Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Restrukturisasi

1. Faktor inti. Merupakan faktor-faktor yang membentuk organisasi. Aktor-aktor yang dimaksud adalah pemerintah pusat maupun pemerintah daerahbirokrasi, efektifitas legistalitve parlemen dan yudikatif serta aktor-aktor yang lainnya seperti partai politik dan warga negara. 2. Konflik dan penolakan dari internal organisasi Organisasi yang bersifat konsevatif. Organisasi aktif menolak perubahan. Organisasi cenderung sulit menerima perubahan karena ingin menjalankan apa yang mereka lakukan. Ada enam sumber penolakan organisasi terhadap perubahan: a. Kelemahan struktural b. Tidak menyeluruh c. Kelembagaan kelompok d. Ancaman terhadap keahlian e. Ancaman terhadap hubungan kekuasaan yang mapan status quo f. Ancaman terhadap alokasi sumber daya yang mapan 3. Kelemahan dari sisi kelembagaan Kelemahan kelembagaan dikarenakan desain organisasi yang tidak dirancang khusus dalam rangka melayani masyarakat. 4. Birokrasi yang belum menunjukkan perubahan yang signifikan karena hal ini disebabkan banyaknya pengaruh politik dan kepentingan lainnya. Bentuk ideal dari organisasi publik tidak pernah diwujudkan Gambar 1.1 Kerangka Dasar Teori Independen Variabel Dependen Variabel

G. Definisi Konseptual

1. Restrukturisasi Organisasi

1.1.Perampingan Downsizing Adalah perampingan organisasi dengan menghapuskan beberapa pekerjaan tertentu. 1.2.Pengelompokan Kembali Delayering adalah pengelompokan kembali tugas pokok dan fungsi. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Restrukturisasi OPD: 1. Faktor SDM 2. Faktor Anggaran 3. Faktor Kehendak kepala daerah 4. Faktor perubahan Kebijakan Pusat Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah: 1. Downsizing 2. Delayering 3. Decentralizing 4. Refocusing 1.3.Desentralisasi Decentralizing adalah menyerahkan beberapa fungsi ke dan tanggungjawab kepada organisasi lain di bawahnya. 1.4.Memfokuskan Kembali Refocusing adalah peninjauan kembali tujuan utama organisasi.

2. Faktor yang mempengaruhi perubahan organisasi perangkat

daerah 2.1.Faktor Sumber daya manusia adalah faktor perubahan struktur organisasi yang berfokus kepada sumber daya manusia 2.2.Faktor anggaran adalah perubahan strukturisasi organisasi yang dipengaruhi jumlah anggaran operasional yang tersedia 2.3.Faktor kehendak kepala daerah adalah perubahan struktur organisasi yang dipengaruhi oleh kehendak atau kebijakan kepala daerah 2.4.Faktor perubahan kebijakan pusat adalah perubahan struktur organisasi yang dipengaruhi oleh karena perubahan kebijakan pemerintah pusat dan kemudian diimplementasikan ke daerah

H. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan landasan yang dapat memberikan penjelasan dan batasan mengenai permasalahan yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya antara lain:

Dokumen yang terkait

Kewenangan Bidang Pertanahan Dalam Konteks Otonomi Daerah (Studi di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara)

4 50 175

Kewenangan Pemerintah Daerah Di Bidang Pertanahan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Analisis Terhadap Kewenangan Bidang Pertanahan Antara Pemerintah Kota Batam Dan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam)

2 37 129

Arah Kebijakan Pertanahan Pemerintahan Megawati Sukarno Putri 2003 (Studi perbandingan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960)

1 42 135

Sistem Kearsipan pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 14 82

Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara

2 21 157

PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENGENDALIAN PERTANAHAN DAERAH MENJADI KANTOR PENGENDALIAN PERTANAHAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (KAJIAN STUDI PERATURAN DAERAH NOMOR 08 TAHUN 2014) Disusun Oleh: MUHAMMAD IQBAL 20130520243

0 3 20

EFEKTIVITAS KANTOR PENGENDALIAN PERTANAHAN DAERAH (KPPD) DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG MELALUI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH (IPPT)

2 49 356

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DINAS PENGENDALIAN PERTANAHAN DAERAH TERHADAP TANAH KAS DESA BERDASARKAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2009.

0 2 12

PENDAHULUAN PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DINAS PENGENDALIAN PERTANAHAN DAERAH TERHADAP TANAH KAS DESA BERDASARKAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2009.

0 3 28

PENUTUP PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DINAS PENGENDALIAN PERTANAHAN DAERAH TERHADAP TANAH KAS DESA BERDASARKAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2009.

0 4 5