ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI YANG BERSIMBIOSIS DENGAN SPONS YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP PATOGEN UDANG.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI YANG BERSIMBIOSIS
DENGAN SPONS YANG MEMILIKI AKTIVITAS
ANTIBAKTERI TERHADAP PATOGEN UDANG

Oleh :
Delly Mariam Valencia Siregar
NIM 4123220007
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i

ii


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Balikpapan, pada tanggal 13 februari 1994. Ibu bernama
Hj. Fatmila Syafawi dan ayah bernama H. Mahdinda Siregar S.H, dan merupakan
anak keempat dari empat bersaudara. Penulis memiliki kakak pertama bernama Rina
Yulita Sari Siregar, kakak kedua baernama Rini Novita Sari Siregar, kakak ketiga
bernama Della Fitri Junanda Siregar. Pada tahun 2000, penulis masuk sekolah di SD
Negeri 207507 Batugana dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Padang Bolak Julu dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Padang Bolak Julu
dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi
Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan Medan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama kuliah di Universitas Negeri Medan penulis pernah menjadi Asisten
laboratorium untuk beberapa mata kuliah yaitu pada mata kuliah Praktikum
Biokimia, Tehnik Laboratorium, Praktikum Mikrobiologi, Praktikum Mikrobiologi
Pangan. Penulis juga melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan, Sumatera Utara. Penulis pernah

berpartisipasi dalam kepanitiaan Olimpiade Biologi se-Sumatera Utara dan penulis
pernah aktif sebagai anggota di Komunitas Ilmuan Biologi (KIMBI).

iii

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI YANG BERSIMBIOSIS
DENGAN SPONS YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANTIBAKTERI
TERHADAP PATOGEN UDANG
Delly Mariam Valencia Siregar (NIM 4123220007)
Email: delly.mv.siregar@gmail.com

Abstrak
Meningkatnya penyakit vibriosis pada udang menyebabkan perlunya dilakukan
eksplorasi senyawa baru yang mempunyai aktifitas antibakteri. Salah satu sumber
antibakteri adalah bakteri yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain seperti
spons. Pada penelitian ini dilakukan penapisan bakteri yang berpotensi sebagai
antibakteri terhadap bakteri patogen udang. Contoh spons diperoleh dari Sibolga,
Sumatera Utara. Berdasarkan hasil uji antibakteri tersebut diketahui bahwa 6
(31%) isolat yang berpotensi sebagai antibakteri menunjukkan kemampuan
menghambat pertumbuhan bakteri patogen uji U1, 10 isolat (52%) yang mampu

menghambat bakteri patogen uji U2 dan 4 isolat (21%) yang mampu menghambat
bakteri patogen uji U3. Kemampuan antagonis bakteri patogen udang U1 terhadap
isolat spons yang besar zona hambatnya terdapat pada kode isolat spons A4 dan
B3 yaitu 0,7 mm. Pada bakteri patogen U2 didapat zona hambat 0,7 pada kode
isolat spons A6, Kemudian pada bakteri patogen U3 zona hambat yang besar
terdapat pada kode isolat spons 0,7 mm. Berdasarkan hasil uji biokimia uji TSIA
menunjukan reaksi positif kecuali A5, Uji sitrat berwarna hijau berubah menjadi
warna biru yaitu isolat A6 dan C1, Uji Hidrolisa gelatin yang menghasilkan reaksi
positif A6, B2, B3 dan C2, Isolat A1, A5, B3 dan C2 mampu menghidrolisis pati.
Penapisan bakteri yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen
udang.

Kata kunci: Spons, Bakteri Simbions, Vibrosis, Antibakteri, Bakteri Potensial

iv

SCREENING AND IDENTIFICATION OF BACTERIA SYMBIONTS
SPONGE WITH ANTIBACTERIAL ACTIVITY TO PATHOGENS
SHRIMP
Delly Mariam Valencia Siregar (NIM 4123220007)

Email: delly.mv.siregar@gmail.com

Abstract

An effort disease vibriosis in shrimp led to the need to discover new compounds
that have antibacterial activity. One source of antibacterial are bacteria that live in
symbiosis with other orgnisme like a sponge. In studies conducted in bacterial
screening potential as an antibacterial against bacterial pathogens shrimp.
Examples sponge obtained from Sibolga, North Sumatra. Based on the results of
antibacterial tests it was found that 6 (31%) isolates potential as an antibacterial
demonstrated the ability to inhibit the growth of pathogenic bacteria test U1, 10
isolates (52%) were able to inhibit pathogenic bacteria test U2 and 4 isolates
(21%) were able to inhibit bacteria U3 test pathogens. Antagonist ability of
pathogenic bacteria to shrimp U1 large sponge isolates inhibitory zone contained
in the sponge isolates code A4 and B3 of 0.7 mm. On U2 pathogenic bacteria
inhibition zone gained 0.7 Reviewed sponge isolates the code A6, then the
pathogenic bacteria U3 zone bland big sponge isolates the code contained in 0.7
mm. Based on the test results of biochemical tests TSIA showed positive reaction
except A5, Test citric green turn blue which isolates A6 and C1, Test Hydrolysis
gelatin which generate a positive reaction A6, B2, B3 and C2, Isolate A1, A5, B3

and C2 was able hydrolyze starch. Screening of bacteria that has potential as an
antibacterial against bacterial pathogens shrimp.

Keywords: Sponge, Bacteria Simbions, Vibriosis, Antibacterials, Bacteria
Potential

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Allah SWT atas segala rahmatNya yang
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Judul
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2016 ialah
“Penapisan dan Identifikasi Bakteri Simbion Spons Sebagai Antibakteri terhadap
Bakteri Patogen Udang.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara
lain kedua orang tua tercinta yang telah memberi do’a dan dukungan serta

semangatnya kepada penulis dan untuk Ibu Endang Sulistyarini Gultom S.Si,
M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi, serta Bapak Dr. Syarifuddin M.Sc.,
P.hd. dan Ibu Dr. Martina Restuati M.Si., dan Bapak Drs. Zulkifli Simatupang
M.Pd. selaku penguji skripsi yang telah banyak memberikan saran.
Dan tak luput penulis ucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan para sahabat
di kelas Biologi Nondik A 2012 yang telah memberikan semangatnya kepada
penulis terutama untuk Siti Hardiyanti, Yuli Hardiyanti, Rafika Khaira, Fathimah
N. Hashifah, Puput Rahayu, Fretty Juniarty, Difa Diniandra dan Dwi Putri
Novitasari.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam dunia Biologi.

Medan, 03 Agustus 2016

Delly Mariam V. Siregar
NIM. 4123220007

vi


DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix

x

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1. Identifikasi Masalah
1.2. Batasan Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan Masalah
1.5. Manfaat Penelitian

1
1
3
3
3
3
4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Spons sebabai Simbion Bakteri

2.2. Jenis-Jenis Bakteri Laut yang Bersimbiosis dengen Spons
2.2.1. Suhu
2.2.2. Derajat Keasaman pH
2.2.3. Keberadaan Oksigen
2.2.4. Tekanan Osmosis
2.2.5. Faktor Nutrisi
2.3. Bakteri Simbion Spons Penghasil Senyawa Antibakteri
2.4. Bakteri Patogen pada Organisme Budidaya Udang
2.5. Kualitas Air
2.5.1. Suhu
2.6. Kerangka Konseptual

5
5
7
8
8
8
9
9

9
10
11
11
12

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Alat dan Bahan
3.3.
Prosedur Penelitian
3.3.1. Pengambilan Sampel Spons
3.3.2. Sterilisasi Peralatan
3.3.3. Isolasi dan Pemurnian Bakteri Simbion Spons
3.3.4. Isolasi Bakteri Udang yang Terinfeksi
3.3.5. Uji Aktifitas Antibakteri Simbion Spons
3.3.6. Pewarnaan Gram Bakteri Isolat Simbions Spons dan Bakteri
Patogen Udang yang Potensial

3.3.7. Uji Biokimia Isolat Bakteri Simbion Spons yang Poternsial
sebagai Antibakteri terhadap Isolat Bakteri Patogen Udang
3.3.7.1. Triple Sugar Iron Agar

13
13
13
13
13
14
14
14
15
15
16
16

vii

3.3.7.2.
3.3.7.3.
3.3.7.4.
3.3.7.5.
3.3.7.6.
3.4.

Simon Sitrat Agar
Hidrolisa Pati
Uji Motilitas
Uji Gelatin
Uji Katalase
Teknik Analisis Data

16
16
17
17
17
17

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1. Karakterisasi Spons
4.1.2. Jenis Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons
4.1.3. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Udang yang Terinfeksi
4.1.4. Uji Aktivitas Antibakteri Simbion Spons
4.1.5. Pewarnaan Gram dan Uji Biokimia Isolat Bakteri Simbion
Spons yang Potensial sebagai Antibakteri
4.1.5.1. Pewarnaan Gram
4.1.5.2. Uji Biokimia
4.2.
Pembahasan Penelitian

18
18
19
19
20
20

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2
Saran

30
30
30

DAFTAR PUSTAKA

31

22
22
23
24

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.

Struktur Sel Spons yang Paling Sederhana
Bentuk Sel Bakteri Patogen Udang
Spons
Contoh Hasil Uji Antagonis Isolat A3, A4 dan B3, B4
terhadap Bakteri Patogen Uji U1 dan U2
Gambar 4.3. Contoh Hasil Uji Biokimia Isolat A6, A (TSIA),
B (Sitrat) C (Motilitas), D (Gelatin)
Gambar 4.4. Contoh Hasil Uji Biokimia Isolat C2 dan C5 Hidrolisa Pati

6
11
18
25
28
29

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Karakterisasi Morfologi Isolat Bakteri yang diisolasi
berdasarkan Warna dan Bentuk pada Spons Koloni Sp.1,
Sp.2 dan Sp.3
Tabel 4.2. Karakterisasi Morfologi Isolat Bakteri yang diisolasi
berdasarkan Warna, Bentuk dan Pewarnaan Gram pada
Udang yang Terinfeksi
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri dari Isolat
Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons
terhadap Isolat Udang yang Terinfeksi U1, U2 dan U3

19

20

21
Tabel 4.4. Hasil Pewarnaan Gram kedua belas Isolat yang
Potensial sebagai Antibakteri
Tabel 4.5. Hasil Uji Biokimia dari kedua belas Isolat yang
Potensial sebagai Antibakteri

22
24

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 3. Surat Hasil Uji Karakterisasi Bakteri
Lampiran 4. Surat Kerja Pembimbing Skripsi
Lampiran 5a. Skema Isolasi dan Pemurnian Bakteri Simbion Spons
Lampiran 5b. Hasil Isolat Tunggal Bakteri Simbion Spons
Lampiran 6a. Skema Isolasi Bakteri Udang yang Terinfeksi
Lampiran 6b. Gambar Udang yang Terinfeksi dan Hasil Isolasinya
Lampiran 7a. Skema Uji Aktivitas Antibakteri Bakteri Simbion
Spons
Lampiran 7b. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Bakteri Simbion Spons
Lampiran 8a. Skema Pewarnaan Gram Bakteri Simbion Spons
yang Potensial
Lampiran 8b. Hasil Pewarnaan Gram Bakteri Simbion Spons yang
Potensial
Lampiran 9a. Skema Uji Biokimia Isolat Bakteri Simbion Spons yang
Potensial sebagai Antibakteri terhadap Patogen Udang
Lampiran 9b. Hasil Uji Biokimia Isolat Bakteri Simbion Spons yang
Potensial sebagai Antibakteri terhadap Patogen Udang

34
35
36
38
39
40
42
43
44
45
48
49
50
51

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udang merupakan organisme air laut dan air tawar, Udang termasuk famili
Penaeidae. Dahulu udang menjadi primadona di pasar internasional. Bahkan
budidaya udang menjadi trend pada tahun 70-an sampai awal tahun 90-an. Namun
sekarang udang ini bukan menjadi primadona lagi di pasar internasional akibat
dari udang yang mudah terserang penyakit vibriosis. Jenis bakteri patogen yang
banyak menimbulkan penyakit vibriosis (Riska, 2010).
Udang yang terinfeksi bakteri ini akan bercahaya dalam keadaan gelap dan
biasanya menyerang larva udang pada stadium zoea, mysis dan post larva. Terjadi
lima jenis penyakit Vibrio yang menyerang udang: nekrosis pada ekor, penyakit
kulit, penyakit merah, sindrom lepas kulit dan penyakit usus putih disebabkan
oleh spesies Vibrio. Sindrom lepas kulit dan penyakit usus putih menyebabkan
angka kematian massal di dalam kolam budidaya udang. (Sunaryanto dan
Mariam, 2009).
Berbagai metode dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit
vibriosis. Salah satu cara dengan menggunakan antibiotik dan makanan yang
berkualitas. Namun residu antibiotik serta makanan yang digunakan mampu
bertahan dalam lingkungan perairan setelah digunakan beberapa bulan dan
berpotensi sebagai pencemar, kemudian antibiotik atau bahan kimia

dapat

menimbulkan efek samping dan menyebabkan bakteri resisten terhadap bahan
antibakteri tertentu. (Lee dkk., 2005).
Salah satu usaha yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ialah
dengan menggunakan senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh beberapa organisme
laut yaitu spons. Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu
karang yang mempunyai potensi bioaktif yang belum banyak dimanfaatkan.
Hewan laut ini mengandung senyawa aktif yang persentase keaktifannya lebih

1

2

besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan
darat. Senyawa bioaktif yang dihasilkan spons dapat digunakan sebagai sumber
alternatif yang baru sebagai bahan obat (Muniarsih dan Rasyid, 2001).
Menurut Lee dkk., (2001) beberapa jenis spons mengandung senyawa yang
bersifat antibiotik. Senyawa yang bersifat antibiotik tentu bersifat antibakteri,
tetapi jika spons diekstrak untuk dijadikan bahan antibakteri secara besar-besaran
bertentangan dengan kepentingan konservasi. Biota-biota laut terutama spons
hidupnya bersimbiosis dengan beraneka ragam jenis bakteri. Bakteri yang
bersimbiosis dengan organisme kemungkinan besar banyak melakukan interaksi
biokimia dengan organisme inangnya. Menurut Abubakar (2011). Selain sebagai
makanan mikroorganisme juga dapat menjadi simbion dengan menggunakan
tubuh spons sebagai inangnya, untuk tempat hidup dan perlindungan. Selanjutnya
(Muniarsih dan Rasyid, 2010) menyatakan bahan alam yang dihasilkan oleh
bakteri simbion adalah jenis senyawa Antimicrobial yang dapat digunakan sebagai
bahan baku obat antibiotik. Menurut Lee (2001), senyawa aktif yang dihasilkan
oleh spons merupakan hasil biosintesis bakteri simbionnya. Hal ini bisa saja
terjadi karena koloni mikroba dapat mencapai 40% dari komponen penyusun
tubuh spons. Interaksi biokimia tersebut memungkinkan bakteri yang bersimbiosis
menghasilkan zat bioaktif yang sama dengan inangnya. Sehingga beberapa jenis
bakteri yang bersimbiosis dengan spons diperkirakan dapat menghasilkan
senyawa senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai bahan anti bakteri.
Oleh karena itu, pemanfaatan bakteri simbion spons sangat dibutuhkan
sebagai antibakteri bagi bakteri patogen pada udang. Berdasarkan kajian diatas
maka perlu dilakukan penelitian mengenai Penapisan dan identifikasi bakteri yang
bersimbiosis dengan spons sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen udang.

3

1.2. Identifikasi Masalah
a. Udang tidak menjadi primadona karena terinfeks bakteri patogen yaitu
penyakit vibriosis.
b. Penggunaan bahan kimia dalam pengobatan vibriosis dapat menimbulkan efek
samping dan menyebabkan bakteri resisten terhadap bahan antibakteri tertentu.
c. Penggunaan spons yang memiliki senyawa bioaktif dapat mengobati penyakit
vibriosis pada udang.

1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons
yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen pada udang dan
mengidentifikasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons dengan teknik
pewarnaan Gram, bakteri yang bersimbiosis dengan spons dilanjut dengan uji
biokimia.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
a.

Apa saja jenis bakteri yang bersimbiosis dengan spons sebagai penghasil
antibakteri terhadap bakteri patogen pada udang?

b.

Bagaimana aktivitas antibakteri dari isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan
spons terhadap bakteri patogen udang?

c.

Bagaimana Pewarnaan Gram dan aktivitas biokimia dari isolat bakteri simbion
spons yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen udang?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini adalah:
a.

Mengetahui jenis bakteri yang bersimbiosis dengan spons sebagai penghasil
antibakteri terhadap bakteri patogen pada udang.

4

b.

Mengetahui aktivitas antibakteri dari isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan
spons terhadap bakteri patogen udang.

c.

Mengetahui pewarnaan Gram dan aktivitas biokimia dari isolat bakteri
simbion spons yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri
patogen udang.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
a.

Sebagai sumber informasi mengenai isolasi dan identifikasi bakteri yang
bersimbiosis dengan spons sebagai penghasil antibakteri terhadap bakteri
patogen pada udang.

b.

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
mikrobiologi serta terapannya.

c.

Memberikan informasi yang bermanfaat untuk penelitian yang lebih lanjut
berkaitan dengan spons.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Didapatkan 19 isolat bakteri simbions spons dari 3 jenis spons yang berasal
dari perairan Pulau Ngge Sibolga, Sumatera Utara.
2. Dua belas isolat yang potensial mempunyai aktifitas antibakteri terhadap
ketiga bakteri uji patogen udang U1, U2 dan U3.
3. Berdasarkan pewarnaan Gram didapatkan 8 Isolat merupakan Gram positif
sedangkan 4 lainnya merupakan Gram negatif, didapatkan pula bentuk sel
isolat terdapat 3 isolat yang berbentuk coccus dan 9 lainnya berbentuk basil.
dan hasil uji biokimia uji TSIA menunjukan reaksi positif kecuali A5, Uji
sitrat berwarna hijau berubah menjadi warna biru yaitu isolat A6 dan C1, Uji
Hidrolisa gelatin yang menghasilkan reaksi positif A6, B2, B3 dan C2, Isolat
A1, A5, B3 dan C2 mampu menghidrolisis pati.

5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa
metabolit skunder yang terdapat pada isolat bakteri simbions spons.

30

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, H. 2011. Skrining Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons Jaspis sp.
Sebagai Penghasil Senyawa Antimikroba. Ilmu Kelautan. 16: (1) 35-40.
Anderson. 2000. Identifikasi Bakteri Patogen alginolyticus Pada pembibitan
udang windu Di Danau Maninjau. Ilmu Kelautan. 39: (2) 1-2.
Amir dan Budiyanto.1996. Mengenal Spons Laut (Demospongiae) Secara Umum.
oseana, XXI (2): 15-31.
Austin dan Zhang. 2006. Vibrio harveyi : A Significant Pathogen of Marine
Vertebrates and Invertebrates, Lett.Appl. Microbiology.
Belk, C., Maier V.B. 2010. Biology: Science for Life with Physiology. Ed ke-3.
San Francisco: Pearson/Benjamin Cummings.
Campbell, N.A. dan Reece, J.A. 2009. Biologi 8th Edition. Benjamin Cummings.
San Fransisco.
Cappucino, J.G dan Sherman, N. 2001. Microbiology A Laboratory Manual,
Rockland Community College, State University of New York.
Darminto, A, A., Dini, I., 2009, Indentifikasi Senyawa Metabolit Sekunder
Potensial Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophyla dari
Kulit batang umbuhan Aveccennia spp., Jurnal Chemica, 10(2), 92 – 99.
Duckworth, AR, Battershill CN. 2001. Population Dynamics and Chemical
Ecology of New Zealand Demospongiae Latrunculia sp and Polymastia
croceus. Mar Freshw Res 35: 935 – 949.
Efendi, I. 2003. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Yusatama. Yogyakarta
Evan, Y. 2009. Uji beberapa strai larva udang galah (Macrobrachium resonbergii
de Man) terhadap bakteri Vibro harvey. Thesis. Program Studi Teknologi
dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departement Budidaya Periran
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Gultom, E.S. 2014. Aktifatas Ekstrak Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons
Haliclona sp2. dan Axinellid sp. Sebagai Antibakteri. Tesis. PascaSarjana
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Haris, A. 2013. Sponge Biologi dan Ekologi. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

31

Irianto, 2008. Petunjuk Mikrobiologi Dasar. Purwokerto: Universitas Jendral
Soedirman.
Lee, dkk., 2001. Microbial Symbiosis in Marine Sponges.The Journal of
Microbiology, December 2001.254-264.
Lightner, 1999. Bakteri dari Udang Windu Dalam pengendalian Vibrio
alginolyticus yang menginfeksi Larva Udang. Thesis. Pasca sarjana Universitas
Hasanuddin. Makassar
Muniarsih dan Rasyid. 2010. Potensi Bakteri Yang Berasosiasi Dengan Spons
Asal Barrang Lompo (Makassar) Sebagai Sumber Bahan Antibakteri.
Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Volume 36 (3): 281
292.
Nofiani, R., Nurbetty, S., dan Sapar, A., (2009), Ekstrak Bakteri Berasosiasi
Spons Memiliki Aktivitas Antimikroba dari Pulau Lemukutan Kalimantan
Barat, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 1 (2): 33-41.
Pastra dan Surbakti, 2011. Penapisan Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons
Jenis Aplysina sp sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Pulau Tegal
Lampung. Maspari Journal, 2012, 4(1): 77-82
Pelczar, M. J., Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid I.
Terjemahan Ratna Siri Hadioetomo. UI Press, Jakarta.
Provenzano, D., D. A. Scuhmacher, J. L. Barker, and K. E. Klose, (2001), The
Virulence Regulatory Protein ToxR Mediates Enhanced Bile Resistance in
Vibrio cholerae and Other Pathogenic Vibrio Species. Journal of Clinical
Microbiology, 12(2) : 7758-7763.
Ramli. 2010. Distribusi dan Kepadatan Spons Pada Beberapa Pulau di Perairan
Kota Makassar. Thesis. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.UNHAS.
Makassar
Rinawati. N. D., 2010. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete
L.) Terhadap Bakteri Vibrio alginolyticus. Thesis. Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya.
Rizka. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Pelepah Dan Batang Tanaman
Pisang Ambon (Musaparadisiaca var.sapientum) terhadap Staphylococcus
aureus. Thesis. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro

32

Romimohtarto, dkk., 1996. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi–LIPI, Jakarta.
Rukyani. 2000. Isolasi bakteri Udang Patogen Vibrio harveyi yang menginfeksi
zoea udang. Thesis. Pasca sarjana Universitas Pertainan Bogor
Rume, dkk., 2011. Isolasi bakteri dari Usus Udang Windu dan Aplikasinya Dalam
Upaya pengendalian Vibrio harveyi yang menginfeksi Larva Udang
Windu (Penaeus monodon Fabricius). Thesis. Pasca sarjana Universitas
Hasanuddin. Makassar
Sidharta, Boy Rahardjo. 2000. Pengantar Mikrobiologi kelautan. Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta
Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta:Departement
Kes RI.
Sunaryanto dan Mariam, 2009. Bahan Organik Terlarut dan Tidak Terlarut
Dalam Air Laut. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Biologi. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara
Wibowo, 2007. Identifikasi Bakteri Patogen Pada Sistem Karamba Jaring Apung
(KJA) Di Danau Maninjau. Ilmu Kelautan. 34(2) : 1-3

33