Pengaruh penambahan probiotik EM4 pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan nila merah (Oreochromis niloticus).

(1)

ix

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK EM4 PADA PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH

(Oreochromis niloticus) Rinanti Anugraheni

121434043

Universitas Sanata Dharma ABSTRAK

Ikan nila merah merupakan ikan yang banyak dibudidayakan karena mudah dipelihara, serta laju pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat. Kualitas pakan yang dikonsumsi mempengaruhi pertumbuhan ikan. Probiotik dapat mengoptimalkan pertumbuhan ikan. Salah satu contoh probiotik adalah EM4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian EM4 pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).

Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu konsentrasi EM4 15 ml/kg pakan (P1), 20 ml/kg pakan (P2), 25 ml/kg pakan (P3) dan kontrol atau tanpa penambahan EM4 (P0). Pertumbuhan ikan yang diukur adalah rata-rata berat dan panjang total ikan setiap 7 hari. Untuk mengetahui pengaruh pemberian EM4 pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) digunakan analisis Anova one factor between design dan Uji Duncan.

Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian EM4 pada pakan ikan terhadap berat dan panjang total ikan nila. Konsentrasi EM4 yang optimal untuk pertumbuhan ikan nila adalah 25 ml/kg pakan. Uji Anova one factor between design memberikan hasil signifikan. Berdasarkan uji Duncan, perlakuan yang paling baik adalah P3.


(2)

x

THE INFLUENCE OF EM4 PROBIOTIC IN FISH FEED TO THE GROWTH OF RED NILA (Oreochromis niloticus)

Rinanti Anugraheni 121434043

Sanata Dharma University ABSTRACT

Nila is a fish that mostly cultivated because it is raised easily and it has fast growth and proliferation. The feed quality can influence the growth of nila. Probiotic can optimize the growth of fish. One kind of probiotic is EM4. The purpose of this research is to know the influence of EM4 probiotic in fish feed to the growth of nila (Oreochromis niloticus).

This research was done in Biology Education Experimental Garden of Sanata Dharma University. It used Completely Randomized Design experiment method with three treatments that was EM4 concentration of 15 ml/kg of feed (P1), 20 ml/kg of feed (P2), 25 ml/kg of feed (P3) and control or without addition of EM4 (P0). Growth that were measured were the average of weight and total length of fish every seven days. The analyses used Anova one factor between design to know the influence of EM4 probiotic addition fertilizer in feed fish to growth of nila (Oreochromis niloticus).

The result of this research found that there were influence of EM4 probiotic fertilizer addition to the weight and the total length of nila fish. The optimized concentration of EM4 for nila’s growth was 25 ml/kg of feed. The result of Anova test was significant so it was continued with Duncan test. The result of Duncan test show that P3 treatment was the best treatment.


(3)

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK EM4 PADA PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH

(Oreochromis niloticus)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

RINANTI ANUGRAHENI

121434043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK EM4 PADA PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH

(Oreochromis niloticus)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

RINANTI ANUGRAHENI

121434043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

:-Eli=rJ;tEaljF€ E;g=Ai-''g*AiiAN PROBIOTIK EM4 PADA PAKAN IKAN TERIIADAP

PEF-TLTMBUHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticas)

Oleh:

RINANTI ANUGRAHENI

NIM: 121434043

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

4F,r1

Yoanni Maria Lauda Feroniasanti

M.Si

l7 November 2016


(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

I CAN DO EVERYTHING THROUGH CHRIST, WHO

GIVES ME STRENGTH

(PHILIPPIANS 4:13)

Semua ini saya persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus

yang tiada henti-hentinya

membimbing dan menyertai perjalanan hidup saya,

hingga menyelesaikan semuanya.

Bapak,

Alm.

Ibu,

Om,

Tante, Budhe, Alm. Nenek saya

serta teman-teman yang telah

membantu dan mendukung.


(8)

PERIYYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 November 2016


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI

ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Rinanti Anugraheni

Nomor mahasiswa : 121434043

Demi

pengembangan

ilmu

pengetahuan,

saya

memberikan

keperpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang

berjudul: PENGARUH PENAMBAHAN PROtsiO'i

iK

ilivl+

Peiie

PAKAN

IKAN

TERHADAP

PERTUMBUHAN EF;AN HILA

MERAH (Oreo chromis nilotic us).

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya diinternet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

loyalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakaxla

Pada tanggal : 21 November 2016

Yang menyatakan


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kasih dan karunia Tuhan yang maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Judul yang diajukan adalah “PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK EM4 PADA PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)”.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Kepala Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

5. Yoanni Maria Lauda Feroniasanti M.Si., selaku dosen pembimbing penulisan skripsi yang selalu menyemangati dan membimbing saya.

6. Ayah, om, tante, bude, kakak, keponakan, serta keluarga yang selalu mendukung, menyemangati, memotivasi dan menyayangi saya.

7. Seluruh dosen Pendidikan Biologi, yang telah mengajar dan membimbing selama menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma

8. Seno, Tere, Piyu, Emi, Endang, Dnda, Jawa, Agus, Justin, Dani, dan Bang Sam, yang tiada henti-hentinya membantu dan menyemangati saya.

9. Para sahabat PBIO 2012, terimakasih untuk semua dukungan serta kerjasamanya.


(11)

viii

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan serta saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi.


(12)

ix

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK EM4 PADA PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH

(Oreochromis niloticus) Rinanti Anugraheni

121434043

Universitas Sanata Dharma ABSTRAK

Ikan nila merah merupakan ikan yang banyak dibudidayakan karena mudah dipelihara, serta laju pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat. Kualitas pakan yang dikonsumsi mempengaruhi pertumbuhan ikan. Probiotik dapat mengoptimalkan pertumbuhan ikan. Salah satu contoh probiotik adalah EM4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian EM4 pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).

Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu konsentrasi EM4 15 ml/kg pakan (P1), 20 ml/kg pakan (P2), 25 ml/kg pakan (P3) dan kontrol atau tanpa penambahan EM4 (P0). Pertumbuhan ikan yang diukur adalah rata-rata berat dan panjang total ikan setiap 7 hari. Untuk mengetahui pengaruh pemberian EM4 pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) digunakan analisis Anova one factor between design dan Uji Duncan.

Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian EM4 pada pakan ikan terhadap berat dan panjang total ikan nila. Konsentrasi EM4 yang optimal untuk pertumbuhan ikan nila adalah 25 ml/kg pakan. Uji Anova one factor between design memberikan hasil signifikan. Berdasarkan uji Duncan, perlakuan yang paling baik adalah P3.


(13)

x

THE INFLUENCE OF EM4 PROBIOTIC IN FISH FEED TO THE GROWTH OF RED NILA (Oreochromis niloticus)

Rinanti Anugraheni 121434043

Sanata Dharma University ABSTRACT

Nila is a fish that mostly cultivated because it is raised easily and it has fast growth and proliferation. The feed quality can influence the growth of nila. Probiotic can optimize the growth of fish. One kind of probiotic is EM4. The purpose of this research is to know the influence of EM4 probiotic in fish feed to the growth of nila (Oreochromis niloticus).

This research was done in Biology Education Experimental Garden of Sanata Dharma University. It used Completely Randomized Design experiment method with three treatments that was EM4 concentration of 15 ml/kg of feed (P1), 20 ml/kg of feed (P2), 25 ml/kg of feed (P3) and control or without addition of EM4 (P0). Growth that were measured were the average of weight and total length of fish every seven days. The analyses used Anova one factor between design to know the influence of EM4 probiotic addition fertilizer in feed fish to growth of nila (Oreochromis niloticus).

The result of this research found that there were influence of EM4 probiotic fertilizer addition to the weight and the total length of nila fish. The optimized concentration of EM4 for nila’s growth was 25 ml/kg of feed. The result of Anova test was significant so it was continued with Duncan test. The result of Duncan test show that P3 treatment was the best treatment.


(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... ix

ABSTRACT... ... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Ikan Nila... 6

1. Klasifikasi Ikan Nila... 6

2. Morfologi Ikan Nila... 7

3. Jenis Ikan Nila...8

4. Habitat dan Tingkah Laku... 9

B. Probiotik... 10


(15)

xii

D. Pakan... 14

E. Kualitas Air... 17

1. Suhu... ... 18

2. Derajat Keasaman... 18

F. Pertumbuhan Ikan Nila... 19

G. Penelitian yang Relevan... 20

H. Kerangka Berpikir... 22

I. Hipotesis... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Jenis Penelitian... 26

B. Variabel penelitian... 26

C. Batasan Masalah... 27

D. Alat dan Bahan... 27

E. Prosedur Kerja... ... 28

1. Tahap Persiapan... 28

a. Persiapan Alat... 28

b. Persiapan Bahan... 28

c. Pembuatan Pakan... 28

d. Persiapan Hewan Uji...29

2. Tahap Pelaksanaan... 30

3. Tahap Pengambilan Data... 31

F. Metode Analisis dan Data... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... ... 36

A. Hasil... 36

B. Pembahasan... 45

C. Keterbatasan Penelitian... 61


(16)

xiii

A. Kesimpulan... 62

B. Saran... ... 62

C. Implementasi Penelitian untuk Pembelajaaran... 62


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Analisis proksimat pakan ikan...15

Tabel 2.2. Komposisi pakan ikan...17

Tabel 3.1. Komposisi bahan pembuatan pakan...29

Tabel 4.1. Rata-rata berat ikan nila...36

Tabel 4.2. Hasil uji Duncan rata-rata berat ikan...40

Tabel 4.3. Rata-rata panjang total ikan nila...41


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ikan nila... ... 6

Gambar 2.2. Morfologi ikan nila merah... 8

Gambar 2.3. EM4... 13

Gambar 2.4. Kerangka berpikir penelitian... 24

Gambar 3.1. Pengukuran panjang total ikan nila... 31

Gambar 4.1. Rata-rata berat ikan nila selama penelitian... 37

Gambar 4.2. Pertambahan berat total ikan nila selama penelitian... 38

Gambar 4.3. Laju pertumbuhan khusus (SGR)... 39

Gambar 4.4. Rata-rata panjang total ikan nila... 41

Gambar 4.5. Pertambahan panjang total ikan selama penelitian... 42


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Silabus mata pelajaran... 71

LAMPIRAN 2 RPP... 76

LAMPIRAN 3 Data hasil penelitian... 98

LAMPIRAN 4 Hitungan statistik... 102

LAMPIRAN 5 Pengukuran kualitas air... 111


(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 3,544 juta km2 dan memiliki potensi perikanan air laut maupun air tawar (Rukmana, 2015). Begitu besarnya potensi perikanan di Indonesia sehingga banyak yang membudidayakan ikan terutama untuk ikan air tawar. Salah satu jenis ikan air tawar di Indonesia yang potensial adalah ikan nila (Oreochromis niloticus).

Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan menjadi salah satu komoditas ekspor terutama ke Amerika Serikat dalam bentuk fillet (daging tanpa tulang dan kulit). Menurut Sekretaris Kelompok Petani Ikan (KPI) Mina Kepis Sleman, Suranto dalam Pranyoto (2016), permintaan untuk ikan nila di pasaran meningkat sejak Januari 2016 dimana perbulannya dapat mencapai delapan ton dan omsetnya menembus Rp 114 juta. Hal ini mengakibatkan para petani ikan mengembangkan budidaya ikan nila secara besar-besaran. Selain meningkatnya permintaan ikan nila di pasaran, budidaya ikan nila juga disukai karena ikan nila mudah dipelihara, laju pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan hama dan penyakit.

Banyak hal yang dilakukan oleh petani ikan untuk meningkatkan produksi ikan budidayanya. Salah satunya adalah dengan mencari pakan yang lebih baik. Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya


(21)

yang menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan budidaya. Agar pakan tersebut bisa bekerja secara maksimal dan meningkatkan bobot ikan perlu suatu suplemen yang dicampur dalam pakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan probiotik.

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang dapat menjaga keseimbangan sistem pencernaan di usus. Pemberian probiotik dalam akuakultur dapat diberikan melalui pakan maupun air. Akuakultur sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan pada lingkungan terkontrol untuk memproduksi organisme akuatik. Dalam probiotik terdapat bakteri yang memiliki cara kerja menghasilkan beberapa enzim yang bermanfaat bagi pencernaan. Beberapa enzim pencernaan dalam pakan tersebut diantaranya amilase, protease dan lipase. Molekul kompleks akan dihidrolisis menjadi molekul yang lebih sederhana oleh enzim pencernaan sehingga proses pencernaan dan penyerapan pakan dalam saluran pencernaan ikan menjadi lebih mudah (Putra, 2010).

Pemberian probiotik dalam pakan dengan proses fermentasi diharapkan berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan. Di dalam saluran pencernaan ikan, probiotik diharapkan dapat menggantikan atau bahkan mematikan bakteri-bakteri patogen dalam sistem pencernaan sehingga digantikan oleh bakteri-bakteri non patogen dalam probiotik. Fermentasi pakan mampu menguraikan senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan (Irianto, 2003).


(22)

Salah satu probiotik yang dikenal di pasaran adalah EM4. EM4 (Effective Microorganisms) berupa cairan berwarna kecoklatan dan berbau manis asam (segar). EM4 berisi campuran dari beberapa mikroorganisme hidup seperti bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), bakteri asam laktat (Lactobacillus sp,), Actinomycetes sp., dan jamur fermentasi. Penggunaan EM4 dalam budidaya udang telah diketahui dapat meningkatkan pertahanan tubuh udang, meningkatkan pertumbuhan dan ukuran udang, meningkatkan imunostimulan atau daya tahan udang, mempertahankan kualitas lingkungan serta aman dan ramah lingkungan (Mitra, 2013). EM4 mampu mempertahankan kualitas lingkungan dengan cara meningkatkan DO sehingga air menjadi bersih dan tidak diperlukan penggantian yang berulang-ulang karena kualitas air tetap terjaga. EM4 diketahui juga dapat digunakan sebagai campuran pakan pada kelinci dan telah terbukti hasilnya yakni menambah bobot badan kelinci (Yani, 2006). EM4 juga diketahui dapat meningkatkan kadar protein dalam pakan(Rachmawati, 2006).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka pada penelitian ini akan dilakukan penambahan EM4 pada pakan ikan. Penambahan EM4 pada pakan ikan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ikan nila (Oreochromis niloticus).


(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara lain :

1. Bagaimana pengaruh pemberian EM4 pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan nila?

2. Berapa konsentrasi penambahan EM4 pada pakan ikan yang optimal untuk pertumbuhan ikan nila?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pemberian EM4 pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).

2. Mengetahui konsentrasi pemberian EM4 pada pakan ikan yang optimal untuk pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).

D. Manfaat

Manfaat Bagi Peneliti :

Mengetahui penggunaan pupuk probiotik untuk menunjang budidaya ikan. Manfaat Bagi Masyarakat :

Memberikan informasi terutama bagi petani ikan tentang penambahan pupuk probiotik pada pakan ikan nila yang dapat meningkatkan pertumbuhan ikan nila sehingga dapat meningkatkan produktivitas ikan nila.


(24)

Manfaat Bagi Dunia Pendidikan :

1. Menambah wawasan tentang penambahan pupuk probiotik dan penggunaan fermentasi pada pakan ikan.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan hewan terutama dengan pemberian pupuk probiotik.


(25)

6

Gambar 2.1 Ikan Nila (Sumber: Anonim, 2013) BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies yang berasal dari kawasan sungai Nil dan beberapa danau di Afrika. Tahun 1969, pertama kali ikan nila hitam masuk perairan Indonesia. Ikan nila didatangkan dari Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar), Bogor. Pemberian nama nila didasarkan pada ketetapan Direktur Jenderal Perikanan tahun 1972. Nama tersebut diambil dari nama spesies ikan ini yaitu nilotica yang kemudian diubah menjadi nila. Para pakar memutuskan nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp. (Nugroho, 2013). Ikan nila berkerabat dekat dengan mujair (Oreochromis mossambicus).

1.) Klasifikasi Ikan Nila

Kedudukan ikan nila (Gambar 2.1) dalam sistematika (taksonomi) hewan menurut Ghufran (2010) diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Classis : Pisces Ordo : Percomorphi Familia : Cichlidae Genus : Oreochromis


(26)

Pada awalnya ikan nila dimasukkan dalam jenis Tilapia nilotica. Tilapia nilotica merupakan ikan dari golongan Tilapia yang mengerami telur dan larva di dalam mulutnya (Khairuman dan Amri, 2008).

2.) Morfologi Ikan Nila

Secara umum, ikan nila memiliki bentuk tubuh panjang, matanya besar dan menonjol dengan bagian tepi berwarna putih. Sisik ikan nila kasar, dan memiliki garis-garis vertikal warna gelap pada siripnya. Garis-garis vertikal tersebut ada pada sirip ekor, sirip punggung dan sirip dubur. Garis-garis vertikal tersebut juga yang menjadi ciri khas ikan nila. Terdapat dua lapisan sisik ikan nila, yaitu epidermis luar dan lapisan di bawah epidermis. Sisik ikan nila terbentuk dari lempeng-lempeng tulang rawan yang lentur dan saling tumpang tindih. Sirip ekor ikan nila yang membulat terdapat warna kemerahan. Warna kemerahan ini merupakan tanda kematangan gonad. Ikan nila mempunyai 5 buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor. Pada beberapa sirip ikan nila terdapat jari-jari lemah dan keras yang tajam seperti duri (Rukmana, 2015). Morfologi ikan nila dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(27)

Gambar 2.2 Morfologi Ikan Nila Merah

Ket: A: mata (organon visus); B: celah mulut (rima oris); C: sirip dada (pinna pectoralis); D: sirip perut (pinna abdominales); E: Sirip pungung (pinna dorsalis); F: Sirip ekor (pinna caudalis); G: Sirip anus (pinna analis)

(Sumber: Farray C., 2014) 3.) Jenis ikan nila

Dengan adanya penemuan-penemuan genetika baru, dapat dijumpai berbagai jenis ikan nila. Jenis-jenis ikan nila (Rukmana, 2015):

a. Nila Lokal

Ikan nila lokal merupakan jenis nila yang pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Indonesia. Nama ikan nila lokal digunakan untuk membedakan antara ikan nila lokal dengan jenis nila merah dan nila Gift (Genetic Improvement for Farmed Tilapia) yang merupakan spesies baru. Ikan nila lokal memiliki warna abu-abu atau hitam di tubuh bagian atas. Bagian perut dan dada ikan nila lokal berwarna putih kehitaman atau kekuningan.

b. Nila Merah

Ikan nila merah merupakan jenis ikan hibrida. Jenis ikan ini masuk ke Indonesia pada tahun 1980. Ikan nila merah dihasilkan dari


(28)

persilangan antara O. mossambicus atau O. niloticus dengan O. hornorum, O. aureus atau O. zilli. Laju pertumbuhan ikan nila merah cepat. Warna dan bentuk ikan nila merah mirip dengan ikan kakap merah.

c. Nila Gift

Ikan nila Gift juga merupakan ikan hasil persilangan. Ikan ini diseleksi dari jenis-jenis ikan nila dari Taiwan, Mesir, Thailand, Ghana, Singapura, Israel, Senegal dan Kenya. Ikan nila Gift dengan nila lokal hampir sama. Perbedaannya hanya bisa diketahui dari bentuk proporsi dan warna tubuh. Tubuh ikan nila Gift lebih pendek dari pada ikan nila lokal, ikan nila Gift lebih tebal, ukuran kepala nila Gift relatif lebih kecil namun ukuran mata nila Gift lebih besar. Ciri lain yang membedakan antara lain warna tubuh. Warna tubuh ikan nila Gift hitam keputihan dan bagian bawah tutup insangnya berwarna putih sedangkan ikan nila lokal berwarna putih.

4.) Habitat dan Tingkah Laku a. Habitat

Ikan nila bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau atau dataran tinggi yang berair tawar. Umumnya, habitat ikan nila berada di perairan tawar, seperti kolam, sawah, sungai, danau, waduk, rawa, situ, dan genangan air lainnya.


(29)

Ikan nila dapat beradaptasi dan hidup di perairan payau dan perairan laut dengan teknik adaptasi yang bertahap. Habitat ideal untuk ikan nila adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 14-38˚C atau suhu optimal 25-32˚C. Ikan nila masih dapat tumbuh dalam keadaan air asin dengan kadar salinitas 0-35 ppm. Ikan nila berukuran kecil lebih cepat menyesuaikan diri terhadap kenaikan salinitas (Suyanto, 2010).

b. Tingkah Laku

Ikan nila merupakan jenis ikan yang peka terhadap cahaya dan cenderung aktif di siang hari. Ikan nila bersifat omnivora sehingga dapat memakan makanan baik hewan maupun tumbuhan. Ikan nila sangat responsif terhadap pakan buatan (pelet) baik terapung maupun tenggelam (Khairuman dan Amri, 2013).

B. PROBIOTIK

Probiotik merupakan mikroba hidup dalam bentuk kultur tunggal maupun campuran yang ditambahkan ke dalam suatu makanan hewan yang dapat menguntungkan inang dengan menjaga mikroba ususnya. Probiotik menurut Fuller (1992), merupakan mikroba hidup yang menguntungkan bagi hewan inang. Mikroba ini menguntungkan bagi hewan inang apabila ditambahkan dalam pakan. Bakteri dalam probiotik mampu memperbaiki keseimbangan mikroba di usus ikan.


(30)

Menurut Verschuere et al., (2000), probiotik adalah mikroba hidup yang menguntungkan bagi ikan. Mikroba hidup ini dapat mengubah komunitas mikroba atau bergabung dengan ikan, memperbaiki respon ikan terhadap penyakit, memperbaiki nutrisi dalam pakan, bahkan memperbaiki kualitas air pada lingkungan. Probiotik dalam usaha budidaya perikanan diartikan sebagai produk bioteknologi yang ramah lingkungan dan didesain untuk memeriksa perubahan kimia, fisika dan biologi kolam dan membentuk lingkungan yang dibutuhkan oleh ikan untuk mempercepat pertumbuhan dan kesehatan ikan serta meningkatkan produktivitas kolam ikan (Effendi, 2005).

Probiotik menurut Irianto (2003) dapat mengatur lingkungan mikroba dalam usus ikan, mengurangi atau membunuh mikroorganisme patogen dalam usus dengan cara mengeluarkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan makanan. Menurut Lovell (1989), probiotik adalah suatu produk yang di dalamnya terdapat mikroorganisme hidup yang bersifat non patogen, yang diberikan pada ikan untuk meningkatkan pertumbuhan, efisiensi/konversi pakan dan kesehatan ikan.

Dalam dunia perikanan, probiotik dapat digunakan secara langsung dengan cara ditebarkan ke air atau melalui perantara makanan hidup (live food). Mikroba yang sering digunakan dalam probiotik adalah Lactobacillus sp., Leuconoctoc sp., Pedioccus sp., Propinibacterium sp., Bacillus sp., Saccharomyces cerevissiae, serta spesies jamur seperti Aspergillus niger dan Aspergillus oryzae (Gandara, 2003).


(31)

Bakteri yang terkandung dalam probiotik beraktivitas ketika sudah masuk dalam saluran pencernaan. Bakteri probiotik akan menghasilkan enzim-enzim. Enzim-enzim yang dihasilkan berfungsi untuk mempercepat proses pencernaan ikan. Enzim-enzim ini dapat juga memecah molekul kompleks seperti memecah karbohidrat, protein dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana. Dalam Mulyadi (2011), aktivitas bakteri dalam pencernaan akan berubah cepat apabila ada mikroba yang ditambahkan atau diberikan melalui pakan atau air. Aktivitas bakteri tersebut mampu mengubah keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan.

C. EFFECTIVE MICROORGANISMS (EM4)

Pada tahun 1980, Prof. Dr. Teruo Higa mengembangkan suatu teknologi fermentasi yang dinamakan EM4 (Effective Microorganisms 4). EM4 merupakan kultur campuran dari beberapa mikroorganisme non patogen. Mikroorganisme alami yang terdapat dalam EM4 terdiri dari lima kelompok mikroorganisme yaitu bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp), Actinomycetes sp, Streptomyces sp, dan ragi (yeast) (Winnedar, 2006). EM4 kebanyakan diproduksi oleh PT. Songolangit Persada. Jenis EM4 ini dapat dilihat dalam Gambar 2.3.


(32)

Gambar 2.3 EM4

Bakteri fotosintetik merupakan bakteri yang dapat mensintesis senyawa nitrogen dan gula. Bakteri fotosintetik dapat membentuk zat-zat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif (Nainggolan, 2013). Jamur fermentasi berfungsi untuk memfermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa organik (dalam bentuk alkohol, gula dan asam amino) yang siap diserap.

Fermentasi adalah proses perombakan suatu senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Fermentasi melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi. Senyawa kompleks berupa karbohidrat, protein dan lemak akan diubah menjadi senyawa glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol. Proses fermentasi tersebut juga dapat menghilangkan bau yang tidak diinginkan, meningkatkan daya cerna dan menghilangkan racun yang terdapat pada bahan mentah. Pakan yang sudah difermentasi mengandung senyawa sederhana yang akan diberikan pada ikan. Pakan yang telah mengandung senyawa sederhana akan lebih mudah untuk diserap oleh ikan. Karbohidrat hasil fermentasi akan dimanfaatkan oleh ikan sebagai sumber energi.


(33)

Bakteri Lactobacillus merupakan salah satu jenis bakteri probiotik. Menurut Arief dkk. (2008) peranan bakteri Lactobacillus sp. adalah menjaga keseimbangan mikroba pada saluran pencernaan sehingga meningkatkan daya cerna ikan. Kerja bakteri Lactobacillus sp. mengubah karbohidrat menjadi asam laktat, sehingga menghasilkan enzim endogenous untuk meningkatkan penyerapan nutrisi, konsumsi pakan, pertumbuhan, dan menghambat pertumbuhan organisme patogen.

Actinomycetes merupakan mikroba berbentuk miselium (filamen berbentuk jalinan benang). Actinomycetes akan mengambil asam amino dan zat yang dihasilkan jamur fermentasi yang akan menjadi antibiotik.

EM4 apabila ditambahkan dalam pakan bekerja dengan dua cara. Pertama, proses fermentasi akan dilakukan oleh jamur fermentasi yang mengubah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana. Proses fermentasi membuat makanan lebih mudah untuk diserap. Kedua, bakteri probiotik dalam EM4 mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam saluran pencernaan ikan. Bakteri probiotik bersifat antagonis dengan bakteri patogen. Ketika bakteri patogen terhambat pertumbuhannya, akan membuat sari makanan yang diserap dalam usus ikan menjadi lebih optimal.

D. PAKAN

Pakan merupakan faktor pertumbuhan yang paling penting karena merupakan sumber energi yang digunakan untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangbiakan. Pakan harus mengandung nutrisi untuk memenuhi


(34)

kebutuhan ikan. Kualitas pakan ditentukan dari kandungan pakan yang lengkap. Kandungan pakan yang lengkap mencakup protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kandungan pakan dapat dilihat dalam Tabel 2.1 Analisis proksimat pakan.

Tabel 2.1 Analisis Proksimat Pakan Ikan Protein Lemak Serat

Kasar Abu

Bahan Ekstrak

Tanpa Nitrogen

(BETN)

Energi (kkal)

Rasio Energi/Protein

(g/kkal) 31,81 8,57 11,34 0,18 48,03 3,78 11,90 (Sumber: Rachmawati, 2006).

Pakan ikan dapat berupa campuran dari berbagai bahan pangan baik tumbuhan maupun hewan yang diolah sehingga mudah dimakan dan dicerna oleh ikan. Kelebihan energi yang dihasilkan akan disimpan dalam bentuk daging yang digunakan untuk pertumbuhan (Adijaya, 2015).

Protein pada pakan ikan digunakan sebagai sumber utama untuk pertumbuhan, pemeliharaan sel, dan pengganti sel-sel yang rusak pada ikan. Kebutuhan protein didasarkan pada jenis dan umur ikan. Ikan berusia muda membutuhkan protein lebih banyak. Hal ini dikarenakan ikan berusia muda masih berada pada fase pertumbuhan. Pada umumnya, ikan nila memerlukan kadar protein sebesar 20-60% tetapi kebutuhan optimum untuk melakukan pertumbuhan sebesar 30-36%. Pertumbuhan ikan nila akan terhambat apabila protein pada pakan kurang dari 30% (Natalist, 2003).

Palinggi dan Usman (2002) menyatakan bahwa pakan dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan nila. Pakan yang berkualitas


(35)

diperoleh dari campuran bahan-bahan yang berkualitas membuat ikan tumbuh dengan baik. Jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan setiap harinya berhubungan erat dengan ukuran berat. Jumlah pakan yang diberikan untuk ikan nila adalah 3-5% dari berat total ikan.

Pakan ikan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan ikan alami merupakan makanan ikan yang tumbuh di alam tanpa campur tangan manusia secara langsung. Pakan ikan alami biasanya digunakan dalam bentuk hidup dan agak sulit untuk dikembangkan. Pakan alami ikan adalah plankton. Plankton ada dua macam yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah plankton kelompok tumbuhan sedangkan zooplankton adalah plankton kelompok hewan. Pakan ikan buatan merupakan makanan ikan yang dibuat dengan mencampur bahan-bahan alami atau bahan olahan yang kemudian diolah dan dibuat dalam bentuk tertentu sehingga dapat menarik ikan untuk memakannya dengan mudah dan lahap. Secara umum pakan ikan buatan berasal dari olahan beberapa bahan baku pakan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan (Setyono, 2012).

Bahan baku pakan yang memiliki kandungan protein antara lain ampas tahu, bekatul, dan bulu ayam. Bahan baku yang memiliki kandungan karbohidrat antara lain, tepung ikan dan bekatul. Kandungan vitamin dan mineral dalam pakan dapat ditemukan dari daun ketela yang dipotong-potong dan dicampurkan ke dalam campuran bahan. Salah satu pakan buatan yang banyak dijumpai di pasaran adalah pelet. Pelet adalah bentuk makanan yang dibuat dari beberapa macam bahan yang dicampur, kemudian dicetak


(36)

berbentuk batangan atau bulatan kecil-kecil. Bentuk pelet tidak berupa tepung, tidak berupa butiran dan tidak pula berupa larutan (Mudjiman, 2000). Komposisi pakan dapat dilihat dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Komposisi Pakan Ikan

Bahan Kontrol P1 P2 P3

Tepung ikan (%) 25 25 25 25

Ampas tahu (%) 50 50 50 50

Bekatul (%) 17 17 17 17

Tepung kanji (%) 6 6 6 6

Daun ketela (%) 2 2 2 2

(Sumber : Rachmawati, 2006).

Pelet dikenal sebagai bahan pakan yang dicampur dan dipadatkan sedemikian rupa dengan cara menekan. Cara menekan ini dapat meningkatkan kepadatan pakan untuk mengurangi tempat penyimpanan dan mempermudah penyajian pakan (Hartadi, 2005).

E. KUALITAS AIR

Kualitas air merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan budidaya ikan nila. Penurunan kualitas air dapat menyebabkan munculnya penyakit, menghambat pertumbuhan ikan, mengurangi konversi pakan dan dapat menyebabkan kematian.

Berbagai bahan kimia yang larut dalam air akan mempengaruhi kualitas air. Pada kegiatan budidaya, perubahan karakteristik air dapat meningkatkan produksi ikan dan kualitas air. Beberapa faktor kualitas air yang berperan


(37)

penting antara lain: suhu air dan derajat keasaman (pH). Nila merupakan ikan yang lebih toleran terhadap kualitas air yang rendah daripada ikan-ikan budidaya air tawar lainnya (Carman dan Sucipto, 2013).

1.) Suhu air

Ikan memiliki batas toleransi pada suhu tinggi dan suhu rendah untuk pertumbuhan. Ikan juga memiliki suhu optimal untuk pertumbuhan, konversi pakan, dan resistensi terhadap penyakit tertentu. Batas optimal suhu berbeda-beda, dipengaruhi dari faktor-faktor lain seperti pH, tekanan oksigen, ketinggian, kedalaman air, dan cuaca. Kondisi suhu sangat berpengaruh untuk kesehatan ikan baik pada kondisi normal maupun saat ikan diberi obat (Carman dan Sucipto, 2013).

Suhu mematikan untuk hampir semua jenis ikan adalah 10-11˚C apabila kondisinya terus menerus demikian selama beberapa hari. Nafsu makan ikan akan terganggu ketika suhu air berada di bawah 16-17˚C. Kemampuan reproduksi akan mengalami penurunan pada suhu di bawah 21˚C dan penyakit lebih mudah menyerang ikan nila. Ikan nila dapat tumbuh pada suhu 14- 38˚C. Suhu air optimal untuk pertumbuhan ikan nila adalah 25-32˚C (Nugroho, 2015).

2.) Derajat Keasaman (pH)

Nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan yang alkalinitasnya rendah atau netral. Pada lingkungan dengan pH rendah, pertumbuhannya mengalami penurunan. Akan tetapi, nila masih dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH 5-10. Batas pH


(38)

mematikan bagi ikan adalah 11 atau lebih. Sebaiknya pH air dipertahankan pada nilai netral atau pada kisaran 6,5-8,0 (Ghufran, 2010).

F. PERTUMBUHAN IKAN NILA

Pertumbuhan merupakan panjang dalam satuan waktu dan pertambahan ukuran berat. Jika dilihat lebih lanjut pertumbuhan merupakan proses biologis yang kompleks dan dipengaruhi oleh adanya berbagai macam faktor (Effendi, 2002). Pertumbuhan panjang ada dua macam yakni panjang total dan panjang standar. Panjang total diukur mulai dari ujung terdepan bagian kepala sampai ujung terakhir bagian ekornya. Panjang standar diukur dari ujung terdepan bagian kepala sampai pertengahan pangkal sirip ekor. Pertumbuhan selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor pertumbuhan. Faktor-faktor pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor luar dan faktor dalam (Wiadnya dkk, 2000).

 Faktor luar meliputi kandungan oksigen terlarut, suhu air, amonia dan salinitas. Adanya interaksi antar faktor lainnya, seperti jumlah, kompetisi, kualitas makanan, tingkat kematian dan umur akan mempengaruhi laju pertumbuhan spesifik ikan.

 Faktor dalam merupakan faktor yang susah dikontrol, seperti seks, umur, keturunan, parasit dan penyakit.


(39)

Faktor lain yang dapat memacu pertumbuhan ikan dapat dilihat dari kualitas pakan. Pertumbuhan ikan yang terhambat dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu:

 Kondisi eksternal pakan. Pada kondisi ini, sumber nutrisi yang ada dalam pakan ikan belum lengkap sehingga tidak dapat memacu pertumbuhan yang optimal.

 Kondisi internal ikan. Kondisi ini berhubungan dengan kemampuan ikan dalam mencerna dan menyerap pakan untuk pertambahan bobot tubuh ikan.

G. PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian Rachmawati (2006) bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan EM4 dengan berbagai dosis (0,5,10,15 ml/kg pakan) terhadap efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan nila Gift. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan EM4 hingga konsentrasi 15 ml/kg pakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan laju pertumbuhan khusus (SGR), nilai keefisienan pakan dan keefisienan protein ikan nila Gift, akan tetapi penambahan EM4 dalam pakan dapat meningkatkan kadar protein pakan.

Penelitian Supriyanto (2010) bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap pertumbuhan lele sangkuriang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Perlakuan pemberian


(40)

probiotik dilakukan dengan cara menyemprotkan probiotik ke dalam pakan dan mengangin-anginkannya dengan variasi waktu yang berbeda yakni 10 menit, 20 menit dan 40 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik yang disemprotkan dalam pelet dan diangin-anginkan selama 10 menit, 20 menit dan 40 menit tidak berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan berat biomassa mutlak dan laju pertumbuhan “instantaneous

growth (g)” lele sangkuriang.

Penelitian Anggriani (2012) bertujuan untuk mengetahui dosis penambahan Bacillus sp. hasil isolasi dari saluran pencernaan ikan patin sebagai probiotik pada pakan komersial untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan benih ikan nila merah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan dosis penambahan Bacillus sp. yang terdiri dari perlakuan tanpa penambahan Bacillus sp., perlakuan dengan penambahan Bacillus sp. sebanyak 500 ml/kg pakan, 1000 ml/kg pakan, 1500 ml/kg pakan, dan 2000 ml/kg pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Bacillus sp. hasil isolasi dari saluran pencernaan ikan patin pada pakan buatan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, efisiensi pakan, dan laju pertumbuhan ikan nila merah. Penambahan Bacillus sp. dengan dosis sebesar 1000 ml/kg pakan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 70%, efisiensi pakan tertinggi 116,60%, dan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 2,92%.

Penelitian Kamil (2015) bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik dalam pakan buatan terhadap kecernaan pakan, serta mengetahui


(41)

dosis probiotik yang diberikan dalam pakan untuk menunjang pertumbuhan ikan nila. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dan menggunakan rancangan acak lengkap. Probiotik yang digunakan adalah merk Raja Lele. Hasil penelitian menunjukkan penambahan probiotik sebanyak 5-20 ml/kg ke dalam pakan buatan berpengaruh terhadap kecernaan pakan, efisiensi pakan, retensi protein, laju pertumbuhan spesifik, dan kelulushidupan benih ikan nila. Perlakuan terbaik diperoleh pada penambahan probiotik sebanyak 20 ml/kg pakan menghasilkan kecernaan pakan, 50,74%, efisiensi pakan 29,27%, retensi protein 45,63%, laju pertumbuhan spesifik 3,64%, dan kelulushidupan 90-200%.

H. KERANGKA BERPIKIR

Indonesia merupakan negara maritim sehingga memiliki potensi perikanan yang tinggi baik perikanan air tawar maupun air laut. Ikan nila merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena ikan nila mudah dipelihara, laju pertumbuhan dan perkembangannya lebih cepat, serta tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Salah satu jenis ikan nila yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah ikan nila merah.

Ketersediaan pakan dan kualitas air mempengaruhi pertumbuhan ikan nila. Penambahan probiotik dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan, salah satu contoh probiotik adalah EM4. Masyarakat umumnya menggunakan EM4 sebagai pupuk untuk tumbuhan dan tambahan pada pakan beberapa ternak. EM4 adalah cairan yang berwarna kecoklatan dan berbau manis asam yang di


(42)

dalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup non patogen. Di dalam EM4 mengandung beberapa mikroorganisme hidup yaitu bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), bakteri asam laktat (Lactobacillus sp,), Actinomycetes sp., dan jamur fermentasi. Pakan yang ditambahkan dengan EM4 ini tergolong murah dan pengaplikasiannya juga tergolong efektif. Pakan yang telah ditambahkan EM4 akan meningkat nilai gizinya karena telah mengandung bakteri probiotik dan jamur fermentasi. Bakteri probiotik pada pakan beraktivitas ketika sudah masuk di saluran pencernaan ikan. Sementara itu, jamur fermentasi akan memfermentasi senyawa komplek pakan menjadi senyawa sederhana sehingga mudah diserap oleh sistem pencernaan ikan.

Bakteri probiotik menghasilkan enzim-enzim untuk mempercepat proses pencernaan dan penyerapan nutrisi serta dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam saluran pencernaan ikan. Pertumbuhan dan produktivitas ikan nila lebih cepat akibat adanya penambahan probiotik EM4. Kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat dalam diagram alur pada gambar:


(43)

Gambar 2.4 Kerangka berpikir penelitian Indonesia merupakan negara maritim

Perikanan air tawar Perikanan air laut Ikan nila merah banyak dibudidayakan karena mudah dipelihara, laju pertumbuhannya cepat dan nilai ekonominya cukup tinggi

Ketersediaan pakan yang berkualitas dan kualitas air mempengaruhi pertumbuhan

Penambahan probiotik pada pakan dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan, contoh probiotik EM4

Bakteri probiotik: mempercepat proses

pencernaan dan penyerapan nutrisi serta menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam usus ikan

Pertumbuhan ikan nila merah lebih cepat Pakan yang ditambah EM4 akan meningkat nilai gizinya

Jamur fermentasi: mengubah senyawa kompleks pakan menjadi senyawa sederhana


(44)

I. HIPOTESIS

1. Penambahan probiotik EM4 pada pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan berat dan panjang total ikan nila merah.

2. Konsentrasi penambahan EM4 pada pakan yang optimal adalah 25 ml/kg pakan.


(45)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekperimental. Penelitian eksperimental merupakan kegiatan terperinci yang dirancang untuk menghasilkan data. Penelitian eksperimental juga dapat didefinisikan sebagai penelitian yang mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian EM4 dengan konsentrasi yang berbeda pada pakan terhadap pertumbuhan ikan nila.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian EM4 dengan 3 jenis konsentrasi yang berbeda.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini meliputi berat dan panjang total (TL) ikan nila.

3. Variabel kontrol dalam penelitian ini meliputi volume air dan ukuran akuarium.


(46)

C. Batasan Masalah

1. Ikan Nila yang digunakan untuk penelitian ini adalah spesies ikan nila merah. 2. Ikan Nila yang digunakan tiap perlakuan adalah 15 ekor dengan ukuran

panjang total rata-rata 7,6 cm dan berat rata-rata 7,4 gram setelah proses aklimatisasi.

3. Konsentrasi EM4yang digunakan yaitu 15 ml/kg pakan, 20 ml/kg pakan dan 25 ml/kg pakan.

4. Akuarium yang digunakan memiliki ukuran 50 cm x 30 cm x 30 cm dengan volume air 37 liter.

5. Pertumbuhan ikan nila dengan 2 parameter yaitu berat dan panjang total.

D. Alat dan Bahan a. Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pH meter, termometer, gelas ukur, timbangan digital “Cook Master”, mesin pencetak pelet, oven, pengukus, akuarium, aerator, penyaring air, blender, baskom, tampah, ember, jaring ikan, pengaduk, kain, kantong plastik, kamera, kertas label, penggaris, dan alat tulis.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : bibit ikan nila (60 ekor), tepung ikan, ampas tahu, bekatul, EM4(PT. Songolangit Persada), tepung kanji, daun ketela, dan minyak jelantah.


(47)

E. Prosedur Kerja

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma. Penelitian dilaksanakan pada bulan 11 April 2016 sampai 19 Juli 2016.

1. Tahap Persiapan

Sebelum pelaksanaan kegiatan penelitian, terlebih dahulu dilakukan persiapan materi yang akan dipakai dalam penelitian, meliputi persiapan alat dan bahan, persiapan pembuatan pakan dan persiapan hewan uji.

a. Persiapan alat dilakukan dengan cara: akuarium dibersihkan, sirkulasi dan aerator akuarium diatur kemudian akuarium diisi air dengan volume air 37 liter. Akuarium diletakkan dan ditata.

b. Persiapan bahan dilakukan dengan cara: bahan pembuatan pakan yakni tepung ikan, ampas tahu, tepung kanji, bekatul dan EM4dibeli di pasar. Ampas tahu diperas, dikeringkan di bawah sinar matahari dan dioven sampai kering kemudian diblender agar lebih halus. Daun ketela dipotong kecil-kecil.

c. Pembuatan pakan

1) Bahan-bahan pakan seperti tepung ikan, ampas tahu, bekatul, daun ketela dan tepung kanji yang sudah ditambah dengan sedikit air kemudian dicampur hingga homogen (komposisi bahan pembuatan pakan dapat dilihat pada Tabel 3.1)


(48)

Tabel 3.1 Komposisi bahan pembuatan pakan

Bahan Kontrol P1 P2 P3

Tepung ikan (%) 25 25 25 25

Ampas tahu (%) 50 50 50 50

Bekatul (%) 17 17 17 17

Tepung kanji (%) 6 6 6 6

Daun ketela (%) 2 2 2 2

EM4(ml) 0 15 20 25

(Sumber: Rachmawati, 2006).

2) Campuran bahan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang diberi sedikit lubang, dikukus selama 20 menit kemudian dikeluarkan dari kantong plastik dan didinginkan.

3) EM4 ditambahkan dengan volume masing-masing 0 ml/kg pakan, 15 ml/kg pakan, 20 ml/kg pakan, dan 25 ml/kg pakan.

4) Campuran bahan yang telah diberi perlakuan dimasukkan kembali ke dalam kantong plastik yang telah diberi lubang, ditutup dan difermentasi selama 4 hari.

5) Campuran bahan ditambah minyak jelantah 1 tutup botol dan dicetak dengan menggunakan mesin cetak pelet kemudian dikeringkan.

d. Persiapan ikan uji dilakukan dengan cara: bibit ikan nila dipilih dengan ukuran panjang total rata-rata 7,6 cm, ukuran panjang standar rata-rata 5,3 cm dengan berat rata-rata 7,4 gram. Ikan nila ditempatkan dalam akurium berukuran 50x30x30 cm sebanyak 15 ekor ikan nila per akuarium. Ikan


(49)

nila diaklimatisasi selama 10 hari. Hal ini dilakukan agar ikan nila dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Adapun proses aklimatisasi yang dilakukan antara lain:

1.) Plastik yang berisi benih ikan nila diapungkan ke dalam akuarium yang telah berisi air selama 10-15 menit.

2.) Plastik dimiringkan ke dalam air dan benih ikan dibiarkan keluar dengan sendirinya kemudian dipuasakan 24 jam.

3.) Pakan kontrol (tanpa penambahan EM4) diberikan pada setiap akuarium selama 10 hari.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan :

a. Pemberian pakan ikan nila dilakukan 2 kali sehari yakni pagi pukul 09.00 dan sore pukul 16.00 pada masing-masing perlakuan. Pemberian pakan per hari sebanyak 5 % dari total berat ikan (Handajani, 2006). b. Air akuarium diganti dengan cara mengambil air dari akuarium dengan

volume air 27 liter kemudian ditambahkan dengan air untuk menghindari stress pada ikan. Pergantian air akuarium dilakukan setiap seminggu sekali.

c. Parameter kualitas air diukur tiga kali sehari pada pukul 09.00, 12.00 dan 17.00. Parameter kualitas air diukur setiap hari.


(50)

3. Tahap Pengambilan Data

Pengambilan data berat dan panjang total dilakukan setiap tujuh hari. Selama penelitian berlangsung parameter yang diamati adalah berat dan panjang total ikan nila. Pengambilan data berat ikan dilakukan dengan cara ember kecil yang digunakan untuk menimbang diisi air, kemudian diletakkan pada timbangan digital. Timbangan digital dinetralkan kemudian diambil satu ikan dan dimasukkan ke dalam ember yang berisi air. Nilai berat ikan pada timbangan ditunggu hingga tidak berubah lagi kemudian dicatat ke dalam tabel. Panjang total ikan nila diukur dengan cara ikan diambil dari akuarium diletakkan ke tangan, kemudian diletakkan penggaris dari ujung terdepan bagian kepala ikan hingga ujung ekor ikan yang paling panjang (Gambar 3.1), kemudian dicatat panjang totalnya.

Gambar 3.1 Pengukuran Panjang Total Ikan Nila TL


(51)

Parameter kualitas air diukur dengan cara: a) Suhu

Pengukuran suhu dilakukan menggunakan termometer dengan cara: - Termometer dicelupkan ke dalam akuarium pada masing-masing

perlakuan kemudian ditunggu 5 menit dan dicatat suhu airnya. b) Derajat keasaman (pH)

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dengan cara:

- Batang sensor pH dicelupkan ke dalam akuarium, ditunggu 5 menit dan dicatat pH airnya.

F. Metode Analisis dan Data

1) Pertumbuhan berat ikan mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir pemeliharaan dan awal pemeliharaan. Pertumbuhan berat mutlak dapat dihitung dengan menggunakan rumus dalam Supriyanto (2010), yaitu:

Wm = Wt-Wo Keterangan :

Wm = pertumbuhan berat mutlak (gr) Wt = berat rata-rata akhir (gr)

Wo = berat rata-rata awal (gr)

2) Pertumbuhan harian spesifik dihitung berdasarkan formula De Silva dan Anderson dalam Muchlisin (2003), yaitu :


(52)

Keterangan :

SGR = laju pertumbuhan harian spesifik

W2 = bobot rata-rata ikan pada akhir percobaan W1 = bobot rata-rata ikan pada awal percobaan t2 = waktu akhir percobaan

t1 = waktu awal percobaaan

Pengukuran pertumbuhan ikan nila dilakukan dengan mengambil 15 ekor tiap perlakuan.

3) Rumus yang digunakan untuk menentukan laju pertumbuhan panjang badan harian ikan nila dihitung berdasarkan rumus dalam Suryani (2010), adalah :

Keterangan :

Lt = Panjang badan rata-rata ikan nila pada akhir penelitian Lo = Panjang badan rata-rata ikan nila pada awal penelitian T = Lama pemeliharaan

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel 2010. Data yang telah diperoleh berdasarkan pengamatan merupakan data mentah yang meliputi berat dan panjang total ikan nila. Pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan dianalisis dengan mengunakan Uji Anova. Uji Anova merupakan uji komparatif atau perbandingan yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) pada data yang lebih dari 2 kelompok. Pengambilan keputusan dalam uji Anova dimana Fhitung > Fcritical maka hasil uji statistik signifikan, artinya Ho ditolak dan Hi diterima.


(53)

Hipotesis untuk uji Anova dalam penelitian ini yaitu:

Ho : Tidak ada pengaruh penambahan probiotik EM4 pada pakan ikan terhadap berat dan panjang total ikan nila

Hi : Terdapat pengaruh penambahan probiotik EM4 pada pakan ikan tehadap berat dan panjang total ikan nila.

Dalam menganalisis data dengan menggunakan uji Anova harus didukung dengan pengujian normalitas dan homogenitas dimana kedua pengujian tersebut adalah syarat analisis data sebelum menganalisis dengan menggunakan Uji Anova pada Microsoft Excel 2010. Uji normalitas merupakan pengujian yang tujuannya untuk mengetahui data penelitian yang didapatkan memiliki distribusi normal atau tidak. Normalitas dipenuhi apabila hasil uji signifikan dengan taraf signifikan α=0,05. Pengambilan keputusan pada uji normalitas adalah apabila nilai signifikansi lebih

besar dari α, maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari α, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Setelah dilakukan uji normalitas, dilanjutkan dengan uji homogenitas. Tujuan uji homogenitas ini adalah mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah apabila nilai signifikan

lebih dari α (0,05), maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak homogen sedangkan apabila nilai signifikansi lebih besar

dari α, maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah homogen.


(54)

Uji normalitas maupun uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut yaitu uji Duncan. Setelah diuji dengan menggunakan uji Duncan dapat diketahui mana perlakuan yang berbeda secara nyata dan mana perlakuan yang paling baik.


(55)

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pengukuran berat dan panjang total ikan dilakukan setiap seminggu sekali sebanyak 9 kali pengukuran yaitu pada tanggal 31 Mei 2016-19 Juli 2016. Berdasarkan hasil pengukuran dapat dibuat tabel dan grafik pertumbuhan berat ikan nila sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rata-Rata Berat Ikan Nila Selama Penelitian Minggu

ke-

P0 (g)

P1 (g)

P2 (g)

P3 (g)

0 8,13 7,33 6,46 7,26

1 8,67 8,46 6,53 8,33

2 8,67 8,53 6,6 9,26

3 9,93 9,26 7,53 10,2

4 10,86 10,13 8,13 11

5 11,4 10,26 8,33 11,13

6 11,73 10,67 8,73 11,73

7 12,2 10,73 9,06 11,8

8 12,73 12 10,67 13,06

Keterangan: P0: tanpa penambahan EM4; P1: penambahan EM4 15 ml/kg pakan; P2: penambahan EM420 ml/kg pakan; P3: penambahan EM4 25 ml/kg pakan.


(56)

Gambar 4.1 Rata-Rata Berat Ikan Nila Selama Penelitian. Keterangan: P0: tanpa penambahan EM4; P1: penambahan EM4 15 ml/kg pakan; P2: penambahan EM420 ml/kg pakan; P3: penambahan EM4 25 ml/kg pakan.

Berdasarkan Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan berat ikan nila selama tujuh hari pada setiap perlakuan dan kontrol memiliki perbedaan setiap minggunya. Setiap akuarium diisi 15 ekor ikan nila. Pada awal pengambilan data didapatkan rata-rata berat awal yang paling tinggi adalah P0 dengan rata-rata berat awal 8,13 g sedangkan rata berat awal yang paling rendah adalah P2 dengan rata-rata berat 6,46 g. Pada pengambilan data minggu pertama rata-rata-rata-rata berat ikan nila paling tinggi adalah P0 (tanpa penambahan EM4) dengan berat 8,67 g. Rata-rata berat ikan nila terendah adalah pada P2 (penambahan 20 ml/kg pakan) dengan berat 6,53 g. Pada pengambilan data kedua, rata-rata berat ikan nila paling tinggi adalah P3 dengan berat 9,26 g sedangkan rata-rata berat paling rendah masih tetap P2 dengan berat 6,6 g. Pada minggu kedua ini P0 memiliki rata-rata berat yang sama dengan minggu pertama yaitu 8,67 g. Selama proses pemeliharaan ikan nila di akuarium, rata-rata


(57)

pertambahan berat ikan paling tinggi adalah P3 dengan perlakuan penambahan EM4 sebanyak 25 ml/kg pakan ikan. Akan tetapi, perbedaan rata-rata berat ikan dari P0 sampai dengan P3 tidak jauh berbeda.

Gambar 4.2 Rata-Rata Pertambahan Berat Total Ikan Nila Selama Penelitian. Keterangan: P0: tanpa penambahan EM4; P1: penambahan EM4 15 ml/kg pakan; P2: penambahan EM4 20 ml/kg pakan; P3: penambahan EM4 25 ml/kg pakan.

Berdasarkan Gambar 4.2 peningkatan berat ikan nila dari hari pertama sampai hari ke-56 yang paling besar adalah perlakuan P3 (penambahan EM425 ml/kg pakan) sebesar 5,8 g sedangkan yang paling rendah adalah P2 (penambahan EM4 20 ml/kg pakan) sebesar 4,21 g. Pertumbuhan berat mutlak ini sesuai dengan pertumbuhan rata-rata berat ikan nila pada Gambar 4.1 dimana rata-rata berat yang paling tinggi adalah P3 dan yang paling rendah adalah P2.


(58)

Gambar 4.3 Laju Pertumbuhan Khusus (SGR). Keterangan: P0: Tanpa penambahan EM4; P1: penambahan EM4 15 ml/kg pakan; P2: penambahan EM4 20 ml/kg pakan; P3: penambahan EM4 25 ml/kg pakan.

SGR (laju pertumbuhan khusus) adalah persentase dari pertambahan berat ikan setiap harinya selama proses pemeliharaan. Pada Gambar 4.3 yang menunjukkan nilai SGR paling tinggi adalah P3 (1,04%) sedangkan yang paling rendah adalah P0 (0,80%). Untuk mengetahui keseragaman dan variasi data masing-masing perlakuan, dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil dari uji normalitas berat ikan nila menggunakan uji Kolmogrov Smirnov diperoleh nilai normalitas setiap perlakuan 0,200 yang mana lebih dari 0,05 sehingga menunjukkan data sampel berdistribusi normal. Hasil dari uji homogenitas berat ikan nila diperoleh nilai homogenitas 0,669 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga menunjukkan data sampel homogen. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas berat ikan nila tersebut, dapat disimpulkan bahwa data


(59)

penelitian ini normal dan homogen. Data yang homogen berarti data tersebut pada tiap perlakuan mempunyai keseragaman variasi data. Untuk mengetahui terdapat perbedaan nyata antara rata-rata pertumbuhan berat harian ikan nila dilakukan analisis variasi dengan Anova one factor (Lampiran 4). Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil Fhitung (6,022373) >Fcritical (2,946685) sehingga disimpulkan hasil uji statistik signifikan. Hal ini berarti terdapat pengaruh penambahan probiotik EM4 pada pakan ikan terhadap pertumbuhan berat ikan nila. Uji Anova yang didapatkan signifikan, maka dilakukan uji lanjut yaitu Uji Duncan sehingga dapat diketahui dengan jelas perbedaannya. Uji Duncan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2 Hasil Uji Duncan Rata-Rata Berat Perlakuan Hasil

P0 10,480b

P1 9,707b

P2 8,004a

P3 10,418b

Keterangan: Angka yang diikuti abjad yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan antara tiap konsentrasi pada α=0,05.

Berdasarkan Uji Duncan tersebut didapatkan hasil bahwa P2 berbeda nyata dengan P0, P1 dan P3. P0, P1 dan P3 tidak saling berbeda nyata. P3 merupakan perlakuan yang paling baik di antara perlakuan yang lain.


(60)

Parameter yang diukur selain berat adalah panjang total ikan nila. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan grafik pada Gambar 4.4 sbb:

Tabel 4.3 Rata-Rata Panjang Total Ikan Nila Selama Penelitian Minggu

ke-

P0 (cm)

P1 (cm)

P2 (cm)

P3 (cm)

0 8 7,63 7,12 7,75

1 8,03 7,9 7,3 8,06

2 8,24 7,96 7,36 8,33

3 8,56 8,26 7,70 8,52

4 8,85 8,6 7,99 8,85

5 8,92 8,64 8,20 8,96

6 9,28 8,7 8,26 9,07

7 9,29 8,92 8,40 9,14

8 9,32 9,17 8,68 9,35

Keterangan: P0: tanpa penambahan EM4; P1: penambahan EM4 15 ml/kg pakan; P2: penambahan EM4 20 ml/kg pakan; P3: penambahan EM425 ml.kg pakan.

Gambar 4.4 Panjang Total Ikan Nila Selama Penelitian. Keterangan: P0: tanpa penambahan EM4; P1: penambahan EM4 15 ml/kg pakan; P2: penambahan EM420 ml/kg pakan; P3: penambahan EM4 25 ml/kg pakan.


(61)

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa pada awal penelitian rata-rata panjang total yang paling tinggi adalah P0 (8 cm) sedangkan yang paling rendah adalah P2 (7,12 cm). Pada pengambilan data minggu pertama rata-rata panjang total ikan pada pengambilan data pertama yang paling tinggi adalah P3 (8,06 cm), sedangkan yang paling rendah adalah P2 (7,3 cm). Pada pengambilan data kedua, rata-rata panjang total paling tinggi adalah P3 (8,33 cm) sedangkan rata-rata panjang total paling rendah adalah P2 (7,36 cm). Selama proses pemeliharaan ikan nila di akuarium, rata-rata panjang total ikan paling tinggi adalah P3 (9,35 cm) dengan penambahan EM4 25 ml/kg pakan sedangkan rata-rata panjang total ikan yang paling rendah adalah P2 (8,68 cm) dengan penambahan EM4 20 ml/kg pakan. Akan tetapi, perbedaan rata-rata berat ikan dari P0 sampai dengan P2 tidak jauh berbeda.

Gambar 4.5 Pertambahan Panjang Total Ikan Nila Selama Penelitian. Keterangan: P0: tanpa penambahan EM4; P1: penambahan EM4 15 ml/kg pakan; P2: penambahan EM420 ml/kg pakan; P3: penambahan EM4 25 ml/kg pakan.


(62)

Berdasarkan Gambar 4.5 peningkatan panjang total ikan nila dari hari pertama sampai dengan hari ke-56 yang paling tinggi adalah P3 sebesar 1,6 cm sedangkan yang paling rendah adalah P0 sebesar 1,32 cm.

Gambar 4.6 Laju Pertumbuhan Panjang Badan Total Harian. Keterangan: P0: tanpa penambahan EM4; P1: penambahan EM4 15 ml/kg pakan; P2: penambahan EM420 ml/kg pakan; P3: penambahan EM4 25 ml/kg pakan.

Pada Gambar 4.6 laju pertumbuhan panjang badan total harian paling tinggi adalah P2 (0,353%) dengan perlakuan penambahan EM4 sebanyak 20 ml/kg pakan. Sementara itu, laju pertumbuhan panjang badan total harian yang paling rendah adalah P0 (0,272%) tanpa penambahan EM4.

Untuk mengetahui keseragaman dan variasi data masing-masing perlakuan, dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil dari uji normalitas panjang total ikan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov diperoleh nilai normalitas 0,200 sehingga lebih besar dari α (0,05), dengan begitu data sampel berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas panjang


(63)

total ikan diperoleh nilai homogenitasnya 0,992 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga menunjukkan data sampel homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas panjang total ikan, dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini normal dan homogen. Data yang homogen berarti data tersebut pada tiap perlakuan mempunyai keseragaman variasi data. Untuk mengetahui terdapat perbedaan nyata antara rata-rata pertumbuhan berat harian ikan nila dilakukan analisis variasi dengan Anova one factor (Lampiran 4).

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil Fhitung (5,292974)>Fcritical (2,946685) sehingga disimpulkan hasil uji statistik signifikan. Hal ini berarti rata-rata pertambahan panjang total ikan nila setiap tujuh hari menunjukkan perbedaan yang nyata pada masing-masing perlakuan. Dengan demikian perlakuan dengan penambahan EM4 berpengaruh pada pertumbuhan panjang total ikan nila. Uji Anova yang didapatkan signifikan maka dilakukan uji lanjut yaitu Uji Duncan sehingga dapat diketahui dengan jelas perbedaannya. Uji Duncan rata-rata panjang total dapat dilihat dalam Tabel 4.4. Berdasarkan Uji Duncan pada Tabel 4.4 tersebut didapatkan hasil bahwa P2 berbeda nyata daripada P0, P1 dan P3. P0, P1 dan P3 tidak saling berbeda nyata. Perlakuan yang paling baik jika dilihat dalam tabel tersebut adalah P3.


(64)

Tabel 4.4 Hasil Uji Duncan Rata-Rata Panjang Total

Perlakuan Hasil

P0 8,721b

P1 8,420b

P2 7,890a

P3 8,670b

Keterangan: Angka yang diikuti dengan abjad yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan antara tiap konsentrasi pada

α=0,05.

B. Pembahasan

Pertumbuhan merupakan suatu proses pertambahan panjang dan berat suatu makhluk hidup yang sifatnya kuantitatif. Pertambahan panjang, dan berat suatu makhluk hidup diakibatkan dari konsumsi makanan. Makanan yang dikonsumsi akan menjadi sumber energi bagi makhluk hidup. Makanan yang dikonsumsi oleh makhluk hidup harus bergizi dan memenuhi kebutuhan dari makhluk hidup. Kebutuhan makanan setiap makhluk hidup berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan EM4pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan nila dan untuk mengetahui konsentrasi pemberian EM4 yang optimal pada pakan ikan untuk pertumbuhan ikan nila.

Berdasarkan Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 rata-rata pertumbuhan berat ikan nila selama tujuh hari pada setiap perlakuan dan kontrol mengalami peningkatan setiap minggunya kecuali pada minggu kedua pengambilan data. Rata-rata berat ikan yang meningkat ini disebabkan oleh tersedianya pakan yang mencukupi. Pakan yang diberikan memiliki kandungan nutrisi yang


(65)

sesuai dengan kebutuhan ikan. Pakan ikan yang diberikan adalah pakan buatan (Tabel 3.1). Rata-rata berat ikan ada yang tetap pada minggu kedua yaitu pada P0. Hal ini dapat dikarenakan metabolisme ikan dimana energi yang dihasilkan dari pakan yang dimakan digunakan ikan untuk bergerak sehingga rata-rata berat menjadi tetap.

Peningkatan berat ikan nila dari awal penelitian sampai hari akhir penelitian yang paling besar adalah perlakuan P3 (penambahan EM4 25 ml/kg pakan) sebesar 5,8 g sedangkan yang paling rendah adalah P2 (penambahan EM4 20 ml/kg pakan) sebesar 4,21 g. P3 mengalami peningkatan yang paling besar dari awal penelitian sampai hari akhir penelitian. Hal ini dapat dikarenakan oleh pengaruh penambahan probiotik EM4 dengan konsentrasi paling besar sehingga bakteri probiotik yang ada di dalam usus ikan lebih mendominasi daripada bakteri patogen. Hal ini yang memungkinkan P3 mampu menyerap makanan lebih optimal karena bakteri patogen mampu diminalisir sehingga peningkatan berat dari hari pertama sampai dengan hari akhir penelitian paling tinggi.

Bakteri probiotik EM4 yang ditambahkan pada pakan tersebut bekerja ketika sudah masuk ke dalam saluran pencernaan. Aktivitas bakteri dalam saluran pencernaan mampu mengubah keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Cara kerja dari bakteri probiotik itu sendiri adalah dengan menempel dan berkoloni pada dinding usus, bakteri probiotik akan berkompetisi dengan bakteri patogen, bakteri probiotik akan berkembang biak dan lebih mendominasi daripada bakteri patogen sehingga bakteri


(66)

patogen akan dihambat pertumbuhannya oleh bakteri probiotik. Bakteri probiotik tersebut juga dapat menghasilkan zat antimikroba yang mampu membunuh bakteri patogen sehingga membuat proses pencernaan dan penyerapan sari-sari makanan akan lebih mudah.

Bakteri probiotik dalam pakan juga dapat memecah protein menjadi polipeptida, oligopeptida dan asam amino yang bisa langsung diserap (Yusuf, 2012). Bakteri patogen yang ada di usus ikan menyebabkan penyerapan nutrisi pakan menjadi tidak optimal. Bakteri patogen mampu mengambil alih saluran pencernaan ikan dengan mengambil sari-sari makanan yang masuk dalam saluran pencernaan sehingga lebih sedikit sari-sari makanan yang diserap oleh tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan tubuh kekurangan nutrisi dan menimbulkan penyakit pada ikan. Akan tetapi dengan adanya bakteri probiotik, bakteri patogen akan terhambat pertumbuhannya sehingga penyerapan sari makanan menjadi lebih optimal.

EM4 tidak hanya berisi bakteri saja, tetapi juga berisi jamur fermentasi. Jamur fermentasi dalam EM4 beraktivitas ketika terjadi proses fermentasi dalam pakan. Proses fermentasi akan memecah komponen pakan lebih optimal sehingga nutrisi pakan akan lebih mudah diserap di usus ikan. Proses fermentasi yang terjadi ditandai dengan adanya perubahan warna campuran bahan pakan, adanya uap air dan rasa hangat pada campuran pakan apabila disentuh dengan tangan. Hal ini dikarenakan proses fermentasi memang menghasilkan kalor.


(67)

Bakteri pada EM4 bersifat menguntungkan, sementara itu di dalam saluran pencernaan terdapat berbagai macam bakteri baik patogen maupun non patogen. Pakan yang telah ditambah dengan EM4 mengandung bakteri menguntungkan yang nantinya ketika masuk dalam saluran pencernaan akan berkompetisi dengan bakteri patogen di dalam usus ikan karena bakteri EM4 ini bersifat antagonis terhadap bakteri patogen. Bakteri probiotik ini tidak hanya ditemukan pada pupuk probiotik, tetapi dapat ditemukan secara alami yakni di usus ikan. Akan tetapi, kandungan bakteri probiotik pada usus ikan bisa saja jumlahnya sedikit. Usus ikan tidak hanya mengandung bakteri probiotik tetapi juga dapat mengandung beberapa bakteri yang sifatnya patogen yang dapat menghambat pertumbuhan ikan.

Bakteri patogen dapat masuk di dalam usus ikan melalui air maupun kolam tempat menebar benih. Bakteri patogen di dalam usus apabila tidak dihambat pertumbuhannya dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen, ikan harus diberikan probiotik dimana dalam probiotik mengandung bakteri-bakteri yang menguntungkan. Bakteri menguntungkan tersebut yang nantinya akan menghambat pertumbuhan dari bakteri patogen bahkan mematikan bakteri patogen sehingga usus akan lebih cepat menyerap makanan karena tidak ada bakteri yang menghambat dalam proses penyerapan akibat adanya EM4.

Jamur fermentasi dalam EM4 akan berkembang biak dan menghasilkan enzim yang digunakan untuk pemecahan senyawa di dalam pakan. Enzim-enzim tersebut diantaranya Enzim-enzim amilase, lipase, pektinase dan protease.


(68)

Enzim amilase berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa dan glukosa.

(C6H10O5)n --- > C12H22O11 + C6H12O6

Enzim lipase berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

C55H98O6 --- > R-COOH + C3H8O3

Enzim pektinase berfungsi sebagai biokatalis untuk merombak senyawa pektin. Menurut Oyeleke (2012), pektinase dapat merusak pektin (substrat polisakarida) dengan cara memecah asam poligalakturonat menjadi asam monogalakturonat melalui pelepasan ikatan glikosidik. Enzim protease berfungsi untuk memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana seperti oligopeptida.

Melalui proses fermentasi, enzim-enzim yang dihasilkan membantu menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga proses mencerna dan menyerap nutrisi dalam pencernaan akan menjadi lebih mudah (Putra,2010). Senyawa kompleks dari karbohidrat akan diubah menjadi molekul yang lebih sederhana yakni monosakarida, polisakarida dan oligosakarida. Monosakarida terdiri dari satu molekul gula sederhana seperti glukosa, galaktosa dan fruktosa. Polisakarida terdiri dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai panjang dan bercabang-cabang misalnya glikogen, pati dan selulosa. Disakarida terdiri dari dua rangkaian

Enzim amilase


(69)

monosakarida (maltosa, sukrosa dan laktosa) serta oligosakarida yang merupakan rangkaian dari beberapa monosakarida. Senyawa kompleks lemak akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol sedangkan protein akan diubah menjadi asam amino. Molekul-molekul yang lebih sederhana dari karbohidrat, protein dan lemak dalam pakan tersebut akan lebih cepat dicerna dan diserap oleh usus ikan nila.

Laju pertumbuhan harian spesifik (SGR) adalah persentase dari pertambahan berat ikan setiap harinya selama proses pemeliharaan. Nilai SGR ikan nila yang didapatkan tidak terlalu berbeda jauh. Nilai SGR pada P0, P1 dan P2 tidak berbeda jauh tetapi yang paling rendah nilai SGRnya adalah adalah P0 (0,80%) sedangkan yang paling tinggi nilai SGRnya adalah P3 (1,04%). Nilai SGR ini berbeda dengan rata-rata berat ikan dan pertambahan rata-rata berat ikan selama penelitian dimana yang paling tinggi adalah P3 sedangkan yang paling rendah adalah P2.

Nilai SGR yang tinggi dapat disebabkan karena penyerapan sari-sari makanan lebih optimal dimana P3 mengandung konsentrasi bakteri probiotik yang paling banyak dan lebih mendominasi sehingga menghambat bakteri patogen yang menyerap nutrisi pakan. Selain itu juga dapat dikarenakan jamur fermentasi yang dapat meningkatkan kadar protein dalam pakan. Kadar jamur fermentasi dalam P3 juga lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kadar protein yang lebih banyak dalam pakan membuat nutrisi pakan meningkat. Apabila dimakan oleh ikan akan membuat laju pertumbuhan spesifik ikan meningkat. Hal ini disebabkan protein tersebut


(70)

digunakan ikan untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak. Hal ini sesuai dengan penelitian Rachmawati (2006) yang menyatakan penambahan EM4 mampu meningkatkan kadar protein pakan. Dengan begitu EM4 yang ditambahkan memiliki pengaruh pada pakan dan saluran pencernaan. Nilai SGR pada P2 yang memiliki nilai tinggi dibandingkan P0 dan P1 yakni 0,9%. Laju pertumbuhan spesifik berat pada P2 lebih tinggi dibandingkan P1 dikarenakan ikan P2 memiliki laju pertumbuhan harian spesifiknya teratur tiap minggunya. P0 dan P1 laju pertumbuhan harian spesifiknya lebih rendah daripada P2 karena ikan P0 dan P1 laju pertumbuhan spesifiknya tidak teratur dan tidak menentu. Dengan kata lain P0 dan P1 kadang naik kadang tetap laju pertumbuhannya dan bahkan kadang terhambat pertumbuhannya sehingga naiknya sedikit. Jika dilihat kembali data berat P2 lebih jelas bahwa laju pertumbuhan spesifiknya naik secara teratur (Tabel 4.1).

Apabila dilihat baik pada Tabel 4.1 rata-rata berat dan Tabel 4.3 rata-rata panjang total pertumbuhan ikan pada P0 lebih baik daripada P1 dan P2. Hal ini dapat disebabkan karena memang pada awal penelitian ukuran ikan P0 lebih besar dibandingkan P1 dan P2 serta P3 sehingga semakin besar nilai berat maupun panjang total diawal penelitian akan semakin besar pula nilai berat dan panjang total ikan diakhir penelitian. Sementara itu, selama pemeliharaan P3 yang memiliki rata-rata berat dan panjang tertinggi. P0 tertinggi yang kedua sedangkan P1 tertinggi yang ketiga serta terendah adalah P2. Ini berarti pertumbuhan ikan dengan penambahan probiotik EM4 pada pakan lebih optimal dengan penambahan 25 ml/kg pakan ikan.


(71)

Berdasarkan hasil uji Anova One Factor diperoleh hasil Fhitung (6,022373)> Fcritical (2,946685) yang berarti data signifikan atau terdapat beda nyata pada perlakuan dan kontrol. Dengan demikian penambahan EM4 pada pakan berpengaruh pada pertumbuhan berat ikan nila. Akan tetapi apabila diuji lanjut dengan uji Duncan (Tabel 4.2) didapatkan hasil bahwa P2 yang berbeda nyata dengan P0, P1 dan P3. P0, P1 dan P3 tidak berbeda nyata yang artinya tidak terlalu berbeda secara nyata (hampir sama). Perlakuan yang paling baik dibandingkan perlakuan yang lain adalah P3. Hal ini dikarenakan kandungan bakteri menguntungkan paling banyak dibandingkan perlakuan lain sehingga beraktivitas dengan optimal. Dengan kata lain penyerapan sari-sari makanan di dalam usus lebih cepat karena terhambatnya pertumbuhan bakteri patogen usus sehingga berpengaruh pada berat ikan nila.

Selain berat ikan, parameter pertumbuhan yang diukur lainnya adalah panjang ikan. Parameter panjang ikan yang diamati adalah panjang total ikan. Panjang total ikan diukur dari ujung terdepan bagian kepala sampai ujung terakhir bagian ekornya. Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.4 panjang total yang paling tinggi selama 56 hari adalah P3 sebesar 9,35 cm sedangkan panjang total yang paling rendah adalah P2 sebesar 8,68 cm. Hal ini sesuai dengan hasil data pada berat ikan dimana berat yang paling tinggi dengan panjang yang paling tinggi pula adalah P3 sedangkan yang paling rendah panjang totalnya adalah P2. Hal ini membuktikan bahwa dengan penambahan EM4 25 ml/kg pakan berpengaruh terhadap dua parameter yang diukur yaitu berat dan panjang total ikan nila dimana rata-rata berat dan panjang total


(1)

Mean Upper Bound 8.8141

5% Trimmed Mean 8.4222

Median 8.6000

Variance .263

Std. Deviation .51276

Minimum 7.63

Maximum 9.17

Range 1.54

Interquartile Range .88

Skewness -.179 .717

Kurtosis -1.098 1.400

P2 Mean 7.8900 .18201

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 7.4703

Upper Bound 8.3097

5% Trimmed Mean 7.8889

Median 7.9900

Variance .298

Std. Deviation .54603

Minimum 7.12

Maximum 8.68

Range 1.56

Interquartile Range 1.00

Skewness -.109 .717

Kurtosis -1.443 1.400

P3 Mean 8.6700 .17937

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 8.2564

Upper Bound 9.0836

5% Trimmed Mean 8.6833

Median 8.8500


(2)

Std. Deviation .53810

Minimum 7.75

Maximum 9.35

Range 1.60

Interquartile Range .91

Skewness -.553 .717

Kurtosis -.849 1.400

Tests of Normality Perlak

uan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. PengaruhPenambahanEm4P

adaPAkanIkan

P0 .184 9 .200* .882 9 .164

P1 .193 9 .200* .959 9 .785

P2 .167 9 .200* .944 9 .630

P3 .187 9 .200* .946 9 .650

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov, jika nilai Kolmogrov Smirnov setiap perlakuan signifikan > 0,05 maka distribusi data normal. Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berasal dari distribusi normal.

Perhitungan Uji Homogenitas Rata-Rata Berat Ikan Nila

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 0,033 nilai probabilitas Fhitung 0,992 > 0,05,

Test of Homogeneity of Variances PengaruhPenambahanEM4PadaPAkanIkan

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(3)

pada level probabilitas yang artinya ketiga perlakuan penambahan probiotik EM4 pada pakan ikan memiliki varians yang sama (homogen).

Perhitungan Uji Anova One Factor Rata-Rata Panjang Total Ikan Nila SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance 8 8 70,49 8,81125 0,245841 7,63 8 68,15 8,51875 0,200184 7,12 8 63,89 7,98625 0,245455 7,75 8 70,28 8,785 0,194886 ANOVA

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 3,518634 3 1,172878 5,292974 0,00511 2,946685 Within

Groups 6,204563 28 0,221592

Total 9,723197 31

Perhitungan Uji Duncan Rata-Rata Panjang Total Ikan Nila

PengaruhPenambahanEM4PadaPAkanIkan Perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

a b

P2 9 7.8900

P1 9 8.4200

P3 9 8.6700

P0 9 8.7211

Sig. 1.000 .268

Keterangan: Angka yang diikuti abjad yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara tiap konsentrasi pada α = 0,05.


(4)

Lampiran 5 Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian RATA-RATA SUHU TIAP MINGGU

Minggu ke Waktu Perlakuan

09.00 12.00 17.00

1 29,14 30,28 30,28

P0 (˚C)

2 28,71 30,28 30

3 28,71 30,42 30,28

4 28,57 30,28 30

5 28,85 30,57 29,85

6 29,42 30,71 29,28

7 28,42 30,28 29

8 28,57 30,42 29,42

1 28,71 29,57 28,85

P1 (˚C)

2 29 30,42 29,57

3 28,57 31 30,57

4 28,85 30,71 29,85

5 28,85 30,85 30,14

6 28,71 31 30

7 28,57 31 30,42

8 28,57 30,57 29,71

1 28,71 29,57 29,42

P2 (˚C)

2 28,14 29,28 29,57

3 28,71 30,57 30

4 28,14 30,571 29,57

5 28,28 30,85 29,42

6 28,57 30,42 29,85

7 28,42 31 29,42

8 28,28 30,71 29,71

1 28,71 30,14 29,42

P3 (˚C)

2 28,57 29,28 29,57

3 28,57 30,42 29,71

4 28,57 30,42 29,42

5 28,85 30,57 30,28

6 28,85 30,57 29,57

7 28,71 30,71 29,42


(5)

RATA-RATA PH TIAP MINGGU

Minggu ke Waktu Perlakuan

09.00 12.00 17.00

1 7,3 7,4 7,2

P0

2 7,31 7,64 7,5

3 7,34 7,65 7,54

4 7,4 7,7 7,52

5 7,4 7,7 7,54

6 7,4 7,67 7,52

7 7,4 7,67 7,54

8 7,4 7,68 7,51

1 7,3 7,45 7,2

P1

2 7,32 7,6 7,27

3 7,35 7,57 7,28

4 7,4 7,6 7,27

5 7,4 7,6 7,27

6 7,4 7,6 7,28

7 7,4 7,6 7,28

8 7,4 7,6 7,28

1 7,28 7,47 7,22

P2

2 7,32 7,65 7,62

3 7,37 7,68 7,61

4 7,4 7,72 7,68

5 7,4 7,8 7,71

6 7,4 7,8 7,71

7 7,4 7,71 7,71

8 7,4 7,74 7,8

1 7,31 7,45 7,25

P3

2 7,44 7,5 7,37

3 7,44 7,5 7,37

4 7,5 7,5 7,35

5 7,5 7,5 7,37

6 7,5 7,5 7,32

7 7,5 7,5 7,37


(6)

Lampiran 6 Foto Penelitian

Pengukuran panjang total ikan nila

Penimbangan berat ikan nila

Penimbangan pakan sebelum diberikan ke ikan

Sebelum penggantian air

Sesudah penggantian air

Pakan P3

Pakan

P2 Pakan P1