Analisis Stratifikasi berdasarkan Status gizi Analisis Stratifikasi berdasarkan Status Anemia

5 Pada tabel 4. kelompok kasus BBLR cenderung ibu terpapar asap rokok yaitu sebanyak 31 orang 68,9 sedangkan kelompok kontrol BBLN cenderung lebih banyak ibu yang tidak terpapar asap rokok yaitu sebanyak 29 orang 64,4. Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa nilai p=0,003, berarti Ho ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa ada hubungan antara paparan asap rokok pada ibu hamil dengan kejadian berat bayi lahir rendah di Kecamatan Banyudono. Nilai Odds Ratio sebesar 4,013 95CI: 1,66-9,65 yang berarti bahwa ibu hamil terpapar asap rokok memiliki risiko 4,013 kali melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil tidak terpapar asap rokok. Tabel 5. Hubungan Usia Tua 35 tahun dan Usia Muda 20 tahun dengan kejadian Berat Bayi lahir Rendah di Kecamatan Banyudono Usia BBLR BBLN Nilai p OR 95CI n n Usia tua 35 tahun 20-35 tahun 8 22,2 28 77,8 3 7,1 39 92,9 0,051 3,7 0,9-15,26 Total 36 100 42 100 Usia muda 20 tahun 20-35 tahun 9 24,3 28 75,7 3 7,1 39 92,9 0,03 4,17 1,03-16,84 Total 37 100 42 100 Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat bahwa usia ibu hamil berisiko 35 tahun pada kelompok kasus BBLR yaitu sebanyak 8 orang 22,2 sedangkan pada kelompok kontrol BBLN yaitu sebanyak 3 orang 7,1. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p=0,051 berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu saat hamil 35 tahun dengan kejadian BBLR di Kecamatan Banyudono. Usia ibu hamil berisiko 20 tahun pada kelompok kasus sebanyak 9 orang 24,3 lebih banyak daripada kelompok kontrol yaitu 3 orang 7,1. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p=0,03 berarti Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara usia ibu hamil berisiko 20 tahun dengan kejadian berat bayi lahir rendah di Kecamatan Banyudono. Nilai Odds Ratio sebesar 4,17 95CI 1,03-16,84 yang berarti usia ibu hamil kurang dari 20 tahun memiliki risiko 4,17 kali melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan usia ibu tidak berisiko 20-35 tahun. Analisis stratifikasi digunakan untuk melihat hubungan antara variabel pengganggu terhadap variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik Mantel Haenszel, dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:

3.2.1 Analisis Stratifikasi berdasarkan Status gizi

Berdasarkan hasil analisis stratifikasi pada tabel 6.1. dapat dilihat bahwa variabel status gizi terdapat perbedaan OR dan ORcrude sebesar 8,71 10, dapat diartikan bahwa status gizi bukan merupakan variabel perancu dalam hubungan usia ibu saat hamil dengan kejadian BBLR. Hasil nilai Homogeneity test adalah 0,308 0,05, sehingga dapat disimpulkan hubungan tidak bermakna dan antar strata dalam variabel status gizi homogen. Hal ini disebabkan karena sebagian besar ibu hamil dalam status gizi baik atau tidak berisiko. Nilai OR yakni 3,569 95CI 1,29-10,28 yang berarti usia ibu saat hamil 20 dan 35 tahun kemungkinan berisiko melahirkan BBLR 3,569 kali lebih besar dari pada ibu hamil yang tidak berisiko 20-35 tahun. Hasil analisis stratifikasi pada tabel 6.1. diketahui bahwa variabel status gizi terdapat perbedaan OR dan ORcrude sebesar 4,56 10, sehingga dapat diartikan status gizi bukan merupakan variabel perancu dalam hubungan paparan asap rokok saat hamil dengan kejadian BBLR. Hasil nilai Homogeneity test adalah 0,425 0,05, sehingga dapat disimpulkan 6 hubungan tidak bermakna dan antar strata dalam variabel status gizi homogen. Ibu terpapar asap rokok walaupun status gizi tidak berisiko LILA ≥23,5cm berisiko 4,8 kali melahirkan BBLR dibandingkan ibu tidak terpapar asap rokok dan juga dalam status gizi tidak berisiko LILA ≥23,5cm. Nilai OR yakni 3,83 95CI 1,58-9,26 yang berarti ibu saat hamil terpapar asap rokok berisiko 3,83 kali lebih besar mengalami kelahiran BBLR daripada ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok.

3.2.2 Analisis Stratifikasi berdasarkan Status Anemia

Berdasarkan hasil analisis stratifikasi pada tabel 6.2. diketahui bahwa variabel status anemia terdapat perbedaan OR dan ORcrude sebesar 1,02 10, sehingga dapat diartikan status anemia bukan merupakan variabel perancu dalam hubungan usia saat hamil dengan kejadian BBLR. Hasil nilai Homogeneity test adalah 0,117 0,05, sehingga dapat disimpulkan hubungan tidak bermakna dan antar strata dalam variabel status anemia homogen. Nilai OR status anemia berisiko 2,1 3,9 OR crude dan OR status anemia tidak berisiko 1,5 3,9 OR crude maka status anemia adalah pengubah efek dan bukan perancu. Ibu hamil dengan usia 20 dan 35 tahun menderita anemia berisiko 2,1 kali lebih besar melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu usia 20- 35 tahun juga menderita anemia. Nilai OR yakni 3,944 95CI 1,35-11,4 yang berarti usia ibu saat hamil yang berisiko cenderung mengalami kelahiran BBLR 3,944 kali lebih besar dari pada ibu hamil yang tidak berisiko. Berdasarkan hasil analisis stratifikasi pada tabel 6.2 diketahui bahwa variabel status anemia terdapat perbedaan OR dan ORcrude sebesar 6,15 10, sehingga dapat diartikan status anemia bukan merupakan variabel perancu dalam hubungan paparan asap rokok saat hamil dengan kejadian BBLR. Hasil nilai Homogeneity test yakni 0,345 0,05, sehingga dapat disimpulkan hubungan tidak bermakna dan antar strata dalam variabel status anemia homogen. Ibu yang terpapar asap rokok dan juga menderita anemia berisiko 7 kali melahirkan BBLR dibanding dengan ibu hamil tidak terpapar asap rokok tetapi menderita anemia OR=7; 95CI= 1,04- 46,9. Nilai OR yakni 4,26 95CI 1,7-10,49 yang berarti ibu saat hamil terpapar asap rokok berisiko 4,26 kali lebih besar mengalami kelahiran BBLR daripada ibu hamil yang tidak berisiko.

3.2.3 Analisis Stratifikasi Berdasarkan Kunjungan ANC