berukuran 512 x 512 yaitu 512 baris dan 512 kolom. Rekonstruksi matriks berpengaruh terhadap resolusi gambar. Semakin tinggi matriks yang dipakai maka
semakin tinggi resolusinya.
2.6.7. Rekonstruksi Algorithm
Rekonstruksi algorithm adalah prosedur metematis yang digunakan dalam merekonstruksi gambar. Penampakan dan karakteristik dari gambar CT Scan
tergantung pada kuatnya algorithma yang dipilih. Semakin tinggi resolusi algorithma yang dipilih maka semakin tinggi resolusi gambar yang akan
dihasilkan. Dengan adanya metode ini maka gambaran seperti tulang, soft tissue, dan jaringan-jarringan lain dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.
2.6.8. Window width
Window width adalah rentang nilai computed tomography yang dikonversi menjadi gray levels untuk ditampilkan dalam TV monitor. Setelah komputer
menyelesaikan pengolahan gambar melalui rekonstruksi matriks dan algorithma maka hasilnya akan dikonversi menjadi skala numerik yang dikenal dengan nama
nilai computed Tomography. Nilai ini mempunyai satuan Hu Hounsfield Unit.
2.6.9. Window level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk penampilan gambar. Nilainya dapat dipilih dan tergantung pada karakteristik
perlemahan dari struktur obyek yang diperiksa. Window level menentukan densitas gambar yang akan dihasilkan.
2.7 MSCT
Perkembangan teknologi di bidang kedokteran terus melesat. Demikian juga dengan teknologi Computed Tomography Scan CT Scan yang juga telah
berkembang menjadi sebuah metode pencitraan medis yang sangat diperlukan dalam pemeriksaan radiodiagnostik sehari-hari. Pada masa awal penggunaannya
Universitas Sumatera Utara
sekitar tahun 1971 CT Scan masih menggunakan satu detektor atau Mono Slice irisan sehingga belum bisa membaca dengan baik bagian dalam tubuh manusia.
Barulah pada tahun 2000-an, tercipta Multi Slice CT Scan atau biasa disebut MSCT yang memiliki irisan berlapis banyak, di antaranya jenis 4, 8, 16, 32, 40,
dan 64 slice. Alat ini memiliki kecepatan rotasi yang lebih tinggi sehingga dapat merekonstruksi irisan gambar semakin baik.
Awal tahun 2000 alat ini hanya menggunakan 4 slice atau detektor light speed plus. Setahun kemudian baru menggunakan delapan detektor light speed
ultra. Pada akhir tahun 2002 alat ini menggunakan 16 detektor light speed pro dan pada akhir 2004 menggunakan 64 detektor. Bahkan hingga tahun ini
teknologinya terus berkembang pesat hingga 128 slice yang berarti menggunakan 128 detektor.
2.8 Prinsip Dasar dan Teknik Penyuntikan Media Kontras pada pemeriksaan MSCT
Perkembangan CT Scan yang demikian pesat baik dari spatial resolution maupun temporal resolution memungkinkan teknik pemeriksaan CT Scan seperti
CT Angiografi dan Cardiac CTA menjadi pemeriksaan rutin. Perkembangan ini membuat penggunaan kontras media menjadi lebih efisien dan
flexibel. Diperlukan strategi dan teknik yang tepat untuk dapat mengoptimalkan penggunaan media kontras sehingga mendapatkan hasil pemeriksaan yang
optimal.
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi penyangatan media kontras dapat dikelompokan menjadi 2 kategori:
1. Faktor Pasien 2. Teknik Penyuntikan Media Kontras
Universitas Sumatera Utara
2.8.1 Faktor Pasien
Yang paling berpengaruh adalah “body weight” berat badan pasien dan “cardiac output” cardiovascular circulation time. Faktor yang lain tapi sedikit
pengaruhnya adalah tinggi, gender, umur, akses vena, fungsi ginjal, dan variasi patologis yang ada pada pasien..
Faktor yang paling mempengaruhi waktu pencapaian puncak penyangatan media kontras adalah Cardiac output cardiovascular circulation time. Jika
Cardiac Output diturunkan, sirkulasi media kontras akan melambat, yang akan mengakibatkan keterlambatan pencapaian puncak enhancement pada arteri atau
parenchyma.
2.8.2 Teknik Penyuntikan Media Kontras
Yang berhubungan dengan faktor tersebut adalah sebagai berikut : • Durasi Penyuntikan VolFR,
• Flowrate mls, • Volume kontras media ml,
• Konsentrasi mgml • Penggunaan Saline Flushing NaCl
a. Durasi Penyuntikan kontras Injection Duration
Durasi penyuntikan kontras media ditentukan oleh perbandingan volume media kontras dengan flowrate penyuntikan, yang dapat dirumuskan sebagai
berikut : {injection duration = contrast volume ÷ injection rate}
Faktor durasi ini sangat mempengaruhi puncak dan waktu pencapaian penyangatan media kontras. Durasi penyuntikan pendekcepat low volume andor
high injection rate menyebabkan cepat tercapainya puncak penyangatan kontras media pada fase arterial dan parenchymal. Durasi penyuntikan panjanglama high
volume andor low injection rate menyebabkan lambatnya tercapainya puncak dibutuhkan waktu tunda scan scan delay yang lebih panjang.
Universitas Sumatera Utara
b. Injection RateFlow Rate
Dalam pemberian penyuntikan media kontras diperlukan teknik kecepatan atau flow media kontras yang tepat untuk mendapatkan puncak
penyangatan yang optimal terutama untuk pemeriksaan CT Angiografi. Karena alasan inilah pemeriksaan CT Angiografi membutuhkan flowrate yang lebih
tinggi dibandingkan pemeriksaan CT rutin.
c. Volume