Pengaruh Media Komunikasi terhadap Pemberdayaan Petani pada Program Primatani Lahan Sawah Irigasi di Kabupaten Karawang

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP
PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI
LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG

DAROJAT PRAWIRANEGARA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Media
Komunikasi terhadap Pemberdayaan Petani pada Program Primatani Lahan
Sawah Irigasi di Kabupaten Karawang adalah karya saya sendiri dengan arahan
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogor, Januari 2010

Darojat Prawiranegara
Nim. I352070131

ABSTRACT
DAROJAT PRAWIRANEGARA. The Influence of Communication Media
on Farmer’s Empowerment on Irrigation Lowlandrice of Primatani Program in
Karawang Distric. Under direction of NINUK PURNANINGSIH and
HADIYANTO.

Research was conducted at the Primatani programe in Citarik village, Tirtamulya
Sub district, Karawang distric. The research objectives are to (1) know the
characteristics of communication media used, (2) identify the farmer’s
empowerment, and (3) analyze the effectiveness of using media on farmer’s
empowerment on Primatani Program. Research was conducted by using survey
method. The results showed that is characterisitics language and contents of
leaflet according to the needs of farmers. Factors of media demonstration method
(gelar teknologi) was better than other method based on relative advantage,

compatibility, complexity, trialability and observability. The use of language and
content of the leaflet influence on the intellectual independence of farmers.
Factors of media demonstration method (media gelar teknologi) and extension
worker influence the empowerment of farmers significantly.
Keyword : communication media, empowerment, primatani

RINGKASAN
DAROJAT PRAWIRANEGARA. Pengaruh Media Komunikasi terhadap
Pemberdayaan Petani pada Program Primatani di Kabupaten Karawang. Di bawah
bimbingan: NINUK PURNANINGSIH dan HADIYANTO.
Penciptaan inovasi pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
(Badan Litbang) Pertanian serta aplikasinya terus dilakukan melalui berbagai
program penelitian dan pengembangan. Namun, penerapannya di tingkat petani
seringkali sulit dilakukan. Hasil kajian lingkup Badan Litbang Pertanian
menunjukkan bahwa proses transfer teknologi dari sumber ke pengguna dinilai
lamban, maka guna mempercepat proses transfer teknologi dan aplikasinya di
tingkat petani, Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2005 telah menyusun dan
mencoba membuat model percepatan transfer teknologi pertanian melalui
Program Primatani. Penyebarluasan informasi dari sumber informasi (Peneliti)
kepada para petani dilakukan melalui penggunaan media komunikasi. Meskipun

demikian, penggunaan media informasi tersebut telah disesuaikan dengan
kebutuhan petani.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui karakteristik media
komunikasi yang digunakan, (2) mengidentifikasi proses pemberdayaan tingkat
keberdayaan petani, dan (3) menganalisis efektifitas penggunaan media terhadap
pemberdayaan petani pada Program Primatani. Penelitian dilakukan dengan
metode survey. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih dua bulan yaitu
bulan Mei sampai Juni 2009. Populasi dalam penelitian adalah petani peserta
program Primatani yang mendapatkan terpaan media leaflet dan gelar teknologi
serta mendapat pembinaan dari para penyuluh Kecamatan Titamulya berjumlah 27
orang. Data dianalisis secara statistik deskriptif menjelaskan data secara umum
dengan menggunakan frekuensi, persentase, rataan, rataan skor dan total rataan
skor, sedangkan untuk melihat hubungan antar variabel menggunakan analisis
statistik inferensial dengan uji rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi petani terhadap media leaflet PTT
padi pada program Primatani dilihat dari bahasa dan format penyajian tergolong
kurang, sedangkan dari kesesuaian isi materi tergolong cukup baik. Persepsi
petani terhadap media gelar teknologi SL-PTT dilihat dari keuntungan relatif,
kesesuaian penggunaan media, kemudahan diujicoba, tingkat kerumitan dan
kemudahan diamati tergolong baik. Persepsi petani terhadap media penyuluh

dilihat dari penguasaan materi, kepercayaan diri, keaktifan dan konsistensi secara
keseluruhan tergolong baik.
Proses pemberdayaan petani pada program Primatani tergolong baik.
Tingkat keberdayaan petani dilihat dari kemandirian intelektual dan kemandirian
manajemen tergolong baik. Sedangkan kemandirian material petani tergolong
cukup. Partisipasi petani pada perencanaan dan pelaksanaan program PTT padi
tergolong baik namun partisipasi petani pada tahap evaluasi tergolong rendah.
Karakteristik bahasa dan kesesuaian isi materi dalam leaflet berkorelasi
nyata dengan kemandirian intelektual dan partisipasi petani pada tahap

pelaksanaan. Karakterisitk media gelar teknologi keuntungan relatif, kesesuaian,
tingkat kerumitan dan kemudahan diujicoba berkorelasi nyata dengan
kemandirian intelektual petani. Kesesuaian, kerumitan dan kemudahan ujicoba
media gelar teknologi berkorelasi nyata dengan kemandirian manajemen petani.
Tingkat kesesuaian, kemudahan diujicoba dan kemudahan diamati berkorelasi
dengan kemandirian material petani. Keuntungan relatif, tingkat kerumitan,
kemudahan diujicoba dan kemudahan diamati berkorelasi nyata dengan partisipasi
petani pada perencanaan. Keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan dan
kemudahan diujicoba media gelar teknologi berkorelasi nyata dengan partisipasi
petani pada tahap pelaksanaan. Sedangkan pada tahap evaluasi hanya variabel

kemudahan diamati yang berhubungan dengan partisipasi petani pada tahap
evaluasi.
Karakterisitik media personal penyuluh yang secara keseluruhan
berkorelasi nyata dengan kemandirian intelektual, manajemen dan kemandirian
material petani adalah variabel penguasaan materi. Variabel konsistensi
berkorelasi nyata dengan kemandirian intelektual dan kemandirian manajemen
petani. Variabel keaktifan berhubungan dengan kemandirian intelektual petani.
Sedangkan variabel kepercayaan diri tidak berkorelasi dengan kemandirian
intelektual, manajemen maupun kemandirian material. Variabel penguasaan
materi dan konsistensi berkorelasi nyata secara keseluruhan dengan partisipasi
petani pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Variabel keaktifan
berkorelasi nyata dengan partisipasi perencanaan dan pelaksanaan. Variabel
kepercayaan diri berkorelasi nyata dengan partisipasi pada tahap pelaksanaan.

Kata kunci: media komunikasi, pemberdayaan, primatani

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruhnya karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN
PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI
DI KABUPATEN KARAWANG

DAROJAT PRAWIRANEGARA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR


BOGOR
2010
Judul Tesis

Nama
NIM

: Pengaruh Media Komunikasi terhadap Pemberdayaan
Petani pada Program Primatani Lahan Sawah Irigasi di
Kabupaten Karawang
: Darojat Prawiranegara
: I352070131

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr.Ir.Ninuk Purnaningsih, MSi
Ketua


Ir. Hadiyanto, MS.
Anggota

Diketahui
Koordinator Mayor
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 30 Desember 2009

Tanggal Lulus :

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Prof.Dr.Ir.H.Sumardjo, MS


DEDICATION :

To my soul Rina, Puteri & Sarah
Who se lo ve , sup p o rt a nd e nc o ura g e me nt
ma d e the lo ng ho urs o f this writing muc h
sho rte r.
© DR

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei sampai Juni 2009 ini ialah
Pengaruh Media Komunikasi terhadap Pemberdayaan Petani pada Program
Primatani Lahan Sawah Irigasi di Kabupaten Karawang
Penulis menghaturkan terima kasih yang tulus tidak terhingga dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat Ibu Dr. Ir. Ninuk
Purnaningsih, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing, Bapak Ir. Hadiyanto, MS
sebagai anggota komisi pembimbing atas kesabaran, penyediaan waktu dan
keikhlasan selama proses pembimbingan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Ir. H.Sumardjo,

MS sebagai dosen penguji luar komisi yang telah memberikan banyak masukan
dan saran.
Ucapan terima kasih penulis, disampaikan kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jakarta, Kepala Balai Besar Pengkajian
Teknologi Pertanian Bogor, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Barat dan Komisi Pembinaan Tenaga Badan Litbang Pertanian Jakarta yang telah
memberikan kesempatan belajar dan biaya kepada penulis selama mengikuti
Program Magister.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Meksy Dianawati, MSi.
selaku Manajer Kegiatan Primatani Kabupaten Karawang beserta timnya, atas
kesempatan yang diberikan untuk penggunaan lokasi penelitian. Kepada Bapak
Solihin beserta ketua Gabungan Kelompok Tani penulis mengucapkan terima
kasih atas bantuan dan dukungannya selama penelitian. Terima kasih juga penulis
sampaikan atas kerjasama yang baik dan dukungannya kepada teman-teman
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan angkatan 2007
semoga tali persahabatan selalu terjaga dengan baik.
Akhirnya, ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan tulus kepada
istriku yang tercinta Rina Noviyanti dan anak-anakku tersayang serta kepada
orang tua yang tercinta di Bandung dan mertua tersayang di Bogor atas doa dan
dorongan semangat yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi

Program Magister di IPB.
Penulis berharap tesis ini dapat memberikan informasi baru dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang komunikasi pembangunan
pertanian dan bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Januari 2010

Darojat Prawiranegara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 29 Desember 1974 dari
pasangan Bapak Suwarna dan Ibu Yayah rodiah. Penulis merupakan anak kedua
dari empat bersaudara. Penulis menikah dengan Rina Noviyanty, SP. pada tanggal
9 Mei 1999 dan telah dikaruniai dua orang putri berusia sembilan tahun bernama
Taqiya Puteri dan usia 7 tahun bernama Sarah Puteri Hayya.
Pendidikan SD sampai SMA penulis jalani di Bandung dan lulus SMA
pada tahun 1993. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Winaya Mukti lulus pada tahun 1998.
Tahun 2000 penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditugaskan
sebagai staf penyuluh pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
Badan Litbang Departemen Pertanian. Melalui beasiswa Badan Litbang Pertanian
penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi Program Magister pada
Program Pasca Sarjana, Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

xiii
xiv
xv

1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian.............................................................................
Perumusan Masalah Penelitian.....................................................................
Tujuan Penelitian..........................................................................................
Kegunaan Penelitian……………………………………………….............

1
3
5
5

TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………..
Program Primatani di Kabupaten Karawang ...............................................
Saluran/Media komunikasi...........................................................................
Media Cetak.............................................................................................
Media Gelar Teknologi............................................................................
Media Interpersonal/Penyuluh.................................................................
Media dalam Pemberdayaan.........................................................................
Pemberdayaan Petani....................................................................................
Keberdayaan Petani......................................................................................
Partisipasi Petani...........................................................................................

6
6
10
11
14
16
19
20
22
26

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS……………………………….
Kerangka Berpikir…………………………………………………………...
Hipotesis………………………………………………….…………….……

29
29
31

METODOLOGI PENELITIAN......................................................................
Desain Penelitian..........................................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................
Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................
Data dan Instrumentasi.................................................................................
Operasional Variabel Penelitian…...............................................................
Validitas dan Reliabilitas Instrumen.............................................................
Analisis Data.................................................................................................

32
32
32
32
33
33
37
39

HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................
Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………………….....
Struktur Komunitas…………………………………............….........…
Rutinitas Kegiatan Harian Petani.............................................................
Kelembagaan Agribisnis..........................................................................
Kelembagaan Penyuluhan........................................................................
Kelembagaan kelompoktani....................................................................
Sumber Informasi....................................................................................
Media Informasi.......................................................................................

40
40
43
44
45
47
48
48
49

Pelaksanaan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu...............
Karakteristik Petani Responden……………………………..........……
Karakteristik Media Komunikasi Primatani……………………….........…
Media Cetak Leaflet.................................................................................
Media Gelar Teknologi............................................................................
Media Interpersonal/Penyuluh.................................................................
Proses Pemberdayaan dan Tingkat Keberdayaan Petani pada Program
Primatani.......................................................................................................
Kemandirian.............................................................................................
Partisipasi.................................................................................................
Hubungan Media Komunikasi Primatani dengan Keberdayaan dan
Partisipasi Petani...........................................................................................
Hubungan Karakteristik Media Leaflet dengan Keberdayaan dan
Partisipasi Petani......................................................................................
Hubungan Karakteristik Media Gelar teknologi dengan Keberdayaan
dan Partisipasi Petani...............................................................................
Hubungan Faktor Media Penyuluh dengan Keberdayaan dan
Partisipasi Petani......................................................................................

50

56
60
60
63
68
74
75

86
94
94
95
97

KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..……
Kesimpulan...................................................................................................
Saran.............................................................................................................

101
101
102

DAFTAR PUSTAKA……………………………….……………………….

103

LAMPIRAN…………………………….……………………………….......

107

DAFTAR TABEL
No.

Teks

Halaman

1.

Jenis penggunaan lahan di Desa Citarik, 2008…………………………

41

2.

Persentase jenis dan jumlah penduduk di Desa Citarik, 2008…...…..…

42

3.

Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Citarik, 2008….

42

4.

Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Citarik, 2008...

43

5.

Pola rutinitas kegiatan harian keluargatani di Desa Citarik, 2009.….

45

6.

Jumlah dan fungsi lembaga agribisnis di Desa Citarik, 2008………….

46

7.

Persentase sumber informasi bagi petani di Desa Citarik, 2009……...

49

8.

Persentase minat petani terhadap media leaflet, gelar teknologi dan
penyuluh di Desa Citarik, 2009………………………………………..

49

Penerapan komponen PTT petani Primatani di Desa Citarik................

51

10. Tingkat penerapan teknologi usahatani padi tahun 2006-2008.............

52

11. Tingkat perkembangan produksi padi (ton) petani PTT dan nonPTT…………………………………………………………………….

54

12. Nilai BC ratio petani PTT dan non PTT tahun 2005-2007...................

55

13. Distribusi responden menurut karakteristik personal yang diamati,
2009…………………………………………………………………..
14. Persepsi petani terhadap media leaflet di Desa Citarik, 2009…………

56

15. Persepsi petani terhadap bahasa leaflet di Desa Citarik tahun 2009…

61

9.

16. Persepsi petani terhadap kesesuaian materi leaflet di Desa Citarik,
2009……………………………………………………………………
17. Persepsi petani terhadap format penyajian media leaflet di Desa
Citarik, 2009………...............................................................................
18. Persepsi petani terhadap media gelar teknologi di Desa Citarik, 2009..
19. Persepsi petani terhadap keuntungan media gelar teknologi di Desa
Citarik, 2009……………………………………………………………
20. Persepsi petani terhadap kesesuaian media gelar teknologi,
2009……………...……………………………………………………...
21. Persepsi petani terhadap tingkat kerumitan media gelar teknologi,
2009………………………………………………………………….....
22. Persepsi petani terhadap tingkat kemudahan ujicoba media gelar
teknologi di Desa Citarik, 2009……………………………………….
23. Persepsi petani terhadap tingkat kemudahan diamati media gelar
teknologi di Desa Citarik, 2009……………………………………….

60

62
62
64
65
66
66

67
68

24. Persepsi petani tentang PPL di Desa Citarik, 2009……..……………

69

25. Persepsi petani tentang penguasaan materi PPL di Desa Citarik, 2009.

70

26. Persepsi petani tentang kepercayaan diri PPL di Desa Citarik, 2009...

71

27. Persepsi petani tentang keaktifan PPL di Desa Citarik, 2009…...…….

72

28. Persepsi petani tentang konsistensi PPL di Desa Citarik, 2009…...…..

73

29. Tingkat keberdayaan petani usahatani padi model Prima Tani, 2009...

75

30. Kemandirian intelektual petani PTT padi di Desa Citarik, 2009...........

77

31. Perubahan pola budidaya padi di Desa Citarik, 2009.............................

80

32. Kemandirian manajemen petani PTT Padi di Desa Citarik, 2009.........

81

33. Kemandirian material petani PTT Padi di Desa Citarik, 2009..............

83

34. Tingkat partipasi petani dalam kegiatan PTT padi di Desa Citarik,
2009...……...…………………………………………………………...

87

35. Tingkat partipasi petani dalam perencanaan PTT, 2009...……...……...

89

36. Frekuensi pertemuan kelompoktani di Desa Citarik, 2009…………....

90

37. Persentase tingkat partipasi petani dalam pelaksanaan PTT padi di
Desa Citarik, 2009………………………………………………....…..
38. Persentase tingkat partipasi petani dalam evaluasi PTT padi .……......

92

39. Hubungan karakteristik media leaflet dengan kemandirian petani,
2009…………………………………………………………………....
40. Hubungan karakteristik media leaflet dengan partisipasi Petani, 2009.

94

41. Hubungan media gelar teknologi dengan kemandirian petani, 2009….

95

42. Hubungan karakteristik media gelar teknologi dengan partisipasi
petani, 2009…………...……………………………………………….

96

43. Hubungan karakteristik penyuluh dengan kemandirian petani, 2009…

98

44. Hubungan karakteristik penyuluh dengan partisipasi petani, 2009...…

98

93

95

DAFTAR GAMBAR

No.

Teks

Halaman

1.

Kerangka pemikiran pengaruh media komunikasi Primatani
terhadap
keberdayaan dan partisipasi petani……………...…….

30
40

3.

Peta Kecamatan Tirtamulya lokasi Primatani Kabupaten
Karawang………………………………………………………..….
Diagram implementasi program dan transfer Primatani Karawang..

4.

Perkembangan penerapan PTT padi selama 4 musim tanam………

53

5.

Pendapatan usahatani selama 3 tahun 2005-2007 di Tirtamulya…..

55

6.

Pendapatan rumah tanggatani selama 3 tahun di Desa Citarik …...

56

7.

Struktur organisasi Gapoktan Sri Tani…………...………………...

84

8.

Model penyediaan saprodi Primatani Citarik……...……………….

85

9

Model agroindustri padi Primatani Citarik…………………..……..

86

2.

50

DAFTAR LAMPIRAN
No

Teks

Halaman

1. Hasil analisis uji reliabilitas terhadap kuesioner yang digunakan...

107

2. Korelasi Variabel X dan Y …………………………………….. …

108

3. Leaflet PTT Padi

109

…….……………………………………... ...

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Penciptaan inovasi pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
(Badan Litbang) Pertanian serta aplikasinya terus dilakukan melalui berbagai
program penelitian dan pengembangan. Namun, penerapannya di tingkat petani
seringkali sulit dilakukan. Salah satu penyebab lemahnya tingkat adopsi di tingkat
petani disebabkan oleh lemahnya proses diseminasi (Sumardjo 2007). Hasil kajian
lingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan bahwa proses transfer teknologi
dari sumber ke pengguna dinilai lamban, sehingga untuk mempercepat proses
transfer teknologi dan aplikasinya di tingkat petani, Badan Litbang Pertanian
mulai tahun 2005 telah menyusun dan mencoba membuat model percepatan
transfer teknologi pertanian melalui Program Primatani.
Program Primatani adalah suatu model atau konsep baru diseminasi
teknologi yang dipandang dapat mempercepat penyampaian informasi dan inovasi
yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Model Primatani tersebut kini telah
ditetapkan sebagai salah satu instrumen program Departemen Pertanian. Program
Primatani mulai diterapkan pada tahun 2005 di 22 lokasi yang tersebar di
beberapa desa di Indonesia, kemudian pada tahun 2006 dikembangkan di 33
lokasi dan pada tahun 2007 diperluas di 201 lokasi. Di Jawa Barat dilaksanakan di
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut dan Kabupaten
Karawang.
Suatu bentuk kekhasan dari media Primatani sebagai media transfer
percepatan teknologi adalah: (1) media dikemas dan disampaikan langsung oleh
para peneliti dari badan litbang melalui berbagai media dan penyuluh di lapangan,
(2) isi materi dari media merupakan inovasi dari lembaga-lembaga penelitian yang
terdiri dari inovasi teknis dan inovasi kelembagaan yang diapklikasikan langsung
di lahan petani, (3) melibatkan semua sektor terkait guna memecahkan
permasalahan dan mengembangkan potensi lokal sesuai dengan hasil PRA
(Participatory Rural Appraisal) sesuai dengan paradigma pemberdayaan
masyarakat melalui pengembangan potensi lokal.

1

Agar tidak menimbulkan perbedaan pendapat dan persepsi tentang
Primatani, maka perlu ditegaskan bahwa Primatani bukanlah institusi, lembaga
atau

organisasi,

tetapi

merupakan

Program

Rintisan

dan

Akselerasi

Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian. Makna atau filosofi dari Program
Primatani ada tiga hal pokok, yaitu: (1) Program berarti bahwa Primatani
merupakan kegiatan yang terencana dan dilaksanakan secara sistematik sebagai
salah satu program Badan Litbang Pertanian untuk akselerasi penyebaran inovasi
teknologi pertanian pada tahun 2005-2009, (2) Rintisan dan akselerasi
pemasyarakatan berarti terobosan pembuka, pelopor atau inisiatif penyampaian
dan penerapan inovasi teknologi pertanian dan (3) Inovasi teknologi pertanian
adalah teknologi dan kelembagaan agribisnis hasil temuan atau ciptaan Badan
Litbang Pertanian yang mutakhir (Litbang Deptan 2004).
Dalam

konteks

komunikasi

pembangunan,

Melkote

(2002)

mengkategorikan pendekatan komunikasi pembangunan menjadi dua kelompok
besar yaitu kelompok paradigma dominan (modernisasi) dan kelompok paradigma
alternatif (pemberdayaan). Pendekatan pemberdayaan khususnya di lingkup
Departemen Pertanian dikemukakan oleh Syahyuti (2007) berkembang pada awal
1990-an.

Setelah

sebelumnya

isu

pembangunan

di

Deptan

mengikuti

kecenderungan pemikiran yang sedang berkembang di tingkat dunia. Pada era
1960-an, pendekatan pembangunan pertanian lebih banyak berpedoman kepada
pendekatan wilayah atau pedesaan. Pada era selanjutnya (1970-an dan 1980-an)
pendekatan pengembangan komoditas sangat mendominasi, terutama padi yang
menjadi target utama pemerintah (Bimas sampai Supra Insus). Pada awal 1990an, isu kemiskinan mewarnai aktivitas di Deptan, yang dilanjutkan dengan isu
gender. Terakhir, sejak akhir 1990-an hingga awal 2000-an, isu “pemberdayaan”
telah mewarnai berbagai kegiatan di Departemen Pertanian seperti kegiatan P4K
(Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil) tahun 1979, PIDRA
(Participatory Integrated Development in Rainfed Area) tahun 2001, P4MI
(Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi) tahun 2003 dan
terakhir Primatani tahun 2005.
Penyebarluasan informasi pada program Primatani dilakukan dari sumber
informasi (peneliti) kepada para petani dilakukan melalui penggunaan media
2

komunikasi. Meskipun denikian, penggunaan media tersebut sebelumnya telah
disesuaikan

dengan

kebutuhan

petani.

Penggunaan

media

dapat

lebih

mempermudah dan memperjelas petani untuk mengerti materi yang disampaikan.
Seperti dikemukakan oleh Berlo (1960) bahwa media sebagai salah satu dari
elemen komunikasi merupakan alat atau segala sesuatu yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima pesan. Penyebaran informasi
melalui media merupakan mata rantai dari rangkaian kegiatan timbal-balik dan
tidak terpisahkan dalam upaya menyebarluaskan inovasi.
Daniel Lerner dalam Sarwititi (2005) menekankan peran media dalam
modernisasi. Lerner menemukan bahwa media merupakan agen modernisasi yang
ampuh untuk menyebarkan informasi dan pengaruhnya kepada individu-individu
dalam menciptakan iklim modernisasi. Orang-orang yang terdedah oleh pesanpesan media akan memiliki kemampuan berempati dengan kehidupan masyarakat
yang dibaca atau ditontonnya. Kemampuan berempati ini penting agar orang bisa
bersikap fleksibel dan efisien dalam menghadapi kehidupan yang berubah.
Pentingnya perantaraan media juga dikemukakan dalam teori difusi
inovasi Rogers (1962). Teori ini beranggapan bahwa pembangunan terjadi melalui
penyebaran (difusi) inovasi dari agen pembangunan di tingkat lokal melalui
berbagai saluran (media massa, interpersonal dan lain-lain). Pengembangan lebih
jauh adalah dari pendekatan pemasaran sosial dimana pendekatan ini
dilatarbelakangi

oleh

pemahaman

bahwa

media

sangat

efektif

dalam

meningkatkan tingkat kognisi khalayak mengenai kejadian-kejadian yang
spektakuler dan media berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan khalayak
termasuk hiburan dan informasi sesuai dengan teori uses and gratification.
Rumusan Masalah Penelitian
Pendekatan sentralisitik pada masa lalu sangat mendominasi program
pembangunan pertanian yang cenderung tingginya intervensi dan dominasi
pemerintah. Pengalaman masa lalu telah memberikan pelajaran berharga, bahwa
pembangunan yang dilaksanakan dengan pendekatan top-down dan sentralistis,
belum berhasil menghadirkan kesejahteraan bagi petani dalam arti yang
sesungguhnya. Isu pemberdayaan yang berkembang di Departemen pertanian
telah menjadi indikasi adanya itikad baik dari pemerintah terhadap suatu pola
3

perubahan paradigma yang memihak kepada para petani. Pemberdayaan
masyarakat

sebagai

strategi

pembangunan

digunakan

dalam

paradigma

pembangunan yang berpusat pada manusia.
Sejak tahun 2005, Departemen pertanian telah mengembangkan Primatani
secara nasional. Proses pemberdayaan masyarakat dalam Primatani dititikberatkan
pada fasilitasi penguatan kelembagaan masyarakat di tingkat pedesaan. Konsep
pemberdayaan dipercayai mampu menjembatani partisipasi petani dalam proses
pembangunan.
Primatani sebagai konsep baru diseminasi diharapkan dapat mempercepat
proses penyampaian informasi dan inovasi teknologi pertanian yang dihasilkan
Badan Litbang Pertanian kepada para pengguna. Lemahnya sumberdaya manusia
petani dalam penguasaan teknologi cenderung dipengaruhi oleh mutu layanan
sumber informasi, media komunikasi yang kurang tepat (Sumardjo et al. 2007).
Primatani sebagai media pemberdayaan petani seharusnya memilih dan
menggunakan media-media yang memang mampu memberdayakan petani. Dalam
Primatani penyebaran inovasi dilakukan melalui berbagai media baik dalam
format media tercetak, media percontohan lapangan, maupun melalui sumberdaya
manusia penyuluhan yang ada di lapangan. Pemanfaatan media tersebut, lebih
lanjut perlu diteliti pengaruhnya terhadap pemberdayaan petani. Kajian dilakukan
sejalan dengan pengembangan model program Primatani dengan basis kegiatan
pemberdayaan masyarakat pertanian di pedesaan.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian dilakukan guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik media cetak, media gelar teknologi dan sumberdaya
manusia penyuluh pada program Primatani?
2. Bagaimana proses pemberdayaan dan tingkat keberdayaan petani pada
program Primatani?
3. Bagaimana efektivitas media cetak, media gelar teknologi dan media penyuluh
terhadap keberdayaan dan partisipasi petani?

4

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1. Mengidentifikasi karakteristik media komunikasi yang digunakan dalam
Primatani.
2. Mengidentifikasi proses pemberdayaan dan tingkat keberdayaan petani peserta
program Primatani.
3. Menganalisis efektifitas penggunaan media komunikasi terhadap keberdayaan
dan partisipasi petani pada program Primatani.
Kegunaan Penelitian
Secara praktis, penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga
penyuluhan pertanian/instansi penelitian dan pengambil kebijakan di sektor
pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pengembangan inovasi
dan diharapkan menjadi bahan masukkan dalam upaya perbaikan, penyusunan dan
perumusan program serta pengembangannya. Secara rinci kegunaan hasil
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi persepsi petani terhadap media informasi pertanian yang digunakan.
2. Deskripsi kredibilitas penyuluh yang sesuai dengan harapan petani.
3. Umpan balik perbaikan media dan penyuluh yang sesuai dengan harapan dan
keinginan petani.
4. Perbaikan pada program-program pemerintah yang memanfaatkan media
informasi pertanian dan penyuluh sebagai saluran komunikasi.
Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi dan gambaran tentang pengaruh terpaan media terhadap pemberdayaan
petani. Bagi masyarakat pembaca, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai

sumber

pengetahuan

dan

acuan

dalam

melakukan

aktivitas

penyebarluasan informasi melalui media yang sesuai dengan keinginan petani.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Program Primatani di Kabupaten Karawang
BPTP Jawa Barat merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang
Pertanian yang mempunyai misi menemukan atau menciptakan inovasi pertanian
(teknologi, kelembagaan dan kebijakan) maju dan strategis, mengadaptasikannya
menjadi tepat guna spesifik pemakai dan lokasi serta menginformasikan dan
menyediakan materi dasarnya. Salah satu program yang dijalankannya adalah
Primatani (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi
Pertanian).
Prima Tani merupakan salah satu upaya untuk mempercepat sampainya
informasi dan adopsi inovasi teknologi di tingkat petani. Secara operasional
mengkaitkan antara penelitian dan penyuluhan bukan semata-mata hanya
penyuluhan yang diberikan (BPTP Jawa Barat 2007).
Penerimaan perubahan-perubahan oleh suatu

masyarakat

menurut

Wiriaatmadja (1982) dapat dipercepat secara teratur (akselerasi) dengan cara:
(1) Peniruan (imitation) secara sengaja atau aktif karena pengaruh demonstratif
(demonstrative effect) yang disebabkan oleh adanya hubungan sosial.
(2) Pendidikan (education), yaitu usaha mengadakan perubahan perilaku manusia
secara teratur sejak lahir sampai mati. Pendidikan dianggap sebagai kewajiban
setiap generasi untuk menjadikan angkatan kemudiannya lebih sempurna.
(3) Pembujukan (persuasion), yaitu usaha merubah perilaku dengan janji imbalan
jasa atau dengan pemberian bantuan. Perubahan akan lebih cepat terjadinya
tetapi akan cepat pula kembali kepada keadaan asalnya bila bantuan tadi
dihentikan.
(4) Propaganda, yaitu usaha merubah perilaku orang dengan mempengaruhi
emosinya sehingga orang tersebut akan memihak kepada orang atau golongan
pengusaha propaganda itu.
(5) Perintah (instruction), yaitu usaha mengatur perilaku orang lain berdasarkan
kelebihan wewenang dari orang yang memerintah (pemerintah, atasan, guru,
orang tua dan lain-lain). Sifatnya hanya satu arah dari atas ke bawah dan
biasanya ada sanksi.
6

(6) Paksaan (coercion), yaitu usaha mengatur perilaku orang lain berdasar
kekuasaan yang dipunyai orang yang memaksa dan ada terkandung ancaman
badan.
Kegiatan Primatani di Kabupaten Karawang menggunakan beberapa
pendekatan, yaitu: (1) agro-ekosistem; (2) agribisnis; (3) wilayah; (4)
kelembagaan, (5) kesejahteraan (Litbang Deptan 2004). Penggunaan pendekatan
agroekosistem berarti Primatani diimplementasikan dengan memperhatikan
kesesuaian dengan kondisi biofisik lahan sawah intensif yang meliputi aspek
sumberdaya lahan, air, wilayah komoditas dan komoditas dominan. Pendekatan
agribisnis berarti dalam implementasinya Primatani memperhatikan struktur dan
keterkaitan subsistem penyediaan input, usahatani, pasca panen dan pengolahan,
pemasaran, dan penunjang dalam satu sistem. Pendekatan wilayah berarti optimasi
penggunaan lahan untuk pertanian dalam satu kawasan (desa atau kecamatan).
Pendekatan kelembagaan berati pelaksanaan Primatani tidak hanya
memperhatikan keberadaan dan fungsi suatu organisasi ekonomi atau individu
yang berkaitan dengan input dan output, tetapi juga mencakup modal sosial,
norma dan aturan yang berlaku di lokasi Primatani. Pendekatan kesejahteraan
menekankan bahwa pelaksanaan Primatani berorientasi pada upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat di lokasi Primatani. Resultan dari kelima pendekatan di
atas adalah terciptanya suatu unit agribisnis industrial pedesaan (AIP).
Primatani di Kabupaten Karawang dilaksanakan di Desa Citarik
Kecamatan Tirtamulya pada agro-ekosistem lahan sawah irigasi. Kegiatan diawali
dengan

pemahaman

pedesaan

secara

partisipatif

(Participatory

Rural

Appraisal/PRA) dengan melibatkan semua pihak yang terkait. Keluaran dari
kegiatan PRA adalah: 1) pemahaman masalah pengembangan agribisnis di
wilayah Primatani, 2) rancangan model agribisnis dan jenis-jenis inovasi yang
dapat dilakukan, dan 3) tahapan kegiatan inovasi selama 5 tahun (Litbang Deptan
2004).
Tahap selanjutnya dilakukan survey pendasaran (baseline survey) yang
bertujuan untuk membandingkan kondisi awal atau sebelum dan sesudah kegiatan
dilakukan (exante vs expost analysis). Dengan mengetahui dan memahami kondisi
awal pada variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kegiatan agribisnis dan
7

sistem agribisnis pedesaan, maka dapat diketahui bagaimana perubahan variabelvariabel tersebut setelah dilakukan kegiatan (Litbang Deptan 2004).
Implementasi inovasi teknologi dilakukan melalui sistem dan usaha
agribisnis. Dalam penerapan sistem ini petani didorong untuk melakukan
usahataninya tidak hanya pada tahap on farm tetapi juga pada tahap off farm.
Penerapan teknologi tepat guna spesifik lokasi dilaksanakan sesuai dengan
keunggulan sumberdaya dan kondisi sosial ekonomi setempat (farmer”s
circumtances), serta penumbuhan kelembagaan agribisnis yang sedang berjalan.
Hal ini merupakan kunci keberhasilan keseluruhan proses sistem dan usaha
agribisnis.
Model sistem dan usaha agribisnis, pada awalnya dilakukan melalui
pendekatan model farm untuk mengkaji kelayakan teknis, ekonomis dan sosial
budaya. Pendekatan ini diperlukan karena keberhasilan suatu program
pengembangan usahatani tidak hanya ditentukan oleh teknologi maju, tetapi juga
faktor sosial ekonomi petani, dukungan kelembagaan yang ada di pedesaan, dan
kebijaksanaan pemerintah. Selain itu partisipasi aktif dari semua pihak yang
terkait sejak perencanaan hingga monitoring dan evaluasi mendukung
keberlanjutan penerapan teknologi anjuran secara luas di tingkat petani.
Program Primatani pada lahan sawah di Kabupaten Karawang
diimplementasikan dalam model laboratorium agribisnis yang dirancang,
dibangun, dan dikembangkan dalam jangka waktu lima tahun (2005-2009).
Primatani pada intinya adalah membangun laboratorium agribisnis yang
merupakan model percontohan agribisnis industrial pedesaan (AIP) berbasis
sumberdaya lokal yang memadukan sistem inovasi teknologi dan kelembagaan
pedesaan. Dalam model ini, Badan Litbang Pertanian tidak hanya berfungsi
sebagai produsen teknologi sumber/dasar, tetapi juga aktif

terlibat dalam

memfasilitasi penggandaan, penyaluran dan penerapan teknologi inovatif yang
dihasilkannya.
Inovasi yang dikembangkan dalam Primatani di Desa Citarik Kecamatan
Tirtamulya Kabupaten Karawang terdiri dari dua jenis inovasi yaitu; inovasi
teknis dan inovasi kelembagaan.

8

¾ Inovasi Teknologi
Implementasi inovasi teknologi masih dilakukan secara terbatas. Inovasi
teknologi yang dikembangkan pada lahan sawah irigasi intensif di Kabupaten
Karawang merupakan penyempurnaan teknologi pada Program Peningkatan
Produktivitas Padi Terpadu (P3T) yang sebelumnya telah dilaksanakan. Teknologi
yang dikembangkan adalah pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu
(PTT) padi sawah. Adapun komponen teknologi PTT yang dikembangkan pada
lahan sawah intensif di Desa Citarik Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang
adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan varietas unggul dan padi hibrida.
2. Perlakuan benih (seed treatment).
3. Penggunaan bibit muda (10-15 hss) 1-3 batang per rumpun.
4. Cara tanam jajar legowo dengan jarak tanam 50 x 25 x 12,5 cm.
5. Pemberian pupuk N berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD).
6. (Pupuk Urea akan diberikan pada tanaman padi, apabila warna daun
menunjukkan angka di bawah 4 pada BWD, dosis yang diberikan 45 kg N
(100 kg Urea/ha pada setiap aplikasi).
7. Pemberian bahan organik (kompos kotoran sapi) dengan dosis 1,5-2,0 ton/ha).
8. Pemberian pupuk P dan K berdasarkan hasil analisa tanah .
9. Pengendalian OPT melalui konsep PHT.
10. Penggunaan teknologi panen dan pasca panen.
¾ Inovasi Kelembagaan
Keberhasilan usahatani tidak hanya didukung oleh penerapan inovasi
teknologi, akan tetapi terkait erat dengan sistem kelembagaan pendukung
usahatani. Kelembagaan yang berkembang dan berjalan sesuai tugas dan
fungsinya akan memacu peningkatan produksi yang akhirnya berpengaruh pada
peningkatan nilai tambah ekonomi rumah tangga petani yang ada di wilayah
tersebut (BPTP Jawa Barat 2005).
Agribisnis

Industrial

Pedesaan

(AIP)

merupakan

suatu

model

kelembagaan usaha pertanian sekaligus model kelembagaan inovasi yang
dikembangkan melalui Primatani guna mempercepat proses adopsi inovasi
teknologi dan mewujudkan usaha pertanian yang berorientasi pasar, bernilai
9

tambah tinggi, berdaya saing, sharing system yang proporsional diantara pelaku
agribisnis, serta berdampak pemanfaatan sumberdaya pertanian secara optimal,
peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan (Litbang Deptan
2004).
Suatu sistem dan usaha agribisnis dilakukan secara terpadu di setiap
subsistem yang ada di Kecamatan Tirtamulya karena pembangunan salah satu
subsistem saja tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Dalam AIP di
Kecamatan Tirtamulya terjadi suatu kesatuan rantai pasok vertikal dalam suatu
kawasan, meliputi: 1). penumbuhan seluruh elemen lembaga agribisnis yang
meliputi lembaga produksi pertanian, sarana produksi, jasa alsintan, penyuluhan,
klinik agribisnis, pemasaran, industri pengolahan pertanian, dan permodalan di
pedesaan, dan 2) penumbuhan keterkaitan kerjasama yang saling menguntungkan
di antara pelaku usaha agribisnis, terutama antara petani dan pelaku usaha
agribisnis lainnya. Seluruh elemen lembaga saling terkait satu sama lain dan
membentuk suatu unit AIP di lokasi Prima Tani.
Saluran/Media Komunikasi
Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk
sampai ke komunikannya. Terdapat dua jalan agar pesan komunikator sampai ke
komunikannya, yaitu tanpa media (nonmediated communication yang berlangsung
face to face, tatap muka) dan dengan media (Dhani 2007). Media dimaksud adalah
media komunikasi. Media merupakan alat perantara yang sengaja dipilih
komunikator untuk menghantarkan pesannya agar sampai ke komunikan. Termsuk
di dalammnya media personal (Penyuluh). Seperti dikemukakan oleh McQueil
dalam Littlejohn (2001) yang mengatakan bahwa media merupakan penterjemah
yang membantu memahami, landasan atau pembawa yang menyajikan informasi,
penyaring yang menyaring bagian-bagian dari pengalaman. Lebih lanjut Littlejohn
(2001) mengemukakan bahwa sebelum media cetak ditemukan, manusia
merupakan penghantar pesan yang berorientasi pada pendengaran; mendengar
adalah untuk mempercayai. Jadi, media personal merupakan media komunikasi
sebagai perantara yang dilakukan komunikator dengan sengaja.
Penggunaan media dan pemanfaatan informasi teknologi pertanian oleh
petani dikemukakan Setiabudi (2004) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
10

: a) karakteristik individu, b) kebutuhan terhadap media dan informasi, serta c)
motivasi itu sendiri terhadap informasi. Ditegaskan pula bahwa suatu media
informasi akan digunakan jika media informasi tersebut mampu memenuhi
kebutuhan informasi sesuai dengan motivasi penggunaan media informasi dan
pemanfaatannya. Disisi lain, suatu media akan digunakan dan dimanfaatkan
tergantung kepada: 1) ketersediaan media, 2) kualitas media, 3) kesesuaian media
(Eko et al. 2000). Penggunaan informasi tergantung pada kredibilitas suatu media
informasi. Tingkat kredibilitas media tersebut sangat bergantung pada tingkat
kemanfaatan informasi bagi pengguna, mampu memecahkan masalah dan
disampaikan tepat waktu dan tepat sasaran.
Pemilihan media yang akan diteliti dalam penelitian dilihat dari target
komunikannya termasuk dalam saluran komunikasi dengan menggunakan media
massa yang bersifat non periodik. Media leaflet termasuk di dalamnya peragaan
gelar teknologi biasanya digunakan pada waktu-waktu tertentu. Dapat dijelaskan
bahwa manusia (penyuluh) adalah mempunyai kedudukan sebagai media. Dimana
informasi teknologi yang disampaikan dari sumber informasi (peneliti badan
litbang) terlebih dahulu disampaikan melalui pelatihan para petugas penyuluh di
lapangan sebelum sampai kepada petani.
Media Cetak
Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan media cetak
dapat diartikan segala barang cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, pamflet,
buletin dan lain-lain (Cangara, 2002).
Media cetak disediakan untuk memenuhi bahan kebutuhan para petani dan
masyarakat lain yang memerlukan dan mengambil manfaat dari adanya informasi.
Seorang yang menyiapkan informasi untuk petani melalui media cetak hendaknya
bertanya pada diri sendiri tentang; (a) untuk siapa media cetak ini disiapkan, (b)
apakah calon pembaca mengetahui pokok yang dibahas, (c) informasi apa yang
dapat disampaikan untuk

menambah

pengetahuan

calon

pembaca,

(d)

kebijaksanaan apakah yang dapat membawa perubahan, (e) apakah keputusan itu
mungkin dapat diterapkan (Deptan, 1995). Untuk menjawab pertanyaan ini maka
perencanaan pembuatan leaflet yang baik sangat diperlukan; (1) harus
11

menentukan dengan pasti tingkat umur, latar belakang, dan jenis kepentingan
calon pembaca, (2) mempersiapkan outline termasuk rencana ilustrasinya, (3)
mengumpulkan

bahan

yang

akan

disajikan,

(4)

mengembangkan

dan

mengorganisasi ide dan informasi ke dalam bentuk cetak.
Mengingat

masyarakat

pedesaan

dalam

kehidupannya

sehari-hari

mempunyai banyak keterbatasan antara lain, pendidikan, kemampuan baca tulis
yang rendah, cara berpikir yang sederhana dan sebagainya. Oleh karena itu media
yang disampaikan harus dibuat sesuai dengan kondisi dan kemampuan mereka.
Untuk itu media yang dibuat harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a)
Sederhana, mudah dimengerti dan dikenal, (b) menarik, (c) mengesankan
ketelitian, (d) menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, (e) mengajak sasaran
untuk memperhatikan, mengingatkan, dan menerima ide-ide yang dikemukakan
(Deptan, 1995).
Tulisan yang efektif hendaknya mempunyai syarat (a) bersih; kata-katanya
jelas, mudah dimengerti, kalimatnya sederhana, dan paragrafnya pendek, (b) pola;
organisasikan ide dan pertanyaan kedalam bagian-bagian yang masing-masing
bahan mudah dicerna. Alinea yang tidak terlalu panjang atau pendek, setiap alinea
hanya mengandung satu maksud, urutan kronologi yang mudah dimengerti
(Deptan, 1995).
Media cetak (seperti brosur, leaflet, surat kabar dan majalah pertanian
merupakan visualaid) berfungsi sebagai bahan publikasi untuk menyebarluaskan
informasi pertanian, khususnya kepada masyarakat tani dan masyarakat ramai
yang menaruh minat terhadap pembangunan pertanian (Samsudin 1994). Leaflet
dan folder dimaksudkan untuk mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan
sasaran pada tahap menilai, mencoba, dan menerapkan (Mardikanto 1993).
Jahi (1988) mengemukakan beberapa keunggulan media cetak yaitu (a)
sifat permanen pesan-pesan yang telah dicetak, (b) keleluasan pembaca
mengontrol keterdedahannya (exposure) dan (c) mudah disimpan serta diambil
kembali. Lozare (Jahi 1988) menjelaskan sifat-sifat yang menguntungkan ini
mengakibatkan media cetak dianggap sebagai tulang punggung komunikasi.
Selanjutnya menurut Kelsey dan Hearne dalam Kushartanti (2001)
menyatakan bahwa untuk meningkatkan keefektifan media cetak disarankan agar
12

media: (a) menyajikan topik yang sesuai dengan kebutuhan yang dianggap
penting dan mendesak serta dapat diterapkan oleh masyarakat, (b) menyajikan
materi yang sesuai dengan masalah, minat dan tingkat pendidikan pembaca, (c)
menghindari konsep yang sukar, (d) menyusun fakta secara logis sehingga
pembaca dapat mengikuti secara bertahap, (e) menggunakan ilustrasi foto dan
gambar yang sesuai.
Selain itu menurut Ban dan Hawkins (1999) menyatakan bahwa agar
publikasi teknis media cetak yang diterbitkan oleh dinas-dinas penyuluhan efektif
bagi sasaran/penggunanya, media tersebut harus dikemas dalam bentuk yang
mudah dimengerti (comprehensive), artinya dengan menggunakan bahasa yang
sederhana, menyusun dan merangkaikan perbedaan pendapat dengan jelas dan
hal-hal pokok dinyatakan dengan singkat dan jelas. Isi pesan ditulis sesuai dengan
kemampuan daya serap pembaca, bahasa yang setingkat dengan pengertian
mereka, dengan pilihan pesan yang diminati dan menggunakan media yang
mereka kenal dan menarik pesan.
Berkaitan dengan efek dari media cetak akan sangat tergantung dari
sasaran atau penggunaanya. Sebab efek tidak ada seandainya sasaran atau
pengguna tidak menyukai media tersebut, meskipun media itu sarat dengan
informasi dan pengetahuan. Karakteristik media cetak (bahasa yang mudah
dipahami, sesuai kebutuhan, dan penyajian yang menarik) merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi perubahan perilaku petani (Syafruddin 2003).
Hasil penelitian Syafruddin (2003) menunjukkan bahwa karakteristik
media cetak brosur (bahasa yang mudah dipahami) berpengaruh terhadap
pengetahuan dan sikap peternak. Sedangkan kesesuaian isi materi brosur dengan
kebutuhan

peternak

dan

format

penyajian

tidak

berpengaruh

terhadap

pengetahuan, motivasi kerja dan sikap peternak.
Media cetak yang telah diterpakan kepada petani dalam Program Primatani
adalah media cetak dalam bentuk leaflet. Dimana media ini merupakan media
yang paling banyak digunakan dalam penyebaran informasi secara luas kepada
setiap petani peserta program Prima