Suplementasi Mikrokapsul Probiotik Melalui Pakan Sebagai Pencegah Infeksi Streptococcosis Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus).

SUPLEMENTASI MIKROKAPSUL PROBIOTIK MELALUI
PAKAN SEBAGAI PENCEGAH INFEKSI Streptococcosis PADA
IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

FIRMA FIKA RAHMAWATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Suplementasi
Mikrokapsul Probiotik melalui Pakan sebagai Pencegah Infeksi Streptococcosis
pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015
Firma Fika Rahmawati
NIM C151120381

RINGKASAN
FIRMA FIKA RAHMAWATI. Suplementasi Mikrokapsul Probiotik melalui
Pakan sebagai Pencegah Infeksi Streptococcosis pada Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Dibimbing oleh MUNTI YUHANA dan MIA SETIAWATI.
Intensifikasi budidaya ikan nila memunculkan beberapa permasalahan,
salah satunya adalah meningkatnya kerentanan ikan terhadap penyakit.
Streptococcosis adalah penyakit yang sering menyerang ikan nila yang disebabkan
oleh bakteri Streptococcus agalactiae. Bakteri S. agalactiae dapat menyebabkan
kematian yang tinggi dan kerugian ekonomi yang cukup besar dalam budidaya
ikan nila. Optimalisasi pencegahan penyakit Streptococcosis dapat dilakukan
dengan aplikasi probiotik sebagai biokontrol. Seringkali, pemberian probiotik
masih dalam bentuk kultur segar. Hal ini dinilai kurang efektif karena selain tidak
praktis, penyediaaan kultur segar probiotik hanya mampu bertahan dalam waktu
penyimpanan yang pendek. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam
upaya mempertahankan daya simpan probiotik adalah teknik mikroenkapsulasi.

Teknik ini, mampu menyediakan lapisan sebagai barier fisik pada sel probiotik
untuk menghindari pengaruh kondisi lingkungan yang merusaknya. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan bahan penyalut serta dosis pemberian mikrokapsul
probiotik yang terbaik melalui pakan untuk pencegahan penyakit Streptococcosis
pada ikan nila.
Teknik mikroenkapsulasi yang digunakan adalah spray drying yang
merupakan metode paling umum digunakan dalam proses mikroenkapsulasi, yang
tergolong murah dibandingkan dengan metode lainnya. Dalam teknik
mikroenkapsulasi ini dicobakan beberapa bahan penyalut antara lain: protein whey,
maltodekstrin, serta gabungan keduanya. Perbandingan bahan inti dan bahan
penyalut adalah 1:1 (w/v). Protein whey dipilih sebagai sebagai bahan penyalut
karena diketahui memiliki sifat permeabilitas oksigen yang relatif rendah
sedangkan maltodekstrin dipilih karena bahan tersebut memiliki karakteristik
tidak higroskopis, mampu meningkatkan viskositas produk, memiliki kemampuan
daya rekat yang baik. Alat spray dryer dalam proses mikroenkapsulasi ini adalah
BUCHI mini dengan suhu inlet 131-133 oC dan suhu outlet 65-70 oC.
Pengamatan viabilitas sel mikrokapsul dilakukan dengan metode TPC
(Total Plate Count) dari produk yang disimpan pada suhu 4 °C dan suhu 27 °C
serta dilakukan secara aerob dan anaerob. Koloni yang terbentuk dihitung dengan
satuan Colony Forming Unit (CFU).

Rancangan penelitian untuk melihat pengaruh penambahan mikrokapsul
probiotik dalam upaya pencegahan terhadap penyakit Streptococcosis, diterapkan
rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan yaitu Kontrol (+), Kontrol (-), dosis
mikrokapsul probiotik 0.5%, 1%, dan 2% masing-masing diulang 3 kali. Ikan
yang digunakan adalah ikan nila dengan strain nila Best (Bogor enhanced strain
tilapia) sebanyak 10 ekor/akuarium dengan rerata bobot 10 g/ekor yang dipelihara
pada akuarium berukuran 60x35x30 cm3 dengan volume air 30 Liter. Uji tantang
yang dilakukan secara intraperitonial dengan suspensi sel S. agalactiae dengan
kepadatan 103 CFU/mL (hasil pengujian LD50) dengan volume 0,1 mL/ekor,
selanjutnya dipelihara dan diamati selama 14 hari. Parameter yang diamati
meliputi kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, rasio konversi pakan, serta

respons imun meliputi kadar hematoktit, kadar hemoglobin, total eritrosit,
diferensial leukosit, dan indeks fagositik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrokapsul probiotik yang terbaik
adalah dengan penambahan bahan penyalut gabungan antara whey dan
maltodekstrin pada penyimpanan aerob dengan suhu 4 oC. Mikrokapsul probiotik
ini mampu mempertahankan kondisi fisik berupa serbuk dan viabilitas selnya
hingga 108 CFU/g. Analisis proksimat pakan dari penambahan mikrokapsul
probiotik menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan kandungan protein pada

masing-masing perlakuan dosis 0.5%, 1%, dan 2% sebesar 32.56%, 32.64%, dan
32,71% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol tanpa penambahan mikrokapsul
probiotik yang hanya sebesar 30.87%. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh
terhadap keberadaan sel hidup probiotik yang mampu memberikan pengaruh
peningkatan kadar protein pakan.
Hasil pengamatan pengaruh penambahan mikrokapsul probiotik dengan
dosis 0.5%, 1%, dan 2% mampu meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 3.07%,
3.10%, dan 3.40% berbeda nyata (p