Penyakit Pada Tanaman Jarak Pagar

Selanjutnya Nur 2005 mengungkapkan bahwa tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada yang berbagai jenis tanah, antara lain di tanah berbatu, tanah berpasir, tanah liat bahkan juga di tanah yang kurang subur. Waktu yang paling baik untuk menanam jarak pagar adalah pada musim panas atau sebelum musim hujan.

B. Penyakit Pada Tanaman Jarak Pagar

Beberapa penyakit yang dapat menyerang tanaman jarak pagar, antara lain: bercak pada bibit, bercak alternaria, karat bercak daun cercospora, layu fusarium, busuk botrytis, layu bakteri, busuk arang dan bercak daun bakteri 1. Bercak Pada Bibit Penyakit ini banyak terjadi pada musim hujan. Kerusakan dapat mencapai 30 – 40 dan umumnya terjadi pada tanaman mudabibit yang baru pindah ke lapangan dengan kondisi pengairan yang kurang baik. Gejala penyakit terlihat pada permukaan daun, yaitu berupa bercak-bercak melingkar, kemudian meluas sehingga menyebabkan daun busuk. Selanjutnya, infeksi menyebar sampai ke batang sehingga dapat menyebabkan tanaman mati. Daun-daun yang lebih tua atau daun muda yang berada pada tanaman tua dapat juga terinfeksi, tetapi kerusakannya tidak seberat bila terjadi pada bibittanaman muda. Bercak-bercak pada daun biasanya berubah warna hijau menjadi kuning, lalu berwarna cokelat. Pemilihan bibit disertai dengan pemeliharaan tanaman yang baik terutama sistem pengairan akan mengurangi kerusakan tanaman Hambali, dkk., 2006. Universitas Sumatera Utara 2. Bercak Alternaria Penyakit ini disebabkan oleh Alternaria ricini. Penyakit ini pada bulan- bulan dengan curah hujan yang tinggi memungkinkan fungi berkembang cepat pada kapsul buah sehingga buah menjadi hitam. Bila infeksi terjadi secara intensif, tanaman menjadi kerdil bahkan dapat mengalami kematian. Bercak- bercak penyakit dapat ditemukan sepanjang tahun, dan pada musim hujan bercak menjadi luas. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida kaptan atau mankozeb dengan interval tiap 15 hari Hambali, dkk., 2006. 3. Karat Penyakit ini disebabkan oleh Melamspora rinici. Penyakit ini dapat di lihat dengan gejala seperti pustul karat di bawah permukaan daun.Pada bagian bawah daun terlihat bercak-bercak bulat kecil berwarna kuning, bila serangan berat dapat menyebabkan daun kering. Hambali, dkk., 2006. Pengendalian penyakit karat dapat dilakukan dengan cara pemupukan berimbang, sanitasi daun-daun yang telah terserang berat dan membakarnya, menggunakan bahan tanaman untuk perbanyakan hanya dari tanaman sehat, menghindari menanam anyelir berdekatan dengan tanaman jarak pagar, menggunakan fungisida yang berbahan aktif ferbam, zineb, dan mankozeb. Departemen Pertanian , 2006 a. 4. Bercak daun cercospora Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan berat pada tanaman jarak. Gejala umum penyakit pada daun terlihat titik hitam kecil atau titik cokelat yang dikelilingi cincin berwarna hijau pucat. Bercak-bercak tersebut dapat dilihat dari permukaan daun. Ketika bercak membesar, pusat bercak berubah warna menjadi Universitas Sumatera Utara cokelat pucat,kemudian putih keabu-abuan yang dikelilingi warna cokelat tua. Cara pengendalian dapat di lakukan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim atau monkozeb dapat digunakan Hambali, dkk., 2006. Penyakit mempunyai gejala yang terdiri atas dua fase yang berbeda. Pada fase pertama, yang juga disebut sebagai fase “Non-agresif” pada daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua, yang menghasilkan banyak konidiofor dengan konidium. Infeksi yang terjadi karena konidium ini menghasilkan bercak di sekitar bercak pertama yang berkembang menjadi penyakit yang kedua, yaitu fase “agresif”. Pada fase ini terjadi bercak yang mempunyai halo klorotik berwarna cerah Semangun, 2000. Fungi bertahan dari satu musim ke musim berikutnya pada daun, batang dan biji yang sakit. Ketika biji yang terkontaminasi berkecambah akan lemah. fungi akan menghalangi perkecambahan dengan luka pada kotiledon. Konidia ditebarkan atau dipencarkan oleh hujan atau dibawa oleh serangga dan mesin atau alat pertanian. Fungi berkembang dalam beberapa jam dan jaringan daun cepat dipenetrasi. Jika cuaca panas dan lembab, daun-daun yang baru menjadi terinfeksi. Bercak daun Cercospora lebih bertahan ketika tanaman ditanam secara berulang-ulang pada lahan yang sama tanpa rotasi tanaman Lucas, dkk., 1985. 5. Layu Fusarium Penyakit ini disebabkan oleh fusarium oxysporum yang terjadi pada pada stadia bibit dan tanaman di lapangan. Bila bibit terserang maka daun-daun akan terlihat hijau pudar dan layu, lalu mati. Daun-daun di bagian bawah rontok dan hanya menyisakan daun-daun di bagian atas saja Hambali, dkk., 2006. Universitas Sumatera Utara Pengendalian penyakit layu fusarium dilakukan dengan cara menggunakan bibit yang sehatdan tanaman sakit dibongkar dan dimusnahkan dengan cara di bakar, tidak menggunakan tanah yang terkontaminasi patogen tersebut , pemanasan pasteurisasi tanah bekas tanaman terinfeksi penyakit layu dan tanah untuk pembibitan, menghindari terjadinya luka pada tanaman terutama pada saat penyiangan gulma dan pengolahan tanah, disinfeksi peralatan pertanianalat pemotong bunga, penggunaan fungisida berbahan aktif kaptan, benlate Departemen Pertanian, 2006 b. 6. Busuk Botrytis Penyakit ini disebabkan Botrytis rinici. Gejala awalnya berupa bercak kecil berwarna kehitaman pada bunga. Pengendalian dapat dilakukan secara kimia dengan fungisida karbendazim atau tiofanat dengan interval tiap 15 hari sekali Hambali, dkk., 2006. 7. Busuk arang Gejala pada tanaman terlihat seluruh daun layu tiba -tiba, dalam waktu kurang dari satu minggu tanaman mati. Kadang-kadang pada perkembangan penyakit berlangsung lambat hal ini di tandai oleh daun bagian bawah layu dan menguning terlebih dahulu sampai akhirnya rontok. Jika penyakit terus berlanjut maka tanaman akan mati. Apabila tanaman dicabut pada perakaran akan terlihat busuk kering dan berwarna hitam. Pada gejala lanjut, kulit luar pangkal batang tersobek-sobek dan terlihat pustul hitam yang merupakan sklerosia fungi. Penyakit ini disebabkan oleh Rhizoctonia bataticola banyak menyerang tanaman jarak yang ditanam di Ngemplak di lokasi ini sebelumnya tanam kapas juga terserang busuk arang. Penelitian di laboratorium menunjukkan benih jarak yang Universitas Sumatera Utara berasal dari biji juga bisa diserang patogen hal ini terjadi jika sumber inokulum cukup banyak Departemen Pertanian, 2006a. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan ekstrak mamba. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak mimba mampu menghambat pertumbuhan fungi. Penyemprotan dengan larutan organeem dengan dosis 5-10 mll pada pangkal batang mampu menghambat perkembangan penyakit Irfan, 2007. 8. Penyakit Curvularia sp. Gejala penyakit ini adalah berupa bercak bulat berukuran kecil, berwarna cokelat. Infeksi yang berat menyebabkan daun yang paling tua mengering, mengeriting, dan menjadi rapuh. Pada daun yang mengering ini bercak-bercak Curvularia sp. tetap terlihat jelas sebagai bercak cokelat tua. Penyakit ini sangat menghambat pertumbuhan bibit meskipun bukan penyakit yang mematikan tanaman Semangun, 2000. Fungi ini terutama disebarkan dengan konidiumnya, baik karena terbawa angina maupun karena percikan air hujan dan air siraman, dan mungkin juga oleh serangga Semangun, 2000. Pengendalian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan kultur teknis dan mekanis. Cara kultur teknis dilakukan dengan menggunaan benih yang sehat dan memperbaiki drainase tanah serta sanitasi kebun. Cara mekanis dilakukan dengan memusnahkan tanaman atau bagian tanaman yang terserang beratagar tanaman lain tidak terinfeksi Departemen Pertanian, 2006. Universitas Sumatera Utara 9. Phytophthora sp. Gejala awal penyakit ditandai dengan gejala awal yaitu daun-daun bawah layu, menguning, dan menggantung di sekitar batang sebelum rontok. Selanjutnya selanjutnya gejala ini diikuti oleh daun-daun yang agak muda sehingga tanaman hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil di puncaknya. Jika digali tanahnya maka tampak akar-akar lateral yang membusuk berwarna cokelat tua, lunak, dan sering berbau tidak enak. Pembusukan yang sudah sampai meluas ke akar tunggang, sehingga tanaman sering roboh. Pembusukanyang disebabkan oleh Pytophthora sp meluas ke pangkal batang di atas permukaan tanah. Penyakit juga dapat terjadi pada buah yang masih hijau, meskipun agak jarang. Adapun gejala adalah buah yang telah membusuk tetap keras. Pada umumnya pembusukan buah di mulai dari dekat tangkai. Buah ditutupi oleh miselium fungi berwarna putih, selanjutnya buah mengeriput dan berwarna hitam Departemen Pertanian, 2007a. Fungi penyebab penyakit ini terutama dipencarkan oleh air, baik air hujan yang memercik maupun air yang mengalir pada permukaan tanah. Sebagai sumber penyakit adalah tanah dan air yang mengandung Phytophthora sp., dan bagian tanaman yang sakit. Bagian-bagian tanaman yang sakit, misalnya daun, dapat disebarkan dalam kebun oleh angin. Angin yang terjadi pada waktu hujan dapat menyebarkan spongarium Phytophthora sp. yang dibentuk pada permukaan bercak Semangun, 2000. Pengendalian serangan penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu deengan cara perbaikan draenase untuk menurunkan faktor penunjang pertumbuhan fungi dan fumigasi dilakukan untuk tanah pembibitan , penanaman Universitas Sumatera Utara bibit tidak terlalu dalam, sebaiknya rotasi tanaman bukan inang selain jeruk, cokelat, durian, karet, kelapa, lada dan pisang , penanaman tanaman yang tahan terhadap penyakit ini, membongkar tanaman sakit sampai akar- akarnya kemudian di bakar menghilangkan sumber inokulum,Serangan pada buah dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida terutama di daerah dekat dengan tangkai buah Departemen Pertanian, 2007a . Universitas Sumatera Utara BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu Penelitian