situs website sebagai pengganti cara konvensional.
Penelitian Fristanto (2014) mengungkapkan bahwa penggunaan website adalah
sebagai media pemesanan produk secara online sehingga memudahkan
pelanggan baik dari dalam kota maupun luar kota untuk memesan produk yang
ditawarkan tersebut. Pemanfaatan media ini dapat digunakan oleh pelaku usaha
produk olahan pertanian, terutama bagi mereka yang memiliki kendala dalam
mengembangkan pemasaran produknya. Terlebih bagi pelaku usaha produk
olahan pertanian yang berada di daerah yang sulit untuk dijangkau jika
mengandalkan penjualan tatap muka.
Melalui website suatu perusahaan dapat melakukan tindak lanjut, khususnya
kepada pengguna internet yang telah mengunjungi website mereka. Mereka
yang telah mengunjungi suatu situs web untuk mencari informasi mengenai
suatu produk merupakan target konsumen potensial bagi tenaga penjualan
suatu perusahaan.
c. Promosi penjualan (sales promotion)
Salah satu tujuan utama suatu situs web adalah menarik pengguna internet
untuk kembali mengunjungi situs web bersangkutan. Saat menjalankan suatu
strategi pemasaran, pelaku usaha produk olahan pertanian menggunakan
metode promosi penjualan (sales promotion) untuk menarik pengguna internet
agar mengunjungi akun media sosial yang digunakan atau website mereka.
Pengguna internet yang melakukan kunjungan lebih dari satu kali menjadi
indikator untuk mengukur jumlah audiensi yang dimiliki oleh suatu situs. Cara
yang dapat dilakukan, misalnya dengan memberikan undian berhadiah,
potongan harga, kuis dan pemberian kupon bagi pengguna internet yang sering
mengunjungi situs website, sering melakukan interaksi di media sosial tertentu
ataupun sering berkunjung dan membeli produk yang dipasarkan melalui
media sosial. Hal ini akan menambah efektivitas media sosial sebagai media
promosi produk olahan pertanian dengan semakin banyak dan seringnya
frekuensi pelanggan dalam mengakses situs atau web dari produk yang
bersangkutan.
d. Hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity)
Internet adalah media yang bermanfaat untuk melaksanakan kegiatan
kehumasan. Penelitian yang dilakukan oleh Anggrahini (2014) menyatakan
bahwa media sosial Facebook dan Twitter digunakan sebagai media public

10

relation dengan khalayak pengguna internet. Kegiatan kehumasan dilakukan
untuk menjaga citra suatu usaha di mata khalayak.
Usaha dalam menjaga citra dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi
interaktif dengan pelanggan. Pelaku usaha yang memanfaatkan media sosial
menggunakan admin untuk menjalankan komunikasi melalui media tersebut.
komunikasi berlangsung secara dua arah sehingga membentuk perusahaan
dalam membangun hubungan merek yang lebih kuat dengan konsumen,
karyawan, serta berbagai stakeholder lainnya. Seorang admin akan bertugas
untuk membalas segala keluh kesah pelanggan setelah mengonsumsi atau
memakai suatu produk. Selain itu, admin juga bertugas untuk memberikan
informasi terbaru mengenai suatu produk yang harus terus di-posting melalui
suatu media sosial.
Melalui media sosial seorang pelanggan atau konsumen dapat mengutarakan
secara langsung kepuasannya terhadap suatu produk. Hal ini tentu penting
untuk pelaku usaha produk olahan pertanian yang usahanya masih berskala
kecil, yaitu untuk membangun citra positif di mata masyarakat. Kegiatan
kehumasan melalui media sosial dapat memengaruhi persepsi pelanggan akan
suatu produk. Semakin baik sistem kehumasan yang diberlakukan suatu usaha
maka semakin banyak orang yang tertarik dalam membeli produk tersebut
e. Pemasaran langsung (direct selling)
Saat ini internet telah banyak digunakan sebagai salah satu instrumen dalam
mendukung kegiatan pemasaran langsung (direct selling). Hal tersebut
disebabkan metode pemasaran langsung konvensional, seperti mengirim surat
telah pula diterapkan pada internet dengan menggunakan e-mail (Morissan
2010). Selain itu, dikenal pula istilah e-commerce yang merupakan kegiatan
penjualan produk secara langsung kepada konsumen melalui internet.
Pelaku usaha produk olahan pertanian mengembangkan usahanya melalui
fasilitas internet, seperti media sosial Facebook dan Website. Melalui jaringan
internet tersebut biaya-biaya dapat ditekan secara efektif. Pengelolaan situs
pada media sosial kini juga semakin lengkap dengan adanya tampilan grafis,
chat rooms, suara (audio), animasi, dan video sehingga media sosial tersebut
tidak saja sekadar informasi.
E-commerce selanjutnya merupakan istilah dari penjualan produk secara
online. Cara ini merupakan pembaruan dari teknik pemasaran langsung yang
sebelumnya dilakukan secara konvensional. Penggunaan e-commerce ini
dilakukan dengan alasan dapat menjangkau khalayak luas, bahkan hingga
seluruh dunia, dapat melakukan komunikasi interaktif dengan biaya yang
efisien, menjangkau target konsumen tertentu, mudah menyampaikan
perubahan informasi, akses 24 jam sehingga dapat meningkatkan pelayanan,
mendapat umpan balik segera dari konsumen, serta merupakan saluran
distribusi alternatif.
Kegiatan komunikasi pemasaran produk olahan pertanian selain dengan
menggunakan bauran promosi juga membutuhkan strategi pemasaran lain untuk
mendukung pemasaran yang lebih efektif. Kotler dan Keller (2009) mengatakan
untuk mencapai tujuan perusahaan dapat menggunakan alat bantu yang
dinamakan marketing communication mix. Terdapat delapan model komunikasi,
yaitu advertising(iklan), sales promotion(promosi penjualan), event and
experience(acara dan pengalaman), public relation and publicity(hubungan

11

masyarakat dan publisitas), direct marketing(pemasaran langsung), interactive
marketing(pemasaran interaktif), word of mouth marketing(pemasaran dari mulut
ke mulut), dan personal seling(penjualan personal).
Model komunikasi yang terkait dengan penggunaan media sosial dalam
hal mempromosikan produk olahan pertanian adalah interactive marketing.
Definisi dari interactive marketing menurut Kotler dan Keller (2009) adalah
aktivitas online dan program yang didesain untuk mendekati customer yang
memiliki prospek baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
meningkatkan awareness, meningkatkan minat, dan memperoleh produk dan jasa.
Aktivitas online dilakukan melalui media sosial dengan mengirimkan
pesan-pesan dan feedback menggunakan kemampuan daya tarik pesanuntuk
memicu khalayak. Berdasarkan review penelitian sebelumnya, sebagian besar
pelaku usaha melakukan aktivitas online dengan memanfaatkan peran Twitter,
Facebook, dan Website. Alasan penggunaan media sosial tersebut karena
ketiganya dinilai memiliki pengguna aktif yang banyak dari berbagai kalangan
dan mudah dalam mengoperasikannya. Melalui media sosial tersebut pelaku usaha
dapat memberikan daya tarik pesan dan frekuensi penyajian yang intens sehingga
komunikasi dengan pelanggan dapat berjalan dengan baik dan interaktif. Adapun
peran komunikasi dalam transaksi pertukaran yang diungkapkan oleh Kusumastuti
(2009) adalah sebagai berikut:
1. Memberi informasi dan membuat konsumen menyadari keberadaan produk
yang ditawarkan.
2. Mengingatkan konsumen tentang keberadaan produk.
3. Membujuk konsumen (pelanggan) dan konsumen potensial untuk melakukan
pembelian.
4. Menunjukkan perbedaan (differentiating) produk yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan dengan perusahaan lain.
5. Menghantarkan nilai-nilai sosial pada masyarakat.
Peran komunikasi dalam transaksi pertukaran dapat dilihat dari hasil
penelitian Riyantoro dan Harmoni (2013) mengenai Efektivitas Iklan Melalui
Jejaring Sosial sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih. Pada
penelitian tersebut fungsi komunikasi dalam transaksi pertukaran yang dilakukan
melalui jejaring sosial adalah untuk memberi informasi dan membuat konsumen
menyadari keberadaan produk yang ditawarkan melalui iklan. Selain itu,
berfungsi juga dalam membujuk konsumen potensial untuk melakukan pembelian
yang ditandai oleh respon positif konsumen terhadap iklan yang diberikan
tersebut.

Twitter
Twitter merupakan salah satu jenis media sosial yang menyediakan
layanan jejaring sosial dan microblogging (blogging ringkas). Para pengguna
memakai Twitter untuk berkirim pesan dan membaca pesan yang tidak lebih dari
140 karakter. Istilah yang digunakan untuk mengirimkan pesan disebut tweet.
Mengingat pesan yang dikirim Twitter sangat dibatasi, tak jarang media sosial ini
disebut sebagai SMS Internet. Banyaknya pengguna Twitter menjadi bukti bahwa
media sosial ini menjadi tempat yang kaya dalam bersosialisasi dan juga menjadi

12

ladang bisnis online yang menjanjikan. Menurut penelitian Siregar (2012) terdapat
empat faktor yang menyebabkan Twitter mampu menyedot perhatian para
pengguna internet, diantaranya:
1. Keringkasan dan keterbatasan karakter pesan yang dipublikasikan pada Twitter
(140 karakter) sehingga pesan mudah dilihat dan disebarkan.
2. Informasi bebas sehingga informasi apapun yang terlintas bebas mengalir dan
sifatnya spontan, apa adanya, bahkan personal. Berdasarkan banyak kasus,
pengguna Twitter lebih jujur dan kejujuran penting untuk nilai akurasi bisnis.
3. Komunitas terbuka. Artinya, yaitu hampir tidak ada pembatas untuk
mengamati bahkan bersosialisasi dengan semua orang yang tergabung pada
Twitter.
4. Jejaring sosial yang membangun gudang data. Hal ini karena berbagai
informasi yang disebarkan lama-kelamaan akan membentuk suatu pola yang
juga menjadi informasi berbasis kekuatan massa yang menjelaskan minat dan
trend.
Berdasarkan keempat faktor yang memengaruhi Twitter tersebut,
karakteristik Twitter dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama adalah
keakuratan informasi yang menyangkut dengan faktor informasi bebas dan
terbuka pada Twitter. Kedua, adalah gaya pesan yang menyangkut keringkasan
dan keterbatasan pesan serta pola informasi yang dibentuk. Twitter memiliki porsi
besar karena didasari oleh faktor-faktor psikologis yang membentuk pola. Polapola ini menjadikan Twitter sebagai pilihan berbisnis yang mendasari strategi
bisnis penggunaan lebih lanjut. Alasan-alasan tersebut diantaranya iklan murah,
media promosi, info bisnis ringkas, akses pada tempat berkumpulnya pengguna
online, menjadi tempat bersosialisasi, daya sebar tidak terbatas, dekat dengan
calon konsumen, dan konsumen potensial (Sulianta 2011). Sementara itu,Caroline
(2013) menyatakan bahwa kesederhanaan dan fleksibilitas Twittermenjadi sebuah
alat pemasaran yang sangat powerful untuk bisnis online maupun toko online.
Berikut ini adalah manfaat Twitter:
1. Twitter dapat menciptakan sebuah komunitas.
Twitter terdiri dari masyarakat yang saling berbagi informasi di dalam
komunitasnya, contohnya jika menyukai tips-tipskecantikan kita bisa
mengikuti akun-akun kewanitaan atau kecantikan. Oleh karena itu, Twitter
memiliki kekuatan untuk membuat sebuah komunitas.
2. Twitter dapat menggerakkan massa atau komunitas.
Sebuah tweet terkadang mampu menggerakkan ribuan orang untuk melakukan
sesuatu. Bahkan, hal tersebut sudah menjadi bisnis tersendiri saat ini. Sebuah
brand bisa saja menyewa seorang pengguna untuk mempromosikan produkproduk mereka dengan kompensasi harga yang cukup menakjubkan. Profesi ini
sering disebut sebagai buzzer.
3. Twitter bersifat realtime.
Saat ini masyarakat tidak lagi mendengar atau melihat siaran berita
konvensional melalui televisi. Mereka lebih suka memperbaharui berita lewat
Twitter. Mengingat penggunaan smartphone yang tidak pernah lepas dari
genggaman tangan sang pemiliknya, kini semua orang dapat mengikuti update
berita terbaru melalui Twitter.
4. Menciptakan personal brand.

13

Branding merupakan cara membuat diri atau merek kita lebih mudah diingat
dan akan terus melekat dalam pikiran orang-orang. Sementara itu, personal
branding adalah semua hal tentang persepsi dan apa yang telah orang-orang
asosiasikan terhadap diri kita.
5. Meningkatkan pelayanan dan komunikasi dengan konsumen
Beberapa perusahaan pemilik brand ternama di Indonesia sudah menggunakan
Twitter sebagai fasilitas untuk berdialog dengan pelanggan, seperti untuk
menanggapi klaim dan komplain, memberikan teaser akan peluncuran produk
baru, mengadakan kuis, dan lain-lain.
Berdasarkan manfaat penggunaan Twitter di atas, lebih lanjut Caroline
(2013) menjelaskan beberapa tips dalam memanfaatkan Twitter secara maksimal
untuk bisnis online. Beberapa tips tersebut diantaranya:
1. Berbagi ilmu dan tips
Selain menawarkan dagangan, produsen sebaiknya juga berbagi manfaat
dengan para followers melalui tips-tips sederhana. Mengingat jumlah karakter
dalam satu tweet hanya 140 karakter maka seorang admin harus pintar
merangkai kalimat sehingga tips tidak terlalu panjang dan tetap informatif.
2. Berinteraksi dengan followers
Lakukan dialog dengan followers. Berikan respon pada setiapmention yang
masuk. Retweet-lah (melakukan pengulangan tweet) pada sesuatu yang
menarik dari following, namun tidak berlebihan juga. Lebih baik mempunyai
followers sedikit tetapi berinteraksi dengan intens dan menjadi pelanggan
produk yang loyal, dibandingkan dengan banyak followers tetapi tidak terjadi
interaksi sama sekali.
3. Hindari tanda baca yang berlebihan.
Sebaiknya hindari tanda baca yang berlebihan, terutama ketika sedang
melakukan suatu promosi. Pilih bahasa yang lugas, ringan, namun tetap
sederhana dan profesional.
4. Gunakan strategi dan scheduler
Aktivitas promosi menggunakan jadwal yang konsisten untuk melakukan
tweet. Sisihkan hari-hari tertentu untuk tweet spesial.
5. Amati timeline
Biarpun Twitter terkesan selalu aktif, namun tetap mempunyai waktu-waktu
tertentu yang ramai dan sepi. Hal ini hanya bisa diamati secara langsung.
biasanya waktu-waktu ramai orang membaca tweet adalah pagi sekitar pukul
08.00-09.00 sebelum mulai bekerja, siang pukul 12.00-13.00 saat makan siang,
sore pukul 15.30-16.30, dan malam sekitar pukul 19.00 ke atas. Waktu-waktu
tersebut cocok untuk melakukan tweet sehingga banyak followers yang akan
membacanya.

Efektivitas Twitter sebagai Media Promosi Produk

Kegunaan Twitter dalam aktivitas promosi berhubungan dengan
efektivitas media sosial yang menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai
tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Hasil yang semakin mendekati sasaran
berarti derajat efektivitasnya semakin tinggi. Rahmawati seperti dikutip oleh
Aninah (2010) menyebutkan lima kriteria efektivitas, yaitu sebuah prestasi kerja,

14

tercapainya sasaran, tujuan atau keberhasilan, menggunakan cara kerja yang
benar, hasil berdasarkan penggunaan sumber daya yang ada, serta produktivitas
dalam bentuk materi atau jasa pelayanan.
Secara umum, Peter dan Oslon seperti dikutip oleh Sunyoto (2013) juga
mengungkapkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur
efetivitas media promosi, yaitu pengingatan, persuasi, dan penjualan. Perancangan
pesan menjadi salah satu aspek pada promosi melalui media sosial yang dapat
menentukan efektivitas media sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan
sebelumnya. Kusumastuti (2009) menyatakan bahwa dalam mengembangkan
komunikasi pemasaran secara efektif terdapat delapan langkah, yang salah
satunya, yaitu merancang pesan. Proses memformulasikan pesan yang efektif
idealnya melalui pemecahan atas empat masalah, yaitu isi pesan yang
berhubungan dengan apa yang akan dikatakan, struktur pesan yang berhubungan
dengan bagaimana cara mengatakan secara logis, format pesan yang berhubungan
dengan bagaimana cara mengatakannya secara simbolis, dan sumber pesan yang
berhubungan dengan siapa yang seharusnya mengatakannya.
Hasil akhir dari aktivitas promosi adalah mendapatkan seseorang untuk
membeli suatu produk maupun jasa. Untuk menjangkau tujuan promosi, menurut
Aninah (2010) dapat menggunakan konsep AIDA, yaitu menarik perhatian
(attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan
(desire), dan menggerakkan tindakan (action). Keempat konsep tersebut
merupakan suatu tahapan yang dialami oleh individu setelah terdedah oleh suatu
promosi produk tertentu. Adapun secara rinci aspek-aspek AIDA adalah sebagai
berikut:
1. Perhatian (Attention)
Perhatian dapat diperoleh dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi atau
dapat pula memanfaatkan ukuran dan bentuk iklan untuk mencapai kesadaran
target pasar. Sebuah perusahaan tidak dapat menjual sesuatu jika pasar tidak
tahu keberadaan barang atau jasa tersebut. Cara tersebut misalnya, posisi judul
yang diletakkan diatas sebelah kanan pada halaman akan meraih lebih banyak
perhatian. Selain itu, atribut kreativitas juga dapat dimanfaatkan untuk menarik
perhatian, seperti warna, headline, ilustrasi, pilihan jenis huruf dan lain
sebagainya.
2. Ketertarikan (Interest)
Penggunaan perangkat kreatif tidak secara langsung dapat menarik perhatian
orang kecuali iklan itu sendiri yang berhasil meraih rasa ketertarikan mereka.
Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan menggunakan pewarnaan
yang menarik, gambar dan bahasa yang persuasif. Keaslian penampilan dan
penyusunan kalimat dalam pesan juga sangat berpengaruh pada daya tarik
suatu produk yang dipasarkan.
3. Keinginan (Desire)
Konsumen harus dibuat tertarik dan terdorong untuk menginginkan barang
yang ditawarkan. Tahap ini menciptakan preferensi merek dengan menjelaskan
keunggulan perbedaan produk tersebut dibandingkan pesaing. Keinginan
tersebut dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai
keuntungan yang akan didapat dengan membeli produk yang bersangkutan.
Selain itu, keinginan juga timbul karena adanya proses pertukaran, misalnya

15

jika konsumen membeli produk tersebut maka yang mereka peroleh akan
sebanding atau lebih baik dari harga yang telah mereka bayarkan.
4. Tindakan (Action)
Pada tahap ini memungkinkan target pasar yakin untuk membeli tetapi masih
harus membuat keputusan membeli. Hal ini karena tindakan merupakan hal
tersulit untuk ditumbuhkan dalam seorang konsumen. Iklan cetak atau
elektronik saja tidak cukup untuk membuat seorang konsumen secara langsung
melakukan tindakan untuk membeli sebuah produk yang diiklankan. Namun,
terdapat perangkat-perangkat tertentu yang dapat secara langsung membuat
konsumen bertindak untuk membeli produk, yaitu mencantumkan kupon
berhadiah, mencoba sampel, potongan harga dan promosi penjualan lainnya.
Riset yang berkembang menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas
internet, dalam hal ini melalui media berbasis internet dapat dilihat dari frekuensi
kunjungan pelanggan terhadap suatu akun media sosial produk, frekuensi pesan
dan feedback, tingkat daya tarik pesan, lama kunjungan, serta jalan yang ditempuh
untuk mencapai situs-situs media sosial tertentu (Shimp 2003). Jumlah followers
dan retweet pada Twitter, friends dan like pada Facebook dapat dijadikan
pertimbangan dalam mengukur efektivitas media sosial. Selain itu, intensitas
interaksi antara pelanggan atau konsumen dengan pelaku usaha bisnis yang
melalui media sosial juga dapat memengaruhi efektivitas penggunaan media
sebagai promosi produk. Kegiatan promosi ini kemudian akan memengaruhi
seseorang dalam membeli suatu produk berdasarkan atas komunikasi dan pesan
yang telah diupayakan melalui media tersebut sehingga dapat diketahui sejauh
mana seseorang mencapai tahapan AIDA (attention, interest, desire, action) pada
suatu proses pembelian produk. Penyampaian pesan pada kegiatan promosi
semakin efektif bila seseorang dapat mencapai tahap tindakan pembelian (action).

Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan kegiatan
pembelian atau kegiatan mengevaluasi (Sumarwan 2011). Perilaku konsumen
terhadap suatu produk dipengaruhi oleh faktor individu (motivasi dan kebutuhan,
kepribadian dan gaya hidup, dan peng