Total Padatan Tersuspensi Derajat Keasaman pH

2. Total Padatan Tersuspensi

Total padatan tersuspensiTotal Suspended Solid TSS adalah bahan-bahan tersuspensi diameter 1 µm yang tertahan pada saringan milipore dengan diameter pori 0, 45 µm. Buangan padatan tersuspensi ke dalam aliran air dapat berupa anorganik misalnya dari penambangan mineral, kegiatan pengangkutan kayu atau organik Mason 1988. Efek dari materi tersuspensi pada biota yang menerima ada secara langsung dan tidak langsung. Efek langsung termasuk abrasi fisik dari permukaan tubuh dan terutama pada struktur halus seperti insang. Tingginya level dari partikel yang tersuspensi dapat mempengaruhi mekanisme mencari makan dengan cara menyaring pada avertebrata. Efek tidak langsung secara garis besar akan meningkatkan kekeruhan dan efek selimut dari partikel ketika mereka berdiam. Meningkatnya kekeruhan akan mengurangi atau mencegah fotosintesa Abel 1989. Ditambahkan pula oleh Mason 1988, ketika padatan tersuspensi mengendap akan mengubah karakteristik dasar sungai dan menjadikannya suatu habitat yang kurang layak untuk banyak organisme.

3. Derajat Keasaman pH

Derajat keasaman pH adalah satuan yang menunjukkan kadar asam dan basa dalam suatu larutan, melalui konsentrasi ion hydrogen H + Alaerts Santika 1984. Menurut Hellawel 1986, pH 7 adalah pH perairan netral, pH 3,5 – 4 perairan asam, sedangkan pH 8 – 10 perairan akan bersifat basa. Perubahan pH di perairan bisa terjadi karena reaksi biologis seperti oksidasi sulfat, nitrifikasi dan oksidasi karbon organik. Perubahan relatif besar dalam pH akan mempengaruhi kapasitas penyangga dari perairan Jennie Rahayu 1990. Makroavertebrata benthik memiliki kisaran toleransi terhadap pH yang berbeda-beda, seperti Gastropoda lebih banyak ditemukan pada perairan dengan pH di atas 7. Bivalvia didapatkan pada kisaran pH yang lebih lebar yaitu 5,6 – 8,3. Kelompok insekta, seperti Coleoptera mewakili taksa dengan kisaran pH yang lebar. Sebagian besar famili Chironomidae mewakili kelompok serangga terdapat pada pH di atas 8,5 dan di bawah pH 4,5 Hawkes 1979.

4. Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen DO

Dokumen yang terkait

Pengaruh konsentrasi limbah cair tahu terhadap pertumbuhan mikroalga Scenedesmus sp.

5 28 80

The Relative Abundance of Benthic Macroinvertebrates in Relation to Eutrophication Processes in Lake Rawa Pening, Central Java, Indonesia

0 4 1

Difference effects of tempe and tofu flours on serum estrogen, serum amyloid beta as well as on cognitive function of ovariectomized female rats

0 6 117

Formulir Hasil Validasi (Polloution Load , Assimilative Capacity and Quality Status of Coastal Waters Pomalaa Nickel Mining Site of Saoutheast Sulawesi)

0 2 3

SKENARIO PENGELOLAAN KUALITAS AIR SUNGAI METRO KOTA MALANG DARI ANALISA DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN MANAGEMENT SCENARIO OF METRO RIVER’S WATER QUALITY FROM WASTE ASSIMILATIVE CAPACITY

0 0 11

Penentuan Daya Tampung Sungai Badek Terhadap Beban Pencemar Akibat Limbah Cair Penyamakan Kulit di Kelurahan Ciptomulyo, Malang River Capacity Determination from Tannery Liquid Waste of Badek River in Ciptomulyo County, Malang

0 0 8

The Implementation and Capacity Assessment Waste Solid and Liquid Waste in Sultan Taha Jambi

0 0 14

Evaluation Disposal Liquid Waste Impact Of Paper Factory To Quality Of Water In Klinter River Sub-Province Of Nganjuk

0 0 8

Penilaian Daya Tampung Sungai Jangkok dan Sungai Ancar Terhadap Polutan Organik Assessment of Jangkok and Ancar River Asimilative Capacity to Organic Pollutant

0 0 10

Utilization of Nitrocellulose from Tofu Industrial Liquid Waste Bacterial Cellulose (nata de soya) as Adsorbent of Cu(II) and Cr(VI) Metal Ion ABSTRACT A study about utilization of nitrocellulose from tofu industrial liquid waste bacterial cellulose

0 0 12