PENGGUNAAN METODE BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI KANGGURU DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TANGKIT BATU MUARA PUTIH LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 20142015

(1)

PENGGUNAAN METODE BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI KANGGURU DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL

TANGKIT BATU MUARA PUTIH LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

Vita Fauzia Ulfa

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

ABSTRACT

THE USING OF PLAYING METHOD IN LEARNING MOTION KANGGURU DANCE AT TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TANGKIT BATU MUARA PUTIH

SOUTH LAMPUNG ACADEMIC YEAR 2014/2015 BY

VITA FAUZIA ULFA

The research was aimed to describe the using of playing method in the learning process motion of Kangguru dance in TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih South Lampung. This research used a qualitative descriptive method. Technique used to collect the data in this research are observation, documentation, interviews and non-test. The used of playing method were very helpful to giving spirit of delight learning. The results showed that learning kangguru dance of aspects fine motor movement and gross motor skills using playing method was good, because students were able to demonstrate motion kangguru dance that locomotor gross motor movements that teacher had tought. The findings of this research is a little trouble perform a movement the locomotor if the motion carried out using themes and count.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

HALAMAN JUDUL ...ii

LEMBAR PENGESAHAN...iii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA...iv

RIWAYAT HIDUP...v

PERSEMBAHAN...vi

MOTTO...vii

SANWACANA...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR DIAGRAM...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Batasan Masalah...5

1.3 Rumusan Masalah ...5

1.4 Tujuan Penelitian ...6

1.5 Manfaat Penelitian ...6

1.6 Ruang Lingkup ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Relavan...9

2.2 Pengertian Pembelajaran ...10

2.3 Metode Bermain...12

2.4 Seni Tari ...15

2.5 GerakTari ...18

2.6 Pendidikan Anak Usia Dini ...27

2.7 Taman Kanak-kanak ...29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ...35

3.2. Sumber Data...36

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...37

3.4. Instrumen Penelitian ...38

3.5. Teknik Analisis Data ...40


(4)

4.3.1 Pertemuan Pertama...46

4.3.2 Pertemuan Kedua...55

4.3.3 Pertemuan Ketiga...62

4.3.4 Pertemuan Keempat...69

4.3.5 Pertemuan Kelima...75

4.3.6 Pertemuan Keenam... 83

4.4 Rekapitulasi Penelitian……….…..90

4.5 Kendala dan Solusi...95

4.6 Temuan...96

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kesimpulan... 97

5.2 Saran... 99 DAFTAR PUSTAKA


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2014: 3). Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan.

Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap peserta didik untuk memperkenalkan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial serta untuk menambah pengetahuan. Program seni di sekolah memfasilitasi anak untuk menambah pengetahuan tentang warisan budaya melalui pengalaman seni berdasarkan sesuatu yang dekat dengan kehidupan dunianya. Pendidikan seni sangat mengutamakan kreativitas siswa untuk aktif dalam setiap jenis seni yang dipelajari baik seni tari, seni drama, seni rupa dan musik.


(6)

Pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan sadar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup. Di dalam PP RI No. 27 Tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah. Bab I Pasal I Ayat (2) dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan usia dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar (Patmonodewo, 2008: 43-44).

Pendidikan TK bukan pendidikan yang diwajibkan. Namun, apabila kita memaknai lebih mendalam tentang pentingnya pendidikan sejak usia dini, pendidikan TK atau prasekolah merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan yang masa mendatang. Pendidikan TK bertujuan untuk membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal dalam lingkungan yang kondusip demokratis dan kompetitif.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Kegiatan belajar mengajar di TK menganut prinsip bermain sambil belajar, karena dunia anak adalah dunia bermain. Seluruh kegiatan pengembangan anak di TK dilaksanakan melalui kegiatan bermain dengan menggunakan metode belajar mengajar yang sesuai dengan kebutuhan minat dan kemampuan anak.


(7)

3

Seorang anak mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya dengan bermain. Melalui kegiatan bermain, anak dapat menjelajahi, mengenal, mencintai, dan dapat menambah pengertiannya mengenai lingkungan dan alam sekitar. Lingkungan belajar yang menarik, bermakna, akrab, dan bersifat informal akan merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak secara maksimal.

Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan ini berada di Kabupaten Lampung Selatan. TK ini memiliki fasilitas yang cukup baik sehingga memudahkan peneliti dalam penelitian. Peneliti mengambil TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan karena di TK ini menjadikan seni tari sebagai materi di dalam pelajaran seni budaya, selain itu antusias siswa dalam hal pembelajaran seni tari juga sangat tinggi, setiap akhir tahun ajaran pihak sekolah mengadakan pertunjukkan untuk siswa yang berbakat dalam hal seni tari dan dalam bakat lainnya, sehingga peniliti tertarik untuk meneliti sekolah tersebut.

Suatu usaha untuk menumbuhkembangkan semua aspek perkembangan yang ada pada anak usia dini, melalui pembelajaran dengan proses pengalaman yang menyenangkan. Oleh karena itu, pentingnya pemilihan metode dalam proses pembelajaran merupakan strategi pemberi stimulus yang baik agar peserta didik dapat berkembang secara optimal. Metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu (Sutikno, 2014: 33). Pemilihan metode merupakan sebuah tolok ukur tentang kompetensi guru, oleh karena itu pemilihan dan penggunaan metode haruslah tepat dan menyesuaikan faktor-faktor yang ada.


(8)

Kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik sebagai strategi pengajaran dan alat pencapai tujuan. Metode memiliki nilai strategis yang artinya metode menduduki posisi penting di dalam keberhasilan pembelajaran.

Peneliti mengambil judul metode bermain karena metode ini lebih sesuai dengan kondisi siswa yang cenderung lebih suka bermain, karena dengan bermain siswa merasa rileks dan senang sehingga memudahkan dalam memahami materi yang disampaikan. Metode bermain dapat melatih kemampuan kognitif, mengembangkan kreativitas, meningkatkan kepekaan emosional, dan dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa.

Tari merupakan salah satu gerak dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak ditemui sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosional yang di ekspresikan lewat medium yang tidak rasional, yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh (Hadi dalam Mustika, 2013: 37). Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Sifat dan bentuk gerak ditentukan oleh motivasi tertentu yang menyebabkan dorongan untuk bergerak, yaitu motivasi-motivasi yang mengatur pengungkapannya dan sifat-sifat emosionalnya. Peneliti mengambil gerak tari kangguru sebagai pembelajaran gerak tari dalam penggunaan metode bermain karena materi yang diajarkan oleh guru pada semester genap ini adalah tari kangguru, tarian ini menggunakan gerak dasar tari yang sederhana dengan mengimitasikan gerak dari hal yang diamati yaitu hewan kangguru.


(9)

5

Melalui proses pembelajaran yang menyenangkan, maka anak akan mampu belajar dengan baik. Menari merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan anak usia dini yang dapat menciptakan situasi yang menyenangkan dan bermain merupakan metode yang tepat digunakan untuk pembelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan peneliti mengambil judul “penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan“.

1.2Batasan Masalah

Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis membatasi masalah penelitian yaitu pada proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan?

1.3Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan?

2. Bagaimana proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan?


(10)

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi anak akan memperoleh pembelajaran ilmu praktik dibidang seni yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan dirinya untuk lebih berkembang dalam kemampuan yang sangat berguna untuk masa depan. 2. Manfaat bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan

dan pengalaman dalam pengembangan proses pembelajaran seni tari di sekolah.

3. Manfaat bagi mahasiswa, diharapkan penelitian ini dapat memberi wawasan tentang metode-metode dalam pembelajaran seni tari dan pengembangannya. 4. Manfaat bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberi

pengetahuan terhadap masyarakat bahwa pentingnya pendidikan prasekolah dalam perkembangan karakteristik anak.


(11)

7

1.6Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mencakup:

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas B 1 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan yang berjumlah 22 siswa.

3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan.

4. Waktu Penelitian


(12)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Tanggal Aktifitas

1. 20 Oktober 2014 Observasi awal

2. 6 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan pertama yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa

3. 8 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan kedua yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.

4. 13 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan ketiga yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.

5. 15 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan keempat yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.

6. 20 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan kelima yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.

7. 22 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan keenam yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa


(13)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Penelitian yang Relavan

Penelitian yang relavan dengan penelitian ini adalah penelitian tentang Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan Metode Bermain di TK Bintang Ceria 2 Bandar Lampung, yang ditulis oleh Putri Indriyani. Persamaan penelitian ini dengan yang di tulis oleh Putri Indriyani adalah subjek penelitian yang sama, yaitu anak-anak didik di taman kanak- kanak atau pendidikan anak usia dini. Namun, terdapat perbedaan pada objek penelitian, yaitu pembelajaran gerak tari kangguru sedangkan dalam penelitian Putri Indriyani objek penelitiannya adalah tari bedana.

Pada penelitian Putri Indriyani ini rumusan masalahnya hanya bagaimanakah pembelajaran gerak tari bedana menggunakan metode bermain di TK Bintang Ceria 2 Bandar Lampung sedangkan pada penelitian ini rumusan masalahnya adalah bagaimana langkah-langkah penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu. Instrumen penilaian pada penelitian Putri Indriyani adalah wiraga, wirasa dan wirasa dengan hasil kesimpulan cukup. Sedangkan pada penelitian ini instrumen penilaian menggunakan gerak lokomotor, nonlokomotor dan motorik halus dengan hasil kesimpulan baik dengan kategori mampu.


(14)

2.2Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran adalah siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas , perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik (Hamalik, 2014: 57).

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang dan perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek misalnya keletihan, dan sebagainya (Hilgard dan Gordon dalam Hamalik, 2014: 49).


(15)

11

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami/melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki bagi subjek didik (Sadirman, 2011: 20 dan 21).

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai. Tujuan penting dalam rangka sistem pembelajaran, yakni merupakan suatu komponen sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang efektif.

Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian mengajar berdasarkan pandangannya masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu masing-masing memiliki kebaikan dan kelemahan. Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya berlandaskan pada teori tertentu (Hamalik, 2014: 57).


(16)

2.3Metode Bermain

Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain adalah kodrat anak. Pada intinya, bermain dapat dipandang sebagai salah satu kegiatan yang bersifat volunter, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan dan fleksibel (Solehudin dalam Masitoh, 2007: 9 dan 3). Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosional, nilai dan sikap hidup.

Melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan koordinasi otot kasar bermacam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan ini seperti merayap, merangkak, berjalan, berdiri, meloncat, melompat, menendang, melempar, dan lain sebagainya. Melalui kegitan bermain anak dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitifnya untuk memecahkan berbagai masalah seperti kegiatan mengukur isi, mengukur berat, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda dan sebagainya. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan kreativitasnya yaitu melakukan kegiatan yang mengandung kelenturan, memanfaatkan imajinasi dan ekspresi diri, kegiatan-kegiatan pemecahan masalah, mencari cara baru dan sebagainya (Moeslichatoen, 2004: 32).

Terdapat 8 fungsi bermain bagi anak menurut Hartley, Frank dan Goldenson dalam Moeslichatoen R yaitu:

1. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu memasak di dapur.


(17)

13

2. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti guru mengajar di kelas.

3. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Contohnya ibu memandikan adik.

4. Untuk menyalur perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng, menepuk-nepuk air, dan sebagainya.

5. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal dan sebagainya.

6. Untuk kilas balik peran-peran yang bisa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan pagi dan lain-lain.

7. Mencerminkan pertumbuhan, misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya, semakin gemuk badannya.

8. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias ruangan, menyiapkan jamuan makanan. (Masitoh, 2007: 9.5).

Langkah-langkah atau tahap-tahap dalam Metode Bermain

1. Tahap Persiapan

Merumuskan tujuan yang hendak dicapai kemudian guru menjelaskan manfaat dari permainan yang akan dilakukan serta menentukan macam kegiatan bermain, menentukan ruang dan tempat bermain, mempersiapkan bahan, alat atau media yang digunakan dalam bermain.

2. Tahap pelaksanaan


(18)

a. Langkah Pembukaan

Pada tahap ini guru memberikan arahan kepada murid apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya

b. Langkah Pelaksanaan

Pada tahap ini para peserta didik memainkan permainan yang sudah ditentukan dengan mengikuti rambu-rambu yang telah ditentukan pula.

c. Langkah Penutupan

Pada tahap ini guru memberikan reward kepada peserta didik yang telah melakukan permainan dengan baik dan benar. Selain memberi reward guru memberikan arahan kepada anak yang belum baik dan benar dalam bermain dan menyuruh mengulangi lagi sampai bisa melakukan dengan baik dan benar.

3. Tahap Penutupan

Memberikan kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan dan memberikan evaluasi kepada peserta didik. (Masitoh, 2007: 9.6).

Kelebihan Metode Bermain

1. Merangsang perkembangan motorik anak, karena dalam bermain membutuhkan gerakan-gerakan.

2. Merangsang perkembangan berfikir anak, karena dalam bermain membutuhkan pemecahan masalah bagaimana melakukan permainan itu dengan baik dan benar.

3. Melatih kemandirian anak dalam melakukan sesuatu secara mandiri tidak menggantungkan diri pada orang lain.


(19)

15

4. Melatih kedisiplinan anak, karena dalam permainan ada aturan-aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan.

5. Anak lebih semangat dalam belajar, karena naluri anak usia dini belajar adalah bermain yang didalamnya mengandung pelajaran.

2.4Seni Tari

Tari merupakan salah satu gerak dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak ditemui sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosional yang diekspresikan lewat medium yang tidak rasional, yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh (Hadi dalam Mustika, 2013: 37). Tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa yang berbentuk gerakan tubuh. Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan ekspresi (Mustika, 2013: 22). Dalam tari juga dikenal dengan wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa (wujud).

Fungsi pendidikan seni tari dalam 8 ranah meliputi:

1. Seni tari sebagai media pengenalan fungsi mekanisasi tubuh

Perkembangan peserta didik diperlukan pengenalan tentang fungsi mekanisme tubuh (sadar akan ruang diri) sehingga peserta didik tidak merasa asing akan anggota tubuhnya, seperti kaki, tangan, kepala dan persendiannya (Hidayat, 2005: 7).


(20)

2. Seni tari sebagai media pembentukan tubuh

Seni tari memungkinkan peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara wajar. Pengaktifan diri terhadap sistem mekanisme ragawi dan juga stamina dimungkinkan agar peserta didik mengalami pertumbuhan yang wajar. Secara simultan dengan penerapan teknik tari, sehingga peserta didik dapat mengalami pertumbuhan badan (fisik) yang wajar (Hidayat, 2005 : 8).

3. Seni tari sebagai media sosialisasi diri

Pengajaran seni tari bukan semata-mata pada kegiatan proses bermain karena bermain dapat menumbuhkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Sehingga tidak hanya memiliki kecerdasan dalam pengertian intelektualitasnya saja, akan tetapi juga memiliki sejumlah kecerdasan lain yang dapat dikembangkan, misalnya kecerdasan emisioanal dan kecerdasan kinetik. Tubuh yang terlatih tataran tertentu memiliki kepekaan ruang dan juga waktu sehingga sensitifitas ruang dan waktu dapat mengendalikan tenaga (Hidayat, 2005: 8).

4. Seni tari sebagai media pengenalan prinsip pengetahuan ilmu pasti-alam Secara mendasar, ilmu alam didasarkan pada dua hal, yaitu nilai ruang dan waktu. Keberadaan sebuah benda menurut adanya ruang untuk menempatkan dirinya, sementara untuk mempertahankan masa bendanya dibutuhkan waktu dengan satuan tertentu. Melalui kegiatan menari dimungkinkan membentuk kesadaran peserta didik pada kerangka tentang realitas dan sekaligus non realitas, maka adanya pengajaran seni tari diharapkan dapat membuat siswa memiliki sensitivitas terhadap realitas (Hidayat, 2005: 9).


(21)

17

Seni tari sebagai kegiatan sosial menempatkan individu dalam kerangka kebersamaan, dalam kerangka pribadi yang mandiri. Peserta didik selalu di tuntut mampu mengontrol dirinya, tetapi juga mampu bekerja sama dengan orang lain. Maka keyakinan akan kemampuan pribadi, dan ketergantungan pada orang lain dapat dibina secara simultan (Hidayat, 2005: 10).

6. Seni tari sebagai media pengenalan karakteristik (perwatakan)

Manusia sebenarnya memiliki bakat duplikasi yaitu menirukan sejumlah perwatakan, peniruan ini merupakan sebuah makna yang dalam dari sebuah pernyataan diri atau yang biasa disebut sebagai kualitas pemahaman karakteristik imitatif, maka seni tari yang di dalamnya terkait dengan aspek imitasi menjadi sebuah media yang memberikan kesadaran berkelanjutan pada peserta didik, bahwa meniru adalah sebuah cara belajar, cara memahami sesuatu di luar dirinya (Hidayat, 2005: 11).

7. Seni tari sebagai media komunikasi

Seni tari memberikan peluang kepada peserta didik untuk dapat menyatakan kegembiraan atau perasaan yang dialaminya melalui bahasa ragawi. Bahasa ragawi dapat mengomunikasikan gagasan-gagasan budaya, nilai-nilai dan tema-tema pada cerita-cerita yang bersifat naratif atau dramatik. Di samping itu, seni tari juga dapat mengomunikasikan segenap rasa (perasaan) dalam batin (Hidayat, 2005: 11).

8. Seni tari sebagai media pemahaman nilai budaya

Upaya agar siswa dapat mengenali nilai budaya tidak cukup hanya dengan membaca atau diberi penjelasan, tetapi mereka juga dimungkinkan untuk dapat


(22)

berpartisipasi dengan cara berperan aktif untuk merasakan secara fisikal atau melalui empatinya. Seni tari dimungkinkan dapat mengaplikasikan ke dalam etika yang berkembang dalam masyarakat, seperti cara duduk, cara berdiri, berjalan, menghormati orang lain dan lain sebagainya (Hidayat, 2005: 13).

2.5Gerak Tari

Gerak merupakan dasar belajar tari. Anak pada umumnya senang ketika bergerak. Ketika anak bergerak sambil menari, merupakan pengalaman yang menyanangkan bagi mereka. Gerak di dalam tari merupakan hasil dari pengembangan ragam gerak, pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dalam penyusunan sebuah karya tari. Untuk usia anak-anak terlebih anak usia dini, maka gerak yang dikembangkan tentunya sesuai dengan kemampuannya, atau lebih mudah dan tidak rumit, dan pola pengembangan geraknya pun dilakukan dengan materi dasar gerak keseharian, seperti melompat, berlari dan berjalan (Rachmi, 20089.8)

Anak usia TK telah memiliki sifat suka akan sesuatu yang bagus, indah, baik. Dalam hubungannya dengan tari, pengertian indah yang dimaksud adalah gerak tari bukan saja gerak yang halus atau baik saja, tetapi termasuk juga gerak-gerak yang kuat, keras, lemah, patah-patah. Karakteristik gerak-gerak peserta didik pada umumnya mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan menirukan. Apabila ditunjukkan kepada peserta didik suatu action yang diamati (observable), maka ia akan mulai membuat tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat otot-ototnya dan dituntut oleh dorongan kata hati untuk menirukannya. Anak TK pada umumnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai berikut :


(23)

19

a. Peserta didik dalam bermain, senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang dilihat baik di TV ataupun gerak –gerak yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, tema ataupun binatang.

b. Peserta didik secara spontan menampilkan gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi dari pengamatan objek tersebut peserta didik menampilkan gerak yang disukainya.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak TK adalah :

a. Bersifat sederhana.

b. Biasanya bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu.

c. Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada disekitarnya.

d. Anak-anak juga menirukan gerak-gerak binatang

Gerak tari yang digunakan bagi anak TK tidak harus terikat oleh gerak tarian yang sudah jadi, sebagaimana lazimnya tarian untuk orang dewasa (Depdikbud dalam Kamtini dan Tanjung, 2005: 130). Dalam mempersiapkan tari bagi anak terlebih dahulu disusun proses tari secara bertahap. Pada bagian akhir gerak tari yang disusun tersebut menuju kepada terwujudnya suatu tarian. Carilah gerak tari yang mudah dilakukan peserta didik, dalam hal ini guru tari yang harus kreatif, teliti, mengerti dalam memilih dan menyusun gerak tari yang mudah dilaksanakan. Tari yang diciptakan harus menarik bagi peserta didik sehingga dapat mendorong


(24)

mereka untuk berkreasi dan mengembangkan imajinasi dan daya ciptanya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan iringan musik lagu kangguru.

Menurut Rachmi (2008: 9.16) Keterampilan gerak sebagai keterampilan dasar adalah bentuk keterampilan yang bermanfaat dan dibutuhkan anak dalam kehidupannya sehari-hari. Keterampiln ini penting untuk anak-anak dan berfungsi dalam lingkungannya. Keterampilan bersifat teknis dapat dilakukan sebagai gerakan kreatif dengan memadukan keterampilan berikut;

1. Kererampilan Lokomotor, yaitu keterampilan yang digunakan untuk menggerakkan atau memindahkan posisi dari satu tempat ke tempat lainnya. Yaitu berjalan, berlari, melompat, hop (jingkak), berderap, mendorongdan lain-lain. Keterampilan ini sangat mudah dilakukan anak mereka senang bergerak dan berjalan atau berlari. Guru dapat memodifikasi gerak-gerak lokomotor ini secara keratif menggunakan tema.

2. Keterampilan nonlokomotor, yaitu keterampilan di tempat yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain, keterampilan nonlokomotor ini seperti membengkokkan tubuh, merentangkan tangan, memilin, memutar, mengayun, menggoyang, menganggkat, mendorong, menarik, memantulkan merendahkan tubuh, dan lain-lain.


(25)

21

2.5.1 Tari Kangguru

Tari Kangguru adalah tari anak-anak yang gerakannya mengimitasikan dari gerak hewan kangguru, seperti melompat, berjalan, mengayunkan tangan, menggerakan kepala, menepuk tangan di perut dan sebagainya, tarian ini di ciptakan oleh guru untuk mengawali pembelajaran gerak dasar tari bagi siswa yang merupakan anak usia dini menggunakan gerak motorik kasar yaitu lokomotor (gerak yang berpindah tempat) dan nonlokomotor (gerak ditempat) dan motorik halus yaitu gerak tangan. Ragam gerak tari kangguru dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Kangguru

No Ragam gerak Gambar gerakan Keterangan

1 Berjalan 4 langkah ke depan dan mundur 4 langkah kebelakang dengan hitungan 1x8

Gerakan ini termasuk dalam gerakan motorik kasar yaitu lokomotor


(26)

2 Gerak Melompat dengan hitungan 1x8 Gerak melompat ini termasuk dalam gerakan motorik kasar yaitu lokomotor

3 Menggerakan tangan ke kanan dan ke kiri dengan hitungan 1x8

Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus

4 Meletakan tangan di perut dengan menepuk-nepuk dengan hitungan 1x4

Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus


(27)

23

5 Mengayunkan tangan ke kanan dan kiri dengan hitungan 1x4

Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus

6 Meletakkan tangan kanan dan kiri di samping telinga dengan hitungan 1x4

Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus


(28)

7 Menggerakkan kepala ke kanan dan kiridengan hitungan 1x8

Gerakan ini termasuk dalam gerakan motorik kasar yaitu gerakan nonlokomor

8 Melekukkan tangan ke atas dan ke bawah dengan hitungan 1x4

Gerakan ini termasuk dalam gerakan motorik halus


(29)

25

9 Membuka tangan dengan lebar dengan hitungan 1x4

Gerakan ini termasuk dalam gerakan motorik halus

10 Meletakkan tangan di pelipis alis kanan dan kiri dengan hitungan 1x8

Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus

(Foto warisem: 2015)

2.5.2 Musik Tari Kangguru

Pembelajaran gerak tari kangguru oleh guru menggunakan media audio yaitu berupa kaset CD, lagu tari kangguru tersebut merupakan ciptaan Papa T. BOB dengan lirik sebagai berikut :


(30)

LIRIK LAGU KANGGURU

Ada kantongnya, gendong anaknya

Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru Aduh lucunya kalau berdiri

Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru Anak anak semua menyukai nya

Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru Negara asa nya di Australia

Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru Kangguru kangguru

Engkaulah binatang paling aneh didunia Kangguru kangguru

Engkaulah binatang paling lucu didunia

Lagu kangguru memiliki tempo sekitar 100-120, dengan intro vers, reff, dan coda. Pola vers ab a’b, pola intro dan coda abab, pola reff c d dengan 72 birama, instrumen yang digunakan organ drumset, bel tamborin, vokal dan bass. Dinamika yang digunakan diawal lembut dan bag terakhir lembut selebihnya sedang. Isi lagu kangguru berisikan tentang hewan kangguru yang lucu yang berasal dari negara Australia dengan memiliki kantong didepan dan berjalan dengan melompat.


(31)

27

2.6Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Musbikin, 2010: 35). Dalam Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal (taman kanak-kanak, raudatul athfal, atau bentuk lain yang sederajad), jalur pendidikan nonformal, atau jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Pada hakikatnya, belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini. Dalam hal ini, melalui pendidikan anak usia dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial, dan emosional. Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

Sehubungan dengan fungsi yang telah dipaparkan di tersebut, maka tujuan pendidikan anak usia dini adalah:


(32)

1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya. 2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika

terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.

3. Menyediakan pengalaman yang beraneka ragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).

4. Membangun landasan bagi perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

5. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.

Pendidikan anak usia dini merupakan naungan dari pendidikan prasekolah yang di dalamnya terdapat Kelompok bermain dan Taman Kanak-kanak. Kelompok bermain merupakan pendidikan anak usia dini dari umur satu sampai empat tahun dan merupakan pendidikan nonformal dan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan usia dini dari umur empat sampai enam tahun, dan TK ini sudah termasuk pendidikan formal.


(33)

29

2.7Taman Kanak-kanak

Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang dikenal oleh anak. Sesuai dengan karakteristiknya anak usia TK sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak pada masa ini memiliki karakterstik tersendiri dimana anak sangat aktif, dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi terhadap apa yang dilihat dan apa yang didengarnya, serta seakan tidak berhenti untuk belajar.

Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan TK merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas yaitu sekolah dasar dan lingkungan lainnya.

Raudatul Athfal (RA) merupakan perpaduan antara pendidikan anak usia dini (playgroup) dan Taman Kanak-kanak. Usia PAUD di pendidikan RA adalah berkisar anak usia 3 sampai dengan 4 tahun. Sedangkan istilah RABATA itu merupakan merupakan kependekan dari Raudatul Athfal, Bustanul Athfal dan Taman Athfal yang levelnya sama yaitu TK untuk jalur pendidikan agama. Bedanya RA di bawah naungan Depag sementara BA dan TA merupakan Taman kanak-kanak yang diprakarsai oleh 2 kekuatan pilar agama Islam di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah.


(34)

Menurut UU SPN No 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini adalah suatu pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukam melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Melalui PAUD/TK ini, diharapkan anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya meliputi agama, intelektual, sosial, emosi, fisik, kebiasaan-kebiasaan yang positif, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan sesuai perkembangannya serta memiliki motivasi dan sikap untuk kreatif.

Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal, bersifat eksploratif dan berjiwa pejuang, kaya akan fantasi, mudah frustasi, dan memiliki daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang potensial. Pendidikan TK bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, prilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan serta perkembangan selanjutnya (Kepmendikbud No. 0486/U/1992 Bab II pasal 3 ayat 1).

Sesuai dengan tujuan pendidikan di TK, aspek-aspek kepribadian anak yang berkembang adalah mencakup :


(35)

31

1. Aspek Bahasa

Bahasa dikembangkan melalui penggunaan kata dan kalimat sebagai bagian bentuk menangkap pengertian atau mengungkapkan pemikiran dan bekal untuk berkomunikasi, berpikir secara logis, sistematis, dan analisis. Di samping pengembangan tersebuat anak diarahkan pula pada penghayatan terhadap bahasa nasional, yaitu bahasa indonesia. Kegiatan yang berhubungan dengan bahasa anak, selalu disesuaikan dengan tingkat perkembangannya sehingga ia akan dapat menerima dengan mudah dan dengan perasaan senang.

2. Aspek Kecerdasan

Pada masa usia TK anak berada dalam fase berfikir konkrit. Anak akan berbicara sesuai dengan yang dilihatnya. Itulah sebabnya dalam proses belajar mengajar di TK banyak digunakan alat peraga dan alat bermain sangat membantu perkembangan kecerdasan anak. Perkembangan kecerdasan anak 50% dikembangkan pada masa 4 tahun pertama 30% lainnya menjelang ulang tahun ke 8. Tahun-tahun yang penting ini akan meletakkan landasan bagi semua proses belajar di masa depan. Anak-anak belajar dari hal-hal yang dilihat, didengar, dirasakan, disentuh, dibaui, dan yang dilakukan. Anak-anak belajar 10% dari yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan dengar, 70% dari yang dikatakan, serta 90% dari yang dikatakan dan dilakukan. Jadi untuk mempelajarinya sesuatu, anak-anak lebih berhasil dengan mempraktekannya. Anak-anak paling efektif belajar dalam suasana belajar yang menyenangkan atau belajar sambil bermain. Setiap sistem dalam tubuh, Otak bisa memperlihatkan semua hal sehingga pelajaran yang tidak menarik dan membosankan atau yang tidak menggugah emosi pastilah tidak akan diingat.


(36)

Anak-anak dapat belajar dengan cepat dan efektif kalau mereka melihat, mendengar dan merasakannya. Walaupun demikian anak-anak memiliki gaya belajar yang khas dan unik. Gaya belajar ini mencakup kemampuan untuk menyerap dan menyimpan informasi baru dan sulit, berfikir atau berkonsentrasi, melakukan pekerjaan dan menyelesaikan masalah secara efekif.

3. Aspek Motorik

Motorik anak TK belum sempurna. Dalam kegiatan TK senantiasa diusahakan agar perkembangan motorik anak dapat berkembang dengan wajar. Diupayakan agar terjadi keseimbangan antara apa yang diinginkan, dipikirkan dengan apa yang dilakukannya. Dalam pengembangan motorik ini guru menyajikan kegiatan antara lain dengan melatih kegiatan-kegiatan sesuai dengan keadaan jasmani anak. Gerakan-gerakan tersebut dilakukan dengan jalan:

a. Olahraga seperti senam ritmik, naik tangga, meniti titian, berlari, berjalan, dan melompat dengan satu kaki.

b. Menari atau melakukan gerakan dengan mengikuti irama musik atau tarian anak lainnya yang disebut bermain melalui gerak dan lagu.

c. Permainan fungsi yang berperan melatih fungsi anggota tubuh, permainan bentuk, permainan ilustrasi dan permainan menangkap bola.

d. Menggambar, mewarnai, meronce, menggunting, melipat, dan merekat.

4. Aspek Sosial

Pada anakusia TK sebagai manusia muda,perlu dikembangkan perilaku sosialnya. Yaitu dengan pemberian pengalaman, latihan-latihan, serta kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan norma-norma kehidupan masyarakat. Pengembangan perilaku


(37)

33

sosial tersebut mula-mula terbatas pada keluarga. Makin bertambah usia anak, makin luas pula lingkungan hidupnya. Pada usia TK, anak mulai merasa kurang puas hanya bergaul dalam lingkungan keluarga dan ia ingin memperluasnya dengan masyarakat lainnya. Ia mulai mencari teman untuk kelompok bermain bersama. Pada masa itu anak memerluksn lingkungan yang lebih luas. Untuk itu diperlukan kemauan dan kemampuan bersosialisasi dalam rangka menyesuaikan diri tersebut. TK menyediakan program serta menciptakan situasi dan kondisi untuk mengembangkan perilaku dan sosial anak dengan berbagai kegiatan.

Bentuk kegiatan di TK dilakukan secara individu, disediakan pula kegiatan bersama. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

a. Mengembangkan kemampuan menjalin hubungan sosial dengan teman atau guru melalui:

1) Permainan kelompok misalnya : permainan ular naga, menjala ikan, kucing dan tikus dan sebagainya.

2) Kerja kelompok misalnya: membuat maket taman di bak pasir, membersihkan halaman, dan menyiram bunga.

b. Mengembangkan motivasi berprestasi melalui pertandingan atau perlombaan

kelompok yang sifatnya kompetitif dengan penghargaan atau hadiah untuk kelompok, misalnya lomba lari estafet, memindahkan bendera, senam, dan lempar bola.

c. Mengembangkan sikap terbuka dan menghargai pendapat orang lain dengan permainan: pesan berantai, bercakap-cakap, kerja kelompok dan sebagainya.


(38)

5. Aspek Emosi

Pada anak, emosi tumbuh dari perasaan yang kuat dan tak terkendali oleh akal. Agar anak dapat mengendalikan perasaannya, guru harus memberi bantuan dengan cara melatih kerja sama, saling memberi dan menerima, dan tolong menolong. Guru perlu memberi pengalaman sebanyak mungkin kepada anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Perkembangan moral anak perlu mendapat perhatian yang cukup besar di TK, seperti juga perkembangan motorik, sosial dan lainnya. Perkembangan ini sangat bergantung pada penghayatan dan pengalaman norma-norma kesusilaan dan agama yang dilakukan oleh keluarga.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Judul penelitian yaitu Penggunaan Metode Bermain dalam Pembelajaran Gerak Tari Kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Kata kualitatif menyatakan menekankan pada proses dan makna yang tidak diuji, atau diukur dengan setepat-tepatnya, dalam istilah-istilah kuantitas, jumlah,intensistas, atau frekuensi (Ahmadi, 2014: 14). Metode kualitatif adalah untuk memahami fenomena yang terjadi secara ilmiah (natural) dalam keadaan-keadaan yang sedang terjadi secara alamiah (Ahmadi, 2014: 15).

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskiptif yang berupa kata – kata tulisan dari orang – orang dan prilaku yang dapat diamati, penelitian bersifat deskriptif ialah data yang diperoleh (berupa kata – kata, gambar, prilaku) tidak dituangkan dalam bilangan atau angka statistik, peneliti segera melakukan analisis data dengan memberikan pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif (Margono, 2010: 150). Hakikat pemaparan adalah seperti orang merajut, setiap bagian ditelaah satu demi satu, dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu fenomena itu bisa terjadi dalam konteks lingkungannya.


(40)

3.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran gerak tari yaitu guru, sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari dan kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan yang mengikuti pembelajaran tari kangguru dengan menggunakan metode bermain. Sumber data diuraikan seperti di bawah ini :

Variabel 1 : Metode bermain

Variabel 2 : Pembelajaran gerak tari kangguru

Variabel 3 : Kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan

1. Subjek Penelitian : Guru dan siswa kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan yang berjumlah 22 siswa yaitu 16 siswa laki-laki 6 siswa perempuan.

2. Objek Penelitian : Metode Bermain, Pembelajaran gerak tari kangguru

3. Responden : Kepala TK, guru seni budaya dan benda, hal atau alat yang dapat memberikan data atau informasi pada penelitian.

4. Sumber data : Guru, ragam gerak tari, fasilitas, sarana prasarana, benda, hal atau tempat dimana peneliti


(41)

37

Sumber data diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a. Person (orang) : Kepala TK, guru seni budaya dan orang yang

dapat memberikan informasi

b. Paper (kertas) : Surat izin penelitian, surat izin permohonan, dokumen dan RPP

c. Place (tempat) : Kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit

Batu Muara Putih Lampung Selatan.

Arikunto (2005:87-89)

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu :

3.3.1 Observasi

Observasi dilaksanakan sebelum studi pendahuluan untuk mengetahui masalah yang akan diteliti, dan mengetahui keadaan subyek yang sebenarnya. Pengamatan atau observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Hadi dalam Sugiyono, 2013: 203). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti hanya mencatat, menganalisis dan memberi kesimpulan (Sugiyono, 2013: 204). Observasi nonpartisipan bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan cara melakukan pengamatan tentang bagaimana penggunaan metode bermain dalam pembelajaran


(42)

gerak tari di Taman Kanak- Kanak Aiayiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh (Sugiyono, 2013: 319). Wawancara yang dilakukan guna mencari informasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang efektif untuk anak-anak didik di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar. Wawancara pada penelitian ini ditujukan kepada guru dan siswa.

3.3.3 Dokumentasi

Penelitian ini tidak hanya melakukan observasi saja, namun dokumentasi juga diperlukan. Dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa tulisan, gambar, dan video aktivitas pembelajaran guru dan siswa. Setelah mendapatkan hasil penelitian dari observasi akan lebih akurat dengan didukung oleh catatan-catatan atau data mengenai penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di Taman Kanak- Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih, Lampung Selatan, dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tambahan, berupa laporan maupun gambar dan video aktivitas pembelajaran.

3.4Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013:148). Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, yang mengumpulkan data, dengan menggunakan instrumen instrumen penilaian aktivitas belajar guru dan siswa. Dalam


(43)

39

pengumpulan data, alat yang digunakan antara lain : alat tulis dan kamera foto/video.

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Instrumen Pertemuan

1 2 3 4 5 6 1 Mempersiapkan siswa

2 Melakukan pemanasan

3 Pembelajaran sesuai dengan tujuan 4 Menyampaikan materi dengan jelas

5 Menyajikan siswa untuk keterampilan mengamati 6 Menyajikan keterampilan mengomunikasikan 7 Pembelajaran sesuai alokasi waktu

8 Memberikan motivasi inidividu

9 Melakukan penilaian proses untuk siswa

10 Mengamati sikap dan prilaku siswa dalam belajar 11 Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa 12 Memberikan Reward

Pembelajaran tidak hanya mencakup kegiatan guru, namun juga mencakup aktivitas siswa. Penilaian pada aktivitas siswa ini dilihat dari 2 aspek yaitu motorik kasar dan motorik halus. Seperti pada tabel berikut :


(44)

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Penilaian

1 Motorik Kasar a. Keterampilan Lokomotor : Kemampuan anak dalam menggerakkan atau

memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Contohnya : Berlari, melompat, menderap, meluncur, berguling dan lain-lain.

b. Keterampilan nonlokomotor :

Kemampuan anak dalam menggerakkan tubuh tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain. Contohnya : Berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, merentang dan lain-lain. 2 Motorik Halus Kemampuan anak dalam menggerakan

jari-jari tangan seperti memutar tangan, dan lain-lain

3.5Teknik Analisis Data

Cara yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian ini sebagai berikut.

1. Memeriksa kembali hasil dari proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru yang sudah didapat

2. Mendeskripsikan hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan

3. Menyimpulkan hasil penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar Lampung Selatan.


(45)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan dengan 6 kali pertemuan terhadap penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan penggunaan metode bermain ini memberikan semangat kepada siswa diawal pembelajaran yaitu :

1. Pemberian yel-yel dan tepuk semangat

2. Pada kegiatan inti diberikan metode bermain seperti bernyanyi bersama, berjalan ditempat dengan bertepuk tangan dan melompat-lompat yang termasuk dalam gerak motorik kasar dan motorik halus.

Hal ini membantu untuk memusatkan perhatian siswa pada saat pembelajaran serta mempermudah siswa dalam memahami materi gerak tari yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti seperti pemberian aba-aba hitungan dengan istilah yang sering mereka dengar. Namun, siswa yang merupakan anak usia dini cenderung tidak bisa diam dan lebih mudah lelah pada waktu pembelajaran, hal ini yang menjadi kendala pada saat pembelajaran berlangsung yaitu siswa yang tidak bisa diam membuat suasana kelas menjadi ribut dan pembelajaran berhenti karena guru tidak bisa memaksakan siswa untuk tetap melangsungkan pembelajaran, maka dari itu guru menyiasatinya dengan


(46)

memberikan waktu istirahat dengan duduk dilantai meluruskan kaki serta menggoyang-goyangkannya dan bernyanyi bersama.

Kegiatan pembelajaran gerak tari dengan aspek motorik kasar yang terbagi dalam lokomotor dan nonlakomotor serta motorik halus ini berlangsung dalam 6 pertemuan dengan pengamatan proses setiap pertemuan. Aktivitas pembelajaran pada aspek motorik kasar yaitu berjalan ke depan dan mundur ke belakang, melompat 4 kali, melompat ke kanan dan ke kiri, gerakan tersebut merupakan gerakan lokomotor, pada gerakan ini ada beberapa siswa yang masih kurang dan perlu diperbaiki, kemudian gerakan menggerakan kepala ke kanan dan kiri, dan menoleh ke kanan dan kiri termasuk dalam gerakan nonlokomotor, pada gerakan tersebut hampir semua siswa dapat melakukaknya sesuai dengan ringan musik selanjutnya pada gerakan memutar tangan ke kanan dan kiri, meletakkan tangan diperut dengan menepuk-nepuk, mengayunkan tangan ke kanan dan kiri,meletakkan tangan di telinga kanan dan kiri, dan meletakkan tangan dipelipis alis termasuk dalam gerakan motorik halus,pada gerakan ini hanya ada beberapa siswa yang masih sulit melakukannya sesuai dengan iringan musik.

Berdasarkan pengamatan proses keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dengan penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari menggunakan aspek motorik kasar dan motorik halus sebagai penilaian dianggap baik.


(47)

99

5.2 Saran

Setelah dilakukan pengamatan pada proses pembelajaran gerak tari di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan, terdapat beberapa saran yang bisa digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran maupun penelitian yang berhubungan dengan materi ini, diantaranya :

1. Kepada Guru untuk lebih banyak menambah permainan-permainan agar suasana pembelajaran semakin menyenangkan

2. Kepada Guru lebih untuk menambah strategi yang lebih baik dalam menanggulangi keaktifan siswa di dalam kelas

3. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya aktivitas guru dan aktivitas siswa agar lebih ditingkatkan guna mendapatkan pembelajaran yang lebih detail


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Aswan, Zain dan Bahri Djamarah, Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Raneka Cipta.

Ahmadi, Ruslam.2014. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian.Jakarta. PT Rineka Cipta Fridani, Lara. 2011. Materi Pokok Evaluasi Perkembangan Paud. Jakarta: Universitas Terbuka

Hamalik,Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari. Malang. Universitas Negeri Malang Margono, S. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta Masitoh, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-

Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta

Musbikin, Imam. 2010. Buku Pintar Paud. Jakarta: Laksana

Mustika, I Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Aura

Patmonodewo, Soemiarti. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Renika Cipta

Putra, Nusa dan Ninin Dwi Lestari. 2012. Penelitian Kualitatif Paud. Jakarta : Grafindo Persada.

Rachmi, Tetty, dkk. 2008. Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta : Universitas Terbuka

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


(49)

Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica

Tanjung, Husni wardi, Kamtini. 2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Lampung : Depdiknas

Theresia, Nenden. 2011. Modul Pembelajaran, Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Lampung : FKIP UNILA

Widiyoko, Eko Putro. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(1)

40

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Penilaian

1 Motorik Kasar a. Keterampilan Lokomotor : Kemampuan anak dalam menggerakkan atau

memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Contohnya : Berlari, melompat, menderap, meluncur, berguling dan lain-lain.

b. Keterampilan nonlokomotor :

Kemampuan anak dalam menggerakkan tubuh tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain. Contohnya : Berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, merentang dan lain-lain. 2 Motorik Halus Kemampuan anak dalam menggerakan

jari-jari tangan seperti memutar tangan, dan lain-lain

3.5Teknik Analisis Data

Cara yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian ini sebagai berikut.

1. Memeriksa kembali hasil dari proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru yang sudah didapat

2. Mendeskripsikan hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan

3. Menyimpulkan hasil penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar Lampung Selatan.


(2)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan dengan 6 kali pertemuan terhadap penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan penggunaan metode bermain ini memberikan semangat kepada siswa diawal pembelajaran yaitu :

1. Pemberian yel-yel dan tepuk semangat

2. Pada kegiatan inti diberikan metode bermain seperti bernyanyi bersama, berjalan ditempat dengan bertepuk tangan dan melompat-lompat yang termasuk dalam gerak motorik kasar dan motorik halus.

Hal ini membantu untuk memusatkan perhatian siswa pada saat pembelajaran serta mempermudah siswa dalam memahami materi gerak tari yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti seperti pemberian aba-aba hitungan dengan istilah yang sering mereka dengar. Namun, siswa yang merupakan anak usia dini cenderung tidak bisa diam dan lebih mudah lelah pada waktu pembelajaran, hal ini yang menjadi kendala pada saat pembelajaran berlangsung yaitu siswa yang tidak bisa diam membuat suasana kelas menjadi ribut dan pembelajaran berhenti karena guru tidak bisa memaksakan siswa untuk tetap melangsungkan pembelajaran, maka dari itu guru menyiasatinya dengan


(3)

98

memberikan waktu istirahat dengan duduk dilantai meluruskan kaki serta menggoyang-goyangkannya dan bernyanyi bersama.

Kegiatan pembelajaran gerak tari dengan aspek motorik kasar yang terbagi dalam lokomotor dan nonlakomotor serta motorik halus ini berlangsung dalam 6 pertemuan dengan pengamatan proses setiap pertemuan. Aktivitas pembelajaran pada aspek motorik kasar yaitu berjalan ke depan dan mundur ke belakang, melompat 4 kali, melompat ke kanan dan ke kiri, gerakan tersebut merupakan gerakan lokomotor, pada gerakan ini ada beberapa siswa yang masih kurang dan perlu diperbaiki, kemudian gerakan menggerakan kepala ke kanan dan kiri, dan menoleh ke kanan dan kiri termasuk dalam gerakan nonlokomotor, pada gerakan tersebut hampir semua siswa dapat melakukaknya sesuai dengan ringan musik selanjutnya pada gerakan memutar tangan ke kanan dan kiri, meletakkan tangan diperut dengan menepuk-nepuk, mengayunkan tangan ke kanan dan kiri,meletakkan tangan di telinga kanan dan kiri, dan meletakkan tangan dipelipis alis termasuk dalam gerakan motorik halus,pada gerakan ini hanya ada beberapa siswa yang masih sulit melakukannya sesuai dengan iringan musik.

Berdasarkan pengamatan proses keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dengan penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari menggunakan aspek motorik kasar dan motorik halus sebagai penilaian dianggap baik.


(4)

99

5.2 Saran

Setelah dilakukan pengamatan pada proses pembelajaran gerak tari di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan, terdapat beberapa saran yang bisa digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran maupun penelitian yang berhubungan dengan materi ini, diantaranya :

1. Kepada Guru untuk lebih banyak menambah permainan-permainan agar suasana pembelajaran semakin menyenangkan

2. Kepada Guru lebih untuk menambah strategi yang lebih baik dalam menanggulangi keaktifan siswa di dalam kelas

3. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya aktivitas guru dan aktivitas siswa agar lebih ditingkatkan guna mendapatkan pembelajaran yang lebih detail


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aswan, Zain dan Bahri Djamarah, Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Raneka Cipta.

Ahmadi, Ruslam.2014. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian.Jakarta. PT Rineka Cipta Fridani, Lara. 2011. Materi Pokok Evaluasi Perkembangan Paud. Jakarta: Universitas Terbuka

Hamalik,Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari. Malang. Universitas Negeri Malang Margono, S. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta Masitoh, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-

Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta

Musbikin, Imam. 2010. Buku Pintar Paud. Jakarta: Laksana

Mustika, I Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Aura

Patmonodewo, Soemiarti. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Renika Cipta

Putra, Nusa dan Ninin Dwi Lestari. 2012. Penelitian Kualitatif Paud. Jakarta : Grafindo Persada.

Rachmi, Tetty, dkk. 2008. Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta : Universitas Terbuka

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


(6)

Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica

Tanjung, Husni wardi, Kamtini. 2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Lampung : Depdiknas

Theresia, Nenden. 2011. Modul Pembelajaran, Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Lampung : FKIP UNILA

Widiyoko, Eko Putro. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METODE BERMAIN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA (Studi Kasus di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

0 3 1

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE IMITASI DI TK FRANSISKUS 01 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 20142015

10 197 39

METODE BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL GADING IX

0 3 102

PENANGANAN DISGRAFIA PADA ANAK DI TK BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH 8 MAGETAN JAWA TIMUR Penanganan Disgrafia Pada Anak Di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 15

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN AIR PADA ANAK KELOMPOK A DI BUSTANUL ATHFAL ‘AISYIYAH Pengembangan Kemampuan Sains Melalui Metode Bermain Air Pada Anak Kelompok A Di Bustanul Athfal ‘Aisyiyah Kauman Cawas Klaten Tahun Ajaran 2012/2013

0 3 15

PENDAHULUAN Pembelajaran Menulis Huruf Hijaiyah Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan.

0 0 15

PENANGANAN ANAK DISLEKSIA MELALUI METODE FONIK (BUNYI) DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL IV NGRENDENG KALORAN Penanganan Anak Disleksia Melalui Metode Fonik (Bunyi) Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal IV Ngrendeng Kaloran Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

PENANGANAN ANAK DISLEKSIA MELALUI METODE FONIK (BUNYI) DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL IV NGRENDENG Penanganan Anak Disleksia Melalui Metode Fonik (Bunyi) Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal IV Ngrendeng Kaloran Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012.

1 1 12

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL Pengaruh Kegiatan Bermain Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal Karangasem Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 0 15

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL Pengaruh Kegiatan Bermain Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal Karangasem Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 1 15