Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice)

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN DAN STRATEGI
PEMASARAN BERAS ANALOG (Analog rice)

DEVIANY AMANDA RIZKI

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Persepsi
Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice) adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013

Deviany Amanda Rizki
NIM H24090086

ABSTRAK
DEVIANY AMANDA RIZKI. H24090086. Analisis Persepsi Konsumen dan
Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice). Dibimbing oleh JONO M.
MUNANDAR dan M. SYAEFUDIN ANDRIANTO.
Beras Analog merupakan beras buatan non padi yang dibuat dari berbagai
tepung lokal (jagung, sagu dan sorgum). Sebagai produk yang relatif baru,
dibutuhkan pengenalan terhadap konsumen dan pengetahuan tentang posisi
produk Beras Analog menurut persepsi konsumen dalam rangka merancang
sebuah strategi pemasaran yang efektif. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis persepsi konsumen Beras Analog serta merumuskan konsep strategi
pemasaran produk Beras Analog melalui penetapan segmentation, targetting dan
positioning. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabulasi
silang, analisis cluster, dan analisis biplot dengan jumlah sampel sebesar 73
responden. Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa karateristik

konsumen (usia, status pernikahan, pendidikan, pendapatan dan pengeluaran),
minat mengkonsumsi kembali serta tipe konsumsi berhubungan signifikan dengan
kesan terhadap Beras Analog. Berdasarkan analisis cluster, profil konsumen Beras
Analog terbagi menjadi empat segmen. Berdasarkan analisis biplot, positioning
Beras Analog didasarkan pada atribut manfaat kesehatan, kandungan nutrisi, dan
keamanan dikonsumsi.
Kata kunci : Analisis biplot, Analisis cluster, Beras Analog, Persepsi konsumen,
Strategi pemasaran, Tabulasi silang.
,
ABSTRACT
DEVIANY AMANDA RIZKI. H24090086. Consumer Perception Analysis and
Marketing Strategy of Analog Rice. Supervised by JONO M MUNANDAR and
M. SYAEFUDIN ANDRIANTO.
Analog rice is artificial rice with material not from paddy and made from
the variety of local flour (corn, sago and shorgum). As a new product, Analog
Rice needs an introduction to consumer and knowledge about consumer
perception of Analog Rice product according to the position in order to design an
effective marketing strategy. This research purposes are to identify consumer
perceptions and marketing strategy of Analog Rice through establishment of
segmentation, targetting and positioning. Methods used were crosstabs, cluster

analysis and biplot analysis with sample of the respondent are 73. From crosstabs
result indicates that consumer characteristic (age, marital status, education,
income and expenditure of month), interest to consume back of Analog Rice and
types of consumption are correlated with impression among Analog Rice. Cluster
analysis deliver four market segments. Biplot analysis deliver positioning for
Analog Rice product therefore “health benefit”, “nutritons ingredients”, and “safe
to consumed”.
Keywords: Analog rice, Biplot analysis, Cluster analysis, Consumer perception,
Crosstab, Marketing strategy.

.

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN DAN STRATEGI
PEMASARAN BERAS ANALOG (Analog rice)

DEVIANY AMANDA RIZKI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog
(Analog rice)
Nama
: Deviany Amanda Rizki
NIM
: H24090086

Disetujui oleh

Dr Ir Jono M Munandar, MSc
Pembimbing I


M Syaefudin Andrianto, S TP MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Jono M Munandar, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog
(Analog rice)” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr.Ir. Jono M. Munandar M,Sc.
selaku dosen pembimbing I, M.Syaefudin Andrianto, S.TP.M.Si selaku dosen

pembimbing II dan Dr. Ir. Ma’mun Sarma MS.M.Ec selaku dosen penguji.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak F-Technopark IPB,
Serambi Botani Bogor dan Restoran Taman Koleksi yang telah membantu penulis
selama pengumpulan data. Dan tidak lupa terimakasih penulis sampaikan kepada
Ibu, kakak, sahabat, teman-teman Manajemen IPB 46, UKM Century IPB 20092012, Centre Of Management 2011-2012 atas doa, dukungan dan motivasinya.
Selain itu ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Departemen
Manajemen yang meliputi Dosen-dosen, Tata Usaha dan lain-lain atas bantuannya
selama tiga tahun penulis menuntut ilmu. Penulis memohon maaf apabila masih
terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Dan akhir kata, semoga
karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2013
Deviany Amanda Rizki

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR


viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian


2

Ruang Lingkup Penelitian

3

METODE PENELITIAN

3

Kerangka Pemikiran Penelitian

3

Penentuan Lokasi

4

Jenis Data


4

Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel

4

Metode Pengolahan dan Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Karateristik Konsumen

7

Persepsi Konsumen


9

Tabulasi Silang

14

Analisis Cluster

20

Analisis Biplot

22

Strategi Pemasaran

24

Implikasi Manajerial


26

SIMPULAN DAN SARAN

27

DAFTAR PUSTAKA

28

RIWAYAT HIDUP

29

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Ringkasan hasil uji tabulasi silang
Hasil uji tabulasi silang antara usia dengan kesan
Hasil uji tabulasi silang antara status pernikahan dengan kesan
Hasil uji tabulasi silang antara pendidikan dengan kesan
Hasil uji tabulasi silang antara pendapatan dengan kesan
Hasil uji tabulasi silang antara pengeluaran dengan kesan
Hasil uji tabulasi silang antara kesan dengan minat
Hasil uji tabulasi silang antara kesan dengan tipe konsumsi
Hasil analisis hierarki cluster

15
16
16
17
18
18
19
20
22

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Data penjualan Beras Analog
Kerangka pemikiran
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan kesan
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan penilaian
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan tipe konsumsi
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan bahan kemasan
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan ukuran kemasan
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan informasi kemasan
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan lokasi pemasaran
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan bentuk promosi
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan harga per pack
Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan minat mengkonsumsi
Output dendogram
Hasil biplot preferensi responden terhadap atribut produk
Hasil biplot keragaman atribut produk Beras Analog

1
3
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
21
23
23

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Beras analog adalah beras buatan yang dibuat dari berbagai tepung lokal
(umbi-umbian, serealia, sagu) dengan menggunakan teknologi ekstrusi panas
(Budijanto 2012). Beras Analog dikembangkan oleh F-Technopark Fakultas
Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor sebagai pangan alternatif yang sehat
dan aman serta
memiliki sifat fisik dan fungsional menyerupai beras
konvensional. Dari segi kandungan gizi, selain sama-sama merupakan sumber
karbohidrat, Beras Analog terbukti lebih sehat karena memiliki Indeks Glikemik
yang lebih rendah dibandingkan beras konvensional. Dengan karakteristik produk
yang memiliki bentuk butiran menyerupai beras dan dikonsumsi layaknya nasi
serta mempunyai komposisi gizi sesuai kebutuhan, Beras Analog mempunyai
prospek yang sangat baik sebagai produk substansi beras konvensional yang
mendukung program diversifikasi pangan.
Penjualan Beras Analog dilakukan sejak bulan November 2012 dengan
sistem purchasing order di tiga lokasi yaitu Serambi Botani, Restoran Taman
Koleksi dan Kantor Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat. Dalam melakukan
kegiatan pengembangan dan mensosialiasikan Beras Analog sebagai produk yang
relatif baru, sampai saat ini F-Technopark IPB masih menemui hambatan dalam
menembus pasar. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1, dimana penjualan Beras
Analog sejak bulan November 2012 hingga bulan Januari 2013 yang hanya
mengalami peningkatan di satu lokasi yaitu Serambi Botani. Sedangkan pada
lokasi lain yaitu pada Restoran Taman Koleksi penjualan masih relatif kecil yaitu
sebesar 20 kg per bulan dengan tidak adanya peningkatan maupun penurunan
penjualan selama 3 bulan terakhir serta penjualan pada Kantor Pemerintah Kota
Depok hanya berlangsung selama 2 bulan yaitu bulan November-Desember 2012
dikarenakan tidak adanya permintaan berkelanjutan dari pihak Pemerintah Kota
Depok.
kg
300
200

Data Penjualan Beras Analog
260

280

219

149
150

100
20

20

November

Desember

0

20
0
Januari

Serambi Botani
Restoran Taman Koleksi
Pemerintah Kota Depok

Gambar 1 Data penjualan Beras Analog
per kilogram periode
November-Januari 2012 ( F-Technopark IPB 2013)

2
Selain sistem pemasaran yang belum terkoordinir dengan baik, dalam
melakukan kegiatan pengembangan Beras Analog, F-Technopark belum
mengetahui apakah atribut produk Beras Analog sudah sesuai dengan harapan
konsumen. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan suatu produk baru
dipasar sekalipun produk tersebut dikategorikan berkualitas. Suatu produk baru
dapat dikatakan gagal apabila tidak memenuhi harapan atau tidak sesuai dengan
keinginan konsumen, sehingga keberadaannya dipasar tidak dapat diperhitungkan.
Selain itu kesalahan dalam menentukan segmen pasar, target pasar, serta posisi
pasar juga berperan serta dalam kegagalan produk baru tersebut.
Untuk mendukung keberhasilan pemasaran Beras Analog sebagai produk
yang relatif baru, pengetahuan tentang posisi produk menurut persepsi konsumen
menjadi penting dalam rangka merancang sebuah strategi pemasaran yang efektif
untuk memenangkan persaingan sehingga Beras Analog dapat diterima dan
dikonsumsi oleh masyarakat luas sebagai produk substansi beras konvensional
dengan kriteria semirip mungkin baik dari segi rasa, aroma, warna, tekstur, bentuk,
harga dan lain sebagainya. Diharapkan dengan adanya analisis ini akan diperoleh
informasi mengenai hal-hal apa saja yang diharapkan dan tidak diharapkan dari
produk Beras Analog, serta atribut apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
konsumen yang belum mampu dipenuhi oleh Beras Analog, sehingga dapat
diambil langkah strategis untuk menentukan segmentasi pasar, target pasar dan
posisi pasar yang tepat.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka secara sistematis perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karateristik konsumen Beras Analog?
2. Bagaimana persepsi konsumen terhadap Beras Analog?
3. Strategi pemasaran apa yang dapat dilakukan bagi pemasaran produk Beras
Analog melalui penetapan segmentation, targetting dan positioning?
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karateristik konsumen Beras Analog.
2. Menganalisis persepsi konsumen terhadap Beras Analog.
3. Merumuskan konsep strategi pemasaran produk Beras Analog melalui
penetapan segmentation, targetting dan positioning.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan
bagi F Technopark IPB dalam meningkatkan dan mengembangkan produk Beras
Analog yang sudah ada dipasaran maupun jenis Beras Analog yang masih dalam
proses penelitian, serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi
bagi para peneliti dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

3
Ruang Lingkup Penelitian
Sehubungan dengan terbatasnya jumlah produk yang beredar di pasaran,
waktu, biaya dan kemampuan dalam melakukan penelitian ini, maka ruang
lingkup penelitian ini terbatas pada studi untuk mengetahui persepsi konsumen
Beras Analog serta menganalisis strategi pemasaran Beras Analog melalui
penentuan segmentasi pasar, target pasar, dan posisi pasar. Penentuan wilayah
penelitian terbatas pada tempat produksi dan outlet penjualan produk Beras
Analog di Kota Bogor.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka pemikiran dari penelitian ini disajikan pada Gambar 2 berikut:
F-Technopark IPB
Memproduksi dan mengembangkan Beras Analog
Penjualan dengan sistem purchasing order

Serambi Botani Bogor

Restoran Taman Koleksi Bogor

Studi Konsumen dan Pemasaran

Persepsi Konsumen

Karateristik
Konsumen

Strategi Pemasaran

Kesan, Minat Mengkonsumsi
Kembali dan Tipe Konsumsi

Tabulasi Silang

Keterkaitan beberapa faktor
demografi yang signifikan yang
mempengaruhi penilaian
terhadap Beras Analog

Identifikasi Profil
Konsumen Beras Analog
Analisis Cluster

Analisis Biplot

Segmentation & Targetting

Analisis Persepsi Konsumen dan
Strategi Pemasaran Beras Analog

Gambar 2 Kerangka pemikiran

Identifikasi Atribut
Beras Analog

Positioning

4
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang analisis persepsi konsumen dan strategi pemasaran Beras
Analog ini dilaksanakan di tiga tempat yaitu F-Technopark IPB, Serambi Botani
Bogor dan Restoran Taman Koleksi. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada
bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.

Jenis data
Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer
diperoleh melalui wawancara langsung dengan stakeholder F-Technopark IPB
sedangkan pengisian kuesioner oleh responden dilakukan di dua outlet penjualan
produk Beras Analog yang masih aktif yaitu pada Serambi Botani Bogor dan
Restoran Taman Koleksi. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran pustaka,
dokumen, dan laporan instansi terkait yang relevan dengan topik penelitian.

Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non-probability sampling dengan teknik convenience sampling. Metode ini
digunakan dengan pertimbangan jenis riset yang dilakukan yaitu riset eksploratif
yang bersifat lebih fleksibel dan dengan pertimbangan adanya keterbatasan waktu,
biaya, dan produk serta sesuai dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari
populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau didapatkan informasinya.
Penentuan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan
rumus slovin,yaitu:

n=



1+�

2

…………………………………………………......(1)

Keterangan:
n = jumlah sampel
N = populasi
e = error (prakiraan error)
Dalam penelitian ini, jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
slovin dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga nilai error (e) adalah sebesar
10 % (0.1). Berdasarkan data populasi konsumen yang pernah membeli Beras
Analog di Serambi Botani Bogor pada Maret 2013 adalah 186 orang. Sedangkan
data populasi konsumen yang pernah membeli produk Beras Analog di Restoran
Taman Koleksi Bogor pada Maret 2013 adalah sebesar 88 orang. Sehingga total
populasi yang pernah membeli produk Beras Analog sebesar 274 orang dengan
asumsi populasi adalah konsumen yang melakukan pembelian sekali dalam
sebulan. Maka jumlah sampel (n) minimum yang dibutuhkan adalah :
Jumlah sampel =

274
1+(274 ∗ 0.12 )

= 73.262 ≈ 73 orang

Berdasarkan perhitungan , jumlah sampel yang dibutuhkan dari kedua lokasi
tersebut sebagai responden adalah sebanyak 73 orang. Kriteria untuk responden
yang dipilih adalah yang sudah pernah mengkonsumsi produk Beras Analog.

5
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel
2007, IBM Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 19 dan Minitab 14.
Kevalidan dan kesahihan data pada kuesioner yang diisi oleh responden
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, sedangkan analisis data
menggunakan tabulasi silang, analisis cluster (analisis kelompok) dan analisis
biplot.
Uji Validitas
Uji validitas mengindikasikan apakah alat pengukuran yang ingin diukur
sudah tepat atau belum. Setelah kuesioner terbentuk, langkah awal yang dilakukan
adalah menguji validitas kuesioner. Kuesioner tersebut memiliki pertanyaanpertanyaan yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan.
Apabila pertanyaan yang tidak berhubungan, maka pertanyaan tersebut tidak valid
dan akan dihilangkan atau diganti dengan konsep pertanyaan lain (Umar 2000).
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment,
teknik ini digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masingmasing pertanyaan dengan skor total. Adapun rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai korelasi (r):


r=

−� −�

………………………………………...…..(2)

( � 2 −(� )2 ) ( � 2 −((� )2 )

Keterangan :
n = jumlah responden
X = skor masing-masing pernyataan
Y = skor total pertanyaan
r = koefisien korelasi
Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan terhadap 30 responden dan hasil
penelitian dikatakan valid karena r hitung setiap variabel pada pertanyaan tentang
derajat kepentingan atribut Beras Analog lebih besar dari r tabel yaitu 0.361.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan dalam kuesioner. Jika
hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasi yang relatif sama,
pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik (Suliyanto
2005). Reliabilitas suatu konstruk dinyatakan baik jika nilai Cronbach’s Alpha >
0.60. Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach dilakukan dengan
menggunakan program SPSS menggunakan rumus:
r11=

−1

1−

���2
�2

…………………………………………………………….(3)

Keterangan:
r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyak butir pertanyaan
2
��� = jumlah ragam butir
�2
= varians total

6
Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dan hasil
penelitian dikatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha setiap variabel pada
pertanyaan tentang derajat kepentingan atribut Beras Analog bernilai lebih besar
dari 0.60 yaitu sebesar 0.733.
Tabulasi Silang
Alat uji yang dipakai untuk tabulasi silang pada penelitiian ini adalah uji
kebebasan (chi-square). Menurut Malhotra (2006) statistik uji chi square adalah
statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi statistik dari asosiasi yang
diamati dalam sebuah tabulasi silang. Uji ini menunjukkan keterkaitan antara dua
variabel.
Pengujian dilakukan dengan mengitung frekuensi sel yang akan diharapkan
jika ada asosiasi antar variabel, dengan mempertimbangkan total baris dan kolom.
Frekuensi sel yang diinginkan ini disimbolkan ƒe, kemudian dibandingkan dengan
frekuensi pengamatan aktual ƒ o, yang ditemukan dalam tabulasi silang untuk
memperhitungkan statistik chi-square. Semakin besar perbedaan antara frekuensi
yang diharapkan dengan frekuensi aktual, semakin besar nilai statistic chi square
dengan asumsi bahwa sebuah tabulasi silang mempunyai r baris dan c kolom
sebuah sampel acak dengan n pengamatan. Maka frekuensi yang diharapkan untuk
setiap sel dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

ƒe =

nr nc

……………………………………………………...(4)

Dimana: ƒe
= frekuensi yang diharapkan
nr
= jumlah total baris
nc = jumlah total kolom
n
= jumlah ukuran sampel
kemudian nilai X2 dihitung sebagi berikut:
X2 = Σ
2



…………………………………………..….…...(5)

2

Keterangan: X = chi square
ƒo = frekuensi aktual
ƒe = frekuensi yang diharapkan
Analisis Cluster
Analisis Cluster (Analisis kelompok) merupakan sebuah kelas teknik yang
digunakan untuk mengklasifikasikan objek-ojek atau kasus-kasus menjadi
kelompok-kelompok yang relative homogeny (kelompok) dimana objek-objek
dalam setiap kelompok cenderung serupa dan tidak serupa dengan objek-objek
dalam kelompok yang lain (Malhotra 2006).
Pada penelitian ini, prosedur analisis cluster yang digunakan adalah
Hierarki Cluster dikarenakan jumlah sampel yang relatif kecil serta data yang
digunakan untuk analisis cluster dalam penelitian ini adalah jenis data dengan
penggunaan skala berbeda. Menurut Simamora (2005), pada penggunaan skala
yang berbeda, untuk memperoleh kesempatan yang sama setiap variabel perlu
distandarisasi terlebih dahulu karena jika variabel tetap dalam bentuk aslinya,
variabel-variabel yang memiliki standar deviasi paling besar akan tampil sebagai
diferensiator utama, artinya proses segmentasi hanya akan dipengaruhi oleh

7
variabel tertentu saja. Adapun rumus standarisasi data menurut Simamora (2005)
adalah sebagai berikut:
� −�
Xisj =
…………………………………………………...(6)


Dimana
� = Nilai standar X ke-i pada sel ke-j
� = Nilai X ke-i pada sel ke-j
� = Rata-rata variabel ke-i
� = Standar deviasi X variabel ke-i
Setelah dilakukan standarisasi data pada setiap variabel yang digunakan,
barulah dilakukan analisis hierarki cluster. Tahap terakhir adalah
mengklasifikasikan variabel-variabel menjadi kelompok-kelompok yang relative
homogeny berdasarkan nilai yang sering muncul (modus).
Analisis Biplot
Biplot adalah salah satu upaya menggambarkan data-data yang ada pada
tabel ringkasan dalam grafik berdimensi dua. Informasi yang diberikan oleh biplot
mencakup objek dan peubah dalam satu gambar (Sartono 2003 dalam Mattjik dan
Sumertajaya 2011). Hal penting yang didapatkan dari tampilan biplot adalah
sebagai berikut:
1. Ketersediaan antar objek yang diamati
Informasi ini dapat dijadikan panduan untuk mengetahui objek yang memiliki
kemiripan karateristik dengan objek lain.
2. Keragaman peubah
Informasi ini digunakan untuk melihat apakah ada variabel yang mempunyai
nilai keragaman yang hampir sama untuk setiap objek.
3. Korelasi antar peubah
Dari informasi ini bisa diketahui bagaimana suatu variabel mempengaruhi
ataupun dipengaruhi variabel yang lain.
4. Nilai peubah pada suatu objek.
Dalam informasi ini digunakan untuk melihat keunggulan dari setiap objek.
Analisis Biplot didasarkan pada Singular Value Decomposition (SVD). Biplot
dapat dibangun dari suatu matriks data, dengan masing-masing kolom mewakili
suatu variabel, dan masing-masing baris mewakili objek penelitian.
�11 �12 … �1
.………………………………………………….....(7)
X = �21 �22 … �2


⋱ ⋮
� 1 � 2 … �

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Konsumen
Kuesioner penelitian ini dikumpulkan dari 73 responden. Pada penelitian ini
responden dikaji berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan
terakhir, klasifikasi pekerjaan, status pekerjaan, klasifikasi profesi, rata-rata
pendapatan per bulan, rata-rata pengeluaran per bulan, dan hobi. Dengan
mengetahui dan menganalisis karakteristik konsumen Beras Analog, peneliti dapat
mengkaji pengaruh karakteristik konsumen Beras Analog baik pengaruh yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data karateristik responden yang diperoleh
akan dinyatakan sebagai input dalam aspek persepsi konsumen dan proses
penentuan segmentasi pasar.
Jenis Kelamin
Karakteristik konsumen Beras Analog berdasarkan jenis kelamin terdiri dari
konsumen laki-laki sebesar 21.9 persen dan konsumen perempuan sebesar 78.1
persen. Persentase tersebut menunjukkan bahwa konsumen Beras Analog
didominasi oleh konsumen perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik
konsumen perempuan yang cenderung lebih konsumtif dalam melakukan
pembelian terhadap produk baru, khususnya produk yang digunakan sebagai
bahan pangan.
Usia
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas konsumen Beras
Analog didominasi oleh usia 31-40 tahun sebesar 35.6 persen, kemudian berturutturut responden yang berusia 21-30 tahun sebanyak 27.4 persen, usia 41-50 tahun
sebanyak 20.5 persen, usia 51-60 tahun sebesar 6.8 persen, usia kurang dari 20
tahun sebanyak 5.5 persen dan usia lebih dari 60 tahun sebanyak 4.1 persen.
Status Pernikahan
Dilihat dari status pernikahannya, dapat diketahui bahwa konsumen Beras
Analog dengan status menikah sebesar 61.6 persen dan belum menikah sebesar
38.4 persen. Hal ini menyatakan bahwa mayoritas konsumen Beras Analog telah
memiliki keluarga.
Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani,
konsumen Beras Analog memiliki latar belakang pendidikan S1 sebesar 42.5
persen, diikuti pendidikan S2 sebesar 20.5 persen, Diploma sebesar 17.8 persen,
SMU/SMK sebesar 15.1 persen dan S3 sebesar 4.1 persen. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa konsumen Beras Analog didominasi oleh konsumen
berpendidikan S1.
Klasifikasi Pekerjaan
Dilihat berdasarkan klasifikasi pekerjaan, responden paling banyak berstatus
sebagai employee (pegawai) dengan persentase sebesar 42.5 persen. Kemudian

9
diikuti dengan klasifikasi pekerjaan terbanyak kedua yaitu unemployee (tidak
bekerja) sebesar 28.8 persen, business owner (pemilik usaha) sebesar 16.4 persen,
self employee (pekerja lepas) sebesar 9.6 persen, dan investor (penanam modal)
sebesar 2.7 persen.
Status Pekerjaan
Berdasarkan hasil pengolahan data responden diperoleh data bahwa
konsumen Beras Analog yang memiliki status pekerjaan sebagai pegawai swasta
sebesar 24.7 persen. Kemudian diikuti dengan status pekerjaan PNS sebesar 23.3
persen, ibu rumah tangga sebesar 21.9 persen, wiraswasta sebesar 17.8 persen dan
mahasiswa/pelajar sebesar 12.3 persen.
Profesi
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa mayoritas
konsumen Beras Analog berprofesi sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 19.2
persen. Profesi dengan persentase terendah adalah politikus sebesar 1.4 persen.
Pendapatan Per Bulan
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner penelitian diketahui bahwa
responden Beras Analog mayoritas memiliki pendapatan per bulan sebesar Rp
4.500.001- Rp 6.000.000 sebanyak 30.1 persen. Hal ini dikarenakan harga Beras
Analog yang masih relatif mahal dibandingkan beras biasa (konvensional) pada
umumnya, menyebabkan mayoritas konsumennya adalah yang berpendapatan di
atas rata-rata.
Pengeluaran Per Bulan
Besarnya pengeluaran per bulan sebagian besar konsumen Beras Analog
adalah Rp 3.000.001 –Rp 4.500.000 dengan persentase sebesar 28.8 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas konsumen tidak terlalu mempertimbangkan
harga sebagai faktor utama untuk membeli produk Beras Analog.
Hobi
Berdasarkan klasifikasi hobi, responden Beras Analog memiliki hobi jalanjalan dengan persentase terbesar yaitu 23.3 persen. Disusul dengan hobi membaca
sebesar 21.9 persen, belanja 19.2 persen, wisata kuliner 17.8 persen, browsing 9.6
persen dan lainnya yang terdiri dari mendengarkan musik, menonton film dan
berenang sebesar 8.2 persen.

Persepsi Konsumen
Kesan terhadap Beras Analog
Beras Analog merupakan produk baru dalam bentuk beras tiruan yang
terbuat dari bahan pangan non padi yang belum banyak dikenal oleh masyarakat
luas. Hal ini dikarenakan masyarakat selama ini mengenal beras dari bahan padi.
Perbedaan Beras Analog dengan beras biasa (konvensional) terutama pada
karateristik rasa, warna, aroma, tekstur dan bentuk menimbulkan penilaian atau
kesan yang berbeda-beda oleh masing-masing responden. Berdasarkan data yang

10
diperoleh, dapat diketahui bahwa sebesar 35.6 persen responden memberikan
kesan suka terhadap Beras Analog, kemudian sebesar 30.1 persen responden
memberikan kesan cukup, 19.2 persen responden memberikan kesan kurang suka,
12.3 persen memberikan kesan sangat suka, dan sebesar 2.7 persen responden
memberikan kesan tidak suka terhadap Beras Analog (Gambar 3).
Persentase (%)

KESAN
35.6

50

30.1

19.2

12.3

2.7

0
Sangat
Suka

Suka

Cukup Kurang
Suka

Tidak
Suka

Gambar 3 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan kesan
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa konsumen yang menyukai Beras
Analog masih dibawah 50 persen yaitu sebesar 47.9 persen (kesan sangat suka dan
suka). Hal ini menandakan bahwa belum terdapat penilaian positif terhadap kesan
Beras Analog. Pada Gambar 4 dapat dilihat persentase untuk masing-masing
penilaian terhadap rasa, aroma, bentuk, tekstur dan warna Beras Analog.
6.8

23.3
4.1

0

Persentase (%)

50

Sangat Suka
Suka

23.3

Cukup

Kurang
Suka

49.3

Tidak
Suka

Bentuk
12.3

1.4
Sangat Suka
Suka

Cukup

Kurang
Suka

Tidak
Suka

30.1

40

Persentase (%)

20

28.8

2.7

28.8

Sangat
Suka

Suka

Cukup

Kurang
Suka

45.2

9.6

Tidak
Suka

Tekstur

11

15.1

24.7
4.1

0

31.5

Aroma
6.8

0

50

13.7

0

32.9

50
Persentase (%)

Persentase (%)

Rasa
21.9

Persentase (%)

43.8

50

Sangat Suka
Suka

26

Cukup

Kurang
Suka

Tidak
Suka

Warna
2.7

0

Sangat Menarik
Menarik

Cukup

Kurang
Menarik

Tidak
Menarik

Gambar 4 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan penilaian terhadap
rasa,warna, aroma, tekstur dan bentuk

11
Dari Gambar 4 tersebut dapat dilihat bahwa penilaian terhadap rasa, aroma,
tekstur dan bentuk memiliki persentase terbesar terhadap penilaian suka dengan
masing-masing persentase sebesar 43.8 persen untuk rasa, 32.9 persen untuk
aroma, 45.2 persen untuk tekstur dan 49.3 persen untuk bentuk. Sedangkan
persentase penilaian terbesar untuk warna adalah cukup dengan persentase 31.5
persen. Hal ini dikarenakan warna pada Beras Analog berbeda dengan warna
beras biasa pada umumnya yaitu kuning kecoklat-coklatan yang berasal dari
warna alami jagung.
Tipe Konsumsi Beras Analog
Menurut 57.5 persen responden Beras Analog menyatakan produk Beras
Analog cocok untuk dikonsumsi sebagai makanan selingan (kuliner), sementara
42.5 persen berpendapat produk Beras Analog cocok untuk dikonsumsi sebagai
makanan pokok (Gambar 5).
Persentase (%)

Tipe Konsumsi

\

42.5

57.5

100
0
Makanan
Pokok

Makanan
Selingan
(kuliner)

Gambar 5 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan tipe konsumsi
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa keberadaan Beras Analog
untuk saat ini belum mampu disetarakan dengan beras biasa (konvensional) yang
dijadikan makanan pokok untuk mayoritas masyarakat Indonesia.
Bahan Kemasan Beras Analog
Dalam memilih kemasan Beras Analog, bahan kemasan yang paling banyak
disukai oleh konsumen akhir untuk produk Beras Analog adalah bahan kemasan
jenis Standing Pouch (kemasan plastik yang dapat berdiri) yaitu sebesar 67.1
persen. Persentase bahan kemasan Beras Analog yang dipilih oleh responden
dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.

50

Persentase (%)

Bahan Kemasan

67.1

100

23.2

4.1

0

Standing
Plastik biasa
Pouch

Karton

2.7

Karung

2.7

Kertas

Gambar 6 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan bahan kemasan

12
Kemasan standing pouch banyak dipilih oleh konsumen dikarenakan
standing pouch dianggap ekslusif atau jarang ditemui pada kemasan beras pada
umumnya, sehingga memiliki daya jual yang tinggi.
Ukuran Kemasan Beras Analog
Ukuran kemasan yang banyak disukai responden untuk produk Beras
Analog adalah ukuran 800 gram dengan persentase sebesar 39.7 persen, disusul
dengan ukuran 1 kilogram sebesar 34.2 persen, 12.3 persen untuk ukuran 2
kilogram, 9.6 persen untuk ukuran 0.5 kilogram dan 5 kilogram sebesar 4.1 persen
(Gambar 7).
Ukuran Kemasan
39.7

Persentase (%)

50

34.2

9.6
12.3
0

4.1
500 gram 800 gram

1 kilogram

2 kilogram

5 kilogram

Gambar 7 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan ukuran kemasan
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa ukuran kemasan 800 gram
dianggap sesuai untuk sebuah produk yang relatif baru.
Keterangan atau Informasi pada Kemasan Beras Analog
Terdapat beberapa keterangan atau informasi yang dibutuhkan oleh
konsumen dalam kemasan Beras Analog. Pada kemasan yang sudah beredar di
pasaran, keterangan atau informasi yang tertera pada kemasan Beras Analog yaitu
komposisi bahan, nilai gizi, kode produksi, tanggal kadaluarsa, aturan penyajian,
logo produsen, nama dan alamat konsumen serta merek dagang produk.
Sedangkan kode seri SNI dan logo kehalalan produk belum dicantumkan pada
kemasan yang beredar saat ini.
20

Keterangan pada Kemasan

11.6 15.1

Persentase (%)

6.1

0

9.5

13.5
7.6

9.5

10.9

8.5

7.8

Gambar 8 Persepsi konsumen berdasarkan keterangan atau informasi pada
kemasan Beras Analog

13
Pada Gambar 8 menunjukkan bahwa sebanyak 15.1 persen responden
menyatakan pencantuman nilai gizi pada kemasan Beras Analog dianggap paling
penting yang harus tertera pada kemasan.
Lokasi Pemasaran Beras Analog
Lokasi pemasaran sangat menentukan kesuksesan pemasaran Beras Analog.
Karena lokasi pemasaran berperan penting agar Beras Analog dapat dikenal oleh
masyarakat luas. Sebanyak 41.4 persen responden menyatakan lokasi yang tepat
untuk memasarkan Beras Analog pada pasar modern (Gambar 9).
Persentase (%)

Lokasi Pemasaran
50

41.4

13

19.8

25.9

0
Pasar
Pasar
Tradisional Modern

Restoran

Outlet
Makanan

Gambar 9 Persepsi konsumen berdasarkan lokasi pemasaran
Sebagian besar konsumen memilih pasar modern dikarenakan pasar modern
mengalami pertumbuhan pesat setiap tahunnya dan jika Beras Analog dapat
dipasarkan pada pasar modern, Beras Analog dapat bersaing dengan berbagai
macam tipe beras yang sudah beredar di pasaran.
Bentuk Promosi Pemasaran Beras Analog
Persentase bentuk promosi yang diharapkan konsumen untuk Beras Analog
dapat dilihat pada Gambar 10 berikut.

Persentase (%)

50

21.7

Bentuk Promosi Pemasaran
5.2 10.8 8

0

9.4

16

7.5

5.7

12.7
2.8

Gambar 10 Persepsi konsumen berdasarkan bentuk promosi pemasaran
Bentuk promosi yang tepat yang diharapkan oleh responden untuk Beras
Analog adalah melalui iklan televisi dengan persentase terbesar yaitu sebesar 21.7
persen. Hal ini dikarenakan televisi merupakan bentuk media massa paling efektif
karena televisi dapat menjangkau semua kalangan masyarakat.

14
Harga Beras Analog
Persentase harga per pack yang wajar yang diharapkan responden untuk
produk Beras Analog disajikan pada Gambar 11.

Persentase (%)

35.6 Harga per Pack
11
15.1

37

50
0

Rp 23.000Rp 26.000
Rp 50.000
(800 gram) (1 kg)
(2kg)

Rp
120.000 (5
kg)

Gambar 11 Persepsi konsumen berdasarkan harga per pack
Berdasarkan Gambar 11 dapat diketahui bahwa persentase terbesar adalah
Rp 23.000 ukuran 800 gram dengan persentase sebesar 37 persen. Persentase
paling kecil adalah Rp 50.000 ukuran 2 kg dengan persentase sebesar 11 persen.
Minat Mengkonsumsi Kembali
Setelah memberikan kesan dan penilaian terhadap Beras Analog, responden
menyatakan pendapatnya tentang minat mengkonsumsi kembali Beras Analog.
Hal ini dikarenakan mayoritas responden baru mengkonsumsi produk Beras
Analog sebanyak satu kali.

Persentase (%)

Minat Mengkonsumsi Kembali
79.5
100

20.5

0
Ya
Tidak

Gambar 12 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan
minat mengkonsumsi kembali
Berdasarkan Gambar 12 dapat diketahui bahwa sebesar 79.5 persen
responden menyatakan keinginannya untuk mengkonsumsi kembali Beras
Analog, sedangkan sebesar 20.5 persen responden menyatakan tidak.

15
Tabulasi Silang
Tabulasi silang pada penelitian ini digunakan untuk menguji keterkaitan
antara karateristik konsumen, minat mengkonsumsi kembali dan tipe konsumsi
dengan kesan terhadap Beras Analog. Tabulasi silang ini digunakan sebagai
masukan dalam analisis persepsi konsumen dan penyusunan strategi pemasaran
Beras Analog. Pada tabulasi silang, bila nilai chi-square hitung lebih besar
daripada chi-square tabel maka dapat di katakan tolak Ho, dimana Ho adalah
tidak ada hubungan antara baris dan kolom. Nilai α yang digunakan pada
penelitian ini adalah 0.1 dengan mempertimbangkan nilai half precission yang
digunakan adalah 10%. Nilai crosstabulation yang korelasinya berada kurang dari
0,1 maka dapat dinyatakan adanya korelasi atau hubungan pada variabel tersebut.
Berikut ringkasan hasil uji tabulasi silang yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Ringkasan hasil uji tabulasi silang
Variabel
Jenis Kelamin*Kesan
Usia*Kesan
Status Pernikahan*Kesan
Pendidikan*Kesan
Klasifikasi Pekerjaan*Kesan
Status Pekerjaan*Kesan
Profesi*Kesan
Pendapatan*Kesan
Pengeluaran*Kesan
Hobi*Kesan
Kesan* Minat Mengkonsumsi
kembali
Kesan* Tipe Konsumsi

Chi Square
Value
Asy.Sig
3.097
0.542
28.665
0.095
8.054
0.090
24.213
0.085
14.907
0.531
20.440
0.201
47.366
0.337
28.879
0.025
23.999
0.090
23.999
0.242
28.333
0.000
14.439

0.016

Korelasi
Tidak signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Signifikan

α = 0.1
Sumber: Data Primer, diolah (2013)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai siginifikan yang menyatakan
adanya hubungan antara dua variabel yaitu hubungan antara usia dengan kesan,
status pernikahan dengan kesan, pendidikan dengan kesan, pendapatan per bulan
dengan kesan, pengeluaran per bulan dengan kesan, kesan dengan minat
mengkonsumsi kembali serta kesan dengan tipe konsumsi.
Hubungan antara Usia dengan Kesan
Responden yang mempunyai kesan sangat suka terhadap Beras Analog lebih
banyak berasal dari responden dengan kalangan usia 41-50 tahun yaitu sebanyak
6.8 persen. Konsumen pada usia ini biasanya akan lebih selektif dalam pemilihan
konsumsi pangan yang lebih sehat, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk
konsumsi keluarganya. Pada output hasil uji Chi-Square (Tabel 2), nilai
Asymp.Sig.(2-sided) menunjukkan angka 0.095 yang lebih kecil dari taraf nyata
yang digunakan (0.095 < 0.10).

16
Tabel 2 Hasil uji tabulasi silang antara usia dengan kesan
Usia

60 tahun
Total
Chi Square

Kesan (%)
Sangat
Suka
0
1.4
2.7
6.8
0
1.4
12.3

Suka

Cukup

0
6.8
17.8
9.6
1.4
0
35.6

1.4
12.3
8.2
2.7
4.1
1.4
30.1

Kurang
Suka
4.1
5.5
5.5
1.4
1.4
1.4
19.2

Tidak
Suka
0
1.4
1.4
0
0
0
2.7

Total
(%)
5.5
27.4
35.6
20.5
6.8
4.1
100.0
0.095

Sumber: Data Primer, diolah (2013)

Berdasarkan Tabel 2, kesan sangat suka pada Beras Analog adalah sebesar 5
persen dari total responden yang berada pada usia 21-30 tahun. Sebesar 7 persen
dari total responden yang berada pada usia 31-40 tahun memiliki kesan sangat
suka dan sebesar 33 persen dari total responden yang berada pada usia 51-40
tahun memiliki kesan sangat suka terhadap Beras Analog. lni menunjukkan bahwa
semakin tua usia semakin besar persentase konsumen yang sangat menyukai
Beras Analog.
Hubungan antara Status Pernikahan dengan Kesan
Mayoritas responden yang mempunyai kesan sangat suka dan suka
didominasi oleh responden yang sudah menikah yaitu sebanyak 11 persen dan
24.7 persen. Status pernikahan seseorang dapat menunjukkan tingkat konsumsi
keluarga dalam memenuhi kebutuhan primernya. Responden yang telah memiliki
keluarga lebih selektif dalam pemilihan pangan pokok karena bertanggungjawab
untuk memperhatikan konsumsi keluarganya sehari-hari. Sedangkan responden
yang belum berkeluarga cenderung lebih fleksibel dalam pemilihan konsumsinya.
Pada output hasil uji Chi-Square (Tabel 3), nilai Asymp.Sig.(2-sided)
menunjukkan angka 0.090 yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (0.090
< 0.10) . Sehingga terdapat hubungan antara karakteristik status pernikahan
dengan kesan terhadap Beras Analog
Tabel 3 Hasil uji tabulasi silang antara status pernikahan dengan kesan
Status
Pernikahan
Menikah
Belum
Menikah
Total
Chi Square

Kesan (%)
Sangat
Suka
11.0
1.4
0
12.3

Suka

Cukup

24.7
11.0
0
35.6

15.1
15.1
0
30.1

Sumber: Data Primer, diolah (2013)

Kurang
Suka
8.2
11.0
0
19.2

Tidak
Suka
2.7
0
0
2.7

Total
(%)
61.6
38.4
0
100.0
0.090

17
Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kesan
Jumlah responden yang telah menempuh pendidikan S2, memiliki kesan
sangat suka dengan persentase terbesar dibandingkan pendidikan lainnya yaitu
sebesar 6.8 persen. Persentase terbesar untuk kesan suka dimiliki oleh pendidikan
tingkat S1 dengan persentase 17.8 persen, sedangkan kesan tidak suka dimiliki
oleh pendidikan SMU/SMK dengan persentase 2.7 persen (Tabel 4).
Tabel 4 Hasil uji tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan kesan
Pendidikan

SMU/SMK
DIPLOMA
S1
S2
S3
Total
Chi Square

Kesan (%)
Sangat
Suka
1.4
0
2.7
6.8
1.4
12.3

Suka

Cukup

2.7
6.8
17.8
6.8
1.4
35.6

5.5
6.8
13.7
2.7
1.4
30.1

Kurang
Suka
2.7
4.1
8.2
4.1
0
19.2

Tidak
Suka
2.7
0
0
0
0
2.7

Total
(%)
15.1
17.8
42.5
20.5
4.1
100.0
0.085

Sumber: Data Primer, diolah (2013)

Hasil output uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan dengan kesan. Nilai Asymp.Sig.(2-sided) pada output bernilai
0.085 (Tabel 5) yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (0.085