Pendampingan Orangtua Dengan Aktivitas Anak Menonton Televisi (Studi Kasus pada Keluraga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar)

PEDOMAN WAWANCARA

  

(Dilaksanakan dengan teknik wawancara mendalam)

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK

MENONTON TELEVISI

  

(Studi Kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan

Siantar Utara, Pematangsiantar)

Oleh : Julius O. Situmorang (100904041)

  Bagan I : DATA UMUM ORANGTUA DAN ANAK

a. Data Orangtua

  1. Nama Ayah : Agus

  2. Nama Ibu : Tri Handayani

  3. Umur Ayah : 39 tahun

  4. Umur Ibu : 36 tahun

  5. Agama : Islam

  6. Suku bangsa : Jawa

  7. Pekerjaan Ayah : Pegawai swasta

  8. Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

  9. Pendidikan Ayah : S1

  10. Pendidikan Ibu : S1

b. Data Anak

  1. Nama : Roro Resworo Aulia Putri

  2. Nama panggilan : Roro

  3. Umur : 10 tahun

  4. Jenis kelamin : perempuan

  5. Anak ke 1 dari 3 bersaudara

  Bagan II : PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ORANG TUA 1.

  Pengetahuan Orangtua mengenai isi media Peneliti : Selamat sore kak, aku panggil kakak aja kak boleh? Narasumber : Selamat sore dek, oh boleh boleh, biar lebih akrab ya Peneliti : haha iya kak, maaf, nama lengkap kakak dan abang siapa ya kak? Narasumber : Nama ku Tri Handayani dek, Peneliti : Kalo abang kak? Narasumber : Abangmu Agus namanya Peneliti : Ok kak, sebelumnya saya mau tanya, apakah kakak dan abang adalah orangtua yang mendampingi anak ketika menonton tv? Maksudku mengawasi dan mengontrol gitu kak

  Narasumber : Oh iyalah dek, tapi lebih sering aku, kan abangmu kerja kan, paling waktu dia udah dirumah kan baru bisa dampingi Peneliti : Oh baiklah kak, saya akan mulai pertanyaan saya terkait penelitian saya mengenai pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton televisi kak. Narasumber : Oh boleh boleh dek. Peneliti : Ok kak, pertama, apakah kakak mengetahui jenis isi media yang disiarkan kak? Narasumber : iya saya tahu, ada yang isinya beritakan, ada hanya untuk hiburan, ada yang fiktif, ada realita, ada iklan juga, seperti itu kan? Peneliti : Ok kak, ok kak. Kalau kakak tahu mengenai isi media, kakak tahu nggak sih dampak atau akibat yang ditimbulkannya?

  Narasumber : Oh, tentu tahu dek. Kayak kekerasan kan berdampak pada psikologis anak kan, sikap dan tingkah laku anak. Kalo kayak yang mendidikkan pasti juga berpengaruh positif kepada bertambahnya pengetahuan si anak

  Peneliti : Nah, kakak tahu dampaknya, kakak tetap izinkan nggak sih anak nonton TV?

  Narasumber : Saya izinkan tapi pada posisi saya ada disamping mereka untuk mengarahkan dek. Contohnya kalo film kartun anak dihukum, saya jelaskan kalau anak itu dihukum karena dia berbuat salah, kalo nggak salah yah tidak dihukum. Intinya saya izinkan kalo saya ada, kalo saya tidak ada pasti saya matikan. Kalo saya izinkan pun yah menonton dvd kartun yang saya tahu isinya tidak ada hal negatif. Peneliti : Lalu alasan kakak mengizinkan anak nonton TV kak? Narasumber : Untuk mendapatkan dampak positifnya aja dek, terutama hiburan dek, karena untuk menghilangkan rasa jenuh di sekolah kan, tapi nggak lepas dari dampak untuk mendidik dan menambah pengetahuan juga dek. Peneliti : Apakah kakak tahu siaran yang diperuntukkan bagi anak-anak? Narasumber : Oh kebetulan saya pakai tv berbayar dimana ada channel khusus anak- anak kan. Jadi orangtua lebih dimudahkan untukmengizinkan anak nonton

  TV, apalagi di channel itu ada pendidikan nya juga. Kalaupun tidak sedang nonton siaran itu, biasanya kan ada diberitau logo untuk anak-anak atau logo dewasa maupun bimbingan orangtua. Kalo lagi ada saya dan abangmu, saya izinkan nonton tayangan bimbingan orangtua contohnya berita kan, atau film apa gitu, tapi tetap saya pasti arahkan mereka dari tayangan itu. Tapi kalo pun tayangan bimbingan orangtua yang ada kekerasan didalamnya pasti kami ganti channel atau matikan televisi. Peneliti : Oh begitu ya kak, ada tindakan tegas yang kakak buat ya untuk hal tertentu yang tidak bisa kompromi Narasumber : iya dek, karena anak-anakku ini masih kecil juga kan, gampang dipengaruhi apalagi kalo ditonton secara terus menerus.

2. Bagaimana orangtua mendampingi anak menonton Televisi

  Peneliti : Lalu, pendampingan terhadap anak kakak, sejak kapan? Narasumber : Oh itu mulai 5 tahun dek, kayak anakku paling kecil baru aja mengenal

  TV, gitu juga anak ku yang SD ini, si Roro, mulai umur 5 tahun, Peneliti : Ok kak. Berapa lama sih kakak izinkan anak kakak nonton televisi? Narasumber : Paling banter itu 4 jam dek, itu pun udah lama kali dek. Karena sebelum sholat magrib pasti sudah saya matikan TV, nggak boleh nonton lagi. Jadi kadang nonton mulai jam 3 lah sampe sekitar jam 6, tapi paling lama 4 jam tidak boleh lebih.

  Peneliti : Paling lama 4 jam tapi rata-rata lebih kurang 3 jam ya kak perhari. Gimana kalo hari minggu kak? Narasumber : Oh kalo hari minggu paling pagi sebentar dek, karena hari minggu biasanya kami keluar rumah rekreasi gitu, ntah ke kebun binatang, pulang sore lah kan itu pun tidur itu mereka, kadang nonton, ga tentu dek. Jadi kalo minggu kadang nggak nonton sama sekali, kalo pun nonton hanya sebentar, yang pasti kalo nonton tidak lebih dari 4 jam

  Peneliti : Oh gitu, pernah nggak kakak atau abang tidak mendampingi anak waktu nonton TV? Narasumber : Pernah lah dek, walau ibu rumah tangga, kakak kan juga harus beres-beres rumah kan hahaha Peneliti : Kakak tetap izinkan anak nonton walau kakak nggak mendampingi? Narasumber : Terkadang saya izinkan juga dek, tapi tetap saya kontrol, sesekali saya liat, lalu saya lanjut beres rumah lagi toh dek Peneliti : Ketika tidak ada kakak maupun abang, acara apa yang kakak perbolehkan untuk ditonton? Narasumber : Kalo tidak ada orangtua, hanya film kartun yang menghibur atau mendidik tok dek Peneliti : Tapi di kartun pun ada kekerasan juga loh kak contohnya tom and jerry, naruto, itu bagaimana sikap kakak? Narasumber : Oh iya, mereka suka juga kan Tom and Jerry , nah saya pakai logika, contohnya gini, saya tau ada kekerasan di tom and jerry, jadi saya dampingi dulu awal mereka nonton itu, saya bilang “lihat nak kenapa si jerry nya di tangkap, dihukum? Itu karena mencuri kan, makanya jangan mencuri, jadi kalian tidak boleh mencuri ya kalau tidak mau dihukum. Kalo kalian tahu ada yang mencuri, adek atau kakak, nggak boleh main pukul, lebih baik kalian beritahu mama,papa atau guru dulu. Karena mencuri dan pukul itu tidak baik”. Begitu saja ajarkan, berulang-ulang, jadi sekarang kalo pun tidak saya dampingi ketika nonton kartun kayak tom and jerry, mereka sudah ngerti mana yang boleh dan tidak boleh dibuat. Peneliti : Oh baiklah kak, jadi waktu lagi kumpul semua, acara apa yang kakak kasih tonton? Narasumber : Saya lebih sering kasih mereka selain kartun ya acara musik dek Peneliti : Alasan kakak memberi mereka acara musik apa kak? Narasumber : Refreshing otak dek, karena musik lebih mudah buat nyaman kan Peneliti : Oh gitu ya kak, tadi kakak juga bilang boleh nonton fim bimbingan orangtua tetapi selama kakak atau abang ada itu gimana? Apakah abang kakak izinkan anak nonton TV yang nggak sesuai umur kak?

  Narasumber : Sesekali aku izinkan nonton film yang perlu bimbingan ekstra aku rasa, contohnya Superman, itu banyak aksi dewasa nya kan, tapi aku ajak untuk lihat sisi positifnya yaitu pahwalan yang mau membantu orang lain, sisi negatifnya kayak perkelahian dan adegan belum sesuai umur yah kita beri penjelasan atau kita lewatkan percepat adegan juga dek kalo udah terlalu. Yang pasti harus ada bimbingan dari kami, sebenarnya tujuannya agar anak tidak monoton juga tapi tetap isinya harus positif. Peneliti : Jadi sebisa mungkin, kakak disamping anak waktu nonton TV kak? Narasmuber : Semampuku iya dek, kalo pun tidak itu karena film anak-anak dan aku sudah tahu muatan film itu, atau film yang sama yang sudah pernah kuberi pendampingan

  Peneliti : Gimana proses kakak mendampingi anak waktu nonton TV kak? Apakah kakak yang duluan memulai obrolan mengenai suatu berita atau si anak bertanya duluan?

  Narasmuber : Kami sih aktif dek, baik orangtua maupun anak. Jadi dinamis dia, haha 3. Hubungan orangtua dengan anak meliputi:

  Peneliti : Gimana sih bentuk komunikasi abang kakak ke anak, terbuka kah, tertutup atau gimana? Narasumber : Kalau kami terbuka dek, apapun itu diceritakan atau tanyakan. Jadi anak kalau ada yang mau ditanya yah ditanya tanpa segan ke kakak atau abangmu

  Peneliti : Contohnya bisa disebutkan kak?

  Narasumber : Contohnya film tom and jerry tadi, anak-anak ini mau nanya kenapa si jerry di kejar-kejar gitu, atau ada acara di channel anak-anak yang berbahasa inggris, atau berhitung, mereka kadang bertanya ke aku, 5 ditambah 5 kenapa bisa 10? Sebaliknya kadang aku yang bertanya bahasa inggrisnya kursi apa? Seperti itu sih aku buat kemereka. Peneliti : Oh berarti kakak dan abang serta anak tergolong aktif dan komunikatif ya Narasumber : Bisa dikatakan seperti itu dek Peneliti : Sering nggak sih dia nanya atau protes tentang acara gitu kak? Kita bahas mengenai Roro yang SD ya kak Narasumber : Wooo iya dek, walau cewek mereka ini semua, nggak cuma Roro, semua nggak suka itu sinetron, apalagi kalau lihat yang rok pendek, pasti mereka bilang itu orang nggak baik, nggak bagus ditonton. Masak anak SMA boleh pakai lipstik ke sekolah seperti itulah kira-kira dek. Peneliti : Ohhh hahaha, ok kak. Apakah kakak dan abang merasa penting mendampingi anak nonton TV? Narasumber : Sangat-sangat penting dek, karena umur mereka ini kan rawan, mudah dimasuki informasi, makanya saya rasa perlu didampingi untuk membantu mereka mencerna mana yang baik dan tidak baik untuk diterima

  Peneliti : Berarti Roro ini menerima masukan kakak, arahan kakak dan abang ya, misalnya jangan mencuri atau jangan memukul Narasumber : Iya dek dia tipe nurut orangtua kok. Tapi, kata jangan itu harus disertai alasan kenapa supaya membantu si anak untuk lebih mudah menerima masukan dari kita dek.

4. Tanggapan dan perasaan orangtua dalam mendampingi anak menonton televisi

  Peneliti : Kakak nyaman nggak mendampingi anak nonton TV? Narasumber : Saya nyaman toh dek, namanya juga anak saya, juga saya anggap saat bersama anak dek. Saya merasa bertanggung jawab mengenai perilaku mereka makanya harus saya dampingi dek. Itulah kenapa TV itu saya letak satu aja dibawah, supaya semua aktivitas menonton lebih mudah saya perhatikan. Apalagi kita tahu dampak negatif TV ini sangat besar kan, terlepas dari dampak positifnya, makanya benar-benar harus diperhatikan terutama untuk anak-anak yang masih rawan menerima informasi dek.

5. Hambatan yang ditemui orangtua selama mendampingi anak menonton televisi

  Peneliti : Apa yang menjadi hambatan kakak dan abang selama monton TV? Narasumber : Kalo si abang sih karena dia kerja jadi waktu mendampinginya nggak bisa terlalu lama kan dek, apalagi waktu menonton hanya sampai sebelum sholat magrib, jadi kalo si abang belum pulang yah nggak mendampingi, kalo pulang cepat, jam 5 nih yah sekitar sejam sih mendampinginya. Kalo saya sendiri yah nggak ada dek, toh saya juga seharian dirumah kan, paling ketika saya lagi beres-beres rumah saya nggak mendampingi penuh dek.

  Bisa dibilang masalah waktu sih dek. Peneliti : jadi masalah keinginan bukan jadi hambatan? Kan mungkin kadang malas juga Narasumber : kalo saya rasa nggak hambatan buat saya toh, saya justru nyaman kok bisa sama anak-anak ku hahaha.

  ..

  Bagan III : PERILAKU ANAK

A. Wawancara dengan orangtua 1.

  Apakah anak mudah dipengaruhi oleh media? Peneliti : Apakah anak kakak ini mudah dipengaruhi media? Narasumber : Kalo dibilang mudah nggak dek, tapi bisa dipengaruhi bisa dibilang iya dek,

2. Acara apa yang paling diminati anak untuk ditonton?

  Peneliti : Acara apa yang paling diminati anak ditonton kak? Narasumber : acara channel kartun itu dek ,oggy, spongebob dek dan channel musik 3.

  Apakah anak menonton acara yang sama secara terus-meneurs, atau dinamis? Peneliti : Apakah roro ini nontonnya itu terus atau gimana kak? Narasumber : Kalau Roro ini tipe yang mengalah, apa yang mau ditonton adeknya dia ikut, jadi dia nonton dinamis, jadi tidak mudah terpengaruh

  4. Apakah respon anak positif atau negatif terhadap pendampingan orangtua saat menonton televisi? Peneliti : Respon anak ke kakak dan abang gimana kak? Dia respon positif atau nggak? Narasumber : Saya rasa sih respon positif dari Roro, ketika aku bilang nonton sinteron ga boleh, dia tanya alasan dan aku jelaskan, dia terima dan tidak akan dilakukannya itu. Gitu dek,

  Peneliti : Oh dia merespon positif setiap masukan kakak dan abang berarti ya Narasumber : iya dek, dia tanya boleh apa nggak, kami beritau dan kami kasih alasannya sampai dia terima, dia ikuti pasti. Dia tipe penurut sama orangtua dek

5. Bagaimana perilaku anak yang menonton televisi setelah didampingi orangtuanya?

  Peneliti : Gimana sih perilaku anak setelah kakak dampingi kak? Narasumber : Sampe sekarang sih positif-positif aja yang aku liat perilaku Roro ini karena aku rasa aku juga dampingi sejak dia kecil kan, hubungan kami, orangtua-anak juga dekat dek, jadi komunikatif, terbukalah satu-sama lain, nggak ada yang ditutupi. Masalah disekolah juga dia ceritakan, jadi terkontrol setiap tingkah laku dia dek. Mudah-mudahan seterusnya gini hahaha

  6. Setelah mendapat dampingan dari orangtua, apakah anak menjadi lebih kritis dalam memahami isi media, tidak gampang terpengaruh dan menyeleksi acara televisi? Peneliti : Amin, haha. Terus kak, sekarang si anak gampang terpengaruh sama televisi nggak? Narasumber : Nggak gampang dek, toh dia sekarang udah tau mana yang boleh dia tonton dan tidak, dia juga jadi nggak suka tayangan yang tidak sesuai umurnya. Tapi dikatakan begitu juga toh saya harus tetap mendampingi sampai dia benar-benar mengerti kan

  Peneliti : Ohh gitu, dia lebih kritis nggak kak mengenai isi media? Narasumber : Yah iya lah, wong dia kalo liat cewek sinetron SMA nggak suka, pasti diganti dia, gosip-gosip juga. Cuma kartun sama musik aja dek Peneliti : Ok makasih banyak kak Narasumber : Ok dek, sukses ya penelitiannya

B. Wawancara dengan Anak

  Peneliti : Halo Roro Narasumber : Halo bang Peneliti : Roro, kamu suka nggak nonton TV? Narasumber : Suka bang hhehe Peneliti : Oh gitu, kenapa kamu suka? Narasumber : Lucu bang, kayak film spongebob, oggy juga Peneliti : Oh gitu, karena lucu ya, kalo siaran musik? Narasumber : Suka dengar musik juga bang tapi lebih suka kartun Peneliti : Mama atau papa sering nggak sih nemani adek nonton TV? Narasumber : Paling sering mama, papa kalo pulang kerja aja Peneliti : Mama papanya cerewet nggak kalo lagi nonton sama adek? Narasumber : nggak bang, tapi sering ajari aku, nanya juga Peneliti : oh hahaha, adek senang nggak mama nemani adek nonton? Narasumber : iya bang Peneliti : Adek suka nonton sinetron? Narasumber : Enggak bang Peneliti : Kenapa adek ga suka? Narasumber : Nggak bagus filmya bang, nggak enak Peneliti : Oh ok dek, kok nggak bagus? Narasumber : disekolah kami manaboleh pakai rok pendek, dilarang guru bang, disinetron boleh Peneliti : Oh gitu ya dek hahaha, makasih ya Roro ya Narasumber : iya bang.

PEDOMAN WAWANCARA

  

(Dilaksanakan dengan teknik wawancara mendalam)

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK

MENONTON TELEVISI

  

(Studi Kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan

Siantar Utara, Pematangsiantar)

Oleh : Julius O. Situmorang (100904041)

  Bagan I : DATA UMUM ORANGTUA DAN ANAK

a. Data Orangtua

  1. Nama Ayah : B. Simarmata

  2. Nama Ibu : S. Br Purba

  3. Umur Ayah : 48 tahun

  4. Umur Ibu : 53 tahun

  5. Agama : Kristen

  6. Suku bangsa : Batak Toba

  7. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

  8. Pekerjaan Ibu : Wirasawasta

  9. Pendidikan Ayah : SMA

  10. Pendidikan Ibu : SD

b. Data Anak

  1. Nama : Samuel Simarmata

  2. Nama panggilan : Sam

  3. Umur : 12 tahun

  4. Pendidikan : kelas 5 SD

  4. Jenis kelamin : Laki-laki

  5. Anak ke 2 dari 2 bersaudara

  Bagan II : PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ORANG TUA 6.

  Pengetahuan Orangtua mengenai isi media Peneliti : Selamat sore namboru, maaf mengganggu, saya mau izin wawancara boleh namboru? Narasumber : Selamat sore nak, ya , apa itu? Peneliti : gini namboru, ada penelitian ku mengenai pendampingan orangtua dengan aktivitas anak nonton televisi namboru. Sebelumnya, namboru membimbing atau mengawasi anak namboru nonton tidak?

  Narasumber : ohhh, boleh lah boleh. Iyalah ku awasi anakku ini Peneliti : ok namboru, pertama nama lengkap namboru dan amangboru apa? Narasumber : Namaku S. Br Purba, amangboru B. Simarmata Peneliti : Ok namboru, namboru ikut mengawasi anak, kalo amangboru? Narasumber : Cuma aku da bah, amangboru nggak ada lagi (pisah) Peneliti : Oh maaf namboru, saya akan mulai pertanyaan saya terkait penelitian saya mengenai pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton televisi kak. Narasumber : ya, ya. Peneliti : pertama, apakah namboru mengetahui jenis isi media yang disiarkan kak? Narasumber : yang kutau Cuma berita lah untuk kasitau informasi kan, hiburan itu kayak

  YKS, OVJ si sule itu, gitu-gitulah Peneliti : Nah namboru, dari yang namboru bilang tadi, tau nggak namboru ada akibat dari nonton itu, misalnya nonton berita apa gunanya, positif negatifnya namboru

  Narasumber : Oh kalo kayak gitu kurasa berita dampaknya positifnya banyak, kalo kayak YKS yah untuk hiburan ku ajanya, tapi aku sering nonton berita lah.

  Kami juga jarang nonton TV Peneliti : itu dampaknya kayak namboru bilang, namboru tetap izinkan nggak sih anak nonton TV? Narasumber : Kukasih nya, tapi sabtu minggu aja kukasih si Sam ini nonton, sabtu pun malam Peneliti : Lalu alasan namboru mengizinkan anak nonton dan kenapa cuma sabtu minggu? Narasumber : Untuk hiburan dia sama biar tau informasi dari berita aja, kukasih sabtu minggu supaya jangan terfokus kali dia dengan TV itu, nggak bagus nanti kalo terlalu banyak nonton, banyak kali nggak bagus da bah. Karena aku kerja kan sampe jam 5 sore jualan di pajak, dia pulang sekolah nemani akulah. Jadi sabtu minggu aja kukasih. Kalo minggu aku jualan dirumah

  Peneliti : Apakah namboru tahu siaran yang diperuntukkan bagi anak-anak? Narasumber : Acara yang mendidik aja sama kartun lah untuk menghibur dek, kayak si

  Sam ini lebih banyak berita nya kami nonton, tapi kartun juga kadang 7. Bagaimana orangtua mendampingi anak menonton Televisi

  Peneliti : Lalu, pendampingan ke anak namboru itu sejak kapan namboru? Narasumber : Sejak dia kecil lah, lupa pun aku, waktu dia udah mulai tahu nonton lah, sejak dari SD lah dek Peneliti : Oh gitu ya namboru, berapa lama namboru kasih si Sam ini nonton Narasumber : Kalo malam minggu, dari jam 7 sampe jam 9 lah kukasih dia nonton samaku, siap itu tidur lah dia.

  Peneliti : Berarti kira-kira 2 jam ya namboru, kalo hari minggu gimana namboru? Kan libur itu namboru. Narasumber : Cuma kalo hari minggu siap gereja, boleh lah dia nonton sore, film kartun, itupun jam-jam 6 udah selesai dia nonton, karena TV Cuma satu kan, gantian lah dia nonton sama kakaknya.

  Peneliti : Oh gitu, pernah nggak namboru tidak mendampingi anak waktu nonton TV?

  Narasumber : Yah pernah lah, kalo hari minggu sore kan, nggak bisalah terus kutemani Peneliti : Trus, namboru tetap izinkan anak nonton walau namboru nggak mendampingi? Narasumber : Kuizinkan juga dek, tapi acara tertentu aja Peneliti : Jadi waktu namboru nggak bisa nemani, acara apa yang namboru perbolehkan untuk ditonton? Narasumber : Kalo nggak ada aku disampingnya, acara yang nggak ada kekerasannya lah, yang aman-aman aja, karena takutku dia jadi terpengaruh kan, kartun lah hari minggu dia tonton

  Peneliti : Tapi di kartun pun ada kekerasan juga itu gimana namboru? Narasumber : Mau kartun atau film apapun itu, kubilangnya kedia, mukul itu nggak ada bagus, nggak boleh dilakukan, bisa kenak hukum. Gitu juga mencuri, seperti itu nak, jadi udah kuberitau dulu kedia supaya dia tau. Peneliti : Jadi waktu malam minggu jam 7-9 namboru kan disamping si sam, acara apa yang namboru tonton? Narasumber : Lebih sering berita yang mendidik dek, biar mendidik si sam juga, tambah juga pengetahuan kami kan.

  Peneliti : Ok namboru, apakah namboru kasih anak nonton TV yang nggak sesuai umur ? yang dewasa gitu namboru Narasumber : Enggak kukasih, cuma berita lah paling, itu pun kukawani dibantu kakaknya lah Peneliti : Jadi sebisa mungkin, kakak disamping anak waktu nonton TV kak? Narasmuber : Kalo aku bisa kutemani, kalo pun nggak bisa, ada kakaknya yang udah kerja nemani dia. Peneliti : Gimana cara namboru mendampingi dia nonton? Narasmuber : Yah kuberitau mana yang baik dan tidak baik Peneliti : Contohnya namboru? Narasumber : Kalo nonton beritalah kan, kayak pencurian, kubilang lah kedia itu perbuatan nggak baik, nggak boleh dilakukan, bisa dihukum kalo melakukan itu. Peneliti : Gimana respon si Sam namboru? Narasumber : Yah dia nurut aja, dia mau kalo kubilangi

  Peneliti : Tapi namboru, pernah nggak dia protes akan suatu acara atau film Narasumber : Pernah, kayak film yang ada pukul-pukulnya, ditanya dia kenapa nggak boleh, kubilanglah itu pukul itu perbuatan nggak baik, dia bisa terpengaruh jadi jahat. Peneliti : Lalu gimana responnya setelah namboru bilang begitu? Narasumber : Yah setelah kuberitau, dia nurut kok, dia tipe anak baik nya ini.

  8. Hubungan orangtua dengan anak meliputi: Peneliti : Gimana bentuk hubungan namboru dengan anak namboru, terbuka, tertutup, sabar atau gimana namboru? Narasumber : Ginilah, asal pulang sekolah, kalo kumpul kutanya lah dia gimana kondisi dia disekolah, ada masalah atau nggak. Dia juga sering nanya-nanya ke aku atau kakaknya, karena si Sam ini sering bertanya juga. Peneliti : Contohnya bisa disebutkan kak? Narasumber : Bah kayak kubilang tadi, dia nanya kenapa mencuri dihukum, kenapa nggak boleh nonton film yang ada pukul-pukulnya. Aku jelaskan juga lah kalo lagi nonton kami. Peneliti : Terus namboru, namboru merasa perlu nggak sih mendampingi anak nonton TV? Narasumber : Yah pentinglah, banyak yang tidak baik didalamnya meski ada yang positif, apalagi kalo terlalu sering nonton, makanya itu kubatasi dia nonton karena nggak bisa selalu kutemani dia, takutku jadi terpengaruh hal buruk dia

  Peneliti : Si sam ini tipe yang mau mendengar arahan namboru nggak namboru? Narasumber : Oh iya, dia nurut ini apa yang kubilang sama kakakmu, nggak pernah yang aneh-aneh kuliat dia buat.

  Peneliti : Menurut namboru sikap dan tingkah laku dia itu kenapa bisa mau nurut dan baik namboru? Narasumber : Yah karena dari kecil udah diajari dia mana yang baik , diingatkan harus dengar kata orangtua, makanya dia mau dengar aku.

  9. Tanggapan dan perasaan orangtua dalam mendampingi anak menonton televisi Peneliti : Namboru nyaman nggak mendampingi anak nonton TV atau merasa terbebani?

  Narasumber : Kalo aku nyaman ajanya, Cuma sabtu minggu nya dia kukasih nonton dan kutemani, yah nyaman aja, untuk kebaikan dianya

  10. Hambatan yang ditemui orangtua selama mendampingi anak menonton televisi Peneliti : Apa yang menjadi hambatan namboru selama menonton TV sama si Sam? Narasumber : Masalah kesibukan itu dek, apalagi tinggal aku yang kerja, makanya itu kusiasati dia hanya boleh nonton sabtu minggu jadi lebih bisa kutemani.

  Peneliti : jadi masalah keinginan bukan jadi hambatan? Kan mungkin kadang malas juga Narasumber : Terkadang kayak sabtu atau minggu pulang kerja, yah capek kan, malas juganya, tapi untuk anak, kadang kalo aku capek kali mau tidur, kakaknya yang udah pulang kerjalah yang nemani dia ..

  Bagan III : PERILAKU ANAK

A. Wawancara dengan orangtua 7.

  Apakah anak mudah dipengaruhi oleh media? Peneliti : Apakah anak namboru ini mudah dipengaruhi media? Narasumber : Enggak lah dek, dia jarang nonton kan, yang ditonton hanya untuk hiburan dan berita dan kutemani juga. Jadi dia nambah pengetahuan aja. Kalo karena yang nggak bagus nggak pernah kuliat dia buat 8.

  Acara apa yang paling diminati anak untuk ditonton? Peneliti : Acara apa yang paling diminati anak namboru tonton? Narasumber : kalo berita karena terbiasa lah, kalo minggu kartunlah 9.

  Apakah anak menonton acara yang sama secara terus-meneurs, atau dinamis? Peneliti : Apakah Sam ini nontonnya itu terus atau gimana namboru? Narasumber : Iya , berita dan kartun aja

  10. Apakah respon anak positif atau negatif terhadap pendampingan orangtua saat menonton televisi?

  Peneliti : Si sam ini gimana responnya ke namboru waktu namboru dampingi dia nonton Narasumber : Kalo kubilang iya, karena dia nurut apa yang kubilang, nggak yang dari TV itu atau teman-temannya diikuti, apa yang kubilang. Peneliti : Berarti respon dia positif terhadap bimbingan namboru ya Narasumber : Dia tanya kenapa, kuberitau itu pengaruhnya kan, ya diikutin dia.

  11. Bagaimana perilaku anak yang menonton televisi setelah didampingi orangtuanya? Peneliti : Gimana sih perilaku si sam setelah namboru dampingi ? Narasumber : Yah baik-baik aja, nggak ada yang aneh kuliat tingkahnya, apa yang kunasehati ke dia dituruti dia. Belum pernah kuliat, kudengar dari kawan- kawannya, atau dari sekolahnya dia buat yang nggak baik. Karena dia lebih banyak samaku, pulang sekolah yang nemani aku jualan, pulang sore istrahat, belajar lah dia siap itu.

  12. Setelah mendapat dampingan dari orangtua, apakah anak menjadi lebih kritis dalam memahami isi media, tidak gampang terpengaruh dan menyeleksi acara televisi? Peneliti : Gimana sikap si Sam terhadap siaran TV namboru? Narasumber : Kalo dia udah tau mana yang boleh ditonton, mana yang nggak, nggak perlu kuberitau lagi, kayak film kekerasan, sinetron gitu digantinya itu, nggak ditontonya

  Peneliti : Oh seperti itu ya namboru, ok lah namboru makasih banyak untuk waktunya ya Narasumber : Ohh iya iya.

B. Wawancara dengan Anak

  Peneliti : Namanya siapa dek? Narasumber : Sam, bang Peneliti : Nama lengkap siapa dek? Narasumber : Samuel Simarmata bang Peneliti : Ok Sam, sam suka nonton TV nggak? Narasumber : Suka bang,

  Peneliti : Kapan Sam nonton TV? Narasumber : Sam Cuma boleh nonton TV sabtu minggu bang Peneliti : mamak nemani sam nggak kalo nonton TV? Narasumber : Nemani bang, kecuali kalo mamak mau tidur Peneliti : Acara apa yang paling sering Sam tonton? Narasumber : Berita sama film anak-anak bang, mamak suka nyuruh nonton berita Peneliti : Mamak cerewet nggak kalo lagi nonton TV Narasumber : Mau cerewet, nggak boleh gini nggak boleh gitu Peneliti : oh hahaha, adek senang nggak mamak nemani adek nonton? Narasumber : Senanglah bang ada mamak.

  Peneliti : Apa aja isi berita itu? Narasumber : Gempa bumi, gunung meletus, judi. Peneliti : Sam tau nggak kalo main judi nggak baik? Narasumber : Main judi nggak boleh, nanti ditangkap polisi Peneliti : Mamak yang beritau nggak boleh main judi? Narasumber : Mamak bilang nggak boleh main judi, nanti jadi ditangkap polisi, itu nggak baik. Peneliti : Terus mamak bilang gitu, Sam protes nanya kenapa nggak boleh ke mamak? Narasumber : Nggak bang, karena Sam tau itu nggak baik, nggak boleh ditiru. Peneliti : Ok lah Sam, makasih ya Sam Narasumber : Iya bang.

PEDOMAN WAWANCARA

  

(Dilaksanakan dengan teknik wawancara mendalam)

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK

MENONTON TELEVISI

  

(Studi Kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan

Siantar Utara, Pematangsiantar)

Oleh : Julius O. Situmorang (100904041)

  Bagan I : DATA UMUM ORANGTUA DAN ANAK

a. Data Orangtua

  1. Nama Ayah : Jere Purba

  2. Nama Ibu : Nurlinda br. Tambunan

  3. Umur Ayah : 43 tahun

  4. Umur Ibu : 42 tahun

  5. Agama : Kristen Protestan

  6. Suku bangsa : Batak Simalungun

  7. Pekerjaan Ayah : Pegawai swasta

  8. Pekerjaan Ibu : wiraswasta

  9. Pendidikan Ayah : SMA

  10. Pendidikan Ibu : SMA

b. Data Anak

  1. Nama : Andre Orlando Purba

  2. Nama panggilan : Andre

  3. Umur : 12 tahun

  4. Jenis kelamin : laki-laki

  5. Anak ke 2 dari 3 bersaudara

  Bagan II : PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ORANG TUA

  11. Pengetahuan Orangtua mengenai isi media Peneliti : Selamat sore kak, Narasumber : Selamat sore dek, Peneliti : Nama lengkap kakak dan abang siapa ya kak? Narasumber : Nama saya Nurlinda br. Tambunan, nama abangmu Jere Purba, purba simalungun ya dek.

  Peneliti : Oh baiklah kak, saya akan mulai pertanyaan saya terkait penelitian saya mengenai pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton televisi kak. Narasumber : Silahkan dek, saya akan jawab semampu saya ya, hahaha. Peneliti : Ok kak, pertama, apakah kakak mengetahui jenis isi media yang disiarkan kak? Narasumber : Isi dari siaran televisi maksudnya ya, setahu saya yah ada yang isinya mengenai berita yang terdapat informasi didalamnya, ada yang sekedar hanya untuk hiburan untuk menyegarkan pikiran lah, setahu saya itu lah dek. Peneliti : Ok kak, Kalau kakak tahu mengenai isi media, kakak tahu nggak sih dampak atau akibat yang ditimbulkannya? Narasumber : Oh, tentu ada dampak positif dan negatif dek. Positifnya yah kita mendapat pengetahuan tambahan kan, juga untuk hiburan aja biar jangan pusing lagi pikiran karena pekerjaan dek. Kalo negatifnya yah banyak kali lah dek. Adalah kekerasan, gaya hidup mewah padahal nggak sesuai kenyataan kan, ada lah pornografi kan. Itu kan nggak bagus kali buat anak- anak. Peneliti : Nah, kakak tahu dampaknya, dan kakak bilang dampak negtif sangat tidak baik untuk anak, lalu apakah kakak tetap mengizinkan anak kakak untuk tetap menonton?

  Narasumber : Kalo itu tetap boleh lah dek, kayak kubilang tadi, ada aja pengetahuan tambahan dari tv ini contohnya mengenai berita gempa, politik kita, untuk hiburan juga kan kayak film anak-anak. Bagaimanapun walau anakku masih kelas 6 SD aku rasa udah bisa mulai diajarkan ke dia untuk mengetahui hal-hal umum dek kayak kondisi alam lah, politik gitu. Apalagi TV ini kan kategori murah dan mudah didapatkan kan. Kayak ekonomi kami yang biasa-biasa aja, yah TV ini lah cocok dek

  Peneliti : Oh begitu ya kak, alasan kakak mengizinkan anak nonton TV kak? Narasumber : Kayak kubilang tadi, pertama dari TV ini pun adanya dampak positif buat anakku. Tambah pengetahuan dia dari berita atau acara kan, untuk hiburan dia juga, terus mau beli kayak komputer sama internet kan mahal itu biayanya perbulan, terus takutku nggak bisa kujaga dia apa yg dikerjakan, takutku main game terus dia, aku pun nggak nya ngerti kali pake komputer. Peneliti : Apakah kakak tahu siaran yang diperuntukkan bagi anak-anak? Narasumber : Oh kalo itu tahu dek, kan ada itu disudut TV dibuat mana yang untuk anak, perlu bimbingan dan untuk dewasa. Yah untuk anak ku biasanya kukasih film kartunnya, tp itupun nggak semua kukasih, kayak naruto sasuke-sasuke itu dulu dia sempat suka, tp kuliat kok jadi suka main berantam-berantam anakku, walaupun cuma main-main tapi takut juga aku. Kularang lah, sekarang yah dia nonton upin ipin, berita jugalah mulai kuajari.

  12. Bagaimana orangtua mendampingi anak menonton Televisi Peneliti : Lalu, pendampingan terhadap anak kakak, kita fokus ke anak kakak yang

  SD ya kak, kapan kakak mulai mendampingi dia? Narasumber : Hahaha udah lupa dek, udah lama kali lah, sejak dia balita pun kalo nonton pasti kutemani. Sejak dia mulai tahu nonton TV lah dek seingatku.

  Peneliti : Ok kak. Berapa lama sih kakak izinkan anak kakak nonton televisi?

  Narasumber : Kalo itu biasanya mulai sorenya dek sampe malam sebelum belajar. Paling dari jam 5 sampe jam 8 lah. Kalo pulang sekolah jam 1 sampe rumah, makan dulu terus tidur lah, bangun jam-jam 3-4 kan, main-main dulu itu keluar rumah. Peneliti : Berarti kurang lebih 3 jam ya kak perharinya. Pernah nggak kakak tidak mendampingi anak waktu nonton televisi? Narasumber : Pernah lah dek, namanya aku juga kerja kan menjahit, nggak bisa aku terus-terusan. Peneliti : Kakak tetap izinkan anak nonton walau kakak nggak mendampingi? Narasumber : Izinkan dek, gimana mau kubuat karena aku juga kerja kan. Itu biasanya di jam pulang sekolah, kalo dia nggak tidur siang atau main keluar, dia nonton lah biasanya itu. Nonton dvd anak-anak memang. Tapi itu pun dia nggak suka nonton kayak sinetron, gosip-gosip gitu. Karena dari kecil yah aku kasih nonton kartun

  Peneliti : Kalo hari minggu gimana kak? Berapa lama kakak izinkan nonton TV? Narasumber : Kalo hari minggu pagi kan gereja dek, paling sebelum gereja lah itu pun sebentar, setelah itu yah sore dari jam 5-8 dek, maksimal jam 8, kalo siangnya dia tidur atau main-main diluar, main sepeda, bola gitu dek. Peneliti : Oh gitu ya kak, maaf lupa kak, apakah abang juga ikut dampingi anak nonton tv kak? Narasumber : Dampingi juganya dek, biasanya malam kalo dia pulang kerja kan, dari jam-jam 7 udah dirumah lah itu nonton sama anakku.

  Peneliti : Jadi waktu lagi kumpul semua, acara apa yang kakak kasih tonton? Narasumber : Abangmu suka berita pulak, jadi anakku nonton beritalah kalo abangmu udah pulang. Tapi kadang kalo lagi malas nonton berita, anakku ini suka menggambar pulak, yah menggambar aja dia disamping bapaknya, gak ikut nonton. Dia jago menggambar gitu dek, diimajinasikannya aja, trus langsung digambarnya bisa dia. Peneliti : Oh gitu ya kak, Tapi kan kak ketika nonton berita, kan ada yang berita pembunuhan, pencurian kak, itu gimana? Kakak nggak takut anak jadi meniru?

  Narasumber : Oh justru pas kayak gitu lah kami ajari, abangmu itu pasti langsung bilang, “gitulah kalo mencuri, dihukum masuk penjara,nggak boleh mencuri. gabisa kemana-mana, diruang gelap terus, makanya jangan mencuri”. Gitulah contohnya dek hahaha. Iya karena terkadang anakku ini juga mau nanya, kenapa mencuri itu pak, gitu dia. Tapi kalo sampai kayak pembunuhan nggak kukasih lihat dek, ada batasannya juga. Peneliti : Apakah abang kakak izinkan anak nonton TV yang nggak sesuai umur kak? Narasumber : Nggak kuizinkan dek, kayak sinetron lah atau gosip, film dewasa kayak berantam gitu nggak kukasih. Untungnya kalo kayak film kekerasan gitu udah malam kan, anakku udah tidur. Tapi yah gitu kalo pas siang aku nggak bisa dampingi kadang jadi nggak bisa ku jaga. Peneliti : Jadi gimana sikap kakak kalo gitu? Narasumber : Tetap kubilangnya sama anakku, kalo mau nonton film kartun atau dvd kartun aja, nggak boleh sinetron atau film yang ada berantam-berantamnya.

  Kalo nggak nurut, nggak boleh nonton TV, gitu dek. Peneliti : Jadi selama bisa, kakak disamping anak waktu nonton TV kak? Narasmuber : Sebisa ku iya dek, Peneliti : Gimana proses kakak mendampingi anak waktu nonton TV kak? Apakah kakak yang duluan memulai obrolan mengenai suatu berita atau si anak bertanya duluan?

  Narasmuber : Nggak tentu dek, kadang dia nanya, kadang abang mu atau akulah duluan ngomong gitu

  13. Hubungan orangtua dengan anak meliputi: Peneliti : Gimana sih bentuk komunikasi abang kakak ke anak, terbuka kah, tertutup atau gimana? Narasumber : Oh anak ku ini tipenya keras dek, nggak bisa kalo langsung keras juga.

  Harus pelan-pelan sama dia. Main bujuk gitulah, harus sabar menghadapi dia. Peneliti : Contohnya bisa disebutkan kak? Narasumber : Oh, kayak gini, pernah dia mau nonton DVD terus padahal udah jam 8 waktunya belajar kan, jadi dibilang abangmu dia nggak mau, maunya tetap nonton. Yah kami bujuk-bujuk dululah, misalnya kubilang kalo nggak belajar bisa jadi bodoh gitu lah, kalo tetap nggak mau nurut walau udah kubujuk, kubilang lah kumatikan TV nggak boleh lagi nonton, baru mau dia gitu dek. Peneliti : Oh berarti kakak dan abang mulai dengan cara persuasif ya, tapi kalo nggak berhasil kakak buat ada hukuman gitu ya Narasumber : Gitulah dek, tapi anakku ini tipe yang penurut juga akhirnya, kayak naruto itu nggak pernah lagi ditonton dia, lebih suka dia shaun the sheep sama upin ipin. Peneliti : Sering nggak sih dia nanya atau protes tentang acara gitu kak? Narasumber : Kalo protes nggak, tapi nanya iya dek. Kalo kayak kartun jarang dia tanya dek, lebih sering berita gitulah. Peneliti : Apakah kakak dan abang merasa penting mendampingi anak nonton TV? Narasumber : Penting lah dek, karena banyak juga kan hal nggak bagus dari TV ini.

  Kayak Naruto itulah Peneliti : oiya kak, kenapa mengenai naruto itu bisa terjadi? Narasumber : Kurasa waktu sore kan, aku lagi kerja dia nonton, jadi nggak terjaga ku,

  Sejak tau lah kularang dia dek, untungnya dia tipe penurut. Makanya kalo ada kartun pukul-pukul, dia tahu itu nggak bagus .

  14. Tanggapan dan perasaan orangtua dalam mendampingi anak menonton televisi Peneliti : Kakak nyaman nggak mendampingi anak nonton TV? Narasumber : Kami sih nyaman-nyaman aja, itukan tanggung jawab ku juga mendidik anak kan, apalagi disitu waktu kami bisa kumpul bersama kak haha dinikmati ajalah, namanya anak awak sendiri.

  15. Hambatan yang ditemui orangtua selama mendampingi anak menonton televisi Peneliti : Apa yang menjadi hambatan kakak dan abang selama monton TV? Narasumber : Yang jadi hambatan untuk mendampingi yah itu dek, waktu kami yang nggak pas karena kerja itu, jadi antara jam 2-5 nggak bisa terlalu kujaga kan. Kurasa itu aja dek. Peneliti : Mengenai komunikasi ada nggak yang menjadi hambatan? Narasumber : Oh, kadang ada hal yang nggak dia ngerti, misalnya istilah gitu, tapi untungnya anakku mau bertanya kan, jadi bisalah kami jelaskan, tapi kalo istilah yang nggak kutau, putar otak juga hahaha.

  Bagan III : PERILAKU ANAK

A. Wawancara dengan orangtua

  13. Apakah anak mudah dipengaruhi oleh media? Peneliti : Apakah anak kakak ini mudah dipengaruhi media? Narasumber : Kalo dibilang mudah nggak dek, tapi bisa dipengaruhi mungkin iya dek, contohnya naruto itu, kurasa karena dia sering nonton itu dulu

  14. Acara apa yang paling diminati anak untuk ditonton? Peneliti : Acara apa yang paling diminati anak ditonton kak? Narasumber : Kalo sekarang Upin ipin sama shaun the sheep domba-domba itu dek

  15. Apakah anak menonton acara yang sama secara terus-meneurs, atau dinamis? Peneliti : Anak kakak itu nontonnya upin ipin terus sama shaun the sheep atau ganti- ganti? Narasumber : Ganti sih dek, tapi paling sering itu, Kalo gantipun kartun juganya yang ditontonya, aku juga gatau kadang kartun apa, tapi kutanya ke anakku apakah ada pukul-pukul didalamnya

  16. Apakah respon anak positif atau negatif terhadap pendampingan orangtua saat menonton televisi? Peneliti : Respon anak ke kakak dan abang gimana kak? Dia respon positif atau nggak? Narasumber : Aku rasa sih positif dek, makanya dia nggak pernah bosan nanya-nanya tentang suatu acara ke kami kan, kalo dia responnya nggak baik, atau nggak suka, pasti dia nggak mau nanya lagi kan

  17. Bagaimana perilaku anak yang menonton televisi setelah didampingi orangtuanya? Peneliti : Gimana sih perilaku anak setelah kakak dampingi kak? Narasumber : Syukur-syukur sampe sekarang kakak nggak lihat perilaku yang aneh atau mendengar kabar nggak baik tentang dia dek, paling dulu pas kakak liat dia main-main berantam gara-gara naruto itu, tapi setelah kuajari sampe sekarang dia nggak pernah lakukan lagi kok

  18. Setelah mendapat dampingan dari orangtua, apakah anak menjadi lebih kritis dalam memahami isi media, tidak gampang terpengaruh dan menyeleksi acara televisi? Peneliti : Bagus deh kak, haha. Terus kak, sekarang si anak gampang terpengaruh sama televisi nggak? Narasumber : Kalo gampang nggak kok dek, sekarang dia kalo liat pukul-pukul gitu di

  TV pasti dia bilang samaku kalo itu nggak baik. Sama kalo liat berita mencuri pasti dibilang ke abang mu atau aku, itu nggak boleh dilakukan. Peneliti : Ohh gitu, dia lebih kritis nggak kak mengenai isi media? Narasumber : yah iya, kayak kubilang barusan, dia juga kalo liat sinetron ga suka, kalo aku malam nonton sinteron dia nggak mau tuh nonton itu.

B. Wawancara dengan Anak

  Peneliti : Sore dek, namanya siapa? Narasumber : Andre Orlando bang, Peneliti : Abang panggilnya apa? Narasumber : Panggil Andre aja bang Peneliti : Ok Andre, kamu suka nggak nonton TV? Narasumber : Sukalah bang, kayak upin ipin, shaun the sheep bang Peneliti : Oh gitu, kenapa kamu suka? Narasumber : Lucu kali filmnya bang, kayak upin ipin kan bang waktu bilang betul betul betul Peneliti : Oh gitu, karena lucu ya, adek kalo nonton, filmnya upin ipin sama shaun the sheep terus atau yang lain juga? Narasumber : Paling suka itu bang, kalo yang lain mau sih bang, kayak spongebob Peneliti : Mama atau papa sering nggak sih nemani adek nonton TV? Narasumber : paling sering mamak bang, kalo bapak paling malam lah itupun nonton berita bang sering, Peneliti : Mama papanya cerewet nggak kalo lagi nonton sama adek? Narasumber : hehehehe, iya bang, apalagi mamak, bilang “gaboleh nakal kayak ipin upin nggak nurut ya sama orangtua” Peneliti : oh hahaha, kan benar dek. Adek senang mamak bapak nonton sama adek? Narasumber : Senanglah aku bang Peneliti : Adek masih suka nonton naruto nggak?

  Narasumber : nggak dibolehkan mamak bapak lagi bang, karena ada berantam- berantamnya Peneliti : Oh gitu, jadi adek ga mau nonton lagi? Narasumber : nggak lah bang, kata mamak kan nggak bagus berantam, jadi nggak boleh lagi nonton itu. Peneliti : Ok dek, makasih ya. Narasumber : udah bang? Peneliti : udah dek hahaha. Narasumber : iya bang.

PEDOMAN WAWANCARA

  

(Dilaksanakan dengan teknik wawancara mendalam)

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK

MENONTON TELEVISI

  

(Studi Kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan

Siantar Utara, Pematangsiantar)

Oleh : Julius O. Situmorang (100904041)

  Bagan I : DATA UMUM ORANGTUA DAN ANAK

a. Data Orangtua

  1. Nama Ayah : Humintal L. Silaen

  2. Nama Ibu : Tiur Rohana br. Sihombing

  3. Umur Ayah : 49 tahun

  4. Umur Ibu : 49 tahun

  5. Agama : Kristen

  6. Suku bangsa : Batak Toba

  7. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

  8. Pekerjaan Ibu : Wiraswasta

  9. Pendidikan Ayah : S1

  10. Pendidikan Ibu : S1

b. Data Anak

  1. Nama : Reynold P. Silaen

  2. Nama panggilan : Enok

  3. Umur : 12 tahun

  4. Pendidikan : kelas 6 SD

  4. Jenis kelamin : Laki-laki

  5. Anak ke 3 dari 3 bersaudara

  Bagan II : PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ORANG TUA

  16. Pengetahuan Orangtua mengenai isi media Peneliti : Selamat sore tulang, maaf mengganggu, saya mau minta tolong mewawancarai tulang Narasumber : Selamat sore dek, ada apa? Peneliti : Begini tulang, aku sedang melakukan penelitian mengenai pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton televisi, sebelumnya, apakah tulang termasuk kepada orangtua yang mendampingi anak menonton televisi?

  Narasumber : ohhh, skripsi ya? boleh boleh. Iya kuawasi kok anakku Peneliti : Ok lah tulang, saya akan mulai pertanyaan saya terkait penelitian saya mengenai pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton televisi kak. Narasumber : silahkan, silahkan Peneliti : tulang, apakah tulang tahu mengenai isi media yang disiarkan ditelevisi, kontennya tulang? Narasumber : Ya setahu saya ada berita yang berisi informasi, ada hiburan juga kan Peneliti : Tahu nggak tulang dampak dari televisi kepada anak? Narasumber : Sisi positif dan negatifnya tentu ada. Sisi negatifnya menonton terlalu lama dan tontonan yang tidak sesuai dengan umur membuat anak memperoleh hal-hal yang belum sesuai waktunya. Dampak positifnya yah memperoleh informasi yang berguna selain itu juga untuk hiburan. Peneliti : Tulang izinkan berarti ya si enok menonton televisi? Narasumber : Yah kalo dikasih yah dikasih lah Peneliti : Alasan tulang apa? Narasumber : Pertama untuk memperoleh informasi yang menambah wawasan. yang kedua sebagai hiburan. Peneliti : Apakah tulang tahu siaran yang diperuntukkan bagi anak-anak? Narasumber : Biasanya siaran yang berisi informasi seperti berita dan kartun untuk hiburan lah Peneliti : Nah, dikartun itu kan ada kekerasan tulang, itu gimana tulang? Narasumber : Nah itu juga kita dampingi lah, biasanya kalo kartun nantulang yang sering dampingi. Dia kukasih nonton kartun di channel kartun cuma dihari minggu setelah pulang gereja. Karena hari minggu itu aku pergi mancing untuk liburan, kadang si Enok ini juga ikut. Peneliti : Jadi minggu itu tulang nggak mendampingi? Narasumber : Kalo nggak pergi aku yah kami dirumah, tapi si Enok ini juga lebih suka main diluar sama kawan-kawannya, main sepeda lah, main bola lah. Jadi kalo minggu aku nggak ada, nantulang mu lah yang temani, tapi aku juga udah ingatkan, dikartun itu pun ada kekerasan, jadi Enok ini udah lebih paham mana yang baik dan tidak baik dilakukan.

  17. Bagaimana orangtua mendampingi anak menonton Televisi Peneliti : Tulang itu mendampingi anak menonton televisi dimulai sejak kapan? Narasumber : Jadi begini, saya orang rumahan, jadi saya pulang dari pajak jam 5-an, yah dirumah lah kumpul dengan anak sampai tidur malam. Jadi sejak mereka mulai mengenal televisi lah kira-kira mulai masuk SD

  Peneliti : Apakah nantulang turut mendampingi? Narasumber : Aku sama istriku sama-sama kerja, sama pulangnya, jadi kalo pulang kumpul bersamanya kami dirumah ini, jadi dia pun ikutnya mendampingi Peneliti : Berapa lama tulang izinkan si enok menonton televisi? Narasumber : Kalo siang tidak saya izinkan, paling dari sore sampai malam jam 8.

  Karena dari siang itu mereka ada les tambahan di luar sekolah, jadi wajib belajar. Pulang les lah baru saya izinkan itupun sampe jam 8. karena biasanya si Enok ini jam 8 udah tidur ini haha. Dari jam 6 sampe jam 8 atau 8.30 lah