Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum BPRSU Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut asumsi peneliti sesuai dengan pendapat Depkes RI 2003 bahwa seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-35 tahun karena pada usia ini disebut sebagai
usia reproduksi sehat dan perlu juga didukung oleh status gizi yang baik dan dilakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur agar perkembangan janin dapat dipantau.
5.2.2 Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian BBLR
Dari hasil uji statistik dengan chi square menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari nilai
α 0,959 0,05 berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian BBLR.
Hal ini tidak sesuai dengan Depkes RI 2003b, yang menyatakan bahwa banyaknya anak akan mempengaruhi kesehatan ibu dan merupakan faktor-faktor
terjadinya BBLR, tumbuh kembang bayi lebih lambat, pendidikan anak lebih rendah dan nutrisi kurang. Dari penelitian saya tidak dijumpai adanya hubungan karena dalam hal ini
faktor ekonomi juga berpengaruh didalam memperoleh suplai gizi yang cukup baik selama masa hamil dan rutin memeriksakan kehamilan maka BBLR tidak ada
hubungannya terhadap paritas.
5.2.3 Hubungan Penyakit Yang Diderita Ibu Dengan Kejadian BBLR
Dari hasil uji statistik dengan chi square diketahui bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari nilai
α 0,000 0,05 berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara penyakit yang diderita ibu dengan kejadian BBLR.
Universitas Sumatera Utara
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum BPRSU Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Hal ini sesuai dengan pendapat Rochjati 2003, bahwa riwayat penyakit yang diderita ibu berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan, penyakit tersebut antara lain
seperti hipertensi, jantung, asma, TB paru, malaria dan lain-lain. Menurut asumsi peneliti hal ini juga sesuai dengan pendapat Rochjati 2003,
bahwa faktor risiko terhadap ibu hamil adalah riwayat penyakit yang diderita ibu dan penyakit yang diderita ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinannya
adalah penyakit yang bersifat kronis.
Menurut pemantauan peneliti di daerah kabupaten Labuhan Batu angka penderita malaria cukup tinggi. Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum BPRSU Rantauprapat
penyakit malaria menempati posisi ke 4 empat dari 10 sepuluh penyakit terbanyak rawat inap.
Penyakit yang diderita ibu hamil apabila dikontrol dengan baik dan tidak menunjukkan gejala klinis saat kehamilan maka tidak akan mempengaruhi perkembangan
janin dalam kandungan. Untuk itu ibu hamil harus rajin memeriksakan kehamilannya dengan teratur untuk mengetahui status kesehatannya secara berkala dan mengetahui
perkembangan janin dalam kandungan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.
5.2.4 Hubungan Pekerjaan Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR