Penetapan Lokasi Penelitian Pengukuran Laju Infiltrasi dilakukan sebelum hujan tanggal 23 Mei 2009

gelang, tali plastik, alat tulis, dan alat-alat lainnya yang menunjang proses penelitian. Metode Penelitian Penelitian menggunakan metode survei untuk mendapatkan data tingkat infiltrasi pada 3 tipe lahan. Pengukuran tingkat infiltrasi menggunakan double ring sample Infiltrometer Ganda untuk menduga besarnya tingkat infiltrasi. Prosedur Penelitian a. Persiapan Sebelum melakukan penelitian di lapangan, terlebih dahulu melakukan survei lapangan dengan mengadakan orientasi di daerah penelitian. Setelah melakukan survei kemudian siapkan alat GPS Global Position System, ring sample, infiltrometer ganda, stopwatch, meteran, ember plastik, palu besar, cangkul, kertas label, tali plastik, alat tulis, dan lain-lainnya yang dapat menunjang proses penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian survei.

b. Penetapan Lokasi Penelitian

Pengambilan titik untuk lokasi penelitian didasarkan pada perbedaan vegetasipenggunaan lahan yang dilakukan pada daerah hilir DAS Sei Wampu- Langkat di Desa Hinai Kecamatan Hinai Kanan Kabupaten Langkat. Pada setiap lokasi dibuat tiga 3 ulangan dengan jarak antar ulangan ± 200 m pada masing- masing tata guna lahan seperti kebun campuran, perkebunan sawit, dan jagung.

c. Pengukuran Laju Infiltrasi dilakukan sebelum hujan tanggal 23 Mei 2009

1. Dipilih lokasi yang ingin dilakukan. 2. Diletakkan double ring infiltrometer pada permukaan tanah dengan memasang ujung bawah ring tegak lurus permukaan tanah. 3. Dimasukkan ring bagian dalam berdiameter 28 cm dan ring bagian luar berdiameter 56 cm dengan kedalaman ± 10 cm. 4. Diletakkan penutup ring yang terbuat dari baja diatas kedua ring tersebut, kemudian dipukul sampai ring masuk sampai kedalaman ± 10 cm. 5. Disediakan penggaris, air, ember, stopwatch, alat tulis. 6. Dipasang penggaris dengan menempel pada dinding ring bagian dalam hingga angka nol menyentuh permukaan tanah. 7. Dimasukkan air ke dalam ring bagian dalam sampai batas yang ditentukan begitu juga dengan ruang antar ring diisi dengan air. 8. Dicatat posisi waktu, untuk 10 menit pertama dilihat setiap 1 menit, untuk menit ke 20 sampai 30 menit dilihat interval waktu per 2 menit, untuk 30 menit sampai 50 menit dilihat interval per 5 menit, demikian sampai terjadi penurunan air konstan. Pengukuran yang dilakukan diantara kedua ring adalah ring bagian dalam, sedangkan ring bagian luar hanyalah menjaga agar air tidak merembes ke samping. 9. Dihitung laju infiltrasi cmjam dengan rumus menurut Kohnke 1980 sebagai berikut: Laju Infiltrasi : ∆ht f cmjam = [ ] x 60 ∆t dengan: f = laju infiltrasi cmjam ∆ht = perubahan tinggi muka air tiap selang waktu cm ∆t = selang waktu pengukuran menit 10. Dihitung kapasitas infiltrasi ms dengan rumus menurut Serief 1989 sebagai berikut: Kapasitas Infiltrasi : 1 f ms = [ ] x 10 -4 x f cmjam 36 Tingkat laju infiltrasi : Tabel 1. Klasifikasi laju infiltrasi menurut Kohnke 1980 Kreteria Laju Infiltrasi mmjam Sangat Cepat 254 Cepat 127-254 Agak Cepat 63-127 Sedang 20-63 Agak Lambat 5-20 Lambat 1-5 Sangat Lambat 1 Tabel 2. Kapasitas Infiltrasi menurut Serief 1989 Tekstur Tanah Kapasitas Infiltrasi mmjam Keterangan Pasir berlempung Loamy sand 25,0-50,0 Sangat Cepat Lempung Loam 15,0-25,0 Cepat Lempung Berdebu Silt Loam 7,5-15,0 Sedang Lempung Berliat Clay Loam 0,5-7,5 Lambat Liat Clay Kurang dari 0,5 Sangat Lambat

d. Pengambilan Contoh Tanah