25 3
Kurang memahami persoalan Salah nalar jenis ini terjadi karena seseorang mengemukakan
pendapat atau alasan tanpa memahami persoalan yang dihadapinya dengan baik. Misalnya, dalam ujian ditanyakan: “Mengapa pembelajaran bahasa
Indonesia perlu dilakukan dengan pendekatan komunikatif?” Jawabannya: “dalam mengajar bahasa Indonesia guru adalah contoh yang akan dilihat
dan diikuti oleh murid-muridnya. Oleh karena itu, guru dalam mengajar perlu memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar serta komunikatif
sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti siswa dengan baik.”
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan karangan deskripsi pernah dilakukan oleh Mawardi, yang berjudul Analisis Pemakaian Bahasa Dalam Karangan
Deskriptif Siswa SMP Negeri 1 Polanharjo. Berdasarkan penelitian, Mawardi menyimpulkan bahwa 1 Pola penalaran yang ditemukan dalam karangan
deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri I Polanharjo adalah pola penalaran deduktif dan pola penalaran induktif. Dari kedua pola penalaran tersebut, siswa lebih
banyak menggunakan pola penalaran induktif; 2 Pemakaian kata siswa kelas VII SMP Negeri I Polanharjo lebih banyak digunakan bentuk sederhana daripada
bentuk yang rumit kompleks. Berdasarkan jenis kata diperoleh kesimpulan bahwa kata kerja, kata benda, kata tugas, dan kata sifat merupakan bentuk yang
banyak dijumpai. Siswa cenderung menggunakan kata kerja aktif yang menyatakan makna perbuatan karena bentuk tersebut lebih mudah dipahami dan
dikembangkan. Pada kata benda, afiks pembentuk kata benda yang digunakan antara lain ke-an, per-an, dan –an. Preposisi yang sering digunakan siswa kelas
VII antara lain: di, ke, dari, dan dengan. Konjungsi yang banyak digunakan antara lain: dan, yang, karena dan untuk; 3 Pemakaian kalimat siswa kelas VII
SMP Negeri I Polanharjo berbentuk kalimat tunggal, kalimat majemuk dan kalimat bersusun. Kalimat yang paling banyak dijumpai adalah kalimat tunggal
khususnya yang berpola S-P-K. Kalimat yang digunakan ditandai dengan
26 ketidakbakuan yang berupa kalimat tak lengkap dan kalimat rancu. Kalimat
majemuk yang paling banyak digunakan adalah kalimat majemuk setara. Kalimat bersusun sudah menggunakan konjungsi subordinatif bervariasi. Berdasarkan
penelitian ini diketahui bahwa siswa belum paham bagaimana cara membuat kalimat yang baik, dan benar baik dalam membuat kalimat tunggal maupun
majemuk. Hal tersebut karena masalah kalimat belum menjadi perhatian utama dalam kegiatan mengarang siswa.
C. Kerangka Berpikir