Lokasi Penelitian Populasi Penelitian Sampel Penelitian

Penelitian ini bersifat “deskriptif analisis”, maksudnya suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis hukum baik dalam bentuk teori maupun praktek pelaksanaan dari hasil penelitian lapangan.” 35

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. PT. BPR YIS Boyolali, selanjutnya disebut dengan PT. BPR YIS Boyolali. Pemilihan lokasi penelitian pada PT. BPR YIS Boyolali dilakukan dengan pertimbangan, bahwa PT. BPR YIS Boyolali merupakan salah satu Bank Swasta yang ada di Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah yang cukup banyak mengucurkan kredit kepada masyarakat.

3. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah salah satu Bank Swasta yang ada di Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, yakni PT. BPR YIS Boyolali, nasabah debitor yang telah melakukan wanprestasi ingkar janji pada PT. BPR YIS Boyolali dan Ketua Pengadilan Negeri Boyolali selaku Hakim dalam memutuskan atas gugatan PT. BPR YIS Boyolali terhadap debitur yang telah wanprestasi.

4. Sampel Penelitian

Pemilihan sample dipilih secara metode purposive sampling. Dan sebagai sample dalam penelitian dipilih 35 orang nasabah debitur bank dari jumlah 175 orang nasabah debitur tersebut yang kreditnya telah macet karena wanprestasi dengan memberikan pertanyaan yang telah disusun peneliti terlebih dahulu kepada Pimpinan PT. BPR YIS Boyolali berjumlah 1 satu orang, Para debitur yang meminjam uang kepada PT. BPR YIS Boyolali berjumlah 35 tiga puluh lima orang, dan Ketua Pengadilan Negeri Boyolali berjumlah 1 satu orang. 5. Sumber Data Pengumpulan data diperoleh dari penelitian kepustakaan yang didukung dengan penelitian lapangan, sebagai berikut : A. Studi kepustakaan, yaitu menghimpun data dengan melakukan penelaahan bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi : 1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni : a. Norma atau kaidah dasar, yaitu Pembukaan UUD 1945. b. KUH Perdata. c. UURI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, LNRI No.31 Tahun 1992. d. UURI No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UURI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, LNRI No. 182 Tahun1998. e. UURI No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah, LNRI No. 42 Tahun 1996. f. UURI No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, LNRI No. 104 Tahun 1960. 35 Op.cit., hal. 63. g. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 826PBI2006 tanggal 8 Nopember 2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat, LNRI No. 87 Tahun 2006. 2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku ilmiah bersumber pada buku-buku yang berisi teori atau pendapat para ahli hukum, pidato yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan berupa kamus hukum, kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa Inggris, kamus bahasa Belanda dan artikel-artikel lainnya yang bertujuan untuk mendukung bahan hukum primer dan hukum sekunder. B. Studi lapangan, yaitu untuk mendapatkan data yang terkait dengan klausul perjanjian kredit bank di bawah tangan dengan melakukan wawancara dengan memberikan pertanyaan yang telah disusun peneliti terlebih dahulu kepada para responden.

6. Alat Pengumpul Data

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT BAGI USAHA KECIL DI PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR KABUPATEN LUMAJANG

0 4 9

PENDAHULUAN UPAYA PENYELESAIAN TERHADAP DEBITUR YANG WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT USAHA RAKYAT (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia Unit Sewon Cabang Bantul).

0 2 11

PENUTUP UPAYA PENYELESAIAN TERHADAP DEBITUR YANG WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT USAHA RAKYAT (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia Unit Sewon Cabang Bantul).

0 2 4

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN Pelaksanaan Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan (Study Kasus Di Bpr Bank Boyolali).

0 1 14

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA Tinjauan Tentang Penyelesaian Wanprestasi Atas Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Di Pd Bpr Bank Boyolali.

0 2 13

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 13

ANALISIS HUKUM PERJANJIAN KREDIT BANK DALAM HUBUNGAN DENGAN PENYELESAIAN HUTANG DEBITUR YANG WANPRESTASI PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA.

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Akibat Hukum Meninggalnya Debitur dalam Perjanjian Kredit Usaha pada Bank Perkreditan Rakyat

0 0 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT USAHA A. Pengertian Perjanjian - Akibat Hukum Meninggalnya Debitur dalam Perjanjian Kredit Usaha pada Bank Perkreditan Rakyat

0 0 27

AKIBAT HUKUM DEBITOR YANG WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT (STUDI KASUS PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT INSANI KUDUS) SKRIPSI

0 0 9