Makalah Pendidikan Agama Kristen tentang
Makalah Pendidikan Agama Kristen tentang “Isu-isu Politik dan Hubungannya
dilihat dari Pandangan Agama, Masyarakat, Hukum dan Kelompok”
Disusun Oleh :
Grace Oktavia
Margaretha Uslin Toam
Andre Nathaniel
Eva Claudina
Nelda
Sisca
Angga Bagas
Bella Kharisma
Monica Christy
Timothy Ergunanta
Toni
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
2014
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Politik
Dilihat dari sisi etimologisnya, kata ‘politik’ berasal dari kata Yunani, yaitu
Po’lis yang diartikan sebagai kota (city). Dalam perkembangan berikutnya, kota-kota
memperluas diriatau menyatukan diri dan kemudian disebut negara. Sebagai ilmu,
politik merupakan analisa tentang pemerintahan, proses-proses di dalamnya, bentukbentuk organisasi, lembaga-lembaga dan tujuannya. Dalam arti sempit, politik berarti
‘He politie tekhne’ yang berarti tekhnik menjlankan Negara. Namun dalam arti
pierotatif, politik ialah akal licik yang digunakan seseorang untuk mecapai tujuan dan
kepentingan sendiri.
Orang Kristen memiliki dua kewarganegaraan, yaitu warga kerajaan Allah dan
warga Indonesia. Orang Kristen masih dipengaruhi oleh tradisi piteisme, dimana
paham tersebut berdampak pada munculnya sikap apatis terhadap bidang Politik,
ditambah lagi dengan adanya pemahaman bahwa umat Kristen di Indonesia adlah
kaum minoritas. Hal ini justru membuat umat Kristen di Indonesia kehilangan gairah
untuk ikut andil dalam per politikan. Padahal secara inheren setiap orang yang
merupakan warga Negara memiliki kewajiban dan mempunyai hak untuk turut
menentukan keadaan dan kehidupan dalam bersosial dan berpolitik. Ini menunjukkan
bahwa orang Kristen juga memiliki hak dan tanggung jawab mewujudkan cita-cita
Negara berdasarkan acuan iman Kristen.
Dalam berpolitik, demokrasi adalah hal yang penting dalam dunia politik.
Secara structural, suatu Negara layak bila Negara tersebut sudah memiliki kehidupan
yang adaptif, akomodatif terhadap aspirasi masyarakat. Penelitian Huntington
menemukan bahwa semakin besar jumlah penduduk yang beragama Kristen
Protestan, maka semakin tinggi juga tingkat demokrasinya. Itu semua dikarenakan
oang Kristen protestan memiliki hubungan perorangan dengan Tuhan, dan memiliki
kata hati
dan hak perorangan, gereja protestan juga lebih terorganisir, dengan
memntingkan pada demokrasi jemaat, bukan hirarki gereja. Diharapkan pula dalam
berpolitik, sikap orang Kristen adalah Positif, Kristis, Kreatif, dan realistis. Umat
Kristen dan seluruh warga Negara harus berjuang untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang cerdas, adil dan makmur berdasarkan Pancasila, dan menghormati
HAM, melestarikan lingkungan hidup.Politik dari pandangan Alkitab:
1. Yeremia 29:7
“Usahakanlah kesejahteraan kota(City;Po’lis) ke mana kamu Aku buang; dan
berdoalah untuk kota(City;Po’lis) itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya
adalah kesejahteraanmu.” Politikus-politikus yang ada seharusnya mampu untuk
mengusakan kesejahteraan masyarakat, bukannya kesejahteraan sendiri atau
kelompok politik sendiri.
2. Roma 13:1
“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak
ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang
ada, ditetapkan oleh Allah.” Politikus-politikus yang duduk di pemerintahan
sekarang bukan sekedar pilihan rakyat melainkan pilihan Allah juga.
3. Markus 10:42-44
“ Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: “ 42Kamu tahu, bahwa mereka
yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan
besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan
kuasanya dengan keras atas
mereka. 43Tidaklah demikian di antara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar
di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 44dan barang siapa yang ingin
menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk
semuanya.” Politikus-politikus diharapkan mampu melaksanakan tugasnya
dengan cara yang benar.
4. Roma 13: 4a
“Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu.” Politikus-politikus
harus mampu menjadi terang dan garam. Bekerja bukan untuk dirinya sendiri
namun benar-benar untuk rakyat dan untuk Tuhan.
Indonesia telah mendapatkan pemerintahaan yang baru, Bapak Ir. Joko Widodo
telah menjadi presiden dan Bapak Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Badan legislatif juga
telah dipilih sesuai dengan suara rakyat dan terbagi menjadi koalisi marah putih
(KMP) dan koalisi Indonesia hebat (KIH).
Berita terakhir dari dua koalisi ini adalah bahwa KMP dan KIH sudah sepakat
menyatukan pikiran mereka mengenai kesimpangsiuran yang terjadi di masyarakat
belakangan ini. Latar belakang dari kesepakatan itu adalah masalah dimana
belakangan ini KIH dan KMP memperdebatkan mengenai penghapusan ketentuan
usulan interpelasi dan angket di tingkat komisi yang diatur dalam Pasal 98 ayat 6, 7,
dan 8 Undang-undang Nomor 17 tahun 2014 MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU
MD3) dimana pemerintah wajib menaati keputusan komisi DPR. DPR dapat
menggunakan hak interpelasi dan angket jika kewajiban tidak dipenuhi. DPR juga
dapat meminta sanksi administratif atas pejabat yang tidak patuh. Adapun pada Pasal
74 UU MD3, DPR diperbolehkan menggunakan hak interpasi apabila pejabat negara
mengabaikan rekomendasi dewan. Perdebatan tersebut menghalangi dewan legislatif
untuk mulai bekerja.
Dijelaskan secara eksplisit dalam Pasal 20A ayat (1) UUD NRI 1945 “Dewan
Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan” yang selanjutnya ke tiga fungsi tersebut dijabarkan dalam UU 27/2009
tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Disebutkan secara tegas
dalam Pasal 69 UU tersebut bahwa DPR mempunyai fungsi Legislasi, Anggaran, dan
Pengawasan, yang selanjutnya dalam pasal 70 dijabarkan sebagai berikut :
(1) Fungsi legislasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf a
dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang kekuasaan membentuk
undang-undang.
(2) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf b
dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan
persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh
Presiden.
(3) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf c
dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan APBN.
UUD NRI 1945 Pasl 20A ayat (2) bahwa dalam melaksanakan fungsinya, selain hak
yang diatur dalam pasal pasal lain Undang Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan
Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.
Kemudian dijabarkan mengenai penjelasan setiap hak DPR tersebut oleh Pasal 77 UU
No. 27/2009:
1. Hak Interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta
berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Hak Angket adalah adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap
pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang
berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Hak Menyatakan Pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas :
a) Kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah
air atau di dunia internasional;
b) Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket sebagaimana
c) Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran
hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
Dalam 1 Samuel 8:10-22 tua-tua Israel meminta adanya amandemen UUD. Mereka
meminta seorang raja di luar dari anak Samuel karena anak-anak Samuel tidak hidup
seperti ayahnya (ayat 1-3). Samuel lalu berdoa kepada Tuhan. 7Tuhan berfirman
kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan
mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang
mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.” Tuhan membiarkan tuatua Israel untuk mengamandemen UUD yang sudah berlaku sebelumnya. Tuhan
membiarkan Israel memiliki raja di luar anak-anak Samuel dan Samuel akhirnya
mengurapi Saul menjadi Raja seperti yang diperintahkan Tuhan untuk mengangkat
seorang raja bagi Israel
Ada dua politik dalam Alkitab
Politik kotor Raja Saul. Saul diangkat menjadi raja melalui undian dan ia juga
sudah dipilih sebagai raja oleh Tuhan. Saul berhasil memimpin Israel hingga
pada suatu hari ia membenci Daud yang lebih dielu-elukan pada waktu itu.
Saul berusaha untuk mencelakai Daud dengan cara membunuhnya dengan
tombak (1 Samuel 18:11), memberi anaknya dengan syarat harus membawa
seratus kulit khatan orang Filistin (18:25), mengirim pembunuh, (19:11).
Politik bersih Daud. Daud adalah Raja yang dipilih langsung oleh Tuhan
melalui Samuel. Daud mendapatkan gelar rajanya tanpa mengadakan undian
terlebih dahulu. Daud dalam situasi dibenci oleh Saul tidak membenci Saul
pula, bahkan ia tidak mau membunuh Saul walaupun sebenarnya ia dapat
melakukannya (1 Samuel 24 dan 26). Daud bahkan meratapi kematian Saul
orang yang berusaha mencelakakannya (2 Samuel 1:17-27). Daud
melaksanakan tugasnya tanpa politik kotor seperti Saul.
2.2 Pelantikan Basuki Tjahaja Purnama(Ahok)
Rakyat Indonesia memberikan pesan kepada Gubernur DKI Jakarta yang akan
di lantik, Basuki Tjahaja Purnama (“Ahok”) dan ekstremis Front Pembela Islam yang
menentang kenaikan jabatannya: inilah demokrasi kami. Rakyat Indonesia mulai
mengeluarkan pendapat setelah hampir 1.000 angota FPI berseragam putih turun ke
jalan menuju Balaikota DKI Jakarta , yang menimbulkan kerusuhan.
Front Pembela Islam (FPI) unjuk rasa pada tanggal 24 september dan 3
oktober untuk menolak posisi Ahok untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Mereka
menentang Ahok, soerang Kristen Tionghoa, yang akan mengantikan Predisen
terpilih Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta, meskipun ia terpilih sebagai
wakil gubernur pada September 2012. Berbagai protes FPI telah berusaha untuk
mendiskreditkan Ahok sejak Jokowi secara resmi melepaskan jabatan. Kelompok
garis keras ini membawa spanduk yang bertuliskan antara lain “Ahok Jahat”,”Bibit
Iblis”,”Ahok Sombong”,”Mari Kita Usir Ahok”,”Muslim di Jakarta tidak butuh
Ahok”. Protes ini pun berubah menjadi anarkis yang mengakibatkan beberapa polisi
cedera.
Ahok mengatakan dia tidak terkejut dengan protes FPI, tetapi bertekad bahwa
ia akan menjalankan tugas-tugasnya dan tidak terintimidasi oleh intoleransi. “Saya
telah mengalami serangan-serangan etnis dan agama ini sejak menjadi Bupati
Belitung,” kata Ahok. “Bayangkan, penduduk konstituen saya adalah 98% Muslim.
Tetapi saya bekerja keras. Setelah beberapa saat, rakyat menyadari komitmen saya
dan meskipun saya keturunan Tionghoa dan seorang Kristen, saya adalah orang
Indonesia.” Ahok mengatakan bahwa penduduk tidak perlu takut terhadap siapa saja
yang berusaha dengan baik dan memiliki sikap yang baik bagi Indonesia.
Kebanyakan orang di Jakarta adalah Muslim, dan kepemimpinannya tidak sah
menurut hukum islam, kata pendukung FPI. Tetapi salah satu warga jakarta
mengatakan bahwa sebagai warga negara Indonesia, warga jakarta harus menerima
Ahok. Sebagai muslim kita tidak senang melihat protes FPI yang sedang berlangsung.
FPI juga menggunakan Isam sebagai alasan untuk protes dan ini salah. Agama kami
tidak mengajarkan kita untuk melakukan tindakan kekerasan.
FPI mengajukan dua tuntutan, Departemen Dalam Negeri tidak melantik
Ahok dan Dewan Kota memungkinkan referendum untuk memilih gubernur Jakarta
berikutnya setelah Jokowi mundur pada 20 oktober. Namun, pakar konstitusi Bayu
Dwi Anggono mengatakan tidak ada yang bisa menghalangi Ahok menjadi Gubernur
Jakarta. “UU No 12 tahun 2008, pasal 26 jelas mengatakan bahwa wakil gubernur
akan menjadi gubenur ketika gubernur tidak mampu untuk tetap menjabat karena
kematian, pengunduran diri yang di terima oleh ketua DPR, atau pemecatan”. Kata
Bayu, jadi tidak ada alasan mengapa Ahok tidak bisa menjadi gubernur sampai
pemilu berikutnya. Mereka harus menghormati keputusan akhir yang di buat oleh
pejabat yang lebih tinggi seperti Kementerian Dalam Negeri, karena di negeri ini, ada
hukum yang harus di hormati, dan FPI harus melakukan hal yang sama.
2.2.1
Pro dan Kontra Pelantikan Basuki Tjahaja Purnama
Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disebut sebagai Ahok, dilantik
menjadi Gubernur DKI setelah terpilih dan dilantiknya mantan Gubernur DKI,
Jokowi Widodo sebagai Presiden RI. Kinerja yang dilakukan oleh Ahok dinilai cukup
bagus walaupun sering menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Seperti
kasus penutupan pasar Tanah Abang, dan lokalisasi pelacuran.
Secara mekanisme demokrasi dari hasil pemilu lanjut Ahok, masyarakat juga
ada yang suka sehingga ia terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI mendampingi
Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Ahok pernah mengatakan bahwa bila terjadi
penolakan oleh sebagian kelompok tidak takut, asal saja pada koridor hukum. Jakarta
merupakan kota yang pluralistic, tumbuh berbagai aneka budaya, etnis, suku dan ras,
sudah tidak ada lagi bicara minoritas.Namun masih ada kalangan yang tidak suka
akan hal ini. Sebagian orang mengatas-namakan persoalan agama, sebagian lagi
mengenai etnis. Bahkan sampai menuai kisruh dan demonstrasi karenanya. Padahal
dinilai dari segi hukum, Ahok layak menjadi Gubernur, menggantikan rekan
sebelumnya, Jokowi. Meski demikian, ada juga masyarakat yang setuju dan
menyukai Ahok menjadi Gubernur DKI. Berikut ini adalah hasil dari wawancara
kami kepada 3 narasumber.
Narasumber 1: Tante Wanny (PNS/42 tahun)
Tidak setuju. Karena Ahok sangat keras kepada PNS. Seperti memberikan sanksi
tegas apabila ada PNS yang tidak ada di tempat saat sidak (Inspeksi Mendadak), dan
tidak memiliki surat izin keluar, walaupun itu adalah keperluan penting. Selain itu
Ahok juga kurang bisa berdiplomatis. Cara bicaranya sangat tajam dan kasar,padahal
dalam berpolitik, pandai berdiplomatis juga merupakan suatu kebutuhan.
Narasumber 2:
Kristanti (PNS/45 tahun)
Setuju. Ahok merupak seorang pemimpin yang tegas, tidak berkompromi dengan
yang tidak benar, selalu bertindak sesuai aturan dan hukum yang berlaku. Pintar dan
berani (menghadapi preman di Jakarta yang sudah meresahkan masyarakat sejak
bertahun-tahun lalu), walaupun dia adalah pendatang dan kaum minoritas. Mampu
mendengarkan keluh kesah masyarakat dan menanganinya secara nyata, tidak hanya
janji dan rancangan program semata.
Narasumber 3:
Eka Brilliana F. (Mahasiswa STAN/18 tahun)
Tidak yakin. Setuju karena Ahok cukup baik dalam mengemban tugas sebagai
pemimpin. Namun Eka kurang setuju dikarenakan isu sara yang beredar di kalangan
masyarakat tentang kebijakan ahok yang serigkali menuai kontroversi, akan
menimbulkan demonstrasi atau kericuhan yang meresahkan masyarakat. Lalu, ajaran
agamanya yang menyatakan bahwa kaum Islam(muslim) tidak boleh dipimpin oleh
orang kafir (dalam Islam, Kafir adalah orang yang menganut agama diluar Islam).
Dan Ahok merupakan etnis minoritas (Cina), bukan orang Jakarta asli, dikhawatirkan
Ahok tidak mampu mengerti tentang Jakarta dan tidak mampu mengayomi
masyarakat.
Demikian Alasan-alasan yang diberikan oleh masyarakat Jakarta sendiri mengenai
pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.
2.2.2
Pandangan Hukum
DPRD DKI Jakarta sudah meminta bantuan dan berkonsultasi kepada MA
menyangkut pembahasan dan penetapan undang-undang yang digunakan untuk
pengangkatan Ahok sebagai gubernur. Masalahnya, dalam pembahasan pengangkatan
Ahok, ada tiga undang-undang yang dijadikan acuan. Ketiga aturan itu adalah Perppu
No 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Wali Kota (Pilkada), UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dan UU No 29 Tahun
2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pasal 173 ayat (1) Perppu Pilkada menyebut gubernur, bupati,
wali kota yang berhalangan tetap, tidak serta-merta (otomatis) digantikan oleh wakil
gubernur, wakil bupati, dan wakil wali kota. Sementara itu, Pasal 174 ayat (4) Perppu
Pilkada menyebutkan, jika sisa masa jabatan gubernur yang berhenti lebih dari 18
bulan, pemilihan gubernur dilakukan melalui DPRD. UU Pemprov DKI Jakarta
sendiri tidak mengatur mekanisme penggantian gubernur atau wali kota. Demikian
pula dengan UU Pemda Pasal 87 yang menyebutkan bahwa apabila gubernur
berhenti, pengisian jabatan gubernur disesuaikan dengan peraturan perundangundangan mengenai pemilihan kepala daerah.Pada saat DPRD DKI Jakarta masih
berseteru, Ahok merasa yakin dirinya sudah menjadi gubernur berdasarkan surat
keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal pengunduran diri Joko Widodo
dari kursi gubernur. Ahok berpegangan pada SK Presiden itu yang juga
mencantumkan pengangkatan Ahok sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta. UndangUndang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Koalisi Prabowo di
DPRD Jakarta menggugat pengangkatan Ahok sebagai gubernur berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Daerah. Pasal yang diperdebatkan adalah pasal 173 dan 174. Pasal
itu menyebutkan, apabila gubernur berhalangan tetap maka dilakukan pemilihan oleh
DPRD. "Dalam kasus Ahok berbeda, intinya jika Gubernur berhalangan tetap maka
digantikan oleh wakilnya," ujar Refly. Penggunaan Perpu sebagai dasar gugatan ini,
juga dianggap Refly, keliru. "Jokowi dan Ahok itu dipilih sepaket sesuai dengan UU
Nomor 32 tahun 2004," ujar Refly. Perpu baru dapat digunakan sebagai pijakan jika
Jokowi dan Ahok diangkat berdasarkan Perpu. "Harus dilihat dulu bagaimana
historinya."
2.2.3
Pandangan Alkitab
Pemimpin sejati adalah pelayan. Ada dalam Alkitab,Yesus berkata kepada
mereka, "Raja-raja bangsa yang tidak mengenal Allah menindas rakyatnya, dan
penguasa-penguasanya disebut 'Pelindung Rakyat'. Orang yang terbesar di antaramu
harus menjadi seperti yang terkecil, dan pemimpin haruslah menjadi seperti pelayan
(Lukas 22:25). Ini adalah hal yang sering dikatakan Pak Ahok bahwa pemimpin ada
untuk melayani masyarakat, bukan untuk dilayani. Ini pula yang sering disalah
pahami oleh masyarakat karena yang nampak pejabat itu semuanya hanya ingin
dilayani dengan fasilitas mewah tapi tak menunjukkan perubahan di Negara.
Hal tentang pemimpin yang melayani ini tak hanya ada di Lukas namun di
(Markus 10:42-45) yang berbunyi “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena
Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Sudah jelas
maksud dari alkitab ini, Artinya yang layak menjadi pemimpin adalah orang yang
memiliki jiwa pelayan. Pemimpin yang menempatkan dirinya sebagai pelayan berarti
dia memiliki sifat seorang pemimpin. Dalam bahasa teologia, tiap orang mendapatkan
kesempatan untuk “berkarya” menghasilkan buah. Dengan bekerja, segala pemberian
Tuhan, talenta, kepintaran itu harus dioptimalkan dan dipergunakan dengan baik pada
hal-hal yang baik. Jika tujuan “melayani” disadari sebagai perintah Tuhan. Maka,
kehidupan kita akan benar-benar berbuah.
Selain memiliki jiwa pelayan, pemimpin yang baik dimata Tuhan juga harus bisa
menjadi pembela bagi rakyatnya.Dia harus bisa membela rakyatnya dari segala
apapun,kemiskinan, ketidak adilan, dll. Pemimpin tidak bisa plin-plan. Dia harus
tegas sekaligus bijak dalam mengambil keputusan. Berani memutuskan apapun
resikonya. Lalu harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Inilah yang bisa kita
teladani dari sosok Ahok yang selalu dengan tegas berkata tidak pada
kesalahan/pelanggaran sekecil apapun. Dia bisa lagsung memecat bawahannya yang
ketahuan berbuat salah.
(Mazmur 33:5) Tuhan saja senang dengan keadilan dan hukum. Maka sebagai
umatnya kita juga harus senang kepada keadilan dimana semua orang tidak peduli
darimana ia berasal dia memiliki hak juga untuk turut andil dalam pemerintahan.
Dan Ahok juga seseorang yang senang akan hukum dan takut akan Tuhan (Lukas
5:52 ). Pemimpin yang baik yang memiliki kredibilitas/moralitas tinggi.
Dalam (Yoh 13: 15-16) dikatakan oleh Tuhan Yesus sebagai pemimpin Kristen
harus menyadari bahwa semakin memiliki kedudukan yang tinggi haruslah
semakin melayani (Matius 23:11).
Ahok mampu menegur atau mengoreksi (Amsal 28:23) , bertindak tegas (Amsal
24:11-12), mendengarkan kritik (Amsal 15:8), bersikap adil (Amsal 11;1).
2.2.4
Pandangan Kelompok
Pemimpin yang baik bukan dilihat darimana ia berasal, melainkan dari
kemampuannya dalam menjalankan tugasnya.Namun ada sekelompok orang
menyatakan keberatan karena Ahok tidak dipilih ulang dalam PilKaDa. Namun
sebenarnya pilkada memang tidak diperlukan lagi. Karena secara hukum, Ahok
berhak naik ketika Jokowi menjadi presiden dan melepas jabatannya sebagai
Gubernur DKI. Dan pada pilkada waktu lalu, Jokowi-Ahok terpilih secara sah oleh
warga DKI, secara ‘sepaket’.
Ahok mampu menjalankan tugasnya dengan baik ketika menjadi anggota
DPR, saat menjabat sebagai bupati Bangka Belitung, hingga kini sebagai Wakil
Gubernur DKI Jakarta. Ahok memilih menegakkan kebenaran dan konstitusi dan
ia sadar bahwa ia harus melalui jalan yang terjal. Bagi Ahok jalan kebenaran yang
terjal lebih baik dari pada jalan yang dianggap lurus tapi ujungnya menuju kematian
(korupsi, menjual kebenaran dan keadilan, manipulasi, dll). Ahok tak mau menempuh
jalan itu karena itu ia pernah mengatakan kepada media, "Saya memilih taat pada
konstitusi daripada konsituen, apapun resikonya". Dan pernah berkata ,"Kalau saya
sampai mati karena memperjuangkan kebenaran tolong saya dipulangkan dan
dikuburkan di Belitung kalau mayat saya masih ditemukan, dan di atas batu nisan
saya tulislah, "Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan". Ahok tidak takut
mati karena menurutnya semua orang pasti akan mengalaminya. "Orang benar dan
penipu sama-sama akan mati. Masalahnya orang mau memilih mati sebagai
pembohong atau sebagai orang benar. Tapi saya tidak mau mati konyol sebagai
pembohong. Karena itu saya akan berusaha untuk hidup dan berbuat dalam
kebenaran."
Bukankah pemimpin seperti ini yang dicari-cari masyarakat
sebelumnya? Lalu masihkah perbedaan menjadi pembatas? Sekarang pun, Ahok
masih dipercaya mampu memimpi DKI Jakarta sebagai Gubernurnya. Bukankah kita
sebagai masyarakat Indonesia mengenal dengan baik Pancasila dan UUD 1945?
Lantas mengapa masih saja ada yang membicarakan dan mempermasalahkan etnis
maupun golongan? Menurut kami, tidak ada kaum minoritas di bangsa ini dan tidak
ada alasan seseorang menolak seseorang menjadi pemimpin karena agamanya di
negara Pancasila, Indonesia tercinta. Bangsa ini seharusnya tak memiliki warga kelas
dua, kelas tiga, dan seterusnya. Tak ada mayoritas ataupun minoritas. Siapapun
berhak ikut membangun bangsa ini. Darimana pun asal pemimpin itu, beragama apa,
etnisnya apa, asalkan ia mampu mengayomi rakyat dengan baik, mampu mengemban
tugas dan kewajibannya sebagai pemimpin dengan baik, kredibilitas tinggi, itu semua
bukanlah sebuah masalah yang berarti
2.3 Kenaikan Harga BBM
Indonesia dikenal dengan sumber daya alam yang cukup melimpah baik dari
laut maupun di darat. Namun keadaan ini tak mampu menjadi menjadikan Indonesia
tuan dalam negeri sendiri, sehingga sistem perekonomian Indonesia pun
digantungkan kepada negara asing. Indonesia hanya menjadi budak dalam rumah
sendiri, sehingga keadan ini juga yang membuat sistem perekonomian Indonesia carut
marut. Indonesia pun saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan konsolidasi fiskal
dalam rangka mencapai kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) dan pertumbuhan
ekonomi yang stabil. Akan tetapi konsolidasi fiskal ini menghadapi beban berat
berupa utang publik yang cukup tinggi, subsidi yang semakin meningkat terutama
subsidi BBM dan penerimaan pajak yang kurang optimal.
Pemerintah berulangkali menyampaikan bahwa beban anggaran semakin berat
untuk ditanggung lalu mengambil suatu kebijakan pembatasan BBM bersubsidi.
Setiap tahun pemerintah mengeluarkan dana untuk “subsidi bahan bakar minyak
(BBM)”. Jumlah subsidi BBM yang dianggarkan dalam APBN, selain cenderung
meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain.
Pemerintah bertekad untuk mengurangi subsidi BBM, dan menyatakan hal itu antara
lain dalam UU No. 20 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang
menegaskan penghapusan subsidi BBM. Namun pemerintah kembali menunda
penerapan kebijakan penghematan konsumsi BBM, setelah beberapa waktu lalu
melakukan hal yang serupa. Semula, pemerintah hendak menerapkan kebijakan ini
pada Januari 2011. Dengan alasan pemerintah (Pertamina) perlu waktu memersiapkan
infrastruktur pendukung, misalnya stasiun pengisian bahan bakar (SPBU), kebijakan
diundur April 2011. Saat ini, dengan pertimbangan masih menunggu hasil tim kajian
yang telah terbentuk, pemerintah kembali membuat target baru implementasi
kebijakan tersebut diberlakukan mulai Juli 2011. Rencananya, kebijakan ini tidak
hanya berubah dalam konteks waktu, tapi juga cakupan wilayah. Sebelumnya,
kebijakan ini akan diuji coba di wilayah Jabodetabek, nanti implementasinya
menjangkau seluruh Pulau Jawa. Inilah drama pilihan dan rencana penerapan
kebijakan penghematan BBM di Indonesia yang telah dimulai tahun lalu.
Subsidi BBM sendiri telah menjadi issue yang ramai dibicarakan masyarakat,
dengan topik perbincangan cukup luas meliputi apakah subsidi BBM itu membebani
APBN atau apakah ia dapat dibenarkan secara ekonomi. Apakah subsidi tepat
mengenai sasarannya? Apakah subsidi BBM merupakan kebijakan yang perlu
diteruskan, apakah pemberian subsidi BBM juga merupakan pola yang diterapkan
negara-negara lain? Bagaimana kaitan antara subsidi BBM dengan harga BBM dan
dengan harga energi yang lain, bagaimana strategi untuk keluar dari perangkap
subsidi BBM, dstnya adalah contoh dari topik yang dibicarakan berkenaan dengan
subsidi BBM. Pemerintah sulit mengisolasi dampaknya terhadap kenaikan komoditas
lain karena hampir sebagian besar aktivitas ekonomi yang penting menggunakan
BBM, seperti transportasi, pabrik, dan infrastruktur (listrik). Oleh karenanya, begitu
harga BBM naik, maka komoditas lain juga mengalami hal yang serupa, bahkan
dengan persentase kenaikan yang lebih tinggi.
Hari semakin hari pelaksanaan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi ini
bukannya semakin jelas, tetapi semakin justru membingungkan, perumusan kebijakan
dari persoalan inipun tidak pernah dirumuskan secara matang. Kebijakan subsidi yang
dilakukan pemerintah ini juga menimbulkan pendapat pro dan kontra. Ketidaksiapan
itu terlihat dari komentar yang saling bertentangan yang tak pernah berujung. Berikut
adalah beberapa pertimbangan kenaikan BBM:
Asumsi harga minyak yang ditetapkan dalam RAPBN 2011 adalah US$ 80/barel.
Dengan berpatokan konsumsi BBM tidak melewati 38,5 juta kiloliter, maka subsidi
BBM yang dianggarkan pada 2011 mencapai Rp 92,79 triliun. Problem yang muncul
saat ini adalah kecenderungan harga minyak internasional yang cenderung
meningkat, di mana saat ini sudah berada di atas US$ 100/barel. Diperkirakan potensi
kenaikan ini masih akan terjadi pada bulan-bulan mendatang karena permintaan yang
meningkat, ditambah dengan instabilitas politik dibeberapa negara Timur Tengah.
Pada situasi ini tentu pemerintah harus berhitung dengan cermat untuk mengantisipasi
kenaikan harga minyak internasional tersebut karena posisi Indonesia sebagai
importir. Ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan pemerintah dalam
melakukan kebijakan untuk subsidi BBM.
1. Menyangkut daya dukung APBN sebetulnya terdapat banyak aspek yang mesti
dikuliti satu per satu. RAPBN 2011 dianggarkan defisit Rp 115,6 triliun yang akan
ditutup dengan utang luar negeri dan dalam negeri. Dengan asumsi harga minyak
internasional mencapai US$ 100/barel sepanjang 2011 dan tidak ada skema
kebijakan penghematan BBM, maka diperkirakan tambahan subsidi akan
membengkak hingga Rp 30 triliun. Dengan kata lain, total subsidi BBM bisa
menjadi Rp 120 triliun. Pertanyaannya, apakah APBN masih kuat menyangga
penambahan subsidi tersebut? Tentu saja tidak akan mampu, kecuali pemerintah
menambah utang atau menggeser alokasi belanja/ pengeluaran di sektor lainnya.
2. Jika memang kebijakan penghematan BBM dilakukan (istilah penghematan
konsumsi BBM sebetulnya membingungkan, lebih tepat dipakai istilah kenaikan
harga BBM saja), kira-kira bagaimana dampaknya terhadap perekonomian,
khususnya inflasi. Kalkulasi yang beredar menyebutkan kenaikan harga BBM
sekitar Rp 500 berpotensi menaikkan inflasi sekitar 0,8%. Potensi infl asi itu akan
semakin tinggi jika level kenaikan harga BBM tersebut juga meningkat.
Pengalaman pada 2005 dan 2008 menunjukkan kalkulasi matematis tersebut tidak
selamanya akurat karena di lapangan faktor ekspektasi dan spekulasi sulit untuk
dihindari. Pada 2005 inflasi melonjak menjadi 17,11% dan 2008 pada level
11,06% akibat kenaikan harga minyak. Sebabnya sederhana, kenaikan harga BBM
memiliki efek rambat dan tular yang luar biasa kepada komoditas lain.
3. Menyangkut pertimbangan etis siapa yang layak diprioritaskan dalam situasi
perekonomian saat ini? Seperti diketahui, sekarang terdapat dua problem
perekonomian yang dihadapi Indonesia, yakni harga minyak dan pangan.
Keduanya memiliki “daya ledak” yang tinggi bukan hanya pada sisi ekonomi,
tetapi juga aspek politik. Dalam RAPBN 2011, subsidi pangan dianggarkan
sebesar Rp 15,267 triliun (sekitar 17,5% dari total subsidi BBM). Dalam situasi
ruang gerak APBN yang terbatas, pilihan mana yang akan diambil? Tentu saja opsi
penambahan subsidi pangan jauh lebih adil ketimbang pemberian subsidi BBM
(meskipun subsidi BBM sendiri harus diakui sebagian juga dikonsumsi oleh
penduduk golongan bawah, misalnya buruh pabrik). Jadi, dalam perspektif yang
terakhir ini, pilihan menaikkan atau tidak harga minyak terkait dengan alokasi
untuk anggaran yang lain, termasuk subsidi pangan yang juga relevan.
2.3.1
Pro dan Kontra Kenaikan Harga BBM di Masyarakat
Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi pada hari Senin (17/11/2014) lalu. Harga BBM subsidi
untuk jenis premium naik dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter.
Sedangkan untuk solar naik dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter. Harga
baru ini berlaku serentak di seluruh Indonesia mulai Selasa, 18 November 2014 pukul
00.00 WIB.
Kenaikan BBM ini mundur dari rencana yang sebelumnya bakal dilakukan
pada awal November 2014. Turunnya harga minyak di pasar Internasional membuat
pemerintah harus menghitung kembali besaran kenaikan BBM bersubsidi. Pengkajian
ulang tersebut dilakukan untuk menyesuaikan kembali dengan harga minyak dunia,
nilai tukar rupiah, dan kuota subsidi.Menurut Wakil Presiden, Jusuf Kalla,
penghitungan tersebut mengacu pada harga minyak dunia saat ini yang anjlok ke
level US$ 80 per barel. Sebagian besar masyarakat setuju akan kebijakan ini. Berikut
ini adalah hasil surveynya.
1. Nama
Pertanyaan
: Listina Dewi
: Bagaimana
pendapat
anda
terhadap
kenaikan
BBM
bersubsidi saat ini?
Jawaban
: Setuju apabila hal tersebut memang merupakan kebijakan
yang terbaik.
2. Nama
Pertanyaan
: Henry Wibowo
: Bagaimana
pendapat
anda
terhadap
kenaikan
BBM
bersubsidi saat ini?
Jawaban
: Setuju. Karena dana subsidi BBM dapat dialokasikan untuk
hal yang lain, seperti pendidikan dan perbaikan infrastruktur.
3. Nama
: Joy Bethani
Pertanyaan
: Bagaimana
pendapat
anda
terhadap
kenaikan
BBM
bersubsidi saat ini?
Jawaban
: Setuju. Karena subsidi BBM tersebut salah sasaran.
Kebanyakan yang menikmati adalah orang-orang kaya.
Lebih baik, subsidi BBM ini dialihkan untuk hal lain, seperti
pendidikan ; perbaikan infrastruktur, terutama di daerahdaerah tertinggal ; dan transportasi massal yang lebih
banyak dibutuhkan oleh warga menengah ke bawah.
2.3.2
Pandangan Hukum
Pemerintah baru saja menaikkan harga BBM sebesar Rp2.000/liter dimana
angka ini tidak sebesar isu sebelumnya yakni sebesar Rp3.000/liter. Tentu saja
rencana ini menuai banyak pro dan kontra.Pemerintah menjadikan Perpres no 15
tahun 2012 pasal 6 ayat 1 sebagai landasan hukum kenaikan harga BBM. Isi perpres
tersebut adalah Pasal 16 (1) Harga jual eceran Jenis BBM Tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, dengan mempertimbangkan kebijakan enegri nasional dan
kondisi keuangan Negara, selanjutnya dapat disesuaikan berupa kenaikan atau
penurunan harga.
Namun jika kita tilik lebih dalam, sebetulnya kebijakan penaikan harga BBM
adalah kebijakan yang inkonstitusional (melanggar konstitusi) yaitu tidak sesuai
dengan Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3. Dengan pengertian bahwa
minyak bumi merupakan bagian dari kekayaan alam yang terkandung di bumi, hal itu
berarti minyak bumi juga harus dimanfaatkan sebesar besarnya bagi kemakmuran
rakyat. Sesuai dengan UU no 30 tahun 2007 pasal 7 ayat 1 dan 2, juga dengan UU no
21 tahun 2011 pasal 7 ayat 6, dapat disimpulkan bahwa pemerintah memiliki
kewajiban untuk memberikan subsidi energi, dalam hal ini adalah subsidi untuk
bahan bakar minyak. Dan dalam hal ini pula pemerintah tidak diperkenankan untuk
memotong subsidi bahan bakar minyak dengan alasan menghemat pengeluaran
negara.
Terlebih daripada itu, bila kita timbang kenaikan harga BBM tersebut terhadap
efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran negara, maka keputusan Pemerintahan
Jokowi-JK untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tentu dinilai tepat. Mengingat
Indonesia butuh dana untuk pembangunan jangka panjang untuk menunjang sector
perekonomian. Pengalihan subsidi tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan
waduk, pelabuhan, bandara, dan pembangunan infrastruktur penunjang lainnya.
Kebijakan ini tentu memang tidak popular namun perlu kita apresiasi langkah Jokowi
yang berani menaikkan harga BBM tersebut. Jokowi yang belum genap memimpin
Indonesia 1 bulan tersebut juga memilih untuk mengumumkan kenaikan BBM
tersebut sendiri. Hal ini tentu berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, dimana
kebijakan-kebijakan non popularumumnyadisampaikan oleh menteri atau pejabat
setingkat menteri. Dapatkitaasumsikan pula Jokowi-JK berani menanggung risiko
tidak popular karna kebijakan kenaikan harga BBM tersebut.
Kita tinjau dari segi lain, kenaikan BBM sangat berimbas pada kehidupan
rakyat.
Memang,
rakyat
kecil
tidak
memiliki
kendaraan
bermotor
yang
mengkonsumsi BBM, namun kenaikan harga BBM akan menimbulkan efek domino
yang akan berimbas pada kenaikan harga berbagai komoditas terutama sembako.
Apalagi dengan isu bahwa kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan TDL
(Tarif Dasar Listrik). Sementara, pendapatan mereka tidak mengalami kenaikan. Bisa
kita bayangkan rakyat akan semakin menjerit akibat melonjaknya harga komoditas.
BPS menghitung jumlah rakyat miskin di Indonesia mencapai 30 juta orang, dan itu
belum termasuk rakyat Indonesia yang berada sedikit diatas ‘garis kemiskinan’.
Tentunya jumlah tersebut akan bertambah banyak akibat kenaikan harga BBM.
2.3.3
Pandangan Alkitab
Alkitab memang bukan buku teks politik-ekonomi. Dengan mengatakan
demikian artinya kita menyadari bahwa Alkitab tidak berisikan uraian deskriptif,
analitis, dan sistematis seperti yang akan kita temukan dalam buku-buku pelajaran.
Namun tidak berarti bahwa kita tidak dapat melakukan abstraksi untuk menemukan
pola-pola wawasan dan petunjuk-petunjuk prinsipil tentang berbagai segi kehidupan
di dunia ini dari dalam isi Alkitab. Alkitab juga merupakan penggambaran
pergumulan-pergumulan nyata kehidupan tokoh-tokoh dalam berbagai aspek.
Dalam hal ini, menurut Alkitab;
Kenaikan BBM merupakan sesuatu yang baik, karena subsidi BBM sudah
merugikan Negara, sedangkan dalam jual-menjual tidak boleh merugikan
pihak lain (Imamat 25:14, 17),
Namun subsidi bagi rakyat miskin yang kurang mampu juga harus tetap
diadakan karena Tuhan pun berkehendak bahwa kita harus membuka tangn
lebar-lebar bagi orang yang kesusahan (Ulangan 15 :11). Hanya saja
pengalokasiannya yang diperbaiki.
Lalu tentang orang yang sebenarnya mampu membeli pertamax namun masih
menggunakan bbm bersubsidi, Tuhan berfirman bahwa itu adalah tindakan
curang (Ulangan 25: 16) jadi kita yang mampu harus membeli bbm nonsubsidi, murah hati dan tidak mengejar kekayaan (1Tim. 6:17-19), (Yak. 2:17; 4:13-5:6)
(Mazmur 33:9) Kenaikan bbm yang terjadi di Indonesia merupakan kebijakan
pemerintah yang dihasilkan dari berbagai pertimbangan di segala aspek.
(Roma 11:36) Apapun yang terjadi di Negara ini termasuk kenaikan BBM
merupakan salah satu cara untuk memuliakan Allah.
2.3.4
Pandangan Kelompok
Menurut kelompok kami, kenaikan harga BBM bisa dibilang baik, karena
alangkah lebih baiknya jika subsidi dialokasikan untuk sector lain, seperti misalnya
sector pendidikan. Hal ini karena berdasarkan fakta, yang menggunakan BBM
bersubsidi sebagian besar merupakan masyarakat menengah ke atas. Sedangkan
tujuan dari BBM bersubsidi ini ditujukan untuk masyarakat menengah kebawah. Hal
ini tentu sangat merugikan Negara dan tidak sesuai dengan tujuan diciptakannya
BBM bersubsidi. Namun untuk para nelayan yang merupakan masyarakat dengan
penghasilan menengah kebawah, hal ini tentu menjadi beban yang memberatkan.
Karena hasil penjualan mereka belum tentu sama besar dengan total cost yang mereka
gunakan.
Lantas adakah solusi terhadap kenaikan BBM ini? Dari sisi keilmiahan ada
beberapa hal yang bisa kita kaji, terutama terkait energi alternatif. Indonesia
merupakan negara tropis yang kaya akan sumber energi alternatif seperti energi
matahari, angin, dan geothermal. Seperti kita tahu, BBM yang terbuat dari minyak
bumi merupakan unrenewable resource atau sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Menurut LemHaNas (Lembaga Ketahanan Nasional), cadangan minyak
di indonesia tinggal tersisa untuk 15 tahun kedepan. Dalam hal ini, jika kita tidak
segera mengembangkan energy alternatif, dalam 15 tahun kedepan kita akan
dihadapkan dengan situasi krisis energi.
DAFTAR PUSTAKA
http://renungan-harioan-kita.blogspot.com/2011/10/kepemimpinan-menurutstandar-alkitab.html
http://reformed.sabda.org/perspektif_kristen_tentang_ekonomi_1
http://www.memobee.com/siapa-bilang-minoritas-tidak-bisa-menjadi-pemimpinmayoritas-ini-buktinya-bahwa-toleransi-masih-ada-1660-sms.html
http://bukuygkubaca.blogspot.com/2014/05/the-ahok-way-by-piter-randanbua.html
http://yusufzulkarnain.blogspot.com/2013/05/nilailah-calon-pemimpin-dengantakaran.html
dilihat dari Pandangan Agama, Masyarakat, Hukum dan Kelompok”
Disusun Oleh :
Grace Oktavia
Margaretha Uslin Toam
Andre Nathaniel
Eva Claudina
Nelda
Sisca
Angga Bagas
Bella Kharisma
Monica Christy
Timothy Ergunanta
Toni
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
2014
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Politik
Dilihat dari sisi etimologisnya, kata ‘politik’ berasal dari kata Yunani, yaitu
Po’lis yang diartikan sebagai kota (city). Dalam perkembangan berikutnya, kota-kota
memperluas diriatau menyatukan diri dan kemudian disebut negara. Sebagai ilmu,
politik merupakan analisa tentang pemerintahan, proses-proses di dalamnya, bentukbentuk organisasi, lembaga-lembaga dan tujuannya. Dalam arti sempit, politik berarti
‘He politie tekhne’ yang berarti tekhnik menjlankan Negara. Namun dalam arti
pierotatif, politik ialah akal licik yang digunakan seseorang untuk mecapai tujuan dan
kepentingan sendiri.
Orang Kristen memiliki dua kewarganegaraan, yaitu warga kerajaan Allah dan
warga Indonesia. Orang Kristen masih dipengaruhi oleh tradisi piteisme, dimana
paham tersebut berdampak pada munculnya sikap apatis terhadap bidang Politik,
ditambah lagi dengan adanya pemahaman bahwa umat Kristen di Indonesia adlah
kaum minoritas. Hal ini justru membuat umat Kristen di Indonesia kehilangan gairah
untuk ikut andil dalam per politikan. Padahal secara inheren setiap orang yang
merupakan warga Negara memiliki kewajiban dan mempunyai hak untuk turut
menentukan keadaan dan kehidupan dalam bersosial dan berpolitik. Ini menunjukkan
bahwa orang Kristen juga memiliki hak dan tanggung jawab mewujudkan cita-cita
Negara berdasarkan acuan iman Kristen.
Dalam berpolitik, demokrasi adalah hal yang penting dalam dunia politik.
Secara structural, suatu Negara layak bila Negara tersebut sudah memiliki kehidupan
yang adaptif, akomodatif terhadap aspirasi masyarakat. Penelitian Huntington
menemukan bahwa semakin besar jumlah penduduk yang beragama Kristen
Protestan, maka semakin tinggi juga tingkat demokrasinya. Itu semua dikarenakan
oang Kristen protestan memiliki hubungan perorangan dengan Tuhan, dan memiliki
kata hati
dan hak perorangan, gereja protestan juga lebih terorganisir, dengan
memntingkan pada demokrasi jemaat, bukan hirarki gereja. Diharapkan pula dalam
berpolitik, sikap orang Kristen adalah Positif, Kristis, Kreatif, dan realistis. Umat
Kristen dan seluruh warga Negara harus berjuang untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang cerdas, adil dan makmur berdasarkan Pancasila, dan menghormati
HAM, melestarikan lingkungan hidup.Politik dari pandangan Alkitab:
1. Yeremia 29:7
“Usahakanlah kesejahteraan kota(City;Po’lis) ke mana kamu Aku buang; dan
berdoalah untuk kota(City;Po’lis) itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya
adalah kesejahteraanmu.” Politikus-politikus yang ada seharusnya mampu untuk
mengusakan kesejahteraan masyarakat, bukannya kesejahteraan sendiri atau
kelompok politik sendiri.
2. Roma 13:1
“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak
ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang
ada, ditetapkan oleh Allah.” Politikus-politikus yang duduk di pemerintahan
sekarang bukan sekedar pilihan rakyat melainkan pilihan Allah juga.
3. Markus 10:42-44
“ Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: “ 42Kamu tahu, bahwa mereka
yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan
besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan
kuasanya dengan keras atas
mereka. 43Tidaklah demikian di antara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar
di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 44dan barang siapa yang ingin
menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk
semuanya.” Politikus-politikus diharapkan mampu melaksanakan tugasnya
dengan cara yang benar.
4. Roma 13: 4a
“Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu.” Politikus-politikus
harus mampu menjadi terang dan garam. Bekerja bukan untuk dirinya sendiri
namun benar-benar untuk rakyat dan untuk Tuhan.
Indonesia telah mendapatkan pemerintahaan yang baru, Bapak Ir. Joko Widodo
telah menjadi presiden dan Bapak Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Badan legislatif juga
telah dipilih sesuai dengan suara rakyat dan terbagi menjadi koalisi marah putih
(KMP) dan koalisi Indonesia hebat (KIH).
Berita terakhir dari dua koalisi ini adalah bahwa KMP dan KIH sudah sepakat
menyatukan pikiran mereka mengenai kesimpangsiuran yang terjadi di masyarakat
belakangan ini. Latar belakang dari kesepakatan itu adalah masalah dimana
belakangan ini KIH dan KMP memperdebatkan mengenai penghapusan ketentuan
usulan interpelasi dan angket di tingkat komisi yang diatur dalam Pasal 98 ayat 6, 7,
dan 8 Undang-undang Nomor 17 tahun 2014 MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU
MD3) dimana pemerintah wajib menaati keputusan komisi DPR. DPR dapat
menggunakan hak interpelasi dan angket jika kewajiban tidak dipenuhi. DPR juga
dapat meminta sanksi administratif atas pejabat yang tidak patuh. Adapun pada Pasal
74 UU MD3, DPR diperbolehkan menggunakan hak interpasi apabila pejabat negara
mengabaikan rekomendasi dewan. Perdebatan tersebut menghalangi dewan legislatif
untuk mulai bekerja.
Dijelaskan secara eksplisit dalam Pasal 20A ayat (1) UUD NRI 1945 “Dewan
Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan” yang selanjutnya ke tiga fungsi tersebut dijabarkan dalam UU 27/2009
tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Disebutkan secara tegas
dalam Pasal 69 UU tersebut bahwa DPR mempunyai fungsi Legislasi, Anggaran, dan
Pengawasan, yang selanjutnya dalam pasal 70 dijabarkan sebagai berikut :
(1) Fungsi legislasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf a
dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang kekuasaan membentuk
undang-undang.
(2) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf b
dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan
persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh
Presiden.
(3) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf c
dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan APBN.
UUD NRI 1945 Pasl 20A ayat (2) bahwa dalam melaksanakan fungsinya, selain hak
yang diatur dalam pasal pasal lain Undang Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan
Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.
Kemudian dijabarkan mengenai penjelasan setiap hak DPR tersebut oleh Pasal 77 UU
No. 27/2009:
1. Hak Interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta
berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Hak Angket adalah adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap
pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang
berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Hak Menyatakan Pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas :
a) Kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah
air atau di dunia internasional;
b) Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket sebagaimana
c) Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran
hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
Dalam 1 Samuel 8:10-22 tua-tua Israel meminta adanya amandemen UUD. Mereka
meminta seorang raja di luar dari anak Samuel karena anak-anak Samuel tidak hidup
seperti ayahnya (ayat 1-3). Samuel lalu berdoa kepada Tuhan. 7Tuhan berfirman
kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan
mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang
mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.” Tuhan membiarkan tuatua Israel untuk mengamandemen UUD yang sudah berlaku sebelumnya. Tuhan
membiarkan Israel memiliki raja di luar anak-anak Samuel dan Samuel akhirnya
mengurapi Saul menjadi Raja seperti yang diperintahkan Tuhan untuk mengangkat
seorang raja bagi Israel
Ada dua politik dalam Alkitab
Politik kotor Raja Saul. Saul diangkat menjadi raja melalui undian dan ia juga
sudah dipilih sebagai raja oleh Tuhan. Saul berhasil memimpin Israel hingga
pada suatu hari ia membenci Daud yang lebih dielu-elukan pada waktu itu.
Saul berusaha untuk mencelakai Daud dengan cara membunuhnya dengan
tombak (1 Samuel 18:11), memberi anaknya dengan syarat harus membawa
seratus kulit khatan orang Filistin (18:25), mengirim pembunuh, (19:11).
Politik bersih Daud. Daud adalah Raja yang dipilih langsung oleh Tuhan
melalui Samuel. Daud mendapatkan gelar rajanya tanpa mengadakan undian
terlebih dahulu. Daud dalam situasi dibenci oleh Saul tidak membenci Saul
pula, bahkan ia tidak mau membunuh Saul walaupun sebenarnya ia dapat
melakukannya (1 Samuel 24 dan 26). Daud bahkan meratapi kematian Saul
orang yang berusaha mencelakakannya (2 Samuel 1:17-27). Daud
melaksanakan tugasnya tanpa politik kotor seperti Saul.
2.2 Pelantikan Basuki Tjahaja Purnama(Ahok)
Rakyat Indonesia memberikan pesan kepada Gubernur DKI Jakarta yang akan
di lantik, Basuki Tjahaja Purnama (“Ahok”) dan ekstremis Front Pembela Islam yang
menentang kenaikan jabatannya: inilah demokrasi kami. Rakyat Indonesia mulai
mengeluarkan pendapat setelah hampir 1.000 angota FPI berseragam putih turun ke
jalan menuju Balaikota DKI Jakarta , yang menimbulkan kerusuhan.
Front Pembela Islam (FPI) unjuk rasa pada tanggal 24 september dan 3
oktober untuk menolak posisi Ahok untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Mereka
menentang Ahok, soerang Kristen Tionghoa, yang akan mengantikan Predisen
terpilih Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta, meskipun ia terpilih sebagai
wakil gubernur pada September 2012. Berbagai protes FPI telah berusaha untuk
mendiskreditkan Ahok sejak Jokowi secara resmi melepaskan jabatan. Kelompok
garis keras ini membawa spanduk yang bertuliskan antara lain “Ahok Jahat”,”Bibit
Iblis”,”Ahok Sombong”,”Mari Kita Usir Ahok”,”Muslim di Jakarta tidak butuh
Ahok”. Protes ini pun berubah menjadi anarkis yang mengakibatkan beberapa polisi
cedera.
Ahok mengatakan dia tidak terkejut dengan protes FPI, tetapi bertekad bahwa
ia akan menjalankan tugas-tugasnya dan tidak terintimidasi oleh intoleransi. “Saya
telah mengalami serangan-serangan etnis dan agama ini sejak menjadi Bupati
Belitung,” kata Ahok. “Bayangkan, penduduk konstituen saya adalah 98% Muslim.
Tetapi saya bekerja keras. Setelah beberapa saat, rakyat menyadari komitmen saya
dan meskipun saya keturunan Tionghoa dan seorang Kristen, saya adalah orang
Indonesia.” Ahok mengatakan bahwa penduduk tidak perlu takut terhadap siapa saja
yang berusaha dengan baik dan memiliki sikap yang baik bagi Indonesia.
Kebanyakan orang di Jakarta adalah Muslim, dan kepemimpinannya tidak sah
menurut hukum islam, kata pendukung FPI. Tetapi salah satu warga jakarta
mengatakan bahwa sebagai warga negara Indonesia, warga jakarta harus menerima
Ahok. Sebagai muslim kita tidak senang melihat protes FPI yang sedang berlangsung.
FPI juga menggunakan Isam sebagai alasan untuk protes dan ini salah. Agama kami
tidak mengajarkan kita untuk melakukan tindakan kekerasan.
FPI mengajukan dua tuntutan, Departemen Dalam Negeri tidak melantik
Ahok dan Dewan Kota memungkinkan referendum untuk memilih gubernur Jakarta
berikutnya setelah Jokowi mundur pada 20 oktober. Namun, pakar konstitusi Bayu
Dwi Anggono mengatakan tidak ada yang bisa menghalangi Ahok menjadi Gubernur
Jakarta. “UU No 12 tahun 2008, pasal 26 jelas mengatakan bahwa wakil gubernur
akan menjadi gubenur ketika gubernur tidak mampu untuk tetap menjabat karena
kematian, pengunduran diri yang di terima oleh ketua DPR, atau pemecatan”. Kata
Bayu, jadi tidak ada alasan mengapa Ahok tidak bisa menjadi gubernur sampai
pemilu berikutnya. Mereka harus menghormati keputusan akhir yang di buat oleh
pejabat yang lebih tinggi seperti Kementerian Dalam Negeri, karena di negeri ini, ada
hukum yang harus di hormati, dan FPI harus melakukan hal yang sama.
2.2.1
Pro dan Kontra Pelantikan Basuki Tjahaja Purnama
Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disebut sebagai Ahok, dilantik
menjadi Gubernur DKI setelah terpilih dan dilantiknya mantan Gubernur DKI,
Jokowi Widodo sebagai Presiden RI. Kinerja yang dilakukan oleh Ahok dinilai cukup
bagus walaupun sering menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Seperti
kasus penutupan pasar Tanah Abang, dan lokalisasi pelacuran.
Secara mekanisme demokrasi dari hasil pemilu lanjut Ahok, masyarakat juga
ada yang suka sehingga ia terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI mendampingi
Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Ahok pernah mengatakan bahwa bila terjadi
penolakan oleh sebagian kelompok tidak takut, asal saja pada koridor hukum. Jakarta
merupakan kota yang pluralistic, tumbuh berbagai aneka budaya, etnis, suku dan ras,
sudah tidak ada lagi bicara minoritas.Namun masih ada kalangan yang tidak suka
akan hal ini. Sebagian orang mengatas-namakan persoalan agama, sebagian lagi
mengenai etnis. Bahkan sampai menuai kisruh dan demonstrasi karenanya. Padahal
dinilai dari segi hukum, Ahok layak menjadi Gubernur, menggantikan rekan
sebelumnya, Jokowi. Meski demikian, ada juga masyarakat yang setuju dan
menyukai Ahok menjadi Gubernur DKI. Berikut ini adalah hasil dari wawancara
kami kepada 3 narasumber.
Narasumber 1: Tante Wanny (PNS/42 tahun)
Tidak setuju. Karena Ahok sangat keras kepada PNS. Seperti memberikan sanksi
tegas apabila ada PNS yang tidak ada di tempat saat sidak (Inspeksi Mendadak), dan
tidak memiliki surat izin keluar, walaupun itu adalah keperluan penting. Selain itu
Ahok juga kurang bisa berdiplomatis. Cara bicaranya sangat tajam dan kasar,padahal
dalam berpolitik, pandai berdiplomatis juga merupakan suatu kebutuhan.
Narasumber 2:
Kristanti (PNS/45 tahun)
Setuju. Ahok merupak seorang pemimpin yang tegas, tidak berkompromi dengan
yang tidak benar, selalu bertindak sesuai aturan dan hukum yang berlaku. Pintar dan
berani (menghadapi preman di Jakarta yang sudah meresahkan masyarakat sejak
bertahun-tahun lalu), walaupun dia adalah pendatang dan kaum minoritas. Mampu
mendengarkan keluh kesah masyarakat dan menanganinya secara nyata, tidak hanya
janji dan rancangan program semata.
Narasumber 3:
Eka Brilliana F. (Mahasiswa STAN/18 tahun)
Tidak yakin. Setuju karena Ahok cukup baik dalam mengemban tugas sebagai
pemimpin. Namun Eka kurang setuju dikarenakan isu sara yang beredar di kalangan
masyarakat tentang kebijakan ahok yang serigkali menuai kontroversi, akan
menimbulkan demonstrasi atau kericuhan yang meresahkan masyarakat. Lalu, ajaran
agamanya yang menyatakan bahwa kaum Islam(muslim) tidak boleh dipimpin oleh
orang kafir (dalam Islam, Kafir adalah orang yang menganut agama diluar Islam).
Dan Ahok merupakan etnis minoritas (Cina), bukan orang Jakarta asli, dikhawatirkan
Ahok tidak mampu mengerti tentang Jakarta dan tidak mampu mengayomi
masyarakat.
Demikian Alasan-alasan yang diberikan oleh masyarakat Jakarta sendiri mengenai
pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.
2.2.2
Pandangan Hukum
DPRD DKI Jakarta sudah meminta bantuan dan berkonsultasi kepada MA
menyangkut pembahasan dan penetapan undang-undang yang digunakan untuk
pengangkatan Ahok sebagai gubernur. Masalahnya, dalam pembahasan pengangkatan
Ahok, ada tiga undang-undang yang dijadikan acuan. Ketiga aturan itu adalah Perppu
No 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Wali Kota (Pilkada), UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dan UU No 29 Tahun
2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pasal 173 ayat (1) Perppu Pilkada menyebut gubernur, bupati,
wali kota yang berhalangan tetap, tidak serta-merta (otomatis) digantikan oleh wakil
gubernur, wakil bupati, dan wakil wali kota. Sementara itu, Pasal 174 ayat (4) Perppu
Pilkada menyebutkan, jika sisa masa jabatan gubernur yang berhenti lebih dari 18
bulan, pemilihan gubernur dilakukan melalui DPRD. UU Pemprov DKI Jakarta
sendiri tidak mengatur mekanisme penggantian gubernur atau wali kota. Demikian
pula dengan UU Pemda Pasal 87 yang menyebutkan bahwa apabila gubernur
berhenti, pengisian jabatan gubernur disesuaikan dengan peraturan perundangundangan mengenai pemilihan kepala daerah.Pada saat DPRD DKI Jakarta masih
berseteru, Ahok merasa yakin dirinya sudah menjadi gubernur berdasarkan surat
keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal pengunduran diri Joko Widodo
dari kursi gubernur. Ahok berpegangan pada SK Presiden itu yang juga
mencantumkan pengangkatan Ahok sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta. UndangUndang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Koalisi Prabowo di
DPRD Jakarta menggugat pengangkatan Ahok sebagai gubernur berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Daerah. Pasal yang diperdebatkan adalah pasal 173 dan 174. Pasal
itu menyebutkan, apabila gubernur berhalangan tetap maka dilakukan pemilihan oleh
DPRD. "Dalam kasus Ahok berbeda, intinya jika Gubernur berhalangan tetap maka
digantikan oleh wakilnya," ujar Refly. Penggunaan Perpu sebagai dasar gugatan ini,
juga dianggap Refly, keliru. "Jokowi dan Ahok itu dipilih sepaket sesuai dengan UU
Nomor 32 tahun 2004," ujar Refly. Perpu baru dapat digunakan sebagai pijakan jika
Jokowi dan Ahok diangkat berdasarkan Perpu. "Harus dilihat dulu bagaimana
historinya."
2.2.3
Pandangan Alkitab
Pemimpin sejati adalah pelayan. Ada dalam Alkitab,Yesus berkata kepada
mereka, "Raja-raja bangsa yang tidak mengenal Allah menindas rakyatnya, dan
penguasa-penguasanya disebut 'Pelindung Rakyat'. Orang yang terbesar di antaramu
harus menjadi seperti yang terkecil, dan pemimpin haruslah menjadi seperti pelayan
(Lukas 22:25). Ini adalah hal yang sering dikatakan Pak Ahok bahwa pemimpin ada
untuk melayani masyarakat, bukan untuk dilayani. Ini pula yang sering disalah
pahami oleh masyarakat karena yang nampak pejabat itu semuanya hanya ingin
dilayani dengan fasilitas mewah tapi tak menunjukkan perubahan di Negara.
Hal tentang pemimpin yang melayani ini tak hanya ada di Lukas namun di
(Markus 10:42-45) yang berbunyi “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena
Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Sudah jelas
maksud dari alkitab ini, Artinya yang layak menjadi pemimpin adalah orang yang
memiliki jiwa pelayan. Pemimpin yang menempatkan dirinya sebagai pelayan berarti
dia memiliki sifat seorang pemimpin. Dalam bahasa teologia, tiap orang mendapatkan
kesempatan untuk “berkarya” menghasilkan buah. Dengan bekerja, segala pemberian
Tuhan, talenta, kepintaran itu harus dioptimalkan dan dipergunakan dengan baik pada
hal-hal yang baik. Jika tujuan “melayani” disadari sebagai perintah Tuhan. Maka,
kehidupan kita akan benar-benar berbuah.
Selain memiliki jiwa pelayan, pemimpin yang baik dimata Tuhan juga harus bisa
menjadi pembela bagi rakyatnya.Dia harus bisa membela rakyatnya dari segala
apapun,kemiskinan, ketidak adilan, dll. Pemimpin tidak bisa plin-plan. Dia harus
tegas sekaligus bijak dalam mengambil keputusan. Berani memutuskan apapun
resikonya. Lalu harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Inilah yang bisa kita
teladani dari sosok Ahok yang selalu dengan tegas berkata tidak pada
kesalahan/pelanggaran sekecil apapun. Dia bisa lagsung memecat bawahannya yang
ketahuan berbuat salah.
(Mazmur 33:5) Tuhan saja senang dengan keadilan dan hukum. Maka sebagai
umatnya kita juga harus senang kepada keadilan dimana semua orang tidak peduli
darimana ia berasal dia memiliki hak juga untuk turut andil dalam pemerintahan.
Dan Ahok juga seseorang yang senang akan hukum dan takut akan Tuhan (Lukas
5:52 ). Pemimpin yang baik yang memiliki kredibilitas/moralitas tinggi.
Dalam (Yoh 13: 15-16) dikatakan oleh Tuhan Yesus sebagai pemimpin Kristen
harus menyadari bahwa semakin memiliki kedudukan yang tinggi haruslah
semakin melayani (Matius 23:11).
Ahok mampu menegur atau mengoreksi (Amsal 28:23) , bertindak tegas (Amsal
24:11-12), mendengarkan kritik (Amsal 15:8), bersikap adil (Amsal 11;1).
2.2.4
Pandangan Kelompok
Pemimpin yang baik bukan dilihat darimana ia berasal, melainkan dari
kemampuannya dalam menjalankan tugasnya.Namun ada sekelompok orang
menyatakan keberatan karena Ahok tidak dipilih ulang dalam PilKaDa. Namun
sebenarnya pilkada memang tidak diperlukan lagi. Karena secara hukum, Ahok
berhak naik ketika Jokowi menjadi presiden dan melepas jabatannya sebagai
Gubernur DKI. Dan pada pilkada waktu lalu, Jokowi-Ahok terpilih secara sah oleh
warga DKI, secara ‘sepaket’.
Ahok mampu menjalankan tugasnya dengan baik ketika menjadi anggota
DPR, saat menjabat sebagai bupati Bangka Belitung, hingga kini sebagai Wakil
Gubernur DKI Jakarta. Ahok memilih menegakkan kebenaran dan konstitusi dan
ia sadar bahwa ia harus melalui jalan yang terjal. Bagi Ahok jalan kebenaran yang
terjal lebih baik dari pada jalan yang dianggap lurus tapi ujungnya menuju kematian
(korupsi, menjual kebenaran dan keadilan, manipulasi, dll). Ahok tak mau menempuh
jalan itu karena itu ia pernah mengatakan kepada media, "Saya memilih taat pada
konstitusi daripada konsituen, apapun resikonya". Dan pernah berkata ,"Kalau saya
sampai mati karena memperjuangkan kebenaran tolong saya dipulangkan dan
dikuburkan di Belitung kalau mayat saya masih ditemukan, dan di atas batu nisan
saya tulislah, "Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan". Ahok tidak takut
mati karena menurutnya semua orang pasti akan mengalaminya. "Orang benar dan
penipu sama-sama akan mati. Masalahnya orang mau memilih mati sebagai
pembohong atau sebagai orang benar. Tapi saya tidak mau mati konyol sebagai
pembohong. Karena itu saya akan berusaha untuk hidup dan berbuat dalam
kebenaran."
Bukankah pemimpin seperti ini yang dicari-cari masyarakat
sebelumnya? Lalu masihkah perbedaan menjadi pembatas? Sekarang pun, Ahok
masih dipercaya mampu memimpi DKI Jakarta sebagai Gubernurnya. Bukankah kita
sebagai masyarakat Indonesia mengenal dengan baik Pancasila dan UUD 1945?
Lantas mengapa masih saja ada yang membicarakan dan mempermasalahkan etnis
maupun golongan? Menurut kami, tidak ada kaum minoritas di bangsa ini dan tidak
ada alasan seseorang menolak seseorang menjadi pemimpin karena agamanya di
negara Pancasila, Indonesia tercinta. Bangsa ini seharusnya tak memiliki warga kelas
dua, kelas tiga, dan seterusnya. Tak ada mayoritas ataupun minoritas. Siapapun
berhak ikut membangun bangsa ini. Darimana pun asal pemimpin itu, beragama apa,
etnisnya apa, asalkan ia mampu mengayomi rakyat dengan baik, mampu mengemban
tugas dan kewajibannya sebagai pemimpin dengan baik, kredibilitas tinggi, itu semua
bukanlah sebuah masalah yang berarti
2.3 Kenaikan Harga BBM
Indonesia dikenal dengan sumber daya alam yang cukup melimpah baik dari
laut maupun di darat. Namun keadaan ini tak mampu menjadi menjadikan Indonesia
tuan dalam negeri sendiri, sehingga sistem perekonomian Indonesia pun
digantungkan kepada negara asing. Indonesia hanya menjadi budak dalam rumah
sendiri, sehingga keadan ini juga yang membuat sistem perekonomian Indonesia carut
marut. Indonesia pun saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan konsolidasi fiskal
dalam rangka mencapai kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) dan pertumbuhan
ekonomi yang stabil. Akan tetapi konsolidasi fiskal ini menghadapi beban berat
berupa utang publik yang cukup tinggi, subsidi yang semakin meningkat terutama
subsidi BBM dan penerimaan pajak yang kurang optimal.
Pemerintah berulangkali menyampaikan bahwa beban anggaran semakin berat
untuk ditanggung lalu mengambil suatu kebijakan pembatasan BBM bersubsidi.
Setiap tahun pemerintah mengeluarkan dana untuk “subsidi bahan bakar minyak
(BBM)”. Jumlah subsidi BBM yang dianggarkan dalam APBN, selain cenderung
meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain.
Pemerintah bertekad untuk mengurangi subsidi BBM, dan menyatakan hal itu antara
lain dalam UU No. 20 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang
menegaskan penghapusan subsidi BBM. Namun pemerintah kembali menunda
penerapan kebijakan penghematan konsumsi BBM, setelah beberapa waktu lalu
melakukan hal yang serupa. Semula, pemerintah hendak menerapkan kebijakan ini
pada Januari 2011. Dengan alasan pemerintah (Pertamina) perlu waktu memersiapkan
infrastruktur pendukung, misalnya stasiun pengisian bahan bakar (SPBU), kebijakan
diundur April 2011. Saat ini, dengan pertimbangan masih menunggu hasil tim kajian
yang telah terbentuk, pemerintah kembali membuat target baru implementasi
kebijakan tersebut diberlakukan mulai Juli 2011. Rencananya, kebijakan ini tidak
hanya berubah dalam konteks waktu, tapi juga cakupan wilayah. Sebelumnya,
kebijakan ini akan diuji coba di wilayah Jabodetabek, nanti implementasinya
menjangkau seluruh Pulau Jawa. Inilah drama pilihan dan rencana penerapan
kebijakan penghematan BBM di Indonesia yang telah dimulai tahun lalu.
Subsidi BBM sendiri telah menjadi issue yang ramai dibicarakan masyarakat,
dengan topik perbincangan cukup luas meliputi apakah subsidi BBM itu membebani
APBN atau apakah ia dapat dibenarkan secara ekonomi. Apakah subsidi tepat
mengenai sasarannya? Apakah subsidi BBM merupakan kebijakan yang perlu
diteruskan, apakah pemberian subsidi BBM juga merupakan pola yang diterapkan
negara-negara lain? Bagaimana kaitan antara subsidi BBM dengan harga BBM dan
dengan harga energi yang lain, bagaimana strategi untuk keluar dari perangkap
subsidi BBM, dstnya adalah contoh dari topik yang dibicarakan berkenaan dengan
subsidi BBM. Pemerintah sulit mengisolasi dampaknya terhadap kenaikan komoditas
lain karena hampir sebagian besar aktivitas ekonomi yang penting menggunakan
BBM, seperti transportasi, pabrik, dan infrastruktur (listrik). Oleh karenanya, begitu
harga BBM naik, maka komoditas lain juga mengalami hal yang serupa, bahkan
dengan persentase kenaikan yang lebih tinggi.
Hari semakin hari pelaksanaan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi ini
bukannya semakin jelas, tetapi semakin justru membingungkan, perumusan kebijakan
dari persoalan inipun tidak pernah dirumuskan secara matang. Kebijakan subsidi yang
dilakukan pemerintah ini juga menimbulkan pendapat pro dan kontra. Ketidaksiapan
itu terlihat dari komentar yang saling bertentangan yang tak pernah berujung. Berikut
adalah beberapa pertimbangan kenaikan BBM:
Asumsi harga minyak yang ditetapkan dalam RAPBN 2011 adalah US$ 80/barel.
Dengan berpatokan konsumsi BBM tidak melewati 38,5 juta kiloliter, maka subsidi
BBM yang dianggarkan pada 2011 mencapai Rp 92,79 triliun. Problem yang muncul
saat ini adalah kecenderungan harga minyak internasional yang cenderung
meningkat, di mana saat ini sudah berada di atas US$ 100/barel. Diperkirakan potensi
kenaikan ini masih akan terjadi pada bulan-bulan mendatang karena permintaan yang
meningkat, ditambah dengan instabilitas politik dibeberapa negara Timur Tengah.
Pada situasi ini tentu pemerintah harus berhitung dengan cermat untuk mengantisipasi
kenaikan harga minyak internasional tersebut karena posisi Indonesia sebagai
importir. Ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan pemerintah dalam
melakukan kebijakan untuk subsidi BBM.
1. Menyangkut daya dukung APBN sebetulnya terdapat banyak aspek yang mesti
dikuliti satu per satu. RAPBN 2011 dianggarkan defisit Rp 115,6 triliun yang akan
ditutup dengan utang luar negeri dan dalam negeri. Dengan asumsi harga minyak
internasional mencapai US$ 100/barel sepanjang 2011 dan tidak ada skema
kebijakan penghematan BBM, maka diperkirakan tambahan subsidi akan
membengkak hingga Rp 30 triliun. Dengan kata lain, total subsidi BBM bisa
menjadi Rp 120 triliun. Pertanyaannya, apakah APBN masih kuat menyangga
penambahan subsidi tersebut? Tentu saja tidak akan mampu, kecuali pemerintah
menambah utang atau menggeser alokasi belanja/ pengeluaran di sektor lainnya.
2. Jika memang kebijakan penghematan BBM dilakukan (istilah penghematan
konsumsi BBM sebetulnya membingungkan, lebih tepat dipakai istilah kenaikan
harga BBM saja), kira-kira bagaimana dampaknya terhadap perekonomian,
khususnya inflasi. Kalkulasi yang beredar menyebutkan kenaikan harga BBM
sekitar Rp 500 berpotensi menaikkan inflasi sekitar 0,8%. Potensi infl asi itu akan
semakin tinggi jika level kenaikan harga BBM tersebut juga meningkat.
Pengalaman pada 2005 dan 2008 menunjukkan kalkulasi matematis tersebut tidak
selamanya akurat karena di lapangan faktor ekspektasi dan spekulasi sulit untuk
dihindari. Pada 2005 inflasi melonjak menjadi 17,11% dan 2008 pada level
11,06% akibat kenaikan harga minyak. Sebabnya sederhana, kenaikan harga BBM
memiliki efek rambat dan tular yang luar biasa kepada komoditas lain.
3. Menyangkut pertimbangan etis siapa yang layak diprioritaskan dalam situasi
perekonomian saat ini? Seperti diketahui, sekarang terdapat dua problem
perekonomian yang dihadapi Indonesia, yakni harga minyak dan pangan.
Keduanya memiliki “daya ledak” yang tinggi bukan hanya pada sisi ekonomi,
tetapi juga aspek politik. Dalam RAPBN 2011, subsidi pangan dianggarkan
sebesar Rp 15,267 triliun (sekitar 17,5% dari total subsidi BBM). Dalam situasi
ruang gerak APBN yang terbatas, pilihan mana yang akan diambil? Tentu saja opsi
penambahan subsidi pangan jauh lebih adil ketimbang pemberian subsidi BBM
(meskipun subsidi BBM sendiri harus diakui sebagian juga dikonsumsi oleh
penduduk golongan bawah, misalnya buruh pabrik). Jadi, dalam perspektif yang
terakhir ini, pilihan menaikkan atau tidak harga minyak terkait dengan alokasi
untuk anggaran yang lain, termasuk subsidi pangan yang juga relevan.
2.3.1
Pro dan Kontra Kenaikan Harga BBM di Masyarakat
Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi pada hari Senin (17/11/2014) lalu. Harga BBM subsidi
untuk jenis premium naik dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter.
Sedangkan untuk solar naik dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter. Harga
baru ini berlaku serentak di seluruh Indonesia mulai Selasa, 18 November 2014 pukul
00.00 WIB.
Kenaikan BBM ini mundur dari rencana yang sebelumnya bakal dilakukan
pada awal November 2014. Turunnya harga minyak di pasar Internasional membuat
pemerintah harus menghitung kembali besaran kenaikan BBM bersubsidi. Pengkajian
ulang tersebut dilakukan untuk menyesuaikan kembali dengan harga minyak dunia,
nilai tukar rupiah, dan kuota subsidi.Menurut Wakil Presiden, Jusuf Kalla,
penghitungan tersebut mengacu pada harga minyak dunia saat ini yang anjlok ke
level US$ 80 per barel. Sebagian besar masyarakat setuju akan kebijakan ini. Berikut
ini adalah hasil surveynya.
1. Nama
Pertanyaan
: Listina Dewi
: Bagaimana
pendapat
anda
terhadap
kenaikan
BBM
bersubsidi saat ini?
Jawaban
: Setuju apabila hal tersebut memang merupakan kebijakan
yang terbaik.
2. Nama
Pertanyaan
: Henry Wibowo
: Bagaimana
pendapat
anda
terhadap
kenaikan
BBM
bersubsidi saat ini?
Jawaban
: Setuju. Karena dana subsidi BBM dapat dialokasikan untuk
hal yang lain, seperti pendidikan dan perbaikan infrastruktur.
3. Nama
: Joy Bethani
Pertanyaan
: Bagaimana
pendapat
anda
terhadap
kenaikan
BBM
bersubsidi saat ini?
Jawaban
: Setuju. Karena subsidi BBM tersebut salah sasaran.
Kebanyakan yang menikmati adalah orang-orang kaya.
Lebih baik, subsidi BBM ini dialihkan untuk hal lain, seperti
pendidikan ; perbaikan infrastruktur, terutama di daerahdaerah tertinggal ; dan transportasi massal yang lebih
banyak dibutuhkan oleh warga menengah ke bawah.
2.3.2
Pandangan Hukum
Pemerintah baru saja menaikkan harga BBM sebesar Rp2.000/liter dimana
angka ini tidak sebesar isu sebelumnya yakni sebesar Rp3.000/liter. Tentu saja
rencana ini menuai banyak pro dan kontra.Pemerintah menjadikan Perpres no 15
tahun 2012 pasal 6 ayat 1 sebagai landasan hukum kenaikan harga BBM. Isi perpres
tersebut adalah Pasal 16 (1) Harga jual eceran Jenis BBM Tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, dengan mempertimbangkan kebijakan enegri nasional dan
kondisi keuangan Negara, selanjutnya dapat disesuaikan berupa kenaikan atau
penurunan harga.
Namun jika kita tilik lebih dalam, sebetulnya kebijakan penaikan harga BBM
adalah kebijakan yang inkonstitusional (melanggar konstitusi) yaitu tidak sesuai
dengan Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3. Dengan pengertian bahwa
minyak bumi merupakan bagian dari kekayaan alam yang terkandung di bumi, hal itu
berarti minyak bumi juga harus dimanfaatkan sebesar besarnya bagi kemakmuran
rakyat. Sesuai dengan UU no 30 tahun 2007 pasal 7 ayat 1 dan 2, juga dengan UU no
21 tahun 2011 pasal 7 ayat 6, dapat disimpulkan bahwa pemerintah memiliki
kewajiban untuk memberikan subsidi energi, dalam hal ini adalah subsidi untuk
bahan bakar minyak. Dan dalam hal ini pula pemerintah tidak diperkenankan untuk
memotong subsidi bahan bakar minyak dengan alasan menghemat pengeluaran
negara.
Terlebih daripada itu, bila kita timbang kenaikan harga BBM tersebut terhadap
efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran negara, maka keputusan Pemerintahan
Jokowi-JK untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tentu dinilai tepat. Mengingat
Indonesia butuh dana untuk pembangunan jangka panjang untuk menunjang sector
perekonomian. Pengalihan subsidi tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan
waduk, pelabuhan, bandara, dan pembangunan infrastruktur penunjang lainnya.
Kebijakan ini tentu memang tidak popular namun perlu kita apresiasi langkah Jokowi
yang berani menaikkan harga BBM tersebut. Jokowi yang belum genap memimpin
Indonesia 1 bulan tersebut juga memilih untuk mengumumkan kenaikan BBM
tersebut sendiri. Hal ini tentu berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, dimana
kebijakan-kebijakan non popularumumnyadisampaikan oleh menteri atau pejabat
setingkat menteri. Dapatkitaasumsikan pula Jokowi-JK berani menanggung risiko
tidak popular karna kebijakan kenaikan harga BBM tersebut.
Kita tinjau dari segi lain, kenaikan BBM sangat berimbas pada kehidupan
rakyat.
Memang,
rakyat
kecil
tidak
memiliki
kendaraan
bermotor
yang
mengkonsumsi BBM, namun kenaikan harga BBM akan menimbulkan efek domino
yang akan berimbas pada kenaikan harga berbagai komoditas terutama sembako.
Apalagi dengan isu bahwa kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan TDL
(Tarif Dasar Listrik). Sementara, pendapatan mereka tidak mengalami kenaikan. Bisa
kita bayangkan rakyat akan semakin menjerit akibat melonjaknya harga komoditas.
BPS menghitung jumlah rakyat miskin di Indonesia mencapai 30 juta orang, dan itu
belum termasuk rakyat Indonesia yang berada sedikit diatas ‘garis kemiskinan’.
Tentunya jumlah tersebut akan bertambah banyak akibat kenaikan harga BBM.
2.3.3
Pandangan Alkitab
Alkitab memang bukan buku teks politik-ekonomi. Dengan mengatakan
demikian artinya kita menyadari bahwa Alkitab tidak berisikan uraian deskriptif,
analitis, dan sistematis seperti yang akan kita temukan dalam buku-buku pelajaran.
Namun tidak berarti bahwa kita tidak dapat melakukan abstraksi untuk menemukan
pola-pola wawasan dan petunjuk-petunjuk prinsipil tentang berbagai segi kehidupan
di dunia ini dari dalam isi Alkitab. Alkitab juga merupakan penggambaran
pergumulan-pergumulan nyata kehidupan tokoh-tokoh dalam berbagai aspek.
Dalam hal ini, menurut Alkitab;
Kenaikan BBM merupakan sesuatu yang baik, karena subsidi BBM sudah
merugikan Negara, sedangkan dalam jual-menjual tidak boleh merugikan
pihak lain (Imamat 25:14, 17),
Namun subsidi bagi rakyat miskin yang kurang mampu juga harus tetap
diadakan karena Tuhan pun berkehendak bahwa kita harus membuka tangn
lebar-lebar bagi orang yang kesusahan (Ulangan 15 :11). Hanya saja
pengalokasiannya yang diperbaiki.
Lalu tentang orang yang sebenarnya mampu membeli pertamax namun masih
menggunakan bbm bersubsidi, Tuhan berfirman bahwa itu adalah tindakan
curang (Ulangan 25: 16) jadi kita yang mampu harus membeli bbm nonsubsidi, murah hati dan tidak mengejar kekayaan (1Tim. 6:17-19), (Yak. 2:17; 4:13-5:6)
(Mazmur 33:9) Kenaikan bbm yang terjadi di Indonesia merupakan kebijakan
pemerintah yang dihasilkan dari berbagai pertimbangan di segala aspek.
(Roma 11:36) Apapun yang terjadi di Negara ini termasuk kenaikan BBM
merupakan salah satu cara untuk memuliakan Allah.
2.3.4
Pandangan Kelompok
Menurut kelompok kami, kenaikan harga BBM bisa dibilang baik, karena
alangkah lebih baiknya jika subsidi dialokasikan untuk sector lain, seperti misalnya
sector pendidikan. Hal ini karena berdasarkan fakta, yang menggunakan BBM
bersubsidi sebagian besar merupakan masyarakat menengah ke atas. Sedangkan
tujuan dari BBM bersubsidi ini ditujukan untuk masyarakat menengah kebawah. Hal
ini tentu sangat merugikan Negara dan tidak sesuai dengan tujuan diciptakannya
BBM bersubsidi. Namun untuk para nelayan yang merupakan masyarakat dengan
penghasilan menengah kebawah, hal ini tentu menjadi beban yang memberatkan.
Karena hasil penjualan mereka belum tentu sama besar dengan total cost yang mereka
gunakan.
Lantas adakah solusi terhadap kenaikan BBM ini? Dari sisi keilmiahan ada
beberapa hal yang bisa kita kaji, terutama terkait energi alternatif. Indonesia
merupakan negara tropis yang kaya akan sumber energi alternatif seperti energi
matahari, angin, dan geothermal. Seperti kita tahu, BBM yang terbuat dari minyak
bumi merupakan unrenewable resource atau sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Menurut LemHaNas (Lembaga Ketahanan Nasional), cadangan minyak
di indonesia tinggal tersisa untuk 15 tahun kedepan. Dalam hal ini, jika kita tidak
segera mengembangkan energy alternatif, dalam 15 tahun kedepan kita akan
dihadapkan dengan situasi krisis energi.
DAFTAR PUSTAKA
http://renungan-harioan-kita.blogspot.com/2011/10/kepemimpinan-menurutstandar-alkitab.html
http://reformed.sabda.org/perspektif_kristen_tentang_ekonomi_1
http://www.memobee.com/siapa-bilang-minoritas-tidak-bisa-menjadi-pemimpinmayoritas-ini-buktinya-bahwa-toleransi-masih-ada-1660-sms.html
http://bukuygkubaca.blogspot.com/2014/05/the-ahok-way-by-piter-randanbua.html
http://yusufzulkarnain.blogspot.com/2013/05/nilailah-calon-pemimpin-dengantakaran.html