penyimak atas ujaran penutur tanpa merusak perasaan penyimak.
Prinsip kerjasama dan sopan santun yang dipatuhi dan yang tidak dipatuhi
dalam tuturan mahasiswa disebabkan oleh hubungan mahasiswa teman dekat dan
teman biasa, mulai dari hal serius sampai bercanda. Mahasiswa yang memiliki status
hubungan akrab atau teman dekat cenderung melanggar prinsip kerjasama
karena mempunyai tujuan untuk memberikan informasi yang lebih jelas,
sedangkan mahasiswa yang memiliki hubungan teman biasa cenderung mematuhi
prinsip kerjasama karena informasi yang diberikan apa adanya. Penggunaan prinsip
kesopanan juga dipengaruhi oleh hubungan mahasiswa teman dekat dan teman biasa.
Mahasiswa yang memiliki status hubungan akrab atau teman dekat cenderung
melanggar prinsip kesopanan karena mempunyai tujuan untuk
mengejek, memberikan efek lucu atau bercanda, dan
untuk keakraban sedangkan mahasiswa yang memiliki hubungan teman biasa
cenderung mematuhi prinsip kesopanan karena informasi yang diberikan apa
adanya dan lebih soapan.
2. Metode Penelitian
Penelitian ni menggunakan tiga metode, yaitu metode penyediaan data,
metode analisis data, dan metode penyediaan analisis data Sudaryanto,
1993:5. Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah
metode simak dan metode cakap.
Metode simak adalah metode yang dilakukan
dengan menyimak yaitu menyimak penggunaan bahasa. Teknik dasar yang
digunakan adalah teknik sadap yaitu digunakan untuk mendapatkan data, yang
dilakukan dengan segenap kecerdikan dan kemauan peneliti menyadap pembicaraan
yang dilakukan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Jember. Teknik lanjutannya
adalah SBLC Simak Bebas Libat Cakap. Teknik selanjutnya yaitu teknik rekam dan
catat. Pada saat teknik SBLC kegiatan
perekaman dilakukan untuk merekam data- data yang diperoleh. Kegiatan perekaman
dilakukan dengan maksud untuk menghindari informasi yang diperoleh agar
tidak terlupakan. Perekaman dilakukan menggunakan handphone.
Metode cakap atau percakapan
yaitu terjadi kontak antara peneliti dengan penutur selaku narasumber
, dapat disejajarkan dengan metode wawancara
atau dalam ilmu social disebut interview Sudaryanto, 1993:137.
Teknik dasar yang digunakan dalam metode ini yaitu teknik
pancing. Teknik lanjutan yang digunakan dalam metode ini yaitu teknik cakap
semuka CS. Teknik cakap semuka yaitu peneliti melakukan percakapan langsung,
tatap muka; jadi lisan Sudaryanto, 1993:137.
Dalam proses wawancara, peneliti menggunakan metode refleksif-introspektif.
Metode refleksif-introspektif digunakan karena peneliti mengetahui bahwa tuturan
yang mengandung gaya bahasa tersebut pernah ada. Kemudian peneliti mencari
terlebih dahulu mitra wicara agar dapat melakukan kegiatan berbicara Sudaryanto,
1993: 119. Dalam proses wawancara, informan yang menjadi petutur lawan
tutur asli tidak ada sehingga informan yang menjadi penutur menciptakan petutur
yang bersifat fiktif-imajiner Sudaryanto, 1993:119. Artinya, informan menjadi
penutur sekaligus menjadi petutur dalam suatu peristiwa tutur yang dijadikan data
dalam penelitian ini. Peneliti menuturkan suatu tuturan sebagai contoh data yang
diinginkan sehingga memancing dan memudahkan informan dalam mengingat
kemudian menuturkan tuturan yang diinginkan peneliti.
Selain teknik cakap semuka, peneliti juga menggunakan teknik rekam sebagai
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
teknik lanjutan. Peneliti merekam semua percakapan antara peneliti dan informan
selama proses wawancara berlangsung dengan menggunakan alat rekam yang ada
di handphone HP. Data yang sudah terkumpul kemudian dipilah dan dipilih
serta diklasifikasikan sesuai dengan tingkat kebutuhan penelitian.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan.
Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak
menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1993:13.
Metode padan yang digunakan untuk menganalisis data yaitu metode padan
pragmatik yang alat penentunya adalah mitra tutur yang dikaitkan dengan konteks.
Teknik dasar yang digunakan dalam metode ini yaitu teknik Pilah Unsur
Penentu PUP. Data tuturan yang telah diklasifikasi
dipilah kemudian
dipadankan dengan teori yang menjadi rumusan masalah. Klasifikasi tersebut akan
dianalisis berdasarkan tuturan yang mengandung gaya bahasa dan sesuai atau
tidak dengan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Peneliti melibatkan konteks
dalam menganalisis dan mendeskripsikan tuturan karena konteks memiliki peran
yang penting dalam menetukan klasifikasi tuturan.
Metode penyajian analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah metode penyajian informal, karena dalam penyajiannya menggunakan kata-
kata biasa atau lewat susunan kalimat- kalimat dan tidak menggunakan rumus dan
lambang-lambang tertentu.
3. Pembahasan 3.1 Jenis Gaya Bahasa