Nova Maria Magdalena Siagian : Analisis Ketidak Seimbangan Beban Terhadap Kerja Rele Gangguan Tanah Di Gardu Induk Aplikasi pada PT. PLN PERSERO Gardu Iduk Titi Kuning, 2010.
Gangguan yang menetap tidak boleh terlalu lama dibiarkan dari waktu yang telah ditetapkan, dan titik gangguan harus segera dilokalisasi dan diperbaiki. Proteksi untuk
menunjukkan adanya gangguan dan letaknya gangguan tersebut memerlukan rele khusus dan harus sensitif sekali karena arus gangguannya kecil.
Kumparan Petersen yang mempunyai pengenal waktu singkat harus diperlengkapi dengan suatu peralatan untuk menghubung-singkat kumparan Petersen ke tanah. Dengan
pengaturan ini, bila gangguan itu lebih lama dari waktu yang telah ditentukan, maka titik netral sistem dihubungkan ke tanah, baik secara langsung maupun melalui tahanan yang paralel dengan
kumparan Petersen itu, agar gangguan dapat dideteksi oleh rele yang akan memberi instruksi pada pemutus daya untuk mentripnya
Saluran 1 “ Cross Country Fault “
Saluran 2 Sekunder
Trafo Daya
A B
C
A B
C Ip
Gambar 3-6. Sistem yang diketanahkan dengan kumparan Petersen
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
IV.1 PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP KERJA RELE GANGGUAN TANAH
Rele gangguan tanah merupakan peralatan proteksi gangguan tanah yang arus urutan nol residu merupakan sumber penggeraknya. Arus urutan nol muncul bukan saja saat terjadinya
suatu gangguan, namun terjadi juga pada faktor seperti beban yang tidak seimbang.
Nova Maria Magdalena Siagian : Analisis Ketidak Seimbangan Beban Terhadap Kerja Rele Gangguan Tanah Di Gardu Induk Aplikasi pada PT. PLN PERSERO Gardu Iduk Titi Kuning, 2010.
Seperti ketidakseimbangan beban pada sistem daya listrik, belum tentu akan menghasilkan arus urutan nol pada rele gangguan tanah. Tetapi hal ini perlu diperhatikan kondisi
sistem dan beban maupun metode deteksi arus urutan nol untuk rele gangguan tanah. Arus urutan nol dengan transformator hubungan residu. Terjadinya arus urutan nol pada
rele gangguan tanah akan mempengaruhi kerja rele gangguan tanah. Pada uraian berikut akan diterangkan bagaimana pengaruh terjadi dan sebarapa jauh ketidakseimbangan beban dapat
mempengaruhi kerja rele gangguan tanah.
IV.2 KONDISI SISTEM DAN BEBAN DIKETANAHKAN
Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 2-7 pada bab II Karena adanya beban yang tidak seimbang akan terjadi sirkulasi arus ketanah sistem antara sumber dan beban yang ditanahkan
dan diteruskan oleh rele gangguan tanah kenetral sumber. Aliran arus ketanah ini akan dirasakan oleh rele gangguan tanah seolah-olah adanya gangguan tanah. Ketidakseimbangan yangn cukup
besar membuat arus urutan nol yang cukup besar sehingga mampu untuk menggerakkan rele gangguan tanah, Besar arus uruatan nol residu yang terjadi tergantung dari impedansi urutan
sistem, impedansi pentanahan, tanahan tanah dan tegangan sistem, ini dapat dilihat pada
Persamaan 4-1 dibawah ini.
a 10
12 2
11 1
11
E Z
∆ −
+ +
= Z
Z Z
Z Z
Io ………………………………
4-1 Persamaan 4-1 didapat dari persamaan 3-16 pada bab II uraian lebih jelas dapat dilihat
pada bab II. Rumusan 4 -1 diatas dengan mengabaikan unsur-unsur induktansi bersama dan kapasitansi saluran.
Di PLN Perusahaan Listrik Milik Negara sistem seperti ini diterapkan pada sistem distribusi 3 fasa 3 kawat tegangan 20 KV, pentanahan transformator dengan pentahanan
langsung. Setting rele gangguan tanah terkecil harus diatas ketidakseimbangan beban maksimum. Sistem seperti ini sulit untuk membuat sensitifitas yang tinggi, karena sulit untuk
membedakan arus residu yang diakibatkan oleh gangguan tanah atau beban yang tidak seimbang.
IV.3 HUBUNGAN ARUS RESIDU DENGAN RELE GANGGUAN TANAH