I.2.7 Implementasi Antarmuka
Antarmuka Sistem Viewer Modul Word Graph Berbasis XML ini terdiri atas tiga
bagian, yaitu canvas, text field, dan control button. Canvas berfungsi untuk menampilkan
gambar dari pola word graph. Text field berfungsi untuk meng-input dokumen XML.
Control button merupakan tombol yang bisa di-clik oleh pengguna untuk memulai proses
penggambaran pola word graph. Tampilan awal canvas dan text field pada saat perangkat
lunak pertama kali dijalankan adalah halaman kosong berwarna putih. Terdapat satu tombol
berlabel “update viewer” yang dapat di-clik oleh pengguna pada bagian control button.
Antarmuka sistem ini dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32 Antarmuka sistem.
I.2.8 Lingkungan Implementasi
Sistem Viewer Modul Word Graph Berbasis XML ini dikembangkan dengan
lingkungan perangkat keras dengan spesifikasi berikut:
Prosesor Intel Pentium Dual Core T2450 2.0 GHz 2MB Cache.
RAM dengan kapasitas 3 GB. Harddisk dengan sisa kapasitas 120 GB.
Monitor LCD dengan resolusi 1280×800 pixel.
Keyboard. Mouse.
Perangkat lunak untuk server yang dikembangkan memiliki spesifikasi berikut:
Sistem operasi Microsoft® Windows 7 Professional.
Web server Apache 2.2.12. Web browser berbasis grafis atau teks:
Microsoft
®
Internet Explorer, Netscape
®
4 Navigator, Opera, Mozilla Firefox, Konqueror, Nautilus, dan Lynx.
Antarmuka perangkat lunak untuk klien yang dibutuhkan memiliki spesifikasi berikut:
Sistem operasi Microsoft® Windows 982000NTXPVista7,
Linux, atau
MacOS X; Web browser berbasis grafis atau teks:
Microsoft
®
Internet Explorer,Netscape® 4 Navigator, Opera, Mozilla Firefox,
Konqueror, Nautilus, dan Lynx.
I.3 Customer Test Drives Mock-up
Tahap ini adalah tahap pengujian sistem. Pengujian dilakukan oleh pengguna dengan
metode black box. Menurut Pressman 2001, black box testing, yang sering dikenal sebagai
behavioral testing, adalah suatu proses pengujian berfokus pada fungsi kebutuhan
perangkat lunak. Metode ini memungkinkan pengembang perangkat lunak menurunkan
sekumpulan
kondisi input
yang dapat
memenuhi seluruh fungsi kebutuhan program. Hasil pengujian menunjukkan kesesuaian
hasil yang seharusnya dengan hasil yang didapat melalui proses pengujian. Hasil
tersebut kemudian dievaluasi oleh pengguna. Setiap kekurangan sistem yang ditemukan
dalam tahap ini selanjutnya diperbaiki hingga kebutuhan pengguna dapat terakomodasi.
Pengujian sistem
dilakukan dengan
menggunakan 21 pola word graph kata sifat dan 26 pola word graph preposisi. Hasil
pengujian menunjukkan 21 pola kata sifat, berhasil digambarkan dengan benar. Pada pola
preposisi 23 pola yang berhasil digambarkan dengan benar, dua pola digambarkan kurang
lengkap, dan satu pola digambarkan salah. Pola yang digambarkan kurang lengkap
adalah pola 17 dan 18 yang tidak berhasil digambar frame-nya secara utuh. Pola yang
digambarkan salah adalah pola 24. Kesalahan terdapat pada relasi dengan tipe DIS antara
token dan focus yang seharusnya tidak memiliki arah. Pola 17, 18, dan 24 yang
digambar oleh sistem, masing-masing dapat dilihat pada Gambar 33, 34, dan 35.
.
Gambar 33 Gambar word graph preposisi pola 17.
Gambar 34 Gambar word graph preposisi pola 18.
Gambar 35 Gambar word graph preposisi pola 24.
II. Iterasi Kedua
Iterasi kedua
dilakukan untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan sistem yang
terdapat pada
iterasi pertama.
Kekurangan yang diperbaiki dalam iterasi kedua
ini dititikberatkan
pada tahap
penggambaran pola word graph.
II.1. Listen to Customer
Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh dari iterasi pertama, pengguna menginginkan
perbaikan pada penggambaran preposisi pola 17, 18, dan 24. Pengguna juga menginginkan
ada interaksi antara pengguna dan gambar word graph di canvas.
II.2. Revise Mock-up
Perbaikan terhadap sistem pada iterasi kedua dilakukan sesuai dengan keinginan
pengguna yang didefinisikan pada tahap listen to customer. Tahap ini mengimplementasikan
perbaikan penggambaran preposisi pola 17, 18, dan 24 serta menambahkan event handler
pada sistem agar pengguna dapat berinteraksi dengan word graph yang sudah tergambar di
canvas.
Perbaikan penggambaran preposisi pola 17 dan 18 dilakukan dengan melakukan parsing
pada tag
frame_relationships
dilanjutkan dengan mengakses informasi yang ada di setiap tag yang ada dalam tag
frame_relationships
, seperti
tag
id
,
type
, dan tag
tokenid
. Setelah melakukan parsing, proses dilanjutkan dengan
pembentukan dan peletakkan komponen. Perbaikan pada pola 24 dilakukan dengan
mengimplementasikan relasi tak berpanah pada relasi tipe DIS.
Event handler diimplementasikan untuk mengakomodasi keinginan pengguna yang
ingin berinteraksi dengan word graph yang tergambar di canvas. Event yang akan
diimplementasikan adalah event selection, move, dan double click. Fungsi selection
membuat pengguna dapat melakukan click pada komponen. Ketika komponen di-click,
akan tampil kotak berwarna merah pada sudut komponen
tersebut. Event
move memungkinkan
pengguna untuk
memindahkan komponen yang telah dipilih. Bagian komponen
yang di-move akan diperiksa terlebih dahulu apakah komponen
tersebut merupakan bagian dari frame. Jika komponen tersebut merupakan bagian dari
frame, pergerakannya akan dibatasi hanya di area frame saja. Proses perpindahan sebuah
komponen juga diikuti proses update dari relasinya.
Koordinat dari
komponen didapatkan dengan menggunakan fungsi setter
dan getter. Event double click memungkinkan pengguna mengubah isi teks pada gambar
word graph yang ada di canvas. Teks yang dapat diubah adalah teks yang memiliki nilai
YES pada tag
replace
. Sistem akan memeriksa apakah teks bisa
diganti atau tidak ketika pengguna melakukan aksi double click pada teks. Jika bisa diganti,
sistem akan memunculkan kotak dialog seperti pada Gambar 36.
Gambar 36 Kotak dialog untuk mengubah isi teks.
II.3 Customer Test Drive Mock-up
Pengujian pada iterasi kedua dilakukan pada penggambaran ulang word graph
preposisi pola 17, 18, dan 24. Pada pengujian, didapatkan hasil yang sesuai dengan yang
diinginkan pengguna. Gambar dari preposisi pola 17, 18, dan 24 pada iterasi kedua dapat
dilihat pada Gambar 37, 38, dan 39.
Gambar 37 Word graph preposisi pola 17 hasil perbaikan pada iterasi 2.
Gambar 38 Word graph preposisi pola 18 hasil perbaikan pada iterasi 2.
Gambar 39 Word graph preposisi pola 24 hasil perbaikan pada iterasi 2.
Pengujian interaksi pengguna dengan word graph yang tergambar di canvas juga
dilakukan pada tahap ini. Dari hasil pengujian, fungsi selection, move, dan double click
berhasil dilakukan.
Berdasarkan hasil
pengujian terhadap pola gambar, diperoleh tingkat akurasi 100 karena 21 pola kata sifat
dan 26 pola preposisi berhasil digambarkan dengan baik.
Kekurangan dan Kelebihan Sistem
Kekurangan dari sistem ini antara lain: Hanya bisa menampilkan word graph dari
satu pola saja. Tidak bisa menampilkan dua pola sekaligus dalam satu canvas.
Sistem hanya mampu menggambar dengan baik pola yang memiliki maksimal tiga
komponen tokenfocus saja. Pergerakan komponen yang masih
terbatas. Sistem belum bisa melakukan pengubahan
langsung pada dokumen XML, misalnya ketika ada teks yang diubah dengan
menggunakan event double click, sistem tidak bisa mengubah dan menyimpan
langsung ke dokumen XML.
Kelebihan dari sistem ini antara lain: Sistem ini dapat dijalankan pada semua
web browser. Sistem ini dapat dikembangkan tanpa
terbentur oleh permasalahan lisensi karena dikembangkan
menggunakan platform
yang open source. Sistem ini menjadi langkah awal dalam
pengembangan visualisasi word graph.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian
yang telah
dilakukan, telah berhasil dibangun sebuah Sistem Viewer Modul Word Graph Berbasis
XML dengan menggunakan platform yang bersifat open source. Pembangunan sistem ini
melalui dua tahap iterasi. Iterasi pertama adalah
pembangunan sistem
secara keseluruhan,
sedangkan iterasi
kedua merupakan perbaikan dari kekurangan yang
terdapat pada iterasi pertama. Dari hasil pengujian, sistem dapat menampilkan word
graph dari 21 pola kata sifat dan 26 pola preposisi dengan tingkat akurasi 100.
Saran
Saran untuk pengembangan sistem ini lebih lanjut di antaranya adalah:
Menggabungkan sistem ini dengan
modul XML dari pola kata lainnya.
Menambahkan fasilitas
input kata
sehingga pengguna
bisa langsung
membuat word graph dari sebuah kata.
Menambahkan fungsi editor yang belum sempat terimplementasi.
Menambahkan fungsi load dan save dari
dokumen XML yang sudah diubah gambarnya di canvas.
Memperbaiki antarmuka pengguna yang
saat ini masih sederhana.
Menambahkan fitur XML validator.
Menambahkan fungsi text connector pada canvas.
Menambahkan fungsi untuk mengatur
posisi token yang berjumlah lebih dari tiga.
DAFTAR PUSTAKA
Astriratma R. 2012. Representasi Word Graph Menggunakan XML untuk Kata Sifat
dalam Bahasa
Indonesia [skripsi].
Bogor: Departemen Ilmu Komputer, FMIPA, Institut Pertanian Bogor.
Bakoro RG.
2009. Integrasi
Data Semiterstruktur
Berbasis XML
Menggunakan Metode Translasi Skema Basis Data Relasional [skripsi]. Bogor:
Departemen Ilmu Komputer, FMIPA, Institut Pertanian Bogor
Dillyani NNA. 2012. Representasi Word Graph
Preposisi Bahasa
Indonesia Menggunakan XML [skripsi]. Bogor:
Departemen Ilmu Komputer, FMIPA, Institut Pertanian Bogor.
Galitz WO. 2007. The Essential Guide to User Interface Design: An Introduction
to GUI
Design Principles
and Techniques, Ed ke-2. Indianapolis:
Wiley Publ. Goldberg KH, Castro E. 2009. Visual
QuickStart Guide-XML.
Ed ke-2.
Berkeley: Peachpit Press. Granadi AD, Khatiza E. 2006. Masalah
Variasional untuk Persamaan Beda dalam Graf Terboboti [tesis]. Bogor:
Departemen Matematika FMIPA IPB.
Griffiths, P. 2007. HTML Dog : The Best- Practice Guide to xHTML CSS. New
Riders: Barkeley. Harold ER. 2003. Processing XML with Java:
a Guide to SAX, DOM, JDOM, JAXP, and TrAX. Berkeley: Pearson Education,
Inc.
Hoede C, Nurdiati S. 2008. A Graph Theoritical Analysis of Certain Aspects of
Bahasa Indonesia. Belanda: Departemen Matematika Terapan, Universitas Twente.
Hulliyah K. 2007. Rekayasa Memahami Teks Menggunakan
Metode Knowledge
Graph [tesis].
Bogor: Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pressman RS. 2001. Software Engineering: A
Practitioner’s Approach. Ed ke-5. Singapore: McGraw-Hill International
Edition. Romadoni D. 2009. Pengembangan Sistem
Pembentukan Word graph untuk Teks Berbahasa Indonesia [skripsi]. Bogor:
Departemen Ilmu Komputer, FMIPA, Institut Pertanian Bogor.
Rusiyamti. 2008. Analisis Teks Berbahasa Indonesia
Menggunakan Metode
Knowledge Graph
[tesis]. Bogor:
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Shalahuddin M, Rosa AS. 2010. Java di Web. Bandung: Informatika Bandung.
Shneiderman B. 1998. Designing the User Interface:
Strategies for
effective Human-Computer Interaction. Ed ke-3.
Boston: Addison Wesley. Zhang, L. 2002. Knowledge Graph Theory
and Structural
Parsing [disertasi].
Netherlands: University of Twente.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel pengujian word graph No.
Pola Gambar
Keterangan 1
Kata Sifat Pola 1
Sesuai
2 Kata Sifat
Pola 2 Sesuai
3 Kata Sifat
Pola 3 Sesuai
4 Kata Sifat
Pola 4 Sesuai
No. Pola
Gambar Keterangan
5 Kata Sifat
Pola 5 Sesuai
6 Kata Sifat
Pola 6 Sesuai
7 Kata Sifat
Pola 7 Sesuai
8 Kata Sifat
Pola 8 Sesuai
9 Kata Sifat
Pola 9 Sesuai
Lanjutan
No. Pola
Gambar Keterangan
10 Kata Sifat
Pola 10 Sesuai
11 Kata Sifat
Pola 11 Sesuai
12 Kata Sifat
Pola 12 Sesuai
13 Kata Sifat
Pola 13 Sesuai
14 Kata Sifat
Pola 14 Sesuai
Lanjutan
No. Pola
Gambar Keterangan
15 Kata Sifat
Pola 15 Sesuai
16 Kata Sifat
Pola 16 Sesuai
17 Kata Sifat
Pola 17 Sesuai
18 Kata Sifat
Pola 18 Sesuai
19 Kata Sifat
Pola 18 KS
Sesuai Lanjutan
No. Pola
Gambar Keterangan
20 Kata Sifat
Pola 19 Sesuai
21 Kata Sifat
Pola 20 Sesuai
22 Preposisi
Pola 1 Sesuai
23 Preposisi
Pola 2 Sesuai
24 Preposisi
Pola 3 Sesuai
Lanjutan
No. Pola
Gambar Keterangan
25 Preposisi
Pola 4 Sesuai
26 Preposisi
Pola 5 Sesuai
27 Preposisi
Pola 6 Sesuai
28 Preposisi
Pola 7 Sesuai
29 Preposisi
Pola 8 Sesuai
Lanjutan
No. Pola
Gambar Keterangan
30 Preposisi
Pola 9 Sesuai
31 Preposisi
Pola 10 Sesuai
32 Preposisi
Pola 11 Sesuai
33 Preposisi
Pola 12 Sesuai
34 Preposisi
Pola 13 Sesuai
Lanjutan
No. Pola
Gambar Keterangan
35 Preposisi
Pola 14 Sesuai
36 Preposisi
Pola 15 Sesuai
37 Preposisi
Pola 16 Sesuai
38 Preposisi
Pola 17 Sesuai
39 Preposisi
Pola 18 Sesuai
Lanjutan
No. Pola
Gambar Keterangan
40 Preposisi
Pola 19 Sesuai
41 Preposisi
Pola 20 Sesuai
42 Preposisi
Pola 21 Sesuai
43 Preposisi
Pola 22 Sesuai
44 Preposisi
Pola 23 Sesuai
Lanjutan
No. Pola
Gambar Keterangan
45 Preposisi
Pola 24 Sesuai
46 Preposisi
Pola 25 Sesuai
47 Preposisi
Pola 26 Sesuai
Lanjutan
Lampiran 2 Screen shoot aplikasi
Lampiran 3 Class diagram
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemrosesan teks merupakan salah satu bagian dari teknologi pemrosesan bahasa
alami. Pemrosesan teks dapat berupa analisis makna semantik pada suatu teks. Makna
suatu teks dapat direpresentasikan sebagai pengetahuan.
Salah satu
metode yang
merepresentasikan pengetahuan dalam bentuk graf adalah metode Knowledge Graph KG.
Berbagai penelitian menggunakan metode KG telah banyak dibahas, namun implementasi
metode KG masih belum banyak dilakukan. Penelitian yang ada masih berkutat dalam hal
analisis teks dan membuat aturan untuk menganalisis teks.
Implementasi metode KG dalam analisis semantik diharapkan dapat membantu proses
abstraksi teks secara otomatis. Agar hal tersebut
dapat terwujud,
dikembangkan BogorDelftConstruct sebagai implementasi
metode KG tahap awal. BogorDelftConstruct merupakan pengembangan dari hasil analisis
struktur bahasa Inggris “DelftConstruct” yang dikembangkan oleh Mark van Koningsveld
pada tahun 2003-2008 Hoede Nurdiati 2008.
DelftConstruct merupakan sebuah editor yang dikembangkan untuk membuat graf kata
ataupun kalimat dalam struktur bahasa Inggris.
Menurut Romadoni
2009, DelftConstruct dapat menganalisis sebuah
kata dan membentuk suatu graf antara satu kata dan kata yang lain word graph, namun
belum sesuai
dengan konsep
KG. BogorDelftConstruct dikembangkan sebagai
penyempurnaan dari DelftConstruct untuk dokumen
berbahasa Indonesia.
BogorDelftConstruct dikembangkan dengan bahasa
pemrograman MATLAB
dan merupakan aplikasi yang bersifat desktop.
Merujuk pada
BogorDelftConstruct sebagai tools yang berguna untuk membuat
graf kata, dikembangkan sebuah aplikasi untuk membuat graf kata yang berbasis web.
Beberapa modul jenis kata telah dibuat polanya dalam bentuk XML. Penelitian ini
fokus pada pengembangan Sistem Viewer Modul Word Graph Berbasis XML. Penelitian
ini diharapkan menjadi tahap lanjutan dalam mewujudkan abstraksi teks secara otomatis.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem viewer modul word graph berbasis
XML yang
mengacu pada
aplikasi BogorDelftConstruct,
hasil penelitian
Astriratma 2012 dan hasil penelitian Dillyani 2012. Penelitian ini diharapkan
dapat membantu pengembangan aplikasi BogorDelftConstruct
dalam bahasa
pemrograman yang bersifat open source dan gratis. Penelitian ini akan membentuk word
graph yang dapat merepresentasikan makna suatu kata secara otomatis.
Ruang Lingkup
Penelitian ini fokus pada pengembangan viewer untuk modul word graph yang
tersimpan dalam format XML. Modul kata dalam format XML yang tersedia adalah 21
modul kata sifat dan 26 modul kata preposisi. Modul XML akan diterjemahkan menjadi
word graph pada web browser. Aturan yang diterapkan sesuai dengan aturan-aturan dari
analisis penelitian sebelumnya.
Manfaat
Manfaat utama penelitian ini adalah mengekspresikan makna suatu kata yang
direpresentasikan dalam bentuk word graph sehingga tidak terjadi ambiguitas. Aplikasi ini
dikemas berbasis web. Setiap orang dapat menggunakan aplikasi ini secara luas tanpa
harus terbentur dengan lisensi penggunaan perangkat lunak.
TINJAUAN PUSTAKA
Graph
Dalam sistem
diskret, graph
menggambarkan suatu alat dasar untuk mempelajari hubungan antarunsur. Graph
dikatakan terhubung jika untuk sembarang pasangan verteks x dan y terdapat sebuah
barisan hingga yang disebut suatu lintasan atau rantai Granadi dan Khatiza 2006.
Barisan tersebut memiliki verteks awal yang tidak sama dengan verteks akhir.
Suatu graph berarah G=V,E terdiri atas himpunan V yang anggotanya disebut verteks
dan himpunan E yang anggotanya disebut edge yang masing-masing berarah dari suatu
verteks ke
verteks yang
lain. Edge
menyatakan ruas jalan, sedangkan verteks menyatakan titik pertemuan beberapa ruas
jalan seperti pertigaan atau perempatan.
Natural Language
Secara umum, natural language atau bahasa alami adalah metode dan sistem
simbol yang paling banyak digunakan untuk mengekspresikan
pikiran manusia
dan pertukaran
informasi. Terdapat
sebuah pemisah antara bahasa formal atau bahasa
buatan dan bahasa alami. Komunikasi antara komputer dan manusia hanya dimungkinkan
ketika banyak penelitian yang bertujuan untuk menjembatani pemisah di antara keduanya
Zhang 2002.
Secara alami,
menggambarkan dan
memodelkan bahasa alami adalah dasar untuk menganalisis dan memaknai bahasa alami
serta menentukan arah proses penelitian dari bahasa
alami. Ada
dua faktor
yang diperhatikan dalam menganalisis sebuah
kalimat, yaitu
sintaksis dan
semantik. Perbedaan sintaksis dan semantik adalah
sintaksis melakukan analisis berdasarkan bentuk dari sebuah kalimat, sedangkan
semantik menganalisis
bagaimana mengartikan suatu kalimat Hulliyah 2007.
Teori Knowledge Graph KG
Pengertian KG
Menurut Zhang 2002, teori KG adalah jenis sudut pandang baru yang digunakan
untuk menggambarkan bahasa manusia yang lebih fokus pada aspek semantik daripada
aspek sintaksis. KG mempunyai kemampuan lebih kuat untuk mengekspresikan dan
menggambarkan lebih dalam semantic layers untuk meminimumkan penggunaan relation
set dan menirukan pengertian dari jalan pikiran manusia.
KG, sebagai bagian dari metode baru yang merepresentasikan pengetahuan, tergolong
pada kategori semantic network. Pada prinsipnya, KG tersusun atas concept dan
relationship Zhang 2002. Concept terdiri atas token, type, dan name. Relationship
terdiri
atas binary
relationship dan
multivariate relationship.
Concept
Token adalah sebuah node dalam KG yang disimbolkan dengan persegi “
□
”. Token mengekspresikan sesuatu dalam dunia nyata
atau sebuah konsep dari dalam persepsi manusia Zhang 2002. Token bersifat
subjektif karena merupakan konsep yang dipahami oleh bahasa manusia menurut
persepsi masing-masing. Contoh sebuah token, menurut Rusiyamti 2008 adalah kata
“apel”. Seseorang dapat menghubungkan apel tersebut dengan informasi bentuk, warna, rasa,
dan sebagainya. Demikian juga dengan orang lain yang menghubungkan dengan hal yang
berbeda.
Type adalah suatu konsep yang masih bersifat umum dan merupakan hasil dari
kesepakatan yang
dibuat sebelumnya
Rusiyamti 2008. Contoh type, misalnya buah, binatang, dan sebagainya. Suatu konsep
yang bersifat individual dikategorikan ke dalam sebuah name. Sebagai contoh Fuji
adalah sebuah name, yaitu nama dari sebuah apel. Type dan name dibedakan oleh jenis
relasi yang menghubungkannya dengan token.
Word Graph
Word graph merupakan graph dari kata. Dalam metode KG, setiap kata yang
berhubungan dengan sebuah word graph menyatakan arti kata yang disebut dengan
semantic word graph. Gabungan semantic word graph dalam sebuah kalimat akan
membentuk sentence graph. Graf yang merepresentasikan gabungan dari sentence
graph dalam sebuah teks disebut text graph yang terdapat pengetahuan di dalamnya
Hoede Nurdiati 2008.
Aspek Ontologi
Ontologi adalah
keterangan untuk
menggambarkan beberapa konsep dan relasi- relasi
di antaranya
dengan maksud
memberikan definisi yang cukup terhadap ide- ide yang dituangkan dengan komputer untuk
merepresentasikan ide-ide
tersebut dan
logikanya Hulliyah 2007. Berdasarkan ontologi yang dimiliki ini, KG dapat
membangun sebuah model yang dapat digunakan untuk memahami bahasa alami.
Hal ini diperlukan agar arti dari suatu kalimat dapat diekspresikan. Arti dari kata harus
terlebih
dahulu diketahui
untuk dapat
mengartikan sebuah kalimat. Ontologi word graph sampai saat ini
direpresentasikan dengan
sebuah node,
delapan binary relationships, sebuah ontologi F, dan empat frame relationships. Berikut
adalah gambaran
dari delapan
types relationships Zhang 2002:
1 ALI alikeness
Relasi ALI digunakan di antara type dan token atau antara dua token yang memiliki
unsur- unsur sama. Contoh: “binatang adalah
type ” Gambar 1.
Gambar 1 Contoh penggunaan relasi ALI. 2
CAU causality Relasi CAU mengekspresikan hubungan
sebab akibat atau sesuatu hal memengaruhi sesuatu yang lain. Contoh: “kucing makan
nasi”. Representasi word graph untuk kalimat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Contoh penggunaan relasi CAU. 3
EQU equality Relasi ini digunakan di antara name dan
token atau antara dua token untuk menyatakan bahwa keduanya sama dan sederajat. Relasi
EQU juga digunakan untuk menyatakan kata hubung,
seperti “adalah” dan “merupakan”. Contoh: “Fuji adalah name dari apel”. Gambar
3 adalah contoh penggunaan relasi EQU.
Gambar 3 Contoh penggunaan relasi EQU. 4
SUB subset Bila
terdapat dua
token yang
mengekspresikan dua
rangkaian secara
berurutan dan satu token adalah bagian dari token yang lainnya, di antara kedua token
tersebut terdapat relasi SUB. Contoh: “pintu adalah bagian dari rumah”. Gambar 4
merupakan representasi kalimat tersebut.
Gambar 4 Contoh penggunaan relasi SUB. 5
DIS dissapartness Relasi
DIS digunakan
untuk mengekspresikan dua token yang tidak
memiliki hubungan satu sama lain. Relasi DIS juga digunakan untuk menunjukkan kata
“berbeda”, misalnya “binatang berbeda dengan pohon” Gambar 5.
Gambar 5 Contoh penggunaan relasi DIS. 6
ORD ordering Relasi ORD mengekspresikan dua hal
yang memiliki urutan. Contoh penggunaan relasi ORD untuk
menyatakan “pagi sebelum sore” dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Contoh penggunaan relasi ORD. 7
PAR attribute Relasi PAR mengekspresikan bahwa
sesuatu adalah sebuah atribut dari sesuatu yang lain. Contohnya untuk menyatakan frase
“buku baru” Gambar 7.
Gambar 7 Contoh penggunaan relasi PAR. 8
SKO informational dependency Relasi SKO digunakan jika informasi
suatu token bergantung pada token lainnya. Contoh pada Gambar 8 digunakan untuk
menyatakan “harga bergantung kualitas”.
Gambar 8 Contoh penggunaan relasi SKO. Sebuah frame adalah sebuah node yang
diberikan label Zhang 2002. Terdapat empat frame relationships yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1 FPAR Focusing on a situation
FPAR mengekspresikan
bahwa sekumpulan subgraph adalah bagian dari
seluruh graph yang telah dibentuk. Misalkan preposisi
a, yang menyatakan “petani
bahagia”, dapat direpresentasikan dalam bentuk frame FPAR Gambar 9.
Gambar 9 Contoh penggunaan frame FPAR. 2
NEGPAR Negation of a situation NEGPAR
mengekspresikan peniadaan atau pengingkaran isi dari frame. Misalkan,
pengingkaran terhadap preposisi a dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa ”tidak benar petani
bahagia”.
Gambar 10 Contoh penggunaan frame NEGPAR.
3 POSPAR Possibility of a situation
POSPAR mengekspresikan kemungkinan terjadinya
isi frame.
Misalkan, untuk
menyatakan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa pada preposisi a, digunakan sebuah
frame relationship POSPAR yang ditunjukkan oleh Gambar 11. Gambar tersebut menyatakan
“mungkin saja petani tidak bahagia”.
Gambar 11 Contoh penggunaan frame POSPAR.
4 NECPAR Necessity of a situation
NECPAR mengekspresikan keperluan, kebutuhan, atau keharusan isi dari frame.
Misalkan, kalimat
“seharusnya petani bahagia” direpresentasikan oleh frame
NECPAR, yang dapat dinyatakan seperti pada Gambar 12.
Gambar 12 Contoh penggunaan frame NECPAR.
Relationship
Relationship antara concepts “a” dan “b”
berupa sebuah graph yang di dalamnya terdapat kedua concepts
“a” dan ”b” tersebut. Dalam teori KG, sangat diperlukan prinsip
penggunaan kumpulan relationship yang terbatas Zhang 2002. Dengan demikian,
diperlukan basic relationship, atau “ontologi”,
untuk menghindari pertumbuhan relationship yang tidak terbatas pada semantic network.
Menurut Zhang
2002, hubungan
relationship yang dibentuk pada word graph tersebut direpresentasikan dalam bentuk
sebuah node, delapan binary relationships, dan empat frame relationships. Hoede dan
Nurdiati
2008 menambahkan
sebuah ontologi F sebagai fokus dari suatu graph.
Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graph. Misalnya untuk
menyatakan word graph “gempa merusak
bangunan” dengan token gempa sebagai fokus pembicaraan. Word graph yang terbentuk
dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Contoh penggunaan ontologi F.
XML Extensible Markup Language
XML bukan
merupakan bahasa
pemrograman, melainkan suatu kumpulan aturan untuk mendesain format teks sehingga
format teks menjadi terstruktur Shalahuddin Rosa 2010. XML dibuat agar data dapat
lebih mudah dibaca oleh komputer. Menurut Goldberg dan Castro 2009, XML merupakan
spesifikasi untuk menyimpan informasi dan menggambarkan
struktur dari
informasi tersebut. XML adalah seperangkat aturan
untuk mendefinisikan pembangunan sebuah dokumen markup language.
XML tidak mempunyai tag khusus sehingga pengguna dapat membuat dokumen
XML dengan tag apa saja sesuai dengan kebutuhan. Menurut Shalahuddin dan Rosa
2010, sebuah tag pembuka dalam dokumen XML harus diikuti dengan tag penutupnya
Bakoro 2009.
XML merupakan sebuah spesifikasi yang tidak berkepemilikan dan bebas untuk
digunakan oleh siapa saja. XML diciptakan oleh W3C www.w3.org, sebuah konsorsium
internasional yang bertanggung jawab dalam pengembangan standar independent web
platform serta spesifikasinya.
XML memiliki
beberapa kelebihan
dibandingkan dengan
markup language
lainnya. Hal tersebut merupakan alasan kenapa pengguna memilih menggunakan
bahasa XML. Kelebihan XML, menurut Goldberg dan Castro 2009, yaitu:
1 XML
dirancang khusus
untuk penyimpanan dan pertukaran data.
2 XML terlihat seperti HTML yang
memiliki tags, attributes, dan values. 3
XML merupakan
bahasa untuk
menyimpan dan membawa informasi. 4
Pengguna dapat mendesain markup language sendiri dan menggunakan bahasa
tersebut untuk menyimpan informasi. 5
XML mudah diperluas dan diadaptasi. Tag yang sudah didesain dapat digunakan
kembali dalam aplikasi XML yang berbeda, diturunkan, atau ditambahkan
sesuai dengan keperluan.
6 XML juga dapat digunakan untuk
membagi atau menukarkan data antara sistem yang berbeda dan organisasi.
7 File teks dalam dokumen XML sederhana,
mudah dimengerti, mudah diuraikan, mudah
dimanipulasi, dan
dianggap “human-readable”.
Sebuah dokumen XML dapat diambil datanya dengan menggunakan parser. Parser
berfungsi untuk membaca data pada dokumen XML berdasarkan tags yang terdapat dalam
dokumen XML
tersebut. Hal
ini memungkinkan
dokumen XML
untuk dimodifikasi, misalnya mengubah suatu nilai,
memindahkan elemen, dan lain sebagainya.
DOM Parsers
Dokumen DOM tidak hanya terbentuk dari hasil parsing file teks saja tapi juga membuat
dokumen baru
di memori
dan menserialisasikan ke dalam file Harold
2003. Parsing adalah proses membaca sebuah dokumen dan memilah-milahnya
menjadi elemen-elemen dan atribut-atribut yang dapat dianalisis Shalahuddin dan Rosa
2010. Pengambilan data dari dokumen XML, berdasarkan struktur pohon dari dokumen
XML tersebut, dapat dilakukan dengan DOM Document Object Model.
DOM memproses
struktur dokumen
dengan perulangan. Shalahuddin dan Rosa 2010 menjabarkan empat kondisi yang
cocok untuk menggunakan DOM, yaitu: 1
Ketika terjadi modifikasi sebuah dokumen XML, seperti mengurutkan elemen atau
mengubah letak elemen pada suatu pohon elemen satu ke lainnya.
2 Ketika dokumen XML di memori harus
dibagi dengan aplikasi lainnya setelah proses parsing.
3 Ketika ukuran dokumen XML tidak terlalu
besar. 4
Ketika aplikasi memulai proses utama setelah proses pengesahan.
Antarmuka abstrak untuk membuat objek dokumen baru pada DOM disebut DOM
Implementation Harold 2003. Tujuan antarmuka dokumen DOM yaitu untuk
merepresentasikan, menyediakan akses ke isi dokumen XML, dan mendeklarasikan tipe
dokumen. Tujuan lainnya adalah membuat nodes yang digunakan dalam dokumen,
seperti elemen, teks, processing instruction, dan lain sebagainya.
Metode Pengembangan Prototype
Metode prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak.
Menurut Pressman 2001, terkadang klien mendefinisikan tujuan perangkat lunak secara
umum, namun tidak menjelaskan secara detail kebutuhan masukan, proses, dan keluaran dari
perangkat lunak tersebut.
Pada metode prototype, langkah yang dilakukan
dimulai dari
komunikasi pengembang software dengan instansi untuk
mendiskusikan tujuan
keseluruhan dari
perangkat lunak tersebut, mengidentifikasi kebutuhan, dan menguraikan permintaan
klien. Tahap selanjutnya adalah melakukan perencanaan dan perancangan yang mengarah
pada pembuatan prototype model dari perangkat lunak yang akan dibuat. Prototype
yang telah dibuat diserahkan dan dievaluasi oleh klien. Feedback yang diberikan dari klien
yang berupa kritik maupun saran akan
digunakan untuk
menyempurnakan permintaan kebutuhan dari perangkat lunak
tersebut. Diagram metode pengembangan prototype dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14 Metode pengembangan prototype Pressman 2001.
Metode Pengujian Blackbox
Metode uji coba blackbox berfokus pada keperluan fungsional dari software. Karena
itu, uji
coba blackbox
memungkinkan pengembang
software untuk
membuat himpunan kondisi input yang akan melatih
seluruh syarat-syarat
fungsional suatu
program. Pengujian blackbox merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan
besar mampu menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut Pressman 2001:
Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
Kesalahan antarmuka. Kesalahan dalam struktur data atau akses
database eksternal. Kesalahan kinerja.
Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
HyperText Mark up Language HTML
HTML merupakan sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah
halaman web,
menampilkan berbagai
informasi dalam sebuah browser internet, dan formating hypertext sederhana yang ditulis
dalam file
format ASCII
sehingga menghasilkan tampilan yang terintegerasi.
Halaman web ditulis dengan kode-kode HTML yang tergabung dalam teks. HTML
mengatur tampilan halaman, huruf, dan elemen grafik yang digunakan serta hypertext
link ke halaman lain Griffiths 2007.
Kode HTML biasanya berupa tag-tag yang berpasangan dan ditandai simbol khusus
yaitu, “” dan “” untuk menandakan kode
instruksi. Pasangan atau penutup perintah dari sebuah perintah tag ditandai de
ngan tanda “”. Misalnya pasangan dari tag
body
adalah
body
.
JavaScript
JavaScript adalah bahasa script bahasa pemrograman yang dapat memegang kontrol
aplikasi yang berbasis pada pemrograman Java. Berbeda dengan Java yang berorientasi
objek murni, JavaScript adalah bahasa pemrograman
prosedural. JavaScript
mengakses elemen pada HTML dan membuat aksi
jika elemen-elemen
HTML itu
mengalami perubahan, misalnya berubahnya warna halaman web saat sebuah tombol
ditekan. JavaScript membuat sebuah halaman web menjadi dinamis. JavaScript yang
digunakan pada halaman web merupakan client side scripting yang berarti bahwa web
browser mengidentifikasi dan menjalankan skrip
program yang
disisipkan dalam
dokumen web yang diterima oleh server dan mampu memperbarui tampilan halaman di
komputer pemakai user tanpa mengirimkan permintaan request baru kepada server.
JavaScript dapat ditulis dalam satu file dengan dokumen HTML atau ditulis pada file terpisah
dengan ekstensi .js Shalahudin dan Rosa 2010.
METODE PENELITIAN
Pembuatan sistem viewer untuk modul XML word graph bahasa Indonesia berbasis
web dilakukan dengan menggunakan metode prototype yang terdiri atas tiga tahap.
1 Listen to Customer
Tahap listen to customer merupakan tahap untuk melakukan pengumpulan kebutuhan
pengguna requirements gathering. Pihak pengembang dan pengguna bertemu dan
mendeskripsikan tujuan keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan, dan menguraikan permintaan pengguna Pressman 2001.
2 Build or Revise Mock-up
Tahap buildrevise mock-up fokus pada perencanaan dan perancangan prototype yang
dititikberatkan pada representasi aspek-aspek dari perangkat lunak yang terlihat oleh
pengguna contoh: pendekatan input dan format output Pressman 2001.
3 Customer Test Drives Mock-Up
Customer Test Drives Mock-up merupakan tahap evaluasi yang dilakukan oleh pengguna
untuk mengetahui apakah prototype yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan
pengguna Pressman 2001. Tahap ini dilakukan
melalui proses
pengujian. Pengujian pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode black box. Metode pengujian black box menitikberatkan
pada pengujian fungsi kebutuhan software. Model pengujian ini tidak memerhatikan
proses yang terjadi di dalam sistem, tetapi hanya mempertimbangkan hasil keluarannya
saja Pressman 2001.
Setelah sistem
selesai dibangun,
selanjutnya dilakukan proses perhitungan akurasi. Sebanyak 21 dokumen XML untuk
pola kata sifat dan 26 dokumen XML untuk pola preposisi dimasukkan ke dalam skenario
pengujian,
kemudian dihitung
tingkat akurasinya. Penghitungan akurasi dilakukan
dengan menghitung jumlah pola yang berhasil digambar dan sesuai dengan aturan word
graph-nya.
kurasi pola yang benar
Pola yang diuji
HASIL DAN PEMBAHASAN
I Iterasi Pertama I.1
Listen to Customer
Tahap ini menghasilkan beberapa hal, yaitu deskripsi umum sistem, kebutuhan
sistem, batasan sistem, karateristik pengguna, dan deskripsi proses sistem.
I.1.1 Deskripsi Umum
Deskripsi umum dari Sistem Viewer Modul Word Graph Berbasis XML ini
didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Romadoni 2009
yang berjudul
“Pengembangan Sistem Pembentukan Word Graph
untuk Teks Berbahasa Indonesia”. Selain itu, dilakukan juga analisis pola word
graph dari modul XML kata sifat dan preposisi
yang telah
dibentuk dan
diidentifikasi sebelumnya oleh Astriratma 2012 dan Dillyani 2012. Dari hasil
identifikasi, diketahui terdapat 21 pola kata sifat dan 26 pola preposisi dalam bahasa
Indonesia. Hasil analisis tersebut kemudian digunakan untuk membuat Sistem Viewer
Modul Word Graph Berbasis XML ini.
Sistem Viewer Modul Word Graph Berbasis XML digunakan untuk menganalisis
kata menggunakan metode Knowledge Graph KG. Sistem ini akan memunculkan gambar
dari modul XML word graph dari kata sifat dan preposisi. Sistem ini dikembangkan
menggunakan bahasa
pemrograman JavaScript yang berbasis web dan bersifat
open source.
I.1.2 Kebutuhan Sistem
Sistem Viewer Modul Word Graph Berbasis XML membutuhkan sebuah text field
agar pengguna bisa memasukkan modul XML wordgraph yang telah dikembangkan pada
penelitian sebelumnya.
Sistem ini
membutuhkan sebuah server untuk me- request permintaan dan web browser untuk
menampilkan hasil penggambaran dari modul XML. Fungsi utama yang dibutuhkan sistem
ini adalah fungsi untuk melakukan parsing pada dokumen XML dan fungsi untuk
menggambarkan pola ke canvas.
I.1.3 Batasan Sistem