Analisis Kesalahan Penggunaan Morfem Infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab pada Santriwati Kelas II Pesantren Darul Arafah

Kajian Linguistik, Agustus 2014, 78-93 Copyright ©20J4, Program Studi Linguistik FIB USu. ISSN J693-4660

Tahun ke-J2, No 2

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN MORFEM INFLEKSI DALAM KONJUGASI BAHASA ARAB PADA SANTRIWATI KELAS IT PESANTREN
DARUL ARAFAB

Noraiooo Hasiboan inunhasibuan@gmail.com Khairina Nst, Rahmadsyah Rangkuti FIB Universitas Sumatera Utara

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan morfem injleksi dalam konjugasi bahasa Arab yang digunakan pada santriwati Ids If Pesantren Darul Arafah dalam bidang morfologi, dan mencoba menelusuri penyebab terjadinya kesalahan. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah percakapan santriwati kls II Pesantren Darul Arafah. Data yang dianalisis dengan menggunakan analissis deskripsi dan metode analisis kesalahan serta Idasifikasi didasarkan pada teori Tarigan (1988) dan Versteegh (1997). Temuan penelitian menunjukkan bahwajenis kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik, yaitu bentuk kesalahan pada verba Perfect sebanyak 15,16%, bentuk kesalahan pada verba Imperfect sebanyak 53,54%, dan bentuk kesalahan pada verba Imperative sebanyak 31,40%. Dan Jenis kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan, yaitu bentuk kesalahan penambahan sebanyak 60% dan bentuk kesalahan penghilangan sebanyak 400Al.
Kata Kunci: Analisis kesalahan, morfem injleksi, konjugasi bahasa Arab

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk menganalisis kesalahan manusia dalam berbahasa yang merupakan komponen utama linguistik. Penggunaan bahasa sehari-hari tentu tidak luput dari kesalahan, dan kesalahan tersebut bervariasi. MeJalui anaJisis kesalahan berbahasa, dapat dije1askan bentuk kesalahankesalahan yang dilakukan oleh siswa baik secara morfologis, fonologis, dan sintaksis yang kemudian memberikan manfaat tertentu bagi proses pengajaran bahasa. Hal ini menjadi sangat menarik ketika dalam proses pengajaran bahasa dilakukan analisis kesalahan untuk menjadi umpan balik sebagai titik tolak perbaikan dalam pengajaran bahasa dalam mencegah dan mengurangi tetjadinya kesalahan berbahasa yang dilakukan para siswa. Hal ini ditegaskan oleh James, (1998:2) the study ofhuman error-making in the domain of language error analysis is a major component of core linguistics. Kesalahan berbahasa teIjadi karena adanya penyimpangan terhadap kaidah-kaidah kebahasaan yang dilakukan oleh pembelajar ketika ia menggunakan bahasa. Penyimpangan yang dimaksud dalam hal ini adalah penyimpangan yang bersifat sistematis, yakni penyimpangan yang berhubungan dengan kompetensi. Penelitian ini berkenaan dengan kesalahan berbahasa lisan, yaitu kesalahan berbahasa sehari-hari dalam

Nurainun Hasibuan

bahasa Arab. KesaIahan berbahasa dimaksudkan pada kesalahan menggunakan bentukbentuk bahasa dalam penampilannya secara lisan untuk mengungkapkan suatu bahasa.


Kesalahan morfologi mencakup berbagai kesalahan, seperti kesalahan pembentukan kata, kesalahan memilih afiks atau penggunaan kosa kata yang tidak tepat
dalam berbahasa. Namun dalam penelitian ini akan dibahas tentang perubahan bentuk kata yang tidak mengalami pemindahan kelas kata yang dikenal dikenal dengan istilah "intleksi".

PemiJihan topik ini menjadi bidang kajian daJam tesis ini bertitik tolak dan (1)

Dalam hal ini kesalahan berbahasa akan timbul ketika seseorang memperoleh bahasa

kedua selain bahasa ibunya. (2) Dari basil penelitian awal ditemukan bahwa analisis

dibidang bahasa kurang diperhatikan sehingga berjalan begitu saja, padahal dalam kajian

bahasa Arab penggunaan bahasa Arab merupakan alat komunikasi yan sangat penting.

Kalau bahasa ャ@。ウセ

maka pemahaman bahasa kita @ャ。ウセ

disinilah perlunya dilakukan

analisis kesalahan di Pesantren Daml Arafah. Jika dilihat dari segi analisis kesalahan


berdasarkan linguistik, Penyebab kesalahan tersebut adalah akibat bahasa pertama

terbadap bahasa kedua yang biasa disebut kesalahan interlingual (Interlanguage errors),

dan akibat pengaruh unsur-unsur di dalam bahasa target itu sendiri yang biasa disebut

kesalahan intralinguaI (intralingual erros). (3) Berdasarkan observasi awaJ didapati

babwa nilai morfologi yang diperoleh oleh santiwati kelas II Pesantren Daml Arafah

sangat rendah, dan mereka sering melakukan kesalahan dalam percakapan sehari-hari.

Berdasarkan konsep dan fenomena yang dijelaskan, penelitian ini akan difokuskan

pada bentuk kesalahan morfologi pada penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi

bahasa Arab dan Faktor penyebabnya. Artinya, dalam tulisan ini akan digunakan dua

kajian sekaligus; analisis kesalahan yang dibatasi pada 2 taksonomi yaitu pada taksol1omi


linguistik dan siasat permukaan oleh Tarigan (1988), dan morfologi yang dibatasi pada

morfem infleksi oleh Versteegh (1997). Penelitian tentang analisis kesalahan

peni"bentukan kata pada morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab sudah pernah

diteliti sebelumnya. namun @ョ。セゥォ

tentang analisis kesalahan penggunaan morfem intleksi

dalam konjugasi bahasa Arab di Pesantren Darul Arafah belum pernah diteliti. Penelitian

ini diharapkan dapat mendeskripsikan dan menjelaskan penggunaan morfem infleksi

daIam konjugasi bahasa Arab santriwati di Pesantren Daml Arafah yang pada akhirnya

dapat bermanfaat untuk perbaikan pembelajarannya.

2. Batasao Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas dan agar penelitian lebih fokus, perlu ada pembatasan masalah. Penelitian ini hanya dibatasi pada Analisis Kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab oleh santriwati kelas II di Pesantren Darul Arafah, dan penyebab kesaIahan tersebut. Verba yang diteliti dibatasi pada verba Perfect, verba Imperfect, dan verba Imperative. Dan jenis atau model kesalahan yang akan di analisis dibatasi pada 2 taksonomi yaitu taksonomi linguistik, dan siasat permukaan.

3. Rumusao Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian il1i adalah: 1. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan "Morfem Infleksi dalam Konjugasi
Bahasa Arab" pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah? 2. Apa faktor penyebab kesalahan penggunaan "Morfem lnfleksi dalam Konjugasi
Bahasa Arab" pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah?

79

j

Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014
4. Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan "Morfem Infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab" pada santrwati kelas II Pesantren Darnl Arafah. 2. Menjelaskan faktor penyebab kesalahan penggunaan "Morfem Infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab" pada santriwati kelas II Pesantren Darnl Arafah.
5. ManCaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis.
a. ManCaat Teoretis
Manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Memperkaya khazanah pengetahuan ilmu bahasa khususnya morfem infleksi
yang termasuk dalam kajian morfologi dengan teori analisis kesalahan berbahasa. 2. Sebagai penguatan teori analisis kesalahan berbahasa yang sering timbul dalam pengajaran bahasa kedua. 3. Menambah pemahaman tentang perubahan bentuk konjugasi bahasa Arab khususnya yang berkaitan dengan pola verba Perfect, Imperfect dan Imperative.
b. ManCaat Praktis Pada tataran hasil penelitian ini dapat digunakan: 1. Sebagai bahan masukan bagi para pengurus lembaga bahasa dan guru di Pesantren Darnl Arafah guna untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesalahan berbahasa dan mengajarkan bahasa kedua yang selanjutnya dapat mengusulkan· model pembelajarnn barn sehingga dapat meningkatkan pengajaran morfoJogi di Pesantren Darul Arafah. 2. Sebagai bahan masukan bagi siswa Pesantren Darnl Arafah dalam proses pembelajaran bahasa Arab, khususnya pemahaman Penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab dan pengaplikasiannya dalam berkomunikasi sehari-hari. 3. Sebagai usaha pendokumentasian bahasa yang melibatkan bidang morfologi dan analisis kesalahan berbahasa bagi generasi mendatang.
KAJIAN PUSTAKA

1. Teori yang Relevan
a. Analisis kesalahan
James (1998: 5-6) juga mengemukakan bahwa analisis kesalahan sebagai cabang dari linguistik terapan pembelajaran bahasa pertama dan bahasa kedualbahasa asing yang melibatkan bahasa ibu, bahasa sasaran, dan bahasa antara-bahasa sasaran yang digunakan pembelajar. Namun, ciri khas analisis kesalahan terIetak pada pendeskripsian bahasa sasaran dan bahasa antara termasuk analisis perbandingan diantaranya. Oleh karena ito, pendeskripsian dan perbandingan bahasa sasaran dengan bahasa antara termasuk dalam tahapan analisis kesalahan berbahasa.
Selanjutnya Tarigan (1988: 70-72) berpendapat bahwa analisis kesalahan adalah sutau prosedur keIja. Sebagai prosedur kerja analisis kesalahan mempunyai Jangkah-
80

Nurainun Hasibuan
Jangkah tertentu, yang dirnaksud dengan ''metodologi'' analisis kesalahan. Yang mencakup pada pengumpulan data kesalahan, pengidentifikasian kesalahan dan pengklasifikasian kesalahan, memperingkat kesalahan, menjelaskan kesalahan, dan mengoreksi kesalahan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dalam penelitian ini menggunakan teori (Tarigan 1988) karena teori ini dapat memandu Peneliti untuk mencari data di lapangan. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa analisis kesalahan adalah suatu proses yang betujuan untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang digunakan oleh pembelajar bahasa asing melalui prosedur kerja dengan menggunakan teknik penelitian meliputi pengumpulan data pada sampel, pengidentifikasi kesalahan tersebut berdasarkan faktor penyebabnya, dan menginterpretasikan kesalahan tersebut secara sistematis.
b. Jenis analisis kesalahan
Menurut Tarigan (1988: 87) kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalaan berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan baoyak terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah. Ada empat pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1988), antara lain:
(1 )taksonomi kategori linguistik;
(2)taksonomi siasat permukaan;
(3)taksonomi komparatif; dan
(4)taksonomi efek komunikatif.
Dari jenis analisis kesalahan di atas penelitian ini hanya fokus pada jenis analisis kesalahan berdasarkan kategori 2 taksonomi. Yakni pada taksonomi lioguistik dan siasat permukaan. Kareoa bentuk kesalahan berdasarkan bentuk morfem infleksi ini lebih cenderung kepada taksonomi linguistik dan siasat permukaan.
c. Faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa
Kita telah mengetahui bahwa identifikasi dan analisis interferensi anatara bahasabahasa yang saling kontak, secara tradisional merupakan aspek pokok dalam menelaah kedwibahasaan. Dalam kontak antarbahasa itu sering terjadi saling mempengaruhi, yang mengakibatkan terjadinya kesalahan berbahasa. Secara garis besarnya, Richards (1974) mengatakan bahwa faktor penyebab kesalahan berbahasa yang terjadi oleh pembelajar bahasa itu dibedakan atas: kesalahan 'antarbahasa' (nterlanguage errors, dan kesalahan 'intrabahasa' intralingual errors.
1. Kesalahan 'antarbahasa' interlanguage errors, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh interferensi (B I) terhadap (B2) yang dipelajari.
Richards (1985: 37) mengelompokkan faktor kesalahan antar bahasa Interlingual error di dalam proses antar bahasa terdapat 5 proses antar bahasa yaitu: transfer bahasa language transfer transfer latihan transfer of training ,siasat pembelajaran bahasa kedua strategies ofsecond language learnig" siasat komunikasi bahasa kedua strategies of second language communication, penyamarataan yang berlebihan mengenai bahan linguistik bahasa sasaran over-generalization of target language linguistic material. Namun selain 5 proses antarbahasa tersebut ada sejumlah proses

81

j

Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014
lainnya yang dalam beberapa hal berkaitan dengan bentuk-bentuk pennukaan ucapanucapan antarbahasa. Di antaranya sebagai berikut 2. Kesalahan 'intrabahasa' intralingual e"ors, yaitu kesalahan yang merefleksikan cirieiri umum kaidah yang dipelajari seperti kesalahan generalisasi, aplikasi yang tidak sempuma terhadap kaidah-kaidah, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah.
2. Morfologi
Secara etimologi morfologi berasal dari kata morf yang berarti 'bentuk' dan kata logi yang berarti 'ilmu'. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti 'Hmu mengenai bentuk'. Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti 'ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata' (Chaer: 2008:3).
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang membahas mengenai perubahan kata. Dalam bahasa Arab, morfologi merupakan sharf, dimana di dalamnya banyak membahas tentang perubahan-perubahan kata dari satu kata menjadi sejumlah kata yang mempunyai arti tersendiri.
a. Morfem Intleksi
Istilah Fleksi (flexion dalam bahasa inggris) atau "lnfleksi" (inflexion) berarti semua perubahan paradigmatis yang dihasilkan dengan proses morfemis mana pun, boleh dengan aftksasi, boleh dengan modiftkasi intern (Verhaar: 1976: 69). Ciri infleksi iaIah bahwa bentukan infleksi itu tergolong dalam kategori kata yang sarna dengan morfem dasamya; kedua, bahwa kontruksi infleksi mempunyai distribusi yang sarna dengan morfem dasamya. Contoh dalam bahasa Indonesia:tulis, tulisi, tuliskan, ditulisi, dituliskan, menulisi, menuliskan, tertulis, tertuliskan, semuanya tergolong kategori verba.
b. Proses intleksi daIam konjugasi bahasa Arab
Proses morfologi infleksi dalam bahasa-bahasa dunia dikenal dalam konjugasi dan deklinasi (Verhaar, 1999: 121-126). Konjugasi adalah alternasi infleksi pada verba dan deklinasi adalah altemasi pada nomina dan adjektiva. Konjugasi meneakup (1) kala, (2) aspek, (3) modus, (4) diathesis, (persona: jumlah dan jender).
Kategori verba dalam bahasa Arab terbagi menjadi verba Perfect (ft'il madi), verba Imperfect (ft'il mudiiriJ, dan verba Imperative (ft'il ? amr). Penggolongan kata menjadi verba, selain ditentukan oleh fungsi di dalam kalimat, juga ditentukan oleh pola yang ada dalam bahasa Arab. PoIa disini menunjukkan bahwa masing-masing verba mempunyai cirri-eiri tersendiri (Ad-dahdah, 1981: 115).
Dalam morfem infleksi, proses morfologis atau perubahan bentuk yang teIjadi lebih disebabkan oleh adanya hubungan sintaksis dan tidak berakibat pemindahan kelas kata, Aftks-aftks infleksi yang bersifat inflektif meliputi hubungan garamatikal berkenaan dengan kategori persona, jumlah, jender, dan kala. Persona, jumlah, jender merupakan kategori gramatikal yang memarkahi verba dalam bahasa Arab. Pemarkahan semacam ini merupakan bentukan penyesuian verba dengan subjeknya (Verhaar, 1999:132). Penyesuaian itu dalam hal persona, jumlah, dan jendemya sehingga verba dalam Arab berubah menjadi empat belas pola. Budaya bangsa Arab memilki konsep jender yang membedakan maskulin versus feminin secara ketat berimplikasi pada perwujudan bahasanya sehingga hampir semua kelas kata dalam bahasa Arab tennasuk verba.
82

Nurainun Hasibuan
C. Mofem Infleksi Dalam Konjugasi Bahasa Arab yang berupa Kala dan Diathesis: Persona Jumlah, dan Jender
Kategori gramatikal persona, jumlah, dan gender dalam bahasa Arab memarkahi verba dengan infleksi-infleksi. Infleksi dapat didefenisikan sebagai perubahan paradigmatik sebuah leksem yang tidak menimbulkan makna barn (Jensen, 1990: 150). Morfem infleksi berubah secara paradigmatis berdasarkan persona, jumlah dan jender dari pelaku perbuatan. Berdasarkan teori Dahdah sebelumnya, dijelaskan bahwa verba di dalam bahasa Arab terdiri dan 3 macam yaitu, verba Perfect, verba Imperfect dan verba Imperative. Verba Perfect berinfleksi secara paradigmatik melalui konjugasi sufiks pemarkah subjek atau disebut nama kojugasi sufiks (suffIX conjugation), sedangkan verba 'Impeifect berinfleksi secara paradigmatik melalui koqjugasi prefiks pemarkah subjek atau disebut dengan nama konjugasi prefiks (prefix conjugation), selanjutnya verba Imperative' yang berinfleksi melalui konjugasi prefiks pemarkah subjek atau disebut dengan nama konjugasi prefiks (prefix conjugation) .(Versteegh, 1997: 84).

3. Penelitian yang Relevan
Jurnal yang beJjudul "Fungsi Afiks Inflkesi Penanda Persona, Jumlah Dan Jender dalam Verba Bahasa Arab" (Nur, 2010). Penelitian ini mengkaji fungsi afiks infleksi sebagai penanda persona, jumlah, dan jender ditinjau dari perspektif morfologi infleksi dan derivasi. Kajian ini merupakan peneIitian kualitatif dengan metode linguistik struktural. Hasilnya menunjukkan ada dua sistem infleksi dalam verba bahasa Arab, yaitu infleksi sufiks dan afiks. Dalam suatu kalimat, infleksi berfimgsi menandai hubungan verba dalam subjeknya, baik penanda persona,jumlah, danjender. Adanya sistem infleksi membuktikan pola kalimat dalam bahasa Arab yang cukup lowes, yaitu kedudukan verba dapat ada sesudah atau sebelum subjek. Selain itu adanya sistem infleksi menunjukkan bahwa bahasa Arab itu bersifat infleksi secara morfologis. Artinya, kata-kata dalam bahasa Arab itu terbentuk dari morfem-morfem yang masing-masing mendukung konsep garamatikal yang berbeda. Infleksi digunakan agar hubungan diantaranya makin jelas. Hasil penelitian ini menjadi referensi utama untuk penggunaan teori afiks infleksi dalam bahasa Arab yang juga digunakan dalam kajian ini.
Tesis yang beJjudul "Analisis Kesalahan Sintaksis Karangan Bahasa Inggris Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris FKIP Uniiversitas HKBP Nommensen Pematang Siantor" Oleh Napitupulu (2008). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenisjenis kesalahan sintaksis yang terdapat dalam karangan mahasiswa, menemukan jenis kesalahan yang paling dominan, menemukan penyebab kesalahan-kesalahan tersebut dan menemukan implikasi kesalahan mengarang dalam pemerolehan bahasa. Data dikumpuikan melalui dua buah instrument yaitu karangan bebas dan karangan terikat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Data dianalisis dengan menggunakan taksonomi kategori linguistik, taksonomi siasat permukaan dan taksonomi efek komunikatif. Penelitian menjadi bahan masukan atau bahan banding untuk melihat penerapan analisis kesalahan.
Berdasarkan kajian relevan yang tertera di atas tidak ditemukan pembahasan tentang kesalahan penggunaan morfem infleksi konjugasi bahasa Arab di pesantren Darul Arafah. Dengan demikian penelitian ini masih layak untuk dilaksanakan.
83

Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014
4. Kerangka Kerja Teoretis Secara teoretis, penelitian ini menggunakan pendekatan morfologi. Analisis dalam
kajian ini menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan morfem infleksi konjugasi bahasa Arab. Selanjutnya, bentuk kesalahan tersebut dianalisis menggunakan kajian yang mendukung proses analisis kesalahan dengan model kesalahan (taksonomi kesalahan) yang selanjutnya akan ditelususri penyabab teIjadinya kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab.
METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Metode yang digonakan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini akan melihat bentuk kesalahan berupa data lisan yakni sebuah percakapan sehari-hari yang berisi morfem inflektif. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pendokumentaasian dan penganalisisan hal-hal yang teIjadi secara natural dalam percakapan sehari-hari, Percakapan tersebut akan direkam dan kemudian di analisis. Dan dibantu dengan Penghitungan sederhana terhadap data yang digunakan pada waktu menghitung kesalahan serta persentasenya.
2. Lokasi dan waldo Penelitian a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di Pesantren
Darul Arafah desa Laubakeri Kabupaten Deli serdang Sumatera Utara.
b. Waldu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan mulai bulan april sampai bulan juni
2014.
3. Data dan Somber data Data yang diperoleh bersumber dari data primer dan sekunder. 1. Data primer berupa data lisan, yakni: data lisan berupa percakapan bahasa Arab yang berisi kesalahan-kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam berbahasa sehari-hari yang dilakukan oleh santriwati kelas II. 2. Data sekunder berupa data lisan wawancara, yang dikumpulkan dalam bentuk daftar pertanyaan, dan data tulis berupa dokumen yang terdiri dari Iiteraturliteratur yang berkaitan dengan penelitian.
4. Teknik Pengompulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dipergunakan
metode pengumpu]an data dengan metode simak dan metode cakap. Metode simak digunakan untuk memperoleh data lisan. Metode ini memiliki beberapa teknik, yakni teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar digunakan dengan menggunakan teknik sadap, yakni dengan menyadap pembicaraan informan dalam percakapan sehari-hari (Sudaryanto, 1993 :133) metode ini sarna dengan metode observasi dimana peneliti
84


Nurainun Hasibuan

meoyimak penggunaan bahasa siswa taopa sepengetahuan mereka. Dalam teknik lanjutan digunakan beberapa teknik, yakni (1) teknik rekam (2) teknik catat dalam mencatat semua situasi yang ditemukan di lapangan yang mungkin mempengaruhi data dan dapat dibahas dengan leogkap pada hasil temuan.

Selanjutnya, metode cakap digunakan untuk memperoleh data sekunder. Metode ini dilakukan untuk memberikan keabsahan data agar data yang diperoleh lebih akurat.

5. Teknik Analisis Data
Pada tahap ini data yang diperoleh akan dianalisis sesuai dengan teori (Tarigan, 1988) untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan, dan metode agih untuk menganalisis bentuk kesalahan yang dilakukan. yaitu dengan Mengumpulkan kalimat-kalimat yang salah dari percakapan yang dilakukan oleh santriwati kelas II. Kemudian bentuk kesalahan dapat diklasifikasi berdasarkan taksonominya, selanjutnya frekuensi kesalahan untuk mengetahui persentase jumlah seluruh kesalahan dengan mentabulasi kesalahankesalahan yang dilakukan siswa dengan rumus:

Frekueosi =}!XlOO%

keteraogao:
Jk: JumJah kesalahan Jsk: Jumlah seluruh kesalahan

Kemudian kesalahan yang telah diidentifikasi dengan padanan kalimat yang benar, dan pada data inilah ditelusuri peoyebab tetjadinya kesalahan dengan menggunakan teori (Richards: 1985).

TEMUAN DAN PEMBAHASAN
1. Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Linguistik
Bentuk kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik dapat dilihat dari bentuk sebuah kata, kesalahan ini digolongkan pada kesalahan dalam memilih afiks. Adapun jenis kesalahan-kesalahan yang ditemukan dengan penggunaan aflks ini diIihat dari segi waktunya yaitu verba Perfect, Imperfect, dan Imperative.


a. Kesalahau Penggunaan afiks pada verba Perfect

Kesalahan penggunaan aftks infleksi pada verba Perfect ini tetjadi sebanyak 15 buah.

Kesalahan pada yang terdapat dalam kaJimat di atas akan diklasifikasikan, data kesalahan pada bentuk verba Perfect dapat dilihat pada tabael dibawah ini:

Tabell Bentuk KeSaiahan verba Perfect

No Kesalahan

Makna

Perbaikan

Makna

1. Oキケ。セウ@
2. (OセゥLィエュ。@ャヲ

'urol 'dia (F) merasa' 'dia (F) faham'


セキ@ゥエイオG。ケウO オセ@Oィャエュゥ。ヲ

'kamu (F) merasa' 'dia (F) faham'

3. iI//";lroainai

'mereka (F) telah

melihat'

W;/..;Iroaitumai

4.

' Gィセ@ -;Itahddasal

'dia (M) telah berbicara' clhJItahddastil

'kamu dua (F) telah melihat' 'kamu (F) telah berbicara'


85

Kqjian Linguistil!, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014

5. "p{;ltaakhoro

'dia (M) telah terlambat' iJ1foltaakhortunna/

'dia (M) telah terlambat'

6. Oセエ。ァゥョィッ@

'dia (M) bemyanyi'

telah {1.' iC iltaghonnainOl

'kami bemyanyi'

telah

7.

NLl@iZQセ lhama/tul

'aku telah membawa' liJ...:,./ham/nOI

'kami membawa'

telah

8. セAB@G lhahahtul 'aku suka'

L¥.a-lhahahnii/

'kami suka'

9. @ャNlLjセ Ima syiiatl 'dia (F) serah'

ゥュO@セ syi'na!

'dia (F) serah'

10. ャNLセA@。

'ihat!

'dia (F) telah bermain' ゥエGセi@。ャOィ

'mereka dua (F) telah bermain'

11. u-.."Isami 'at!

'dia (F) mendengar'

telah
Oウ。ュセゥG@

'dia (M) telah mendengar'

12.

t::.wliIqiiamatl

'dia (F) berdiri'

,slilqiima/

'dia (M) berdiri'

13. @ャaゥNセィ、

'ito benda (F) telah

'atl hHang'

tf....4ldhii'a!

'ito benda (M) telah hilang'

14. , ;1;VnadzzoJa!

'dia (M) membersihkan'

telah
セOョ。Zコッヲエ、@

'dia (F) telah membersihkan'

15. エ。Oュセ@ォャ

'dia (M) telah berbicara' @。ュエAOセォャ

'dia (F) berbicara'

telah

Dari tabel tersebut kesalahan penggunaan morfem infleksi pada verba Perfect berjumlah 15 buah, yang terdiri dari penggunaan sufiks {-t} sebanyak 7 buah terdapat pada nomor (1, 2, 9, 10, 11, 12, dan 13), Kemudian sufiks {-to} sebanyak 2 buah terdatap pada nomor 7, dan 8), dan selanjtunya suftks {-na} sebanyak 1 buah hanya terdapat pada nomor 3. Dan pada persona ketiga tunggal maskulin sebanyak 5 buah terdapat pada nomor 4,5,6, 14 dan 15.

b. Kesalahan Penggunaan afiks pada verba Imperfect

Kesalahan penggunaan afIks infleksi pada verba Imperfect terjadi sebanyak 53 kesaJahan. KesaJahan ini terjadi karena santriwati masih sulit membedakan antara penggunaan morfem infleksi untuk persona ketiga tonggal, dual, dan jamak maskulin. Kemudian penggunaan persona kedua tunggal, dual, danjamak feminin.

Untok lebih jelasnya, data kesalahan pada bentuk verba Imperfect dapat dilihat ada tabel berikut:

No. Verba 1. ェャエ。、セィョ@コ
2. 「Oャイセ@ゥィォオエ

Makna 'kamu (F) sedang pergi' 'kamu (M) sedang mengabari'

Perbaikan
u.z.a.yIyadzhahna! iJ0.WItukhhiriinil

Makna
'mereka (F) sedang pergi'
'kamu dua (F) sedang mengabari'

3. c='"yltarji 'ul

'kamu (M) pulang'

セゥ@j y Itarji'iini!

'kamu dua (F) pulang'

4. Cy.JItakhrujul

'kamu (M) sedang keluar'

iJ4>-f iItakhrujiini/ 'kamu dua (F) sedang

86

Nurainun Hasibuan

keluar'

5. j?;; iltahjadzu!

'kamu (M) sedang menghafaI' @セゥj

Itahjadziinil

'kamu dua (F) sedang menghafaI'

6. 。セアエ@ィャオゥイO

'kamu (M) sedang menghina' iJf..;i:i.:.Jltahtaqiriinii 'kamu dua (F) sedang menghina'

7. e.,.,iJltaqiimu!

'kamu (M) sedang berdiri'

iJ..JA.,.,iJItaqiimUnai 'kalian (M) sedang berdiri'

8. 。セOエォ@ャュオA

'dia (F) sedang berbicara'

iJ..JAlS:i;Iyataldlamnal 'mereka (M berbicara'

sedang

9. I.;-JAJiItadzhabu!

'dia (F) sedang pergi'

jZiTセ@ゥ Iyadzhabiinal 'mereka (M) sedang pergi'

10. @QjuNセ

Ituwaswisu! 'kamu (M) mengganggu'

iJuIJA'".J1ltuwaswisnal 'kalian (F) mengganggu'

11. Oエォョオウ@セA。

'dia (F) sedang menyapu'

@ャ。ョウオォセケ

'mereka (F) menyapu'

sedang

12. ゥュ。エェ@Oセ

'u!

'dia (M) sedang berkumpul'

ケ。ェエュOGゥョセj@

'mereka (M) berkumpul'

sedang

13. #Itasyghulu!

'kamu (M) sedang sibuk'

ケ。ィセオァウャョ@Oエ

'kalian (F) sedang sibuk'

14. &Itatba'u!

'kamu (M) ikut'

iJaiUltatba 'nal

'kalian (F) ikut'

15. #Ituhmilu!

'dia (F) menyepelekan'

uLwlyuhmilnai

'mereka (F) menyepelekan'

16. f:!l.;ltuthillu!

'dia (M) mengintip'

iJAlyuthilliinai

'mereka (M) mengintip'

17. '. ,..lIltal'abu!

'dia (F) sedang bermain'

ケ。ャG「Oョ@セ

'mereka (F) sedang bermain'

18. エOセ@。ウィゥ

'kamu (M) maIu'

セOエ。@ウィゥョャ

'kamu (F) malu'

19. ?l;;ltata-akhorl 'kamu (M) terlambat'

i;J....ftltiItataakhorinal 'kamu (F) terlambat'

20. !h/yaqrou!

'dia (M) sedang membaca'

l.Pltaqroui

'dia (F) sedang membaca'

21. ケオャセ。エゥウ@ヲ

'dia (M) sedang memeriksa' uZWltufattisyul

'dia (F) sedang memeriksa'

22. ..pU;/yataakhorl 'dia (M) terlambat'

"pI;;Itataakhorul 'dia (F) terlambat'

23. .J:.i....!ltasquthu

'itu benda (F) jatuh

@エアウィAu。ケOセオ

'itu benda (M) jatuh

24. foltasytarl

'kamu (M) sedang membeli' IY....)iJ.1 Itasytarinal 'kamu (F) sedang membeli'

25. UWltakhaful

'kamu (M) takut'

iJ!iWItakhiifinal

'kamu (F) takut'

26. ':J"pltuqorribul

'kamu (M) mendekati'

iJ:II.PItuqorribinal 'kamu (F) mendekati'

27. セOゥエ。ィュャオ@

'kamu (M) sedang membawa' iJ:Jl-1ltahmilinai

'kamu (F) sedang membawa'

28. セエ。ウィゥュOA@オ

'kamu (M) sedang mandi'

セ@
Itastahimminal

'kamu (F) sedang mandi'

29. pltandzurul

'kamu (M) sedang melihat'

[jセOエ。ョ、コオイゥ@

'kamu (F) sedang melihat'

30. plturidu!

'kamu (M) ingin'

():.JjyIturidinal

'kamu (F) ingin'

31. セ@ャゥエケウュ。O

'kamu (M) beJjalan'

ャ@ウュOセ。エケゥョ

'kamu (F) beJjalan'

32. @ォゥセOエ。「ャ

'kamu (M) sedang menangis' iJ:AUItabkfnal

'kamu (F) sedang menangis'

33. '. ,Kiltaktubul

'kamu (M) sedang menulis' UJfiSjItaktubmal

'kamu (F) sedang menulis'

34. '. !!i'iltujlbul

'kamu (M) menjawab'

i;,!:"i'iltufibinal

'kamu (F) menjawab'

35. '. I i

Dokumen yang terkait

Analisis kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah

7 89 167

Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Benda Bantu Bilangan (名量词) Dalam Bahasa Mandarin 印尼学生 “名量词” 偏误分析(Yìnní Xuéshēng “Míng Liàngcí” Piān Wù Fēnxī)

27 118 129

PERAN BAGIAN BAHASA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB SANTRIWATI PONDOK Peran Bagian Bahasa Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab Santriwati Pondok Pesantren Islam Ar-Rohmah Kedunggalar Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

PERAN BAGIAN BAHASA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB SANTRIWATI PONDOK Peran Bagian Bahasa Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab Santriwati Pondok Pesantren Islam Ar-Rohmah Kedunggalar Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 17

Analisis Kesalahan Penulisan Bahasa Arab (1)

0 2 6

1. Latar Belakang Masalah - Analisis Kesalahan Penggunaan Morfem Infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab pada Santriwati Kelas II Pesantren Darul Arafah

0 1 16

Analisis kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah

1 116 36

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Relevan 2.1.1 Analisis kesalahan - Analisis kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah

0 1 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah

0 0 10

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN MORFEM INFLEKSI DALAM KONJUGASI BAHASA ARAB PADA SANTRIWATI KELAS II PESANTREN DARUL ARAFAH TESIS

1 1 19