Berdasarkan kualitas mutu, nilai kalor briket arang yang dihasilkan berkisar 5877,38 - 6502,22 kalgr. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai kalor ini
telah mencapai standar kualitas nilai kalor briket arang buatan Jepang 6000 – 7000 kalgr dan briket arang buatan Amerika 6230 kalgr, namun belum
mencapai standar kualitas nilai kalor briket arang buatan Indonesia 6814,11 kalgr dan briket arang buatan Inggris 7289 kalgr.
Pengaruh Interaksi Kehalusan Bahan dan Konsentrasi Perekat
Pada analisa sidik ragam Lampiran 1 dapat dilihat bahwa interaksi
perlakuan kehalusan bahan dan konsentrasi perekat berpengaruh tidak nyata
terhadap nilai kalor sehingga pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
2. Kadar Air Pengaruh Kehalusan Bahan
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 2 dapat dilihat bahwa perlakuan
kehalusan bahan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kadar air sehingga
pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Konsentrasi Perekat
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 2 dapat dilihat bahwa perlakuan konsentrasi perekat memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kadar air sehingga
pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Interaksi Kehalusan Bahan dan Konsentrasi Perekat
Pada analisa sidik ragam Lampiran 2 dapat dilihat bahwa interaksi
perlakuan kehalusan bahan dan konsentrasi perekat berpengaruh tidak nyata
terhadap kadar air sehingga pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
3. Kadar Abu Pengaruh Kehalusan Bahan
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 3 dapat dilihat bahwa perlakuan
kehalusan bahan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar abu
. Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR
menunjukkan pengaruh kehalusan bahan terhadap kadar abu untuk tiap-tiap
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 8. Uji LSR Efek kehalusan bahan terhadap kadar abu
Jarak LSR
Perlakuan Rataan
Notasi p
0,05 0,01
0,05 0,01
- -
- K
1
10,84 a
A 2
1,069 1,694 K
2
12,53 b
AB 3
1,121 1,527 K
3
13,20 b
B
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 dan sangat nyata pada taraf 1
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan K
1
memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap K
2
dan berbeda sangat nyata terhadap K
3
. Kadar abu tertinggi terdapat di K
3
yaitu 13,20 dan yang terendah pada perlakuan K
1
yaitu 10,84 .
Hubungan antara pengaruh kehalusan bahan terhadap kadar abu dapat
dilihat pada Gambar 3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Grafik pengaruh kehalusan bahan terhadap kadar abu
Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran partikel kehalusan bahan yang diberikan maka semakin besar pula kadar abu. Hal ini
disebabkan karena adanya pori-pori yang halus diantara ruang kosong antar partikel menyebabkan air yang terikat didalam pori-pori lebih banyak dan sulit
untuk dikeluarkan. Hal ini sesuai pernyataan Sudarmadji, dkk 1989 menyatakan kadar air tinggi, maka kadar abunya akan tinggi pula dan Soppeng 2010 dalam
penelitiannya menyatakan bahwa semakin kecil ukuran partikel kehalusan bahan briket maka semakin banyak persentase abunya. Abu yang terdapat dalam arang
merupakan kotoran yang tidak dapat terbakar. Abu ini dapat berupa tanah atau bahan mineral seperti silika
.
Berdasarkan kualitas mutu, nilai kadar abu briket arang yang dihasilkan berkisar 10,84 – 13,20 . Nilai ini belum memenuhi standar kualitas kadar abu
dari kualitas briket arang buatan Jepang 3 – 6 , briket arang buatan Indonesia 5,51 , briket arang buatan Inggris 5,9 dan briket arang buatan Amerika
8,3 .
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Konsentrasi Perekat
Dari hasil analisa sidik ragam Lampiran 3 dapat dilihat bahwa perlakuan konsentrasi perekat memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap
kadar abu. Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR
menunjukkan pengaruh konsentrasi perekat terhadap kadar abu untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel .
Tabel 9. Uji LSR Efek konsentrasi perekat terhadap kadar abu Jarak
LSR Perlakuan
Rataan Notasi
p 0,05
0,01 0,05
0,01 -
- -
P
1
11,27 a
A 2
1,069 1,694 P
2
12,14 ab
AB 3
1,121 1,527 P
3
13,14 b
B
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 dan sangat nyata pada taraf 1
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan P
1
memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap P
2
dan berbeda sangat nyata P
3
. Kadar abu tertinggi diperoleh pada perlakuan P
3
yaitu 13,14 dan yang terendah pada perlakuan P
1
yaitu 11,27 . Hubungan antara konsentrasi perekat terhadap
kadar abu dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik pengaruh konsentrasi perekat terhadap kadar abu
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi perekat yang diberikan maka semakin besar pula kadar abu. Hal ini disebabkan karena
adanya faktor terdapatnya kandungan kadar abu tepung tapioka sebesar 0,36
Anonim, 1989 dalam Ndraha, 2009 dan sifat tepung tapioka yang dapat menyerap air di udara Bahri, 2007 sehingga besarnya konsentrasi perekat
dipakai menyebabkan kadar air yang tinggi pada briket maka mempengaruhi besarnya kadar abu. Hal ini sesuai Sihombing 2006 menyatakan bahwa semakin
rendah konsentrasi perekat, maka semakin rendah pula kadar abu yang terkandung dalam perekat tersebut.
Sudarmadji, dkk 1989 menyatakan bahwa kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu
juga ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Bahan yang memiliki kadar air yang tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan terlebih dahulu, karena jika
kadar air tinggi, maka kadar abunya akan tinggi pula. Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlahnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara sempurna. Zat yang tinggal ini disebut abu. Abu briket berasal dari clay, pasir dan bermacam-
macam zat mineral lainnya. Briket dengan kandungan abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak. Selain itu, apabila briket
dimanfaatkan sebagai bahan bakar kontak langsung misalnya untuk membakar makanan, abu terbang akan menempel pada bagian luar makanan. Akibatnya rasa
makanan akan kurang sedap. Hal ini juga akan berpengaruh kepada kesehatan manusia yang ada disekitarnya.Sukandarrumidi, 2006.
Berdasarkan kualitas mutu, nilai kadar abu briket arang yang dihasilkan
Universitas Sumatera Utara
berkisar 11,27 – 13,14 . Nilai ini belum memenuhi standar kualitas kadar abu dari kualitas briket arang buatan Jepang 3 – 6 , briket arang buatan Indonesia
5,51 , briket arang buatan Inggris 5,9 dan briket arang buatan Amerika 8,3 .
Pengaruh Interaksi Kehalusan Bahan dan Konsentrasi Perekat
Pada analisa sidik ragam Lampiran 3 dapat dilihat bahwa interaksi
perlakuan kehalusan bahan dan konsentrasi perekat berpengaruh tidak nyata
terhadap kadar abu sehingga pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range LSR tidak dilanjutkan.
4. Kerapatan Pengaruh Kehalusan Bahan