Kelas 11 SMK Pengujian Mutu Benih Tanaman 3

(1)

(2)

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.

Pembelajaran kelas X dan XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruhan yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini diberisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterapilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serp siswa dengan ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).


(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR ... ix

GLOSARIUM ... xi

I. PENDAHULUAN ... 144

A. Deskripsi: ... 144

1. Pengertian ... 144

2. Rasional ... 144

3. Tujuan ... 144

4. Ruang Lingkup Materi ... 145

5. Prinsip-prinsip Belajar, Pembelajaran, dan Asesmen ... 146

B. Prasyarat ... 147

C. Petunjuk Penggunaan... 147

D.Tujuan Akhir ... 149

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 150

F. Cek Kemampuan Awal ... 152

II. PEMBELAJARAN ... 153

Kegiatan Pembelajaran 1. Perencanaan Usaha Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Palawija ... 153

A. Deskripsi ... 153


(4)

B. Kegiatan Pembelajaran ... 153

1. Tujuan Pembelajaran ... 153

2. Uraian Materi ... 154

3. Refleksi ... 175

4. Tugas ... 177

5. Tes Formatif ... 179

C. Penilaian ... 181

1. Sikap ... 181

2. Pengetahuan ... 182

3. Keterampilan; ... 184

Kegiatan Pembelajaran 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Palawija ... 186

A. Deskripsi ... 186

B. Kegiatan Pembelajaran ... 186

1. Tujuan Pembelajaran ... 186

2. Uraian Materi ... 187

3. Refleksi ... 226

4. Tugas ... 229

5. Tes Formatif ... 231

C. Penilaian ... 233

1. Sikap ... 233

2. Pengetahuan ... 234


(5)

iv Kegiatan Pembelajaran 3. Penyiapan Sarana Laboratorium Pengujian Mutu Benih

Tanaman Pangan dan Palawija ... 238

A. Deskripsi ... 238

B. Kegiatan Pembelajaran ... 238

1. Tujuan Pembelajaran ... 238

2. Uraian Materi ... 238

3. Refleksi ... 256

4. Tugas ... 259

5. Test Formatif ... 264

C. Penilaian ... 265

1. Sikap ... 265

2. Pengetahuan ... 266

3. Keterampilan; ... 267

Kegiatan Pembelajaran 4. Penyiapan Alat Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Palawija ... 269

A. Deskripsi ... 269

B. Kegiatan Pembelajaran ... 269

1. Tujuan Pembelajaran ... 269

2. Uraian Materi ... 269

3. Refleksi ... 296

4. Tugas ... 297

5. Tes Formatif ... 300


(6)

1. Sikap ... 301

2. Pengetahuan ... 302

3. Keterampilan; ... 303

Kegiatan Pembelajaran 5. Pengoperasian Alat Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Palawija 305 A. Deskripsi ... 305

B. Kegiatan Pembelajaran ... 305

1. Tujuan Pembelajaran ... 305

2. Uraian Materi ... 305

3. Refleksi ... 36

4. Tugas ... 37

5. Tes Formatif ... 40

C. Penilaian ... 40

1. Sikap ... 40

2. Pengetahuan ... 41

III. PENUTUP ... 44


(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Poster keselamatan kerja ... 191

Gambar 2. Lambang-lambang gambar bahaya ... 191

Gambar 3. Sepatu lapangan ... 198

Gambar 4. Pelindung kepala (Helmet) ... 199

Gambar 5. Pelindung muka ... 199

Gambar 6. Pelindung mata ... 200

Gambar 7. Masker pelindung mulut (masker) ... 200

Gambar 8. Masker pelindung mulut saat menggunakan pestisida ... 201

Gambar 9. Unsur-unsur terjadinya kebakaran ... 203

Gambar 10. Standar bangunan Laboratorium Penguji Benih Model 1... 244

Gambar 11. Standar bangunan Laboratorium Penguji Benih Model 2... 246

Gambar 12. Luas dan tata letak Laboratorium Penguji Benih 5000 contoh benih248 Gambar 13. Luas dan tata letak Laboratorium Penguji Benih 2000 contoh benih250 Gambar 14. Bangunan Rumah Kaca ... 253

Gambar 15. Penataan Rak dan Bak Pasir dalam Rumah Kaca ... 254

Gambar 16. Penampang Lintang Bangunan Rumah Kaca ... 255

Gambar 17. Oven Listrik ... 276

Gambar 18. Moisture Tester-OHAUS ... 276

Gambar 19. Moisture Analyzer-SINAR ... 277

Gambar 20. Moisture Tester-BOECO ... 278

Gambar 21. Analitical Ballance-OHAUS ... 279

Gambar 22. Analitical Balance AE ADAM ... 279

Gambar 23. Timbangan Digital-KERN ... 280

Gambar 24. Timbangan Digital-AE ADAM ... 281

Gambar 25. Conical Divider... 281

Gambar 26. Grinder ... 282


(8)

Gambar 28. Germinator Cabinet ... 283

Gambar 29. Air Conditioner ... 284

Gambar 30. Refrigerator ... 285

Gambar 31. Stick Trier ... 286

Gambar 32. Nobbe Trier ... 286

Gambar 33. Desikator ... 287

Gambar 34. Purity Table ... 288

Gambar 35. Laminar Air Flow Cabinet ... 288

Gambar 36. Inkubator ... 289

Gambar 37. Seed Counter ... 290

Gambar 38. Autoclave ... 290

Gambar 39. Magnifier with Lamp ... 291

Gambar 40. Dehumidifier ... 292

Gambar 41. Thermohigrograph ... 292

Gambar 42. Cawan Porselen ... 293

Gambar 43. Full AutomaticGerminator ... 294

Gambar 44. Mikroskop Binokuler ... 294


(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Peralatan minimal yang diperlukan oleh suatu laboratorium pengujian mutu benih. ... 272


(10)

PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR

Buku teks ini menyajikan sebagian kecil dari Paket Keahlian Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan Tanaman, yang terdiri dari 3 (tiga) paket keahlian:

1. Agribisnis Perbenihan Tanaman,

1.1. Agribisnis Perbenihan Tanaman Pangan dan Palawija (kelas XI), 1.2. Agribisnis Perbenihan Tanaman Hortikultura (kelas XII),

2. Agribisnis Pembibitan dan Kutur Jaringan Tanaman, dan 2.1 . Agribisnis Pembibitan Tanaman (kelas XI),

2.2. Agribisnis Kultur Jaringan tanaman (kelas XII), 3. Agribisnis Pengujian Mutu Benih Tanaman.

3.1. Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Palawija (kelas XI),


(11)

x

Mata Pelajaran: 3.1. Agribisnis Pengujian Mutu Benih Tanaman


(12)

GLOSARIUM

Perencanaan : adalah suatu proses mengembangkan tujuan

(perusahaan) dan memilih kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan

Biaya operasional : adalah biaya yang diperlukan untuk menghasilkan

suatu barang, terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap atau fixed cost (FC)

: adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu produksi dimana biaya tersebut tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produk yang akan dihasilkan Biaya variabel atau

variable cost (VC)

: adalah besarnya biaya yang dikeluarkan berubah-ubah karena dipengaruhi oleh besar kecilnya produk yang akan dihasilkan

Investasi modal : adalah modal yang ditanamkan dalam sustu usaha

dalam rangka memperbesar skala usaha atau dengan kata lain melakukan ekspansi

Penjualan : adalah suatu proses memindahkan hak suatu barang

dari satu orang kepada orang lain atau dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain

Perhitungan

Revenue/Cost Ratio

: adalah pendapatan dari hasil total penjualan jas pengujian dibagi dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses pengujian.

Break Even Point (BEP) [titik impas]

: adalah suatu keadaan dimana antara pengeluaran dengan pendapatan seimbang, dengan kata lain tidak untung tidak rugi


(13)

xii Keselamatan dan

kesehatan kerja

: adalah keselamatan dan kesehatan yang berhubungan erat dengan mesin, peralatan kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja serta lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan

Tempat kerja : adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup atau

terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun di udara yang menjadi kewenangan suatu badan usaha atau perusahaan

ISTA : International Seed Testing Association

ISTA Rules : merupakan metode pengujian benih yang sudah diakui dunia perdagangan benih secara internasional, karena metode ini sudah diakui sebagai metode yang reproducible.

SOP (Standard Operating Procedure)

: Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu

Laboratorium : Adalah tempat atau kamar tertentu yg dilengkapi

dengan peralatan untuk mengadakan percobaan, penelitian, dan atau pengujian.


(14)

I. PENDAHULUAN

A. Deskripsi:

1. Pengertian

Agribisnis Pengujian Mutu Benih Tanaman adalah ilmu yang mempelajari bidang usaha pengujian mutu benih tanaman yang meliputi teknik perencanaan usaha, teknik pengujian mutu, pembuatan laporan hasil pengujian mutu benih tanaman, dan pemasaran jasa pengujian mutu benih tanaman.

2. Rasional

a. Membantu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan agribisnis pengujian mutu benih tanaman

b. Sebagai dasar dalam pengembangan agribisnis pengujian mutu benih tanaman

c. Melaksanakan pengujian mutu benih tanaman sesuai standar operasional prosedur yang berlaku.

3. Tujuan

Mata pelajaran Agribisnis Pengujian Mutu Benih Tanaman bertujuan untuk: a. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan

keteraturan, keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya;

b. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan bumi dan seisinya yang memungkinkan bagi makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang;


(15)

c. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; ulet; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi;

d. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan;

e. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain;

f. Mengembangkan pengalaman menggunakan metode ilmiah untuk merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis;

g. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip agribisnis pengujian mutu benih tanaman untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif;

h. Menguasai konsep dan prinsip agribisnis pengujian mutu benih tanaman serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Ruang Lingkup Materi

a. Perencanaan Usaha Pengujian Mutu Benih Tanaman,


(16)

c. Penyiapan sarana Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman, d. Penyiapan alat Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman, e. Pengoperasian alat Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman,

5. Prinsip-prinsip Belajar, Pembelajaran, dan Asesmen

a. Prinsip belajar

1) Berfokus pada student (student center learning),

2) Peningkatan kompetensi seimbang antara pengetahuan, ketrampilan dan sikap

3) Kompetensi didukung empat pilar yaitu : inovatif, kreatif, afektif dan produktif

b. Pembelajaran

Kegiatan belajar meliputi:

1) Mengamati (melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak) 2) Menanya (mengajukan pertanyaan dari yang factual sampai ke yang

bersifat hipotesis

3) Pengumpulan data (menentukan data yang diperlukan, menentukan sumber data, mengumpulkan data

4) Mengasosiasi (menganalisis data, menyimpulkan dari hasil analisis data)

5) Mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan diagram, bagan, gambar atau media)

c. Penilaian/asesmen

1) Penilaian dilakukan berbasis kompetensi,


(17)

3) Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrument utama penilaian kinerja siswa pada pembelajaran di sekolah dan industri

B. Prasyarat

Sebelum menggunakan buku teks ini, anda dianjurkan telah mempunyai pengalaman dan wawasan dalam bidang identifikasi morfologi dan struktur benih dan syarat pertumbuhan tanaman pangan dan palawija yang berkualitas. Sebelum menggunakan buku teks ini, peserta didik diwajibkan telah menguasai kompetensi dasar tentang: konsep kriteria morfologi dan struktur benih tanaman pangan dan palawija yang bermutu.

C. Petunjuk Penggunaan

Bagi Peserta Pembelajaran

Penjelasan bagi peserta pembelajaran dalam memperoleh layanan pembelajaran dengan buku teks antara lain:

1. Langkah-langkah belajar yang ditempuh: peserta pembelajaran memperoleh penjelasan ruang lingkup materi, kriteria keberhasilan penguasaan kompetensi dan strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan

2. Penguasaan konsep; peserta pembelajaran melaksanakan tugas yang diberikan pengajar untuk mempelajari buku teks secara mandiri di luar jam tatap muka, selanjutnya secara berkelompok peserta ditugaskan melakukan diskusi (topik minimal mengacu pada lembar informasi yang telah didesain dalam buku teks, dan apabila masih dirasa kurang dapat dikembangkan) untuk menyamakan persepsi terhadap konsep dasar yang dipelajari.


(18)

Kegiatan diskusi ini dipandu oleh pengajar. Setelah diskusi, pengajar menugaskan peserta melakukan presentasi hasil diskusi secara bergantian, kelompok lain dapat mengajukan pertanyaan, saran atau menambahkan. Selanjutnya pengajar menugskan peserta secara berkelompok memperbaiki hasil diskusi berdasarkan saran/masukan dari kelompok lainnya atau saran dari pengajar.

3. Pengenalan fakta; peserta pembelajaran memperoleh arahan untuk melakukan observasi pengenalan fakta di masyarakat. Melalui pengenalan fakta ini diharapkan dapat mengetahui sikap apa yang dapat dipelajari dari aktifitas masyarakat dalam rangka mengetahui sikap apa yang dapat dipelajari dari aktifitas masyarakat dalam rangka memperkaya konsep yang sedang dipelajari, atau bagaimana menggunakan konsep yang sedang dipelajari, atau bagaimana menggunakan konsep yang sedang dipelajari untuk kinerja masyarakat dalam melakukan aktifitasnya

4. Refleksi; peserta pembelajaran menyusun refleksi apa yang akan dilaksanakan terhadap kompetensi dasar/kompetensi yang sedang dipelajari berdasarkan hasil kajian konsep dasar dan fakta yang ada di masyarakat.

5. Menyusun analisis dan sintesis; peserta pembelajaran memperoleh melakukan Analisis dilakukan terhadap tingkat kesesuian daya dukung yang ada untuk melaksanakan hasil refleksi. Sintesis dilakukan untuk melakukan rekonstruksi/modifikasi hasil refleksi dengan memperhatikan potensi dan daya dukung yang tersedia, agar kompetensi yang sedang dipelajari dapat tercapai

6. Mengimplementasikan; peserta pembelajaran menyusun perencanaan kerja berdasarkan hasil sintesis. Dalam penyusunan rencana kerja termasuk termasuk kriteria keberhasilan, pelaksanaan kegiatan termasuk pembagian tugas, mengamati proses, melakukan evaluasi hasil kegiatan, diskusi terhadap hasil kegiatan, membuat kesimpulan dan umpan


(19)

balik/rekomendasi terhadap konsep yang ada setelah dilakukan analisis dan sintesis.

7. Peserta pembelajaran mengumpulkan portofolio hasil setiap kegiatan belajar (mulai dari penguasaan konsep dan tugas-tugas diskusi, mengenal fakta, hasil refleksi, hasil analisis, hasil sintesis, hasil penyusunan rencana kegiatan (rencana kerja, implementasi, hasil pengamatan/recording, hasil evaluasi ketercapaian, rekomendasi dan umpan balik.

D. Tujuan Akhir

Peserta didik kelas X semester 1 setelah mempelajari bahan ajar mata pelajaran Agribisnis Pengujian Mutu Benih Tanaman dengan disediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, diharapkan mampu menguasai sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai ketentuan dunia kerja dalam hal:

1. melaksanakan teknik perencanaan usaha pengujian mutu benih tanaman pangan / palawija.

2. melaksanakan teknik K-3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) laboratorium pengujian mutu benih tanaman pangan / palawija

3. melaksanakan teknik penyiapan sarana laboratorium pengujian mutu benih tanaman pangan / palawija

4. melaksanakan teknik penyiapan alat laboratorium pengujian mutu benih tanaman pangan / palawija

5. melaksanakan teknik pengoperasian alat laboratorium pengujian mutu benih tanaman pangan / palawija


(20)

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari Mata Pelajaran Agribisnis Pengujian Mutu Tanaman Pangan dan Palawija pada kelas XI pada semester 3, terdiri dari

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Meyakini anugerah Tuhan pada

pembelajaran agribisnis pengujian mutu benih tanaman sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia.

2. Menghayati Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab dalam mengumpulkan informasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/lahan

2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar

3. Memahami,

menganalisis serta menerapkan

pengetahuan faktual, konseptual,

procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

3.1 Menganalisis teknik Perencanaan Usaha Pengujian Mutu benih tanaman pangan / palawija.

3.2 Menerapkan teknik K-3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman 3.3 Menerapkan teknik penyiapan sarana


(21)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk

memecahkan masalah

Tanaman

3.4 Menerapkan teknik penyiapan alat Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman

3.5 Menerapkan teknik pengoperasian alat Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Melaksanakan teknik Perencanaan Usaha Pengujian Mutu benih tanaman pangan / palawija.

4.2 Melaksanakan teknik K-3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman

4.3 Melaksanakan teknik penyiapan sarana Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman

4.4 Melaksanakan teknik penyiapan alat Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman

4.5 Melaksanakan teknik pengoperasian alat Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman


(22)

F. Cek Kemampuan Awal

Sebelum anda mempelajari lebih jauh buku teks ini, lakukan tes kemampuan awal anda untuk mengetahui tingkat kebutuhan pembelajaran, dengan menggunakan lembar cek penguasaan awal yang tersedia.

No Pernyataan Kondisi

Ya Tidak

1. Apakah Anda mampu Merencanakan Usaha Pengujian Mutu benih tanaman?.

2. Apakah Anda mampu melaksanakan teknik K-3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman?

3. Apakah Anda mampu melaksanakan teknik penyiapan sarana Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman? 5. Apakah Anda mampu melaksanakan teknik

pengoperasian alat Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman?

Apabila ada salah satu pertanyaan yang Anda jawab tidak, maka Anda harus mempelajari buku teks ini.


(23)

Setelah mempelajari kompetensi ini, anda mampu membuat perencanaan usaha pengujian mutu benih tanaman secara benar dan efektif sesuai persyaratan, apabila disediakan alat dan bahan serta referensi yang relevan dengan unit kompetensi perencanaan usaha pengujian mutu benih tanaman pangan dan palawija.

II. PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran 1. Perencanaan Usaha Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Palawija

Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran

A. Deskripsi

Materi kompetensi perencanaan usaha pengujian mutu benih tanaman pangan dan palawija, meliputi: penentuan metode perencanaan usaha pengujian mutu benih tanaman, penyusunan perencanaan usaha pengujian mutu benih tanaman, dan pengadministrasian perencanaan usaha pengujian mutu benih tanaman.

B. Kegiatan Pembelajaran


(24)

2. Uraian Materi

a. Pengertian biaya operasional

Istilah biaya dapat diartikan dalam bermacam-macam pengertian tergantung pada bagaimana biaya digunakan. Namun demikian pada buku ini yang akan dibahas adalah biaya tetap dan biaya variabel untuk operasional pengujian mutu benih. Sehingga biaya operasional adalah segala keperluan biaya yang digunakan untuk melakukan suatu pengujian mutu benih yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap atau fixed cost (FC) adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu produksi dimana biaya tersebut tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produk yang akan dihasilkan, contoh; biaya untuk membayar bunga pinjaman, penyusutan alat (depresiasi), sewa alat, gaji para manajer eksekutif, pajak kekayaan(Arsyad, Lincolin, 1996). Sedangkan biaya variabel atau variable cost (VC) adalah besarnya biaya yang dikeluarkan berubah-ubah karena dipengaruhi oleh besar kecilnya produk yang akan dihasilkan, contoh; biaya pengadaan benih, biaya pengadaan obat, pupuk, dan tenaga kerja dan biaya lainnya yang besarnya sesuai tingkat produk yang akan dihasilkan (output) (Arsyad, Lincolin, 1996).

Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang yang dalam hal ini adalah biaya operasional pengujian mutu benih. Berarti seluruh biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu hasil pengujian mutu benih baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap.

Sub Kompetensi 1. Pengertian, Tujuan dan Perencanaan Biaya Operasional.


(25)

b. Pengertian pengujian mutu benih

Mutu benih merupakan kunci utama sebagai penjamin yang menjadikan petani sebagai konsumen akan merasa yakin tentang kualitas benih bahan tanaman yang juga merupakan salah satu faktor penjamin yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proses budidaya tanaman. Status mutu suatu benih, dalam proses budidaya tanaman berperan sangat penting sebagai salah satu penjamin dalam menghasilkan produk tanaman yang tinggi, dan dapat meminimalkan terjadinya kegagalan yang mengecewakan bagi pelaku budidaya tanaman setelah melakukan proses waktu kultur teknis/budidaya tanaman hingga saat panen tiba.

Pengujian mutu benih, biasanya dilakukan oleh pihak produsen sebelum melakukan proses pengemasan. Hasil pengujian mutu terhadap benih yang akan dikemas, kemudian akan menjadi bahan informasi tehadap kondisi dan status benih yang ada dalam suatu kemasan. Melalui informasi status mutu benih itu pulalah petani selaku pengguna/pelaku budidaya akan memanfaatkannya sebagai salah satu bahan pertimbangan ketika akan melakukan proses pembudidayaan suatu komoditas tanaman. Selain oleh produsen, petani selaku pengguna/pelaku budidayapun dianjurkan dan memungkinkan untuk melakukan pengujian ulang terhadap benih yang akan digunakannya sebagai bahan pertanaman untuk lebih meyakinkan akan kondisi dan status mutu benih sebelum dipergunakannya, apalagi setelah benih kemasan tersebut dalam kondisi menjelang masa kadaluwarsa.

c. Tujuan menghitung biaya operasional pengujian mutu benih

Tujuan menghitung biaya operasional pengujian mutu benih adalah untuk:


(26)

1) Memperoleh informasi biaya operasional pengujian mutu benih yang efisien sehingga dapat diketahui prediksi/perkiraan untung ruginya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2) Membandingkan berbagai metode penghitungan biaya operasional yang didasrkan pada tahapan bidang garapan pengujian mutu benih. 3) Melakukan perencanaan biaya operasional produksi yang ditentukan

berdasarkan persyaratan teknis dan daya dukung perusahaan.

Dalam usaha pengujian mutu benih perhitungan biaya operasional adalah merupakan pekerjaan perencanaan utama yang harus dilakukan sebelum pengujian mutu benih dilakukan. Sebagai dasar perhitungan dalam perhitungan biaya operasional terlebih dahulu harus diketahui tahapan pengujian secara utuh, hal ini diperlukan untuk akurasi pembiayaan, sehingga tidak akan terjadi adanya tahapan yang tidak terbiayai.

Di samping itu dalam perencanaan pembiayaan perlu dipertimbangkan pula persyaratan teknis dan daya dukung perusahaan dalam membuat perencanaan biaya produksi. Hal ini mengingat setiap komoditas memiliki atau mempersyaratkan teknis yang berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan dan sejauhmana perusahaan memiliki daya dukung untuk memenuhi persyaratan teknisnya.

d. Perencanaan biaya operasional

Perencanaan adalah suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan. (Welch, Hilton, Gordon, 2000) Proses ini mencakup penentuan tujuan perusahaan, pengembangan kondisi lingkungan agar tujuan dapat dicapai, pemilihan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, penentuan langkah untuk


(27)

menerjemahkan rencana menjadi kegiatan yang sebenarnya, dan melakukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi.

Memperhatikan pengertian di atas, maka perencanaan biaya harus memperhatikan beberapa hal yang menyangkut; tujuan, tindakan untuk mencapai tujuan, rincian kegiatan yang sebenarnya, dan memperbaiki kekurangan yang terjadi. Ada beberapa metode perencanaan biaya operasional yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana diuraikan dalam materi lanjutan sub kompetensi berikut.

a. Menyusun perencanaan Usaha pengujian mutu benih

Dalam menyusun perencanaan ada paling tidak terdapat 6 hal penting yang harus diperhatikan, yaitu; rencana substantif, rencana keuangan, anggaran biaya variabel, data lengkap (perhitungan biaya, volume, dan analisis keuntungan, analisis rasio), laporan kinerja, dan tindak lanjut. Secara terstruktur dapat disajikan sebagai berikut:

1) Rencana Substantif

a) Tujuan umum perusahaan

b) Sasaran-sasaran khusus perusahaan c) Strategi-strategi perusahaan

d) Instruksi perencanaan manajemen eksekutif

2) Rencana Keuangan

a) Strategi jangka panjang perencanaan laba

Sub Kompetensi 2. Menyusun Perencanaan Usaha Pengujian Mutu Benih


(28)

 Penjualan, harga pokok, dan laba  Penambahan investasi modal  Arus kas dan pembiayaan  Persyaratan personal

b) Rencana laba taktis jangka pendek (tahunan)  Perencanaan operasi

 Rencana penjualan

 Rencana produksi atau biaya persediaan  Anggaran biaya distribusi

 Rencana posisi keuangan

c) Neraca yang direncanakan (aktiva, hutang, modal)  Rencana arus kas/cash flow

Pada buku ini yang akan dibahas lebih jauh adalah mengenai Rencana Keuangan yang menyangkut strategi jangka panjang perencanaan laba dan rencana laba taktis jangka pendek. Sehingga pada strategi jangka panjang perencanaan laba akan dibahas mengenai penjualan, harga pokok, dan proyeksi laba. Penambahan investasi serta arus kas dan pembiayaan. Sedangkan untuk rencana laba taktis jangka pendek akan membahas tentang perencanaan operasi dan rencana posisi keuangan.

1) Strategi jangka panjang perencanaan laba a) Penjualan, harga pokok dan proyeksi laba

Harga panjualan suatu barang seperti benih yang diproduksi harus mempertimbangkan harga pokoknya. Penjualan adalah suatu proses memindahkan hak suatu barang dari satu orang kepada orang lain atau dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain. Dalam prakteknya penjualan dapat berupa barang


(29)

yang ditukar dengan uang atau barang ditukar dengan barang misalnya ditukar dengan bahan baku, pertukaran barang ini biasa disebut sebagai barter. Harga penjualan biasanya telah memperhitungkan berbagai biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga barang siap untuk dipindah-hakkan. Harga pokok penjualan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang mulai dari proses produksi sampai dengan distribusi hingga barang sampai pada konsumen. Sedangkan proyeksi laba adalah laba yang diinginkan sehubungan dengan usaha yang dilakukan. Laba adalah selisih antara harga jual dikurangi dengan harga pokok. Besarnya laba tergantung pada proyeksi laba yang diinginkan. Untuk barang-barang yang sifatnya spesifik/ekseklusif rumit dalam proses produksinya biasanya proyeksi labanya lebih besar dibandingkan dengan barang yang dalam proses produksinya relatif mudah pengerjaannya.

Benih yang berkualitas bukanlah barang yang mudah untuk diproduksi, proses produksinya memerlukan ilmu yang memadai, dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi khusus dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghasilkannya.

b) Penambahan investasi modal

Investasi modal adalah modal yang ditanamkan dalam sustu usaha dalam rangka memperbesar skala usaha atau dengan kata lain melakukan ekspansi. Investasi modal dapat berupa peralatan, perluasan tempat usaha, pengembangann produk baru dan memperbaiki produk yang ada, ataupun penambahan volume produksi.


(30)

c) Arus kas dan pembiayaan

Dalam rangka operasinya perusahaan harus mampu memperkirakan dengan tepat jangka waktu dan sumber-sumber aliran uang/kas masuk serta mempergunakan dana itu, baik untuk melunasi para kreditor maupun untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan lainnya. Untuk itu tujuan utama dari pembiayaan arus kas/uang (cash flow) yaitu untuk menyesuaikan arus uang masuk dengan aliran/arus yang keluar dalam operasional perusahaan.

d) Persyaratan personal

Salah satu kunci keberhasilan dalam menjalankan suatu usaha adalah bahwa perusahaan dijalankan oleh personal-personal yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Bidang pengujian harus dipegang oleh seseorang yang menguasai bidang pengujian, misalnya bidang analisa fisik maka diperlukan seorang ahli morfologi benih atau lebih khusus lagi ahli benih. Bidang keuangan maka harus dikerjakan orang yang memiliki keahlian keuangan. Bidang pemasaran maka diperlukan personal yang memiliki kemampuan memasarkan, mampu berkomunikasi dengan baik, menguasai materi yang akan dipasarkan, ulet pantang menyerah dan inovatif.

2) Rencana laba taktis jangka pendek (tahunan)

Rencana laba taktis jangka pendek (tahunan) adalah merupakan rencana yang dibuat sesuai dengan rencana jangka panjang dan dibuat oleh bagian-bagian yang ada dalam struktur organisasi. Rencana jangka pendek ini kemudian dipresentasikan di depan


(31)

manajemen, kemudian dikumpulkan dikoordinasikan antar bagian sehingga menjadi rencana jangka pendek bagi perusahaan.

a) Perencanaan operasi

Perencanaan operasi dilakukan oleh tim manajemen dengan mempertimbangkan masukan dari bagian-bagian yang ada dalam organisasi. Masukan-masukan yang diharapkan sebaiknya telah dibuatkan format yang diisi oleh setiap bagian sehingga setelah semua masukan terkumpul kemudian dilakukan analisis untuk mengambil keputusan dimulainya operasi perusahaan.

b) Rencana penjualan / penawaran jasa

Rencana pemasaran jasa terkait sekali dengan produk atau jasa yang dihasilkan dan masuknya kembali dana yang diperlukan untuk melakukan aktifitas pengujian berikutnya. Rencana penjualan / penawaran jasa pengujian dibuat oleh bagian pemasaran dan distribusi dengan memperhatikan jadwal pengujian, jadwal pembuatan laporan hasil uji dan cara-cara pembayarannya. Apakah pengujian dapat dilakukan setiap hari sehingga promosi layanan jasa pengujian dapat dilakukan sepanjang waktu, bagaimana pendistribusian akan dilakukan apakah melalui jasa advertising/iklan formal atau akan disosialisasikan secara tidak formal. Bagaimana cara pembayaran yang direncanakan apakah cash and carry atau konsinyasi/dibayar jika hasil uji telah diterima dan memuaskan konsumen, atau dengan cara multi level marketing.


(32)

c) Rencana pengujian

Penyusunan rencana dan agenda layanan pengujian, dilakukan oleh manajer laboratorium pengujian. Perencanaan dilakukan secara datail sesuai dengan proses pengujian mutu benih yang semestinya, sehingga akan dapat diketahui berapa banyak bahan yang diperlukan, peralaran apa saja yang diperlukan, berapa banyak tenaga yang diperlukan, berapa banyak sampel benih yang akan diuji, dan berapa lama hasil pengujian mutu benih dapat dihasilkan. Suatu perencanaan operasi tertulis yang baik tentu akan memudahkan bagi pelaksana pengujian mutu benih dalam menjalankan tugasnya. Proses pengujian mutu benih untuk benih yang satu dengan yang lain akan memiliki langkah yang hampir sama khususnya untuk benih-benih tananaman pangan dan palawija.

d) Anggaran biaya distribusi

Anggaran biaya distribusi harus direncanakan secara cermat, karena biasanya distribusi akan sangat berpengaruh terhadap harga jual jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Untuk itu dalam distribusi layanan jasa pengujian harus memperhatikan peta distribusi, jumlah dan jenis jasa pengujian yang akan didistribusikan, jarak tempuh, kendaraan dan fasilitas apa yang akan digunakan, dan tentu kemampuan tenaga dalam mendistribusikan ruang lingkup jasa pengujian juga ikut diperhatikan. Jika hal-hal tersebut di atas diperhitungkan secara cermat, maka anggaran biaya distribusi jasa pengujian akan dapat dengan mudah dihitung dan diketahui.


(33)

3) Rencana posisi keuangan

Neraca yang direncanakan (aktiva, hutang, modal)

Sebelum neraca dibuat terlebih dahulu harus diketahui proses pengujian secara keseluruhan sehingga pos-pos pembiayaan yang harus masuk ke dalam neraca tidak ada yang terlewat. Berikut adalah contoh sebuah format neraca per 31 Desember 2013 pada usaha pengujian benih tanaman pangan.

N E R A C A 30 November 2013

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Rp. Hutang Lancar Rp.

- Kas kecil - BRI

- Persediaan bahan pengujian - Piutang

- Hutang bank - Hutang Pajak - Dana kesejahteraan karyawan

Total Aktiva Lancar Total Hutang Lancar

Aktiva Tetap Hutang jangka panjang

- Kendaraan

- Akumulasi penyusutan Kendaraan

- Peralatan kantor - Peralatan produksi - Akumulasi penyusutan

peralatan pengujian

- Bangunan (sarana &prasarana) - Akumulasi penyusutan

- Hutang jangka panjang - Penyertaan modal Total Hutang Lancar

M o d a l

- Modal di tangan - Cadangan - Sisa Hasil Usaha


(34)

AKTIVA PASIVA

bangunan -

Total Pasiva Tetap Total Modal Sendiri

JUMLAH KESELURUHAN AKTIVA JUMLAH KESELURUHAN PASIVA

Keterangan: a) Aktiva

 Aktiva Lancar

Atktiva lancar adalah aktiva yang secara normal dapat ditransformasikan menjadi kas dalam jangka waktu setahun, atau sebelum berakhirnya siklus produksi, jika siklus melebiha satu tahun maka kelompok aktiva lancar meliputi: Kas, Bank, Uang muka pada pihak lain, Piutang, dan Persediaan Barang.

 Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan oleh perusahaan yang mempunyai kegunaan melebihi satu masa pembukuan, untuk keperluan pembukuan aktiva tetap dihitung penyusutannya, misalnya: Tanah, bangunan, peralatan produksi, kendaraan dsb.

b) Pasiva

 Pasiva/Hutang lancar

Passiva lancar adalah semua hutang dan kewajiban lainnya yang harus dilunasi dalam jangka waktu perputaran usaha


(35)

yang normal (lazimnya sati tahun), atau hutang-hutang yang dibayar dengan aktiva lancar. Misalnya; hutang dagang, uang muka, kredit modal kerja, pajak yang harus dibayar.

 Hutang jangka panjang/ Pasiva tidak lancar

Adalah semua hutang dan kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, misalnya: Hutang jangka panjang, kredit investasi.

c) Modal

Semua dana yang digunakan untuk usaha yang kelak akan ikut mendapatkan aba atau menanggung kerugian, misalnya: Modal donasi, cadangan, sisa hasil usaha.

a. Membuat rencana arus kas/dana (Cash flow)

Penjadwalan arus dana secara tepat dalam rangka operasional perusahaan sangat diperlukan, sehingga terjadi kesesuaian antara perkiraan arus dana masuk dengan dana keluar.

Dalam penyusunan sebaiknya selalu diusahakan untuk menghimpunnya dari bawah ke atas, walaupun sering terjadi penganggaran dari bawah terlalu besar/lebih besar dari anggaran yang seharusnya. Penganggaran yang terlalu besar sama buruknya dengan penyediaan dana yang terlalu kecil, baik untuk keseluruhan operasional maupun untuk masing-masing bagian. Penganggaran yang terlalu besar berarti akan ada dana yang tertahan.

Sub Kompetensi 3. Melakukan Pengadministrasian Perencanaan Usaha


(36)

Cash flow dibuat dengan tujuan untuk:

1) Menunjukkan tingkat likuiditas dari usaha yang dilakukan 2) Besar dana yang ersedia

3) Kapan waktu dana diperlukan

4) Kapan kredit dan bunga pinjaman dibayar

Data yang terdapat pada cash flow merupakan alat yang dapat digunakan oleh pihak lain (bank atau pemilik modal) untuk mengambil keputusan menerima atau menolak proposal. Cash flow dapat disusun dengan pendekatan per bulan, per periode produksi atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berikut adalah contoh format cash flow.

Format Cash flow

No Uraian Periode ke/Bulan ke

1 2 3 4 5 6

I. Saldo Kas Awal

II. Penerimaan Kas

1. Hasil jasa pengujian 2. Penyusutan alat 3. Penyusutan gedung 4.

Total Penerimaan

III. Total Kas (I + II)


(37)

No Uraian Periode ke/Bulan ke

1 2 3 4 5 6

1. Biaya produksi 2. Angsuran Kredit 3. Bunga bank

Total pengeluaran

V. Saldo Kas Akhir

b. Perhitungan biaya operasional produksi Benih

Biaya operasional yang dimaksud dalam hal ini adalah terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Supaya dalam menyusun anggaran biaya operasional tidak ada yang terlewat, maka perlu dikatahui secara detail tentang bagaimana bercocok tanamannya, misalnya bercocok tanam kedelai. Kegiatan yang harus diketahui dimulai dari penyiapan benih, pembibitan, pengolahan atau persiapan lahan, menanam, memelihara tanaman, pengendalikan hama dan penyakit tanaman, pemanenen, serta pengolahan kedelai untuk menjadi benih. Semakin detail proses produksi diketahui, maka akan semakin lengkap pula biaya operasional yang dapat dihitung. Pemahaman proses produksi yang serampangan akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak dapat disediakan padahal diperlukan.

1) Biaya tetap yang diperlukan dalam pengujiani mutu benih adalah sebagai berikut:


(38)

No. Kegiatan Volume Harga satuan Jumlah Biaya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Perijinan Usaha Bangunan Peralatan Kendaraan/transportasi Gaji Sumber Daya Manusia Bunga pinjaman modal Biaya promosi

Total Biaya:

2) Biaya variabel yang diperlukan dalam produksi benih adalah sebagai berikut;

No. Uraian Kegiatan Volume Harga

Satuan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Biaya listrik, air, telepon Pemeliharaan lingkungan Perawatan fasilitas Alat Tulis Kantor Pembelian bahan pengujian

Perawatan rutin peralatan Perbaikan ringan peralatan Kalibrasi Peralatan Uji Transportasi/jasa

pengambilan contoh benih Pengiriman dokumen Laporan Hasil Pengujian


(39)

No. Uraian Kegiatan Volume Harga

Satuan Jumlah

12. 13. 14. 15.

Koordinasi lintas intansi ……… ……… ……… ………

Total Biaya:

Sebelum melakukan analisis usaha, terlebih dahulu harus dilakukan perhitungan laba-rugi; dengan kelengkapan parameter sebagai berikut:

1)Hasil Penjualan Jasa Rp. 20.500.000,00 2) Biaya Pengujian Rp. 2.500.000,00 3) Laba kotor ( 1 – 2 ) Rp. 18.000.000,00 4) Biaya operasional Rp. 2.000.000,00 5) Biaya penyusutan Rp. 500.000,00 6) Total ( 4 + 5 ) Rp. 2.500.000,00

7) Laba bersih Rp. 15.500.000,00

8) Pajak Rp. 250.000,00


(40)

c. Analisis R/C, B/C, dan BEP

Analisis usaha pengujian mutu benih akan dapat dihitung apabila perkiraan biaya pengujian dan perkiraan hasil pengujian telah diketahui. Perkiraan biaya pengujian dapat diketahui dengan cara merinci rencana anggaran biaya seperti tersebut di atas, kemudian diperkirakan pula hasil pengujian yang akan didapat. Dari hasil pengujian dihitung lagi berapa banyak sampel uji yang dihasilkan, katakanlah 90% dari hasil sampel uji adalah laporan hasil uji yang dihasilkan. Kemudian laporan hasil uji yang dihasilkan dalam satuan dokumen dikalikan dengan perkiraan harga jasa pengujian, maka akan diketemukan perkiraan pendapatan dari penjualan jasa pengujian.

Perhitungan Revenue/Cost Ratio adalah pendapatan dari hasil total penjualan jas pengujian dibagi dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses pengujian. Sedangkan Benefid/Cost Ratio dihitung dengan cara sebagai berikut; penghasilan dikurangi dengan pengeluaran akan diketemukan keuntungan (benefid), kemudian B/C Ratio dihitung dengan cara keuntungan (benefid) dibagi dengan biaya yang dikeluarkan. R/C atau B/C biasanya digunakan untuk menghitung tingkat rasio dalam satu kali proses pengujian.

Break Even Point (BEP) atau sering disebut sebagai titik impas adalah suatu keadaan dimana antara pengeluaran dengan pendapatan seimbang, dengan kata lain tidak untung tidak rugi. Namun demikian dalam perhitungan BEP terdapat dua macam perhitungan yaitu BEP barang/unit dan BEP rupiah. BEP barang atau jasa/unit uji berarti yang dihitung sebagai patokan adalah seberapa banyak barang atau jasa/unit uji minimal harus diproses agar menemui titik impas. Sedangkan BEP rupiah adalah berapa harga penjualan jasa yang harus didapat agar hasilnya menemui titik impas. BEP biasanya disajikan setelah


(41)

perhitungan laba-rugi. Sedangkan rumus untuk BEP barang/unit adalah sebagai berikut:

Berdasarkan jumlah satuan produk

 FC (Fixed Cost ) = Total biaya tetap

 P = Harga jual per satuan

 V (Variable) = Biaya variabel per satuan

Rumus untuk BEP rupiah adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil penjualan

 FC (Fixed

Cost ) = Total biaya tetap

 VC (Variable

Cost) = Total biaya variabel

 S = Total

penjualan dalam rupiah

d. Mengadministrasikan Perencanaan Biaya operasional Produksi Benih Dalam mengadministrasikan perencanaan biaya operasional pengujian mutu benih, tentu memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup agar staeholders/ pihak-pihak yang terkait menunjukkan kepercayaannya terhadap usaha yang dilakukan. Administrasi yang dimaksud disini adalah; administrasi surat-menyurat baik surat keluar maupun surat masuk, administrasi keuangan yang menyangkut pembukuan uang keluar dan uang masuk, laporan keuangan bulanan,


(42)

catatan/laporan setoran pajak, file-file bukti pembayaran atau penerimaan. Serta catatan-catatan pembantu yang lainnya.

Jika administrasi kaungan maupun administrasi umum dilakukan secara baik dengan menggunakan metoda atau cara-cara yang sesuai, maka sehat tidaknya perusahaan akan dapat dilihat secara mudah oleh auditor. Kelengkapan administrasi akan dapat dilihat dari hal hal tersebut di atas yang secara praktis auditor akan melihat proposal-proposal yang dibuat sebelum usaha dilakukan. Proposal yang baik biasanya dilengkapi dengan cashflow dan berbagai pendukung lainnya seperti misalnya daftar aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Berikut contoh: Proposal untuk Pengujian mutu benih Tanaman Serealia

Rasional:

Kebutuhan jasa pengujian mutu benih di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran konsumen tentang benih bermutu dan konsep standar mutu benih meningkat pula. Dengan demikian maka tuntutan informasi mutu benih yang dibutuhkan oleh petani juga semakin meningkat pula. Namun demikian kenaikan kebutuhan pengujian mutu benih ini belum dibarengi dengan ketersediaan layanan unit usaha layanan pengujian mutu benih, sehingga unit usaha layananan pengujian mutu benih yang selama ini masih dikelola oleh instansi pemerintahan yang relatif amat sangat terbatas, menyulitkan bagi petani ataupun penangkar benih swasta apabila memerlukan adanya layanan pengujian mutu benih.


(43)

Sehubungan dengan hal tersebut masih sangat terbuka peluang bagi siapa saja yang berminat dan ingin menekuni agribisnis pengujian mutu benih khususnya benih serealia.

Strategi Pelaksanaan

Supaya pengujian mutu benih sesuai dengan yang diharapkan baik mutu maupun jumlahnya maka dalam pelaksananaannya akan dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

1) Melakukan studi kelayakan secara cermat unuk menentukan berbagai faktor jasa pengujian seperti; tempat, jumlah/kapasitas produksi, lokasi/sasaran pasar, dan waktu layanan pengujian mutu benih.

2) Mempelajari secara cermat semua komponen sumberdaya yang berpengaruh terhadap pengujian mutu benih; diantaranya: sumberdaya manusia, pengadaan bahan, situasi lingkungan masyarakat pertanian sekitar.

3) Membuat perencanaan usaha pengujian mutu benih tanaman

4) Melakukan layanan pengujian mutu benih tanaman sesuai dengan rencana

5) Melakukan evaluasi terhadap proses layanan pengujian mutu benih tanaman

6) Secara berkala melakukan perbaikan secara berkelanjutan (continual improvement) strategi perencanaan usaha yang ada, berdasar hasil evaluasi; sebagai upaya perbaikan perencanaan usaha agar selalu up to date


(44)

Target produksi

Target layanan pengujian mutu benih tanaman disesuaikan dengan hasil pengkajian pasar dan kemampuan perusahaan dalam mempengujian mutu benih. Misalnya target produksi yang dicanangkan adalah memenuhi kebutuhan layanan pengujian mutu benih tanaman untuk area kabupaten tertentu, secara kasar kebutuhan layanan pengujian mutu benih tanaman adalah 10.000 sampel/contoh benih uji per tahun. Berarti untuk memenuhi 10.000 sampel/contoh benih uji ini, kontribusi yang dapat dihasilkan oleh perusahaan ini misalnya 5.000 sampel/contoh benih uji per tahun atau 50% dari total kebutuhan. Apabila setiap minggu mampu melayani 100 sampel/contoh benih untuk dilakukan pengujian, maka layanan pengujian yang ditargetkan adalah 5.200 sampel/contoh benih setiap tahunnya.


(45)

3. Refleksi

Kebutuhan jasa pengujian mutu benih di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran konsumen tentang benih bermutu dan konsep standar mutu benih meningkat pula. Dengan demikian maka tuntutan informasi mutu benih yang dibutuhkan oleh petani juga semakin meningkat pula. Namun demikian meningkatnya kebutuhan pengujian mutu benih ini belum dibarengi dengan ketersediaan layanan unit usaha layanan pengujian mutu benih, sehingga unit usaha layananan pengujian mutu benih yang selama ini masih dikelola oleh instansi pemerintahan yang relatif amat sangat terbatas, sehingga menyulitkan bagi petani ataupun penangkar benih swasta apabila memerlukan adanya layanan pengujian mutu benih. Sehubungan dengan hal tersebut masih sangat terbuka peluang bagi siapa saja yang berminat dan ingin menekuni agribisnis pengujian mutu benih.

Dalam usaha pengujian mutu benih, perhitungan biaya operasional adalah merupakan pekerjaan perencanaan utama yang harus dilakukan sebelum pengujian mutu benih dilakukan. Sebagai dasar perhitungan dalam perhitungan biaya operasional, terlebih dahulu harus diketahui tahapan pengujian secara utuh; hal ini diperlukan untuk menjamin keakurasian komponen pembiayaan, sehingga tidak akan terjadi adanya tahapan yang tidak terbiayai.

Penyusunan rencana dan agenda layanan pengujian, dilakukan oleh manajer laboratorium pengujian. Perencanaan dilakukan secara datail sesuai dengan proses pengujian mutu benih yang semestinya, sehingga akan dapat diketahui berapa banyak bahan yang diperlukan, peralaran apa saja yang diperlukan, berapa banyak tenaga yang diperlukan, berapa banyak sampel benih yang akan diuji, dan berapa lama hasil pengujian mutu benih dapat dihasilkan. Suatu perencanaan operasi tertulis yang baik tentu akan memudahkan bagi pelaksana pengujian mutu benih dalam menjalankan


(46)

tugasnya. Proses pengujian mutu benih untuk benih yang satu dengan yang lain akan memiliki langkah yang relatif sama.

Supaya jalannya usaha (agribisnis) pengujian mutu benih sesuai dengan yang diharapkan dalam aspek kuantitas maupun kualitasnya maka dalam pelaksananaannya sebaiknya dilakukan dengan menerapkan strategi sebagai berikut:

a. Melakukan studi kelayakan secara cermat unuk menentukan berbagai faktor jasa pengujian seperti; tempat, jumlah/kapasitas produksi, lokasi/sasaran pasar, dan waktu layanan pengujian mutu benih.

b. Mempelajari secara cermat semua komponen sumberdaya yang berpengaruh terhadap pengujian mutu benih; diantaranya: sumberdaya manusia, pengadaan bahan, situasi lingkungan masyarakat pertanian sekitar.

c. Membuat perencanaan usaha pengujian mutu benih tanaman

d. Melakukan layanan pengujian mutu benih tanaman sesuai dengan rencana

e. Melakukan evaluasi terhadap proses layanan pengujian mutu benih tanaman

f. Secara berkala melakukan perbaikan secara berkelanjutan (continual improvement) strategi perencanaan usaha yang ada, berdasar hasil evaluasi; sebagai upaya perbaikan perencanaan usaha agar selalu up to date.


(47)

4. Tugas

Tugas 1: Membuat Rencana Usaha Pengujian Mutu Benih Tanaman Seralia a. Alat dan Bahan :

1) Kertas dan alat tulis,

2) Buku petunjuk teknis pengujian mutu benih tanaman seralia, dan 3) Buku/informasi materi pendukung lainnya.

b. Persiapan Kerja

1) Setelah mempelajari uraian materi di atas dan sebelum Anda melaksanakan tugas ini; lakukan eksplorasi/penggalian informasi yang terkait dengan thema tugas, guna memperkaya wawasan (dengan cara: melihat, mengamati, membaca, mendengar, dan menyimak melalui sumber informasi langsung maupun data sekunder atau melalui jejaring sosial/internet).

2) Berdasar kumpulan informasi yang telah Anda peroleh tersebut, selanjutnya lakukan konsultasi dan koordinasikan dengan guru untuk memperoleh kejelasan tahapan kerja dan kebenaran materi dalam menyelesaikan tugas ini.

c. Langkah Kerja

1) Siapkan kertas dan alat tulis lainnya

2) Pelajari dengan cermat dan teliti buku teknis dan atau carilah sumber informasi dalam bentuk apapun (termasuk pengunduhan melalui jejaring sosial), tentang: pengujian mutu benih tanaman seralia dan atau buku pendukung lainnya

3) Uraikan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan baik yang memerlukan biaya atau tidak ke dalam kolom uraian kegiatan.

4) Lakukan analisa hitungan secara cermat kebutuhan bahan dan biaya sesuai dengan rencana usaha pengujian mutu benih tanaman seralia


(48)

5) Buatlah simpulan: Rencana Usaha Pengujian Mutu Benih Tanaman Serealia

6) Buatlah laporan hasil simpulan analisa kebutuhan bahan dan biaya pengujian mutu benih tanaman serealia, dalam bentuk hard copy sebagai laporan tertulis, dan power point sebagai bahan presentasi.

Tugas 2: Membuat Proposal Pengujian Mutu Benih Tanaman Seralia a. Alat dan Bahan :

1) Kertas dan alat tulis

2) Buku petunjuk teknis pengujian mutu benih tanaman seralia 3) Buku/informasi maateri pendukung lainnya

b. Persiapan Kerja

1) Setelah mempelajari uraian materi di atas dan sebelum Anda melaksanakan tugas ini; lakukan eksplorasi/penggalian informasi yang terkait dengan thema tugas, guna memperkaya wawasan (dengan cara: melihat, mengamati, membaca, mendengar, dan menyimak melalui sumber informasi langsung maupun data sekunder atau melalui jejaring sosial/internet).

2) Berdasar kumpulan informasi yang telah Anda peroleh tersebut, selanjutnya lakukan konsultasi dan koordinasikan dengan guru untuk memperoleh kejelasan tahapan kerja dan kebenaran materi dalam menyelesaikan tugas ini.

c. Langkah Kerja

1) Siapkan kertas dan alat tulis lainya

2) Pelajari dengan cermat dan teliti buku teknis dan atau carilah sumber informasi dalam bentuk apapun (termasuk pengunduhan melalui


(49)

jejaring sosial), tentang: pengujian mutu benih tanaman seralia dan atau buku pendukung lainnya

3) Tuliskan rasional dari rencana pengujian mutu benih tanaman seralia 4) Tuliskan strategi yang akan dilakukan dalam rangka mempengujian

mutu benih tanaman seralia.

5) Lakukan analisa hitungan secara cermat kebutuhan bahan dan biaya sesuai dengan kelengkapan, urutan dan detail kegiatan dalam pengujian mutu benih tanaman seralia.

6) Buatlah simpulan cashflow /aliran kas untuk pengujian mutu benih

tanaman seralia

7) Buatlah laporan hasil simpulan cash flow /aliran kas analisa

kebutuhan bahan dan biaya pengujian mutu benih tanaman serealia berupa proposal lengkap, dalam bentuk hard copy sebagai laporan tertulis, dan power point sebagai bahan presentasi.

5. Tes Formatif

a. Tuliskan definisi dan ruang lingkup tentang biaya operasional pengujian

mutu benih tanaman !

b. Uraikan secara ringkas dan jelas tentang ruang lingkup yang dimaksud di atas!

c. Uraikan secara ringkas dan jelas, tujuan penghitungan biaya operasional pengujian mutu benih!

d. Tulis dan uraikan: apa saja komponen yang harus dipertimbangkan dalam menyusun suatu perencanaan usaha!


(50)

f. Apa yang dimaksud dengan: 1) Revenue/Cost Ratio?, 2) Benefit/Cost Ratio?,

g. Break Even Point (BEP)

1) Apa yang dimaksud dengan Break Even Point (BEP)?, 2) Tuliskan rumus dari BEP unit, dan BEP rupiah!

h. Komponen Administrasi apa saja yang harus diperhatikan dalam usaha pengujian mutu benih tanaman?

i. Buatlah tabel Biaya Tetap yang memuat komponen: kegiatan, volume/kuantitas, harga satuan, dan jumlah biaya, serta jumlah total biayanya! berupa ilustrasi !

j. Buatlah tabel Biaya Variabel yang memuat komponen: kegiatan,

volume/kuantitas, harga satuan, dan jumlah biaya, serta jumlah total biayanya! bisa berupa ilustrasi !

k. Buatlah perhitungan laba-rugi beserta kelengkapan parameternya! bisa berupa ilustrasi !


(51)

C. Penilaian

1. Sikap

NO. KOMPONEN

YANG DINILAI

SKOR PEROLEHAN BELIEVE

(Preferensi oleh Peserta)

EVALUATION (oleh Fasilitator)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Kedisiplinan 2. Kerjasama 3. Inisiatif

4. Tanggung Jawab 5. Kebersihan 6. Kejujuran 7. Ketekunan

Catatan :

a. Penetapan skor dilakukan dengan pendekatan Fish Bean Analysis, dimana : Attitude = ∑ B x E

b. Penetapan skor berdasarkan preferensi peserta dan fasilitator, dimana: 1) B = Believe, dinilai oleh peserta dan E = Evaluation, dinilai oleh

fasilitator, masing-masing dengan kisaran 5 s.d 1

2) 5 merupakan skor tertinggi/terbaik dan 1 merupakan nilai terendah


(52)

2. Pengetahuan

NO. BUTIR SOAL

KRITERIA PENILAIAN > 70(B) < 70(S) 1. a. Tuliskan definisi dan ruang lingkup

tentang biaya operasional pengujian mutu benih tanaman !

b. Uraikan secara ringkas dan jelas ruang lingkup biaya operasional pengujian mutu

benih tanaman!

2. Uraikan secara ringkas dan jelas, tujuan

penghitungan biaya operasional pengujian mutu benih!

3. Tulis dan uraikan: apa saja komponen yang harus dipertimbangkan dalam menyusun suatu perencanaan usaha!

4. Uraikan secara ringkas dan jelas, tujuan dibuat Cash flow!

5. Apa yang dimaksud dengan: a. Revenue/Cost Ratio?, b. Benefid/Cost Ratio?,

6. a. Apa yang dimaksud dengan Break Even Point (BEP)?,

b. Tuliskan rumus dari BEP unit, dan BEP rupiah!


(53)

NO. BUTIR SOAL

KRITERIA PENILAIAN > 70(B) < 70(S) 7. Komponen Administrasi apa saja yang harus

diperhatikan dalam usaha pengujian mutu benih tanaman?

8. Buatlah tabel Biaya Tetap yang memuat

komponen: kegiatan, volume/kuantitas, harga satuan, dan jumlah biaya, serta jumlah total biayanya! bisa berupa ilustrasi !

9. Buatlah tabel Biaya Variabel yang memuat

komponen: kegiatan, volume/kuantitas, harga satuan, dan jumlah biaya, serta jumlah total biayanya! (bisa berupa ilustrasi !

10. Buatlah perhitungan laba-rugi beserta kelengkapan parameternya!


(54)

3. Keterampilan;

NO. KOMPETENSI DASAR KRITERIA KEBERHASILAN HASIL

Ya Tdk. 1. Membuat Rencana

Usaha Pengujian

Mutu Benih

Tanaman Seralia

a. Mampu menghimpun data /

informasi yang terkait dengan tema b.Peserta didik melakukan konsultasi

/koordinasi dengan guru, dalam rangka memperoleh kejelasan tahapan kerja dan kebenaran materi dalam menyelesaikan tugas. c. Peserta didik mampu melakukan

hitungan secara cermat kebutuhan bahan dan biaya sesuai dengan rencana usaha pengujian mutu benih tanaman seralia, melalui diskusi dengan teman-temannya. d. Peserta didik mampu membuat

laporan hasil simpulan analisa kebutuhan bahan dan biaya pengujian mutu benih tanaman serealia, dalam bentuk hard copy sebagai laporan tertulis, dan power point sebagai bahan presentasi, e. Peserta didik mampu

mempresentasikan hasil kerjanya dalam membuat Rencana Usaha Pengujian Mutu Benih Tanaman Seralia dengan baik dan benar. 2. Membuat Proposal

Pengujian Mutu Benih Tanaman Seralia

a. Mampu menghimpun data /

informasi yang terkait dengan tema b. Peserta didik melakukan konsultasi

/koordinasi dengan guru, dalam rangka memperoleh kejelasan tahapan kerja dan kebenaran materi dalam menyelesaikan tugas. c. Peserta didik mampu melakukan

hitungan secara cermat kebutuhan bahan dan biaya sesuai dengan kelengkapan, urutan dan detail kegiatan dalam pengujian mutu benih tanaman seralia.


(55)

NO. KOMPETENSI DASAR KRITERIA KEBERHASILAN HASIL Ya Tdk. proposal hasil simpulan cash

flow /aliran kas untuk pengujian mutu benih tanaman seralia, dalam bentuk hard copy sebagai laporan tertulis, dan power point sebagai bahan presentasi,

e. Peserta didik mampu

mempresentasikan hasil kerjanya dalam membuat proposal,

termasuk diantaranya cash flow /aliran kas dalam usaha pengujian mutu benih tanaman seralia dengan baik dan benar.


(56)

Setelah mempelajari unit kompetensi ini, anda mampu melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengujian benih tanaman pangan dan palawija sesuai dengan persyaratan bila disediakan sarana, prasarana, dan bahan yang dibutuhkan.

Kegiatan Pembelajaran 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Palawija

Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran

A. Deskripsi

Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pengujian mutu benih tanaman pangan dan palawija, meliputi menerapkan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja, membuat prosedur kondisi darurat yang sesuai, dan melakukan partisipasi pengaturan pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja semua orang di tempat kerja. Unit ini merupakan unit yang sangat penting untuk semua kualifikasi pekerjaan dalam kegiatan pengujian mutu benih tanaman.

Unit kompetensi ini berkaitan dengan semua unit–unit kompetensi di bidang perbenihan tanaman.

B. Kegiatan Pembelajaran


(57)

Sub Kompetensi 1. Peristilahan, dan penerapan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja

2. Uraian Materi

a. Istilah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja

1) Keselamatan dan kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah keselamatan dan kesehatan yang berhubungan erat dengan mesin, peralatan kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja serta lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sasaran program K3 adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, maupun di dalam air. Tempat-tempat kerja tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum jasa dan lain-lain.

2) Tempat kerja

Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun di udara yang menjadi kewenangan suatu badan usaha atau perusahaan. Dalam bidang pertanian, maka yang sebut dengan tempat kerja adalah tempat dimana kegiatan pertanian biasa dilaksanakan, dalam hal ini termasuk laboratorium, bengkel pertanian, dan lapangan.


(58)

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang memperkerjakan pekerja dengan tujuan untuk mencari laba atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara.

4) Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam atau diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi standar kebutuhan masyarakat.

5) Tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja dengan melibatkan semua unsur-unsur yang terdapat dalam suatu instansi atau perusahan dimana kegiatan kerja dilakukan. Sedangkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua personil dari suatu instansi atau perusahaan termasuk didalamnya adalah pihak manajer, tenaga kerja dan orang-orang yang terkait dengan kegaiatan perusahaan tersebut.

6) Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No:Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pasal 2:

Ayat (1) dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja


(59)

seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit dan akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3.

Ayat (2) Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja wajib dilaksanakan oleh pengurus, pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.

7) Penerapan prosedur K3

Setiap perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a) Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3

b) Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan K3

c) Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3

d) Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbaikandan pencegahan

e) Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.

b. Prosedur di tempat kerja dan instruksi-instruksi bekerja untuk mengendalikan resiko diikuti dengan taat azas


(60)

1) Prosedur dan instruksi-instruksi yang harus dilakukan atau disiapkan

Dalam melaksanakan pekerjaan, kecelakaan bisa saja terjadi. Untuk menghindari dan meminimalkan terjadinya kecelakaan perlu dibuat instruksi-intruksi kerja. Instruksi-instruksi kerja yang dibuat disesuaikan dengan keadaan peralatan yang dipakai. Ada beberapa hal yang harus dilakukan atau disiapkan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja antara lain:

a) Pada setiap laboratorium atau bengkel atau ruangan dibuatkan tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua orang yang akan masuk ke dalam lab atau ruangan. Di dalam tata tertib tersebut perlu dijelaskan hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan, serta ancaman sanksi yang akan dikenakan jika melanggar tata tertib.

b) Setiap alat yang dioperasikan dengan menggunakan mesin harus dibuatkan instruksi kerjanya. Instruksi kerja tersebut langsung ditempelkan pada alat atau di tempat-tempat tertentu sedemikian rupa, sehingga setiap operator alat yang akan menggunakan alat tersebut harus membaca petunjuk pengoperasian alat. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan prosedur dalam pengoperasian alat. Selain itu juga dengan adanya petunjuk pengoperasian maka siapapun yang akan mengoperasikan alat tersebut dapat terhindar dari kecelakaan yang dapat menyebabkan kecelakaan pada operator sendiri atau kerusakan alat.

c) Pada setiap ruangan agar dibuatkan poster-poster tentang keselamatan kerja dan label-label yang menunjukkan bahaya kecelakaan yang mungkin saja terjadi. Pembuatan label dan poster tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibaca bagi setiap orang.


(61)

Gambar 1. Poster keselamatan kerja

Sedangkan untuk bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, pestisida dan sebagainya, pemasangan lebel dan tanda dengan menggunakan lambang atau tulisan peringatan pada wadah adalah suatu tindakan pencegahan yang sangat penting. Aneka label dan pemberian tanda diberikan sesuai dengan sifat-sibat bahan yang ada. Beberapa label dan pemberian tanda dapat dipakai dengan menggunakan lambang yang sudah dikehui secara umum.


(62)

2) Dasar-dasar keselamatan kerja dan resiko

Mengingat sangat bervariasinya perkakas, mesin, bahan kimia berbahaya dan cara kerja yang digunakan dalam bidang pertanian (teknologi benih), maka tidak semuanya akan dibicarakan, baik dalam kaitan dengan pemilihan perkakas, mesin dan bahan kimia berbahaya, tetapi prinsip-prinsip umum akan diuraikan.

a) Syarat-syarat umum

Semua perkakas, mesin dan bahan-kimia berbahaya yang digunakan dalam pertanian (teknologi benih) harus:

 Memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja

sebagaimana ditentukan dalam standar internasional atau nasional dan rekomendasi, apabila tersedia.

 Digunakan hanya untuk pekerjaan yang telah dirancang atau dikembangkan, kecuali jika suatu penggunaan tambahan yang diusulkan telah dinilai oleh seorang yang kompeten yang telah menyimpulkan bahwa penggunaan aman.

 Digunakan atau dioperasikan hanya oleh para pekerja yang telah dinilai berkompeten dan/atau memegang sertifikat ketrampilan yang sesuai.

Perkakas, mesin dan peralatan harus mempunyai desain dan konstruksi yang baik, dengan mempertimbangkan prinsip kesehatan, keselamatan dan ergonomik, dan mereka harus dipelihara dengan kondisi yang baik.

Setiap perkakas, mesin dan peralatan harus secara rutin diperiksa berdasarkan suatu penilaian yang lengkap dari semua kriteria terkait harus digunakan saat pemilihan suatu mesin. Hal ini membantu untuk menciptakan suatu lingkungan kerja yang sehat dan produktif serta memastikan bahwa mesin tersebut tepat untuk tujuan yang dimaksudkan.


(63)

Pengusaha, pembuat atau agen harus menyediakan instruksi dan informasi yang jelas dan menyeluruh tentang semua aspek pemeliharaan dan penggunaan yang aman dari perkakas, peralatan dan bahan-kimia berbahaya bagi operator/pengguna. Ini harus meliputi syarat-syarat untuk alat keselamatan kerja. Peralatan harus dirancang agar gampang dan aman dalam pemeliharaan dan sedikit perbaikan di tempat kerja. Para pekerja harus dilatih untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan kecil pada mesin dan peralatan mereka. Jika ini tidak bisa dilakukan, seorang yang kompeten harus mudah dihubungi dari tempat kerja.

Fasilitas untuk perbaikan dan pemeliharaan peralatan dan perkakas harus disediakan, disarankan penyediaan dekat dengan tempat berteduh atau fasilitas perumahan.

Dalam tempat perbaikan (bengkel lapangan), harus disediakan fasilitas bengkel dengan perkakas pemeliharaan yang sesuai, agar pekerjaan pemeliharaan dan reparasi dilaksanakan dalam kondisi aman, tanpa terganggu oleh kondisi cuaca yang buruk.

b) Peralatan tangan

Penggunaan peralatan tangan banyak digunakan untuk jenis-jenis pekerjaan yang ringan dan memerlukan spesifikasi kerja tertentu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan peralatan tangan, yaitu:

 Peralatan tangan untuk memotong dan memisahkan benda harus dibuat dari baja berkualitas baik yang menjaga sisi pemotongan dan efektivitasnya dengan pemeliharaan minimum.


(64)

 Bagian atas dari suatu alat untuk memotong dan memisahkan harus dipasang dengan aman pada tangkai dengan suatu alat efektif, sebagai contoh baji, paku keling atau baut.

 Tangkai harus memberikan suatu genggaman yang kuat dan harus terbuat dari kayu berkualitas baik atau bahan lain yang sesuai untuk maksud ini.

 Spesifikasi perkakas, seperti ukuran, panjang tangkai dan berat, harus sesuai untuk memenuhi kebutuhan dari pekerjaan dan keadaan fisik dari pemakai.

 Jika tidak digunakan, perkakas bersisi tajam harus diberi sarung dengan alat yang sesuai.

c) Mesin mesin portable

 Kendali mesin seperti gergaji rantai, gergaji sikat dan pemotong rumput harus ditempatkan dengan nyaman dan fungsi mereka ditandai dengan jelas.

 Posisi dan dimensi dari tangkai harus nyaman bagi operator dalam semua sikap kerja normal.

 Tingkat kebisingan, getaran dan emisi buangan yang

berbahaya harus serendah mungkin sejalan dengan keadaan teknologi. Bahan bakar dan minyak pelumas yang digunakan harus yang dapat dihancurkan secara biologis (ramah

lingkungan) dapat mengurangi bahaya polusi dengan gas buangan dan tumpahan.

 Mesin-mesin harus seringan mungkin untuk menjaga keseimbangan antara ukuran mesin dan kekuatan yang diperlukan untuk pekerjaan dengan satu tangan, serta menghindari kelelahan operator dan kerusakan pada sistem otot rangka yang lainnya.


(65)

 Semua alat pelindung harus pada tempatnya dan secara teratur diperiksa terhadap kerusakan timbul. Alat penyetop mesin harus mempunyai aksi positif dan ditandai dengan jelas.

d) Permesinan Otomatis atau Mesin Konvensional

 Mesin harus dilengkapi dengan alat penahan goncangan, tempat duduk dapat disetel sepenuhnya untuk pengemudi dan dipasang dengan sabuk pengaman yang sesuai dengan syarat-syarat ISO 8797 atau semacamnya secara nasional.  Ruang operator harus dirancang dan ditempatkan sehingga

sesuai dengan ukuran badan operator yang kemungkinan besar menggunakan mesin seperti itu.

 Cara-cara masuk dan keluar dari mesin, seperti anak tangga, tangga dan pintu, harus dirancang untuk menyediakan tumpuan tangan dan kaki dengan suatu ketinggian dan jarak yang nyaman.

 Mesin harus dilengkapi dengan struktur perlindungan berguling, sesuai dengan ISO 3471 dan ISO 8082 atau suatu standar nasional yang sesuai.

 Kabin harus tempat operator bekerja harus memenuhi persyaratan:

o Dilindungi dari obyek yang jatuh, sesuai dengan ISO 8083

atau suatu standar nasional yang sesuai:

o Dilengkapi dengan struktur yang melindungi operator

setidaknya memenuhi syarat-syarat ISO 8084 atau semacamnya secara nasional.


(66)

 Mesin harus dilengkapi dengan suatu alat penyetop yang tidak dapat kembali sendiri, mudah dicapai, dan ditandai dengan jelas dari posisi kerja normal operator.

 Untuk mesin-mesin yang menggunakan sistem transmisi atau kopling, maka jika tidak dipakai, persneling harus dalam keadaan tersambung.

 Rem parkir harus mampu untuk menjaga mesin dan beban lajunya pada saat diooperasikan pada lahan yang miring.  Pipa pembuangan harus dilengkapi dengan penangkap

percikan. Mesin yang dilengkapi dengan turbochargers tidak memerlukan penangkap percikan.

3) Pakaian/peralatan pelindung yang dibutuhkan untuk bekerja diidentifikasi dan digunakan sesuai peraturan perusahaan yang berlaku

a) Pakaian Kerja

Pakaian kerja yang dipakai bagi pekerja dalam bidang pertanian untuk di lapangan harus memenuhi beberapa kriteria, secara umum adalah sebagai berikut:

 Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap kering dan berada pada temperatur yang nyaman. Untuk bekerja di daerah yang beriklim panas dan kering, pakaian yang sesuai harus digunakan untuk

menghindari radiasi panas yang berlebihan dan memudahkan pengeluaran keringat. Pakaian pelindung yang sesuai harus disediakan jika ada suatu resiko radiasi UV atau potensi


(67)

bahaya biologik, seperti tumbuhan beracun, infeksi dan binatang.

 Pakaian harus mempunyai warna yang kontras dengan lingkungan pertanian untuk memastikan bahwa para pekerja kelihatan dengan jelas.

 Penggunaan alat pelindung diri harus dianggap sebagai suatu upaya terakhir, bila pengurangan resiko dengan cara-cara teknik atau organisatoris tidak mungkin dilakukan. Hanya dalam keadaan ini alat pelindung diri yang berhubungan dengan resiko spesifik tersebut digunakan.

 Alat pelindung diri untuk pekerjaan bidang pertanian di lapangan harus memiliki fungsi yang spesifik.

 Bila pekerjaan dilakukan dengan menggunakan bahan kimia berbahaya, alat pelindung diri harus disediakan sesuai

keselamatan dalam penggunaan bahan kimia di tempat kerja.  Alat pelindung diri harus memenuhi standar internasional

atau nasional.

b) Alat Pelindung Diri

Ada beberapa jenis alat pelindung diri untuk bidang pekerjaan pertanian di lapangan sesuai dengan jenis pekerjaanya antara lain:

 Sarung tangan

Dipergunakan untuk berbagai kegiatan bila menggunakan bahan-bahan kimia beracun, seperti mencampur pestisida, mencapur pupuk dan sebaginya. Untuk jenis ini sarung tangan yang dipakai adalah sarung tangan yang terbuat dari karet yang tidak tembus oleh bahan-bahan cairan. Sedangkan untuk


(1)

5. Tes Formatif

a. Ada 3 (tiga) jenis/karakter pengujian yang lazim dilakukan dalam laboratorium pengujian mutu benih tanaman, memerlukan berbagai alat yang mendukung pengujian sesuai dengan jenis pengujian; sebutkan!

b. Peralatan yang digunakan di dalam laboratorium dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar; apa saja?, dan uraikan!

c. Komponen apa saja yang diuraikan dalam Standar Operasional Prosedur pengoperasian peralatan?

C. Penilaian

1. Sikap

NO. KOMPONEN YANG DINILAI

SKOR PEROLEHAN

BELIEVE (Preferensi oleh Peserta)

EVALUATION (oleh Fasilitator) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. Kedisiplinan

2. Kerjasama 3. Inisiatif

4. Tanggung Jawab 5. Kebersihan 6. Kejujuran 7. Ketekunan


(2)

a. Penetapan skor dilakukan dengan pendekatan Fish Bean Analysis, dimana : Attitude = ∑ B x E

b. Penetapan skor berdasarkan preferensi peserta dan fasilitator, dimana: 1) B = Believe, dinilai oleh peserta dan E = Evaluation, dinilai oleh

fasilitator, masing-masing dengan kisaran 5 s.d 1

2) 5 merupakan skor tertinggi/terbaik dan 1 merupakan nilai terendah (5= sangat baik, 4= baik, 3= cukup, 2= kurang baik, dan 1= tidak baik)

2. Pengetahuan

NO. BUTIR SOAL

1. Ada 3 (tiga) jenis/karakter pengujian yang lazim dilakukan dalam laboratorium pengujian mutu benih tanaman, memerlukan berbagai alat yang mendukung pengujian sesuai dengan jenis pengujian; sebutkan!

2. Peralatan yang digunakan di dalam laboratorium dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar; apa saja?, dan uraikan!

3. Komponen apa saja yang diuraikan dalam Standar Operasional Prosedur pengoperasian peralatan?


(3)

2. Keterampilan;

NO. KOMPETENSI DASAR KRITERIA KEBERHASILAN

HASIL

Ya Tdk.

1. Memeriksa

Keberfungsian Alat Pengujian Mutu Benih Tanaman

a. Mampu menghimpun data / informasi yang terkait dengan tema

b. Peserta didik melakukan konsultasi /koordinasi dengan guru, dalam rangka memperoleh kejelasan tahapan kerja dan kebenaran materi dalam menyelesaikan tugas. c. Peserta didik mampu

melakukan pemeriksaan keberfungsian alat pengujian mutu benih, melalui diskusi dengan teman-temannya.

d. Peserta didik mampu membuat laporan hasil simpulan pemeriksaan keberfungsian alat pengujian mutu benih, dalam bentuk hard copy sebagai laporan tertulis, dan power point sebagai bahan presentasi, e. Peserta didik mampu

mempresentasikan hasil kerjanya dalam pemeriksaan keberfungsian alat pengujian


(4)

mutu benih dengan baik dan benar.

2. Mengoperasikan Alat Pengujian Mutu Benih Tanaman

a. Mampu menghimpun data / informasi yang terkait dengan tema

b. Peserta didik melakukan konsultasi /koordinasi dengan guru, dalam rangka memperoleh kejelasan tahapan kerja dan kebenaran materi dalam menyelesaikan tugas. c. Peserta didik mampu

melakukan pengoperasian alat pengujian mutu benih tanaman, melalui diskusi dengan teman-temannya.

d. Peserta didik mampu membuat laporan pengoperasian alat pengujian mutu benih tanaman, dalam bentuk hard copy sebagai laporan tertulis, dan power point sebagai bahan presentasi,

e. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil

kerjanya dalam

mengoperasikan alat pengujian mutu benih tanaman, dengan baik dan benar.


(5)

III.

PENUTUP

Buku Teks Bahan Ajar Siswa SMK Agribisnis Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan/Palawija ini merupakan salah satu bahan ajar berbentuk buku sebagai acuan atau referensi dalam pelaksanaan pembelajaran siswa SMK kelas XI semester 3 Program Keahlian Agribisnis Tanaman, khususnya Paket Keahlian Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan Tanaman.

Penyusunan Buku Teks Bahan Ajar Siswa SMK Agribisnis Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan/Palawija ini mengacu pada Kurikulum Program Keahlian Agribisnis Perbenihan Tanaman baik pada konsep kurikulum, struktur kurikulum maupun silabus, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dan penilaian otentik. Buku teks ini bersifat fleksibel yang dapat mengarahkan pembaca untuk dapat mengembangkan metode, strategi dan teknis pelaksanaan pembelajaran secara efektif, kreatif dan inovatif, sesuai dengan kebutuhan siswa dan kurikulum 2013 yang APIK (Afektif, Produktif, Inovatif, Kreatif). Diharapkan pula buku teks dan hasil pengembangan selanjutnya dapat mencapai tujuan program, selaras dengan target pengembangan buku teks dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran yang bermutu dan tepat sasaran.

Buku Teks Bahan Ajar Siswa SMK Agribisnis Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan/Palawija ini diharapkan dapat dapt digunakan dan diaplikasikan dalam pelaksanaan pembelajaran siswa SMK kelas XI semester 3 Program Keahlian Agribisnis Perbenihan Tanaman, sehingga, sehingga siswa diharapkan akan memiliki kompetensi yang menjadi tuntutan kurikulum 2013. Akhirnya buku teks ini diharapkan akan semakin reliable dan applicable untuk kegiatan pembelajaran sejenis di masa yang akan datang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1994. Agro Pesticides, Properties and Functions in Integrated Crop

Protection. United Nation, Bangkok.

Anonim, 1999. Perlu dukungan penyuluhan untuk menciptakan perluasan pasar benih. PT. Hang Hyang Seri, Jakarta.

Anonim, 2005. Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Agronomi (Pembenihan). Departemen Pendidikan Nasional.

ILO, 1998. Safety and Health in Forestry Work. International Labour Organization, Geneva Swiss.

ISTA, 2006. International Rules for Seed Testing: Rules 2006. Seed Science and Technology, 13 (2) : 299 – 355.

Mohamad, Kartono., 1989. Pertolongan Pertama. PT Gramedia, Jakarta.

Nugraha, U.S., 2009. Beberapa pemikiran untuk pengembangan industri benih. Makalah dalam Diskusi dan Sosialisasi Program Pengembangan Sistem Perbenihan yang diselenggarakan oleh Biro Perencanaan Departemen Pertanian dan BAPPEDA Provinsi Bali. Denpasar, 11 Oktober 2009.

Otto, H.J., 2005. The current status of seed certification in the seed industry.In: M.B. McDonald, Jr and W.D. Pardee (eds.). The Role of seed Certification in the Seed Industry. CSSA Special Publication No.10:9-17. CSSA Inc., Wisconsin, USA.

Suma mur, P.K., 99 . Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. CV Haji Masagung, Jakarta.

Werner, David., 1989. Apa yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter. Yayasan Essentia Medica. Jakarta.

W.D. Pardee (eds.). The Role of Seed Certification in the Seed Industry. CSSA Special Publication No.10:41-46. CSSA Inc., Wisconsin, USA.