Persepsi Ibu Tentang Label Makanan Kemasan Anak Sekolah Dasar

PERSEPSI IBU TENTANG LABEL
MAKANAN KEMASAN ANAK SEKOLAH DASAR

Efrina Ginting

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

ii

ABSTRACT
EFRINA GINTING. Mother Perception about Label food of Elementary
Students. Guided by LILIK KUSTIYAH and LILIK NOOR YULIATI.
The objectives of this research are to evaluate packaged food purchase of
elementary students and to analyze the relationship of independent variables and
the dependent variable. This research is done in North Jakarta and executed at
March 2005. The location of this research is chosen by purposive sampling. The
samples of this research are mother of elementary students at Nurul Iman North
Jakarta from class 4, 5, and 6 (40 samples).

The data about packaged food purchase of elementary students has
acquired by questionnaire which has carried out by themselves and the data about
independent variables and dependent variable has acquired by questionnaire with
interview procedure. The data which has been collected is tabulated and analyzed
descriptively and the other statistically by using Microsoft Excel and SPSS
version 10.0 program for window. The relationship between independent
variables and dependent variable are analyzed by using Spearman test.
There are significant relationship (α=0,05) between education
attainment and perception of label (r=0,375, p=0,017), food expenditure and
perception of label (r=-0,366, p=0,020) also knowledge and perception of label
(r=0,321, p=0,043).

ii

i

ABSTRAK
EFRINA GINTING. Persepsi Ibu tentang Label Makanan Kemasan Anak Sekolah
Dasar. Dibimbing oleh LILIK KUSTIYAH dan LILIK NOOR YULIATI.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji persepsi tentang label

makanan kemasan anak sekolah dasar. Adapun tujuan khususnya adalah untuk
mengkaji karakteristik sosial-ekonomi, pengetahuan tentang label makanan
kemasan, sumber informasi tentang produk makanan kemasan, persepsi tentang
label makanan kemasan, menganalisis hubungan antara karakteristik sosialekonomi dan pengetahuan tentang label makanan kemasan dengan persepsi
tentang label makanan kemasan dan menganalisis hubungan antara sumber
informasi tentang produk makanan kemasan dengan persepsi tentang label
makanan kemasan.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta Utara dan dilaksanakan pada bulan Maret
2005. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling. Penelitian
ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pendahuluan dan lanjutan. Jumlah populasi pada
penelitian ini diperhitungkan berdasarkan jumlah murid kelas 4, 5 dan 6 Sekolah
Dasar Nurul Iman yang ditentukan secara purposive sampling. Jumlah murid
tersebut adalah sebanyak 124 orang dengan perincian jumlah murid pada kelas 4, 5
dan 6 berturut-turut yaitu sebanyak 40, 40 dan 44 orang (total=31-37 orang). Untuk
mengantisipasi adanya drop-out, maka jumlah contoh (ibu dari murid) adalah
sebanyak 40 orang. Untuk memperoleh data mengenai kebiasaan makan, jumlah
murid yang diwawancara adalah sebanyak 40 orang yang ditentukan secara acak.
Data yang dikumpulkan ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan statistik
lainnya menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS versi 10.0 for window.
Pada penelitian pendahuluan, analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu dengan

menghitung sebaran anak berdasarkan kebiasaan makan (jenis dan frekuensi) di
rumah dan di sekolah. Pada penelitian lanjutan, analisis data dilakukan secara
deskriptif yaitu dengan menghitung sebaran contoh berdasarkan kelompok usia, lama
pendidikan, jenis pekerjaan, besar keluarga, pendapatan per kapita per bulan,
pengeluaran per kapita per bulan untuk pangan, pengetahuan tentang label makanan
kemasan, sumber informasi tentang produk makanan kemasan dan persepsi tentang
label makanan kemasan. Analisis data tersebut dilakukan untuk mengetahui
gambaran umum faktor internal, faktor eksternal dan persepsi tentang label makanan
kemasan. Hubungan antara faktor internal, faktor eksternal dan persepsi tentang label
makanan kemasan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman pada taraf 0,05.
Anak lebih banyak mengkonsumsi makanan jajanan yang dijual tanpa
kemasan dibandingkan dengan makanan kemasan. Sebanyak 39 macam makanan
jajanan non kemasan dan sebanyak 18 macam makanan kemasan yang
dikonsumsi oleh anak di rumah. Begitu pula di sekolah, sebanyak 21 macam
makanan non kemasan dan 12 macam makanan kemasan yang dikonsumsi anak.
Makanan kemasan yang dikonsumsi anak di rumah pada frekuensi ≥5X/minggu
yaitu mie instant (makanan utama), biskuit dan chiki (snack) dan susu (minuman),
sedangkan di sekolah yaitu mie instant (makanan utama), permen (snack) dan
minuman instant (minuman). Makanan non kemasan yang dikonsumsi anak di
rumah pada frekuensi ≥5X/minggu yaitu nasi lauk (makanan utama), bakwan dan

chicken (gorengan), roti (kue basah), buah (makanan sepinggan) dan aneka es
i

ii
(minuman), sedangkan di sekolah yaitu nasi uduk (makanan utama), tempe goreng
(gorengan), cimol (kue basah), somay (makanan sepinggan) dan aneka es
(minuman).
Contoh berada pada kisaran usia 35-39 tahun dengan lama pendidikan formal
yang pernah ditempuh yaitu 9-11 tahun atau setingkat SMP dan contoh merupakan
ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Pendapatan per kapita per bulan contoh yaitu
sebesar Rp 69.198,2-Rp 476.110,7. Contoh memiliki pengeluaran per kapita per
bulan yang digunakan untuk makan yaitu sebesar Rp 28.796,3 - Rp 228.639.
Mayoritas contoh (55,0%) memiliki pengetahuan yang kurang mengenai
label makanan kemasan. Sumber informasi terbanyak yang mempengaruhi
contoh mengenai produk makanan kemasan adalah iklan. Contoh paling banyak
(47,5%) memiliki persepsi dengan kategori sedang.
Hasil uji statistik korelasi Spearman pada taraf 0,05 menunjukkan
adanya hubungan yang positif nyata (r=0,375, p=0,017) antara lama pendidikan
dan persepsi tentang label makanan kemasan. Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi lama pendidikan yang dimiliki contoh, maka semakin baik persepsi

tentang label makanan kemasan. Sebaliknya, semakin rendah lama pendidikan
yang dimiliki contoh, maka semakin buruk persepsi tentang label makanan
kemasan. Hubungan yang negatif nyata (r=-0,366, p=0,020) terjadi antara
pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan untuk pangan dan persepsi
tentang label makanan kemasan. Hal ini berarti bahwa semakin rendah
pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan contoh untuk pangan, maka
semakin baik persepsi tentang label makanan kemasan. Sebaliknya, semakin
tinggi pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan untuk pangan, maka
semakin rendah persepsi tentang label makanan kemasan. Hubungan antara
pengetahuan dengan persepsi tentang label makanan kemasan juga menunjukkan
hubungan yang positif nyata (r=0,321, p=0,043), dengan kata lain, semakin baik
pengetahuan yang dimiliki contoh tentang label makanan kemasan, maka
semakin baik persepsi tentang label makanan kemasan. Sebaliknya, semakin
kurang pengetahuan tentang label makanan kemasan, maka semakin buruk
persepsi tentang label makanan kemasan.

ii

iii


PERSEPSI IBU TENTANG LABEL
MAKANAN KEMASAN ANAK SEKOLAH DASAR

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh:
Efrina Ginting
A05400075

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

iii

iv

JUDUL

:

NAMA
NRP

:
:

PERSEPSI IBU TENTANG LABEL MAKANAN
KEMASAN ANAK SEKOLAH DASAR
Efrina Ginting
A05400075

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II


Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si
NIP. 131669945

Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA
NIP. 131861465

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130422698

Tanggal Lulus: 06 Februari 2006

iv

v

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tercapai atas bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si dan Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen
pembimbing skripsi atas masukan dan bimbingannya selama penulisan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA yang juga selaku dosen pemandu seminar.
3. Saudari Tria Anggita dan Shinta Monica Permana yang telah bersedia menjadi
pembahas dalam seminar.
4. Bapak Dwi Suwarno, S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Nurul Iman dan
seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 atas kerjasamanya.
5. Bapak Ugan dan Mas Rena atas kelancaran administrasi serta dukungannya.
6. Ayah, Ibu, Tata, Tina, Ayu Zur, Om Izal, Bang Alex juga keponakanku
tersayang serta seluruh keluarga atas segala kasih sayang dan doanya untuk
keberhasilan penulis.
7. Fakhmi Amrosi, S.Si yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
keceriaan bagi penulis.
8. Teman-teman seangkatan (Madha, Dewi, Farisa, Nani, Wulan, Wuri, Icha,
Rani, Agri, Wiwi, Christian, Rahma dan Darti) atas bantuan dan dukungan
yang tiada henti-hentinya, serta semua pihak yang telah banyak memberikan
bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari adanya kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat menjadi tambahan

pustaka yang bermanfaat.

Bogor, Februari 2006

Penulis

v

vi

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 September 1982. Penulis
adalah anak kedua dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Sahat Ginting dan
Ibu Yenny Ermayanty.
Pendidikan formal penulis diawali pada tahun 1988 di SD Islam Teladan

Nurul Falah Jakarta Utara dan lulus pada tahun 1994. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 266 Jakarta Utara dan lulus pada
tahun 1997 dan pada tahun 2000 penulis lulus dari SMA Negeri 52 Jakarta Utara.
Penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada
tahun 2000 melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis
memilih Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

vi

vii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................

1

Tujuan ............................................................................................

3

Kegunaan .......................................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA
Pangan ............................................................................................

4

Makanan Jajanan ............................................................................

5

Makanan Kemasan .........................................................................

7

Label Makanan ...............................................................................

8

Pengetahuan ...................................................................................

10

Pendidikan ......................................................................................

11

Pekerjaan ........................................................................................

13

Besar keluarga ................................................................................

13

Pendapatan dan Pengeluaran ...........................................................

13

Sumber Informasi ...........................................................................

15

Persepsi ..........................................................................................

16

Konsumsi Pangan ...........................................................................

17

KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................

18

METODE
Desain, Tempat dan Waktu .............................................................

20

Cara Pengambilan Contoh ..............................................................

20

Jenis dan Cara Pengumpulan Data ..................................................

21

Pengolahan dan Analisis Data .........................................................

21

Definisi Operasional .......................................................................

24

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi ..................................................................

25

Kebiasaan makan anak ...................................................................

26

vii

viii
Faktor Internal
Karakteristik Sosial-ekonomi .................................................

29

Pengetahuan tentang label makanan kemasan .........................

32

Faktor Eksternal
Sumber Informasi ..................................................................

35

Persepsi tentang Label Makanan Kemasan ......................................

36

Hubungan antara faktor internal, faktor eksternal dan
persepsi tentang label makanan kemasan ........................................

39

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ........................................................................................

42

Saran ..............................................................................................

44

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

45

viii

PERSEPSI IBU TENTANG LABEL
MAKANAN KEMASAN ANAK SEKOLAH DASAR

Efrina Ginting

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

ii

ABSTRACT
EFRINA GINTING. Mother Perception about Label food of Elementary
Students. Guided by LILIK KUSTIYAH and LILIK NOOR YULIATI.
The objectives of this research are to evaluate packaged food purchase of
elementary students and to analyze the relationship of independent variables and
the dependent variable. This research is done in North Jakarta and executed at
March 2005. The location of this research is chosen by purposive sampling. The
samples of this research are mother of elementary students at Nurul Iman North
Jakarta from class 4, 5, and 6 (40 samples).
The data about packaged food purchase of elementary students has
acquired by questionnaire which has carried out by themselves and the data about
independent variables and dependent variable has acquired by questionnaire with
interview procedure. The data which has been collected is tabulated and analyzed
descriptively and the other statistically by using Microsoft Excel and SPSS
version 10.0 program for window. The relationship between independent
variables and dependent variable are analyzed by using Spearman test.
There are significant relationship (α=0,05) between education
attainment and perception of label (r=0,375, p=0,017), food expenditure and
perception of label (r=-0,366, p=0,020) also knowledge and perception of label
(r=0,321, p=0,043).

ii

i

ABSTRAK
EFRINA GINTING. Persepsi Ibu tentang Label Makanan Kemasan Anak Sekolah
Dasar. Dibimbing oleh LILIK KUSTIYAH dan LILIK NOOR YULIATI.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji persepsi tentang label
makanan kemasan anak sekolah dasar. Adapun tujuan khususnya adalah untuk
mengkaji karakteristik sosial-ekonomi, pengetahuan tentang label makanan
kemasan, sumber informasi tentang produk makanan kemasan, persepsi tentang
label makanan kemasan, menganalisis hubungan antara karakteristik sosialekonomi dan pengetahuan tentang label makanan kemasan dengan persepsi
tentang label makanan kemasan dan menganalisis hubungan antara sumber
informasi tentang produk makanan kemasan dengan persepsi tentang label
makanan kemasan.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta Utara dan dilaksanakan pada bulan Maret
2005. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling. Penelitian
ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pendahuluan dan lanjutan. Jumlah populasi pada
penelitian ini diperhitungkan berdasarkan jumlah murid kelas 4, 5 dan 6 Sekolah
Dasar Nurul Iman yang ditentukan secara purposive sampling. Jumlah murid
tersebut adalah sebanyak 124 orang dengan perincian jumlah murid pada kelas 4, 5
dan 6 berturut-turut yaitu sebanyak 40, 40 dan 44 orang (total=31-37 orang). Untuk
mengantisipasi adanya drop-out, maka jumlah contoh (ibu dari murid) adalah
sebanyak 40 orang. Untuk memperoleh data mengenai kebiasaan makan, jumlah
murid yang diwawancara adalah sebanyak 40 orang yang ditentukan secara acak.
Data yang dikumpulkan ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan statistik
lainnya menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS versi 10.0 for window.
Pada penelitian pendahuluan, analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu dengan
menghitung sebaran anak berdasarkan kebiasaan makan (jenis dan frekuensi) di
rumah dan di sekolah. Pada penelitian lanjutan, analisis data dilakukan secara
deskriptif yaitu dengan menghitung sebaran contoh berdasarkan kelompok usia, lama
pendidikan, jenis pekerjaan, besar keluarga, pendapatan per kapita per bulan,
pengeluaran per kapita per bulan untuk pangan, pengetahuan tentang label makanan
kemasan, sumber informasi tentang produk makanan kemasan dan persepsi tentang
label makanan kemasan. Analisis data tersebut dilakukan untuk mengetahui
gambaran umum faktor internal, faktor eksternal dan persepsi tentang label makanan
kemasan. Hubungan antara faktor internal, faktor eksternal dan persepsi tentang label
makanan kemasan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman pada taraf 0,05.
Anak lebih banyak mengkonsumsi makanan jajanan yang dijual tanpa
kemasan dibandingkan dengan makanan kemasan. Sebanyak 39 macam makanan
jajanan non kemasan dan sebanyak 18 macam makanan kemasan yang
dikonsumsi oleh anak di rumah. Begitu pula di sekolah, sebanyak 21 macam
makanan non kemasan dan 12 macam makanan kemasan yang dikonsumsi anak.
Makanan kemasan yang dikonsumsi anak di rumah pada frekuensi ≥5X/minggu
yaitu mie instant (makanan utama), biskuit dan chiki (snack) dan susu (minuman),
sedangkan di sekolah yaitu mie instant (makanan utama), permen (snack) dan
minuman instant (minuman). Makanan non kemasan yang dikonsumsi anak di
rumah pada frekuensi ≥5X/minggu yaitu nasi lauk (makanan utama), bakwan dan
chicken (gorengan), roti (kue basah), buah (makanan sepinggan) dan aneka es
i

ii
(minuman), sedangkan di sekolah yaitu nasi uduk (makanan utama), tempe goreng
(gorengan), cimol (kue basah), somay (makanan sepinggan) dan aneka es
(minuman).
Contoh berada pada kisaran usia 35-39 tahun dengan lama pendidikan formal
yang pernah ditempuh yaitu 9-11 tahun atau setingkat SMP dan contoh merupakan
ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Pendapatan per kapita per bulan contoh yaitu
sebesar Rp 69.198,2-Rp 476.110,7. Contoh memiliki pengeluaran per kapita per
bulan yang digunakan untuk makan yaitu sebesar Rp 28.796,3 - Rp 228.639.
Mayoritas contoh (55,0%) memiliki pengetahuan yang kurang mengenai
label makanan kemasan. Sumber informasi terbanyak yang mempengaruhi
contoh mengenai produk makanan kemasan adalah iklan. Contoh paling banyak
(47,5%) memiliki persepsi dengan kategori sedang.
Hasil uji statistik korelasi Spearman pada taraf 0,05 menunjukkan
adanya hubungan yang positif nyata (r=0,375, p=0,017) antara lama pendidikan
dan persepsi tentang label makanan kemasan. Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi lama pendidikan yang dimiliki contoh, maka semakin baik persepsi
tentang label makanan kemasan. Sebaliknya, semakin rendah lama pendidikan
yang dimiliki contoh, maka semakin buruk persepsi tentang label makanan
kemasan. Hubungan yang negatif nyata (r=-0,366, p=0,020) terjadi antara
pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan untuk pangan dan persepsi
tentang label makanan kemasan. Hal ini berarti bahwa semakin rendah
pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan contoh untuk pangan, maka
semakin baik persepsi tentang label makanan kemasan. Sebaliknya, semakin
tinggi pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan untuk pangan, maka
semakin rendah persepsi tentang label makanan kemasan. Hubungan antara
pengetahuan dengan persepsi tentang label makanan kemasan juga menunjukkan
hubungan yang positif nyata (r=0,321, p=0,043), dengan kata lain, semakin baik
pengetahuan yang dimiliki contoh tentang label makanan kemasan, maka
semakin baik persepsi tentang label makanan kemasan. Sebaliknya, semakin
kurang pengetahuan tentang label makanan kemasan, maka semakin buruk
persepsi tentang label makanan kemasan.

ii

iii

PERSEPSI IBU TENTANG LABEL
MAKANAN KEMASAN ANAK SEKOLAH DASAR

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh:
Efrina Ginting
A05400075

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

iii

iv
JUDUL

:

NAMA
NRP

:
:

PERSEPSI IBU TENTANG LABEL MAKANAN
KEMASAN ANAK SEKOLAH DASAR
Efrina Ginting
A05400075

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si
NIP. 131669945

Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA
NIP. 131861465

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130422698

Tanggal Lulus: 06 Februari 2006

iv

v

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tercapai atas bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si dan Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen
pembimbing skripsi atas masukan dan bimbingannya selama penulisan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA yang juga selaku dosen pemandu seminar.
3. Saudari Tria Anggita dan Shinta Monica Permana yang telah bersedia menjadi
pembahas dalam seminar.
4. Bapak Dwi Suwarno, S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Nurul Iman dan
seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 atas kerjasamanya.
5. Bapak Ugan dan Mas Rena atas kelancaran administrasi serta dukungannya.
6. Ayah, Ibu, Tata, Tina, Ayu Zur, Om Izal, Bang Alex juga keponakanku
tersayang serta seluruh keluarga atas segala kasih sayang dan doanya untuk
keberhasilan penulis.
7. Fakhmi Amrosi, S.Si yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
keceriaan bagi penulis.
8. Teman-teman seangkatan (Madha, Dewi, Farisa, Nani, Wulan, Wuri, Icha,
Rani, Agri, Wiwi, Christian, Rahma dan Darti) atas bantuan dan dukungan
yang tiada henti-hentinya, serta semua pihak yang telah banyak memberikan
bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari adanya kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat menjadi tambahan

pustaka yang bermanfaat.

Bogor, Februari 2006

Penulis

v

vi

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 September 1982. Penulis
adalah anak kedua dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Sahat Ginting dan
Ibu Yenny Ermayanty.
Pendidikan formal penulis diawali pada tahun 1988 di SD Islam Teladan
Nurul Falah Jakarta Utara dan lulus pada tahun 1994. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 266 Jakarta Utara dan lulus pada
tahun 1997 dan pada tahun 2000 penulis lulus dari SMA Negeri 52 Jakarta Utara.
Penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada
tahun 2000 melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis
memilih Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

vi

vii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................

1

Tujuan ............................................................................................

3

Kegunaan .......................................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA
Pangan ............................................................................................

4

Makanan Jajanan ............................................................................

5

Makanan Kemasan .........................................................................

7

Label Makanan ...............................................................................

8

Pengetahuan ...................................................................................

10

Pendidikan ......................................................................................

11

Pekerjaan ........................................................................................

13

Besar keluarga ................................................................................

13

Pendapatan dan Pengeluaran ...........................................................

13

Sumber Informasi ...........................................................................

15

Persepsi ..........................................................................................

16

Konsumsi Pangan ...........................................................................

17

KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................

18

METODE
Desain, Tempat dan Waktu .............................................................

20

Cara Pengambilan Contoh ..............................................................

20

Jenis dan Cara Pengumpulan Data ..................................................

21

Pengolahan dan Analisis Data .........................................................

21

Definisi Operasional .......................................................................

24

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi ..................................................................

25

Kebiasaan makan anak ...................................................................

26

vii

viii
Faktor Internal
Karakteristik Sosial-ekonomi .................................................

29

Pengetahuan tentang label makanan kemasan .........................

32

Faktor Eksternal
Sumber Informasi ..................................................................

35

Persepsi tentang Label Makanan Kemasan ......................................

36

Hubungan antara faktor internal, faktor eksternal dan
persepsi tentang label makanan kemasan ........................................

39

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ........................................................................................

42

Saran ..............................................................................................

44

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

45

viii

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Variabel, pengelompokan data, jenis data dan referensi .....................

23

2

Distribusi contoh dan suami berdasarkan usia ....................................

29

3

Distribusi contoh dan suami berdasarkan lama pendidikan ................

30

4

Distribusi contoh dan suami berdasarkan pekerjaan utama .................

30

5

Distribusi contoh berdasarkan besar keluarga ....................................

31

6

Distribusi contoh berdasarkan pendapatan per kapita per bulan ..........

31

7 Distribusi contoh berdasarkan garis kemiskinan ................................

31

8 Distribusi contoh berdasarkan pengeluaran per kapita per bulan
untuk pangan .....................................................................................

32

9 Distribusi contoh berdasarkan pengetahuan tentang
label makanan kemasan .....................................................................

33

10 Distribusi contoh berdasarkan jawaban atas masing-masing pertanyaan
mengenai pengetahuan tentang label makanan kemasan .......................

34

11 Distribusi contoh berdasarkan sumber informasi tentang
produk makanan kemasan ..................................................................

35

12 Distribusi contoh berdasarkan persepsi terhadap
label makanan kemasan .....................................................................

36

13 Distribusi contoh berdasarkan kategori penilaian atas masing-masing
pernyataan mengenai persepsi tentang label makanan kemasan .........

37

ix

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Distribusi anak contoh berdasarkan jenis dan frekuensi
konsumsi makanan kemasan di rumah dan di sekolah .......................
2
3

49

Distribusi anak contoh berdasarkan jenis dan frekuensi
konsumsi makanan non kemasan di rumah dan di sekolah .................

50

Hasil uji korelasi Spearman antar variabel dengan
persepsi contoh tentang label makanan kemasan ...............................

51

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peran label pada produk pangan sangat penting. Label yang baik dan benar
akan memudahkan konsumen dalam pemilihan produk yang diperlukannya. Selain
itu, label juga berperan sebagai sarana pendidikan pada masyarakat dan dapat
memberikan nilai tambah pada produk. Semakin bertambahnya kompetitor produk,
label dapat menjadi strategi menarik dalam pemasaran, namun label dapat juga
menjadi pesan yang menyesatkan (Karmini & Briawan 2004). Konsumen dapat
menggunakan label makanan kemasan sebagai sumber informasi utama mengenai
makanan kemasan, sehingga konsumen mempunyai sarana untuk memberi
penilaian sekaligus menjatuhkan sanksi bagi produk-produk yang tidak memenuhi
syarat. Oleh karena itu, pelabelan diharapkan dapat menjadi perangkat efektif
pengendali mutu dan keamanan pangan.
Pola makan anak pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh keluarganya. Orang
tua dapat mengontrol dan menasehati makanan yang seharusnya dikonsumsi dan
sebaiknya dihindari anak bila orang tua dapat memperhatikan pola makan anak
(Khomsan 2002). Kebiasaan jajan pada anak sekolah dasar memang sulit dihindari
karena berbagai alasan, diantaranya anak tidak sempat atau tidak mau makan di
rumah terutama sarapan, padahal sarapan sangat berperan dalam penyediaan
karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Kadar gula
darah ini penting untuk menjaga konsentrasi otak, sehingga bila kadar gula darah
mengalami penurunan maka gairah dan konsentrasi belajar juga akan menurun.
Selain itu, pada umumnya anak sekolah dasar mendapat uang saku dari orang tua,
sehingga anak menganggap bahwa orang tua memberikan uang saku tersebut kepada
anak dengan tujuan untuk dipakai jajan. Aktivitas fisik anak juga ikut mempengaruhi
jajan anak. Aktivitas fisik anak yang tinggi di sekolah mengakibatkan anak perlu
jajan walaupun sudah makan di rumah.
Jajan bukan saja dilakukan anak di sekolah melainkan sering juga dilakukan
di rumah. Makanan jajanan bisa disiapkan sendiri oleh anak ataupun orang tua
khususnya

ibu,

karena

pada

umumnya

ibu

merupakan

individu

yang

bertanggungjawab atas pengelolaan pangan bagi keluarga dalam rumah tangga.
Orang tua yang memilih menyajikan makanan jajanan bagi keluarganya disebabkan

2
karena orang tua bekerja dan tidak punya cukup waktu untuk menyiapkan makanan
buatan sendiri. Selain itu, ibu seringkali tidak mau repot menyiapkan makanan
buatan sendiri karena membutuhkan waktu yang cukup lama.
Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap
kelompok konsumen tertentu yang pada umumnya tidak mempunyai cukup waktu
untuk makan di rumah seperti pelajar, mahasiswa, buruh dan karyawan. Selain itu,
anak dapat mengenal beragam makanan yang dijual di sekolah, sehingga jajan dapat
membantu anak untuk membentuk selera makan yang beragam dan pada saat dewasa,
anak dapat menikmati beragam makanan. Dilain pihak, makanan jajanan yang dijual
para pedagang umumnya masih rendah dalam hal mutu mikrobiologi dan kimiawi.
Makanan jajanan sering tidak disiapkan secara higienis begitu pula di tempat
berjualan yang biasanya dibiarkan terbuka dan dapat terkontaminasi serangga, polusi
debu dan asap knalpot kendaraan. Di samping itu, pedagang sering menambahkan
bahan berbahaya pada makanan jajanan, sehingga cepat atau lambat akan
mengakibatkan gangguan kesehatan.
Makanan kemasan merupakan makanan jajanan yang banyak digemari
segala usia khususnya anak sekolah dasar. Ketersediaan makanan kemasan yang
cukup banyak di lingkungan rumah dan sekolah mengakibatkan makanan
kemasan semakin mudah diperoleh anak.

Makanan kemasan menawarkan

beragam jenis, rasa dan bentuk yang disukai anak, sehingga anak tergiur untuk
mencobanya.

Makanan kemasan juga mudah disiapkan dan digunakan serta

tersedia dengan berbagai ukuran yang dapat disesuaikan menurut kebutuhan,
sehingga membuat ibu juga senang mengkonsumsi dan menyajikan makanan
kemasan bagi keluarga.
Pada umumnya anak belum memiliki perhatian yang lebih terhadap
kemanan makanan jajanan yang dikonsumsi, sehingga anak mengkonsumsi
makanan kemasan tanpa memperhatikan label makanan kemasan. Oleh sebab itu,
peran ibu sangat penting dalam mengontrol dan menasehati makanan yang
seharusnya dikonsumsi dan sebaiknya dihindari anak.

Ibu sebagai pengelola

makanan keluarga sebaiknya lebih selektif dalam memilih makanan jajanan yang
akan disajikan bagi keluarga. Sebagai konsumen, ibu juga harus lebih kritis
terhadap makanan jajanan yang dibeli walaupun keamanan makanan jajanan

2

3
sepenuhnya adalah tanggungjawab produsen dan distributor.

Sikap kritis ibu

dapat ditunjukkan dari perhatiannya terhadap label makanan kemasan, sehingga
ibu yang memiliki perhatian yang baik terhadap label akan tercermin dari
makanan kemasan yang dikonsumsi anak.

Adanya harapan akan keamanan

makanan kemasan yang dikonsumsi anak juga merupakan salah satu permasalahan
yang berkaitan dengan penggunaan informasi yang terdapat pada label makanan
kemasan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana persepsi ibu
tentang label makanan anak sekolah dasar.
Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji persepsi ibu tentang
label makanan kemasan anak sekolah dasar.
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengkaji karakteristik sosial-ekonomi contoh.
2. Mengkaji pengetahuan contoh tentang label makanan kemasan.
3. Mengkaji sumber informasi tentang produk makanan kemasan.
4. Mengkaji persepsi contoh tentang label makanan kemasan.
5. Menganalisis hubungan antara karakteristik sosial-ekonomi, pengetahuan,
sumber informasi dan persepsi contoh tentang label makanan kemasan.
Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai persepsi
ibu tentang label makanan kemasan anak sekolah dasar kepada masyarakat.
Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan dan
masukan dalam program penyuluhan gizi tentang label makanan kemasan di
Sekolah Dasar Nurul Iman serta sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya.

3

4

TINJAUAN PUSTAKA
Pangan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki
dan pemenuhan akan kebutuhan pangan merupakan hak asasi setiap orang, dengan
demikian, pangan bagi penduduk harus tersedia setiap saat di mana saja penduduk
membutuhkannya (Fardiaz & Fardiaz 2003). Hal serupa dinyatakan pula oleh
Wirakartakusumah (2001) bahwa pangan adalah kebutuhan dasar bagi manusia
dan pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat, sehingga
pangan harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu, bergizi,
beragam, dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya beli masyarakat.
Pangan yang tersedia bagi konsumen harus bermutu dan aman berdasarkan suatu
standar, sehingga tidak membahayakan dan merugikan kesehatan konsumen.
Penyelenggaraan

pangan

juga

harus

dilakukan

dengan

jujur

dan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu mewujudkan
sumberdaya manusia yang berkualitas.
Pangan memiliki pengertian yang luas, mulai dari pangan yang esensial
bagi kehidupan manusia yang sehat dan produktif (keseimbangan kalori,
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serat, dan zat esensial lain) serta pangan
yang dikonsumsi atas kepentingan sosial dan budaya seperti untuk kesenangan,
kebugaran, kecantikan dan sebagainya. Jadi pangan tidak hanya berarti pangan
pokok dan jelas tidak hanya berarti beras, melainkan pangan yang terkait dengan
berbagai hal lain (Krisnamurthi 2003).

Harper, Deaton dan Driskel (1986)

mengemukakan bahwa pangan adalah bahan-bahan yang dimakan sehari-hari
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan, kerja
dan penggantian jaringan tubuh yang rusak. Pangan menyediakan unsur-unsur
kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi.

Zat gizi tersebut berfungsi

menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan membuat
lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh.

4

5
Menurut den Hertog dan van Staveren (1983), diacu dalam Susanto (1989),
pangan memiliki enam unsur fungsi sosial, yaitu:
1. Fungsi gastronomik.
Makanan dikonsumsi dengan tujuan untuk memenuhi permintaan perut yang
lapar selain itu makanan yang dicari umumnya yang memenuhi selera dan
kesenangan orang yang mengkonsumsi. Pada umumnya kesenangan seseorang akan
makanan berlandaskan pada dasar-dasar psikologis, budaya dan golongan etnik.
2. Bagian dari sistem budaya.
Makanan dapat memberikan identitas pada individu, kelompok individu
atau masyarakat yang mengkonsumsi makanan tersebut.
3. Fungsi religi dan magis.
Pada masyarakat tertentu terdapat banyak sekali simbol religi dan magis
yang dicerminkan melalui makanan tertentu dalam bebagai bentuk, rasa dan
warna, misalnya nasi kuning, nasi tumpeng, bubur merah dan putih, ketan kuning
yang biasa disediakan pada acara selametan.
4. Fungsi komunikasi.
Komunikasi nonverbal dapat dicerminkan dalam bentuk makanan sebagai
simbol keramahan-tamahan.
5. Fungsi status sosial-ekonomi.
Hampir semua budaya masyarakat memiliki jenis makanan tertentu yang
mencirikan simbol status sosial-ekonomi. Roti putih dipandang memberi status
sosial-ekonomi lebih tinggi kepada konsumennya dibandingkan roti berwarna
kecokelatan di Eropa, sedangkan di Indonesia, beras berwarna lebih putih
mencirikan konsumennya termasuk golongan berstatus sosial-ekonomi lebih tinggi.
6. Simbol kekuasaan/kekuatan.
Negara besar yang biasanya memberikan bantuan kepada negara miskin
yang kekurangan pangan, sewaktu-waktu dapat menghentikan subsidi pangannya,
hal ini terjadi karena negara yang dibantu tidak mendukung politik luar negeri
negara besar tersebut.
Makanan Jajanan
Makanan memiliki arti yang luas dan pengertian tersebut berbeda-beda
antar masyarakat.

Makanan bukan hanya memiliki arti sebagai pemenuh

5

6
kebutuhan terhadap rasa lapar atau mempertahankan kelangsungan hidup, tetapi
juga memiliki arti lain yaitu sebagai simbol keramah-tamahan (Wardiatmo 1989).
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang menurut Maslow
menduduki peringkat pertama dari sederet kebutuhan lain.

Setiap individu

membutuhkan sejumlah makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
Oleh ekonom, makanan dijadikan indikator tingkat kesejahteraan masyarakat.
Makanan merupakan bagian budaya yang sangat penting (Khomsan 2002).
Makanan jajanan adalah makanan atau minuman yang dijual di tempat
umum, terlebih dahulu telah dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi, di rumah
atau di tempat berjualan sehingga siap dimakan. Aspek positif dari makanan jajanan
yaitu dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap kelompok konsumen tertentu
yang pada umumnya tidak mempunyai cukup waktu untuk makan dirumah seperti
pelajar, mahasiswa, buruh dan karyawan. Konsumsi makanan jajanan juga memiliki
aspek negatif jika dilihat dari segi keamanannya. Makanan jajanan yang dijual para
pedagang umumnya masih rendah dalam hal mutu mikrobiologi dan kimiawi
(Fardiaz & Fardiaz 1992). Makanan jajanan sering tidak disiapkan secara higienis
begitu pula di tempat berjualan, biasanya dibiarkan terbuka dan dapat terkontaminasi
serangga, polusi debu dan asap knalpot kendaraan. Di samping itu, pedagang sering
menambahkan bahan berbahaya pada makanan jajanan, sehingga cepat atau lambat
akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Menurut Winarno (1997), makanan jajanan yang dikenal juga sebagai
street foods, adalah makanan yang dijual di kaki lima, pinggir jalan, di stasiun,
di pasar, maupun tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis. Makanan jajanan
sangat bervariasi dalam jenis, bentuk, keperluan dan harga. Pada umumnya
makanan jajanan dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu makanan
utama (main dish), panganan atau snacks, minuman dan buah-buahan segar.
Madanijah (1994) menyatakan bahwa bila makanan jajanan ditinjau dari
segi mutu, pada umumnya belum memenuhi persyaratan kebersihan, rendah
kandungan gizi dan banyak menggunakan bahan tambahan makanan untuk
menambah cita rasa. Anak dapat menjadi kekurangan zat-zat gizi apabila kebiasaan
jajan anak sekolah yang berlangsung lama, tanpa mengetahui makanan jajanan yang
baik.

Makanan jajanan memberikan kontribusi yang nyata terhadap konsumsi

6

7
energi dan zat-zat gizi. Walaupun begitu, perlu diperhatikan pemilihannya terhadap
konsumsi makanan yang bergizi, terjamin kesehatan dan kebersihannya.
Makanan Kemasan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992
tentang kesehatan, “makanan dan minuman kemasan adalah makanan dan minuman
hasil produksi perusahaan yang tergolong industri berskala besar dan tidak
termasuk industri berskala kecil dan industri rumah tangga.” Tujuan pemberian
tanda/label yaitu agar masyarakat mendapat informasi yang benar tentang isi dan
asal bahan yang dipakai.
Kemasan adalah alat penjual yang paling vital dalam pemasaran.
Melalui kemasan suatu produk, terdapat gambaran yang jelas mengenai produk
dalam pemikiran konsumen.

Kemasan dapat menarik perhatian konsumen

dengan memberikan penampakan visual yang menarik.

Perbedaan antara

produk yang sukses dengan produk yang gagal di pasaran dapat dilihat dari
pengemasan yang dilakukan pada produk yang dihasilkan (Rosenberg 1977,
diacu dalam Yuliana 2000).
Kemasan berfungsi sebagai wadah dan melindungi produk yang dikemas.
Namun, dalam perekonomian modern, fungsi kemasan telah sangat berkembang.
Bagi produk pangan, pengemasan juga merupakan tayangan citra dan lambang
kemajuan. Bagi konsumen, kemasan merupakan penampilan indah dari suatu produk
pangan sekaligus harapan terpercaya akan isinya dan kejujuran dari produsennya.
Pengemasan pangan juga perlu diwaspadai karena dapat dijadikan media mencari
keuntungan oleh produsen, sehingga dapat merugikan konsumen dan dapat
menghasilkan limbah sampah yang merugikan lingkungan (Soekarto 1990).
Pengemasan

melibatkan

promosi

dan

pengamanan

produk.

Pengemasan dapat menjadi penting bagi produsen maupun konsumen.
Pengemasan dapat membuat sebuah produk menjadi lebih tepat untuk
digunakan atau dijual.

Pengemasan dapat mencegah produk dari adanya

gangguan atau kerusakan. Pengemasan yang baik dapat membuat produk lebih
mudah dikenali atau menaikkan merk dalam penjualan dan bahkan dalam
penggunaannya (Mc Carthy & Perreault 1990, diacu dalam Yuliana 2000).

7

8
Label Makanan
Informasi tentang produk pada umumnya tertera pada label. Label dapat
didefinisikan sebagai tulisan, tag, gambar atau pengertian lain yang tertulis,
dicetak, distensil, diukir, dihias atau dicantumkan dengan cara apa pun, pemberi
kesan yang terdapat pada suatu wadah atau pengemas (Wijaya 2001). Secara
garis besar tujuan pelabelan adalah sebagai berikut:
1. Memberi informasi tentang isi produk yang diberi kemasan tanpa harus
membuka kemasan.
2. Memberi petunjuk yang tepat bagi konsumen sehingga diperoleh fungsi
produk yang optimum.
3. Berfungsi sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang
hal-hal yang perlu diketahui oleh konsumen tentang produk tersebut,
terutama hal-hal yang tak dapat diketahui secara fisik.
4. Sarana periklanan bagi produsen.
5. Memberi “rasa aman” pada konsumen.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
tentang Pangan Pasal 30 ayat 1, “setiap orang yang memproduksi atau memasukkan
ke dalam wilayah Indonesia pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan.” Pada Pasal 30
ayat 2, “label memuat sekurang-kurangnya keterangan mengenai nama
produk; daftar bahan yang digunakan; berat bersih atau isi bersih; nama dan
alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke wilayah
indonesia; keterangan tentang halal; tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa
(Bulog 1999).”
Menurut Wijaya (2001) kriteria penulisan label mencakup (a) Tulisan
menggunakan huruf Latin atau Arab, (b) Ditulis dengan bahasa Indonesia dengan
huruf Latin, (c) Ditulis jelas, lengkap, mudah dibaca (ukuran minimal 0,75 mm,
dan warna kontras), (d) Tidak boleh mencantumkan segala hal baik kata, tanda,
atau gambar yang menyesatkan, (e) Tidak boleh dicantumkan nasihat, referensi,
pernyataan dari siapa pun dengan tujuan menaikkan penjualan. Ada pun isi label
mencakup (a) Informasi yang harus dicantumkan pada label yaitu nama
makanan/nama produk, komposisi atau daftar ingredient, isi netto, nama dan

8

9
alamat pabrik/importir, nomor pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluarsa,
petunjuk atau cara penggunaan, petunjuk atau cara penyimpanan, nilai gizi, tulisan
atau pernyataan khusus; (b) Pernyataan (claim) pada label dan periklanan yaitu
pernyataan tentang gizi dan pernyataan tentang kondisi (obesitas) dan penyakit
tertentu (theurapetic claim); dan (c) Gambar pada label atau iklan.
“Label makanan merupakan tanda berupa tulisan, gambar atau bentuk
pernyataan lain yang disertakan pada wadah atau pembungkus sebagai keterangan
atau penjelasan tentang makanan dan sebagai petunjuk keamanan makanan tersebut.”
Label makanan seharusnya mencantumkan nama makanan atau nama produk,
komposisi atau daftar ingredient, isi netto, nama dan alamat pabrik atau importir,
nomor pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluarsa, petunjuk atau cara
penyimpan, petunjuk atau cara penggunaan, nilai gizi, tulisan atau pernyataan khusus.
Nama makanan memberikan informasi mengenai sifat atau keadaan makanan
yang sebenarnya. Nama makanan untuk produk dalam negeri ditulis menggunakan
bahasa Indonesia dan dapat ditambah dengan bahasa Inggris. Begitu pula nama
makanan bagi produk impor, menggunakan nama Indonesia atau nama Inggris.
Tanggal kadaluarsa memberikan informasi mengenai waktu atau tanggal
yang menunjukkan suatu produk makanan masih memenuhi syarat mutu dan
keamanan untuk dikonsumsi. Komposisi makanan memberikan informasi daftar
lengkap ingredient penyusun makanan termasuk bahan tambahan makanan
dengan urutan menurun mulai dari bagian yang terbanyak, kecuali vitamin dan
mineral. Bahan tambahan makanan harus mencantumkan nama golongan, misalnya
pemanis buatan, antioksidan, anti kempal, pengukur keasaman, dan lain-lain.
Khusus untuk pewarna disebutkan nomor indeksnya.

Penyedap rasa alamiah

identik dan sintetik harus ditulis berbeda. Nilai gizi yang harus dicantumkan pada
label makanan yaitu nilai gizi makanan yang diperkaya, nilai gizi makanan diet,
dan makanan lain yang ditetapkan Menteri Kesehatan, mencakup jumlah energi,
protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral atau kadar komponen tertentu.
Petunjuk atau cara penyimpanan memberikan informasi mengenai hal yang
mungkin mempengaruhi sifat dan mutu dari produk makanan, seperti produk susu,
daging dan lain-lain (POM 2004).

9

10
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995), konsumen memberikan
perhatian pada label kemasan dengan anggapan bahwa informasi yang tertera
dalam label kemasan mungkin benar, namun informasi pada kemasan tersebut
lebih banyak digunakan oleh konsumen dengan status sosioekonomi tinggi.
Status sosioekonomi diantaranya ditunjukkan dari pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan yang dimiliki konsumen. Konsumen yang memiliki pendidikan lebih
tinggi biasanya lebih terbuka menerima informasi yang baru dalam hal ini
konsumen akan memiliki perhatian yang lebih terhadap label. Di samping itu,
konsumen memiliki kesempatan memperoleh pekerjaan yang lebih layak dan
penghasilan yang lebih baik. Selain itu, Ford dan Kuehl, diacu dalam Engel et al.
(1995) juga mengungkapkan bahwa label tidak digunakan setuntas mungkin oleh
konsumen, sehingga tidak jarang informasi pada label dipandang secara keliru,
digunakan sebagian atau diabaikan sama sekali.
Peranan label pada suatu produk sangat penting untuk memperoleh
produk yang sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Label produk yang
dijamin kebenarannya akan memudahkan konsumen dalam menentukan
beragam produk dan susbtitusi di pasaran. Selain sebagai sarana pendidikan
pada masyarakat, label juga dapat memberikan nilai tambah bagi produk.
Kompetitor produk di pasaran yang semakin bertambah dapat menjadikan label
sebagai strategi yang menarik dalam pemasaran. Meskipun dengan label pula,
pihak produsen dapat secara sadar atau tidak sadar mengelabui atau bahkan
mengorbankan konsumen (Karmini & Briawan 2004).
Pengetahuan
Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai ingatan terhadap bahan atau
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ingatan ini mencakup pada semua
hal, dari fakta-fakta yang sangat khusus sampai teori yang sangat kompleks,
dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil belajar yang rendah
tingkatannya (Bloom 1956, diacu dalam Pranadji 1988). Selain itu, menurut
Engel et al. (1995), pengetahuan dapat meningkatkan kemampuan konsumen
untuk mengerti suatu pesan, membantu mengamati logika yang salah dan dapat
menghindari penafsiran yang tidak benar. Menurut Setiadi (2003), pengetahuan
yang dimiliki seseorang merupakan unsur dari kepribadian.

Semakin tinggi
10

11
pengetahuan yang dimiliki seseorang maka akan semakin mantap serta lebih
berhati-hati dalam menentukan keputusan.
Pendidikan
Proses belajar merupakan proses perubahan perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman (Setiadi 2003).

Sebagian besar perilaku manusia

merupakan hasil belajar. Ahli teori pembelajaran yakin melalui perpaduan kerja
dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan penguatan dapat menghasilkan
pembelajaran, sehingga orang akan mendapatkan keyakinan d

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG KEAMANAN MAKANAN JAJANAN SEKOLAH SETELAH MENDAPAT Perbedaan Pengetahuan Anak Sekolah Dasar tentang Keamanan Makanan Jajanan Sekolah Setelah Mendapat Penyuluhan dengan Menggunakan Strategi Berbeda (Media Pe

0 1 16

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG KEAMANAN MAKANAN JAJANAN SEKOLAH SETELAH MENDAPAT Perbedaan Pengetahuan Anak Sekolah Dasar tentang Keamanan Makanan Jajanan Sekolah Setelah Mendapat Penyuluhan dengan Menggunakan Strategi Berbeda (Media Pe

0 2 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

0 3 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

1 1 10

Kajian Label Kemasan Makanan Ringan UMKM di Tiga Kelurahan Kota Bandung.

0 1 23

Persepsi ibu tentang makanan obesogenis sebagai faktor risiko obesitas pada anak sekolah dasar | Sulistyaningrum | Jurnal Gizi Klinik Indonesia 22922 46402 1 PB

0 1 11

Makna Perilaku Membaca Label : Studi Kasus Keracunan Makanan Kemasan - Ubaya Repository

0 0 1

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR TERHADAP PERILAKU ANAK JALANAN

0 1 14

Label makanan yang ringan dasar

0 1 23

PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN SCRAPBOOK DALAM PENYULUHAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG LABEL MAKANAN KEMASAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR - Repository Poltekkesjogja

0 3 14