ANALISIS DETERMINAN TAX EFFORT DI KOTA LHOKSEUMAWE PROPINSI SUMATERA UTARA.

ANALISIS DETERMINAN TAX EFFORT DI KOTA
LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:
AINOL MARDHIAH
NIM. 8136162002

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
2016

ABSTRAK
Ainol Mardhiah. Analisis Determinan Tax Effort di Kota Lhokseumawe Propinsi
Sumatera Utara. Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan PAD salah satunya adalah dengan
menggali potensi penerimaan pajak. Upaya pajak (Tax Effort) adalah upaya

peningkatan pajak daerah yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
pendapatan daerah. Sedangkan tujuan penyelenggaraan otonomi daerah adalah
untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah,
disamping itu diharapkan akan meningkatkan kemandirian daerah itu sendiri yang
diindikasikan dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kecenderungan pemerintah daerah dalam meningkatkan PAD adalah dengan
menggali potensi penerimaan pajak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan jumlah penduduk terhadap Tax Effort
di Kota Lhokseumawe Propinsi Aceh. Dalam mengukur dan menganalisa
digunakan data runtun waktu (time series) pada periode 1998 – 2014, dimana
metode analisis menggunakan analisis regresi berganda yang di estimasi dengan
metode kuadran terkecil biasa (OLS-Ordinary least Squares), dengan
pertimbangan metode ini mempuyai sifat-sifat yang dapat di unggulkan. Hasil
estimasi menunjukkan bahwa variabel yang digunakan yaitu variabel
Pertumbuhan Ekonomi dan jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan
sedangkan Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tax Effort di Kota
Lhokseumawe.
Kata Kunci :

Determinan, Tax Effort, PAD, Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi,

Jumlah Penduduk.

i

ABSTRACT
Ainol Mardhiah. Determinant Analysis Tax Effort in Kota Lhokseumawe North
Sumatra Province. Graduate Program, State University of Medan, 2016.
The local government in an effort to increase revenue one is to explore the
potential tax revenue. Efforts taxes (Tax Effort ) is to increase the local tax which
is an effort to increase local revenue. While the goal of regional autonomy is to
improve public services and promote the local economy, besides that it is
expected to increase the independence of the region itself which is indicated by
the increased revenue (PAD). The tendency of local governments to increase
revenue is to explore the potential tax revenue. This study aimed to analyze the
effect of economic growth, inflation and population against the Tax Effort in Kota
Lhokseumawe Aceh province. Used in measuring and analyzing time series data
(time series) in the period 1998-2014, where the methods of analysis used
multiple regression analysis were estimated by ordinary smallest quadrant
method (OLS-Ordinary least squares), with consideration of this method has
properties that can be featuring. The estimation results show that the variables

used namely variables Economic Growth and population and a significant
positive effect, while inflation is negative and significant effect on the Tax Effort
in Lhokseumawe City.
Keywords : Determinant, Tax Effort, AND, Economic Growth, Inflation,
Population.

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “Analisis Determinan Tax Effort
Di Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh”. Disamping itu penulisan tesis ini
dikerjakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Pasca
Sarjana Universitas Medan (UNIMED).
Selama penyusunan tesis ini, penulis menerima banyak masukan,
bimbingan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dr. Fitrawaty, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak membantu dan memberikan arahan selama proses penyelesaian
tesis ini.
5. Ibu Sri Fajar Ayu, MM. DBA selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak membantu dan memberikan arahan selama proses penyelesaian
tesis ini.

iii

6. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, Prof. Indra Maipita, M.Si,.Ph.D,
dan Bapak Dr. M. Fitri Rahmadani, M.Si selaku narasumber yang telah
memberikan masukan dan saran sehingga tesis ini menjadi lebih
sempurna.
7. Bapak Mustafa S.Pd, Bapak Rizwan S.Pd dan Ibu Suraida Fitri S.Si selaku
atasan langsung di sekolah yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk kuliah pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

8. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara yang telah memberi
bantuan dana sampai studi ini selesai.
9. Badan Pusat Statistik Kota Lhokseumawe, Dinas Pengelolaan Keuangan
Daerah Kota Lhokseumawe dan Badan Pembangunan Daerah Kota
Lhokseumawe Provinsi Aceh yang telah membantu saya dalam
pengumpulan data tesis ini.
10. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
11. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan umumnya dan khususnya teman-teman mahasiswa angkatan 2013
kelas B1 Program Studi Ilmu Ekonomi beserta semua pihak yang telah
membantu penyelesaian tesis ini.
12. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi Ayahanda Tgk. Sayudan Ismail
dan Alm. Hj. Cut Jamiliah atas do’a dan dukungan untuk penulis selama
berlangsungnya masa perkuliahan hingga memasuki masa penyelesaian
kuliah.

iv

13. Suami H. Azis Siswara R. Panhar atas segala kesabaran, dukungan dan

do’anya yang senantiasa di panjatkan kepada Allah SWT hingga selesai
kuliah.
14. Putriku R.A Wahyu Azisah, S.K.M, R.A Asmainur S.IK., dan R.A Furi
Khairunnisa, atas pengertian dan doanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak
terdapat kelemahan yang perlu diperkuat dan kekurangan yang perlu dilengkapi.
Karena itu, penulis mengharapkan masukan, koreksi dan saran untuk memperkuat
kelemahan dan melengkapi kekurangan penelitian ini.
Akhirnya dengan kerendahan hati penulis berharap semoga tesis ini
bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintah dan masyarakat.

Medan,
Penulis,

Juni 2016

Ainol Mardhiah

v


DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK ……………………………………………………………

i

ABSTRACT …………………………………………………………...

ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………….

iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………

vi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………


viii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………….......

xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………

x

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….

1

1.1. Latar Belakang ……………………………………………...…...

1

1.2. Rumusan Masalah …………………………………….……..…..


8

1.3. Tujuan Penelitian ………………………………….…….…..…...

8

1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………….

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………….……...........

10

2.1. Kerangka Teoritis ..........................................................................

10

2.1.1. Pengertian Pajak ..................................................................


10

2.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ..............................................

24

2.1.3. Inflasi ...................................................................................

29

2.1.4. Penduduk .............................................................................

31

2.2. Penelitian Terdahulu ………………………………….….…........

34

2.3. Kerangka Penelitian …………………………………..….….......


36

2.4. Hipotesis Penelitian …………………………………...................

37

BAB III METODE PENELITIAN .. ……………………..…..……

38

3.1. Ruang Lingkup Penelitian .……………………………………...

38

3.2. Jenis dan Sumber Data .………………………………………….

38

3.3. Teknik Analisis Data …………………………………….….........

38

3.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik .………………….…….……..

48

vi

3.4.1. Uji Multikolinearitas ............................................................

40

3.4.2. Uji Normalitas ......................................................................

41

3.4.3. Uji Autokorelasi ...................................................................

41

3.5. Uji Statistik .....................................................................................

42

3.5.1. Uji Statistik F ........................................................................

42

3.5.2. Uji Signifikansi Individual (Uji t) ........................................

42

3.5.3. Uji Koefisien Determinan (R2) .............................................

43

3.6. Definisi Operasional .......................................................................

44

BAB IV HASIL PEMBAHASAN ..…………………………....…..

46

4.1. Deskripsi Data …………………………………………...............

46

4.1.1. Perkembangan Tax Effort ....................................................

46

4.1.2. Perkembangan Perekonomian ……….................................

52

4.1.3. Perkembangan Inflasi ..........................................................

50

4.1.4. Perkembangan Jumlah Penduduk .......................................

52

4.2. Hasil Penelitian ………………………………….........................

53

4.2.1. Hasil Uji Asumsi Klasik…………………….……………..
4.2.1.1. Hasil Uji ormalitaS…………………….……..……

53

4.2.1.2. Pengujian Masalah utokorelasi.……….……...……

54

4.2.1.3. Uji Multikolinearitas…………………....................

56

4.3. Hasil Estimasi Model ………………………………....................

57

4.4. Hasil Uji Statistik ...........................................................................

58

4.4.1. Uji t Statistik (Uji Parsial) ...................................................

58

4.4.2. Uji F Statistik (Uji Serempak) .............................................

59

4.4.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...........................................

59

4.5. Pembahasan ....................................................................................

60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………….

66

5.1. Simpulan .…………………………………..................................

66

5.2. Saran .……………………………………………………………

66

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..

68

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................

70

vii

DAFTAR TABEL

Tabel

Judul

4.1.

Hasil Uji Normalitas pada Model Penelitian Tax Effort (TE).

54

4.2.

Hasil Uji DW pada Model Penelitian Tax Effort (TE) ...........

55

4.3.

Hasil Uji LM …………….......................................................

55

4.4.

Nilai Matriks Korelasi Variabel-Variabel Bebas ....................

56

4.5.

Nilai VIP dan Korelasi Variabel-Variabel Bebas ...................

57

4.6.

Hasil Estimasi Model Tax Effort (TE) ....................................

57

viii

Hal

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Judul

1.1.

Realisasi Pajak Daerah dan PAD Kota Lhokseumawe ........

1.2.

Pertumbuhan

Ekonomi

dan

Hal

Tingkat

Inflasi

3

Kota

Lhoseumawe Tahun 2009 – 2014

6

1.3.

Jumlah Penduduk Kota Lhokseumawe Tahun 2009 – 2014

7

2.1.

Model Jebakan Populasi Malthus .......................................

32

2.2.

Kerangka Penelitian ............................................................

36

4.1.

Tax Effort Kota Lhokseumawe Tahun 1998 – 2014 ...........

46

4.2.

Pertumbuhan Ekonomi Kota Lhokseumawe Tahun 1998 –

4.3.

4.4.

2014 ......................................................................................

48

Inflasi Kota Lhokseumawe Tahun 1998 – 2014 ..................

50

Utara, tahun 1996 – 2014………………………………….

57

Jumlah Penduduk Kota Lhokseumawe Tahun 1998 – 2014

52

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Data Penelitian .......................................................................

72

Lampiran 2. Hasil Estimasi Model TE .......................................................

73

Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas ..............................................................

74

Lampiran 4. Hasil Uji LM ..........................................................................

75

Lampiran 5. Hasil uji Multikolinearitas .....................................................

76

Lampiran 6. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis .....................

77

Lampiran 7. Surat Undangan Seminar Proposal Tesis ..............................

78

Lampiran 8. Surat Undangan Ujian Tesis .................................................

79

Lampiran 9. Riwayat Hidup ......................................................................

80

x

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang
Otonomi daerah merupakan kebijakan pemerintah dalam hal pembagian
kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah sangat berdampak pada berbagai
aspek. Salah satu aspek yang paling berpengaruh adalah adanya desentralisasi
fiskal. Kebijakan desentralisasi fiskal tersebut tertuang dalam UU No. 22 tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU no. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, efektif diberlakukan per Januari
tahun 2001.
Pola pengaturan hubungan antara Pusat dan Daerah yang semula bersifat
sentralistik di masa Orde Baru yang diterjemahkan melalui Undang – Undang No.
5 tahun 1974, telah dirubah dalam suatu pola hubungan yang lebih bersifat
desentralisasi, dimanifestasikan melalui dasar hukum Undang - Undang No. 22
tahun 1999 serta Undang – Undang No. 25 tahun 1999. Besaran perubahan yang
dikehendaki dalam reformasi tersebut dapat disimak dari pergeseran sejumlah
model dan paradigma pemerintahan daerah, dari “structural efficiency model“
yang menekankan efisiensi dan keseragaman pemerintahan lokal dirubah menjadi
“local democracy model“ dengan penekanan pada nilai-nilai demokrasi dan
keberagaman di dalam penyelenggaraan pemerintahan lokal (Hoessein, 2002).
Pada perkembangannya Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tersebut mengalami
perubahan dan digantikan oleh Undang-Undang terbaru, yakni Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang
1

2

Nomor 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
Misi utama dalam pelaksanaan otonomi daerah menurut Mardiasmo
(2002), sekurang-kurangnya ada tiga, pertama, meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, kedua, menciptakan
efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya daerah, serta ketiga
memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses pembangunan. Sedangkan tujuan penyelenggaraan otonomi daerah
adalah untuk meningkatkan pelayanan publik (public service) dan memajukan
perekonomian daerah. Disamping itu, dengan diterapkannya otonomi daerah
diharapkan akan meningkatkan kemandirian daerah itu sendiri yang diindikasikan
dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kecenderungan pemerintah daerah dalam meningkatkan PAD adalah
dengan menggali potensi penerimaan pajak. (Shamshub dan Akoto, 2004). Upaya
pajak (Tax Effort) adalah upaya peningkatan pajak daerah yang diukur melalui
perbandingan antara hasil penerimaan (realisasi) sumber-sumber Penerimaan Asli
Daerah (PAD) dengan potensi sumber-sumber PAD.
Kota Lhokseumaawe yang dibentuk berdasarkan undang-undang No. 2
tahun 2001 pada awalnya adalah kota administratif dan berfungsi sebagai ibu kota
Kabupaten Aceh Utara. Di usianya yang masih muda, pemerintah Kota
Lhokseumawe dibentuk untuk mampu mengimbangi dorongan masyarakat dan
pemerintah kota Lhokseumawe itu sendiri maupun mengatasi imbas dari
kebijakan pemerintah Propinsi Aceh serta pemerintah pusat. Refleksi dari
kenyataan tersebut secara jelas dan terarah di tuangkan dalam rumusan pola dasar

3

pembangunan Kota Lhokseumawe. Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah daerah, pemerintah Kota Lhoksumawe saat ini
mengelola 7 (tujuh) jenis pajak daerah. Yaitu pajak hotel dan restoran, pajak
hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, pajak galian
golongan C, serta BPHTB (pajak biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan).
Namun pada kenyataannya pengelolaan sektor pajak yang telah dilakukan
oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe belum berhasil, hal ini ditunjukkan dengan
rendahnya dukungan sektor pajak daerah terhadap struktur PAD seperti terlihat
pada Gambar 1.1.

Sumber : BPS, 2014

Gambar 1.1. Realisasi Pajak Daerah dan PAD Kota Lhokseumawe
Tahun 2009 - 2014
Dari Gambar 1.1. terlihat bahwa dukungan sektor pajak daerah dalam
sruktur PAD masih sangat rendah. Dimana tahun 2009 pajak daerah Kota
Lhokseumawe sebesar Rp. 12,88 milyar sedangkan PAD sebesar Rp. 21,58 milyar
yang berarti kontribusi pajak daerah terhadap PAD sebesar 59,69 persen, tahun

4

2010 pajak daerah sebesar Rp. 9,76 milyar dan PAD sebesar Rp. 19,41 milyar
atau sekitar 50,29 persen kontribusi pajak daerah terhadap PAD. Tahun 2011
kinerja pemerintah daerah khususnya sektor perpajakan mulai menunjukkan pola
peningkatan, dimana pajak daerah di tahun 2011 meningkat cukup signifikan
menjadi sebesar Rp. 17,12 milyar dan secara langsung akan meningkatkan
penerimaan daerah berupa PAD menjadi sebesar Rp. 41,00 milyar atau sekitar
41,76 persen kontribusi pajak daerah terhadap PAD.
Namun demikian di tahun 2012 terjadi penurunan pajak daerah, dimana di
tahun 2012 kinerja pemerintah daerah melalui sektor perpajakan mengalami
penurunan sehingga Kontribusi pajak daerah terhadap PAD semakin menurun di
tahun 2012 menjadi hanya 14,35 persen sedangkan besarnya pajak daerah Rp.
11,76 milyar, sementara PAD yang bersumber selain dari sektor pajak
menunjukkan bahwa sektor lain selain pajak memiliki kontribusi besar dalam
meningkatkan PAD yaitu menjadi sebesar Rp. 81,99 milyar.
Tahun 2013 pajak daerah menunjukkan pola peningkatan meskipun
peningktannya tidak sebesar di tahun 2011, namun demikian di tahun 2013
meningkat menjadi sebesar Rp. 16,13 milyar, sementara PAD juga mengalami
peningkatan yang signifikan di semua sektor sehingga mendongkrak PAD
menjadi sebesar Rp. Rp. 163,98 milyar atau sekitar 9,84 persen kontribusi pajak
daerah terhadap PAD.
Diakhir tahun 2014, PAD Kota Lhokseumawe meningkat tajam hingga
mencapai Rp. 762,22 milyar yang merupakan perolehan PAD tertinggi sepanjang
periode penelitian. Tak berbeda dengan perolehan PAD, sektor pajak daerah juga

5

mengalami peningkatan mencapai Rp. 47,09 milyar atau sekitar 6,18 persen
kontribusi pajak daerah terhadap peningkatan PAD tahun 2014.
Jadi, untuk dapat mengoptimalkan penerimaan pajak daerah di masa yang
akan datang diperlukan langkah-langkah strategis dari pemerintah daerah dalam
hal pengelolaan pemungutan pajak agar penerimaan pajak dapat terus bertambah
dari waktu ke waktu.
Lains (1985) menyatakan bahwa rendahnya kontribusi pajak daerah dalam
PAD disebabkan terbatasnya wewenang daerah untuk memungut pajak daerah
sebagai akibat telah dijadikannya pajak-pajak yang cukup besar hasilnya didaerah
sebagai pajak sentral dan di pungut oleh pemerintah pusat. Peningkatan PAD akan
meningkatkan upaya pajak (tax effort) yang semakin besar dan hal ini tidak
terlepas dari kondisi perekonomian daerah itu sendiri yang tercermin melalui
peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ke tahun.
Menurut Devas dalam Adi (2006), Pertumbuhan PDRB atau sering
disebut pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan daerah yang secara tidak langsung akan mendorong pertumbuhan
PAD yang pada gilirannya akan meningkatkan tax effort.
Disamping pertumbuhan ekonomi, variabel makro ekonomi lainnya yang
mempengaruhi tax effort adalah stabilitas harga barang dan jasa yang
perubahannya diukur dengan tingkat inflasi. Inflasi yang tinggi memiliki
kecenderungan menekan perekonomian yang memberikan dampak bagi
mnenurunnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang pada
gilirannya akan menurunkan tax effeort.(Olivera, 1967 dan Tanzi, 1978)

6

Berikut berdasarkan data BPS (2014) perkembangan inflasi dan
pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe disajikan dalam Gambar 1.2.

Sumber : BPS, 2014

Gambar 1.2. Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi
Kota Lhokseumawe Tahun 2009 – 2014
Gambar 1.2 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe di
tahun 2009 sebesar 5,66 persen sementara inflasi di level 3,50 persen, meskipun
pertumbuhan ekonomi terjadi peningkatan di tahun 2010 yaitu sebesar 5,88 persen
yang disebabkan kinerja pemerintah daerah dalam upayanya meningkatkan
perekonomian daerah, namun demikian dampak peningkatan perekonomian
daerah menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok menjadi naik yang pada
gilirannya meningkatkan inflasi menjadi sebesar 7,19 persen.
Upaya pemerintah daerah Kota Lhokseumawe dalam menurunkan tingkat
inflasi dengan mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok memberikan hasil,
dimana inflasi di tahun 2011 menunjukkan penurunan menjadi sebesar 3,55
persen, namun berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi

7

sebesar 3,62 persen. Tahun 2012 pertumbuhan ekonomi naik meski relatif kecil,
yaitu menjadi sebesar 3,91 persen dan inflasi anjlok di level 0,39 persen, kondisi
sosial ekonomi serta faktor keamanan menjadi salah satu sebab terjadinya
perubahan yang signifikan. Bahkan di tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kembali
turun menjadi sebesar 3,09 persen dan inflasi meningkat signifikan di angka 8,27
persen. Akhir tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe kembali
turun menjadi sebesar 2,71 persen begitupun tingkat inflasi kembali meningkat
meskipun peningkatannya relatif lebih rendah yaitu menjadi sebesar 8,53 persen.
Jadi selama 5 (lima) terakhir pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe
terus mengalami penurunan dengan tingkat inflasi yang cenderung berfluktuatif,
sedangkan penerimaan pajak daerah relatif meningkat meskipun tidak signifikan.
Variabel lainnya yang mempengaruhi tax effort adalah populasi atau
jumlah penduduk. Dimana jumlah penduduk yang besar akan meningkatkan tax
effort dan sebaliknya. Semakin besar penduduk suatu daerah akan memperbesar
kemungkinan peningkatan tax effort. Berikut disajikan dalam Gambar 1.3
perkembangan jumlah penduduk Kota Lhokseumawe.

8

Sumber : BPS, 2014

Gambar 1.3. Jumlah Penduduk Kota Lhokseumawe Tahun 2009 – 2014

Gambar 1.3 menjelaskan perkembangan jumlah penduduk dari tahun 2009
hingga tahun 2014 menunjukkan peningkatan, dimana pada tahun 2009 penduduk
Kota Lhokseumawe sebesar 159.239 jiwa sementara di tahun 2010 meningkat
menjadi sebanyak 171.163 jiwa, di tahun 2011 sebesar 175.082 jiwa, di tahun
2012 sebesar 179.807 jiwa dan di tahun 2013 menjadi sebesar 181.976 jiwa serta
di tahun 2014 menjadi sebesar 187.455 jiwa.
Berdasarkan pemikiran dan keadaan tersebut, maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Analisis Determinant Tax Effortdi Kota Lhokseumawe Propinsi
Aceh”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukan diatas, yang menjadi
rumusan masalah adalah bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan
jumlah penduduk terhadap Tax Effort di Kota Lhokseumawe?

9

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian
adalah: untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan jumlah
penduduk terhadap Tax Effort di Kota Lhokseumawe Propinsi Aceh.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1.

Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi Tax Effort di Kota Lhokseumawe

2.

Bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah kota Lhoseumawe
dalam perencanaan pembangunan dan pengambilan kebijakan.

3.

Menambah khasanah kepustakaan, memperluas pengetahuan dan wawasan
bagi penulis serta yang berminat meneliti di bidang ekonomi, khususnya
yang berkaitan dengan konsentrasi pembangunan daerah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1.

Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel Tax Effort
di Kota Lhokseumawe Propinsi Aceh mampu dijelaskan oleh variabelvariabel Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Jumlah Penduduk mampu
dijelaskan dengan model yang digunakan.

2.

Variabel-variabel

yang

digunakan

menjelaskan

variabel

Tax

Effort

menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Pertumbuhan
Ekonomi dan jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan sedangkan
Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tax Effort di Kota
Lhokseumawe.
3.

Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel Tax
Effort, yang terbesar adalah variabel jumlah penduduk, diikuti berturut-turut
oleh variabel pertumbuhan ekonomi dan variabel inflasi.

5.2. Saran
1.

Pemerintah daerah dalam menggali potensi daerah dengan menggerakkan
sektor-sektor produktif, membangun sarana dan prasarana yang dapat
menyerap lapangan kerja yang tinggi, regulasi dan kebijakan yang
meringankan dan memudahkan investasi asing maupun lokal sehingga
tercipta iklim investasi yang sehat dan bersaing, menggali potensi dan

67

68

sumber-sumber

pendapatan

daerah

yang

mampu

untuk

membiayai

pembangunan secara mandiri, revitalisasi sarana dan prasarana pendukung
seperti perbaikan sarana transportasi, sarana pemasaran hasil produksi dan
sebagainya sehinngga memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi
ekonomi.
2.

Harga-harga kebutuhan pokok masyarakat selayaknya dikendalikan oleh
pemerintah untuk mengendalikan inflasi. Program-program pengendalian
inflasi seperti operasi pasar murah, pengawasan dan tindakan yang tegas
terhadap pengusaha yang melakukan kegiatan penimbunan barang maupun
jasa serta tetap memaksimalkan penggunaan produk yang dihasilkan sendiri.

3.

Kepada peneliti lainnya disarankan untuk mempertimbangkan atau
menambah determinan lain Tax Effort, seperti variabel ketenagakerjaan
(tingkat pengangguran, angkatan kerja), variabel kualitas sumber daya
manusia (IPM), dan indikator makro ekonomi lainnya, klasifikasi yang lebih
konprehensif dan perluasan penelitian baik dari segi objek maupun runtut
waktu penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, PriyoHadi, 2006, “Relevansi Transfer Pemerintah Pusat Dengan Upaya
Pajak Daerah”, Jurnal Kritis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
AlfianLains, 1985, “Pendapatan Daerah Dalam Ekonomi Orde Baru”, Prisma
No. 4.
Arsyad, Lincolin, 2005, “Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Daerah”, Edisi 2, BPFE-Yogyakarta.
Bastian, Indra, 2001, “Manual Akuntansi Keuangan Daerah”, PPA FE UGM,
Yogyakarta.
Bati, 2009, “Pengaruh Belanja Modal dan PAD Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi”, USU Press.
Badan Pusat Statistik, 2014, “Kota Lhokseumawe Dalam Angka”, Lhokseumawe
Boediono, 1997, “Ekonomi Makro”, Edisike IV, Cetakanke 12, BPFE
Yogyakarta.
Devas, Nick, dkk, 1989, “Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia”, UI Press,
Jakarta.
Halim, Abdul, 2001, “Analisis Deskriptif Pengaruh Fiskal Stress Pada APBD
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah”, Kompak, STIE,
Yogyakarta.
------------------, 2007, “Otonomi Daerah dan Kinerja Aparatur Pemerintah
Daerah Tingkat II”, Jurnal Ekonomi Pembangunan No. 1, Vol. 2, FE UII
Yogyakarta.
Hossein, Bhenyamin, 2002, “Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Otonomi
Daerah Tingkat II, Suatu Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah Dari
Segi Ilmu Administrasi Negara”, UI Jakarta.
Hyman, David N, 1999, “Publik Finance, A Contemporary Application Of Theory
To Policy”, The Dryden Press Harcourt Brace College Publisher, Sixt Ed/
Insukindo, 1994, “Penerimaan Pajak”, Bandungm Djambatan.
Irawan & Suparmoko, 1997, “Ekonomi Pembangunan”, Edisi 5, cetakan 7, BPFE
Yogyakarta.
Jacques Morisset & Alejandro Izquierdo, 1993, “Effect of Tax Reform on
Argentina’s Revenues” Working Paper.
J. Olivera, 1967, “Money, Prices and Fiscal Lags : A Note on The Dynamics of
Inflation”, Banca Nationale del Lavoro Quarterly Review.
Koswara, E, 1999, “Menyongong Kebijaksanaan dan Implementasi Otonomi Luas
dan Bertanggungjawab Menurut UU No. 22 Tahun 1999”, Makalah
Seminar ISEI Pelaksanaan Otonomi Daerah pada Repelita VII,
Yogyakarta.

70

71

Mardiasmo, 2011, “Manajemen Penerimaan Daerah dan Struktur APBD Dalam
Era Otonomi Daerah”, KEBI STIEKERS.
Michael P. Todaro, 1998, “Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga”, Erlangga
Musgrave, Richard A dan Musgrave Peggy, 1989, “Public Finance : In Theory
and Practice”, McGraw Hill Kogakusha, LTD Tokyo.
Mohamed Ben Omar Ndiaye & Robert Dauda Korsu, 2011, “Tax Effort in Ecowas
Countries”, Jurnal.
Reksohadiprojo, Sukanto, 1999, “Ekonomi Publik”, Edisi Pertama, Penerbit BPFE
Yogyakarta.
Saragih, J.P, 2003, “Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah Dalam
Otonomi”, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Shamsub, Hannarong, Joseph B. Akoto, 2004, “State and Local Fiscal Structure
and Fiscal Stres”, Journal of Public Budgeting, Accounting and Financial
Management, Vol. 16, No.1
Sidik, Machfud, 2002, “Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Dalam
Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah”, Jurnal Ekonomi
dan Pembangunan.
Sumitro, H. R, 2004, “Asasdan Dasar Perpajakan”, pt. Eresco, Bandung.
Suparmoko, 2002, “Ekonomi Publik Untuk Keuangandan Pembangunan Daerah”,
Edisi Pertama Andi, Yogyakarta.
V. Tanzi, 1978, “Inflation, Real Tax Revenues, and the Case for Inflationary
Finance : Theory With an Application to Argentina”, IMF Staff Papers.