ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN
SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR

Alexsandro Siahaan*, Zulkifli Nasution**, dan Agus Purwoko**
*Alumnus Mahasiswa PWD SPs USU **Dosen PWD SPs USU

Abstract: This study was analyzing the changes in agricultural land use in district Siantar Marimbun into land for housing / settlements and the compliance with the spatial plan of Pematangsiantar city; analyzing the effect of housing development to the surrounding community income in District Siantar Marimbun, and analyzing the housing development for the infrastructure development in District Siantar Marimbun. The analysis method of this study was descriptive analysis, the means difference test, and simple linear regression analysis. Respondents sampling based on probability sampling. This research concludes that during the period 2007-2011 there was a change of land use in the District Siantar Marimbun. The rice acreage in District Siantar Marimbun decreased by 165.26 hectares. Residential acreage increased by 120.36 hectares. The housing development in District Siantar Marimbun gives a positive impact to the surrounding community income. The housing development in District Siantar Marimbun have a significant positive impact on the infrastructure development. Thus the housing development in District Siantar Marimbun was able to increase the infrastructure development (construction / repair of roads, transport facilities, and trading facilities), so housing development increasing can increase the infrastructure development.

Abstrak: Kajian penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan pertanian Kecamatan Siantar Marimbun menjadi lahan perumahan/permukiman dan kesesuaian dengan RTRW Kota Pematangsiantar; menganalisis pengaruh pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat sekitar perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun, dan menganalisis pembangunan perumahan terhadap pengembangan infrastruktur di Kecamatan Siantar Marimbun. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji beda rata-rata, dan analisis regresi linier sederhana. Pengambilan sampel responden berdasarkan probability sampling.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa selama periode tahun 2007-2011 terdapat perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Siantar Marimbun. Penurunan luas areal persawahan di Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 165,26 Ha. Luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha. Pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun memberikan pengaruh yang positif terhadap pendapatan masyarakat di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan secara nyata pendapatan masyarakat sesudah adanya pembangunan perumahan dibanding sebelum pembangunan perumahan. Pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap pengembangan infrastruktur. Dengandemikianpembangunanperumahan di KecamatanSiantarMarimbunmampumeningkatkanpengembanganinfrastruktur (pembangunan/perbaikan jalan, fasilitastransportasi, dan saranaperdagangan), sehinggasemakinmeningkatpembangunanperumahanmakadapatmeningkatkanpeng embanganinfrastruktur.

Kata kunci: pembangunan perumahan, penggunaan lahan, masyarakat, infranstruktur

pendapatan

PENDAHULUAN Kota berperan sebagai suatu
wahana pemanfaatan lahanya itus ebagai

pusat produksi, distribusi, dan konsumsi dari kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kota merupakan

103


Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014

pertemuan dari aspek ekonomi, social

budaya, politis, dan sebagainya. Sebagai

tempat tinggal dan tempat bekerja bagi

sebagian penduduk dunia, kota merupakan

tempat yang dapat memberikan peluang dan

harapan untuk mendapatkan kehidupan

yang lebih baik bagi sekelompok orang.

Laju pertumbuhan penduduk

membawa konsekuensi logis diperlukannya


penambahan ketersediaan pelayanan

infrastruktur yang lebih banyak, di

manasalah satunya yang sangat penting dan

mendesak adalah masalah penyediaan

perumahan (pemukiman) bagi warganya.

Sebagai upaya untuk mengatasi

permasalahan perumahan tersebut, salah

satu alternatif yang diupayakan pemerintah

Indonesia adalah pembangunan perumahan

dalams kala besar maupun kecil.


Astuty (2005) berpendapat bahwa

berbagai kepentingan yang dilakukan

pemerintah dalam rangka pembangunan

daerah diantaranya dengan menumbuh

kembangkan

kawasan

industri,

permukiman, serta berbagai sarana dan

prasarana pendukung kegiatan ekonomi

yang pada akhirnya menuntut kebutuhan


akan lahan. Sementara itu lahan yang

tersedia didominasi oleh lahan pertanian.

Dengan demikian, luas lahan pertanian di

wilayah tersebut tentunya akan mengalami

penyempitan akibat adanya alih fungsi

lahan.

Menurut Catanese dalam Isnawati

(2006) penggunaan lahan terbesar di

perkotaan adalah untuk perumahan.

Pembangunan perumahan–perumahan baru


terus dilakukan karena permintaan akan

perumahan tersebut meningkat seiring

dengan jumlah penduduk perkotaan yang

semakin meningkat pula. Perumahan

merupakan kebutuhan dasar manusia dan

mempunyai peranan yang sangat strategis

dalam pembentukan watak serta

kepribadian bangsa, dan perlu dibina serta

dikembangkan demi kelangsungan dan

peningkatan kehidupan dan penghidupan


masyarakat. Perumahan tidak dapat dilihat

sebagai sarana kebutuhan kehidupan

semata-mata, tetapi lebih dari itu

merupakan proses bermukim manusia

dalam menciptakan ruang kehidupan untuk

memasyarakatkan

dirinya,

dan

menampakkan jati dirinya.

104


Begitu juga di Kota Pematangsiantar,

diadakannya pembangunan daerah akan

meningkatkan

permintaan

untuk

mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi

non pertanian yang juga menyebabkan

penurunan luas pertanian.Selain

diadakannya pembangunan daerah, laju

pertumbuhan penduduk di Kota


Pematangsiantar sebesar 0,4% juga

mempengaruhi terjadinya alihfungsi lahan

pertanian menjadi daerah pemukiman dan

perumahan.

Kota Pematangsiantar memiliki

kompleksitas aktivitas perkotaan yang

cukup tinggi Pada awalnya, konsentrasi

aktivitas perkotaan berada pada pusat (inti)

kota. Namun seiring dengan peningkatan

harga lahan dan kesesakan lahan di pusat


kota, terjadi pergeseran kesempatan kerja

dan pemusatan penduduk keluar kawasan

pusat kota. Hal ini mengindikasikan telah

terjadi kejenuhan terhadap ketersediaan

ruang di lokasi pusat kota. Salah satu

kecamatan di luar kawasan pusat Kota

Pematangsiantar

yang

menjadi

pengembangan kawasan perumahan adalah


Kecamatan Siantar Marimbun, yang dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kota Pematangsiantar merupakan

pengembangan kawasan perumahan

kepadatan sedang.

Kecamatan Siantar Marimbun

memiliki luas sebesar 1.806 Ha dengan

kepadatan penduduk 813 jiwa/

Hamerupakan kecamatan dengan klasifikasi

wilayah pertanian.Pada tahun 2007-2011


terdapat penurunan luas areal persawahan

di Kecamatan Siantar Marimbun sebesar

165,26 ha sedangkan luas areal

permukiman mengalami peningkatan

sebesar 120,36 Ha.

Selama periode tahun 2007-2011 luas

lahan sawah telah berkurang 165,26 Ha

atau rata-rata 41,32 Ha per tahun.

Berdasarkan data BPS Kota

Pematangsiantar Tahun 2011 menunjukkan

rata-rata produksi lahan sawah Kecamatan

Siantar Marimbun sebesar 5,97 ton/Ha

sehingga alih fungsi lahan sawah

mengakibatkan produksi lahan sawah

berkurang 246,65 ton.ha/tahun.

Salah satu penyebab bertambahnya

luas areal pemukiman adalah dengan

adanya pembangunan perumahan. Sektor

usaha formal pembangunan perumahan

Alexsandro Siahaan, Zulkifli Nasution, dan Agus Purwoko: Analisis Pengaruh…

telah berkembang secara pesat seiring dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kemampuan penyediaan perumahan bagi masyarakat.
Pengembang swasta dalam melakukan pembangunan perumahan akan membangun sarana dan prasarana infrastruktur untuk menarik minat masyarakat untuk dapat membeli dan tinggal di perumahan seperti adanya fasilitas penerangan, air bersih, telekominukasi, akses jalan dan sarana perdagangan. Selain itu pembangunan perumahan akan memberikan dampak terhadap keragaman penduduk yang tinggal di kompleks perumahan. Keragaman penduduk yang dapat terjadi di kompeks perumahan adalah keragaman dari suku, agama dan tingkat ekonomi masyarakat.
Adanya pembangunan perumahan, diharapkan dapat membantu serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya golongan ekonomi menengah kebawah serta meningkatnya pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut sehingga dapat mempercepat proses pengembangan wilayah di Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar.

METODE

Untuk menganalisis permasalahan

perubahan penggunaan lahan pertanian

Kecamatan Siantar Marimbun menjadi

lahan perumahan/permukiman dan

kesesuaian dengan RTRW Kota

Pematangsiantar menggunakan analisis

deskriptif sedangkan untuk menganalisis

permasalahan pengaruh pembangunan

perumahan

terhadap

pendapatan

masyarakat sekitar perumahan di

Kecamatan

Siantar

Marimbun,

menggunakan uji beda rata-rata untuk

sampel berpasangan (paired samples test t

test).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan Penggunaan Lahan di

Kecamatan Siantar Marimbun

Meningkatnya

jumlah

pemukiman/perumahan di Kecamatan

Siantar Marimbun tidak saja berarti

menciptakan lapangan kerja baru,

melainkan juga turut mempercepat alih

fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi

pemukiman/perumahan. Disamping itu juga

kebutuhan lahan untuk aktivitas lain di luar

pemukiman/perumahan

seperti

perdagangan dan jasa semakin besar.

Sedangkan kemajuan teknologi pertanian

belum berkembang dengan baik sehingga

menyebabkan kebutuhan perumaha dan

perdagangan/jasa di Kecamatan Siantar

Marimbun ini dari tahun ke tahun

membawa dampak pada peningkatan

permintaan lahan untuk lokasi perumahan

dan perdagangan/jasa. Mengingat sebagian

besar lahan yang ada digunakan untuk

pertanian, maka peningkatan permintaan

lahan ini berarti alih fungsi lahan pertanian.

Alih fungsi lahan merupakan

kejadian yang tidak dapat dicegah. Proses

alih fungsi lahan ini pasti terjadi hanya saja

prosesnya dapat berlangsung cepat atau

lambat tergantung dari faktor

pendorongnya. Semakin besarnya dorongan

untuk terjadinya alih fungsi lahan seperti

pada kawasan pusat pengembangan, maka

akan semakin cepat pula alih fungsi lahan

ini terjadi. Pada umumnya lahan pertanian

merupakan lahan yang paling mudah untuk

dialihfungsikan dan lahan pertanian ini juga

sangat baik untuk digunakan bagi

kepentingan lainnya seperti industri,

perdagangan/jasa dan perumahan.

Alih fungsi lahan di Kecamatan

Siantar Marimbun dapat dilihat pada Tabel

1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Perkembangan Luas Lahan

Sawah Kecamatan Siantar

Marimbun

Dirinci

PerKelurahan Tahun 2007-2011

No Kelurahan

Klasifikasi Kelurahan

Luas Lahan Sawah (Ha) 2007 2011

Bertambah/ berkurang

1.

Pematang Marihat

Pertanian

251,52 215,52

-36,00

2.

Marihat Jaya

Pertanian 90,37 57,62 -32,75

3.

Nagahuta Timur

Pertanian 110,34 108,12

-2,22

4.

Tong Marimbun

Pertanian

229,86 179,96

-49,90

5. Nagahuta Pertanian 121,47 84,17 -37,30

6. SimarimbunPertanian 291,44 284,35 -7,09

TOTAL

1.095,00929,74 -165,26

Sumber: Dinas Pertanian Kota

Pematangsiantar, 2012

Tahun 2007-2011 terdapat penurunan luas areal persawahan di Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 165,26 Ha dengan

105

Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014

luasan terbesar penurunan lahan sawah adalah Kelurahan Tong Marimbun yaitu sebesar 49,90 Ha dan yang terendah adalah Kelurahan Nagahuta Timur sebesar 2,22 Ha.
Selama periode tahun 2007-2011 luas lahan sawah telah berkurang 165,26 Ha atau rata-rata 41,32 Ha per tahun. Berdasarkan data BPS Kota Pematangsiantar Tahun 2011 menunjukkan rata-rata produksi lahan sawah Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 5,97 ton/Ha sehingga alih fungsi lahan sawah mengakibatkan produksi lahan sawah berkurang 246,65 ton.ha/tahun.

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal

Permukiman

Kecamatan

Siantar MarimbunDirinci

PerKelurahan Tahun 2007-

2011

Luas Lahan

No Kelurahan

Klasifikasi Kelurahan

Permukim (Ha)

Bertambah/ berkurang

2007 2011

1.

Pematang Marihat

Pertanian

18,22 39,99

21,77

2.

Marihat Jaya

Pertanian 134,20 170,70 36,50

3.

Nagahuta Timur

Pertanian 18,16 21,25

3,09

4.

Tong Marimbun

Pertanian

126,97 154,33

27,36

5. Nagahuta Pertanian 116,26 132,79 16,53

6. SimarimbunPertanian 20,21 35,32 15,11

TOTAL

434,02 554,38 120,36

Sumber: Dinas Pertanian Kota Pematangsiantar, 2012

Tabel 2 menunjukkan bahwa luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha. Salah satu penyebab bertambahnya luas areal pemukiman adalah dengan adanya pembangunan perumahan. Sektor usaha formal pembangunan perumahan telah berkembang secara pesat seiring dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kemampuan penyediaan perumahan bagi masyarakat.
Pada Kecamatan Siantar Marimbun, ada beberapa perumahan yang telah selesai tahap pembangunannya dan telah dihuni oleh masyarakat yakni Perumahan Sibiak (2 ha), Perumahan Marimbun Garden (1 ha) dan Perumahan Bungaran (0,75 ha) dan ada juga beberapa perumahan yang masih dalam tahap pembangunan.

Kota Pematangsiantar memiliki

kompleksitas aktivitas perkotaan yang

cukup tinggi. Pada awalnya, konsentrasi

aktivitas perkotaan berada pada pusat (inti)

kota. Namun seiring dengan peningkatan

harga lahan dan kesesakan lahan di pusat

kota, terjadi pergeseran kesempatan kerja

dan pemusatan penduduk ke luar kawasan

pusat kota. Hal ini mengindikasikan telah

terjadi kejenuhan terhadap ketersediaan

ruang di lokasi pusat kota, sehingga

diperlukan wilayah di luar pusat kota

sebagai pusat pertumbuhan. Salah satu

kecamatan di luar kawasan pusat Kota

Pematangsiantar

yang

menjadi

pengembangan kawasan perumahan adalah

Kecamatan Siantar Marimbun, yang dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kota Pematangsiantar merupakan

pengembangan kawasan perumahan

kepadatan sedang dan rendah.

Berdasarkan

RTRW

Kota

Pematangsiantar tahun 2011-2031 pasal 28

huruf b dijelaskan bahwa pengembangan

kawasan perumahan kepadatan sedang

seluas lebih kurang 1.542,88 ha, meliputi :

1) perumahan kawasan perumahan

kepadatan sedang baru diarahkan ke luar

pusat kota dan arah timur dan utara kota; 2)

perumahan kepadatan sedang ditetapkan di

Kelurahan Tong Marimbun, Pematng

Marihat, Nagihuta, BP Nauli, Tomuan,

Pardomuan, Siopat Suhu, Merdeka,

Teladan, Sukadame, Bukit Sofa, Bah

Kapul, Setia Negara, Sigulang-gulang,

Kahaean, Nagapitu, Nagapita, Pondok

Sayur, Tanjung Pinggir. Selanjutnya pasal

28 huruf c menjelaskan bahwa perumahan

kepadatan rendah seluas lebih kurang 373,8

ha, meliputi : 1) perumahan kepadatan

rendah ditetapkan di Kelurahan Nagahuta,

Marihat Jaya, Pematang Marihat, Sukaraja,

Mekar Nauli, Tanjung Pinggir dan Tambun

Nabolon; 2) pengembangan kawasan

perumahan kepadatan rendah, meliputi :

pengembangan kawasan perumahan

kepadatan rendah baru diarahkan ke

wilayah selatan kota di Kelurahan

Simarimbun, Kelurahan Tong Marimbun,

Kelurahan Nagahuta, Kelurahan Setia

Negara, Kelurahan Pematang Marihat,

Kelurahan Marihat Jaya, Kelurahan

Nagahuta Timur, Kelurahan Suka Makmur

dan Kelurahan Gurila.

106

Alexsandro Siahaan, Zulkifli Nasution, dan Agus Purwoko: Analisis Pengaruh…

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah baru diarahkan ke wilayah selatan kota di Kelurahan Simarimbun, Kelurahan Tong Marimbun, Kelurahan Nagahuta, Kelurahan Pematang Marihat, Kelurahan Marihat Jaya, dan Kelurahan Nagahuta Timur merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan Siantar Marimbun.

Pengaruh Pembangunan Perumahan terhadap Pendapatan Masyarakat Sekitar Perumahan Kecamatan Siantar Marimbun
Untuk dapat menganalisa pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat maka seperti telah dirumuskan pada kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian bahwa pengaruh pembangunan perumahan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyakarat sekitar. Untuk menguji pengaruh pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat adalah dengan membandingkan tingkat pendapatan pada dua keadaan yang berbeda yaitu pada saat sesudah pembangunan perumahan dan sebelum pembangunan perumahan. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sementara bahwa pengaruh pembangunan perumahan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat apabila ada perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat sesudah pembangunan perumahan dan sebelum pembangunan perumahan.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Pendapatan

Masyarakat Sesudah dan

Sebelum

adanya

Pembangunan Perumahan

Uraian

Nilai (Rp) t-hitung Sign

Pendapatan (Sesudah 1.668.041 40,182 0,00

Pembangunan

Perumahan) Tahun

1.995.876

2009

Pendapatan (Sebelum 327.835

Pembangunan

Perumahan) Tahun

2011

Perbedaan

Hasil

Meningkat Nyata

Sumber : Data Primer diolah, 2012

Berdasarkan hasil Tabel 3. terlihat bahwa pendapatan masyarakat secara keseluruhan sesudah dan sebelum pembangunan perumahan menunjukkan adanya perbedaan. Untuk membuktikan hipotesis tersebut di atas maka dengan menggunakan analisis uji dua sampel berpasangan dan dari statistik sampel berpasangan diketahuibahwa nilai rata-rata pendapatan sesudah pembangunan perumahan adalah Rp. 1.995.876,- per bulan dan nilai rata-rata pendapatan sebelum pembangunan perumahan adalah Rp. 1.668.041,- per bulan. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan sebesar Rp. 327.835,- per bulan.
Dengan menggunakan analisa uji dua sampel berpasangan, maka yang perlu diketahui adalah apakah ada perbedaan rata-rata pendapatan sesudah pembangunan perumahan dan sebelum pembangunan perumahan dengan tingkat signifikansi 0.05. Sehingga dari table output analisis SPSS diperoleh Nilai t hitung adalah 40,182 dan P-value 0,000. Nilai t table dapat dilihat pada table statistik pada signifikansi 0.05 : 2 = 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df)n-1 atau 97-1 = 96, maka hasil yang diperoleh untuk ttabel adalah 1,994
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa : t hitung > t table (40,182 > 1,994). Kesimpulan dari hasil uji dua sampel berpasangan menunjukkan bahwa Ho ditolak atau hipotesis ini (Ha) diterima yaitu ada perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat sesudah pembangunan perumahan dibandingkan sebelum pembangunan perumahan. Dapat pula diketahui dari hasil perhitungan SPSS bahwa rata-rata pendapatan masyarakat sesudah pembangunan perumahan lebih tinggi daripada rata-rata pendapatan sebelum pembangunan perumahan Hasil ini memberikan arti bahwa pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun memberikan dampak positif dalam peningkatan pendapatan masyarakat sekitar.

Pengaruh Pembangunan Perumahan

terhadapPengembangan Infrastruktur di

Kecamatan Siantar Marimbun

Pembangunan

perumahan

diharapkan dapat meningkatkan pelayanan

107

Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014

kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan

kepada masyarkat Kecamatan Siantar

Marimbun dapat dilakukan dengan

meningkatkan

sarana

prasarana

infrastruktur yang meliputi jalan, fasilitas

transportasi dan sarana perdagangan di

Kecamatan Siantar Marimbun Kota

Pematangsiantar sehingga masyarakat

merasa adanya manfaat dari pembangunan

perumahan tersebut. Berdasarkan hasil

penelitian maka dapat dilihat hasil analisis

regresi linier sederhana tanggapan

masyarakat terhadap pengembangan

infrastruktur (perkembangan jalan, fasilitas

transportasi dan sarana perdagangan) di

Kecamatan Siantar Marimbun Kota

Pematangsiantar sesudah adanya

pembangunan perumahan.

Uji hipotesis dengan menggunakan

persamaan regresi linier sederhana,

dibentuk fungsi persamaan pembangunan

perumahan terhadap pengembangan

infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun.

Seluruh varaibel tersebut secara serentak

dimasukkan ke dalam persamaan regresi

sederhana, diperoleh hasil sebagai berikut :

Y = 1,354 + 0,585 PP

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier

Sederhana

Variabel

Koefisien t-hitung Signifikan

Konstanta Pembangunan Perumahan R2 t-tabel F-hitung F-tabel tn *

1,354 0,585

11,152*

0,567 1,994 124,357 3,94 Tidak nyata Nyata

0,000

Sumber : Data Primer diolah, 2012
Dari Tabel 4. di atas dapat di interpretasikan sebagai berikut. 1. Nilai a = 1,354 atau konstanta regresi,
yang berarti jika tidak ada nilai varaibel bebas, dalam hal ini pembangunan perumahan sama dengan 0 (nol) maka nilai pengembangan infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 1,354. 2. Berdasarkan uji F dari penghitungan model statistik regresi linier sederhana, diperoleh nilai F-hitung > F table
108

(124,357 > 3,94), hal tersebut

menunjukkan varaibel pembangunan

perumahan

mempengaruhi nilai

pengembangan infrastruktur Kecamatan

Siantar Marimbun.

3. Koefisien determinan R squared (R2) =

0,567, artinya variasi variabel bebas

pembangunan perumahan mampu

menjelaskan variasi varaibel terikat

pengembangan infrastruktur sebesar

56,7 % sedangkan sisanya sebesar

43,3% dijelaskan varaibel lain tetapi

tidak disertakan dalam model

persamaan estimasi.

4. Pembangunan perumahan memberikan

pengaruh yang positif dan signifikan

pada pengujian α 5% terhadap

pengembangan infrastruktur Kecamatan

Siantar Marimbun, di mana nilai t-

hitung lebih besar dari t-tabel (11,152 >

1,1994). Dengan demikian H0 ditolak

dan Ha diterima, yaitu pembangunan

perumahan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengembangan

infrastruktur Kecamatan Siantar

Marimbun.

Meningkatnya

pengembangan

infrastruktur dapat dilihat dari hasil

deskripsi variabel pengembangan

infrastruktursecara rata-rata mayoritas item

pertanyaan pengembangan infrastruktur

dijawab responden dengan menjawab

sangat baik sebesar 7,22 % ; baik sebesar

23,37%; cukup baik sebesar 59,44%;

kurang baik sebesar 9,97%; sedangkan

yang menjawab tidak baik tidak ada. Hasil

ini menunjukkan bahwa variabel

pengembangan infrastruktur sudah cukup

baik karena tanggapan responden yang

menjawab kurang baik hanya 9,97%.

Berdasarkan hasil analisis net balance

(selisih bersih) jawaban sangat baik dan

baik dikurangi jawaban kurang baik dan

tidak baik secara rata-rata tanggapan

responden tentang pengembangan

infrastruktur menunjukkan hasil positif dan

mendapat tanggapan 30,59% mendukung

pertanyaan yang diajukan. Hal ini

menunjukkan bahwa bahwa pengembangan

infrastruktur terlaksana cukup baik. Artinya

pengembangan infrastruktur yang dilakukan

secara umum sudah dapat diterima

masyarakat sekitar, seperti adanya

pembangunan/perbaikan jalan, adanya

Alexsandro Siahaan, Zulkifli Nasution, dan Agus Purwoko: Analisis Pengaruh…

fasilitas transportasi dan adanya perkembangan sarana perdagangan setelah pembangunan perumahan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan yang

diperoleh dari penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut

1. Selama periode tahun 2007-2011

terdapat perubahan penggunaan lahan

di Kecamatan Siantar Marimbun.

Penurunan luas areal persawahan di

Kecamatan Siantar Marimbun sebesar

165,26 Ha. Luas areal permukiman

mengalami peningkatan sebesar 120,36

Ha dan perubahan penggunaan lahan di

Kecamatan Siantar Marimbun masih

sesuai dengan RTRW Kota

Pematangsiantar.

2. Pembangunan

perumahan

di

Kecamatan Siantar Marimbun

memberikan pengaruh yang positif

terhadap pendapatan masyarakat di

sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari

adanya perbedaan secara nyata

pendapatan masyarakat sesudah adanya

pembangunan perumahan dibanding

sebelum pembangunan perumahan

Dengan demikian pembangunan

perumahan di Kecamatan Siantar

Marimbun mampu meningkatkan

ekonomi masyarakat sekitarnya,

sehingga perkembangan pembangunan

perumahan dapat meningkatkan

ekonomi masyarakat sekitarnya.

3. Pembangunan

perumahan

di

Kecamatan Siantar Marimbun

memberikan pengaruh yang signifikan

positif terhadap pengembangan

infrastruktur. Dengan demikian

pembangunan

perumahan

di

Kecamatan Siantar Marimbun mampu

meningkatkan

pengembangan

infrastruktur (pembangunan/perbaikan

jalan, fasilitas transportasi, dan sarana

perdagangan), sehingga semakin

meningkat pembangunan perumahan

maka

dapat

meningkatkan

pengembangan infrastruktur.

SARAN Berdasarkan kesimpulan
diperoleh dari penelitian ini disarankan sebagai berikut

yang dapat

1. Walaupun pendapatan masyarakat

sekitar meningkat dan adanya

pengembangan infrastruktur sesudah

pembangunan

perumahan

di

Kecamatan Siantar Marimbun. Namun

perlu ada kebijakan dari Pemerintah

Kota Pematangsiantar dalam membuat

kebijakan alih fungsi lahan yang layak

di alih fungsikan dengan

mempertimbangkan

faktor

kemamapuan dan kesesuaian lahan

karena selama periode tahun 2007-2011

luas lahan sawah telah berkurang

165,26 Ha atau rata-rata 41,32 Ha per

tahun. Berdasarkan data BPS Kota

Pematangsiantar Tahun 2011

menunjukkan rata-rata produksi lahan

sawah Kecamatan Siantar Marimbun

sebesar 5,97 ton/Ha sehingga alih

fungsi lahan sawah mengakibatkan

produksi lahan sawah berkurang 246,65

ton.ha/tahun.

2. Pembangunan

perumahan

di

Kecamatan Siantar Marimbun

memberikan pengaruh yang positif bagi

masyarakat sekitarnya karena dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Untuk itu kepada masyarakat sekitar

agar dapat memanfaatkan keberadaan

pembangunan perumahan sebagai

sarana untuk kesempatan berusaha dan

kesempatan bekerja.

3. Pemerintah Kota Pematangsiantar dan

pihak pengembangan perumahan harus

dapat

mensinergikan

pola

perkembangan sarana dan infrastruktur

dalam proyek pembangunan perumahan

dan pembangunan sarana dan

infrastruktur yang dibiayai pemerintah

Kota Pematangsiantar.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian.

Rineka Cipta, Jakarta.

Badan

Pusat

Statistik

Kota

Pematangsiantar. 2009. Kota

Pematangsiantar Dalam Angka,

2009.

Badan

Pusat

Statistik

Kota

Pematangsiantar. 2010. Kota

Pematangsiantar Dalam Angka,

2010.

Badan

Pusat

Statistik

Kota

Pematangsiantar. 2011. Kota

109

Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014

Pematangsiantar Dalam Angka,

2011.

Badan

Pusat

Statistik

Kota

Pematangsiantar.2008. Indikator

Kesejahteraan Rakyat Kota

Pematangsiantar.

Badan Perencana Pembangunan Daerah

Kota

Pematangsiantar.2010.

Laporan Bappeda Kota

Pematangsiantar.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program

SPSS. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. Semarang.

Hadjisarosa. 1994. Konsep Dasar

Pengembangan Wilayah di

Indonesia dalam Prisma No.8,

Jakarta.

Isnawati, I. 2006. Peran Developer dalam

Penyediaan Rumah Sederhana di

Kota Semarang. Skripsi Jurusan

Perencanaan Wilayah dan Kota.

Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro. Semarang. Tidak

Dipublikasikan.

Kantor Dinas Pertanian Kota

Pematangsiantar, 2012

Koestoer, Raldi Hendro, dkk., ed. 2001.

Dimensi Keruangan Kota: Teori

dan Kasus. Jakarta: UI Press.

Miraza, Bachtiar Hassan. 2005.

Perencanaan dan Pengembangan

Wilayah, Ikatan Sarjana Ekonomi

Indonesia Cabang Bandung-

Koordinator Jawa Barat,

Bandung.

Miraza, Bachtiar Hassan. 2005. Peran

Kebijakan Publik dalam

Perencanaan Wilayah. Wahana

Hijau. Jurnal Perencanaan dan

Pengembangan Wilayah. Vol.1

Nomor 2 Desember 2005.

Mulyanto, H.R. 2008. Prinsip-prinsip

Pengembangan Wilayah. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Nugroho, Iwan dan rokhmin Dahuri. 2004.

Pembangunan

Wilayah:

Perspektif Ekonomi, Sosial dan

Lingkungan. Jakarta: LP3ES.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian

Untuk Guru, Karyawan dan

Peneliti Pemula. Alfabeta,

Bandung.

Samosir, W. 2009. Perkembangan

Perumahan di Sebelah Barat dan

Timur Kota Medan (Studi Kasus

Kecamatan Medan Sunggal dan

Kecamatan Medan Denai). Skripsi

Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera

Utara,

Medan.

Tidak

Dipublikasikan.

Sangadji, E,M. danSopiah. 2010.

MetodologiPenelitian.

PendekatanPraktisdalamPenelitian

.Andi Yogyakarta.

Simanungkalit, N. 2011. Analisis

Pembanguna

Perumahan

Silangkitang (Pagar Beringin

Permai) terhadap Pengembangan

Wilayah Kecamatan Sipoholon

Kabupaten Tapanuli Utara. Tesis

Program Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara, Medan. Tidak

Dipublikasikan.

Sirojuzilam. 2005. Regional Planning dan

Development. Wahana Hijau.

Jurnal Perencanaan dan

Pengembangan Wilayah. Vol.1

Nomor 1 Agustus 2005.

________ dan Mahalli, K. 2010. Regional,

Pembangunan, Perencanaan dan

Ekonomi. USU Press, Medan.

Soegijiko, S. 1997. Bunga Rampai

Perencanaan

Pembangunan

Indonesia. Grasindo, Jakarta.

Sudjana. 1996. Metode Statistik, Tarsito,

Bandung

Tarigan, E.D. 2001. Pengaruh

Pembangunan Perumnas III

Simalingkar terhadap Sosial

Ekonomi di Daerah Sekitarnya.

Tesis Program Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara,

Medan. Tidak Dipublikasikan.

Tjondronegoro, Soediono MP. 1996. Dua

Abad Penguasaan Tanah. Jakarta:

Gramedia.

Wibowo, R. Soetrisno. 2004. Konsep, Teori

dan Landasan Analisis Wilayah.

Bayu Media Publishing, Malang

110