Proses Pembedahan Gambar Melalui Teori Figur Andrew Loomis

35 bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur. Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya, jika pada suatu jalan raya sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu Hoed, 2004: 15. Dalam sistem tanda ada hubungan paralel saat rantai tanda bergerak menuju pemahaman akhir, ada beberapa interpretasi yang memainkan peran signifikan. Maka pendekatan semiosis Peirce tepat digunakan karena terlebih karya komunikasi visual seperti karikatur, mempunyai tanda verbal dan tanda visual yang keduanya dianggap sebagai sebuah teks dalam konteks fenomena kebahasaan. Tanda dalam setiap bentuk teks termasuk di dalam karikatur datang mendahului nalar manusia, dan menyebabkan manusia melogika segala sesuatunya. Artinya manusia hanya dapat bernalar melalui tanda, manusia menetapkan apa yang ingin dipercayainya, termasuk pembacannya memalui kritik yang dibawa oleh karikatur.

1.5.3.3 Proses Pembedahan Gambar Melalui Teori Figur Andrew Loomis

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa Peirce mengedepankan sebuah proses produksi tanda, dengan mengutamakan enam faktor pembentuk komunikasi, yaitu pengirim, kode, pesan, saluran channel komunikasi, penerima, dan acuan. Faktor tersebut hanya bisa dilihat melalui gambar karikatur figur, latar tempat, waktu itu sendiri dan dari latar belakang opini apa yang 36 menjadi agenda media penayang Kompas yang terdapat di dalam karikatur editorial Oom Pasikom. Sebagai sebuah produk budaya, karikatur seperti bentuk karya seni dan sastra lainnya tentu saja mengalami berbagai pergulatan dalam proses produksinya sebelum akhirnya terdistribusi dan dikonsumsi pembacanya. Di dalam proses produksi teks inilah, Semiotika Peirce mampu melihat maksud dan kepentingan dari media dan karikaturis. Analisis semiotika yang disematkan tentu tidak hanya menganalisis teks berupa gambar yang diam, realitas media yang memiliki acuan pada konteks realitas pada umumnya juga dilihat Fiske, 1990: 56. Begitupun pula terhadap analisis karikatur editorial, dengan beban kritik sosial yang harus disebarkan kepada masyarakat tentu saja analisis teks berdasarkan konteks asal- usul sangat diperlukan. Dalam contoh yang diberikan oleh Fiske untuk menjelaskan proses semiosis Peirce. Fiske menganggap penting pembacaan terhadap karakter tokoh dan konteks yang berlaku untuk menjelaskan tentang maksud dan tujuan gambar itu dibuat, sehingga bisa membedakan antara ikonik, indeks, dan objek Fiske, 1990:49. Hal yang sama juga akan dilakukan terhadap karikatur editorial Oom Pasikom dalam penelitian ini. Karena karikatur merupakan media yang terdiri dari beberapa fokus pada gambar figur, latar dan tulisan, maka penyesuaian terhadap unsur yang diteliti dilakukan. Keperluan penelitian tersebut dilihat melalui unsur-unsur figur dalam teori Andrew Loomis yaitu figur dalam aksi, bentuk fisik dan kostum dan latar, sebagai representasi konsep Peirce dalam mengupas gambar yang kompleks. Adapun penjelesannya sebagai berikut: 37

a. Figur dalam Aksi

Dokumen yang terkait

BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 2 15

BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 3 13

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 4 15

KESIMPULAN DAN SARAN BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 4 22

PEMAKNAAN KARIKATUR OOM PASIKOM PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Oom Pasikom Pada Surat Kabar Kompas“Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” Edisi sabtu, 4 September 2010).

1 1 95

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” PADA SURAT KABAR KOMPAS EDISI, 2 OKTOBAR 2010. (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Pada Surat Kabar Kompas Edisi, 2 Oktober 2010).

0 0 89

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” PADA SURAT KABAR KOMPAS EDISI, 2 OKTOBAR 2010. (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Pada Surat Kabar Kompas Edisi, 2 Oktober 2010)

0 0 27

PEMAKNAAN KARIKATUR OOM PASIKOM PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Oom Pasikom Pada Surat Kabar Kompas“Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” Edisi sabtu, 4 September 2010)

0 0 25

MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR EDITORIAL "OOM PASIKOM DAN CLEKTT" PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN SURAT KABAR JAWA POS

0 1 17

IMPLIKATUR DALAM KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM HARIAN KOMPAS TAHUN 2011

0 3 354