ANALISIS KEPEMIMPINAN PADA PT.AXA FINANCIAL CAB.MALANG

ANALISIS KEPEMIMPINAN PADA PT.AXA FINANCIAL
CAB.MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
SERLY NURMAHARANI
07.610.107

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

ANALISIS KEPEMIMPINAN PADA PT.AXA FINANCIAL
CAB.MALANG

SKRIPSI


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
SERLY NURMAHARANI
07.610.107

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia
dan hidayah-nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“ANALISIS KEPEMIMPINAN PADA PT.AXA FINCIAL Cab.Malang
Penyusun skripsi ini di maksudkan untuk memenui salah satu syarat yaitu
dalam mencapai gelar sarjana Ekonomi pada jurusan manajemen

fakultas


ekonomi dan bisnis di Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih atas segala jasa
dan bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak yang terkait selama
penyelesaian skripsi ini, kepada yang terhormat:
1. Drs.Muhajir,MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dr. Nazaruddin Malik,Msi selaku Dekan Falkutas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang
3.

Dra.Titik

Ambarwati,MM

dan

Dra.Nurul

Asfiah,MM

selaku


Pembimbing Skripsi
4. Kepada kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dan mendukungku
dalam berbagai hal.
5. Teman-teman Fakultas Ekonomi angkatan 2007 khususnya jurusan
manajemen .
6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skrispsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menyadari akan adanya kekurangankekurangan baik dalam penyusunan maupun pembahasan masalah karena

keterbatasan pengetahuan peneliti. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar dapat lebih baik dimasa
yang akan datang.
Besar harapan peneliti bahwa skripsi ini dapat memberikan informasi dan
manfaat bagi pembaca dan mahasiswa Manajemen pada khususnya.

Malang, 18 Oktober 2012

peneliti

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………...1
B. Perumusan Masalah……………………………………………………………………..7
C. Tujuan peneliti…………………………………………………………………………..8
D. Batasan Masalah………………………………………………………………………...8
E. Manfaat Meneliti………………………………………………………………………..9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Landasan Penelitian Terdahulu………………………………………………………..11
B. Landasan Teori
1. Teori Kepemimpinan……………………………………………………………….12
C. Kerangka Pikir………………………………………………………………………....22
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………………………………..26
B. Lokasi Penelitian……………………………………………………………………...26
C. Konsep,Variabel,Definisi Operasional dan Skla Pengukuran………………………...26

D. Populasi dan Sampel…………………………………………………………………..29
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………....30
F. Tehnik Pengukuran Variable………………………………………………………….31
G. Uji Validitas dan Reabilitas…………………………………………………………...32
H. Teknik Analisa Data…………………………………………………………………..35
IV. HASIL PENELITIAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan
1. Sejarah singkat…………………………………………………………………...38
2. Makna logo AXA………………………………………………………………..39
3. Visi Perusahaan……………………………………………………....................40
4. Struktur Organisasi...…………………………………………………………….41
B. Gambaran Karakteristik Responden
1. Tingkat Usia……………………………………………………………………..43

2. Jenis Kelamin Responden………………………………...........44
3. Masa Bekerja Responden………………………………………45
4. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden……………………...46
C. Uji Instrumen
1. Uji Validitas……………………………………………………....47
2. Uji Reabilitas……………………………………………………...50

D. Hasil Analisis Data
1. Hasil Analisis Rentang skala……………………..………………..51
E. Pembahasan…………………………………………………………….61
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………..65
B. Saran….………………………………………………………………...65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
No

Judul

Halaman

1.

Tabel 2.1 Perbandingan Peneliti Terdahulu ..............................


11

2.

Tabel 3.1 Skala Penilaian Variable Gaya Kepemimpinan ........

36

3.

Tabel 4.1 Tingkat usia responden .............................................

43

4.

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden .........................................

44


5.

Table 4.3 Masa Bekerja Responden..........................................

45

6.

Table 4.4 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden .................

46

7.

Table 4.5 Hasil Validitas Senior Manager ................................

47

8.


Tabel 4.6 Hasil Validitas Agency Manager .............................

48

9.

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ................................................

49

10.

Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Senior Manager ........................

50

11.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Data Senior Manager Orientasi
Hubungan ..................................................................................


51

12.

Tabel 4.10 Tingkat Kematangan Bawahan Senior Manager ....

54

13.

Tabel 4.11 Hasil Analisis Data Agency Manager .....................

56

14.

Tabel 4.12 Hasil Data Agency Manager Orientasi Hubungan .

58


15.

Tabel 4.13 Tingkat Kematangan Bawahan Agency Manager ..

59

DAFTAR GAMBAR
No

Judul

Halaman

Gambar 2.1

Gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan

17

Gambar 4.1

Struktur organisasi PT.AXA Financial Cab Malang

41

Gambar 4.2

Gaya Kepemimpinan Senior Manager

56

Gambar 4.3

Gaya Kepemimpinan Agency Manager

61

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
revisi II,Penerbit Rineka Cipta
Davis, Newstrom, 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi ketujuh , jilid pertama,
Penerbit Erlangga,Jakarta
Dharma, Agus, 1998. Manajemen Perilaku Organisasi. Edisi keempat,
Gibson, 1997.Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Penerbit Binampa Aksara,
Jakarta.
Handoko, Hadi, 1998. Manajemen personalia sumber daya manusia. Edisi
pertama, Penerbit BPFE,Yogyakarta.
Martoyo, Susilo, 1998. Manajemen sumber daya manusia. Edisi ketiga, cetakan
ketiga, Penerbit BPFE,Yogyakarta .
Richard I. Daft, 2001. Manajemen. Edisi kelima, jilid dua, Penerbit erlangga,
Jakarta.
Umar, Husein, 2000. Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi , cetakan ketiga,
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Penerbit erlangga,
Jakarta.
Sunarto, 2003.Perilaku Organisasi. Penerbit Amus, Yogyakarta.
Singarimbun,Masri, dan Ffendi, Sofian 1995. Metode Penelitian Survei, Cetakan
Kedua, PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.
Sutarto, 1989. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Penerbit Gadjah Mada
University Press,Yogyakarta.
Thoha, Miftah, 2003. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya,
cetakan kesembilan, Penerbit PT.Raja grafindo persada, Jakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu organisasi atau perusahaan kepemimpinan sangatlah
berkaitan dengan pengarahan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan.
Ini menjadi bagian penting dalam memahami perilaku kerja. Pemimpin
yang baik pasti akan mendapatkan hasil pekerjaan lebih banyak dari
bawahanya dengan sikap sebagai pemimpin yang baik. Untuk mengetahui
gaya kepemimpinan yang sesuai mereka tidak hanya melihat posisinya
sebagai pemimpin yang menghendaki segalanya yang telah di lakukan .
tetapi mereka juga harus bekerja dalam struktur yang ada secara efektif.
Pemimpin

yang

baik

adalah

pemimpin

yang

mampu

membangkitkan semangat kerja dan menanamkan rasa percaya diri serta
tanggung jawab pada bawahan untuk melaksanakan tugas-tugas penuh
tanggung jawab guna mencapai produktivitas perusahaan . hal ini adanya
tuntutan

organisasi

bahwa

pemimpin

dapat

memprioritaskan

kepemimpinanya yang berorientasi pada tugas dan bertujuan untuk
meningkatkan kematangan bawahan . karena itu penuntut di tuntut oleh
organisasi untuk bisa flexibel dalam menggunakan gaya kepemimpinan
yang tepat di antaranya yaitu gaya kepemimpinan otokratis, demokratis,
kendali bebas.

1

2

Unsur kepemimpinan terasa lebih diperlukan setelah melihat
kenyataan bahwa manajer merupakan sumber daya pokok yang paling
langkah dalam setiap organisasi bisnis, hal ini diliat dari kenyataan bahwa
setiap pendirian usaha baru, kurang lebih 50% atau lebih dari separuhnya
gulung tikar dalam 2 tahun kelima hanya satu sepertiga saja yang masih
bertahan, dan hampir semua kegagalan dari perusahaan dikarenakan
kurang efektifnya kepemimpinan yang diterapkan perusahaan.
Seorang Pemimpin harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan
yang dapat membuat semangat kerja bagi para bawahan merupakan
sumber motivasi, sumber modal, dan disiplin akan dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan dalam melakukan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Dengan meningkatnya kerja karyawan maka akan
dapat menimbulkan dampak positif bagi perusahaan keadaan ini
merupakan tantangan bagi seorang pemimpin untuk dapat menciptakan
iklim organisasi yang dapat meningkatkan semangat kerja karyawan yang
tinggi.
Banyak

konsep

tentang

gaya

kepemimpinan

yang

dapat

meningkatkan semangat kerja karyawan. Dimulai dari konsep yang paling
klasik sampai teori modern, yaitu teori situasional yang disampaikan
hersey dan blanchard. Gaya kepemimpinan situasional belajar dari konsep
hersey dan blanchard. Perilaku dan gaya kepemimpinan bersifat
situasional. Pemimpin atau manajer harus menyesuaikan responnya
menurut kondisi atau tingkat perkembangan kematangan, kemampuan dan

3

minat karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut, karena
kepemimpinan adalah adalah suatu proses dalam mempengaruhi seseorang
atau kelompok dalam usaha pencapaian tujuan (Miftah Thoha). Jadi
penerapan perilaku di suatu organisasi harus mempertimbangkan sifat dan
ketrampilanya tersebut dengan situasi ataupun kondisi bawahan.Teori
perilaku ini menekankan pada dua gaya kepemimpinan yaitu gaya
kepemimpinan berorientasi tugas dan orientasi pada karyawan.
Orientasi

tugas

adalah

perilaku

seorang

pemimpin

yang

menekankan bahwa tugas-tugas dilaksanakan dengan baik dengan cara
mengarahkan dan mengendalikan secara ketat bawahannya. Dengan
orientasi-orientasi yang diberikan pemimpin kepada bawahan maka akan
dapat dinyatakan gaya kepemimpinan apakah yang dipakai yang meliputi
telling (intruksi), delegating (delegasi) ,participating (partisipasi) , dan
selling (konsultasi). Telling (orientasi tugas tinggi-hubungan rendah).
Pemimpin mendefinisikan peranan-peranan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas dan mengatakan pada pengikutnya apa, dimana,
bagaimana, dan kapan untuk melaksanakan tugasnya. Selling (orientasi
tugas tinggi- hubungan tinggi) pemimpin menyediakan intruksi-intruksi
terstruktur bagi pengikutnya tetapi juga suportif.
Partisipasi (orientasi tugas rendah-hubungan tinggi). Pemimpin dan
pengikutnya saling berbagi dalam keputusan mengenai paling baik untuk
menyelesaikan tugas dan kualitas tinggi. Delegating (orientasi tugas
rendah-hubungan rendah) pemimpin menyediakan sedikit pengarahan

4

secara seksama, spesifik atau dukungan pribadi terhadap pengikutpengikut.
Orientasi pada karyawan adalah perilaku seorang pemimpin yang
menekankan

pada

pemberian

motivasi

kepada

bawahan

dalam

melaksanakan tugas-tugasnya dengan melibatkan karyawan dalam proses
pengambilan

keputusan

yang

berkaitan

dengan

tugasnya,

dan

mengembangkan hubungan yang bersahabat saling mempercayai dan
menghormati diantara anggota kelompok.
Menerapkan gaya kepemimpinan yang diharapkan bagi organisasi
atau perusahaan sangat berguna bagi kegiatan perusahaan kususnya
keefektifan gaya kepemimpinan yang diterapkan. Gaya yang di terapkan
apakah sudah sesuai dengan tingkat kematangan bawahan agar proses
bekerja dapat berjalan dengan efektif.
Secara

spesifik

peneliti

kepemimpinan yang dilaksanakan

tertarik

untuk

meneliti

aplikasi

pada PT. AXA Financial Cabang

Malang. AXA Financial Indonesia merupakan bagian dari AXA Group,
sebuah grup asuransi terbesar di dunia. AXA Financial Indonesia
mempunyai pengalaman selama lebih dari 10 tahun di bidang industri
asuransi jiwa di Indonesia. Di Indonesia, bisnisnya berkembang melalui
AXA Financial Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak secara
profesional di bidang jasa keuangan dan AXA Asset Management
Indonesia yang telah membuktikan keberhasilannya dalam menjalankan
bisnis investasi dan jasa pengelola keuangan.

5

Perusahaan yang prestisius dalam bidang asuransi yang ada di kota
Malang, maka tantangan yang dihadapi juga akan besar. Hal ini
ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan asuransi yang ada di
kota Malang. Maka dalam mengatasi hal ini di butuhkan proses kerja agar
perusahaan tetap eksis dalam menghadapi persaingan yang ada. Proses
kerja yang solid akan dipengaruhi oleh bagaimana seorang pemimpin
mengatur, membimbing dan mengkoordinir bawahanya agar tujuan
perusahaan dapat tercapai.
Menurut Thoha (2003:77) konsep kepemimpinan situasional
terbagi menjadi dua yaitu meliputi perilaku tugas dan perikau hubungan
dua bentuk perilaku tugas dan hubungan yang merupakan titik pusat dari
konsep kepemimpinan situasional. Perilaku tugas merupakan suatu
perilaku seorang pemimpin untuk mengatur dan merumuskan perananperanan dari anggota-anggota kelompok atau para pengikut, menerangkan
kegiatan yang harus dikerjakan oleh masing-masing anggota, kapan
dilakukan, dimana melaksanakanya dan bagaimana tugas-tugas harus
dicapai, jalur komunikasi yang jelas dan cara-cara melakukan jenis
pekerjaan yang harus dicapai. Perilaku hubungan, adalah suatu perilaku
seorang pemimpin yang ingin memelihara hubungan-hubungan antar
pribadi diantara dirinya dengan anggota-anggota atau para pengikut
dengan cara membuka lebar-lebar jalur komuikasi, mendelegasikan
tanggung jawab dan member kesempatan pada para bawahan untuk
menggunakan potensinya. Kepemimpinan didalam perusahaan PT.AXA

6

Financial mencakup beberapa aspek yaitu perilaku hubungan, perilaku
tugas dan kematangan karyawan dan dari ketiga (3) aspek tersebut bisa
terlihat gaya kepemimpinan apa yang di terapkan.
Apabila dikaitkan dengan perilaku hubungan, selama ini
pemimpin melibatkan komunikasi dua (2) arah, misal menyediakan
dukungan dan dorongan melibatkan karyawan dalam pengambilan
keputusan. Pemimpin di perusahaan PT.AXA Financial mempunyai
hubungan yang cukup baik terhadap karyawan. Hal ini bisa dilihat dari
cara pemimpin memberikan dukungan dan memberikan karyawan untuk
berpendapat serta pemimpin memberikan perhatian terhadap keluhankeluhan karyawan. Dalam upaya untuk memberikan dukungan atas
aktivitas yang dilakukan para karyawan maka pimpinan selama ini hanya
sebatas hubungan antara karyawan dan pimpinan sehingga aktivitas
operasional di perusahaan.
Mengenai perilaku tugas, selama ini pemimpin selalu melibatkan
komunikasi satu arah, misalnya memberikan arahan-arahan yang spesifik.
Pemimpin di perusahaan PT.AXA Financial dalam memberikan arahan
atau tugas-tugas kepada karyawan cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari
cara pemimpin memberi tugas dan jadwal kerja dan pemimpin
memberikan penjelasan tehnik-tehnik kerja, serta pemimpin menetapkan
dan mensyratkan adanya laporan tentang kemajuan laporan pekerjaan.
Namun demikian selama ini pimpinan memberikan tuntutan yang tinggi

7

kepada para karyawan terutama dalam pencapaian target nasabah yang
harus dicapai.
Apabila dikaitkaan dengan tingkat kematangan para karyawan,
selama ini menyeipakan tingkat kesiapan karyawan terhadap pekerjaan
dan kondisi kematangan karyawan. Kematangan karyawan di perusahaan
PT.AXA Financial sudah cukup baik hal ini bisa dilihat dari kemauan dan
pemahaman karyawan didalam pekerjaan. Seberapa tinggi kemauan dan
pemahaman karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan.
Berdasarkan pemikiran dan realitas permasalahan yang telah peneliti
paparkan uraian diatas tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut kedalam bentuk penelitian dengan judul
”ANALISIS KEPEMIMPINAN PADA PT.AXA FINANCIAL CAB
MALANG”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan tersebut,
maka penulis dapat menggambarkan adanya permasalahan-permasalah
yang akan penulis jadikan bahan dalam penelitian, yaitu :
1. Bagaimana perilaku pemimpin bila dilihat dari perilaku hubungan dan
perilaku tugas pada PT.AXA Financial?
2.

Bagaimana kematangan karyawan pada PT.AXA financial cab
Malang?

3. Bagaimana kecenderungan gaya kepemimpinanyang diterapkan pada
PT.AXA Financial Malang?

8

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui perilaku pemimpin bila dilihat dari perilaku
hubungan dan perilaku tugas yang diterapkan pada PT.AXA Financial
Cab Malang.
2. Untuk mengetahui kematangan karyawan pada PT.AXA Financial Cab
Malang.
3. Untuk mengetahui

kecenderungan gaya kepemimpinan yang

diterapkan pada PT.AXA Financial Cab Malang.
D. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih mengarah pada pokok
permasalahan maka peneliti memberikan batasan masalah yaitu pada
kepemimpinan yang ditetapkan pada PT AXA Financial cab Malang.
Teori kepemimpinan yang diterapkan adalah dengan memfokuskan
pada Teori kepemimpinan Hersey-Blanchard yang didasarkan pada
kematangan

karyawan

(kematangan

psikologis

dan

kematangan

pekerjaan), perilaku tugas serta perilaku hubungan, sehingga dapat
digunakan untuk menentukan teori kepemimpinan yang sesuai untuk
diterapkan yang meliputi intruksi (telling), konsultasi( selling), partisipasi
(participating), delegasi (delegating ).

9

E. Manfaat Penelitian
1. Secara Umum
Merupakan salah satu upaya didalam memberikan sumbangan
pemikiran terhadap konsep teori serta memberikan pemahaman yang lebih
mendalam teori manajemen sumber daya manusia khususnya berkaitan
dengan analisis kepemimpinan pada perusahaan.
2. Secara Khusus
Sebagai masukan yang mungkin dapat dipergunakan dalam
merumuskan perencanaan dan kebijaksanaan khususnya dalam masalah
sumber daya manusia dalam pelaksanaan kepemimpinan yang baik pada
perusahaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan untuk penelitian yang akan dilakukan maka peneliti menggunakan
penelitian terdahulu tentang analisis kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1
Judul

Variable

Alat analisis

Hasil

Analisis gaya
kepemimpinan
pada PT.araya
bumi megah
malang
Galih fitrada
(2009)

gaya kepemimpinan
1. Intruksif
2. Konsultatif
3. Partisipatif
4. Delegatif

 Rentang skala
 Analisis
regresi
sederhana

Analisis gaya
kepemimpinan
pada
pemerintah
kabupaten
lamongan
badan
keuangan dan
barang daerah
Adlila
(2008)

gaya kepemimpinan
1. Intruksif
2. Konsultatif
3. Partisipatif
4. Delegatif

 Rentang skala
 Analisis
regresi
sederhana

Dari masing-masing
bagian pada PT.araya
bumi megah malang
menunjukkan adanya
perilaku hubungan tugas
atau perilaku mendukung
yang tinggi dan tingkat
kematangan pekerjaan
dan psikologis yg cukup
dan gaya kepemimpinan
yg cocok adalah gaya
kepemimpinan
konsultatif.
Dari masing-masing
bagian pada pemerintah
kabupaten lamongan
badan keuangan
menunjukkan adanya
perilaku hubungan tugas
atau perilaku mendukung
yang tinggi dan tingkat
kematangan pekerjaan
dan psikologis yg cukup
dan gaya kepemimpinan
yg cocok adalah gaya
kepemimpinan
partisipatif.

11

12

B. Landasan Teori
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing
meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal
cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhi dan menggerakkan orang–orang sedemikian rupa untuk memperoleh
kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan
tugas.
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam
karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :

13

1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani
Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”.
Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
a) Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan
yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.
b) Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai
emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik
dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

14

c) Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d) Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.Berdasarkan penelitian,
perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan
a) Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh
gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b) Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.

15

3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran
yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
5. Model kontijensi fiedler
Fiedler mengembangkan suatu model kepemimpinan yang efektif. Model
ini berisi tentang hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang
menyenangkan. Adapun situasi yang menyenangkan ini diterapkan oleh fiedler
dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi empiris berikut ini:
a) Hubungan pemimpin anggota yang berarti bahwa pemimpin diterima oleh
pengikutnya
b) Derajat

dari

struktur

tugas

yang

berarti

bahwa

tugas-tugas

yang

berhubungan dengannya ditentukan secara jelas
c) Proses kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otoritas formal yang berarti
bahwa penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal pada posisi
pemimpin.
Intinya bahwa fiedler menyatakan bahwa kepemimpinan yang berorientasi
pada tugas sangat efektif. Dalam keadaan yang menyenangkan dan tidak

16

menyenangkan maka gaya kepemimpinan yang menekankan pada hubungan
kemanusiaan secara efektif.
6. Teori Situasional Hersey – Blanchard
Kepemimpinan situasional menurut Hersey – Blanchard didasarkan saling
berhubunganya diantara hal-hal berikut ini:
a) Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan
b) Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan
c) Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam
melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.
Ada dua hal yang biasanya dilakukan dalam perilaku pimpinan situasional
terhadap bawahan atau pengikutnya, yaitu: (Thoha, 2003:64)
a) Perilaku mengarahkan, dapat dirumuskan sebagai sejauh mana pemimpin
melibatkan dalam kominikasi satu arah. Bentuk komunikasi satu arah ini
antara lain, menetapkan peranan yang seharusnya bisa dikerjakan, dimana
melakukan hal tersebut, bagaimana melakukanya dan melakukan pengawasan
secara ketat kepada pengikutnya.
b) Perilaku mendukung, adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri
dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar, menyediakan dukungan
dan dorongan, memudahkan interaksi dan melibatkan para pengikut dalam
pengambilan keputusan.
Adapun bagan gaya kepemimpinan Paul Hersey dan Blanchard dapat dilihat
pada gambar 2.1.

17

Gambar 2.1
Bagan Paul Hersey dan Blanchard
(TINGGI)

III

P
E
R
I
L
A
K
U
H
U
B
U
N
G
A
N

II

PARTISIPASI

KONSULTASI

IV

I

DELEGASI

(RENDAH)

INSTRUKSI

PERILAKU TUGAS

Tinggi

Sedang

(TINGGI)

Rendah

KEMATANGAN BAWAHAN

Sumber: Agus Dharma (1992:253)
Keterangan :
1) Gaya 1 (Intruksi)
Dalam gaya ini, seorang pemimpin menunjukkan perilaku yang layak
memberikan pengarahan dan sedikit dukungan. Pemimpin ini memberikan
intruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan bagi pengikutnya, dan secara
ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka.

18

2) Gaya 2 ( Konsultasi )
Dalam G2, pemimpin menunujukkan perilaku yang banyak mengarahkan
dan banyak memberikan dukungan. Pemimpin dalam gaya ini mau menjelaskan
tentang keputusan dan kebijaksaan yang di ambil dan mau menerima pendapat
dari pengikutnya. Tetapi pemimpin masih tetap harus memberikan pengawasan
dan pengarahan dalam penyelesaian tugas-tugas pengikutnya.
3) Gaya 3 ( Partisipasi )
Dalam G3, perilaku pemimpin member sedikit dukungan dan sedikit
pengarahan. Pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan para
pengikutnya dan mendukung usaha-usaha mereka dalam menyelesaikan tugas.
4)

Gaya 4 ( Delegasi )
Dalam G4, pemimpin member sedikit dukungan dan sedikit pengarahan.
Pemimpin mrndelegasikan keputusan-keputusan dan tanggung jawab pelaksaan
tugas kepada pengikutnya.
Hersey dan Blanchard mengembangkan suatu teori kepemimpinan
situasional (TKS) yang telah banyak menarik manajer. Penekanan TKS adalah
adalah para pengikut-pengikut dan tingkat kematangan mereka, para pemimpin
harus menilai secara benar atau intuitif mengetahui tingkat kematangan
pengikut-pengikutnya dan kemudian menggunakan suatu gaya kepemimpinan
yang sesuai dengan tingkat kematangan tersebut. Kesiapan didefinisikan
sebagai kemampuan dan kemauan dari orang (pengikut) untuk mengambil
tanggung jawab bagi pengarahan mereka sendiri. Menurut Thoha (2003:68)

19

kematangan (maturity) dalam kepemimpinan situasional dapat dirumuskan
sebagai suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang yang mau
bertanggung jawab dalam mengarahkan perilakunya sendiri. Kemampuan yang
merupakan salah satu unsur dalam kematangan. Berkaitan dengan pengetahuan
atau ketrampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan, latihan atau
pengalaman. Adapun kemauan merupakan unsur yang lain dari kematangan
bertalian dengan keyakinan diri dan motivasi seseorang.
Dalam kaitanya dengan tingkat kematangan seseorang dalam organisasi,
tidak ada seorang pun yang mampu berkembang secara penuh (full developed)
atau sebaliknya di bawah garis kematangan (under developed). Seseorang
cenderung berada pada tingkat yang berbeda-beda tergantung tugas, fungsi atau
tujuan tertentu yang ditugaskan kepada mereka. Kepemimpinan situasional
berfokus pada kesesuaian atau efektivitas gaya kepemimpinan sejalan dengan
tingkat kematangan atau perkembangan yang relevan dari dari para pengikut.
Hersey

dan

Blanchard

menggunakan

studi

Ohio

State

untuk

mengembangkan lebih jauh dan menganggap masing-masing dimensi sebagai
tinggi atau rendah dan kemidoan menggabung semuanya menjadi empat
perilaku pemimpin yang spesifik : mengatakan, menjual serta mendelegasikan.
Keempatnya diartikan sebagai berikut:
1) Orang-orang baik yang tidak mampu maupun tidak bersedia mengambil
tanggung jawab untuk melakukan sesuatu. Dikarenakan mereka tidak
kompeten dan termotivasi

20

2) Orang-orang yang tidak mampu tetapi bersedia melakukan pekerjaan yang
perlu. Mereka termotivasi tetapi kurang ketrampilan yang memadai
3) Orang-orang yang mampu tetapi tidak bersedia melakukan apa yang
diinginkan oleh pemimpin
4) Orang-orang yang mampu dan bersedia apa yang di minta atasan kepada
mereka.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang konsisten yang
kita tunjukkan dan diketahui oleh pihak lain ketika kita berusaha mempengaruhi
kegiatan-kegiatan orang lain. Pola umum biasanya terlibat diantara perilaku yang
berorientasi pada tugas atau perilaku hubungan atau beberapa kombinasi dari
keduanya. Dua bentuk perilaku tugas dan hubungan yang merupakan titik pusat
dari konsep kepemimpinan situasional akan diberikan penjelasan sebagai
berikut:(Thoha,2003:77)
1) Perilaku tugas
Adalah

suatu

perilaku

seorang

pemimpin

untuk

mengatur

dan

merumuskan peranan-peranan dari anggota-anggota kelompok atau para
pengikut, menerangkan kegiatan yang harus dikerjakan oleh masing-masing
anggota, kapan dilakukan, dimana melaksanakanya dan bagaimana tugas-tugas
harus dicapai , jalur komunikasi yang jelas dan cara-cara melakukan jenis
pekerjaan yang harus dicapai.

21

2) Perilaku hubungan
Adalah suatu perilaku seorang pemimpin yang ingin memelihara
hubungan-hubungan antar pribadi diantara dirinya dengan anggota-anggota atau
para

pengikut

dengan

cara

membuka

lebar-lebar

jalur

komuikasi

,

mendelegasikan tanggung jawab dan member kesempatan pada para bawahan
untuk menggunakan potensinya. Hal semacam ini disifati oleh dukungan
sosioemosianal, kesetiakawanan dan kepercayaan bersama.
C. Kerangka Fikir
Berdasarkan teori-teori yang dijelaskan pada bagian sebelumya, maka dapat
digambarkan kerangka fikir mengenai gaya kepemimpinan pada PT.AXA
Financial yaitu pada gambar sebagai berikut:

22

Gambar 2.2
Kerangka Pikir Penelitian

Perilaku kepemimpinan

Perilaku tugas
 Koordinasi
 Mengarahkan
 Waktu penyelesaian
tugas
 Laporan kerja

Perilaku hubungan
 Memberikan dukungan
 Memberikan diskusi
 Perhatian pimpinan
 Memudahkan interaksi
 Memberikan balikan






Delegasi
Intruksi
Partisipasi
Konsultasi

Kematangan psikologis
 Kesediaan
menjalankan tugas
 Motivasi untuk
berprestasi
 Kesetiaan bawahan
Kematangan karyawan

Kematangan pekerjaan
 Tingkat pengalaman
 Tingkat ketrampilan
 Kemauan bawahan
 Pemahaman bawahan

Berdasarkan kerangka fikir diatas karyawan PT.AXA Financial cabang
Malang mempunyai tingkat kematangan yang berbeda.kematangan (maturity)
merupakan suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang yang mau bertanggung
jawab dalam mengarahkan perilakunya sendiri. pemimpin harus dapat menilai secara

23

benar untuk menegtahui tingkat kematangan baik kematangan pekerjaan maupun
kematangan psikologis.
Perilaku kepemimpinan seorang pemimpin dalam melaksanakan pekerjaan
meliputi perilaku tugas dan perilaku hubungan. Perilaku tugas adalah sejauh mana
seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah. Bentuk pengarahan
dalam komunukasi satu arah ini antara lain, menetapkan peranan yang harus
dilakukan pengikut, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharusnya bisa
dikerjakan, dimana melakukan hal tersebut, bagaimana melakukanya dan melakukan
pengawasan secara ketat kepada pengikutnya. Perilaku hubungan adalah sejauh mana
seseorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya
mendengar, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi dan
melibatkan para pengikut dalam pengambilan keputusan.
Dengan mengukur tinggi atau rendahnya kematangan pekerjaan, kematangan
psikologis, perilaku tugas dan perilaku hubungan sebagai tinggi atau rendah
kemudian menggabungnya dan dapat digunakan tolak ukur dalam menentukan teori
kepemimpinan yang sesuai diterapkan (Intruksi, Konsultasi, Partisipasi atau
Delagasi).