Komutator dan Sikat Konstruksi Motor Arus Searah [3]

8 1. Belitan Gelung [4] Apabila kumparan dihubungkan dan dibentuk sedemikian rupa sehingga setiap kumparan menggelung kembali ke sisi kumparan berikutnya, maka hubungan ini disebut belitan gelung. Misalnya, rotor dengan belitan gelung dua kutub, delapan alur dan delapan kumparan. Kumparan mempunyai dua ujung, dan setiap segmen komutator menghubungkan dua ujung kumparan, terdapatlah delapan segmen komutator yang saling terisolir. 2. Belitan Gelombang Dalam belitan gelombang, kumparan dihubungkan serta dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk gelombang. Misalnya, rotor yang mempunyai empat kutub, 21 kumparan rotor dan terdapat dua sisi kumparan di masing-masing alur. Perlu diingat bahwa untuk belitan gelombang, berapa pun jumlah kutub yang ada, jalur paralel dan sikat akan selalu berjumlah dua. Tidak demikian halnya dengan belitan gelung, yang jumlah paralelnya sebanding dengan bertambahnya jumlah kutub.

2.2.5 Komutator dan Sikat

Fungsi komutator adalah untuk fasilitas penghubung arus dari konduktor jangkar, sebagai penyearah mekanik, yang bersama-sama dengan sikat membuat sesuatu kerjasama yang disebut komutasi. Agar menghasilkan penyearah yang lebih baik, maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar. Dalam hal ini setiap bahan segmen komutator tidak lagi merupakan bentuk separuh cincin, tetapi sudah Universitas Sumatera Utara 9 berbentuk lempengan-lempengan segmen komutator yang di antaranya terdapat bahan isolasi. Sedangkan sikat-sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke kumparan jangkar. Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik. Besarnya tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan keinginan. Disamping itu, sikat memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi. Karbon yang ada diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi rugi-rugi listrik. Agar gesekan antar komutator- komutator dan sikat tidak mengakibatkan arus komutator, maka sikat harus lebih lunak dari pada komutator. Gambar 2.4 adalah contoh penempatan sikat pada komutator. Gambar 2.4 Penempatan sikat pada komutator 2.3 Prinsip Kerja Motor Arus Searah [2] Ada dua kondisi yang diperlukan untuk menghasilkan gaya pada suatu konduktor. 1. Konduktor harus membawa arus. 2. Konduktor harus berada dalam suatu medan magnet. Universitas Sumatera Utara 10 Ketika kedua kondisi ini memenuhi, sebuah gaya akan diterapkan pada konduktor, yang akan mencoba untuk memindahkan konduktor dalam arah tegak lurus terhadap medan magnet. Ini adalah teori dasar dari semua operasi motor arus searah. Setiap konduktor yang mengalir arus didalamnya, memiliki medan magnet di sekitarnya. Arah medan magnet ini dapat ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kiri untuk konduktor yang membawa arus. Ketika ibu jari menunjukkan arah arusnya, maka jari-jari akan menunjukkan arah medan magnet yang dihasilkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Aturan tangan kiri untuk menentukan arah medan magnet dari konduktor yang dialiri arus Jika sebuah konduktor yang dialiri arus ditempatkan dalam medan magnet, medan gabungan yang dihasilkan, akan mirip dengan gambar yang ditunjukkan pada Gambar 2.5. Arah aliran arus melalui konduktor diindikasikan dengan x atau .. Yang mana tanda x menunjukkan aliran arus menjauhi pembaca, atau Universitas Sumatera Utara 11 menuju halaman. Sedangkan, tanda . menunjukkan aliran arus yang mengalir menuju pembaca, atau keluar halaman. Gambar 2.6 Konduktor yang dialiri arus pada suatu medan magnet Dari Gambar 2.6 di atas, konduktor di sebelah kiri, medan yang disebabkan oleh konduktor adalah dalam arah yang berlawanan dari medan magnet utama, dan karena itu, menentang dari medan utama. Di bawah konduktor di sebelah kiri, medan yang disebabkan oleh konduktor searah dengan medan utama, dan karena itu menambah medan utama. Hasil akhirnya adalah bahwa di atas konduktor medan utama melemah, atau kepadatan fluks menurun, sedangkan di bawah konduktor medan diperkuat, atau kepadatan fluks meningkat. Gaya dihasilkan pada konduktor yang menggerakkan konduktor ke arah medan yang melemah ke atas, dan sebaliknya untuk Gambar 2.6 yang disebelah kanan gaya akan mengarah ke bawah. Dalam sebuah motor arus searah, konduktor akan dibentuk dalam sebuah loop sedemikian rupa sehingga dua bagian konduktor berada di medan magnet pada saat yang sama, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.7. Ini menggabungkan efek kedua konduktor medan magnet untuk mendistorsi medan magnet utama dan menghasilkan gaya pada setiap bagian dari konduktor. Universitas Sumatera Utara 12 Ketika konduktor ditempatkan pada rotor, gaya yang diberikan pada konduktor akan menyebabkan rotor berputar searah jarum jam seperti yang ditunjukkan Gambar 2.7. Gambar 2.7 Aksi motor Ketika tegangan diberikan ke motor, arus akan mengalir melalui kumparan medan, menghasilkan sebuah medan magnet. Arus juga akan mengalir melalui belitan jangkar dari sikat negatif ke sikat positif. Karena jangkar adalah konduktor berarus dalam suatu medan magnet, konduktor akan mengalami gaya yang cenderung bergerak menuju arah yang sesuai dengan arah medan magnet seperti yang ditunjukkan Gambar 2.8. Universitas Sumatera Utara 13 Gambar 2.8 Prinsip kerja sederhana motor arus searah Jika arus jangkar I tegak lurus dengan arah induksi magnetik B maka besar gaya yang dihasilkan oleh arus yang mengalir pada konduktor jangkar yang ditempatkan dalam suatu medan magnet adalah [3] : F = B.I.l 2.1 Dimana : F : gaya Lorentz newton I : arus yang mengalir pada konduktor jangkar ampere B : kerapatan fluksi Wbm 2 l : panjang konduktor jangkar m Sedangkan torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan: T = F.r 2.2 Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar dari pada torsi beban maka motor akan berputar. Besarnya torsi beban dapat dituliskan dengan: T = K . Ф m . I a 2.3 Universitas Sumatera Utara 14 K = 2.4 Dimana : T : torsi Nm R : jari-jari rotor m K : konstanta yang tergantung pada ukuran fisik motor Ф : fluksi setiap kutub weber I a : arus jangkar A P : jumlah kutub z : jumlah konduktor a : cabang paralel 2.4 Motor Arus Searah Kompon Dalam hal motor arus searah kompon motor eksitasi kompon, motor mempunyai belitan medan shunt dan belitan medan seri sekaligus. Bagian eksitasi GGM yang lebih besar biasanya diberikan oleh belitan shunt. Belitan seri bertujuan membuat fluksi medan dapat diubah dalam batas yang wajar, dalam keadaan berbeban. Belitan seri dapat dihubungkan ke belitan jangkar sehingga menghasilkan GGM yang searah dengan belitan shunt hubungan kompon kumulatif atau GGM yang berlawanan arah dengan belitan shunt hubungan kompon diferensial. Mesin arus searah belitan kompon kumulatif, berlawanan dengan mesin arus searah belitan shunt, memberikan kemungkinan mengimbangi jatuh tegangan di belitan jangkar, yang juga mengatasi efek demagnetisasi dari reaksi jangkar [8]. Gambar 2.9 adalah gambar rangkaian ekuivalen motor kompon kumulatif dan diferensial, baik panjang maupun pendek. Universitas Sumatera Utara 15 a Motor arus searah kumulatif kompon panjang b Motor arus searah kumulatif kompon pendek c Motor arus searah diferensial kompon panjang Universitas Sumatera Utara 16 d Motor arus searah diferensial kompon pendek Gambar 2.9 Rangkaian ekuivalen motor arus searah kompon Sedangkan total gaya gerak magnet GGM pada mesin arus searah jenis ini: F = F p + F s - F j 2.5 F = F p - F s - F j 2.6 F = N fp .I fj 2.7 Persamaan 2.5 untuk motor kompon kumulatif, sedangkan 2.6 untuk motor kompon diferensial. Dimana : F p : ggm pada kumparan medan paralel = N fp .I f ampere-lilitan F s : ggm pada kumparan medan seri = N fs .I A ampere-lilitan F j : ggm pada kumparan medan jangkar ampere-lilitan I fj : arus medan akibat adanya reaksi jangkar ampere Sehingga didapat : I fj = I f - .I A - 2.8 I fj = I f + .I A - 2.9 Universitas Sumatera Utara 17 I A = I fp + I b 2.10 V T = E A – I A .R A + R fs 2.11 I f = 2.12 Persamaan-persamaan di atas berlaku untuk mesin arus searah kompon, baik panjang maupun pendek [6]. Pada mesin arus searah belitan kompon kumulatif, belitan medan shunt dapat dihubungkan baik secara langsung berseberangan dengan terminal jangkar hubungan shunt pendek maupun berseberangan dengan terminal T 1 dan T 2 yang menghubungkan ke rangkaian eksternal koneksi shunt panjang. Bagian pertama ditunjukkan secara skematis pada Gambar 2.10 dan bagian kedua pada Gambar 2.11. Tidak ada perbedaan yang sangat berarti diantara karakteristik pengoperasian hubungan shunt panjang dan hubungan shunt pendek [8]. Gambar 2.10 Mesin arus searah dengan penguat kompon hubungan shunt pendek Universitas Sumatera Utara 18 Gambar 2.11 Mesin arus searah dengan penguat kompon hubungan shunt panjang Gambar 2.12, Gambar 2.13, Gambar 2.14, dan Gambar 2.15 adalah gambar rangkaian untuk pengaturan tahanan shunt dan seri pada motor arus searah kompon panjang dan kompon pendek. Gambar 2.12 Rangkaian ekuivalen pengaturan tahanan seri pada motor arus searah kompon panjang Universitas Sumatera Utara 19 Gambar 2.13 Rangkaian ekuivalen pengaturan tahanan seri pada motor arus searah kompon pendek Gambar 2.14 Rangkaian ekuivalen pengaturan tahanan shunt pada motor arus searah kompon panjang Universitas Sumatera Utara 20 Gambar 2.15 Rangkaian ekuivalen pengaturan tahanan shunt pada motor arus searah kompon pendek

2.5 Efisiensi