Perkembangan Kerangka Tubuh Serta Pendugaan Bobot Hidup Sapi Pesisir Dan Peranakan Ongole Betina Dengan Pencitraan Digital.

PERKEMBANGAN KERANGKA TUBUH SERTA PENDUGAAN
BOBOT HIDUP SAPI PESISIR DAN PERANAKAN ONGOLE
BETINA DENGAN PENCITRAAN DIGITAL

NEKO RIFFIANDI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Perkembangan Kerangka
Tubuh serta Pendugaan Bobot Hidup Sapi Pesisir dan Peranakan Ongole Betina
dengan Pencitraan Digital adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2016
Neko Riffiandi
D151130311

RINGKASAN
NEKO RIFFIANDI. Perkembangan Kerangka Tubuh serta Pendugaan Bobot
Hidup Sapi Pesisir dan Peranakan Ongole Betina dengan Pencitraan Digital.
Dibimbing oleh RUDY PRIYANTO dan HENNY NURAINI.
Menjaga dan melestarikan keragaman ternak lokal asli Indonesia sangat
penting dilakukan untuk mempertahankan sifat khas yang dapat dimanfaatkan
pada masa yang akan datang. Salah satu cara penentuan keragaman fenotipik sapi
lokal Indonesia adalah dengan pengamatan terhadap pertumbuhan ukuran tubuh
atau morfometrik. Pengukuran bobot tubuh ternak penting untuk dilakukan,
karena bobot tubuh merupakan indikator penting dalam produktivitas ternak serta
sangat erat kaitannya dengan produksi ternak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan kerangka
tubuh pada sapi Pesisir dan sapi Peranakan Ongole berdasarkan morfometrik
dengan metode pencitraan digital dan pendugaan bobot hidup sapi Pesisir dan sapi
Peranakan Ongole berdasarkan luas permukaan tubuh dengan dua variabel

penduga yaitu luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh
belakang (LPTB) dengan metode pencitraan digital.
Penelitian ini menggunakan sapi Peranakan Ongole (PO) dan sapi Pesisir
betina masing-masing berjumlah total 40 dan 50 ekor. Gambar yang digunakan
untuk pengukuran morfometrik dan gambar luas permukaan tubuh sapi untuk
pendugaan bobot hidup sapi diperoleh dengan melakukan pemotretan
menggunakan kamera digital pada tubuh ternak dari bagian samping serta
belakang kemudian dihitung menggunakan software corel draw dan autocad.
Analisis karakteristik morfometrik tubuh sapi Pesisir dan Sapi Peranakan Ongole
dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan
dua faktor perlakuan yang berbeda yaitu bangsa dan tingkatan kelompok umur.
Untuk melakukan analisis pendugaan bobot hidup sapi berdasarkan luas permukan
tubuh dilakukan menggunakan regresi linear berganda.
Hasil Penelitian ini menunjukkan Sapi Pesisir dengan kerangka tubuh kecil
memiliki pertumbuhan lebih lambat dibandingkan sapi PO dengan kerangka tubuh
besar. Luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh
belakang (LPTB) memiliki hubungan 70.57% terhadap bobot hidup sapi
Peranakan Ongole dan 40.96% terhadap bobot hidup sapi Pesisir. Hasil persamaan
regresi menunjukkan nilai standar eror 51.63 kg pada sapi Peranakan Ongole dan
25.54 kg pada sapi Pesisir. Oleh sebab itu, pendugaan bobot hidup berdasarkan

luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh belakang
(LPTB) tidak dapat digunakan sebagai indikator bobot hidup karena tingkat
akurasi rendah.
Kata kunci: sapi Pesisir, sapi Peranakan Ongole, pencitraan digital, pertumbuhan
ternak, pendugaan bobot hidup

SUMMARY
NEKO RIFFIANDI. The Growth and Prediction of Live Weight in Pesisir and PO
Female Cattle using Digital Image Analysis. Supervised by RUDY PRIYANTO
and HENNY NURAINI.
Conserving diversity of indigenous cattle of Indonesia is important, in order
to preserve distinctive characteristics that could be used in the future. The
objectives of this study were to identify the growth of Pesisir and PO cattle based
on morphometric measurements using digital image analysis and estimate their
live weight based on body surface areas, namely side body surface area and back
body surface area using digital image analysis. The study used 40 heads of female
PO cattle and 50 heads of female Pesisir cattle. The image of cattle morphometric
and body surface area were taken by digital camera and then analysed using corel
draw X6 and autocad 2007 softwares.
The result showed that Pesisir cattle with small body frame size has a slower

growth compared to PO cattle with larger body frame size. The side body surface
area and back body surface area were responsible 70.57 % variation in live weight
of PO cattle and 40.96 % variation in live weight of Pesisir cattle. The established
regretion equation gave standard error of 51.63 kg for PO cattle and 25.54 kg for
Pesisir cattle. Therefore, the estimation of cattle live weight based on side body
surface area and back body surface area was not suggested due to their hight
prediction error.
Keywords: Pesisir cattle, PO cattle, digital image analysis, cattle growth, cattle
live weight prediction

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB


PERKEMBANGAN KERANGKA TUBUH SERTA PENDUGAAN
BOBOT HIDUP SAPI PESISIR DAN PERANAKAN ONGOLE
BETINA DENGAN PENCITRAAN DIGITAL

NEKO RIFFIANDI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Afton Atabany, MSi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penyusunan tesis ini dapat
diselesaikan. Shalawat beriring salam semoga senantiasa dicurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladannya bagi kita
semua. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah karakteristik morfometrik
tubuh dan pendugaan bobot hidup pada sapi Pesisir dan Peranakan Ongole dengan
judul Perkembangan Kerangka Tubuh Serta Pendugaan Bobot Hidup Sapi Pesisir
dan Peranakan Ongole Betina dengan Pencitraan Digital.
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Dr Ir Rudy Priyanto dan ibu Dr
Ir Henny Nuraini, MSi selaku komisi pembimbing atas segala masukan, arahan
serta bimbingannya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr Ir
Afton Atabany, MSi sebagai penguji pada ujian tesis yang telah memberikan
saran serta masukan. Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas bantuan yang telah diberikan melalui
beasiswa BPPDN Fresh Graduate. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang
Mengatas, Sumatera Barat atas izin serta bantuan yang telah diberikan selama
penulis melakukan pengumpulan data.
Terima kasih dan juga penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh
dosen pascasarjana ITP, staf administrasi pascasarjana ITP, abang Muhammad

Ismail, SPt MSi yang telah banyak memberikan masukan dalam proses analisis
data, bapak Bramada WP, SPt MSi atas masukan dan sarannya, teman satu
bimbingan kakak Annisa Hakim, kakak Dewi Wahyuni serta abang Fiqy
Hilmawan atas semangat serta bantuan dalam proses analisis data, adinda Rafif
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengajarkan software autocad,
sahabat terbaik Irma Yusnita, SPt yang tidak pernah bosan memberikan semangat
kepada penulis, adik sepupu Marselly Resti yang juga selalu memberikan
semangat, keluarga Ikatan Mahasiswa Kerinci Bogor (IMK-B), teman - teman,
sahabat dan semua pihak yang telah membantu.
Ungkapan terimakasih yang tak terhingga kepada ayahanda M. Syarif serta
ibunda Elianrita, S.Pd serta adik Hannan Mahesa atas segala doa yang setiap hari
dipanjatkan serta kasih sayang dan dorongan semangat yang selalau diberikan
untuk penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2016
Neko Riffiandi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1

2
2
2
2

2 METODE
Waktu dan Tempat
Materi Penelitian
Prosedur Penelitian
Analisis Data

3
3
3
3
7

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfometrik Tubuh Ternak
Komponen Tulang Belakang (Collumna Vertebralis)

Komponen Alat Gerak Depan
Komponen Alat Gerak Belakang
Ukuran - ukuran linear Tubuh Ternak
Pendugaan Bobot Hidup

8
8
8
10
13
14
20

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

23
23
24


DAFTAR PUSTAKA

24

RIWAYAT HIDUP

27

DAFTAR TABEL
1 Perubahan gigi susu menjadi gigi seri permanen dan penentuan umur
kronologis sapi
2 Karakteristik morfometrik tulang belakang sapi Pesisir dan PO betina
dengan citra digital
3 Karakteristik morfometrik komponen alat gerak depan sapi Pesisir dan
PO betina dengan citra digital
4 Karakteristik morfometrik komponen alat gerak belakang sapi Pesisir
dan PO betina dengan citra digital
5 Karakteristik morfometrik ukuran-ukuran linear tubuh sapi Pesisir dan
PO betina dengan citra digital
6 Persyaratan minimum kuantitatif sapi Pesisir betina
7 Persyaratan kuantitatif sapi bibit PO betina
8 Persamaan regresi sederhana dan berganda untuk pendugaan bobot
hidup berdasarkan luas permukaan tubuh dengan menggunakan metode
pencitraan digital

3
9
11
12
16
18
19

21

DAFTAR GAMBAR
1 Ilustrasi pemotretan sapi dari bagian samping
2 Ilustrasi pemotretan sapi dari bagian belakang
3 Ilustrasi pengukuran morfometrik tubuh ternak menggunakan software
corel draw X6
4 Parameter pengukuran morfometrik tubuh ternak dengan pencitraan
digital
5 Ilustrasi pengukuran luas permukaan tubuh sapi menggunakan software
autocad 2007
6 Panjang badan sapi Pesisir (♦) dan sapi PO (■)
7 Tinggi badan sapi Pesisir (♦) dan sapi PO (■)
8 Dalam dada sapi Pesisir (♦) dan sapi PO (■)
9 Bobot hidup sapi Pesisir (♦) dan sapi PO (■)
10 Pengukuran luas permukaan tubuh samping (LPTS) dengan
menggunakan software autocad 2007
11 Pengukuran luas permukaan tubuh belakang (LPTB) dengan
menggunakan software autocad 2007

4
4
5
6
6
17
17
17
18
20
21

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sapi Pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang dimiliki oleh
Indonesia. Sesuai dengan namanya sapi Pesisir berasal dari wilayah pesisir
Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan. Masyarakat setempat
mengenal dengan sebutan “jawi ratuih” atau “bantiang ratuih” (bahasa Minang:
jawi = bantiang = sapi; ratuih = kecil dan banyak) berarti sapi yang jumlahnya
banyak dan ukuran tubuhnya kecil (Saladin 1983). Menurut Sarbaini (2004) sapi
Pesisir merupakan ternak yang telah menyebar dipelihara oleh masyarakat
setempat. Indonesia juga telah memiliki sapi lokal hasil persilangan yaitu Sapi
Peranakan Ongole (PO). Sesuai dengan namanya sapi PO berasal dari hasil
persilangan antara sapi Ongole yang berasal dari India dengan sapi lokal di
Indonesia sehingga sapi ini dikenal dengan nama Peranakan Ongole (PO).
Menurut Martojo (1992) sapi PO adalah sapi hasil persilangan antara sapi Ongole
dengan sapi lokal dipulau Jawa secara grading up 5 - 6 generasi. Sapi PO dikenal
telah mampu beradaptasi dengan baik di Indonesia sehingga saat ini telah banyak
diternakkan masyarakat.
Menjaga dan melestarikan keragaman ternak lokal asli Indonesia sangat
penting dilakukan untuk mempertahankan sifat khas yang dapat dimanfaatkan
pada masa yang akan datang. Bangsa sapi lokal terbukti memiliki keunggulan
mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungan tropis, memiliki ketahanan
cukup baik terhadap penyakit daerah tropis, serta dapat beradaptasi pada kondisi
pakan (hijauan) yang terbatas dan bergizi rendah. Sapi lokal juga berperan penting
dalam sistem usaha tani di pedesaan dan telah dipelihara peternak dalam waktu
yang lama (Adrial 2010).
Salah satu cara penentuan keragaman fenotipik sapi lokal Indonesia adalah
dengan pengamatan terhadap pertumbuhan ukuran tubuh atau morfometrik
(Prasetia 2011). Scanes (2003) menjelaskan bahwa pertumbuhan dari seekor
ternak dapat digambarkan dengan cara mengukur karakteristik fisik ternak antara
lain bobot badan, tinggi badan, panjang badan dan lingkar dada atau mengukur
tebal lemak punggung serta ketebalan dan kedalaman otot. Doho (1994)
menambahkan bahwa ukuran tubuh dapat digunakan untuk menggambarkan
eksterior hewan sebagai ciri khas atau karakteristik suatu bangsa ternak.
Bobot tubuh merupakan indikator produktivitas ternak yang penting, karena
hal ini sangat erat kaitannya dengan produksi ternak. Ulutas et al. (2001)
menyatakan bahwa bobot tubuh ternak merupakan faktor penting dalam seleksi
bibit, pemotongan ternak, menentukan tingkat pakan ternak serta menggambarkan
kondisi ternak. Bobot tubuh ternak dapat diketahui dengan benar apabila
dilakukan penimbangan langsung pada tubuh ternak. Namun kegiatan ini tidak
dapat dilakukan karena tidak semua peternak memiliki alat timbangan.
Bobot badan ternak sapi memiliki korelasi yang positif dengan dimensi
tubuh ternak termasuk panjang badan, tinggi panggul dan lingkar dada
(Puspitaningrum 2009). Menurut Badriyah (2014) ada beberapa rumus penduga
bobot tubuh ternak menggunakan lingkar dada yaitu dengan metode Schoorl dan
Winter. Akan tetapi untuk mendapatkan ukuran - ukuran linear tubuh ternak

2
masih harus dilakukan pengukuran secara langsung pada tubuh ternak. Hal ini
tentu menimbulkan resiko jika dilakukan pada ternak yang liar dan bersifat
tempramen. Sehingga perlu dikembangkan metode yang lebih efisien dengan
resiko yang rendah.
Metode citra digital merupakan metode yang efektif dan efisien serta dengan
resiko yang rendah dalam melakukan penilaian terhadap morfometrik tubuh
ternak. Negretti et al. (2007) menjelaskan bahwa metode citra digital dapat
diandalakan untuk melakukan evaluasi morfometrik pada kelinci karena lebih
efisien dan praktis serta dengan standar eror yang rendah. Penelitian ini
mengaplikasikan pengukuran morfometrik kerangka tubuh serta pendugaan bobot
hidup sapi Pesisir dan sapi Peranakan Ongole berdasarkan luas permukaan tubuh
dengan menggunakan metode pencitraan digital.

Perumusan Masalah
Sapi Pesisir dan sapi PO merupakan sapi lokal yang dimiliki Indonesia
dengan bentuk serta ukuran tubuh yang khas. Penilaian ukuran morfometrik dan
pengukuran bobot tubuh merupakan salah satu cara untuk mengetahui
produktivitas ternak, kegiatan ini biasanya masih dilakukan pengukuran langsung
pada tubuh ternak. Metode citra digital merupakan metode yang efektif dan
efisien dengan resiko yang rendah dalam melakukan penilaian morfometrik serta
diharpakan dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam pengukuran bobot
tubuh pada ternak.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengkaji perkembangan kerangka tubuh
sapi Pesisir dan Peranakan Ongole betina berdasarkan morfometrik dengan
metode pencitraan digital. (2) Pendugaan bobot hidup sapi Pesisir dan Peranakan
Ongole betina berdasarkan luas permukaan tubuh dengan dua variabel penduga
yaitu luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh belakang
(LPTB) dengan metode pencitraan digital.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi perkembangan
kerangka tubuh untuk menentukan produkivitas ternak, serta dapat dugunakan
sebagai acuan untuk mengevaluasi sumber daya genetik sapi Pesisir dan
Peranakan Ongole betina. Menjadi sumber informasi dalam pendugaan bobot
hidup ternak berdasarkan luas permukaan tubuh dengan metode pencitraan digital.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan dalam dua bagian, bagian pertama yaitu analisis
perkembangan kerangka tubuh sapi Pesisir dan sapi Peranakan Ongole betina

3
berdasarkan morfometrik. Bagian kedua yaitu melakukan pendugaan bobot hidup
sapi Pesisir dan sapi Peranakan Ongole betina berdasarkan luas permukaan tubuh
dengan mengggunakan metode pencitraan digital.

2 METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang
Mengatas, Sumatera Barat dan Loka Penelitian Sapi Potong (LOLITSAPI) Grati
Pasuruan, Jawa Timur.

Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan sapi Peranakan Ongole (PO) dan sapi Pesisir
betina masing-masing berjumlah total 40 dan 50 ekor. Peralatan yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi timbangan digital, kamera digital Nikon D3200
dengan resolusi 24 mega pixel, tongkat pembanding yang telah dibuat sedemikian
rupa dengan ukuran panjang 100 cm, alat tulis serta laptop yang telah dilengkapi
dengan software corel Draw X6 dan Autocad 2007.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini diawali dengan penentuan tingkatan umur berdasarkan jumlah
gigi seri permanen pada sapi. Perubahan gigi susu menjadi gigi permanen serta
penentuan umur kronologis sapi dapat dilihat pada Tabel 1. Selanjutnya, bobot
hidup ternak diperoleh dengan cara penimbangan langsung pada sapi PO dan sapi
Pesisir dengan menggunakan timbangan digital. Penimbangan dilakukan pada
pagi hari sebelum sapi diberi pakan atau digembalakan.

Tabel 1 Perubahan gigi susu menjadi gigi seri permanen dan penentuan umur
kronologis sapi
Keadaan Gigi
Umur (Tahun)
Biasanya hanya sepasang gigi susu
Lahir
Gigi susu semua, belum ada yang tanggal (I0)
4
Sumber: Field dan Taylor (2008)

4
Gambar yang digunakan untuk melakukan pengukuran morfometrik pada
sapi dan pendugaan bobot hidup diperoleh dengan menggunakan metode
pencitraan digital. Prosedur pengambilan gambar dilakukan dengan pemotretan
menggunakan kamera DLSR Nikon D3200. Pengambilan gambar dilakukan pada
seluruh permukaan tubuh ternak dari bagian samping dan belakang dengan
tongkat acuan yang berada dibagian samping ternak (Gambar 1 dan 2). Ternak
ditempatkan pada area yang datar dan lurus untuk mendapatkan gambar yang
proporsional. Pengukuran morfometrik tubuh sapi dari hasil pemotretan dengan
citra digital dilakukan dengan menggunakan software Corel Draw X6 (Gambar 3).
Luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan Luas permukan tubuh belakang
(LPTB) dihitung dengan menggunakan software autocad 2007 (Gambar 5).
Kemudian, persamaan regresi linier dibuat untuk menduga bobot hidup ternak
berdasarkan luas permukaan tubuh dan morfometrik tubuh sapi dianalis
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial.

Gambar 1 Ilustrasi pemotretan sapi dari bagian samping

Gambar 2 Ilustrasi pemotretan sapi dari bagian belakang

5
Prosedur pengukuran morfometrik tubuh sapi dengan menggunakan
software corel draw X6 adalah sebagai berikut :
1. Buka aplikasi corel draw X6
2. Melakukan input gambar sapi ke aplikasi corel draw X6
3. Mengatur satuan yang akan digunakan dengan cara klik pada unit dan rubah
satuan menjadi centimeters
4. Klik freehand tool dan aplikasikan pada parameter morfometrik yang akan
diukur
5. Lihat hasil pengukuran pada kolom page dimensions
6. Buat rumus phytagoras dan perkalian silang pada program aplikasi microsoft
exel
7. Pindahkan angka pada page dimensions ke program microsoft exel untuk
mengetahui nilai objek pada gambar dan bandingkan dengan panjang objek
sebenarnya
8. Ulangi prosedur tersebut untuk mengukur seluruh parameter

Gambar 3 Ilustrasi pengukuran morfometrik tubuh ternak
menggunakan software Corel Draw X6
Parameter pengukuran morfometrik tubuh sapi dengan pencitraan digital
adalah sebagai berikut (Gambar 4) :
1. Panjang kelompok tulang Thoracic vertebrae. Diukur dari pangkal leher
hingga titik tengah tubuh bagian dorsal.
2. Panjang kelompok tulang Lumbar vertebrae. Diukur dari titik tengah tubuh
bagian dorsal hingga Processus spinosus pertama tulang Sacrum.
3. Panjang kelompok tulang Sacral vertebrae. Diukur di sepanjang tulang
sacrum.
4. Panjang tulang Scapulla. Diukur dari titik tertinggi tubuh (untuk sapi
berpunuk diukur dari pangkal punuk) hingga Tuber humerus.
5. Panjang tulang Humerus. Diukur dari Tuber humerus hingga di titik tengah
Tuber radius-ulna.
6. Panjang tulang Radius-Ulna. Diukur dari Tuber radius-ulna hingga Os carpal.

6
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Panjang tulang Metacarpus. Diukur dari Os carpal hingga pangkal Os
Phalank 1.
Panjang tulang Femur. Diukur dari Tuber illium hingga Tuber femoris.
Panjang tulang Tibia-Fibulla. Diukur dari Tuber femoris hingga Tuber calcis.
Panjang tulang Metatarsal. Diukur dari pangkal Os tarsus hingga Os phalank
1.
Panjang badan. Diukur dari Tuber humerus hingga Tuber ischium.
Tinggi badan. Diukur tepat di belakang Os scapulla dari titik dorsal hingga
tanah.
Dalam dada. Diukur tepat di belakang Os scapulla dari titik dorsal hingga
ventral.
Tinggi hip. Diukur lurus dari Os Coxae hingga tanah.

Gambar 4 Parameter pengukuran morfometrik tubuh ternak
dengan pencitraan digital

Gambar 5 Ilustrasi pengukuran luas permukaan tubuh sapi
menggunakan Software Autocad 2007

7
Prosedur pengukuran luas permukaan tubuh sapi dengan menggunakan
software autocad 2007 dengan prosedur sebagai berikut :
1. Mengatur unit skala ukuran pada autocad ke dalam satuan centimeter
2. Melakukan input gambar referensi ke aplikasi autocad
3. Menyesuaikan skala tongkat ukur pada foto (gambar) dengan skala ukuran
pada autocad
4. Penandaan garis batas luas permukaan tubuh sapi pada autocad mengikuti
luas permukaan tubuh sapi yang akan diukur
5. Penentuan luas permukaan tubuh sapi berdasarkan analisa autocad

Analisis Data
Analisis karakteristik morfometrik tubuh sapi Pesisir dan Sapi PO
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan dua faktor
perlakuan yang berbeda yaitu bangsa dan tingkatan kelompok umur (I0, I1, I2, I3,
I4). Model matematika yang digunakan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2013)
adalah :
Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + εijk
Keterangan :
Yijk
=
Hasil pengamatan terhadap morfometrik tubuh pada ternak
dengan bangsa ternak ke-i, tingkatan umur ke-j, dan dengan
ulangan ke-k.
µ
=
Nilai rataan morfometrik tubuh ternak
Ai
=
Pengaruh jenis ternak taraf ke-i
Bj
=
Pengaruh tingkatan umur ternak pada taraf ke-j
(AB)ij =
Pengaruh interaksi faktor bangsa ternak pada taraf ke-i dengan
tingkatan umur pada taraf ke-j
εijk
=
Pengaruh galat percobaan yang berasal dari faktor bangsa ternak
ke-i dan tingkatan umur ke-j pada ulangan yang ke-k
Untuk melakukan analisis pendugaan bobot hidup sapi berdasarkan luas
permukan tubuh dilakukan menggunakan regresi linear berganda dengan model
persamaan regresi menurut Steel dan Torrie (1991) sebagai berikut:
Y = α + β1.X1 + β2.X2 + ei
Keterangan:
Y
=
X1
=
X2
=
β
=
α
=
ei
=

Variabel terikat (BB)
Variabel Luas Permukaan Tubuh Samping (LPTS)
Variabel Luas Permukaan Tubuh Belakang (LPTB)
Koefisien regresi
Konstanta
Standar error

8

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfometrik Tubuh Ternak

Komponen Tulang Belakang (Collumna Vertebralis)
Berdasarkan hasil sidik ragam pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa
tingkatan umur dan bangsa berpengaruh nyata (P0.05)
terhadap panjang tulang ossa vertebrae thoracecae, ossa vertebrae lumbales dan
ossa vertebrae sacrales.
Sapi Pesisir umur I1 (muda) memiliki rataan panjang tulang vertebrae
thoracecae 41.08 ± 1.29 cm sedangkan sapi PO 48.35 ± 1.62 cm, pada umur I3
(dewasa) 40.35 ± 1.43 cm pada sapi Pesisir serta 40.79 ± 2.14 cm pada sapi PO.
Tulang ossa vertebrae lumbales sapi Pesisir umur I1 (muda) 22.58 ± 0.81 cm
sedangkan sapi PO 28.21 ± 1.02 cm, pada sapi Pesisir umur I3 (dewasa) 21.66 ±
0.89 cm sedangkan PO 31.21 ± 1.34 cm. Panjang tulang ossa vertebrae sacrales
sapi Pesisir umur I1 (muda) 19.80 ± 0.60 cm sedangkan sapi PO 16.43 ± 0.75 cm,
umur I3 (dewasa) pada sapi Pesisir 19.92 ± 0.66 cm dan 15.38 ± 0.99 cm pada sapi
PO. Hal ini menunjukkan bahwa sapi Pesisir memiliki panjang tulang ossa
vertebrae thoracecae, ossa vertebrae lumbales yang lebih pendek dibandingkan
sapi PO pada umur I1 (muda) serta I3 (dewasa), namun sapi Pesisir memiliki
ukuran panjang tulang ossa vertebrae sacrales lebih panjang dibandingkan
dengan sapi PO pada umur yaitu I1 (muda) dan I3 (dewasa).
Persentase pertumbuhan tulang ossa vertebrae thoracecae sapi Pesisir umur
I0 - I1 (muda) yaitu 14.92 % dan pada umur I2 - I3 (dewasa) tidak menunjukkan
peningkatan ukuran. Persentase pertumbuhan tulang ossa vertebrae thoracecae
sapi PO umur I0 - I1 (muda) 18.92% dan sudah tidak menunjukkan peningkatan
pada umur I2 - I3 (dewasa). Tulang ossa vertebrae lumbales pada sapi Pesisir tidak
menunjukkan peningkatan ukuran sejak umur I0 - I1 (muda) hingga umur I2 - I3
(dewasa). Persentase pertumbuhan tulang ossa vertebrae lumbales sapi PO
tertinggi terlihat pada umur I0 - I1 (muda) 17.86 % dan tidak menunjukkan
peningkatan pada umur I2 - I3 (dewasa). Tulang ossa vertebrae sacrales sapi
Pesisir tidak menunjukan peningkatan ukuran sejak umur I0 - I1 (muda), sedangkan
pada sapi PO umur I0 - I1 (muda) terjadi peningkatan ukuran panjang tulang 22.64
% dan sudah konstan pada tingkatan umur I2 - I3 (dewasa). Analisis pertumbuhan
memperlihatkan secara umum persentase pertumbuhan tualang ossa vertebrae
thoracecae, ossa vertebrae lumbales dan ossa vertebrae sacrales pada sapi Pesisir
dengan tingkatan umur I0 - I1 (muda) lebih kecil dibandingkan dengan sapi PO dan
pada tingkatan umur I2 - I3 (dewasa) pertumbuhan tulang mulai konstan.
Persentase pertumbuhan tulang ossa vertebrae thoracecae, ossa vertebrae
lumbales dan ossa vertebrae sacrales pada sapi Pesisir dan PO yang tertinggi
terjadi pada umur I0 - I1 (sapi muda). Lawrence dan Fowler (2002) menyatakan
pola pertumbuhan sebagai bentuk yang sederhana dengan laju pertumbuhan
tertinggi terjadi pada kehidupan awal kemudian mengalami peningkatan secara
perlahan sampai mencapai konstan saat ternak tua.

Tabel 2 Karakteristik morfometrik tulang belakang sapi Pesisir dan PO betina dengan citra digital
Peubah (cm)

Bangsa

Ossa

Umur

Rataan
Bangsa

I0

I1

I2

I3

I4

Pesisir

34.95 ± 1.35c

41.08 ± 1.29b

40.21 ± 1.18b

40.35 ± 1.43b

41.37 ± 1.51b

39.59 ± 0.61

vertebrae

PO

39.20 ± 1.36b

48.35 ± 1.62a

42.89 ± 1.62b

40.79 ± 2.14b

48.17 ± 1.62a

43.88 ± 0.75

thoracecae

Rataan Umur

37.07 ± 0.95

44.71 ± 1.03

41.55 ± 1.01

40.57 ± 1.29

44.77 ± 1.11

Ossa

Pesisir

25.04 ± 0.85c

22.58 ± 0.81d

23.50 ± 0.74c

21.66 ± 0.89d

23.65 ± 0.95c

23.28 ± 0.38

vertebrae

PO

23.17 ± 0.85c

28.21 ± 1.02ab

29.18 ± 1.02ab

31.21 ± 1.34a

33.48 ± 1.02a

29.05 ± 0.47

lumbales

Rataan Umur

24.11 ± 0.60

25.39 ± 0.64

26.33 ± 0.62

26.43 ± 0.80

28.57 ± 0.70

Ossa

Pesisir

19.94 ± 0.63a

19.80 ± 0.60a

19.29 ± 0.55a

19.92 ± 0.66a

20.75 ± 0.70a

19.94 ± 0.28

vertebrae

PO

12.71 ± 0.63d

16.43 ± 0.75b

17.26 ± 0.75b

15.38 ± 0.99bc

18.28 ± 0.75ab

16.02 ± 0.35

sacrales

Rataan Umur

16.32 ± 0.44

18.12 ± 0.48

18.28 ± 0.47

17.65 ± 0.60

19.51 ± 0.52

9

Angka - angka pada kolom atau baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menyatakan adanya perbedaan nyata (P 4
tahun).

10
Komponen Alat Gerak Depan
Hasil sidik ragam pada Tabel 3 memperlihatkan bangsa berpengaruh nyata
(P