Interaksi Trofik Jenis Serangga Diatas Permukaan Tanah dan Permukaan Tanah Pada Beberapa Pertanaman Varietas Jagung (Zea mays Linn.)

(1)

INTERAKSI TROFIK JENIS SERANGGA DIATAS PERMUKAAN TANAH DAN PERMUKAAN TANAH PADA BEBERAPA PERTANAMAN VARIETAS

JAGUNG (Zea mays Linn)

SKRIPSI OLEH :

GERY LINEKER PURBA 100301135

HPT

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

INTERAKSI TROFIK JENIS SERANGGA DIATAS PERMUKAAN TANAH DAN PERMUKAAN TANAH PADA BEBERAPA PERTANAMAN VARIETAS

JAGUNG (Zea mays Linn)

SKRIPSI

OLEH :

GERY LINEKER PURBA 100301135

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Penelitian : Interaksi Trofik Jenis Serangga Diatas Permukaan Tanah dan Permukaan Tanah Pada Beberapa Pertanaman Varietas Jagung (Zea mays Linn.)

Nama : Gery Lineker Purba

NIM : 100301135

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Hama dan Penyakit Tumbuhan

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Marheini, M.P.) (Ir. Syahrial Oemry, M.S.) Ketua Anggota

Mengetahui Ketua Departemen

(Ir. T. Sabrina, M. Agr., Sc. Ph.D) NIP : 19640628 198903 2 001


(4)

ABSTRACT

Gery Lineker Purba,’ TROPIC INTERACTION OF INSECTS ON THE SOIL SURFACE AND ABOVE OF SOIL SURFACE FOR MANY VARIETIES OF CORN (Zea mays L.)’, is leaded by Dr. Ir. Marheini, M.P. and Ir. Syahrial Oemry, M.S. The aim of the reasearch was to know the tropic interaction of insect on the soil surface and above of soil surface for many varieties of corn (Zea mays Linn.) and to know the important pest and natural enemy of corn. The research was done in BBI of Tanjung Slamat and Agriculture Pest Laboratory in University of North Sumatera, Medan in November (2013) – March (2014). The insect trapping was used was Yellow Stiky Trap and Pitt Fall Trap.

The result of the research showed that insects caught each consisting of 9 Ordo and 49 family. The highest relative density values in PRG NK603 (application of glyphosate) variety is 16,691% and the lowest is 0,681%. The highest relative density values in PRG NK603 variety is 16,363% and the lowest is 0,578%. The highest relative density values in C7 variety is 15,499 % and the lowest is 0,577 %. The highest relative density values in DK979 variety is 15,073 % and the lowest is 0,450 %. Shanon-Weiner (H’) Index diversity value of insect in PRG NK603 (application of glyphosate) variety is 2,950309 (standart), in PRG NK603 is 3,006432 (stable), in C7 variety is 3,051692 (stable), and in DK979 variety is 3,082916 (stable).


(5)

ABSTRAK

Gery Lineker Purba, ‘INTERAKSI TROFIK JENIS SERANG GA PADA PERMUKAAN TANAH DAN DIATAS PERMUKAAN TANAH PADA BEBERAPA PERTANAMAN VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)’, dibawa bimbingan Dr. Ir. Marheini, M.P. dan Ir. Syahrial Oemry, M.S. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi tropik jenis serangga yang terdapat pada permukaan tanah dan diatas permukaan tanah pada beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays Linn.) dan untuk mengetahui hama penting dan musuh alami pada tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan di areal lahan BBI Tanjung Selamat dan Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan november 2013 sampai maret 2014. Perangkap serangga yang digunakan Yellow Stiky Trap dan Pitt Fall Trap.

Hasil penelitian menunjukkan serangga yang tertangkap masing-masing terdiri dari 9 Ordo dan 33 famili. Pada varietas PRG NK603 (aplikasi Glifosat) nilai Kerapatan relatif tertinggi sebesar 16,691 % dan terendah sebesar 0,681 %. Pada varietas PRG NK603 nilai Kerapatan Relatif tertinggi sebesar 16,363 % dan terendah sebesar 0,578 %. Pada varietas C7 nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 15,499 % dan terendah sebesar 0,577 %. Pada varietas DK979 nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 15,073 % dan terendah sebesar 0,450 %. Nilai indeks keanekaragaman serangga Shanon-Weiner (H’) pada varietas PRG NK603 (Aplikasi Glifosat) sebesar 2,950309 (sedang), pada varietas PRG NK603 sebesar 3,006432 (stabil), pada varietas C7 sebesar 3,051692 (stabil) dan pada varietas DK979 sebesar 3,082916 (stabil).


(6)

RIWAYAT HIDUP

Gery Lineker Purba, lahir 15 April 1992 di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang merupakan anak pertaman dari tiga bersaudara dari Ayah Jonny Purba dan Ibu Sumin Sagala.

Tahun 2010 lulus dari SMA RK Serdang Murni (ST.Yoseph) Lubuk Pakam dan lulus Universitas Sumatera Utara Fakultas Pertanian Departemen Agroekoteknologi melalui jalur SNMPTN 2010.

Selama mahasiswa penulis aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan antara lain, Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK), UKM KMK USU unit pelayanan Fakultas Pertanian USU, Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN), Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) USU, Asisten Laboratorium Pestisida dan Teknik Aplikasi 2013/2014.

Penulis melaksanakan Peraktek Kerja Lapangan (PKL) di Kebun Tanah Itam Ulu (TIU) Lima Puluh, Kabupaten Batubara pada tanggal Juni sampai Agustus 2013.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena begitu besar Kasih Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Hasil Penelitian dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul dari Usulan Penelitian ini adalah “Interaksi Trofik Jenis Diatas Permukaan tanah dan Permukaan Tanah pada beberapa Pertanaman Varietas Jagung (Zea Mays Linn.)” yang bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman jenis serangga pada beberapa varietas jagung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Marheini M.P., dan Bapak Ir. Syarihal Oemry M.S., selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian Usulan Penelitian ini.

Penulis menyadari usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga usulan penelitian ini bermanfaat dan sebagai sumber informasi.

Medan, Oktober 2014


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ...ii

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ...1

Tujuan Penelitian ...4

Hipotesis Penelitian ...4

Kegunaan Penelitian ...4

TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) ... 5

Keanekaragaman Serangga (Insect Diversity) ... 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Serangga ... 9

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ...11

Bahan dan Alat ...11

Metode Penelitian ...11

Pelaksanaan Penelitian ... ..13

Persiapan Lahan ... ..13

Penanaman ...13

Pemeliharaan ...12

Penyiraman ...12

Penjarangan ...13

Penyiangan ...14

Pemasangan Perangkap ...14

Pemasangan Pitfall Trap ...14

Pemasangan Yellow Sticky Trap ...15

Aplikasi Glifosat ...15

Pengambilan Sampel ...15

Pengamatan Metoda Pitfall Trap ...15

Pengamatan Metoda Yellow Sticky Trap ...16


(9)

Frekuensi Mutlak ...16

Frekuensi Relatif ...16

Kerapatan Mutlak ...17

Kerapatan Relatif ...17

Indeks Keanekaragaman ...17

Pengklasifikasian Jenis Serangga ...18

HASIL DAN PEMBAHASAN Varietas PRG NK603 aplikasi Glyfosat ...19

Analisis C/N tanah dan daun ...19

Jumlah serangga ...19

Indeks keanekaragaman serangga ...21

Varietas PRG NK603 disiangi manual ...22

Analisis C/N tanah dan daun ...22

Jumlah serangga ...22

Indeks keanekaragaman serangga ...24

Varietas C7 disiangi manual ...25

Analisis C/N tanah dan daun ...25

Jumlah serangga ...26

Indeks keanekaragaman serangga ...27

Varietas DK979 disiangi manual ...29

Analisis C/N tanah dan daun ...29

Jumlah serangga ...29

Indeks keanekaragaman Serangga ...31

Setatus serangga pada arel tanaman ...32

KESIMPULAN Kesimpulan ...34


(10)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung PRG NK603

aplikasi Glyfosat... 19 2. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung PRG NK603

aplikasi glyfosat... 19 3. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas PRG NK603 aplikasi

glyfosat... 21

4. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung PRG NK603 aplikasi

Glyfosat... 22

5. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi

manual... 22

6. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas PRG NK603 disiangi manual... 24

7. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung C7 disiangi

manual... 25

8. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung C7 disiangi

manual... 26

9. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas C disiangi manual... 27

10. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung DK979 disiangi

manual... 29

11. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung DK979 disiangi

manual... 29

12. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas DK979 disiangi manual... 31

13. Status fungsi serangga pada beberapa varietas jagung yang di


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1. Pemasangan Pitfall Trap... 14 2. Pemasangan Yellow Sticky Trap... 15 3. Skema Interaksi Trofik Jenis Serangga Varietas PRG NK603 Aplikasi

Glyfosat... 41 4. Skema Interaksi Trofik Jenis Serangga Varietas PRG NK603 disiangi

Manual... 42 5. Skema Interaksi Trofik Jenis Serangga Varietas C7 disiangi Manual... 43 6. Skema Interaksi Trofik Jenis Serangga Varietas DK979 disiangi


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Bagan posisi perangkap yellow stiky trap... 50

2. Bagan posisi perangkap pitt fall trap... 51

3. Bagan Penelitian... 52

4. Foto pengamatan serangga... 53


(13)

ABSTRACT

Gery Lineker Purba,’ TROPIC INTERACTION OF INSECTS ON THE SOIL SURFACE AND ABOVE OF SOIL SURFACE FOR MANY VARIETIES OF CORN (Zea mays L.)’, is leaded by Dr. Ir. Marheini, M.P. and Ir. Syahrial Oemry, M.S. The aim of the reasearch was to know the tropic interaction of insect on the soil surface and above of soil surface for many varieties of corn (Zea mays Linn.) and to know the important pest and natural enemy of corn. The research was done in BBI of Tanjung Slamat and Agriculture Pest Laboratory in University of North Sumatera, Medan in November (2013) – March (2014). The insect trapping was used was Yellow Stiky Trap and Pitt Fall Trap.

The result of the research showed that insects caught each consisting of 9 Ordo and 49 family. The highest relative density values in PRG NK603 (application of glyphosate) variety is 16,691% and the lowest is 0,681%. The highest relative density values in PRG NK603 variety is 16,363% and the lowest is 0,578%. The highest relative density values in C7 variety is 15,499 % and the lowest is 0,577 %. The highest relative density values in DK979 variety is 15,073 % and the lowest is 0,450 %. Shanon-Weiner (H’) Index diversity value of insect in PRG NK603 (application of glyphosate) variety is 2,950309 (standart), in PRG NK603 is 3,006432 (stable), in C7 variety is 3,051692 (stable), and in DK979 variety is 3,082916 (stable).


(14)

ABSTRAK

Gery Lineker Purba, ‘INTERAKSI TROFIK JENIS SERANG GA PADA PERMUKAAN TANAH DAN DIATAS PERMUKAAN TANAH PADA BEBERAPA PERTANAMAN VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)’, dibawa bimbingan Dr. Ir. Marheini, M.P. dan Ir. Syahrial Oemry, M.S. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi tropik jenis serangga yang terdapat pada permukaan tanah dan diatas permukaan tanah pada beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays Linn.) dan untuk mengetahui hama penting dan musuh alami pada tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan di areal lahan BBI Tanjung Selamat dan Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan november 2013 sampai maret 2014. Perangkap serangga yang digunakan Yellow Stiky Trap dan Pitt Fall Trap.

Hasil penelitian menunjukkan serangga yang tertangkap masing-masing terdiri dari 9 Ordo dan 33 famili. Pada varietas PRG NK603 (aplikasi Glifosat) nilai Kerapatan relatif tertinggi sebesar 16,691 % dan terendah sebesar 0,681 %. Pada varietas PRG NK603 nilai Kerapatan Relatif tertinggi sebesar 16,363 % dan terendah sebesar 0,578 %. Pada varietas C7 nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 15,499 % dan terendah sebesar 0,577 %. Pada varietas DK979 nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 15,073 % dan terendah sebesar 0,450 %. Nilai indeks keanekaragaman serangga Shanon-Weiner (H’) pada varietas PRG NK603 (Aplikasi Glifosat) sebesar 2,950309 (sedang), pada varietas PRG NK603 sebesar 3,006432 (stabil), pada varietas C7 sebesar 3,051692 (stabil) dan pada varietas DK979 sebesar 3,082916 (stabil).


(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produksi jagung dunia menempati urutan ketiga setelah padi dan gandum. Distribusi penanaman jagung terus meluas di berbagai dunia karena tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang luas di daerah subtropik ataupun tropik. Indonesia merupakan Negara penghasil jagung terbesar di kawasan Asia Tenggara, maka tidak berlebihan bila Indonesia mengancang swasembada jagung (George, 1985).

Sumber genetik (plasma nutfah) tanaman jagung bersal dari benua Amerika. Pada abad ke-19, penanaman jagung meluas di negara-negara beriklim subtropis dan tropis di dunia. Pada waktu itu jagung menempati 90% dari luas areal pertanian padi-padian di Meksiko. Negara produsen jagung kedua setelah Amerika Serikat adalah Cina. Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia pada mulanya terkonsentrasi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS), diketahui bahwa jumlah produksi tanaman jagung di Indonesia untuk tahun 2007-2009 mengalami peningkatan produksi tiap tahunnya. Dimana produksi jagung tahun 2007 diperoleh 13.287.527 ton, tahun 2008 diperoleh 16.317.252 ton, dan tahun 2009 diperoleh 17.041.215 ton.

Keanekaragaman makhluk hidup dapat ditandai dengan adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, dan sifat-sifat lainnya. Keanekaragaman dari makhluk hidup dapat juga terlihat dengan adanya persamaan ciri antar makhluk hidup. Untuk dapat mengenal makhluk hidup khususnya pada hewan berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah laku, dan beberapa ciri lain yang dapat diamat (Michael, 1995).


(16)

Plasma nuftah tanaman jagung yang tumbuh di dunia mempunyai banyak jenis atau varietas. Para ahli botani mengidentifikasi keragaman genetik tanaman jagung ke dalam ras – ras. Identifikasi ras – ras jagung secara besar – besaran yang pertama dilakukandi Meksiko. Penelitian yang sama juga dilakukan di Amerika Serikat. Di benua Amerika telah tercatat 276 ras jagung tetapi ras – ras yang asli telah diganti dengan varietas atau hibrida – hibrida baru (Rukmana, 1997).

Rekayasa Genetika (RG), merupakan salah satu teknologi baru dalam bidang biologi. Salahsatu produk RG yang dikenal saat ini adalah tanaman transgenik. Tanaman ini dihasilkan dengancara mengintroduksi gen tertentu ke dalam tubuh tanaman sehingga diperoleh sifat yang diinginkan. Jenis-jenis tanaman transgenik yang telah dikenal diantaranya tanaman tahan hama, toleran herbisida, tahan antibiotik, tanaman dengan kualitas nutrisi lebih baik (Monsanto, 2009).

Jagung PRG NK603 merupakan salah satu varietas jagung dari hasil rekayasa genetika yang dikembangkan oleh Monsanto. Saat ini, pengujian lapangan terbatas (LUT) jagung tersebut telah selesai dilakukan pada tahun 2003, sudah dikaji keamanan lingkungannya dan sudah mendapatkan rekomendasi keamanan lingkungan. Seiring perkembangannya, masih ada sedikit kekhawatiran bahwa dengan diaplikasinya herbisida berbahan aktif glifosat pada tanaman hasil rekayasa genetika akan menyebabkan terganggunya keanekaragaman (biodiversitas) dilokasi penanaman jagung tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti biodiversitas yang terdapat pada pertanaman beberapa varietas jagung.

Varietas jagung hibrida telah terbukti memberikan hasil yang lebih baik dari varietas jagung bersari bebas. Secara umum, varietas hibrida lebih seragam dan mampu berproduksi lebih tinggi 15 - 20% dari varietas bersari bebas. Selain itu, varietas hibrida menghasilkan biji yang lebih besar dibandingkan varietas bersari bebas (Wong, 1991).


(17)

Keanekaragaman famili suatu ekosistem serangga dapat diambil untuk menandai jumlah famili serangga dalam suatu daerah tertentu atau sebagian jumlah famili diantara jumlah total individu yang ada dari seluruh famili yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai indeks keanekaragaman (Michael, 1995).

Keragaman jenis adalah sifat komunitas yang memperlihatkan tingkat keanekaragaman jenis organisme yang ada didalamnya. Untuk memperoleh keragaman jenis cukup diperlukan kemampuan mengenal atau membedakan jenis meskipun tidak dapat mengidentifikasi jenis hama (Krebs, 1978).

Keanekaragaman tanaman merupakan faktor yang mempengaruhi tingginya keanekaragaman individu-individu yang ada di dalamnya. Semakin tinggi keragaman ekosistem dan semakin lama keanekaragaman ini tidak diganggu oleh manusia, semakin banyakpula interaksi internal yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan stabilitas serangga (Altieri, 1999).

Di lapangan serangga tanah juga dapat dikumpulkan dengan cara memasang perangkap lubang. Pengumpulan serangga permukaan tanah dengan memasang perangkap lubang juga tergolong pada pengumpulan serangga tanah secara dinamik. Perangkap lubang yang digunakan sanagt sederhana, yang mana hanya berupa bejana yang ditanam di tanah. Bejana diisi air dengan detergen dan dituangkan ke dalam baskom kira-kira 1/3 dari volume wadah, lalu permukaan bejana dibuat datar dengan tanah. Agar air hujan tidak masuk kedalam perangkap maka diberi atap, dan agar air yang mengalir di permukaan tanah yang datar, sedikit agak ditinggikan (Gallagher dan Lilies, 1991).


(18)

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui interaksi tropik jenis seranggayang terdapat pada permukaan tanah dan diatas permukaan tanah pada beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays Linn.) dan untuk mengetahui hama penting dan musuh alami pada tanaman jagung.

Kegunaan Penulisan

1. Untuk mendapatkan informasi interaksi trofik jenis serangga yang terdapat pada permukaan tanah dan diatas permukaan tanah pada beberapa pertanaman varietas jagung (Zea mays Linn.).

2. Sebagai bahan informasi ilmu pengetahuan tentang Interaksi trofik jenis seranggapada beberapa varietas Tanaman Jagung dan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi Tanaman Jagung

Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Graminales

Famili : Graminaceae Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Jagung adalah tanaman herba monokotil dan tanaman semusim. Tanaman ini berumah satu (monoceus) dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkai) dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0-1300 m dpl dan dapat hidup baik di daerah yang beriklim panas atau dingin. Temperatur sekitar 230-270C dan pH sekitar 3,5-7,0. perkecambahan benih optimum terjadi pada suhu tanah lebih rendah dari 100C. Setelah kisaran suhu 100 hingga 400C, tetapi terbaik pada suhu antara 210C dan 30 0C. Suhu rendah kurang berpengaruh terhadap fase bibit, setelah itu suhu harus lebih tinggi untuk pertumbuhan yang baik. Suhu rendah sangat menghambat pertumbuhan, khususnya setelah mulai tumbuh bunga jantan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).


(20)

Jagung hibrida merupakan generasi F1 hasil persilangan dua atau lebih galur murni (Singh, 1987) dan memiliki perbedaan keragaman antar varietas, tergantung dari tipe hibridisasi dan stabilitas galur murni (Agrawal, 1997). Komersialisasi jagung hibrida sudah dimulai sejak tahun 1930, namun penanaman jagung hibrida secara luas (ekstensif) di Asia baru dimulai pada tahun 1950-1960. Di sebagian besar negara berkembang, 61% dari lahan pertananaman jagung masih ditanami varietas bersari bebas (CIMMYT, 1990). Hal ini dimungkinkan karena varietas bersari bebas lebih mampu beradaptasi pada kondisi lahan marginal (Pallival dan Sprague, 1981).

Meskipun demikian, varietas jagung hibrida telah memberikan hasil yang memuaskan di sebagian negara-negara berkembang, terutama di negara-negara yang sudah memiliki industri benih swasta. Varietas hibrida memiliki keunggulan dibandingkan dengan varietas bersari bebas, diantaranya mampu berproduksi lebih tinggi 15 - 20% dan memiliki karakteristik baru yang diinginkan seperti ketahanan terhadap penyakit. Selain itu, penampilan varietas hibrida lebih seragam (Morris,1995), dimana varietas bersari bebas pada umumnya memiliki keragaman yang tinggi pada karakteristik tongkol dan biji (Agrawal, 1997).

Produk rekayasa genetika yang berupa tanaman transgenik sudah banyak ditanam dan dipasarkan di berbagai negara. Tanaman transgenik tersebut memiliki sifat baru seperti ketahanan terhadap hama,penyakit,herbisida atau peningkatan kualitas hasil (James, 2003).

Keanekaragaman Serangga (Insect Diversity)

Keanekaragaman makhluk hidup dapat ditandai dengan adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, dan sifat-sifat lainnya. Keanekaragaman dari makhluk hidup dapat juga terlihat dengan adanya persamaan ciri antar makhluk hidup. Untuk dapat mengenal makhluk hidup khususnya pada hewan berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya


(21)

dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah laku, dan beberapa ciri lain yang dapat diamat (Michael, 1995).

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis serangga pada suatu tempat yakni menentukan indeks keanekaragamannya, sangat diperlukan pengetahuan atau keterampilan dalam mengindentifikasi hewan (serangga). Bagi seseorang yang sudah terbiasa pun dalam melakukan indentifikasi hewan sering membutuhkan waktu yang lama, apalagi yang belum terbiasa. Karena itu untuk kajian dalam komunitas dan indeks keanekaragaman sering didasarkan pada kelompok hewan, misalnya, famili, ordo atau kelas dan hal ini pun dibutuhkan cukup keterampilan dan pengalaman (Michael, 1995).

Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata darat lainnya dan praktis mereka terdapat dimana-mana (Borror dkk, 1992).

Ada 6 faktor yang saling berkait menentukan derajat naik turunnya keanekaragaman jenis, yaitu :

1. Waktu.

Keragaman komunitas bertambah sejalan dengan waktu, berarti komunitas tua yang sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme dari pada komunitas muda yang belum berkembang. Dalam ekologi, waktu dapat berjalan lebih pendek atau hanya sampai puluhan generasi. Skala ekologis mencakup keadaan dimana jenis tertentu dapat bertahan dalam lingkungan tetapi belum cukup waktu untuk menyebar sampai ketempat tersebut. Keragaman jenis suatu komunitas bergantung pada kecepatan penambahan jenis melalui evolusi tetapi bergantung pula pada kecepatan hilang jenis melalui kepenuhan dan emigrasi.


(22)

2. Heterogenitas ruang.

Semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin kompleks komunitas flora dan fauna di tempat tersebut dan semakin tinggi keragaman jenisnya. Faktor heterogenitas berlaku pada skala makro maupun mikro.

3. Kompetisi.

Terjadi apabila sejumlah organisme (dari spesies yang sama atau yang berbeda) menggunakan sumber yang sama ketersediaannya kurang, atau walaupun ketersediaan sumber tersebut cukup namun persaingan tetap terjadi juga bila organisme-organisme itu memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya.

4. Pemangsaan.

Pemangsaan yang mempertahankan komunitas populasi dari jenis bersaing yang berbeda dibawah daya dukung masing-masing selalu memperbesar kemungkinan hidup berdampingan sehingga mempertinggi keragaman, apabila intensitas dari pemengsaan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menurunkan keragaman jenis.

5. Kestabilan iklim.

Makin stabil iklim akan lebih mendukung bagi keberlangsungan evolusi.

6. Produktifitas merupakan syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi (Krebs, 1978). Interaksi terjadi pada level komunitas, banyak terdapat variasi pada setiap level organisasi (individu, populasi, spesies) dan mereka saling berinteraksi dengan banyak cara, sehingga interaksi yang terjadi sangat rumit dan kompleks. Kegiatan pertanian mempengaruhi kuantitas dan tipe interaksi di antara organisme karena kegiatan pertanian tersebut pada umumnya mengurangi komposisi dan diversitas spesies


(23)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Serangga

Semua serangga harus makan atau tidak mereka akan kelaparan. Banyak aktivitas hewan yang berkaitan dengan makan, menemukan makanan dan memakannya. Makanan adalah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan banyaknya hewan dan tempat ia hidup (penyebarannya) (AAK, 1993).

Respon serangga terhadap tanaman disebabkan oleh dua aspek, yaitu karakteristik morfologi dan karakteristik fisiologi tanaman. Karakteristik morfologi meliputi ukuran, bentuk, warna daun dan ada atau tidaknya sekresi glandular yang menentukan tingkat penerimaan atau pemanfaatan oleh serangga. Karakteristik fisiologi meliputi bahan kimia hasil dari proses metabolisme primer dan metabolisme sekunder pada tanaman (Pedigo, 1991).

Perkembangan dan reproduksi serangga dapat dipengaruhi berbagai faktor abiotik. Faktor ini mungkin menunjukkan pengaruhnya pada serangga baik secara langsung maupun tidak langsung. (Melalui pengaruhnya pada organisme lain) dan pada batas pendek atau jauh (cahaya, sebagai contoh, mungkin menimbulkan efek yang cepat pada orientasi serangga saat mencari makanan, dan banyak menyebabkanperubahan pada fisiologi serangga dalam antisipasi kondisi yang merugikan pada beberapa bulan kedepannya) (Gillot, 1982).

Pada serangga poikilothermal, pada dasarnya metabolisme mereka sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan yaitu dengan interval temperatur yang mengijinkan untuk dapat bertahan hidup, temperatur lingkungan tertinggi, rata- rata tinggi produksi panas dan konsumsi oksigen (Rockstein, 1973)

Kelimpahan individu dan kekayaan spesies serangga diperoleh pada setiap lahan saat melakukan penelitian keanekaragaman akan jelas terlihat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan


(24)

yaitu: umur tanaman, keadaan cuaca saat pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel dan keadaan habitat di sekitar tanaman (penggunaan tanaman penutup tanah) (Rizali dkk , 2002).

Serangga sering mempunyai ukuran dan penampilan yang mencolok dan juga dapat memproduksi suara dan kadang-kadang bisa menjadi hama yang merusak. Sebagian dari serangga ini tergolong fitofag, sementara yang lain hidup di sampah atau serangga lainnya. Beberapa mengkonsumsi tanaman dan makanan hewan sementara yang lain hidup di lumut dan tidak signifikan untuk pertanian. Serangga ini sangat sensitif terhadap faktor lingkungan , seperti temperatur , kelembaban , cahaya dan getaran (Kalshoven, 1981).


(25)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di areal lahan BBI (Balai Benih Induk) Tanjung Selamat, Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 40 m diatas permukaan laut dan Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini berlangsung mulai 26 November 2013 sampai bulan Maret 2014.

Bahan dan Alat

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) jenis varietas jagung yaitu benih jagung PRG NK603, benih jagung C7,benih jagung DK979, detergen, plastik transparan, dan air, sumpit, kawat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalahperangkap yellow sticky traps, perangkap pitt fall traps dengan menggunakan cup aqua,bambu, kawat, jaring, tugal,terpal, knapsack sprayer (alat semprot punggung), kuas ,cangkul, gembor, meteran,beker glass, mikroskop,pinset, kalkulator, kamera, label nama, buku kunci identifikasi serangga yaitu Kalshoven (1981) & Borror (1992) dan alat- alat lainnya yang dibutuhkan selama penelitian.

Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menentukan titik-titik untuk pemasangan prangkap setiap blok perlakuan, dimana pada setiap blok perlakuan terdiri dari 4 titik perangkap yellow sticky trap pada baris 2 diantara tanaman ke-25/26 , 5 titik perangkap pitfall trap bentuk diagonal tanaman baris 2 tanaman ke-8 depan-belakang pada kiri-kanan plot dan baris 7 tanaman ke-25/26 perangkap sudah diisi larutan air, alkohol 70% dan detergen.

Perangkap dibiarkan selama 3 hari pada plot perlakuan kemudian hama yang terperangkap diambil dan dimasukan pada plastik dengan keaadan terpisah berdasarkan jenis


(26)

perangkap dan blok perlakuan.Seluruh hama maupun musuh alami di masing-masing plot perlakuan dikumpulkan, dikelompokkan dan dimasukkan ke dalam botol yang telah diisi dengan alkohol 70%, selanjutnya diidentifikasi di laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada peranggkap yellow trap yang dipasang 4 titik pada tiap plot diberi nomor dimana no.1 trap di depan, no.2 trap sebelah kanan, no.3 trap sebelah kiri dan no.4 trap di belakang. Pemasangan yellow trap di lakukan pada tanaman barisan ke-2 anatara tanaman 25-26 dipasang pada bagian depan, belakang, kiri, dan kanan plot. Yellow trap dibiarkan pada plot lahan selama 3 hari setelah itu diambil prangkap dari lahan kemudian dilakukan identifikasi dari serangga yang terperangkap di laboratorium. Hasil identifikasi serangga dikumpulkan berdasarkan dalam 1(satu) plot kemudian dihitung nilai FM, FR, KM, KR dan indeks keanekaragaman serangga.

Pemasangan pitfall trap dilakukan dengan 5 titik yang dibuat secara diagonal pada tiap plot. Pitfall trap dipasang pada tanaman barisan ke-2 tanaman ke-8 dari depan-belakang pada kanana dan kiri plot serata tanaman baris ke-7 antara tanaman 25-26. Pitfall trap dibiarkan selama 3 hari di plot lahan setelah itu diambil prangkap dari lahan kemudian dilakukan identifikasi dari serangga yang terperangkap di laboratorium. Hasil identifikasi serangga dikumpulkan berdasarkan dalam 1(satu) plot kemudian dihitung nilai FM, FR, KM, KR dan indeks keanekaragaman serangga.


(27)

PELAKSANAAN PERCOBAAN

1. Persiapan Lahan

Dilakukannya pengolahan tanah dengan ukuran lahan 67.5m x 67.5m, dimana didalam lahan tersebut dibentuk 16 plot tanaman sampel pengamatan dengan ukuran plot 10 m x 10 m dan selebihnya dikelilingi oleh lahan untuk tanaman pinggiran. Lahan tersebut dikelilingi oleh pagar yang terbuat dari bambu dengan ketinggian 3 m dan dipasang juga paranet pada pagar tersebut. Ini bertujuan untuk dapat menjaga keamanan hayati baik dari pengaruh lingkungan dan tidak keluar arel lahan maupun hewan yang dapat merusak dan mengganggu tanaman.

2. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan benih ke dalam lubang tanam sebanyak 2 benih per lubang tanam kemudian ditutup dengan kompos atau pupuk organik. Jarak tanam jagung adalah 75 cm x 25 cm, unit percobaan 1 plot 100 m2 (10 m x10 m).

3. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penyulaman dan penyiangan .

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada sore hari dan disesuaikan dengan keadaan tanah di lapangan.

b. Penjarangan

Penjarangan dilakukan dengan mencabut atau memotong bibit yang tumbuh lebih dari satu, sehingga pada satu lubang tanam hanya satu terdapat bibit yang tumbuh.

c. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma di areal penanaman secara manual yakni mencabut dengan tangan untuk menghindari kompetisi antara gulma.


(28)

a. Pemasangan Pitfall Trap

Perangkap ini dapat digunakan untuk menangkap serangga baik yang aktif pada siang maupun malam hari dan aktif pada permukaan tanah. Setiap plot dipasang 5 trap pada titik-titik tertentu. Alat ini dibuat dengan menggunakan gelas plastic (aqua cup) berdiameter 9 cm dimasukkan ke dalam lubang sehingga permukaan gelas sejajar dengan permukaan tanah. Setiap gelas plastic dituangkan deterjen sebanyak 150 ml ke dalamnya yang telah dilarutkan dengan dosis 23 gram ke dalam 25 liter air. Deterjen berfungsi sebagai perekat dimana serangga yang masuk didalam gelas plastik terperangkap dan tidak bisa keluar lagi. Setelah dituangkan deterjen kemudian dipasangkan tiang bambu setinggi 25 cm dan dikaitkan mangkuk plastic diletakkan 3-4 cm di atas permukaan gelas untuk menghindari air hujan masuk kedalam gelas. Perangkap dibiarkan selama 3-4 hari dan serangga yang tertangkap dimasukkan dalam kantongan plastik yang sebelumnya diberi label perlakuan kemudian dibawa ke laboratorium untuk diidentifik

b. Pemasangan Yellow Sticky Trap

Perangkap ini dipasang dengan menggunakan tonggak bambu setinggi 2 m dimana yellow sticky trap diberi lubang dan digantungkan pada tonggak dengan cara menempatkannya pada ketinggian sesuai dengan ketinggian kanopi tanaman. Setiap plot dipasang 4 buah perangkap sesuai arah mata angin (utara-selatan-barat-timur). Perangkap

Gambar 1. Pemasangan Pitfall Trap Sumber : Foto Langsung


(29)

dibiarkan selama 3-4 hari kemudian perangkap dibukakan dan permukaan perangkap disemprot dengan alkohol 70% secara merata dan selanjutnya permukaan ditutup dengan plastic bening. Perangkap yang telah ditutupi dengan plastic bening dibawa ke laboratorium kemudian dengan menggunakan kuas serangga-serangga tertangkap dimasukkan ke dalam gelas beker yang telah berisi alkohol.

5. Aplikasi Glifosat

Aplikasi dilakukan 2 tahap yakni : 15-20 hari setelah tanam (dosis 1.08 kg ae/ha) dengan teknik aplikasinya over the top menggunakan penyemprot biasa dan 40-50 hari setelah tanam (dosis 0.81 kg ae/ha) dengan teknik aplikasi diarahkan ke gulma.

6. Pengambilan Sampel

a. Pengamatan Metoda Pitfall Trap

Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati serangga yang hidup di atas permukaan tanah. Pengamatan dilakukan pada 5 titik tanaman sampel untuk pemasangan trap dan dilakukan sebanyak 6 x yakni pada saat umur tanaman 45 hari, 55 hari, 65 hari, 75 hari, 85 hari dan 95 hari.

b. Pengamatan Metoda Yellow Sticky Trap

Pengamatan ini bertujuan untuk menangkap dan mengamati serangga penghuni kanopi dengan menempatkan perangkap ke pancang kayu di tingkat kanopi tanaman. Pengamatan ini

Gambar 2. Pemasangan Yellow Sticky Trap Sumber : Foto Langsung


(30)

dilakukan pada 4 titik tanaman sampel untuk pemasangan trap dan dilakukan sebanyak 6 x yakni pada saat umur tanaman 45 hari, 55 hari, 65 hari, 75 hari, 85 hari dan 95 hari.

7. Pengamatan Parameter

Setelah serangga dipermukaan tanah dan diatas permukaan tanah yang terperangkap dikumpulkan kemudian diidentifikasi maka dapat dihitung Nilai FM, FR, KM dan KR dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Frekuensi Mutlak (FM)

Frekuensi mutlak menunjukkan jumlah kesering hadiran suatu serangga tertentu yang ditemukan pada habitat tiap pengamatan yang dinyatakan secara mutlak.

b. Frekuensi Relatif (FR)

Frekuensi relatif menunjukkan kesering hadiran suatu serangga pada habitat dan dapat menggambarkan penyebaran jenis serangga tersebut.

FR = FM x 100 % ∑ FM

FR = Nilai FM suatu jenis individu pada setiap pengamatan x 100 % Jumlah Pengangamatan yang dilakukan

c. Kerapatan Mutlak (KM)

Kerapatan mutlak menunjukkan jumlah serangga yang ditemukan pada habitat yang dinyatakan secara mutlak.

d. Kerapatan Relatif (KR)

KR = KM x 100 % ∑ KM

KR = Jumlah individu suatu jenis dalam setiap penangkapan x 100 % Total individu dalam setiap penangkapan


(31)

e. Indeks keanekaragaman jenis Serangga permukaan tanah dan diatas permukaan tanah

Untuk membandingkan tinggi rendahnya keanekaragaman jenis Hama dan Musuh Alamidigunakan indeks Shanon-Weiner (H`) dengan rumus :

H` = -Σ pi In pi (Michael, 1995). Dimana :

pi = perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis. pi = ni/N

ni = jumlah individu jenis ke-i

N = jumlah total individu semua jenis

Dengan kriteria indeks keanekaragaman (H`) sebagai berikut :

Keragaman jenis rendah bila H = < 1 (kondisi lingkungan tidak stabil) Keragaman jenis sedang bila H = 1-3 (Kondisi lingkungan sedang) Keragaman jenis tinggi bila H = > 3 (Kondisi lingkungan stabil)

f. Analisis kandungan unsur hara nitrogen (N) dan karbon (C) pada tanaman dan tanah.

- Analisis kandungan unsur nitrogen (N) dan karbon (C) dari tanaman jagung.

Diambil sampel daun yang akan dianalisis kandungan unsur hara nitrogen dan karbon dari tiap-tiap plot perlakuan. Daun yang diambil dibawa ke laboratorium untuk dianalisis kandungan nitrogen dan karbon. Analisis C/N daun dilakukan pada umur tanaman 75 HST masa awal pembentukan buah.

- Analisis kandungan unsur nitrogen (N) dan karbon (C) dari tanah.

Diambil sampel tanah yang akan dianalisis kandungan unsur hara nitrogen dan karbon dari tiap-tiap plot perlakuan. Tanah yang diambil dibawa ke laboratorium untuk dianalisis


(32)

kandungan nitrogen dan karbon. Analisis C/N daun dilakukan pada umur tanaman 75 HST masa awal pembentukan buah.


(33)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah serangga varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi Glyfosat

Dari hasil analisis tanah dan daun varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi Glyfosat diperoleh sebagai berikut pada tabel 1 :

Tabel 1. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung PRG NK603 aplikasi Glyfosat

Jenis analisis Parameter

C-organik (%) N-Total (%) C/N (%)

Tanah 1,61 0,13 12,38

Daun 2,05 2,52 0,81

Tabel 2. Interaksi Trofik jenis serangga pada pertanaman varietas jagung PRG NK603 perlakuan aplikasi glyfosat.

Tanaman jagung PRG NK 603 perlakuan aplikasi glyfosat Serangga Pengganggu Tanaman (Hama)

No ordo Family jumlah serangga

1 Coleoptera Chrysomelidae 122

2 Diptera Agromyzidae 23

Drosophilidae 55

Muscidae 48

3 Homoptera Delphacidae 377

Cicadellidae 39

4 Hemiptera Alydidae 57

Corixidae 133

Pentatomidae 56

5 Lepidoptera Noctuidae 52

6 Orthoptera Acrididae 85

Gryllotalpidae 84

Gryllidae 564

Tetrigidae 44

Tettrigoniidae 46

Total 1785

Musuh Alami (Predator)

No ordo Family Jumlah serangga

1 Coleoptera Staphylinidae 53

Carabidae 170

Gryrinidae 97

Coccilinedae 146

2 Dermagtera Chelisididae 150

3 Hemiptera Geocoridae 26

4 Hymenoptera Formicidae 460

5 Odonata Gomphidae 53


(34)

Dari hasil analisis pada perlakuan varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi glyfosat diperoleh bahwa dari 12,38% kandungan C/N yang mampu diserap tanaman sebanyak 0,81% kandungan C/N dari tanah.

Data interaksi trofik jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi glyfosat sangat sedikit jumlah keberadan serangga hama dan predator. Hal ini terjadi karena kandungan tanaman C/N yang sangat rendah yaitu 0,81 % lebih besar kandungan C/N tanah yaitu 12,38 %. Dengan kondisi C/N yang rendah ini jumlah nutrisi tanaman sangat sedikit sehingga keberadaan serangga hama tidak banyak jumlahnya pada areal jagung PRG NK603 aplikasi glifosat dan serangga predator sedikit jumlahnya karena sumber makanan pada areal pertanaman PRG NK603 tidak banyak jumlahnya.

Dari interaksi trofik jenis serangga pada varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat yang diperoleh bahwa ada serangga yang merusak tanaman (hama) dan serangga peredator. Jumlah serangga hama terdapat 1785 populasi yang terbagi pada 6 ordo 15 famili yaitu ordo coleoptera (crysomelidae), diptera (agromyzidae, drosophillidae, muscidae), homoptera (delphacidae, cicadellidae), hemiptera (alydidae, coroxidae, pentatomidae), lepidoptera (noctuidae), orthoptera (acrididae, grylotalpidae, grylidae, tetrigidae, tetrigonidae). Jumlah serangga hama yang tertinggi ordo orthoptera famili grylidae 536 populasi.

Untuk jumlah serangga predator pada varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat terdapat 1155 populasi yang terbagi pada 5 ordo 8 famili yaitu ordo coleoptera (staphylinidae, carabidae, grynidae, coccilinidae), dermagtera (chelisididae), hemiptera (geocoridae), hymenoptera (formicidae), odonata (gomphidae). Jumlah serangga predator tertinggi ordo hymenoptera famili formicidae 395 populasi.

Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603 dengan perlakuan aplikasi glyfosat diperoleh sebagai berikut :


(35)

Tabel 3. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi glyfosat

No Nama Serangga Pengamatan KM KR FM FR

Ordo Famili I II III IV V VI (%) (%)

1 Coleoptera Coccilinedae 15 35 34 27 24 11 146 4,321 6 3,636

Carabidae 27 24 37 33 28 21 170 5,031 6 3,636

Chrysomelidae 13 26 25 28 16 14 122 3,610 6 3,636

Gryrinidae 11 18 21 15 19 13 97 2,871 6 3,636

Staphylinidae 12 8 15 7 11 53 1,568 5 3,030

2 Dermagtera Chelisididae 21 30 21 20 36 22 150 4,439 6 3,636

3 Diptera Acartophthalmidae 2 8 6 6 7 6 35 1,036 6 3,636

Agromyzidae 4 7 7 5 23 0,681 4 2,424

Calliophoridae 4 7 11 8 30 0,888 4 2,424

Drosophilidae 3 10 15 17 10 55 1,628 5 3,030

Sarcophagidae 5 8 3 4 6 26 0,769 5 3,030

Muscidae 7 6 13 6 11 5 48 1,420 6 3,636

4 Hemiptera Geocoridae 6 3 4 9 4 26 0,769 5 3,030

Corixidae 18 26 31 24 26 8 133 3,936 6 3,636

Alydidae 8 8 20 10 11 57 1,687 5 3,030

Pentatomidae 16 7 19 10 4 56 1,657 5 3,030

5 Homoptera Delphacidae 81 53 49 54 71 69 377 11,157 6 3,636

Cicadellidae 6 9 11 8 5 39 1,154 5 3,030

6 Hymenoptera Icheneumonidae 21 30 21 20 26 22 140 4,143 6 3,636

Braconidae 3 7 9 6 6 31 0,917 5 3,030

Formicidae 98 73 96 74 61 58 460 13,613 6 3,636

Tiphiidae 18 23 31 27 29 18 146 4,321 6 3,636

Scelionidae 8 9 8 6 31 0,917 4 2,424

7 Orthoptera Acrididae 17 5 18 20 12 13 85 2,515 6 3,636

Gryllotalpidae 14 15 19 13 9 14 84 2,486 6 3,636

Gryllidae 108 126 116 86 79 49 564 16,691 6 3,636

Tetrigidae 4 13 8 11 5 3 44 1,302 6 3,636

Tettigoniidae 4 11 10 9 8 4 46 1,361 6 3,636

8 Lepidoptera Noctuidae 15 11 13 9 4 52 1,539 5 3,030

9 Odonata Gomphidae 11 9 13 8 5 7 53 1,568 6 3,636


(36)

Dari pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603 dengan perlakuan aplikasi glyfosat diatas, maka diperoleh indeks keanekaragaman jenis serangga sebagai berikut :

Tabel 4. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat

No Nama Serangga Total Pi ln pi H'

Ordo Famili

1 Coleoptera Coccilinedae 146 0,043208 -3,14173 0,135748

Carabidae 170 0,050311 -2,98954 0,150406

Chrysomelidae 122 0,036105 -3,32131 0,119917

Gryrinidae 97 0,028707 -3,55062 0,101927

Staphylinidae 53 0,015685 -4,15504 0,065172

2 Dermagtera Chelisididae 150 0,044392 -3,1147 0,138267

3 Diptera Acartophthalmidae 35 0,010358 -4,56999 0,047336

Agromyzidae 23 0,006807 -4,98984 0,033965

Calliophoridae 30 0,008878 -4,72414 0,041943

Drosophilidae 55 0,016277 -4,118 0,067029

Sarcophagidae 26 0,007695 -4,86724 0,037451

Muscidae 48 0,014205 -4,25413 0,060432

4 Hemiptera Geocoridae 26 0,007695 -4,86724 0,037451

Corixidae 133 0,039361 -3,23499 0,127331

Alydidae 57 0,016869 -4,08228 0,068864

Pentatomidae 56 0,016573 -4,09998 0,067949

5 Homoptera Delphacidae 377 0,111571 -2,19309 0,244686

Cicadellidae 39 0,011542 -4,46177 0,051497

6 Hymenoptera Icheneumonidae 140 0,041432 -3,18369 0,131908

Braconidae 31 0,009174 -4,69135 0,04304

Formicidae 460 0,136135 -1,99411 0,271468

Tiphiidae 146 0,043208 -3,14173 0,135748

Scelionidae 31 0,009174 -4,69135 0,04304

7 Orthoptera Acrididae 85 0,025155 -3,68268 0,092639

Gryllotalpidae 84 0,024859 -3,69452 0,091844

Gryllidae 564 0,166913 -1,79028 0,298822

Tetrigidae 44 0,013022 -4,34115 0,056529

Tettigoniidae 46 0,013613 -4,29669 0,058493

8 Lepidoptera Noctuidae 52 0,015389 -4,17409 0,064236

9 Odonata Gomphidae 53 0,015685 -4,15504 0,065172


(37)

Pada perlakuan varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat terdapat 9 ordo dengan 33 famili dengan jumlah serangga 3379 populasi. Berdasarkan jumlah serangga tersebut maka varietas PRG NK603 perlakuan aplikasi glyfosat diperoleh nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi pada serangga Gryllidae dengan Kerapatan Relatif (KR) 16,691 %, dimana serangga Gryllidae sering muncul pada plot perlakuan yaitu 564 populasidan nilai terendah Kerapatan Mutlak (KM) pada serangga agromizydae dengan Frekuensi Mutlak (FM) 0,681% dimana terdapat 23 populasi.

Pada perlakuan varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat terdapat 9 ordo dengan 33 famili dengan jumlah populasi serangga 3379 seranggadiperoleh bahwa indeks keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan sedang dimana nilai H’ = 2,950309 sebab nilai Keragaman jenis berada pada H’ = 1-3. Hal ini sesuai dengan literatur Michael (1995) yang menyatakan bahwa Keragaman jenis sedang bila H’ = 1-3 (Kondisi lingkungan sedang).

Data jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi glyfosat indeks keanekaragaman pada kondisi sedang. Indeks keanekaragaman serangga ini dengan kondisi sedang diperoleh karena jagung varietas PRG NK603 sudah diaplikasi glyfosat memiliki kandungan tanaman C/N yang sangat rendah yaitu 0,81 % lebih besar kandungan C/N tanah yaitu 12,38 %. Dengan kondisi C/N yang rendah ini jumlah nutrisi tanaman sangat sedikit sehingga serangga hama tidak banyak jumlahnya pada areal jagung PRG NK603 aplikasi glifosat dan serangga predator juga karena sedikitnya ketersediaan makanan. Hal ini sesuai dengan literatur AAK (1993) yang menyatakan bahwa makanan adalah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan banyaknya hewan dan tempat ia hidup (penyebarannya).


(38)

Dari hasil analisis tanah dan daun varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi manual diperoleh sebagai berikut pada tabel 5 :

Tabel 5. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung PRG NK603 disiangi manual

Jenis analisis Parameter

C-organik (%) N-Total (%) C/N (%)

Tanah 1,46 0,13 11,23

Daun 1,54 2,38 0,65

Tabel 6. Skema Interaksi Trofik jenis serangga pada pertanaman varietas jagung PRGNK603 perlakuan penyiangan manual.

Tanaman jagung PRG NK 603 perlakuan penyiangan manual Serangga pengganggu tanaman (Hama)

No ordo Family Jumlah serangga

1 Coleoptera Chrysomelidae 125

2 Diptera Agromyzidae 20

Drosophilidae 59

Muscidae 27

3 Homoptera Delphacidae 385

Cicadellidae 40

4 Hemiptera Alydidae 63

Corixidae 131

Pentatomidae 64

5 Lepidoptera Noctuidae 61

6 Orthoptera Acrididae 92

Gryllotalpidae 102

Gryllidae 566

Tetrigidae 44

Tettrigoniidae 52

Total 1831

Musuh Alami (predator)

No ordo Family Jumlah serangga

1 Coleoptera Staphylinidae 59

Carabidae 194

Gryrinidae 103

Coccilinedae 161

2 Dermagtera Chelisididae 164

3 Hemiptera Geocoridae 41

4 Hymenoptera Formicidae 378

5 Odonata Gomphidae 56


(39)

Data interaksi trofik jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi manual jumlah keberadan serangga hama dan predator lebih besar dibandingkan perlakuan aplikasi glyfosat. Kandungan C/N tanah 11,23 dan daun 0,65% pada varietas PRG NK603 disiangi manual ini lebih sedikit dibandingkan PRG NK603 aplikasi glyfosat. Hal ini berarti kesuburan tanah dan tanaman tidak mempengaruhi jumlah serangga tetapi senyawa kimia dari aplikasi glyfosat yang mempengaruhi jumlah serangga. Hal ini sesuai dengan literature Pedigo (1991) yang menyatakan bahwa Respon serangga terhadap tanaman disebabkan oleh dua aspek, yaitu karakteristik morfologi dan karakteristik fisiologi tanaman. Karakteristik morfologi meliputi ukuran, bentuk, warna daun. Karakteristik fisiologi meliputi bahan kimia hasil dari proses metabolisme primer dan metabolisme sekunder pada tanaman.

Dari interaksi trofik jenis serangga pada varietas PRG NK603 disiangi manual yang diperoleh jumlah serangga hama terdapat 1831 populasi yang terbagi pada 6 ordo 15 famili yaitu ordo coleoptera (crysomelidae), diptera (agromyzidae, drosophillidae, muscidae), homoptera (delphacidae, cicadellidae), hemiptera (alydidae, coroxidae, pentatomidae), lepidoptera (noctuidae), orthoptera (acrididae, grylotalpidae, grylidae, tetrigidae, tetrigonidae). Jumlah serangga hama yang tertinggi pada ordo orthoptera famili grylidae 566 populasi.

Untuk jumlah serangga predator pada varietas PRG NK603 disiangi manual terdapat 1156 populasi yang terbagi pada 5 ordo 8 famili yaitu ordo coleoptera (staphylinidae, carabidae, grynidae, coccilinidae), dermagtera (chelisididae), hemiptera (geocoridae), hymenoptera (formicidae), odonata (gomphidae). Jumlah serangga predator tertinggi pada ordo hymenoptera famili formicidae 378 populasi.


(40)

Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603 dengan perlakuan disiangi manual diperoleh sebagai berikut :

Tabel 7. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi manual

No Nama Serangga Pengamatan KM KR FR FR

Ordo Famili I II III IV V VI (%) (%)

1 Coleoptera Coccilinedae 25 39 37 21 24 15 161 4,654 6 3,550

Carabidae 37 34 43 31 28 21 194 5,608 6 3,550

Chrysomelidae 11 23 33 28 17 13 125 3,614 6 3,550

Gryrinidae 10 21 25 19 19 9 103 2,978 6 3,550

Staphylinidae 3 11 12 15 7 11 59 1,706 6 3,550

2 Dermagtera Chelisididae 23 30 24 21 41 25 164 4,741 6 3,550

3 Diptera Acartophthalmidae 2 9 7 10 7 5 40 1,156 6 3,550

Agromyzidae 5 4 7 4 20 0,578 4 2,367

Calliophoridae 13 15 8 36 1,041 3 1,775

Drosophilidae 3 10 15 17 14 59 1,706 5 2,958

Sarcophagidae 10 7 13 16 9 5 60 1,735 6 3,550

Muscidae 4 7 6 5 5 27 0,781 5 2,958

4 Hemiptera Geocoridae 9 14 10 8 41 1,185 4 2,367

Corixidae 20 29 37 21 16 8 131 3,787 6 3,550

Alydidae 9 13 15 10 11 5 63 1,821 6 3,550

Pentatomidae 6 17 19 13 4 5 64 1,85 6 3,550

5 Homoptera Delphacidae 93 73 51 74 53 41 385 11,13 6 3,550

Cicadellidae 7 9 5 13 6 40 1,156 5 2,958

6 Hymenoptera Icheneumonidae 8 24 31 19 19 7 108 3,122 6 3,550

Braconidae 4 6 8 8 5 3 34 0,983 6 3,550

Formicidae 17 81 88 87 57 48 378 10,928 6 3,550

Tiphiidae 20 27 35 29 25 21 157 4,539 6 3,550

Scelionidae 8 11 6 9 3 37 1,07 5 2,958

7 Orthoptera Acrididae 14 6 16 27 15 14 92 2,66 6 3,550

Gryllotalpidae 11 25 22 17 13 14 102 2,949 6 3,550

Gryllidae 115 109 136 91 81 34 566 16,363 6 3,550

Tetrigidae 3 15 7 7 9 3 44 1,272 6 3,550

Tettigoniidae 8 11 14 6 9 4 52 1,503 6 3,550

8 Lepidoptera Noctuidae 13 15 11 6 12 4 61 1,763 6 3,550

9 Odonata Gomphidae 7 10 15 9 6 9 56 1,619 6 3,550


(41)

Dari hasil Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603 dengan perlakuan disiangi manual diatas, maka diperoleh indeks keanekaragaman serangga sebagai berikut :

Tabel 8. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas PRG NK603 disiangi manual

No Nama Serangga Total Pi ln pi H'

Ordo Famili

1 Coleoptera Coccilinedae 161 0,046545 -3,06733 0,14277

Carabidae 194 0,056086 -2,88088 0,161576

Chrysomelidae 125 0,036138 -3,32042 0,119992

Gryrinidae 103 0,029777 -3,51401 0,104638

Staphylinidae 59 0,017057 -4,0712 0,069442

2 Dermagtera Chelisididae 164 0,047413 -3,04887 0,144555

3 Diptera Acartophthalmidae 40 0,011564 -4,45986 0,051574

Agromyzidae 20 0,005782 -5,153 0,029795

Calliophoridae 36 0,010408 -4,56522 0,047513

Drosophilidae 59 0,017057 -4,0712 0,069442

Sarcophagidae 60 0,017346 -4,05439 0,070328

Muscidae 27 0,007806 -4,8529 0,03788

4 Hemiptera Geocoridae 41 0,011853 -4,43516 0,052571

Corixidae 131 0,037872 -3,27354 0,123976

Alydidae 63 0,018213 -4,0056 0,072955

Pentatomidae 64 0,018502 -3,98985 0,073822

5 Homoptera Delphacidae 385 0,111304 -2,19549 0,244367

Cicadellidae 40 0,011564 -4,45986 0,051574

6 Hymenoptera Icheneumonidae 108 0,031223 -3,4666 0,108237

Braconidae 34 0,009829 -4,62237 0,045435

Formicidae 378 0,10928 -2,21384 0,241929

Tiphiidae 157 0,045389 -3,09249 0,140364

Scelionidae 37 0,010697 -4,53782 0,04854

7 Orthoptera Acrididae 92 0,026597 -3,62695 0,096467

Gryllotalpidae 102 0,029488 -3,52376 0,10391

Gryllidae 566 0,163631 -1,81014 0,296195

Tetrigidae 44 0,01272 -4,36455 0,055519

Tettigoniidae 52 0,015033 -4,19749 0,063102

8 Lepidoptera Noctuidae 61 0,017635 -4,03786 0,071208

9 Odonata Gomphidae 56 0,01619 -4,12338 0,066756


(42)

Pada pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi manual diperoleh nilai Kerapatan Relatif (KR) tertinggi pada serangga Gryllidae dengan Frekuensi Mutlak (FM) 16,363 %.dimanaGryllidae sering muncul pada plot perlakuan yaitu 566 populasi dan nilai terendah Kerapatan Relatif (KR) pada serangga agromizydae dengan Frekuensi Mutlak (FM) 0,578% dimana terdapat 20 populasi.

Pada perlakuan varietas PRG NK603 disiangi manual terdapat 9 ordo dengan 33 famili dengan jumlah populasi serangga 3459 serangga diperoleh bahwa indeks keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan stabil dimana nilai H = 3,006432 sebab nilai Keragaman jenis berada pada H = >3. Hal ini sesuai dengan literatur Michael (1995) yang menyatakan bahwa Keragaman jenis sedang bila H = > 3 (Kondisi lingkungan setabil).

Data jumlah jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi manual lebih tinggi dibandingkan aplikasi glyfosat. Kandungan C/N

jagung PRG NK603 disiangi manual dan aplikasi glyfosat tidak jauh berbeda, tapi indeks keanekaragaman disiangi manual kondisi stabil H’ > 3 sedangkan aplikasi glifosat kondisi sedang H’ = 2,95. Hal ini karena adanya senyawa kimia glyfosat yang tidak disukai serangga. Hal ini sesuai dengan literature Pedigo (1991) yang menyatakan bahwa Respon serangga terhadap tanaman disebabkan oleh dua aspek, yaitu karakteristik morfologi dan karakteristik fisiologi tanaman. Karakteristik morfologi meliputi ukuran, bentuk, warna daun dan ada atau tidaknya sekresi glandular yang menentukan tingkat penerimaan atau pemanfaatan oleh serangga. Karakteristik fisiologi meliputi bahan kimia hasil dari proses metabolisme primer dan metabolisme sekunder pada tanaman.


(43)

Jumlah serangga varietas tanaman jagung C7 disiangi manual

Dari hasil analisis tanah dan daun perlakuan varietas tanaman jagung C7 disiangi manual diperoleh sebagai berikut pada tabel 9 :

Tabel 9. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung C7 disiangi manual

Jenis analisis Parameter

C-organik (%) N-Total (%) C/N (%)

Tanah 1,22 0,14 8,71

Daun 6,16 2,10 2,93

Tabel 10. Skema Interaksi Trofik jenis serangga pada pertanaman varietas jagung C7 perlakuan penyiangan manual.

Tanaman jagung C7 penyiangan manual Serangga pengganggu tanaman (Hama)

No ordo Family Jumlah serangga

1 Coleoptera Chrysomelidae 112

2 Diptera Agromyzidae 21

Drosophilidae 70

Muscidae 65

3 Homoptera Delphacidae 362

Cicadellidae 65

4 Hemiptera Alydidae 90

Corixidae 127

Pentatomidae 67

5 Lepidoptera Noctuidae 65

6 Orthoptera Acrididae 116

Gryllotalpidae 122

Gryllidae 564

Tetrigidae 47

Tettrigoniidae 52

Total 1945

Musuh Alami (predator)

No ordo Family Jumlah serangga

1 Coleoptera Staphylinidae 172

Carabidae 216

Gryrinidae 59

Coccilinedae 112

2 Dermagtera Chelisididae 145

3 Hemiptera Geocoridae 45

4 Hymenoptera Formicidae 403

5 Odonata Gomphidae 63


(44)

Dari hasil pengujian varietas jagung C7 penyiangan manual tersebut tampak bahwa terdapat adanya interaksi trofik serangga hama dan predator. Kepadatan jumlah serangga hama terdapat 1945 populasi dan serangga predator 1215 populasi. Keberadaan hama dan predator tidak signifikan karena terjadi kompetisi untuk mempertahankan diri. Hal ini sesuai literatur krebs (1978) yang menyatakan persaingan tetap terjadi juga bila organisme-organisme itu memanfaatkan sumber makanan untuk bertahandan yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya.

Dari pengamatan seluruh jumlah serangga pada jagung varietas C7 penyiangan manual yang diperoleh bahwa ada serangga yang merusak tanaman (hama) dan serangga peredator. Jumlah serangga hama terdapat 1945 populasi yang terbagi pada 6 ordo 15 famili yaitu ordo coleoptera (crysomelidae), diptera (agromyzidae, drosophillidae, muscidae), homoptera (delphacidae, cicadellidae), hemiptera (alydidae, coroxidae, pentatomidae), lepidoptera (noctuidae), orthoptera (acrididae, grylotalpidae, grylidae, tetrigidae, tetrigonidae). Banyaknya jumlah serangga tersebut dikarenakan tingkat kesuburan tanah dan nutrisi tanaman yang sangat tinggi dimana nilai C/N tanaman (daun) 2,93%. Jumlah serangga hama tertinggi ordo orthoptera famili grylidae 564 populasi.

Pada jagung varietas C7 disiangi manual untuk jumlah serangga predator tertinggi dari semua varietas yaitu terdapat 1215 populasi yang terbagi pada 5 ordo 8 famili yaitu ordo coleoptera (staphylinidae, carabidae, grynidae, coccilinidae), dermagtera (chelisididae), hemiptera (geocoridae), hymenoptera (formicidae), odonata (gomphidae). Tingginya jumlah predator karena banyaknya jumlah serangga hama yang menjadi sumber makanan dari predator. Jumlah serangga predator yang tertinggi ordo hymenoptera famili formicidae 403 populasi.


(45)

Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung C7 dengan perlakuan disiangi manual diperoleh sebagai berikut :

Tabel 11. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung C7 disiangi manual.

No Nama Serangga Pengamatan KM KR FM FR

Ordo Famili I II III IV V VI (%) (%)

1 Coleoptera Coccilinedae 28 30 47 23 27 17 172 4,727 6 3,488

Carabidae 39 44 47 34 29 23 216 5,936 6 3,488

Chrysomelidae 10 21 23 28 19 11 112 3,078 6 3,488

Gryrinidae 13 27 23 15 17 17 112 3,078 6 3,488

Staphylinidae 5 13 15 10 7 9 59 1,621 6 3,488

2 Dermagtera Chelisididae 13 35 34 23 23 17 145 3,985 6 3,488

3 Diptera Acartophthalmidae 2 8 10 11 9 40 1,292 5 2,907

Agromyzidae 4 5 8 4 21 0,577 4 2,326

Calliophoridae 12 23 11 10 3 59 1,621 5 2,907

Drosophilidae 13 7 25 13 9 3 70 1,924 6 3,488

Muscidae 5 23 19 11 7 65 1,786 5 2,907

Sarcophagidae 6 8 11 5 7 4 41 1,127 6 3,488

4 Hemiptera Geocoridae 3 7 16 14 5 45 1,236 5 2,907

Corixidae 23 31 31 27 15 127 3,490 5 2,907

Alydidae 13 20 23 17 10 7 90 2,473 6 3,488

Pentatomidae 6 14 16 17 8 6 67 1,841 6 3,488

5 Homoptera Delphacidae 82 64 57 84 43 32 362 9,948 6 3,488

Cicadellidae 9 15 15 14 9 3 65 1,786 6 3,488

6 Hymenoptera Icheneumonidae 4 31 29 21 17 9 111 3,050 6 3,488

Braconidae 3 5 7 8 5 28 0,769 5 2,907

Formicidae 31 97 89 91 61 34 403 11,074 6 3,488

Tiphiidae 19 23 32 26 23 25 148 4,067 6 3,488

Scelionidae 4 9 11 8 9 4 45 1,237 6 3,488

7 Orthoptera Acrididae 24 31 14 19 17 11 116 3,188 6 3,488

Gryllotalpidae 17 33 26 19 15 12 122 3,353 6 3,488

Gryllidae 102 98 127 97 99 41 564 15,499 6 3,488

Tetrigidae 8 11 15 5 8 47 1,292 5 2,907

Tettrigoniidae 5 9 14 11 9 4 52 1,429 6 3,488

8 Lepidoptera Noctuidae 11 17 13 9 10 5 65 1,786 6 3,488

9 Odonata Gomphidae 6 8 13 11 17 8 63 1,731 6 3,488


(46)

Dari hasil Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung C7 dengan perlakuan disiangi manual diatas, maka diperoleh indeks keanekaramana jenis serangga sebagai berikut :

Tabel 12. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas C disiangi manual

No Nama Serangga Total Pi ln pi H'

Ordo Famili

1 Coleoptera Coccilinedae 172 0,047357 -3,05004 0,14444

Carabidae 216 0,059471 -2,82226 0,167844

Chrysomelidae 112 0,030837 -3,47904 0,107283

Gryrinidae 112 0,030837 -3,47904 0,107283

Staphylinidae 59 0,016244 -4,12 0,066927

2 Dermagtera Chelisididae 145 0,039923 -3,2208 0,128584

3 Diptera Acartophthalmidae 40 0,011013 -4,50866 0,049655

Agromyzidae 21 0,005782 -5,15302 0,029794

Calliophoridae 59 0,016244 -4,12 0,066927

Drosophilidae 70 0,019273 -3,94904 0,07611

Muscidae 65 0,017896 -4,02315 0,072

Sarcophagidae 41 0,011289 -4,48397 0,050617

4 Hemiptera Geocoridae 45 0,01239 -4,39088 0,054402

Corixidae 127 0,034967 -3,35335 0,117257

Alydidae 90 0,02478 -3,69773 0,091629

Pentatomidae 67 0,018447 -3,99285 0,073657

5 Homoptera Delphacidae 362 0,09967 -2,30589 0,229828

Cicadellidae 65 0,017896 -4,02315 0,072

6 Hymenoptera Icheneumonidae 111 0,030562 -3,48801 0,106599

Braconidae 28 0,007709 -4,86533 0,037508

Formicidae 403 0,110958 -2,1986 0,243953

Tiphiidae 148 0,040749 -3,20033 0,13041

Scelionidae 45 0,01239 -4,39088 0,054402

7 Orthoptera Acrididae 116 0,031938 -3,44395 0,109994

Gryllotalpidae 122 0,03359 -3,39352 0,113989

Gryllidae 564 0,155286 -1,86248 0,289218

Tetrigidae 47 0,012941 -4,34739 0,056258

Tettrigoniidae 52 0,014317 -4,2463 0,060795

8 Lepidoptera Noctuidae 65 0,017896 -4,02315 0,072

9 Odonata Gomphidae 63 0,017346 -4,0544 0,070327


(47)

Pada pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung C7 disiangi manual diperoleh nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi pada serangga Gryllidae dengan Frekuensi Mutlak (FM) 15,499 % dimana serangga Gryllidae sering muncul pada plot perlakuan yaitu 564 populasi dan nilai terendah Kerapatan Mutlak (KM) pada serangga agromizydae dengan Frekuensi Mutlak (FM) 0,577% dimana terdapat 21 populasi.

Pada perlakuan varietas tanaman jagung C7 disiangi manual terdapat 9 ordo dengan 33 famili dengan jumlah populasi serangga 3632 serangga diperoleh bahwa indeks keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan stabil dimana nilai H = 3,051692 sebab nilai Keragaman jenis berada pada H = >3. Hal ini sesuai dengan literatur Michael (1995) yang menyatakan bahwa Keragaman jenis sedang bila H = > 3 (Kondisi lingkungan setabil). Dengan kondisi stabil ini berarti ekosistem yang ada dalam kondisi yang baik (stabil).

Data jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung C7 disiangi manual indeks keanekaragaman pada kondisi setabil. Dimana serangga yang terdapat pada area pertanaman terdapat jenis serangga penggangu tanaman (hama) yang terpenuhi makanan dari tanaman jagung memiliki nutrisi tanaman yang tinggi dimana C/N tanaman (daun) 2,93% serta tingkat kesuburan tanah untuk unsur hara C/N 8,71% untuk dapat memenuhi kebutuhan tanaman jagung dan jumlah serangga musuh alami (predator) karena keberadaan serangga hama sebagai sumber makanan. Hal ini sesuai dengan literatur Michael (1995) Untuk dapat mengenal makhluk hidup dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah laku, dan beberapa ciri lain yang dapat diamati.


(48)

Jumlah serangga varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual

Dari hasil analisis tanah dan daun perlakuan varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual diperoleh sebagai berikut pada tabel 13 :

Tabel 13. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung DK979 disiangi manual

Jenis analisis Parameter

C-organik (%) N-Total (%) C/N (%)

Tanah 1,61 0,12 13,42

Daun 2,22 2,52 0,88

Tabel 14. Skema Interaksi Trofik jenis serangga pada pertanaman varietas jagung DK979 perlakuan penyiangan manual.

Tanaman jagung DK 979 perlakuan penyiangan manual Serangga pengganggu tanaman (Hama)

No ordo Family Jumlah serangga

1 Coleoptera Chrysomelidae 104

2 Diptera Agromyzidae 16

Drosophilidae 82

Muscidae 68

3 Homoptera Delphacidae 304

Cicadellidae 67

4 Hemiptera Alydidae 95

Corixidae 117

Pentatomidae 70

5 Lepidoptera Noctuidae 60

6 Orthoptera Acrididae 137

Gryllotalpidae 123

Gryllidae 536

Tetrigidae 44

Tettrigoniidae 39

Total 1862

Musuh Alami (predator)

No ordo Family jumlah serangga

1 Coleoptera Staphylinidae 65

Carabidae 210

Gryrinidae 126

Coccilinedae 162

2 Dermagtera Chelisididae 139

3 Hemiptera Geocoridae 53

4 Hymenoptera Formicidae 395


(49)

Dari hasil pengujian varietas jagung DK979 perlakuanpenyiangan manual tersebut tampak bahwa terdapat adanya interaksi trofik serangga hama dan predator. Kepadatan jumlah serangga hama terdapat 1862 populasi dan serangga predator 1208 populasi. Selain karena sumber makanan, kompetisi, persaingan keberadaan serangga hama dan predator juga bias berrpengaruh terhadap organisme pemikat lain dan cahaya maupun warna. Hal ini sesuai dengan literatur Gillot (1982) yang menyatakan perkembangan dan reproduksi serangga dapat dipengaruhi berbagai faktor abiotik. Faktor ini mungkin menunjukkan pengaruhnya pada serangga baik secara langsung maupun tidak langsung. (Melalui pengaruhnya pada organisme lain) dan pada batas pendek atau jauh (cahaya, sebagai contoh, mungkin menimbulkan efek yang cepat pada orientasi serangga saat mencari makanan, dan banyak menyebabkan perubahan pada fisiologi serangga dalam antisipasi kondisi yang merugikan pada beberapa bulan kedepannya).

Dari pengamatan seluruh jumlah serangga pada jagung varietas DK979 penyiangan manual yang diperoleh bahwa ada serangga yang merusak tanaman (hama) dan serangga peredator. Jumlah serangga hama terdapat 1864 populasi yang terbagi pada 6 ordo 15 famili yaitu ordo coleoptera (crysomelidae), diptera (agromyzidae, drosophillidae, muscidae), homoptera (delphacidae, cicadellidae), hemiptera (alydidae, coroxidae, pentatomidae), lepidoptera (noctuidae), orthoptera (acrididae, grylotalpidae, grylidae, tetrigidae, tetrigonidae).

Pada jagung varietas DK979 disiangi manual untuk jumlah serangga predator yaitu terdapat 1208 populasi yang terbagi pada 5 ordo 8 famili yaitu ordo coleoptera (staphylinidae, carabidae, grynidae, coccilinidae), dermagtera (chelisididae), hemiptera (geocoridae), hymenoptera (formicidae), odonata (gomphidae).


(50)

Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung DK979 dengan perlakuan disiangi manual diperoleh sebagai berikut :

Tabel 15. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual.

No Nama Serangga Pengamatan KM KR FM FR

Ordo Famili I II III IV V VI (%) (%)

1 Coleoptera Coccilinedae 21 28 38 27 29 19 162 4,556 6 3,488

Carabidae 29 41 48 41 32 19 210 5,905 6 3,488

Chrysomelidae 11 19 21 23 17 13 104 2,925 6 3,488

Gryrinidae 16 25 27 18 19 21 126 3,543 6 3,488

Staphylinidae 3 11 17 13 10 11 65 1,828 6 3,4883

2 Dermagtera Chelisididae 7 27 31 33 22 19 139 3,909 6 3,488

3 Diptera Acartophthalmidae 5 10 16 14 12 10 67 1,884 6 3,488

agromyzidae 3 3 6 4 16 0,450 4 2,325

Calliophoridae 11 15 21 14 4 65 1,828 5 2,907

Drosophilidae 7 17 27 15 11 5 82 2,306 6 3,488

Muscidae 3 17 23 16 9 68 1,912 5 2,907

Sarcophagidae 4 4 8 6 3 25 0,703 5 2,907

4 Hemiptera Geocoridae 19 18 9 7 53 1,490 4 2,325

Corixidae 16 26 31 26 13 5 117 3,290 6 3,488

Alydidae 18 23 26 19 9 95 2,671 5 2,907

Pentatomidae 6 17 13 21 9 4 70 1,968 6 3,488

5 Homoptera Delphacidae 54 61 53 73 36 27 304 8,549 6 3,488

Cicadellidae 11 14 17 12 8 5 67 1,884 6 3,488

6 Hymenoptera Icheneumonidae 4 30 27 22 19 8 110 3,093 6 3,488

Braconidae 5 7 10 8 8 4 42 1,181 6 3,488

Formicidae 27 81 83 109 64 31 395 11,108 6 3,488

Tiphiidae 17 19 31 37 13 11 128 3,599 6 3,488

Scelionidae 6 13 11 7 8 4 49 1,378 6 3,488

7 Orthoptera Acrididae 34 33 21 25 15 9 137 3,853 6 3,488

Gryllotalpidae 18 29 31 23 15 7 123 3,459 6 3,488

Gryllidae 107 90 113 88 75 63 536 15,073 6 3,488

Tetrigidae 8 7 7 11 8 3 44 1,237 6 3,488

Tettrigoniidae 3 7 10 8 7 4 39 1,097 6 3,488

8 Lepidoptera Noctuidae 7 13 11 11 10 8 60 1,687 6 3,488

9 Odonata Gomphidae 4 7 9 13 18 7 58 1,631 6 3,488


(51)

Dari hasil Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung DK979 dengan perlakuan disiangi manual diats, maka diperoleh indeks keanekaragaman jenis serangga sebagai berikut :

Tabel 16. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas DK979 disiangi manual

No Nama Serangga Total Pi ln pi H'

Ordo Famili

1 Coleoptera Coccilinedae 162 0,045557 -3,0888 0,140716

Carabidae 210 0,059055 -2,82928 0,167084

Chrysomelidae 104 0,029246 -3,532 0,103298

Gryrinidae 126 0,035433 -3,34011 0,11835

Staphylinidae 65 0,018279 -4,002 0,073152

2 Dermagtera Chelisididae 139 0,039089 -3,24192 0,126723

3 Diptera Acartophthalmidae 67 0,018841 -3,9717 0,074832

agromyzidae 16 0,004499 -5,4038 0,024314

Calliophoridae 65 0,018279 -4,002 0,073152

Drosophilidae 82 0,02306 -3,76967 0,086927

Muscidae 68 0,019123 -3,95688 0,075666

Sarcophagidae 25 0,00703 -4,95752 0,034853

4 Hemiptera Geocoridae 53 0,014904 -4,2061 0,062689

Corixidae 117 0,032902 -3,41422 0,112335

Alydidae 95 0,026715 -3,62251 0,096777

Pentatomidae 70 0,019685 -3,9279 0,077321

5 Homoptera Delphacidae 304 0,085489 -2,45936 0,210249

Cicadellidae 67 0,018841 -3,9717 0,074832

6 Hymenoptera Icheneumonidae 110 0,030934 -3,47591 0,107523

Braconidae 42 0,011811 -4,43872 0,052426

Formicidae 395 0,11108 -2,19751 0,244099

Tiphiidae 128 0,035996 -3,32436 0,119662

Scelionidae 49 0,01378 -4,28457 0,059039

7 Orthoptera Acrididae 137 0,038526 -3,25641 0,125458

Gryllotalpidae 123 0,034589 -3,36421 0,116366

Gryllidae 536 0,150731 -1,89226 0,285222

Tetrigidae 44 0,012373 -4,3922 0,054347

Tettrigoniidae 39 0,010967 -4,51283 0,049494

8 Lepidoptera Noctuidae 60 0,016873 -4,08205 0,068876

9 Odonata Gomphidae 58 0,01631 -4,11595 0,067133


(52)

Pada pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual diperoleh nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi pada serangga Gryllidae dengan Frekuensi Mutlak (FM) 15,073 %. Hal ini berarti bahwa serangga Gryllidae sering muncul pada plot perlakuan yaitu 536 populasidan nilai terendah Kerapatan Mutlak (KM) pada serangga agromizydae dengan Frekuensi Mutlak (FM) 0,450% dimana terdapat 16 populasi.

Pada perlakuan varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual diperoleh bahwa terdapat 9 ordo dengan 33 famili dengan jumlah populasi serangga 3556 serangga diperoleh bahwa indeks keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan stabil dimana nilai H = 3,082916 sebab nilai Keragaman jenis berada pada H = >3. Hal ini sesuai dengan literatur Michael (1995) yang menyatakan bahwa Keragaman jenis sedang bila H = > 3 (Kondisi lingkungan setabil).

Kelimpahan jenis serangga pada varietas DK979 disiangi manual baik serangga pengganggu tanaman (hama), predator, parasitoid dan serangga jenis lainnya ketika pengambilan data serangga juga bisa dipengaruhi oleh umur tanaman, waktu pengambilan sampel, keadaan habitat dan pengaruh lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur Rizali dkk, (2002) yang menyatakan bahwa Kelimpahan individu dan kekayaan spesies serangga diperoleh pada setiap lahan saat melakukan penelitian keanekaragaman akan jelas terlihat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu: umur tanaman, keadaan cuaca saat pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel dan keadaan habitat di sekitar tanaman (penggunaan tanaman penutup tanah).

Pada jenis serangga yang ada pada varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual terjadi interaksi antar serangga pada level komunitas, banyak terdapat variasi pada setiap level organisasi (individu, populasi, spesies) dan mereka saling berinteraksi dengan banyak cara,


(53)

sehingga interaksi yang terjadi sangat rumit dan kompleks. Kegiatan pertanian mempengaruhi kuantitas dan tipe interaksi di antara organisme karena kegiatan pertanian tersebut pada umumnya mengurangi komposisi dan diversitas spesies.

Berdasarkan jenis serangga pada seluruh varietas yang di uji, maka dapat di klasifikasikan status fungsi serangga tersebut sebagai berikut :

Tabel 17. Status fungsi serangga pada beberapa varietas jagung yang di uji.

Serangga Merugikan Parasitoid Predator Serangga Berguna

I. Coleoptera I. Hymenoptera I. Coleoptera I. Diptera

a. Chrysomelidae a. Scelionidae a. Coccinelidae a. Calliophoridae b. Braconidae b. Staphylidae b. Sarcophagidae

c. Tiphiidae c. Carabidae c. Acartophthalmidae

d. Ichneumonidae d. Gryrinidae

II. Orthoptera II. Hymenoptera

a. Acrididae a. Formicidae

b. Gryllidae c. Gryllotalphidae d. Tetrigidae e. Tettigonidae

III. Diptera III. Hemiptera

a. Agromyzidae a. Geocoridae

b. Muscidae c. Drosophillidae

IV. Hemiptera IV. Odonata

a. Alydidae a. Gomphidae

b. Pentatomidae c. Corixidae

V. Homoptera V. Dermaptera

a. Delphacidae Chelisididae

b. Cicadellidae

VI. Lepidoptera

a. Noctuidae

Pada uji beberapa varietas jagung yang telah diperoleh bahwa serangga yang merugikan terdiri dari 6 ordo dengan 11 famili dan serangga yang menguntungkan terdiri dari


(54)

7ordo dengan 15 famili dimana ada serangga Parasitoid, Predator, dan serangga yang berguna sebagai membantuh penyerbukan.

Dari semua varietas tanaman jagung jenis serangga yang paling muncul ordo Orthopteraserangga Gryllidae. Serangga ini hidup pada permukaan dan dalam tanah dan merupakan serangga yang merugikan yang merusak akar tanaman untuk memperoleh makana. Dari hasil pengujian beberapa varietas jagung tersebut tampak bahwa terdapat adanya keseimbangan ekosistem diantara serangga yang ada pada areal pertanaman. Hal ini terlihat karena terdapat serangga yang merugikan (hama) dengan serangga yang menguntungkan seperti : parasitoid, predator dan serangga berguna pada tiap varietas tanaman jagung yang diuji. Hal ini sesuai dengan literatur Putra (1994) setiap serangga mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi oleh biologi serangga, habitat dan kepadatan populasi.

Dari 2 teknik perangkap serangga yang dilakukan pada tiap areal varietas tanaman jagung diperoleh bahwa serangga yang terperangkap paling banyak terjadi pada perangkap kuning (yellow trap) dibandingkan perangkap stiky trap. Hal ini terjadi karena serangga tertarik pada warna kuning dari perangkap yang dipasang pada kanopi tanaman jagung.

Tingkat kesuburan tanah sangat cukup dimana dari semua arel tanaman varietas jagung yang diuji memiliki kandungan unsur hara C/N yang berada dibawa 20, dimana pada tanah proses penguraian oleh mikroorganisme baik dan penyerapan unsur hara tanah ke tanaman dapat diperoleh.


(55)

KESIMPULAN

1. Varietas PRG NK603, C7, dan DK979 tiap perlakuan mengalami interaksi trofik antara serangga hama dan predator.

2. Jumlah serangga yang tertinggi terdapat pada perlakuan varietas C7 disiangi manual dengan jumlah 3632 populasi dan jumlah serangga terendah pada perlakuan PRG NK603 aplikasi glyfosat dengan jumlah 3379 populasi.

3. Varietas tanaman jagung PRG NK603,C7, dan DK979 disiangi manual terjadi memiliki kesetabilan ekosistem tiap areal pengujian dengan indeks keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan setabil dimana nilaiH > 3.

4. Pada arel tanaman jagung varietas PRG NK603 perlakuan glyfosat indeks keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan sedang dimana nilai H = 2,950309.

5. Pada tiap varietas jagung diperoleh bahwa serangga hama terdiri dari 6 ordo dengan 15 famili dan serangga predator terdiri dari 5 ordo dengan 8 famili.

6. Jumlah serangga hama tertinggi pada jagung varietas C7 disiangi manual dengan jumlah 1945 populasi dan serangga hama terendah pada varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat dengan jumlah 1785 populasi.

7. Jumlah serangga predator tertinggi pada jagung varietas C7 disiangi manual dengan jumlah 1215 populasi dan serangga predator terendah pada jagung PRG NK603 aplikasi glyfosat 1155 populasi.

8. Tingkat kesuburan tanah dan nutrisi tanaman yang paling tinggi pada jagung varietas C7 dan yang terendah jagung varietas PRG NK603 disiangi manual.

9. Serangga yang tertangkap lebih banyak terdapat pada perangkap diatas permukaan tanah (Yellow Trap) dibandingkan perangkap permukaan tanah (Pitt Fall trap).


(56)

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius, Yogyakarta.

Agrawal, R.L. 1997. Identifying Characteristics of Crop Varieties. SciencePublishers, Inc. New Hampsire. 124p.

Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi keenam. Soetiono Porto Soejono. Gajah mada University Press. Yogyakarta.

Gillot, C.1982.Entomology.University of Saskatchewan, Saskatoon, Canada. Plennum Press.New York and London.

George, R. A. T. 1985. Vegetable Seed Production. Longman, London and New York

James, C. 2003. Global Review of Commercialized Transgenic Crops. ISAAA Brief No. 33. ISAAA, Ithaca, New York.

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest Of Crops In Indonesia. P.T. Ichtiar Baru-Van Hoeve. Jakarta. Krebs. 1978.Ecology.The Experimental Analysis of Distribution and Abundance.Third

Edition.Harper and Row Distribution.New York.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Terjemahan Yanti R. Koester. UI Press. Jakarta.

Najiyati, S. dan Danarti. 1999. Palawija Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pallival, S. and G. F. Sprague. 1981. Improving adaptation and yield. Dependability in maize in the developing world. CIMMYT. Mexico.

Pedigo, L.P. 1991. Entomology and Pest Management. New York : Macmillan Publishing Company.

Putra, N.S. 1994. Serangga Di Sekitar Kita. Kanisius. Yogyakarta

Rizali, A., D. Bukhoridan H. Triwidodo. 2002. Keanekaragaman Serangga pada Lahan Persawahan-tepaian Hutan Indikator untuk Kesehatan Lingkungan. Jurnal Penelitian Juni 2002 Vol 9 (2).

Rockstein,M.1973.The Physiology of insecta.Academic Press.New York and London. Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta.

Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi dan Gizi Jilid ke-I. Terjemahan Captur Horizon. ITB, Bandung.


(57)

Wong, C. C. 1991. Inbreeding depression after three generations of selfing infive maize varieties. B. Agric. Sc. Project Report. Universiti PertanianMalaysia. Malaysia.


(1)

KESIMPULAN

1. Varietas PRG NK603, C7, dan DK979 tiap perlakuan mengalami interaksi trofik antara serangga hama dan predator.

2. Jumlah serangga yang tertinggi terdapat pada perlakuan varietas C7 disiangi manual dengan jumlah 3632 populasi dan jumlah serangga terendah pada perlakuan PRG NK603 aplikasi glyfosat dengan jumlah 3379 populasi.

3. Varietas tanaman jagung PRG NK603,C7, dan DK979 disiangi manual terjadi memiliki kesetabilan ekosistem tiap areal pengujian dengan indeks keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan setabil dimana nilaiH > 3.

4. Pada arel tanaman jagung varietas PRG NK603 perlakuan glyfosat indeks keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan sedang dimana nilai H = 2,950309.

5. Pada tiap varietas jagung diperoleh bahwa serangga hama terdiri dari 6 ordo dengan 15 famili dan serangga predator terdiri dari 5 ordo dengan 8 famili.

6. Jumlah serangga hama tertinggi pada jagung varietas C7 disiangi manual dengan jumlah 1945 populasi dan serangga hama terendah pada varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat dengan jumlah 1785 populasi.

7. Jumlah serangga predator tertinggi pada jagung varietas C7 disiangi manual dengan jumlah 1215 populasi dan serangga predator terendah pada jagung PRG NK603 aplikasi glyfosat 1155 populasi.

8. Tingkat kesuburan tanah dan nutrisi tanaman yang paling tinggi pada jagung varietas C7 dan yang terendah jagung varietas PRG NK603 disiangi manual.

9. Serangga yang tertangkap lebih banyak terdapat pada perangkap diatas permukaan tanah (Yellow Trap) dibandingkan perangkap permukaan tanah (Pitt Fall trap).


(2)

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius, Yogyakarta.

Agrawal, R.L. 1997. Identifying Characteristics of Crop Varieties. SciencePublishers, Inc. New Hampsire. 124p.

Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi keenam. Soetiono Porto Soejono. Gajah mada University Press. Yogyakarta.

Gillot, C.1982.Entomology.University of Saskatchewan, Saskatoon, Canada. Plennum Press.New York and London.

George, R. A. T. 1985. Vegetable Seed Production. Longman, London and New York

James, C. 2003. Global Review of Commercialized Transgenic Crops. ISAAA Brief No. 33. ISAAA, Ithaca, New York.

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest Of Crops In Indonesia. P.T. Ichtiar Baru-Van Hoeve. Jakarta. Krebs. 1978.Ecology.The Experimental Analysis of Distribution and Abundance.Third

Edition.Harper and Row Distribution.New York.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Terjemahan Yanti R. Koester. UI Press. Jakarta.

Najiyati, S. dan Danarti. 1999. Palawija Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pallival, S. and G. F. Sprague. 1981. Improving adaptation and yield. Dependability in maize in the developing world. CIMMYT. Mexico.

Pedigo, L.P. 1991. Entomology and Pest Management. New York : Macmillan Publishing Company.

Putra, N.S. 1994. Serangga Di Sekitar Kita. Kanisius. Yogyakarta

Rizali, A., D. Bukhoridan H. Triwidodo. 2002. Keanekaragaman Serangga pada Lahan Persawahan-tepaian Hutan Indikator untuk Kesehatan Lingkungan. Jurnal Penelitian Juni 2002 Vol 9 (2).

Rockstein,M.1973.The Physiology of insecta.Academic Press.New York and London. Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta.

Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi dan Gizi Jilid ke-I. Terjemahan Captur Horizon. ITB, Bandung.


(3)

Wong, C. C. 1991. Inbreeding depression after three generations of selfing infive maize varieties. B. Agric. Sc. Project Report. Universiti PertanianMalaysia. Malaysia.


(4)

Bagan Posisi Perangkap Yellow Sticky Trap

10 m

10 m

Tanaman ke 25

Baris ke 7

U


(5)

Bagan Posisi Perangkap Pitt fall Trap

10 m

Tanaman ke 25

Baris ke 7

10 m

U

Tanaman ke 4


(6)

Bagan Penelitian

Keterangan

Plot 1.1 : Varietas PRG NK603 (Disemprot dengan Glifosat) Plot 1.2 : Varietas PRG NK603 (Disiangi Manual)

Plot 1.3 : Varietas C7 (Disiangi Manual) Plot 1.4 : Varietas DK979 (Disiangi Manual)

Plot 4.2 Plot 3.3

Plot 2.1 Plot 1.4

Plot 1.3 Plot 2.2 Plot 3.4 Plot 4.1 Plot 1.2 Plot 2.3 Plot 3.1 Plot 4.4 Plot 4.3 Plot 3.2 Plot 2.4 Plot 1.1 Pintu 1.5 67.5m 67.5m Plot 1.5 U