SEKILAS MENGENAI EKOLOGI RESTORASI LAHAN BEKAS TAMBANG SEBAGAI EKOSISTEM RUSAK

II. SEKILAS MENGENAI EKOLOGI RESTORASI

Salah satu bagian dari ilmu ekologi yang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia adalah ekologi restorasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makluk hidup dengan lingkungannya, sedangkan restorasi berarti sebagai suatu perbaikan atau pemulihan. Jadi ekologi restorasi dapat diartikan sebagai suatu penerapan ilmu ekologi yang berupaya untuk memperbaiki atau memulihkan suatu ekosistem rusak atau mengalami gangguan, sehingga dapat pulih atau mencapai suatu ekosistem yang mendekati kondisi aslinya. Untuk mertorasi ekosistem rusak, prinsip-prinsip dan pengetahuan ekologi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan, karena hal mendasar yang harus diketahui dalam memahami berbagai masalah dalam merestorasi suatu ekosistem yang rusak. Hal mendasar tersebut seperti : pengetahuan tentang spesies, komunitas dan ekosistem, ekotype, substitusi spesies, interaksi antar individu, spesies dan ekosistem, serta suksesi. Merestorasi ekosistem rusak bertujuan untuk : 1. Protektif; dalam hal ini memperbaiki stabilitas lahan, mempercepat penutupan tanah dan mengurangi surface run off dan erosi tanah, 2. Produktif; yang mengarah pada peningkatan kesuburan tanah soil fertility yang lebih produktif, sehingga bisa diusahakan tanaman yang tidak saja menghasilkan kayu, tetapi juga dapat menghasilkan produk non-kayu rotan, getah, obat-obatan, buah-buahan dan lain-lain, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya, dan 3. Konservatif; yang merupakan kegiatan untuk membantu mempercepat terjadinya suksesi secara alami kearah peningkatan keanekaragaman hayati spesies lokal; serta menyelamatkan dan pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan potensial lokal yang telah langka.

III. LAHAN BEKAS TAMBANG SEBAGAI EKOSISTEM RUSAK

Dengan semakin majunya kemampuan manusia dalam mengelola alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bukan mustahil akan terjadi kerusakan lingkungan. Jika hal ini tidak diimbangi dengan upaya untuk merestorasi ekosistem tersebut, dikhawatirkan lingkungan akan rusak dan banyak terjadi bencana alam yang kelak akan merugikan kehidupan manusia itu sendiri. Rusaknya ekosistem ulah manusia yang cenderung melakukan kegiatan tanpa menghiraukan dampak-dampak yang akan terjadi. Ekosistem yang rusak dapat diartikan sebagai suatu ekosistem ekologi yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya secara optimal, seperti melindungi tanah, mengatur tata air, mengatur cuaca, dan fungsi-fungsi lainnya dalam mengatur perlindungan alam lingkungan. Menurut Jordan 1985, Intensitas gangguan dikatogorikan ringan apabila struktur dasar suatu ekosistem tidak terganggu, contohnya jika sebatang pohon besar mati dan kemudian roboh yang menyebabkan pohon lain rusak dan penebangan kayu yang dilakukan secara selektif dan hati-hati, moderat apabila struktur hutannya rusak berathancur, namun produktifitasnya tanahnya tidak menurun, contohnya penebangan hutan primer untuk ditanami jenis tanaman lain seperti kopi, coklat, palawija dan lain-lainnya, dan berat apabila struktur hutan rusak berathancur dan produkfitas tanahnya menurun, contohnya terjadi aliran lava 2002 digitized by USU digital library 2 dari gunung berapi dan penggunaan peralatan berat untuk membersihkan hutan, seperti areal pertambangan. Berdasarkan ukurannya, gangguan dibagi menjadi gangguan kecil, sedang, dan besar. Sedangkan berdasarkan lamanya gangguan dapat diklasifikasikan menjadi gangguan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

IV. MERESTORASI LAHAN BEKAS TAMBANG