1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap individu dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan individu atau kelompok lainnya. Interaksi sosial mereka juga senantiasa didasari oleh adat dan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya interaksi sosial di dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lain sebagainya. Selain
melakukan interaksi sosial mereka juga melakukan pelanggaran norma. Jika kita perhatikan, setiap hari selalu saja terjadi peristiwa pelanggaran norma yang
dilakukan oleh anggota masyarakat. Pelanggaran norma muncul akibat tidak adanya kesadaran anggota masyarakat untuk mentaati norma dan peraturan sosial. Perilaku
menyimpang harus dihindari karena dapat mengganggu ketertiban dan ketentraman hidup masyarakat. Pelanggaran norma dapat terjadi dalam berbagai bentuk, waktu, dan
kalangan kelompok masyarakat tertentu. Bahkan pelanggaran norma juga sering dilakukan oleh kalangan remaja, contohnya remaja Kristen. Bentuk-bentuk
penyimpangannya pun beragam seperti perjudian, alkoholisme, korupsi, penyalahgunaan narkoba, terorisme, tawuran, pelacuran, waria, homoseksual, seks bebas, penipuan,
subkultur menyimpang geng, balap liar, menyontek, bolos, berbohong dll. Pada jaman sekarang,di era globalisasi, banyak hal yang berubah. Pergaulan remaja
adalah contoh kecil dari sekian banyak akibat dari globalisasi. Pergaulan remaja sudah tidak ada batasnya. Banyak remaja yang melakukan hal-hal yang sangat merugikan
dirinya dan orang lain. Remaja-remaja masa kini banyak terpengaruh oleh media-media informasi. Balapan liar contohnya, balapan liar banyak ditiru anak remaja dari film dalam
ataupun luar negeri. Remaja sekarang ini lebih menuruti egonya daripada keselamatan dirinya, sekarang ini banyak dijumpai anak muda sekolah dari SMP sampai SMA
melakukan kegiatan balapan liar sepeda motor, kegiatan ini bisa dibilang sebagai hobby oleh mereka, penuh tantangan dan sportifitas yang mereka rasakan. Tidak jarang dari
kegiatan yang mereka lakukan ini berawal dari rasa iseng atau persaingan untuk memperoleh sesuatu hal, mengadu kecepatan motor yang dimilikinya, berebut pacar atau
2
uang yang dipertaruhkan sebagai tujuan dari kegiatan lomba liar ini. Usia muda yang membuat mereka tak berpikir dua kali akan sebab dan akibatnya pada diri mereka.
Kenakalan remaja itu bisa didefinisikan sebagai perilaku menyimpang atau tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak
kriminal.Kartono, 2003. Fenomena balap liar ini sebenarnya bukan hal yang asing lagi untuk masyarakat.
Malahan bagi masyarakat golongan bawah merupakan hiburan tersendiri. Sebagian besar pelaku balap liar ini justru bukannya golongan menengah tapi golongan bawah. Remaja
yang berasal dari keluarga golongan bawahkeluarga miskin ini adalah aktor dari acara balap liar jalanan. Mulai dari motor curian sampai membawa lari motor orangtuanya yang
masih kredit, juga sah-sah saja buat mereka, yang penting mendapat tepuk tangan dari teman-teman atau geng mereka. Sayangnya polisi terkesan tutup mata dengan kejadian ini
atau bisa jadi sudah bosan juga. Menanggapi tentang semakin maraknya balapan liar di Kota Palangkaraya akhir-akhir
ini yang menjadi miris kita sebagai masyarakat mendengarnya, anak-anak muda yang seharusnya m e l a k u k a n - h a l y a n g p o s i t i f u n t u k m e n g i s i w a k t u l u a n g
m e r e k a , a p a l a g i b a l a p a n mereka dilakukan pada tengah malam yang seharusnya mereka menyiapkan diri belajar untuk esok harinya. Yang terjadi keesokan harinya
mereka menjadi sering menjadi malas untuk berangkat kesekolah kerena mengantuk. Padahal aksi pembalap amatiran itu terbilang nekat. Selain ngebut dan
membahayakan pengguna jalan lain, mereka juga membahayakan diri sendiri karena memacu motor tanpa menggunakan helm. Belum lagi polusi suara dan udara yang mereka
ciptakan karena motor-motor mereka sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mengeluarkan suara yang sangat bising serta asap dari knalpot yang dikeluarkan sangat
tebal. Ternyata dari pengalaman mereka bahwa balapan liar tersebut sudah
sengaja diadakan yang dikoordinir oleh pemilik bengkel agar mereka mau dibujuk untuk memodifikasi mesin motor mereka sekalipun motor mereka
masih baru dibelikan oleh orang tuanya d e n g a n c a r a k r e d i t b a r u 5 b u l a n s u d a h 2 k a l i t u r u n m e s i n d e n g a n b i a y a y a n g t i d a k sedikit, ini akan sangat
terasa pada saat krisis ekonomi global sekarang ini. Kegiatan balapan motor tersebut ternyata sudah ada “kerja sama” dengan oknum dari aparat kepolisian
3
setempat untuk mendapatkan “bocoran” apabila akan diadakan razia dengan c a r a m e n y u r u h m e r e k a p i n d a h b a l a p a n d i t e m p a t l a i n . M e r e k a
memberikan “upeti” kepada oknum tersebut dengan cara patungan. Selain itu dampak untuk pelaku pun banyak seperti merasa diasingkan oleh
lingkungan masyarakat, dikucilkan, mengalami tekanan, dan muncul rasa bersalah.Untuk masyarakat umum pun dampaknya sangat beragam seperti rusak dan terganggunya
fasilitas umum, mengganggu ketertiban sosial, terganggunya stabilitas hubungan sosial, dan masih banyak lagi. Pada gilirannya orang tua harus berurusan dengan sekolah, karena
anak-anak yang sering bolos sekolah. Hal ini akan berdampak tidak baik untuk hubungan antara orang tua dan anak, jika hal tersebut terus berlanjut maka
anak-anak akan mencari pelarian yang lainnya, misalnya n a r k o b a d a n y a n g l a i n n y a y a n g a k a n m e m b u a t a n a k s e m a k i n j a u h m e n y i m p a n g d a r i
kehidupan yang lebih baik bagi masa depannya. Peranan orang tua sangat diperlukan agar anaknya tidak mengikuti balapan liar adalah dengan mengarahkan si anak agar bisa lebih
menghormati dan menghargai dirinya sendiri, menggunakan fasilitas umum seperti halnya jalan sebaik mungkin, pengendalian akan diri si anak lebih penting, jika memang
si anak memiliki bakat dalam adu balap inilah saatnya orang tua bisa memberi arahan dan mengikutsertakan pada kegiatan lomba balapan yang resmi dengan mengikuti klub balap
sepeda motor dekat tempat anda tinggal. Lalu apa hubungannya antara nilai dan norma dengan Pendidikan Agama Kristen
dalam menghadapi kasus pelanggaran tersebut? Nilai dan norma yang dianut seseorang atau kelompok masyarakat biasanya dijadikan landasan pengarah hidup, alasan, dan
motivasi hidup. Salah satu hal penting yang berhubungan dengan itu ialah bagaimana remaja Kristen dibimbing dalam menganut sebuah nilai yang sesuai dengan imannya,
contohnya melalui Pendidikan Agama. Pendidikan Agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena Pendidikan Agama menekankan pada pemahaman dan
pelaksanaan ajaran agama untuk mewujudkan kehidupan yang bermakna, damai, dan bermartabat sesuai ajaran agama. Karena itu agama harus diinteralisasikan dalam
kehidupan pribadi setiap umat melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sehingga pelanggaran norma dan nilai dalam masyarakat dapat berkurang
secara signifikan.
4
B. RUMUSAN MASALAH